Professional Documents
Culture Documents
I. JUDUL PERCOBAAN :
Pembuatan Cis dan Trans – Kalium Bisoksalato Diaquokromat (III)
Stereokimia adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga dimensi, yakni
bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan satu relatif terhadap yang
lain. Isomer geometri ialah bagaimana ketegaran (rigidity) dalam molekul dapat
mengakibatkan isomeri. Dua gugus yang terletak pada satu sisi ikatan pi disebut cis (latin,
“pada sisi yang sama”). Gugus-gugus yang terletak pada sisi-sisi yang berlawanan disebut
trans (latin, “berseberangan”).
Isomer adalah molekul atau ion yang mempunyai susunan kimia sama, tetapi struktur
berbeda. Perbedaan struktur biasanya tetap ada di dalam larutan, isomer dalam senyawa
kompleks yang penting ialah isomer geometri dan isomer optis. Kompleks yang hanya
mempunyai isomeri hanya kompleks-kompleks yang bereaksi sangat lambat atau kompleks
yang inert. Ini disebabkan karena kompleks-kompleks yang bereaksi cepat atau kompleks-
kompleks yang labil, sering bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil.
Isomer geometri adalah stereoisomer yang posisinya tidak bisa saling dipertukarkan
(interconverted) tanpa memutus ikatan kimianya. Berdasarkan pada jenis isomer geometrinya
senyawa atau ion kompleks dapat dibedakan menjadi cis dan trans. Untuk kompleks
oktahedral ada dua tipe kompleks yang memiliki bentuk cis dan trans yaitu MA4B2 dan
MA3B3. M merupakan atom atau ion pusat sedangkan A dan B merupakan ligan monodentat.
Jika ligan monodentat diganti dengan multidentat, misalkan bidentat, maka akan dihasilkan
tipe kompleks, ML2B2, L merupakan ligan bidentat.
Campuran kompleks bentuk cis dan trans dapat dengan cara mencampur komponen–
komponen non kompleks (penyusun kompleks). Berdasarkan pada perbedaan kelarutan
antara bentuk cis dan trans maka kedua jenis isomer itu dapat dipisahkan. Sebagai contoh
trans-dioksalatodiakuokrom(II) klorida dapat dikristalkan secara pelan-pelan dengan
melakukan penguapan larutan yang mengandung campuran bentuk cis dan trans. Dengan
penguapan kesetimbangan bentuk cis ↔ trans dapat digeser ke kanan karena kelarutan isomer
trans lebih rendah. Selain itu, pemisahan isomer cis dan trans berbeda, misalnya kompleks
cis-diklorbis (trietilstibin) paladium dapat dikristalkan dalam larutan bensen meskipuyn
dalam larutan hanya ada 60 % bentuk cis.
Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan tak dapat ditempa
dengan berat. Ia melebur pada 1765ºC. Logam ini larut dalam asam klorida encer atau pekat.
Jika tak terkena udara, akan membentuk ion-ion kromium(II) :
Cr + H+ → Cr2+ + H2 ↑
Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium sebagian atau seluruhnya menjadi
teroksidasi ke keadaan tervalen:
Untuk kompleks planar segiempat, isomer cis–trans terjadi pada kompleks platina (II)
dengan rumus Pt (NH3)2Cl2. Untuk rumus jenis MX2Y2, bahwa jika bentuknya bujur sangkar
bidang, dua susunan isomer adalah mungkin. Dalam Pt(NH3)Cl2 kedua ligan klorida (dan
kedua ligan amonia) dapat disusun sehingga berada pada kedudukan yang saling
berdampingan, yang dinamai cis (latin, pada sisi ini) atau pada kedudukan yang
berseberangan yang dinamai trans (latin, di seberang). Gambar isomer cis dan trans, yaitu:
Untuk bangun tetrahedral, hanya satu susunan yang mungkin. Membuat model-model
molekul akan membantu menunjukkan mengapa pendapat ini berlaku. Isomeri bujur sangkar-
bidang dapat dibedakan satu dengan lainnya, karena etilenadiamina akan bereaksi dengan
isomer cis untuk menggantikan kedua klorida itu, tetapi tak akan bereaksi dengan isomer
trans. Rupanya molekul H2NCH2CH2NH2 dapat membentuk dua ikatan dengan sudut 90º
tetapi tak dapat mengitari Pt untuk membentuk ikatan dengan sudut 180º.
Urutan kira-kira dari pengaruh trans yang makin naik adalah: H2O, OH-, NH3 < Cl-,
Br- < SCN-, I-, NO2-, C6H5- < SC(NH2)2, CH3- < H-, PR3,< C2H4, CN-, CO. Ditekankan di sini
bahwa efek trans hanyalah fenomena belaka. Ini merupakan efek gugus terkoordinasi
terhadap laju subtitusi dalam posisi trans terhadapnya dalam kompleks segiempat atau
oktahedral. Deret efek trans terbukti sangat berguna untuk menerangkan prosedur sintetik
yang telah dikenal, dan mencari prosedur sintetik yang berguna. Sebagai contoh ditinjau
sintesis isomer cis dan trans dari [Pt(NH3)2Cl2] sintesis isomer cis dicapai dengan
mereaksikan ion [PtCl4]2- dengan amonia. Karena Cl- mempunyai pengaruh mengarahkan
trans lebih besar daripada NH3, subtitusi NH3 ke dalam [Pt(NH3)Cl3]- kurang layak terjadi
pada posisi trans terhadap NH3 yang sudah ada, sehingga isomer cis lebih disukai.
- Disaring kristalnya
Kristal Hitam
- Ditambah 5 ml Etanol
- Dilakukan dekantasi
- Disaring
0
- Dikeringkan dalam oven 40 C
Larutan ungu
kehitaman mengental
dan terbentuk gas
- Diuapkan diatas
penangas (samapi
volume separuh)
- Dibiarkan
menguap pada
suhu
kamar(sampai
volume menjadi
1/3)
Larutan ungu
- terbentuk kristal
kehitaman mengental
hitam
- kristal hitam + lar.
ungu kehitaman
- Disaring kristalnya
- etanol: tidak
- Dicuci dengan berwarna
aquades dingin - dicuci etanol:
pasta hitam
- Dicuci dengan
etanol
- Dicatat hasil,
dinyatakan dalam - berat I: 1,336 gr
persen - berat II: 1,337 gr
- berat III: 1,336 gr
- TL: 236oC
Kristal Hitam
- Disaring
- terbentuk kristal
- Dikeringkan dalam hitam
oven 400C
- Dicatat beratnya
sampai konstan
- berat I: 2,589 gr
- berat II: 2,578 gr
Hasil randemen, warna, TL - berat III: 2,557 gr
- TL: 290oC
3 Uji Kemurnian
Isomer
Kristal Isomer Cis (Hasil - kristal cis: hitam Penambahan NH3 Dalam percobaan
Percobaan) encer dapat men- ini telah
substitusikan ligan menunjukkan
- Ditempatkan oksalat atau air, kesamaan secara
pada kertas sehingga pada teori bahwa kristal
saring kristal cis isomer trans diuji
terbentuk warna menghasilkan
- Ditetesin dengan hijau sedangkan warna coklat muda
larutan pada kristal trans padatan dan tidak
ammonium encer terbentuk endapan larut, sedangkan
- warna hijau coklat muda yang kristal isomer cis
menyebar tak larut. diuji menghasilkan
Warna Hijau tua warna hijau
menyebar pada kertas menyebar
saring
- Ditempatkan
pada kertas
saring
- Ditetesin dengan
larutan
ammonium encer
VIII. PEMBAHASAN :
Larutan menjadi berwarna jingga, ini disebabkan karena adanya logam transisi
yang dapat menimbulkan warna yaitu logam krom. Lalu kedua larutan tersebut
dicampurkan sehingga warna larutan menjadi coklat dan larutan mendidih, proses
terjadinya perubahan warna dari orange dan putih menjadi coklat ini karena
terbentuknya senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat, dimana dalam
senyawa kompleks tersebut dua macam ligan dan satu atom pusat dari logam transisi.
itu diperlukan penguapan. Setelah volumenya sepertiga saja maka saringlah kristal
kemudian cuci dengan akuades dingin dan setelah itu dengan alkohol, terbentuk
endapan yang berwarna hitam yang merupakan isomer trans kalium
dioksalatodiakuokromat (III). Endapan yang dihasilkan ditimbang dan didapatkan
berat endapan tersebut seberat 1,336 gram. Sehingga pada hasil perhitungan kadar
isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat (III) sebesar 60,7 %.
Perhitungan :
,
,
100 % 60,7 %
dikromat dalam cawan pemanasan yang selanjutnya ditetesi dengan 1 tetes akuades
dan ditutup cawan tersebut dengan gelas arloji selama reaksi berlangsung.
Kedua jenis kristal higroskopis yang diberi setetes akuades tersebut meleleh
dan berubah menjadi larutan yang berwarna hitam secara perlahan-lahan. Setelah
semua kristal habis bereaksi dengan akuades kemudian ditambahkan 5 ml larutan
etanol. Penambahan etanol ini bertujuan untuk memadatkan seluruh endapan yang
terbentuk hingga terbentuk endapan yang berwarna hitam yang lebih padat. Proses
penyerapan air dilakukan dengan menggunakan pompa vakum. Endapan yang
dihasilkan ditimbang dan didapatkan berat endapan tersebut seberat 2,557 gram.
Perhitungan :
2,557
100 % 116,24 %
2,1996
Uji ini bertujuan untuk membedakan yang mana isomer cis kalium
dioksalatodiakuokromat dan isomer transnya. Kristal kompleks yang diperoleh dari
percobaan, diletakkan pada kertas saring. Lalu dilakukan penetesan ammonia encer.
Ammonia (NH3), seperti halnya oksalat ataupun air yang mengikat krom, adalah juga
merupakan suatu ligan. Penambahannya dapat mensubstitusi ligan oksalat atau air.
Akibatnya, dalam percobaan pada kristal kompleks, terdapat suatu bagian berupa
larutan berwarna hijau tua yang dengan cepat menyebar merata. Bagian ini yang
disebut sebagai cis kalium dioksalatodiakuokromat. Sedangkan untuk trans kalium
dioksalatodiakuokromat, kristal yang ditetesi ammonia akan membentuk padatan
berwarna coklat muda yang tidak larut. Terlihat jelas pada kertas saring berisi kristal
kompleks.
4. Bentuk Kristal
a. Kristal Cis-Kalium bisioksalatodiakuokromat (III) atau Cis - K
[Cr(C2O4)2(H2O)2]
standat krisatal dari yang kita buat, melainkan standart yang mirip dengan strukur
kristal yang kita buat. Sehingga untuk menentukan peak (puncaknya) harus bergeser
dari 3 tertinggi ke 3 tertinggi kedua.
Keterangan : warna merah pada table 1, menunjukkan bahwa peak tersebutlah (peak
tertinggi ke-7) yang hampir cocok (hamper sama) dengan kristal satandart pada table
2.
Dari data XRD dan JCPDS dapat dianalisis sebagai berikut :
a. Jarak antar kisi dalam kristal (d)
Dengan menggunakan persamaan Brag :
2 d sin =n
2 d sin (40.986/2) = n 1.541778
2 d sin 20.493 = 1 x 1.541778
2 d 0.997 = 1.541778
d = 1.541778/1.994
d = 0.773 Ǡ
b. Indeks miller
Tunggal (a)
Rangkap (b)
(1/d2) =( h2 + k2 + l2)/a2
(1/(0.773)2) =( 0+16+16)/a2
1.695 = 32/a2
a = 32/1.695
Dari data JCPDS didapat nilai a = 7.729 (2), sedangkan pada kristal cis hasil
percobaan didapat a = 4.35. Hal ini menunjukkan bahwa struktur kristal hasil
percobaan bukan merupakan struktur kristal yang dimiliki standart.
Keterangan : warna merah pada table 3, menunjukkan bahwa peak tersebutlah yang
hamper cocok (hamper sama) dengan kristal satandart pada table 4.
Dari data XRD dan JCPDS dapat dianalisis sebagai berikut :
a. Jarak antar kisi dalam kristal (d)
Dengan menggunakan persamaan Brag :
2 d sin =n
2 d sin (36.986/2) = n 1.541778
2 d sin 18.493 = -1 x 1.541778
2 d (-0.349) = 1.541778
d = 1.541778/0.698
d = 2.209 Ǡ
b. Indeks miller
Tunggal (a)
Rangkap (b)
(1/d2) =( h2 + k2 + l2)/a2
(1/(2.209)2) =( 9+1+0)/a2
0.20 = 10/a2
a = 10/0.20
Dari data JCPDS didapat nilai a = 7.729 (2), sedangkan pada kristal cis hasil
percobaan didapat a = 50. Hal ini menunjukkan bahwa struktur kristal hasil
percobaan bukan merupakan struktur kristal yang dimiliki standart.
IX. KESIMPULAN :
Dari percobaan yang kami lakukan dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. Kompleks cis dan trans dapat dibuat dengan cara mencampur komponen-komponen
non-kompleks(penyusun kompleks), yaitu H2C2O4.2H2O dengan K2Cr2O4 dengan
tekini penambahan aquadest yang berbeda.
2. Dari pembuatan cis dan trans dari 1 gram kalium dikromat dan 3 gram asam oksalato
dihidrat diperoleh kristal berwarna hitam dengan berat konstan 1,336 gram untuk
isomer trans kalium bisoksalatodiakuokromat (III) dan 2,557 gram untuk cis kalium
bisoksalatodiakuokromat (III). Sehingga diperoleh pula randemen sebesar 60,7 %
untuk isomer trans kalium bisoksalatodiakuokromat (III) dan 116,24% untuk cis
kalium bisoksalatodiakuokromat (III).
3. Titik leleh trans kalium bisoksalatodiakuokromat (III) sebesar 236 oC sedangkan titik
leleh cis kalium bisoksalatodiakuokromat (III) sebesar 290 oC.
4. Titik leleh Cis Kalium bisoksalatodiakuokromat (III) lebih rendah dibandingkan
isomer transnya karena ikatan dalam trans lebih kuat, tetapi hal ini bertentangan
dengan diperolehnya nilai d (jarak antar kisi) untuk cis dan trans , yang masing-
masing adalah 0.773Ǡ dan 2.290 Ǡ.
X. JAWABAN PERTANYAAN :
1. Pada bagian manakah pada ion oksalat yang berperan sebagai bidentat dalam
reaksi pembentukan kompleksnya ?
Dari atom O yang berasal dari ligan (C2O4)2
2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses pembentukan kompleks cis dan trans !
4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 → 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2 + 7H2O
3. Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses uji kemurnian cis dan trans !
2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 2NH3 2K[Cr(NH3)2(H2O)2]
Shevla, G. 1990. Analisis Organik Kualitatif Makro Dan Semimakro. PT. Kalman Media
Pustaka. Jakarta.
LAMPIRAN