You are on page 1of 22

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY ‘ H‘ G1P00000 USIA KEHAMILAN 37-38 MINGGU


DENGAN RETENSIO PLACENTA
DI BPS NY. LUKLUATUN Amd.Keb
BAB I
LANDASAN TEORI
PERSALINAN DENGAN RETENSIO PLACENTA

I. PENGERTIAN
 Persalinan
Adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
cukup bulan, diikuti dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (Obstetri Fisiologi,
UNPAD, 1983 : ).
 Persalinan
Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan placenta) yang dapat hidup kedunia luar dari
rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Rustam Moehtar, 1998 : 91).
 Persalinan
Adalah pengeluaran hasil konsepsi (janin dan urin) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar
kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
 Retensio placenta
Adalah keadaan dimana placenta tidak lahir dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir. (Rustam Moehtar,
1998 : 299 ).
 Retensio placenta
Adalah apabila placenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir. (Prawirohardjo, Sarwono, 2002 :
656).

II JENIS-JENIS PERSALINAN
1. Persalinan spontan
Bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu dan melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan.
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forcep atau dilakukan operasi
SC.

3. Persalinan anjuran
Kadang-kadang persalinan tidak mulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan
ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin. (Obstetri Fisiologi UNPAD : 1983)

III. PERUBAHAN FISIOLOGI PADA KALA I


1. Lightening
Adalah kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida. Gambaran lightening pada
primigravida adanya 3P yaitu power, passage, passager. Pada multigravida gambarannya tidak jelas
karena kepala janin baru masuk PAP menjelang persalinan.
Masukan kepala ke PAP dirasakan ibu hamil :
- Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang.
- Sering miksi (beser kencing).
- Dibagian bawah terasa sesak.
- Terjadi kesulitan saat berjalan.
2. Terjadinya his permulaan
Dengan makin tuanya kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang sehingga
oksitocyn dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering, yang menyebabkan timbulnya his palsu.
Sifat his permulaan (his palsu)
 Rasa nyeri ringan dibagian bawah
 Datangnya tidak teratur
 Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
 Durasinya pendek
3. His persalinan
 Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan
 Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatannya makin besar
 Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
 Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah

4. Pengeluaran lendir dan darah


Berupa sekret vagina yang berupa sedikit darah dan lendir, menunjukkan ekstruksi sambat lendir yang
menyumbat canalis servikalis saat kehamilan.
5. Perubahan bentuk uterus
His —> pemanjangan ovoid uterus (5-10 cm) dan berkurangnya diameter horizontal.
Pengaruhnya :
 Berkurangnya diameter horizontal —> pelurusan kolumna vertebralis janin menekan katub atas
fundus dan mendorong katub bawah panggul.
 Pemanjangan uterus, saat longitudinal ditarik menjadi renggang —> SBR dan SERVIKS tertarik.
 Ligamentum rotundum —> ikut berkontraksi. Perubahan pada fundus bersandar pada punggung —>
kedepan mendesak perut —> sumbu rahim searah sumbu jalan lahir.
 Menghambat fundus tidak naik keatas —> anak dapat didorong kebawah.
6. Perubahan pada serviks
Kontraksi —> tekanan hidrostatik sel ketuban melalui serviks SBR
 Pendataran serviks
Pemendekan canalis servikalis dari struktur dengan panjang ± 2 cm menjadi struktur yang seluruhnya
diganti dengan lingkaran ofisium dengan tepi hampir setipis kertas.
 Pembukaan serviks
Pembesaran OUE yang semula berupa lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang
yang dapat dilalui oleh kepala (10 cm).
7. Tekanan darah
 Meningkat selama kontraksi (sistolik naik 15 mmHg / 10-20 mmHg dan diastolik 5-10 mmHg).
8. Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkatkan secara berangsur disebabkan karena
kecemasan dan aktivitas otot skeletal.

9. Suhu tubuh
Peningkatan metabolisme —> penigkatan suhu tubuh terutama selama dan segera setelah persalinan
peningkatan tidak melebihi 0,5-1°C.
10. Detak jantung
Peningkatan metabolisme —> detak jantung meningkat saat relaksasi, sedikit meningkat sebelum
persalinan.
11. Perubahan pada ginjal
Poliuri sering terjadi pada saat persalinan karena peningkatan Co. Filtrasi glomerulus dan peningkatan
aliran plasma ginjal. Protein uria sedikit dianggap normal pada persalinan.
12. Perubahan gastro intertinal
Motilitas lambung dan absorbsi makanan padat berkurang banyak sekali selama persalinan. Pengeluaran
getah lambung berkurang —> aktivitas pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi
sangat lambat.
13. Perubahan hematologi
HB meningkat 1,2 gr / 100 mll selama persalinan dan akan kembali pada tingkat sebelum persalinan
sehari PP kecuali pada HPP.
Tanda-tanda inpartu :
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan serviks telah ada.

IV. KALA PERSALINAN


Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
Kala I : Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
Kala II : Kala pengeluaran janin. Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengedan
mendorong janin keluar hingga lahir.
Kala III : Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri.
Kala IV : Mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam.
A. KALA I
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase yaitu :
1. Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8
jam.
2. Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
 Periode akselerasi : berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm.
 Periode dilatasi maksimal : selama 2 jam pembukaan menjadi 9 cm.
 Periode decelerasi : berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan 10 cm atau
lengkap (Rustam Moehtar, 1998 : 94)
Pemantauan kala I :
 Kemajuan persalinan : * frekuensi
- His / kontraksi : * lamanya
* kekuatan
* kontraksi ½ jam sekali pada fase aktif
- Pemeriksaan vagina : * pembukaan serviks
* penipisan serviks
* penurunan bagian terendah
* molases
* kontrol setiap 4 jam
 Keadaan ibu
- Tanda-tanda vital
- Status kandung kemih
- Pemberian makanan atau minuman
- Perubahan perilaku : * dehidrasi / lemah
* kebutuhan akan dukungan
 Keadaan janin
Periksa denyut jantung janin setiap ½ jam pada fase aktif.
Jika selaput ketuban pecah, periksa :
- Warna cairan (adanya mekonium)
- Kepekatan
- Jumlah cairan

B. KALA II
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir kuat. Cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit kepala telah
turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan. Tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektoris menimbulkan rasa mengejan karena tekanan pada rectum, ibu merasa mau buang air besar.
Dengan tanda anus terbuka, pada waktu his kepala janin mulai kelihatan. Vulva membuka dan perineum
menegang. Dengan his yang terpimpin maka lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II
pada primi 1 ½ jam – 2 jam dan pada multi ½ - 1 jam.
C. KALA III
 Mulai lahirnya bayi sampai lahirnya placenta
 Tanda-tanda kala III
- Setelah bayi lahir, kontraksi lahir istirahat sejenak.
- Uterus teraba keras dan fu setinggi pusat.
- Beberapa saat kemungkinan timbul his dalam waktu 6-15 menit, seluruh placenta lepas
terdorong ke vagina dan akan lahir spontan dengan sedikit dorongan
 Kala III terdiri dari 2 fase :
1. Fase pelepasan uri, ada 2 macam yaitu :
a. Schultzel
Lepasnya seperti menutup payung, cara ini biasanya tidak ada perdarahan sebelum uri lahir
dan banyak setelah uri lahir.
b. Duncan
Lepasnya uri mulai dari pinggir, darah akan menjalar keluar antara selaput ketuban.
2. Fase pengeluaran uri
Uri yang sudah lepas oleh kontraksi rahim, akan didorong kebawah. Hal ini dibantu pula oleh
tekanan abdominal / mengejan.
- Perasat-perasat untuk mengetahui pelepasan uri :
a. Kurstner
Meletakkan tangan disertai tekanan pada sympisis. Tali pusat ditegangkan, bila tali pusat
masuk berarti belum lepas. Bila bertambah panjang / maju berarti sudah lepas.
b. Klein
Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit. Bila tali pusat kembali berarti belum lepas.
Jika diam / bertambah panjang berarti sudah lepas.
c. Stressman
Tegangkan tali pusat dan letakkan tangan di fundus, ketok. Bila tali pusat bergetar berarti
belum lepas.
d. Manuaba
Tangan kiri memegang uterus pada SBR, sedangkan tangan kanan memegang dan
mengencangkan tali pusat kemudian menarik secara berlawanan (dorso kranial) placenta
belum lepas bila terasa berat dan tali pusat tidak memanjang. Bila terasa ringan tali pusat
berarti lepas.
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras. Dengan fu setinggi
pusat. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri dalam waktu 5-10
menit. Placenta terlepas dan akan lahir spontan atau sedikit dorongan dari atas symphisis atau
fundus uteri. Seluruh prosesnya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir yang disertai dengan
pengeluaran darah sekitar 100-200 cc
D. KALA IV
Yaitu masa pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu
terutama terhadap bahaya perdarahan PP.
 Tujuan asuhan persalinan kala IV
- Mencegah perdarahan
- Memberikan kenyamanan fisik, nutrisi, hidrasi, keamanan dan eleminasi
- Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk mulai mengintegrasikan proses kelahiran
menjadi pengalaman hidup mereka
- Memelihara proses kedekatan dengan neonatus
 Tujuan pokok penting yang perlu diawasi dalam kala IV
- Kontraksi uterus baik
- Tidak ada perdarahan dari vagina atau perdarahan alat genetalia
- Placenta dan selaput ketuban harus lengkap
- Kandung kencing harus tetap kosong
- Luka pada perineum harus terawat dengan baik dan tidak ada haematom
- Bayi dalam keadaan baik
- Ibu dalam keadaan baik
 Penanganan
1. Nutrisi
Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi minuman / cairan yang mengandung nutrisi atau air biasa
selama proses persalinan. Cairan akan memberikan tenaga dan mencegah ibu dari dehidrasi
yang akan dapat mempengaruhi his. Alasan : dehidrasi akan membuat ibu lelah dan menurunkan
kekuatan his atau menjadikan his tidak teratur
2. Personal hygine
Kebersihan ibu ketika memasuki persalinan kala II harus dijaga sesuai dengan prinsip umum
pencegahan infeksi. Bersihkan daerah genetalia eksterna ibu secara cermat dengan air bersih
atau bila tersedia dengan air DTT
3. Eleminasi
o Buang air besar (BAB)
Bila memungkinkan, anjurkan ibu untuk buang air besar sebelum persalinan kala II rectum
yang penuh akan menyebabkan ibu yang sedang dalam proses persalinan merasa tidak
nyaman

o Buang air kecil (BAK)


Ibu dalam proses persalinan harus berkemih setiap 2 jam atau lebih sering bila mungkin.
Alasannya kandung kemih yang penuh akan menghambat penurunan kepala
4. Istirahat
Istirahat diperlukan sekali pada ibu yang akan bersalin, karena pada saat ibu sedang menghadapi
persalinan daya tahan tubuhnya turun. Kesehatan umumnya turun. Boleh dikatakan ia dalam
keadaan tidak stabil / labil sehat tidak, sakitpun tidak. Oleh karena itu bila kurang istirahat
dengan mudah daya tahan tubuh ibu akan turun dan betul-betul jatuh sakit. Istirahat dan tidur
teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan proses persalinan
5. Kehadiran seorang pendamping
Kehadiran orang tua sebagai pendamping penolong persalinan dan bidan akan memberikan
kenyamanan pada proses persalinan. Hal ini penting karena adanya rasa percaya diri dan
hubungan ibu bersalin dengan pendamping yang berada di dekatnya. Bagaimanapun juga
kehadiran seorang pendamping sangat berharga, yaitu bila dibutuhkan tenaga tambahan pada
saat persalinan. Pada keadaan darurat atau dibutuhkan saat memerlukan / mencari pertolongan
6. Pengurangan rasa sakit dan kenyamanan dalam persalinan
Beberapa tekhnik untuk pengurangan rasa sakit dan memberikan kenyamanan :
Kehadiran yang terus-menerus, sentuhan, hiburan dan dorongan dari yang mendukung
Perubahan posisi dan pergerakan
Sentuhan dan masase
Tekanan kontra untuk mengurangi tegangan pada ligament sacralis
Pijatan ganda pada panggul
Panas buatan dan dingin buatan
Pencelupan di dalam air
Pengeluaran suara
Visualisasi dan pemusatan perhatian
Musik
7. Posisi saat persalinan
 Duduk atau setengah duduk
Alasan : lebih mudah bagi penolong untuk membimbing kelahiran
kepala bayi dan mengamati / mendukung persalinan
 Posisi merangkak
Alasan : baik untuk persalinan yang menyebabkan punggung sakit
membantu bayi melakukan rotasi, peregangan minimal
pada perineum
 Berjongkok atau berdiri
Alasan : membantu penurunan bayi, memperbesar dimensi panggul,
memperbesar dorongan menekan (bisa memberi konstruksi pada
laserasi)
 Berbaring miring kiri
Alasan : memberi rasa santai bagi ibu yang letih, oksigenasi yang baik bagi bayi,
membantu pencegahan laserasi
 Rupture perineum
Rupture perineum dibagi dalam 3 tingkat :
1. Tingkat 1 robekan hanya mengenai kulit dan mukosa
2. Tingkat 2 robekan lebih dalam sudah mengenai muskulus levator ani
3. Tingkat 3 robekan pada kulit, mukosa hingga ke muskulus sfingfer ani
 Yang dapat menyebabkan rupture perineum
a. Partus precipitatus
b. Kepala janin besar dan janin besar
c. Presentasi defleksi dahi muka
d. Primigravida
e. Letak sungsang
f. Pimpinan persalinan yang salah
g. Pada obstetri operatif pervaginam

Lamanya persalinan pada primi dan multi


primi multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
Lama persalinan 14 ½ jam 13 ½ jam
V. MEKANISME PERSALINAN
a. Turunnya kepala
 Masuknya kepala dalam PAP
 Majunya kepala ( hodge )
b. Fleksi
Keuntungannya adalah bahwa ukuran kepala lebih kecil melalui jalan lahir . diameter sub – oksiput
( 9,5 cm ) menggantikan sub occipito frontalis.
c. Putar paksi dalam
Pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar
ke depan ke bawah simfisis.
d. Ekstensi
Disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan dan keatas,
sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Sub occipito yang menjadi pusat
pemutaran disebut hypomoglion.
e. Putaran paksi luar
Untuk menghilangkan torsi leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut
putaran restifusi.
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi hypomoclion untuk
kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir
searah dengan paksi jalan lahir.
VI . RETENSIO PLASENTA
A. Etiologinya
- Plasenta belum lepas dari dinding uterus
- Plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan
 Jika plasenta belum lepas sama sekali tidak terjadi perdarahan ,jika
lepas sebagian akan terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya.
Plasenta yang belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh melekat lebih dalam. Menurut
tingkat perlekatannya dibagi menjadi 3 yaitu :
- Plasenta adhesiva dimana plasenta melekat pada desidua endometrium lebih dalam
- Plasenta inkreta dimana vilikorialis tumbuh lebih dalam dan menembus desidua sampai ke
miometrium.
- Plasenta perkreta dimana plasenta yang menembus sampai serosa atau peritonium dinding
uteri
 Jika plasenta sudah lepas tetapi belum keluar karena otonia uteri dan akan menyebabkan
perdarahan yang banyak. Atau karena adanya lingkaran kontriksi pada bagian bawah rahim
akibat kesalahan penanganan kala III yang akan menghalangi plasenta keluar.
 Plasenta mungkin saja tidak keluar karena kandung kemih atau rectum
penuh, karena itu keduanya harus dikosongkan. Bila retensio plasenta ini tidak segera
dikeluarkan dalam waktu 30 menit- 1 jam akan berlanjut perdarahan post partum. yaitu
perdarahan yang lebih dari 500 ml dalam masa 24 jam
B. Penanganan retensio plasenta
Apabila plasenta belum lahir dalam 30 menit sampai 1 jam setelah bayi lahir, apalagi bila terjadi
perdarahan maka harus dikeluarkan. Tindakan yang harus dikerjakan :
a. Coba 1 – 2 kali dengan perasat crede
b. Keluarkan dengan tangan ( plasenta manual ) Tehnik :
- Tangan kiri diletakkan di fundus uteri, tangan kanan dimasukkan ke dalam rongga rahim dengan
menyusuri tali pusat sebagai penuntun
- Tepi plasenta dilepas kemudian disisihkan dengan tepi jari - jari tangan bila sudah lepas ditarik
keluar
- Lakukan explorasi apakah ada luka- luka atau sisa plasenta. Plasenta manual berbahaya karena
dapat terjadi robekan jalan lahir dan membawa infeksi
c. Bila perdarahan banyak berikan tranfusi darah
d. Berikan juga obat – obatan uterotonika dan antibiotika

BAB II
ASUHAN KEBIDANAN
TEORI PERSALINAN PATHOLOGIS KALA III
DENGAN RETENSIO PLASENTA

I. PENGKAJIAN
Tanggal :
Tempat :
Waktu :
BIODATA
Nama : Ditanyakan dengan tujuan agar dapat lebih mengenal penderita dan tidak salah dengan
penderita yang lain ( Christina Ibrahim : 83 )
Umur : Sangat penting karena ikut menentukan prognosa ( Obstetri
Fisiologi, 1983 : 84 )
Agama : Untuk menentukan kemungkinan pengaruh agama terhadap kebiasaan pasien, dengan
diketahui agama pasien maka akan mempermudah bidan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan ( Manajemen Kebidanan: 14 )
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektualitasnya, tingkat pendidikan mempengaruhi
sikap dan perilaku seseorang ( Manajemen Kebidanan : 14 )
Pekerjaan : Untuk menentukan status sosial ekonominya ( Obstetri Fisiologis : 84 )
Alamat : Untuk mempermudah hubungan bila diperlukan dalam keadaan mendesak, untuk
mengetahui tempat tinggal pasien dan lingkungan ( manajemen Kebidanan : 14 )
Suku bangsa : Untuk mengetahui adat istiadat / budaya ( Christina Ibrahim : 83 )

A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama
Untuk mengetahui hal-hal / apa saja yang dirasakan ibu dan yang menjadi ibu sehingga ibu datang
ketempat pelayanan kesehatan.
Keluhan persalinan pada :
 KALA I
- Ibu merasakan perutnya nyeri dan mules yang semakin lama semakin kuat.
- Ibu mengeluarkan darah dan lendir serta cairan bening / jernih.
 KALA II
- Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk menekan.
- Ibu merasakan tekanan pada anus.
- Ibu merasa nyeri didaerah genetalianya dan perutnya.
- Ibu menyatakan merasa cemas dan takut.
 KALA III
- Ibu merasa sakit diperutnya / mules.
- Ibu merasa letih dan capek.
 KALA IV
- Ibu merasa lelah.
- Ibu senang dengan kelahiran bayinya.
2. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit ibu
Untuk mengetahui penyakit yang pernah dialami ibu sebelum hamil karena penyakit yang pernah
dialami itu bisa berpengaruh terhadap proses persalinan seperti penyakit kronis (TBC, jantung,
hypertensi dll), penyakit menular (TBC, HIV / AIDS, hepatitis dll), penyakit keturunan (DM, asma)
b. Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah dari keluarga ibu atau orang yang tinggal bersama ibu mempunyai
penyakit kronis (TBC, jantung, hypertensi dll), penyakit menular (TBC, HIV / AIDS, hepatitis dll),
penyakit keturunan (DM, asma dll) atau adakah riwayat keturunan kembar

3. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui fisiologi alat-alat kandungan normal / tidak yang meliputi menarche, siklus / lama
menstruasi, warna / jumlah, dismenorhue, flour albus, HPHT, dan HPL
4. Riwayat Perkawinan
Ditanya status / lama, umur saat kawin, dan untuk membantu menentukan bagaimana keadaan alat
kelamin ibu
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan nifas yang lalu
Ditanyakan untuk mengetahui apakah dalam kehamilan, persalinan maupun nifas yang lalu terdapat
penyulit atau kelainan-kelainan yang memperburuk keadaan ibu
6. Riwayat kehamilan sekarang
G P
Usia kehamilan
ANC : Tempat
Berapa kali
Imunisasi TT
Terapi yang pernah didapat
Keluhan hamil muda
Keluhan hamil tua
Gerakan anak dirasakan sejak kapan
7. Riwayat KB
Ditanyakan apakah ibu pernah mengikuti KB atau tidak. Jika pernah tanyakan : jenis KB, lama dan
keluhan. Jenis dan lama penggunaan KB pada ibu untuk mengetahui jarak kehamilan
8. Riwayat Psikososial
Respon ibu dan keluarga terhadap kelahiran anak, dukungan keluarga, pengambil keputusan dalam
keluarga, tingkat kecemasan, kekhawatiran ibu dan keluarga.

9. Pola Aktifitas sehari-hari


- Istirahat
Untuk mengetahui berapa lama ibu beristirahat selama hamil, istirahat sangat penting dikaji untuk
mengetahui kondisi ibu selama hamil, apakah kebutuhan istirahatnya terganggu
- Nutrisi
Untuk mengetahui asupan makanan yang dikonsumsi ibu supaya siap dalam proses persalinan nanti
- Eleminasi
Untuk mengetahui pola BAB / BAK ibu, jika ibu jarang BAB / BAK akan mempengaruhi kontraksi
uterus
- Aktifitas
Untuk mengetahui apakah ibu melakukan aktivitas sehari-hari selama hamil. Karena akan sangat
berpengaruh pada kondisi ibu saat persalinan nanti.
- Personal hygine
Dikaji untuk mengetahui kebersihan alat reproduksi / kelamin ibu.
- Perilaku kesehatan
Untuk mengetahui apakah ibu mempunyai kebiasaan minum obat, jamu, atau minuman yang
beralkohol.
- Hubungan seksual
Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual
disarankan untuk dihentikan bila :
 Tapi tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas
 Terjadi perdarahan saat hubungan seksual
 Terdapat pengeluaran cairan yang mendadak
 Hentikan hubungan seksual pada mereka yang sering mengalami gugur kandung, persalinan
sebelum waktunya.(Ida Bagus Gde Manuaba, 1998 : 3)

B. DATA OBYEKTIF
KALA I
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda vital
- Tekanan darah
Tensi normal untuk orang hamil 110/70 mmHg – 140/90 mmHg. Jika tensi diatas 140/90 mmHg
menandakan toxaemia gravidarum
- Nadi
Denyut nadi dihitung berdasarkan frekuensi denyut per menit. Normal 80-120 x / mnt. Diatas 120
x / mnt ibu mengalami salah satu keluhan sebagai berikut :
 Tegang, ketakutan atau cemas
 Perdarahan berat
 Anemia
 Sakit / demam
- Pernafasan
Pernafasan normalnya 16-24 x / mnt. Lebih dari 24 x / mnt menandakan adanya tasipnea.
(Sarwono Prawirohardjo, 1998 : 76)
- Suhu
Suhu normal : suhu tubuh dibawah 37°C
Suhu abnormal : suhu tubuh diatas 37,7°C menandakan demam.
(Pusdiknakes, 2000 : 67)
d. Anthropometri
- Tinggi badan
Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit.
- Berat badan
Berat badan selama kehamilan harus meningkat, penambahan BB selama hamil rata-rata 0,5
kg/mg, bila dikaitkan dengan umur kehamilan berat badan selama hamil muda ± 1 kg dan tiap-
tiap trimester II / III
- Lila
Lila kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu yang kurang gizi.
Sehingga ia beresiko untuk melahirkan BBLR. (Depkes RI, 1994 : 10)
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
Pemeriksaan pandang dari ujung rambut sampai ujung kaki.
- Kepala
 Rambut
Bersih / kotor, warna, mudah rontok / tidak, rambut yang mudah rontok menandakan kurang
gizi
 Muka
Pucat / tidak sebagai tanda anemis, ada cloasma gravidarum atau tidak
 Mata
Bentuk simetris, konjungtiva normal warna merah muda bila pucat menandakan anemia,
sklera normal warna putih bila kuning kemungkinan ibu terinfeksi hepatitis (Depkes RI, 2000 :
19)
 Hidung
Normal / tidak ada serumen yang berlebihan dan berbau, bentuk simetris
 Mulut (bibir)
Cyanosis, bibir tampak pucat atau tidak, dalam kehamilan sering timbul stomatis yang
mengandung pembuluh darah yang mudah berdarah (Sarwono Prawirohardjo : 495)
 Gigi
Adakah caries yang menandakan ibu kekurangan kalsium dan adakah epulish gigi (Ida Bagus
Gde Manuaba, 1998 : 140)
- Leher
Dalam kehamilan biasanya kelenjar gondok mengalami hyperfungsi dan kadang disertai
pembesaran ringan. Walaupun tampak gejala-gejala yang dapat menyerupai hyperfungsi grandula
tyroid namun wanita hamil normal tidak menderita hypertyroidismus
- Thorax / dada
 Paru-paru
Auskultasi respirasi normal tidak ada whezing dan ronki
 Jantung
Irama normal, tidak terdengar dyscaritmia, pada kehamilan terjadi peningkatan denyut jantung
ibu untuk mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim sekitar 10 denyut
tiap menit
 Payudara
o Pada primigravida, payudara tampak lebih besar, tegang, sedangkan pada multi gravida
lembek dan menggantung
o Pada primigravida, puting susu menonjol sedangkan pada multi gravida puting susu tumpul
o Areola mammae hyperpigmentasi
o Grandula montgomeri makin tampak
o Pengeluaran ASI akan tampak jika kehamilan sudah aterm
- Abdomen
Perut membesar sesuai usia kehamilan karena pengaruh estrogen dan progesteron yang
meningkat. Linen nigra menjadi semakin hitam. Juga dikaji apakah terdapat gerakan anak atau
kontraksi rahim, adakah bekas luka operasi.
- Genetalia
Terdapat oedema atau tidak, varices atau tidak, hypervaskularisasi
- Ekstremitas
Apakah tampak varices, oedema, luka. Varices pada ibu hamil disebabkan oleh faktor keturunan
dan faktor multipara sampai grandemultipara (Bagian Obstetri Ginekologi UNPAD, 1984)
b. Palpasi
 Leher
- Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid / limfe. Dalam kehamilan biasanya mengalami
hyperfungsi dan kadang disertai pembesaran ringan pada kelenjar tyroid
- Pada kelenjar normal kelenjar limfe tidak membesar. Bila terdapat bendungan menandakan
adanya kelainan cardiovaskuler
 Axilla
Normal tidak ada pembesaran kelenjar limfe
 Mammae
Normal tidak ada benjolan yang abnormal, colostrum keluar / tidak
 Abdomen
- Leopold I
Menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang terdapat dalam fundus. Normal bokong
yang sifatnya lunak, kurang bundar, tidak melenting
- Leopold II
Menentukan apa yang ada dibagian kanan dan kiri pada perut ibu. Normal panggung yang
sifatnya panjang, agak melengkung, dan keras seperti papan
- Leopold III
Menentukan apakah yang terdapat dibagian bawah dan apakah bagian bawah ini sudah atau
belum masuk PAP. Normal kepala yang sifatnya bulat, keras, melenting (bisa dilentingkan)
- Leopold IV
Menentukan seberapa jauh masuknya bagian terbawah dalam rongga panggul.
Jika kedua tangan convergent, berarti hanya bagian kecil dari kepala turun kedalam rongga
panggul.
Jika kedua tangan sejajar, maka separuh dari kepala masuk kedalam rongga panggul.
Jika kedua tangan divergent, maka bagian terbesar dari kepala masuk kedalam rongga panggul
dan ukuran terbesar dari kepala sudah melewati PAP (Bagian Obstetri Ginekologi, 1983 : 166)

c. Auskultasi
Mendengarkan DJJ meliputi frekuensi dan keteraturannya. Jika letak kepala maka DJJ bisa
didengarkan dibawah pusat pada perut kanan atau kiri ibu. Jika letak bokong didengarkan diatas
pusat. DJJ normal 120-160 x / mnt
d. Perkusi
Reflek patella normalnya tungkai bawah akan bergerak sekali ketika tendon diketua, bila gerakan
reflek negative mungkin pasien defisiensi B1
3. Pemeriksaan penunjang
 HB
Untuk mengetahui kadar HB ibu, apakah ibu kurang darah atau tidak. Karena jika ibu kurang darah
bisa mengakibatkan perdarahan saat persalinan. Kadar HB normal 11-13 gr %
 Reduksi
Untuk mengetahui apakah ibu menderita DM (penyakit gula) atau tidak
 Protein urine
Untuk mengetahui apakah ibu terdapat toexemia gravidarum atau tidak (Bagian Obstetri
Genekologi, 1983 : 158)
Pemeriksaan obstetri
Ukuran panggul luar
Ukuran panggul luar dapat memberikan petunjuk kemungkinan panggul sempit atau normal
1. Distansia spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri. Normalnya 23-26 cm
2. Distansia cristarum
Jarak antara crista iliaka kanan dan kiri. Normalnya 26-29 cm
3. Conjugata eksterna (boudeleque)
Jarak antara pinggir atas symphisis dan ujung processus spinosus ruas lumbal V. Normalnya 18-20 cm
4. Ukuran lingkar panggul
Dari pinggir atas symphisis ke ½ antara spina iliaka anterior superior dan trocanther mayor sepihak dan
kembali melalui tempat-tempat yang sama dipihak yang lain. Normalnya 80-90 cm
Skor pudji rochyati
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko rendah, resiko tinggi, atau resiko sangat tinggi.
Pemeriksaan dalam (VT)
Hal-hal yang harus diperiksa saat toucher :
1. Keadaan serviks kaku atau lunak
- Serviks yang kaku ialah yang kerasnya seperti sayap hidung dapat memperlambat pembukaan
- Apakah serviks sudah mendatar atau belum, kalau belum apakah masih panjang atau sudah pendek
- Apakah bibir serviks masih tebal atau tipis
- Berapa pembukaannya
2. Keadaan ketuban
- Apakah ketuban ada atau tidak
Untuk menentukan apakah ketuban masih ada, sebaiknya ditunggu sampai his. Jika ketuban masih
ada ia akan menonjol waktu his dan gelembung yang menonjol ini mudah terata. Tetapi jika ketuban
sudah pecah tidak ada gelembung yang menonjol waktu his
- Untuk mendilatasi serviks ketuban itu harus menonjol waktu his. Waktu memeriksa ketuban harus
dijaga, jangan sampai ketuban pecah karena pemeriksaan
3. Tentukan presentasi dan posisi dari anak
- Tentukan apa yang menjadi bagian depan
4. Turunnya kepala
5. Tentukan ada atau tidak adanya caput succedanum dan berapa besar caput succedanum tersebut
Kalau tidak ada caput his kurang kuat dan kalau cepat besar his kuat atau sering kuat
6. Periksa apakah ada bagian-bagian anak yang menumbung
(Bagian Obstetri Genekologi, 1983 : 276)

KALA II
Persalinan kala II dengan ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan.
Sudah lengkap atau kepala janin sudah nampak di vulva dengan diameter 5-6 cm
- Adanya dorongan untuk menekan
- Adanya tekanan dari anus
- Perineum menonjol
- Vulva membuka
KALA III
Bayi sudah lahir jam ……….. wib
- Tali pusat didepan vulva
- Adanya pengeluaran darah pervaginam (semburan darah)
- TFU setinggi pusat
- Uterus berbentuk globuller
KALA IV
- Bayi dan placenta sudah lahir
- TFU 1 jari dibawah pusat
- UC baik
- Kandung kencing kosong
- Keadaan perineum utuh / tidak ada luka episiotomi
- Keadaan bayi sehat
- Ibu tampak lelah

II. INTERPRETASI DATA DASAR


DS : Data yang diperoleh dari anamnesa ibu
KALA I
- Ibu mengatakan perutnya terasa nyeri dan mules yang semakin lama semakin kuat
- Ibu mengatakan telah mengeluarkan darah dan lendir
KALA II
- Ibu mengatakan ingin mengejan
- Ibu mengatakan merasakan tekanan pada anus
- Ibu mengatakan perutnya semakin sakit dan semakin sering
KALA III
- Ibu mengatakan perutnya mules
KALA IV
- Ibu mengatakan bahagia dan senang dengan kelahiran bayinya
- Ibu mengatakan merasa lelah
DO : Hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnosa dan pendukung lain juga catatan medik
(Pelatihan Manajemen Asuhan Kebidanan)
DX : Diagnosa ditegakkan oleh bidan dalam ruang lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standart
nomenklatur (tata urutan) diagnosa kebidanan (Pelatihan Manajemen Asuhan
Kebidanan)
DX / MASALAH DASAR-DASAR
 KALA I  HIS semakin lama semakin sering dan sakit
DX : GPAPIAH dengan persalinan  Fundal dominan
normal kala I
MX : - Rasa nyeri pada perut - HIS yang menyebabkan serviks mulai membuka (dilatasi)
- Rasa cemas dan takut - Ibu tampak gelisah kadang juga berteriak
- Ibu tampak gelisah kadang juga menangis
- Ibu selalu minta pendamping dari keluarga atau suami

 Dorongan untuk menekan


 Tekanan pada anus
 KALA II  Perineum menonjol
DX : Persalinan normal kala II  Vulba membuka

- Ibu tampak gelisah


- Kadang ibu tidak bisa / tidak mau mengejan
MX : - Rasa takut dan khawatir
 Perut mules
 KALA III  Kontraksi
DX : Persalinan kala III dengan retensio
placenta - Setelah dilakukan PTT selama 30 menit, placenta tidak lepas
MX : - Rasa khawatir pada diri ibu
karena nyeri di perutnya
 Kontraksi
 KALA IV  Placenta sudah lahir
DX : Persalinan normal kala IV  Uterus menjadi globuler

- Ibu tampak lelah setelah melahirkan


MX : - Rasa lelah pada ibu

Kebutuhan : Pemberi penjelasan tentang masalah-masalah dan cara


mengatasinya (Depkes RI, 1994)

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSE / MASALAH POTENSIAL


Langkah ini mengidentifikasi masalah diagnosa potensial berdasarkan masalah yang sudah teridentifikasi,
langkah ini paling penting dalam melakukan hal yang sama.
DX / MX Potensial Dasar-dasar Antisipasi
Prolong laten atau active - Serviks kaku yang dapat memberikan - Memberikan terapi valium dan
phase tahanan yang jauh lebih besar pethidin jika tidak berhasil
- Adanya inersia uteri dilakukan SC
- Anak besar sehingga ada - Infus drip pitocin
kecenderungan pada perpanjangan - Jika sudah ditunggu kepala belum
pada kala I turun juga lakukan SC

KALA II
DX / MX Potensial Dasar-dasar Antisipasi
Inersia uteri - HIS kurang sering dan pada puncak - Bila ketuban O maka ketuban
kontraksi terkoordinasi tapi lemah dipecahkan terlebih dahulu
hingga menghasilkan tekanan yang kemudian beri pitocin drip
kurang - Jika terjadi inertia hypertonis
- Karena penggunaan analgesi yang pengobatan yang terbaik ialah
terlalu cepat, kesempitan panggul, morphin 10 mg atau pethidin 50
letak defleksi, kelainan posisi, mg
regangan dinding rahim

- Karena regangan dinding rahim oleh - Setelah kepala lahir dan ternyata
anak yang sangat besar tidak bisa melahirkan bahu anak
Distosia bahu karena besarnya bahu tersebut
lakukan episiotomi
- Lakukan macrobat untuk
memperluas ruang panggul

- Suntikan cortono acetat


- Penicilin, prokain, streptomisin,
- Karena kelahiran letak janin, kelainan infus cairan
panggul, kelainan his - Istirahat 1 jam untuk observasi,
- Akibat pimpinan partus yang salah kecuali bila keadaan
Partus lama - Janin besar atau ada kelainan mengharuskan untuk segera
kongenital, primitua, perut gantung, bertindak
grande multi - Dapat dilakukan partus spontan,
- Ketuban pecah dini ekstraksi vakum, ekstraksi forcep,
manualaid pada letsu, embriotomi
bila janin meninggal
- Secsio sesarea

KALA III
DX / MX Potensial Dasar-dasar Antisipasi
HPP - Atonia uteri - Rangsangan puting susu
Kontraksi rahim yang kurang baik - Pengosongan kandung kencing
sehingga pembuluh darah kurang - Masase fundus uteri
terjepit oleh serat-serat otot rahim - KBI, KBE, KAA
- Perlukaan jalan lahir terutama - Rujuk
robekan serviks - Hecting
- Sisa placenta dengan kelengkapan - Dengan manual atau digital
placenta

KALA IV
DX / MX Potensial Dasar-dasar Antisipasi
HPP - Sisa placenta, kelengkapan placenta - Ekspolarasi sisa placenta dengan
kurang digital
- Robekan jalan lahir - Stenen yang kuat
- Pimpinan persalinan yang baik
- Hecting

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Hal ini perlu dikonsultasikan, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien (Cristina
Ibrahim, 1993 : 88)

V. INTERVENSI

DX / MASALAH INTERVENSI RASIONAL


KALA I - Jelaskan tentang keadaan ibu / - Agar ibu mengetahui tentang keadaannya
- Rasa nyeri pada tentang hasil pemeriksaan sehingga dapat mengurangi rasa cemas
abdomen yang dirasakan oleh ibu
- Rasa cemas dan takut - Jelaskan pada ibu dan keluarga - Agar ibu dan keluarga tahu tentang
tentang persalinan yang fisiologis persalianan. Bahwa persalinan itu
merupakan suatu hal yang normal
- Beritahu keluarga untuk memberi
dukungan pada ibu dan -Agar ibu mendapatkan dukungan dan
membantu ibu menjalani masa semangat dari keluarga sehingga dapat
persalinan mengurangi rasa cemas yang dirasakan ibu

- Motivasi ibu untuk nafas panjang - Untuk mengurangi rasa nyeri yang
pada saat ada his dirasakan pada ibu sekaligus ibu dapat
belajar untuk mengatur nafas saat
pimpinan persalinan
- Bantu ibu untuk makan / minum - Membantu ibu menambah power saat
saat tidak ada his mengejan nanti
- Anjurkan ibu untuk miring kiri - Agar kepala janin cepat turun dan agar
suplai nutrisi dari ibu dan janin tetap
terpenuhi
- Gosok punggung ibu untuk -
memberi rasa nyaman - Asuhan sayang ibu
- Pertahankan kandung kemih
tetap kosong
- Observasi TTV, his, DJJ dan - Supaya tidak menghambat kepala janin
kemajuan persalinan keluar
- Untuk mengetahui perkembangan dan
kemajuan persalinan
- Persiapan peralatan pertolongan
persalinan -Agar alat-alat pertolongan persalinan siap
- Persiapan ruangan sebelum untuk digunakan
pertolongan persalinan -Agar privacy pasien terjaga

DX / MASALAH INTERVENSI RASIONAL


KALA II - Lihat tanda dan gejala kala II - Untuk memastikan bahwa pembukaan
- Rasa takut dan - Periksa kembali kelengkapan alat sudah lengkap
khawatir da patahkan ampul oxytocin 10 - Untuk memastikan bahwa alat dan bahan
ui/im siap untuk dipakai
- Persiapkan diri untuk menolong
- Pastikan bahwa pembukaan
sudah lengkap - Supaya bidan siap untuk memimpin
- Motivasi ibu untuk meneran pada persalinan
saat ada his - Agar tidak salah dalam mengambil
- Anjurkan ibu untuk istirahat dan tindakan
anjurkan keluarga untuk memberi
minum saat his berhenti - Agar ibu tidak salah untuk mengejan
- Atur posisi ibu sesuai keinginan
- Pantau DJJ - Untuk memulihkan / menambah power
ibu saat mengejan

- Untuk memberi kenyamanan pada ibu


- Tolong kelahiran bayi - Untuk memastikan bahwa janin baik dan
segera lakukan tindakan jika terjadi
- Penanganan bayi baru lahir gawat janin
- Untuk melahirkan bayi secara
- Penatalaksanaan aktif persalinan keseluruhan
kala III - Menghindari dari hypotermi
- Amati adanya gejala dan tanda
retensio plasenta
- Untuk melakukan tindakan selanjutnya
- Memberitahu ibu dan keluarga - Untuk mengetahui apakah ibu mengalami
tentang keadaannya retensio plasenta atau tidak
Kala III - Agar ibu mengetahui tentang keadaannya
- Rasa khawatir pada dan dapat menerima tindakan yang akan
diri ibu karena nyeri di - Informed consend dilakukan oleh bidan
perutnya
- Untuk perlindungan hukum bagi bidan
dalam melaksanakan prosedur tindakan
- Berikan cairan IV RL - Untuk mengganti kehilangan cairan

- Untuk menghindari dari infeksi


- Siapkan peralatan untuk
melakukan tehnik manual secara
aseptik - Untuk mengeluarkan plasenta yang
melekat
- Lakukan plasenta manual

- Untuk menghindari adanya perdarahan


- Periksa fundus uteri dan masase - Untuk memulihkan keadaan ibu / tenaga
- Berikan nutrisi ibu
- Asuhan sayang ibu
- Bersihkan ibu dan lingkungan
ibu - Memulihkan tenaga ibu
- Anjurkan ibu untuk istirahat
- Observasi TTV dan perdarahan, - Untuk memastikan ibu dalam batas
TTV dan kontraksi normal, tidak ada perdarahan, kontraksi
uterus baik
Kala IV - Anjurkan pada ibu untuk - Untukmerangsang kontraksi uterus
- Rasa lelah pada ibu memberi ASI sedini mungkin sehingga tidak terjadi perdarahan
- Ajarkan pada ibu dan keluarga - Agar ibu dan keluarga dapat mengetahui
tentang cara massage fundus fundus uteri yang normal dan bila
uteri adakelainan segera memberitahu bidan
- Pencegahan infeksi
- Rendam alat dalam larutan clorin
0,5 % - Untuk menghindari dari hypotermi,
- Beri HE tentang perawatan BBL perdarahan tali pusat
- Unuk profilak infeksi
- Kolaborasi medis

VI. IMPLEMENTASI
Disesuaikan dengan intervensi
Setelah menyusun rencana tindakan, langkah selanjutnya adalah implementasi / pelaksanaan rencana. Hal ini
disusun berdasarkan rencana yang disusun berdasarkan diagnosa dan masalah, didalam tahap ini bidan
melakukan observasi dengan kriteria evaluasi yang telah direncanakan

VII. EVALUASI
Hal ini merupakan evaluasi dari tindakan antara keberhasilan dari rencana. Tujuan evaluasi adalah untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan dilakukan. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk
kegiatan asuhan lebih lanjut bila diperlukan / sebagai bahan peninjauan terhadap langkah-langkah didalam
proses manajemen kebidanan (Christina Ibrahim, 1993 : 89 )

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. “H” G1P00000 USIA KEHAMILAN 37-38 MINGGU
DENGAN RETENSIO PLACENTA
DI BPS NY. LUKLUATUN Amd.Keb

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 5 Desember 2008
Tempat : BPS Ny.Lukluatun Amd.Keb
Jam : 09.00 WIB

BIODATA
Nama ibu : Ny. “H” Nama suami : Tn. “T”
Umur : 29 thn Umur : 26 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS Pekerjaan: Swasta
Alamat : Bancaran Alamat : Bancaran
A. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan datang ke BPS dengan keluhan:
- mules mulai jam 05.00 WIB
- mengeluarkan darah jam 05.00 WIB
- sakit pada saat kontraksi
2. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit ibu
Ibu tidak pernah menderita penyakit kronis seperti hypertensi, jantung.
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis.
Ibu tidak pernah menderita penyakit menurun seperti DM, asma

b. Riwayat penyakit keluarga


Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit akut / kronis seperti jantung, hypertensi.
Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular seperti TBC, hepatitis.
Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menurun seperti DM, asma.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 thn
Siklus / lama : 28 hr / 7 hr
Jumlah / warna : hari 1 gnt kotex 3 x / hr, hari berikutnya gnt 2x/hr/merah.
Dismenorhoe : jarang
Flour Albus : 2 hari sebelum menstruasi
HPHT : 13 – 3 - 2008
HPL : 20– 12 - 2008
4. Riwayat Perkawinan
- Status : Kawin
- Lama : 1 th
- Usia saat kawin : 28 th
5. Riwayat kehamilan sekarang
G1P00000
Usia kehamilan : 37 – 38 Minggu
ANC : Tempat : BPS
Berapa kali : sering
Imunisasi TT : TT1 , TT2
Terapi : Fe, Calk
Keluhan hamil muda : -
Keluhan hamil tua : -
Gerakan anak dirasakan : Sejak usia kehamilan 5 bulan

6. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Nifas Ket


Usia
Kehamilan kehamila Jenis Penolong Tempat JK A-S BB PB Penyulit Masalah Laktasi
n
I Hamil ini

7. Riwayat KB
Jenis : -
Lama : -
Keluhan : -
8. Riwayat Psikososial, Spiritual
- Ibu, suami, dan keluarga sangat mengharapkan persalinan ini dapat berjalan dengan lancar, dengan
ibu dan bayi selamat
- Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami
- Ibu tidak terganggu dengan kehamilannya saat beribadah
9. Pola Aktifitas sehari-hari
SEBELUM HAMIL SELAMA HAMIL
Nutrisi Ibu makan 3x/hr dengan porsi cukup Ibu makan porsi dikit tapi sering
Ibu tidak pernah tidur siang dan tidur Tidak ada keluhan
Istirahat malam 6 - 7 jam
Ibu menjalankan aktifitas sebagai IRT Ibu mengerjakan rumah dibantu
Aktifitas yaitu memasak, mencuci, dengan suami
membersihkan rumah, dan pedagang
ikan di pasar
BAB 1x/hr, BAK 5-6x/hr
BAB 1x pada waktu pagi hari. BAK
Eleminasi Ibu mandi 2x/hr, ganti baju 1x/hr, gosok 5x/hr
gigi tiap kali mandi, dan ganti celana Ibu mandi 2x/hr, ganti baju 1x/hr,
Personal Hygine dalam tiap kali mandi gosok gigi tiap kali mandi, dan ganti
celana
Tidak ada masalah dalam tiap kali mandi

Ibu tidak pernah minum jamu, obat- Sama seperti sebelum hamil.
Hubungan Seksual obatan tertentu dll Ibu tidak pernah minum jamu, obat-
obatan tertentu dll
Perilaku Kesehatan

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran :
Composmentis
c. TTV : TD
:
120/80 mmHg S :
36,8°C
N : 84x/mnt Rr: 20 x/mnt
2. Pemeriksaan
khusus
a. Inspeksi
Muka : tidak pucat, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidorum
Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak icterus
Mamae : simetris, terlihat hyperpigmentasi pada areola mamae, puting susu menonjol
Abdomen : pembesaran membujur, tidak ada bekas operasi, terlihat striae
albican
Genetalia : tidak oedema, tidak varices, terdapat bloodslym

b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar lymfe dan bendungan vena jagularis
Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar lymfe
Mamae : tidak ada benjolan yang abnormal
Leopold I : TFU antara px – pusat (31cm)
Leopold II : puki
Leopold III : let.kep
Leopold IV : divergent
c. Auskultasi
DJJ (+) frekuensi (11-12-11) 136x/mnt
d. Perkusi
Reflek patella ka / ki : + / +
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan dalam
Tanggal : 5 Desember 2008 Jam : 09.00 WIB
a. v / v :-/-
b. Pembukaan : 6 cm
c. Effecement : 60 %
d. Ketuban : (+)
e. Presentasi : Kepala
f. Hodge : H III +

KALA I
I. INTERPRETASI DATA DASAR
DX : G1P00000, usia kehamilan 37-38 minggu, tunggal, hidup, let.kep, intrauterin, inpartu kala I fase aktif

DS : - Ibu mengatakan hamil 9 bulan dan mules sejak jam 05.00 WIB
- Ibu mengatakan mengeluarkan darah jam 05.00 wib
- Ibu merasa sakit saat rahim berkontraksi
DO : k/u : baik kesadaran : compusmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg S : 36,8°C
N : 84 x/mnt Rr : 20 x/mnt
Palpasi
Leopold I : TFU 31 cm
Leopold II : puki
Leopold III : let.kep
Leopold IV : Divergen
VT : pembukaan 6 cm, eff 60 %, konsistensi lunak, ketuban(+), presentasi
kepala, H III +
Masalah : -
Kebutuhan :-

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSE / MASALAH POTENSIAL



IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

V. INTERVENSI
1. Jelaskan pada ibu tentang keadaan dan hasil pemeriksaan yang dilakukan
2. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang persalinan yang fisiologis
3. Beritahu keluarga untuk memberi dukungan kepada ibu dan membantu ibu menjalani masa
persalinan
4. Motivasi ibu untuk nafas panjang pada saat ada his
5. Bantu ibu untuk makan / minum saat tidak ada his
6. Anjurkan ibu untuk miring kiri
7. Gosok punggung ibu untuk memberi rasa nyaman
8. Pertahankan kandung kemih tetap kosong
9. Observasi TTV, his, DJJ akan kemajuan persalinan
10. Persiapan peralatan pertolongan persalinan
11. Persiapan ruangan sebelum pertolongan persalinan

VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu pada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu ibu dalam menghadapi persalinan,
pembukaan 7 cm, keadaan janin baik
2. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa rasa sakit saat melahirkan adalah hal yang normal,
semakin lama semakin kuat sakitnya dan semakin banyak mengeluarkan darah
3. Memberitahu keluarga untuk memberikan dukungan dan mendampingi ibu dalam persalinan
4. Mengajarkan dan motifasi ibu untuk bernafas panjang saat his datang.
5. Membantu ibu untuk makan / minum sedikit – sedikit bila tidak ada his.
6. Memotivasi untuk miring ke kiri.
7. Menggosok punggung ibu untuk memberi rasa nyaman.
8. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong.
9. Mengopservasi kemajuan persalinan .
Jam his dan lamanya TD N S DJJ VT
09.00 3 x 40"/10 menit 120/80 84 36,8 11-12-11 6cm,eff 60%,
ketuban(+)
09.30 4 x 40"/10 menit 84 11-11-12
10.00 4 x 40"/10 menit 84 11-11-12
10.30 5 x 45"/10 menit 80 11-11-1110cm,eff 100%
ketuban(-)jernih
10. Mempersiapkan peralatan pertolongan persalinan
11. Persiapan ruangan untuk menjaga privacy pasien

VII. EVALUASI
Tanggal : 5 Desember 2008 Jam : 10.35 WIB
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan. Ibu tampak tenang dan mau melaksanakan
apa yang telah dianjurkan oleh bidan. Tampak adanya tanda-tanda kala II. Ibu masuk kala II rencana
dilanjutkan

KALA II
I. PENGKAJIAN
DS : - Ibu mengatakan ingin mengejan dan tidak bisa ditahan
- Ibu mengatakan rasa sakitnya semakin sering
DO : - Ibu tampak kesakitan
- Adanya tekanan pada anus
- Perineum menonjol
- Vulva membuka
- HIS semakin sering
- VT pembukaan lengkap
- Effecement 100 %
- Ketuban (-)jernih
- Presentasi kepala
- Denominator UUK kiri depan
- H III+
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa : Inpartu kala II
Masalah : -
Kebutuhan : -

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL



IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

V. INTERVENSI
a. Lihat tanda dan gejala kala II
b. Beritahu ibu dan keluarga bahwa sudah saatnya ibu melahirkan
c. Periksa kembali kelengkapan alat dan patahkan ampul oxytocyn 10 ui/im
d. Persiapan diri untuk menolong
e. Pastikan pembukaan siap
f. Motivasi ibu untuk meneran yang benar pada saat his
g. Anjurkan ibu untuk istirahat dan anjurkan keluarga untuk memberi minum saat his berhenti
h. Atur posisi ibu sesuai keinginan
i. Pantau DJJ tiap setelah his
j. Tolong kelahiran bayi
k. Penanganan bayi baru lahir

VI. IMPLEMENTASI
1. Melihat tanda dan gejala kala II (dorongan untuk meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol, vulva membuka)
2. Beritahu ibu dan keluarga bahwa sudah saatnya ibu melahirkan, sehingga ibu bisa meneran
dengan benar pada saat ada his
3. Memeriksa kembali kelengkapan alat dan mematahkan ampul oxytocin 10 ui/im
4. Memakai celemek, cuci tangan, memakai handscoon sebelah kanan, masukkan oxytocin dalam
spuil dan meletakkannya dalam partuspack
5. Memakai handscoon sebelah kiri, membersihkan vulva dan melakukan VT untuk memastikan
pembukaan lengkap
VT : pembukaan lengkap, eff 100%, ketuban (-)jernih, pres. kep, denominator UUK kiri
depan, H III+
6. Mendampingi ibu agar merasa nyaman, yaitu memotivasi ibu untuk meneran pada saat his
7. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat pada saat his berhenti kemudian anjurkan ibu untuk
minum
8. Mengatur posisi ibu sesuai keinginan, yaitu menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman
atau dengan posisi setengah duduk
9. Mengobservasi DJJ pada saat tidak ada his (12-12-11)
10. Menolong kelahiran bayi
- Saat kepala crowning 5-6 cm, memasang handuk didekat ibu, membuka partus pack dan
memakai handscoon steril
- Saat kepala berada dibawah symphysis dengan tangan kanan melindungi perineum dan tangan
kiri menahan puncak kepala agar tidak lahir defleksi secara cepat
- Saat kepala lahir, mengusap muka dan jalan nafas dengan kasa steril. Menunggu kepala
melakukan putar paksi luar, sementara tangan kanan melakukan pemeriksaan apakah ada
lilitan tali pusat
- Setelah kepala melakukan putar paksi luar meletakkan kedua tangan secara biparietal,
melakukan cunam kebawah untuk melahirkan bahu depan dan elevasi keatas untuk melahirkan
bahu belakang
- Menyangga kepala, leher, bahu dengan 4 jari tangan kanan berada di dada dan ibu jari berada
di punggung, dan tangan kiri memegang lengan sampai sampai lengan lahir
- Tangan kiri menyusuri punggung, bokong, jari-jari tangan menjepit kaki bayi
11. Meletakkan bayi diatas handuk sambil memeriksa tangis, gerak dan warna kulit. Mengeringkan
bayi dengan handuk dan membungkusnya dengan hangat

VII. EVALUASI
Ibu mengatakan senang anaknya sudah lahir dengan selamat. Ibu tampak bahagia dan bayi lahir
tanggal 5 Desember 2008, jam 11.30 WIB dengan jenis kelamin perempuan , hidup, BB 3100 gr, PB
48cm, A-S: 7-8. Ibu masuk kala III, selanjutnya penanganan manajemen aktif kala III

KALA III
II. PENGKAJIAN
DS : - Ibu mengatakan perutnya mules
DO : - Tampak tali pusat didepan vulva
- Ada pengeluaran darah dari vagina
- TD : 100/60 mmHg N : 78 x/mnt
- Setelah dilakukan PTT selama 30 menit placenta tidak lepas
- TFU setinggi pusat
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa : Retensio placenta
Masalah : -
Kebutuhan : -

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSE / MASALAH POTENSIAL


HPP
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
- Placenta manual
- Infus RL, transfusi darah
- Rujuk
V. INTERVENSI
1. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III
2. Amati adanya gejala dan tanda retensio placenta
3. Memberitahu ibu dan keluarga tentang keadaannya
4. Informed consent
5. Berikan cairan IV RL
6. Siapkan peralatan untuk melakukan teknik manual secara aseptik
7. Lakukan placenta manual

VI. IMPLEMENTASI
1. Melakukan manajemen aktif kala III, menyuntikkan oxytocin 10 ui/im kemudian lakukan PTT,
placenta tidak lahir dalam 15 menit, diulangi kembali (penyuntikan oxytocin 10 ui/im, dan
lakukan PTT lagi), setelah dilakukan PTT 15 menit kemudian placenta tidak lepas
2. Mengamati adanya gejala dan tanda retensio placenta yaitu perdarahan yang terjadi sebelum
placenta lahir lengkap, sedangkan uterus tidak berkontraksi
3. Memberitahu pada ibu bahwa placenta belum lahir sampai saat ini dan akan dilakukan tindakan
4. Informed consend pada suami yaitu sebagai bukti bahwa suami dan keluarga setuju dengan
tindakan yang akan dilakukan
5. Berikan cairan infus RL untuk mengganti kehilangan darah
6. Menyiapkan peralatan untuk melakukan teknik manual secara aseptik agar ibu terhindar dari infeksi
7. Setelah dilakukan penegangan tali pusat terkendali selama 30 menit placenta tidak lahir, lakukan
placenta manual yaitu :
- Masukkan tangan kanan dengan hati-hati, jaga agar jari-jari tetap merapat dan melengkung,
mengikuti tali pusat sampai mencapai placenta (pegang tali pusat dengan tangan kiri untuk
membantu)
- Ketika tangan kanan sudah mencapai placenta, letakkan tangan kiri diatas fundus agar uterus
tidak naik
- Dengan tangan kanan yang berada didalam uterus carilah tepi placenta yang lepas, telapak
tangan kanan menghadap keatas lalu lakukan gerakan kesamping untuk melepaskan placenta
dari dinding uterus
- Bila placenta sudah terlepas dengan lengkap, keluarkan placenta dengan hati-hati dan perlahan
- Bila placenta sudah lahir, segera lakukan masase uterus, bila tidak ada kontraksi
- Periksa placenta dan selaputnya. Jika tidak lengkap, periksa lagi cavum uteri dan keluarkan
potongan / sisa placenta yang tertinggal
- Periksa robekan terhadap vagina
8. Jika kehilangan banyak darah, berikan transfusi darah dengan cara merujuk ke rumah sakit

VII. EVALUASI
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules. Placenta lahir pada jam 12.05 secara manual, kontraksi
uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat, perdarahan 50 cc. TD : 100/60, N : 78 x/mnt, S : 36,7 °C, Rr : 16
x/mnt, keadaan bayi baik, ibu masuk kala IV. Lanjutkan penanganan kala IV
KALA IV
III. PENGKAJIAN
DS : - Ibu mengatakan bahagia dan senang
- Ibu mengatakan lelah dan perutnya masih terasa mules
DO : - Pacenta sudah lahir jam 12.05 wib
- TFU 1 jari bawah pusat
- Kontraksi uterus baik
- Kandung kencing kosong
- Keadaan perineum utuh
- Keadaan bayi sehat
- Ibu tampak kelelahan

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa : Persalinan kala IV
Masalah : -
Kebutuhan : -

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


V. INTERVENSI
1. Periksa fundus uteri dan masase fundus
2. Berikan nutrisi pada ibu (makan dan minum)
3. Bersihkan ibu dan lingkungan ibu dari kotoran dan darah
4. Anjurkan ibu untuk istirahat
5. Observasi 2 jam PP, TTV, perdarahan, TFU, dan kontraksi
6. Anjurkan pada ibu untuk memberi ASI sedini mungkin
7. Ajarkan pada ibu dan keluarga tentang cara massage fundus uteri
8. Rendam alat dalam larutan clorin 0,5%
9. Beri HE tentang perawatan BBL, nutrisi, personal hygine, perawatan payudara
10. Kolaborasi medis tentang pemberian obat-obatan
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 5 Desember 2008 2007
1. Memeriksa fundus uteri dan masase fundus untuk mencegah kehilangan darah. TFU I jari bawah
pusat
2. Memberikan nutrisi pada ibu yaitu makan dan minum untuk memulihkan tenaga ibu setelah
melahirkan diberikan sedikit demi sedikit
3. Membersihkan ibu dan lingkungan ibu dari darah untuk kenyamanan ibu
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat
5. Mengobservasi TTV, perdarahan, TFU, dan kontraksi dalam batas normal
TTV : TD : 110/60 mmHg S : 36,8°C
N : 84 x/mnt Rr : 20 x/mnt
TFU : 2 jari bawah pusat UC : baik
6. Memberikan bayi kepada ibunya agar disusui. Hal ini untuk mempererat kasih sayang antara ibu
dan anak serta mencegah terjadinya perdarahan
7. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga tentang cara massage uterus yaitu dengan 4 jari palmar
tangan kiri menggosok fundus uteri secara melingkar
8. Merendam semua alat bekas pakai dalam larutan clorin 0,5% untuk pencegahan infeksi
9. Melakukan perawatan BBL, pemenuhan nutrisi, personal hygine, perawatan payudara dan
mobilisasi dini yaitu :
- Mengajari ibu cara perawatan tali pusat, dengan mengganti kasa tiap kali bayi dimandikan
dengan kasa kering saja, tanpa diberi tambahan ramuan dan obat-obatan tradisional lainnya
yang dapat menyebabkan infeksi pada tali pusat bayi
- Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi, terutama banyak
mengkonsumsi sayuran, serta tidak ada makanan yang berpantang karena asupan yang
dikonsumsi oleh ibu juga akan mempengaruhi kelancaran ASI dan perkembangan janin
- Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygine / kebersihan diri ibu yaitu setelah BAB /
BAK sebaiknya mencuci dari arah depan kebelakang, serta ibu dianjurkan untuk sering ganti
pembalut dan celana dalam setiap kali terasa lembab, untuk mencegah dari infeksi
- Menganjurkan ibu untuk perawatan payudara, agar ASI lancar dan sebaiknya menggunakan
BH yang menyokong
- Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti menggerak-gerakkan kaki, tidur miring,
kemudian duduk secara bertahap
10.Kolaborasi medis tentang pemberian obat-obatan yaitu Fe, Vit A, Analgesik dan anti biotik

VII. EVALUASI
Tanggal : 5 Desember 2008
Ibu mengatakan telah mengerti pada penjelasan bidan termasuk tentang cara melakukan BBL,
pemenuhan nutrisi, personal hygine, perawatan payudara dan mobilisasi dini. Hal ini terbukti dengan
ibu dapat mengubah kembali penjelasan yang diberikan oleh bidan, dengan kalimat sederhana, keadaan
ibu mulai membaik. Keadaan bayi juga baik. TD ibu 110/60 mmHg,
N : 84 x/mnt, S : 36,8°C, TFU 2 jari bawah pusat, UC baik, perdarahan 25 ml, BB bayi 3100 gr, PB 48
cm, A-S: 7-8. ibu masuk dalam masa nifas. Ibu bersedia control ulang 3 hari lagi.

You might also like