You are on page 1of 13

JURNAL INKUIRI

ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 3, 2012 (hal 245-257)


http://jurnal.pasca.uns.ac.id
PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL SAINS
TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) BERBASIS PROYEK
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN

Titin1), Widha Sunarno2), M. Masykuri3)


1
Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ahmad Yani Pontianak, 78124, Indonesia
titinbasuki@rocketmail.com 
 
2
Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir Sutami 36ASurakarta, 57126, Indonesia
widhasunarno@gmail.com
3
Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir Sutami 36ASurakarta, 57126, Indonesia
mmasykuri@yahoo.com

Abstrak

Pembelajaran sains yang diajarkan sesuai dengan hakikat sains yakni proses, produk, sikap, dan teknologi akan
menjadi sarana untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan keterampilan proses sains. Berdasarkan hasil
observasi, pembelajaran sains selama ini kurang mengajak mahasiswa untuk menemukan dan menyikapi
permasalahan yang terjadi di masyarakat, akibatnya sikap peduli lingkungan mahasiswa terhadap lingkungan
kurang. Selain itu hasil belajar yang diperoleh mahasiswa juga rendah. Untuk itu digunakan model pembelajaran
Sains Teknologi Masyarakat (STM) berbasis proyek. Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui keterlaksanaan
model pembelajaran STM Berbasis Proyekpada mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Semester II tahun
akademik 2011/2012 FKIP Universitas Tanjungpura dalam materi pencemaran lingkungan, 2) mengetahui
peningkatan hasil belajar dan, 3) mengetahui peningkatan sikap peduli lingkungan.Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus yang masing-
masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Validasi penelitian ini
dilakukan dengan metode triangulasi. Teknik pengumpulan data hasil belajar kognitif menggunakan tes,afektif
menggunakan lembar observasi dan angket, keterampilan proses sains menggunakan lembar observasi dan tes,
serta sikap peduli lingkungan menggunakan angket. Teknik analisis data berupa analisis kualitatif dan
inferensial. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) model pembelajaran STM dapat dilaksanakan
dengan baik menggunakan 5 tahapan yakni: orientasi pada masalah, pembentukan konsep, aplikasi konsep,
pemantapan konsep dan penilaian pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Semester II tahun akademik
2011/2012 FKIP Universitas Tanjungpura materi pencemaran lingkungan, 2) terjadi peningkatan hasil belajar
mahasiswa pada aspek kognitif, afektif, dan keterampilan proses sains, 3) terjadi peningkatan sikap peduli
lingkungan
 
Kata kunci : Sains Teknologi Masyarakat berbasis proyek, hasil belajar, sikap peduli lingkungan.

Pendahuluan Ujian mahasiswa Program Studi


Pendidikan Fisika pada semester ganjil tahun
Pada pembelajaran sains mata kuliah akademik 2011/2012 pada materi sebelumnya
pengetahuan lingkungan, mahasiswa hanya menunjukkan rendahnya hasil belajar kognitif
mengetahui konsep saja. Proses pembelajaran khususnya pada materi tipe-tipe ekosistem. Hasil
demikian mengakibatkan mahasiswa kurang ujian yang diberikan menunjukkan sebagian
memahami hubungan antara konsep yang besar mahasiswa memperoleh nilai dibawah
dipelajari dengan kehidupan sehari-hari yang kriteria lulus yakni ≤ 60 atau mendapat kriteria
berakibat pada hasil belajar yang tidak C.
memuaskan. Hasil wawancara dengan dosen pengampu
mata kuliah pengetahuan lingkungan Program
Studi Pendidikan Fisika serta pengalaman
245 
 
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 3, 2012 (hal 245-257)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
mengajar di Program Studi Pendidikan Fisika kenyataannya sikap peduli mahasiswa terhadap
PMIPA FKIP Universitas Tanjungpura, lingkungan masih sangat kurang. Rendahnya
diperoleh informasi bahwa dosen dalam proses sikap peduli lingkungan mahasiswa diakibatkan
pembelajaran selama ini menggunakan metode oleh proses pembelajaran yang dilakukan tidak
yang bervariasi yakni metode ceramah, diskusi, memberikan solusi terhadap berbagai
dan praktikum. Selama proses pembelajaran permasalahan yang terjadi. Mahasiswa belum
berlangsung, dosen sudah mengaitkan konsep- diajak berfikir untuk menyelesaikan
konsep yang dipelajari dengan permasalahan- permasalahan yang terjadi di lingkungan.
permasalahan yang ada di lingkungan. Pembelajaran sains menurut Carin and
Permasalahan-permasalahan yang terjadi di Evans, 1990 (dalam Sudarisman, 2010)meliputi
lingkungan berhasil diungkapkan, akan tetapi empat hal, yaitu produk, proses, sikap, dan
solusi terhadap permasalahan tersebut belum teknologi. Pembelajaran sains yang diajarkan
tampak jelas. Hal demikian mengakibatkan sesuai dengan hakikat sains akan menjadi sarana
mahasiswa kurang mengembangkan strategis untuk mengembangkan berbagai aspek
keterampilan yang diperolehnya untuk kognitif, afektif, dan keterampilan proses sains.
memecahkan permasalahan yang terjadi di Kurangnya pemahaman dosen tentang hakikat
lingkungan. pembelajaran biologi yang meliputi empat hal
Pembelajaran dengan metode ceramah tersebut, menyebabkan dosen hanya
menyebabkan mahasiswa kurang aktif dalam mementingkan produk tanpa memperhatikan
pembelajaran dan berlaku semboyan D3C-B proses yang berlangsung.
yakni mahasiswa datang, duduk, dengar, dan Kegiatan yang dilaksanakan dalam
catat dikurangi berpikir (Suwardjono, 2009). pembelajaran sains hendaknya dapat
Proses pembelajaran demikian mengakibatkan mengembangkan keterampilan proses sains
mahasiswa cenderung hanya berperan sebagai peserta didik. Hal ini sejalan dengan pernyataan
penerima informasi yang diberikan oleh dosen. Rustaman, 2004 (dalam Sudarisman, 2010)
Pembelajaran diarahkan untuk menghafal dan bahwa belajar sains secara bermakna baru akan
menimbun informasi, sehingga mahasiswa pintar dialami siswa apabila melibatkan keterampilan
secara teoritis tetapi miskin aplikasi. Mahasiswa kognitif/intelektual (minds on), keterampilan
belum diajak berpikir untuk menyikapi manual (hands on), dan keterampilan sosial
permasalahan yang terjadi dalam kehidupan (hearts on).
sehari-hari. Selama ini dalam proses pembelajaran
Selama metode diskusi berlangsung dosen menjelaskan sains hanya sebatas produk
mahasiswa juga kurang terampil dalam dan sedikit proses. Padahal sains tidak hanya
mengembangkan kreativitas berpikirnya dan cukup menekankan produk tapi yang paling
sulit mengemukakan pendapatnya. Selama penting adalah proses untuk dapat membuktikan
kegiatan praktikum, mahasiswa hanya atau mendapatkan teori.
melakukan kegiatan sesuai prosedur yang telah Materi yang digunakan dalam penelitian
dibuat oleh dosen sebelumnya. Lembar kerja ini adalah pencemaran lingkungan. Materi
mahasiswa (LKM) yang dibuat oleh dosen masih pencemaran lingkungan menarik untuk diteliti
seperti resep masakan dengan tahap-tahap yang karena sangat berkaitan dengan kehidupan nyata
telah ditentukan. Metode praktikum kurang dan banyak permasalahan yang dapat
mengembangkan keterampilan mahasiswa dalam dimunculkan. Tindakan-tindakan yang tidak
memecahkan masalah baik dengan bertanggung jawab yang mengarah pada
menggunakan atau memanfaatkan teknologi kerusakan lingkungan perlu segera diatasi dan
maupun menghasilkan teknologi baru. dicari alternatif pemecahannya. Selama proses
Berdasarkan hasil observasi yang pembelajaran permasalahan mengenai
dilakukan penulis didapatkan informasi sikap pencemaran lingkungan banyak diungkapkan,
peduli lingkungan mahasiswa masih rendah. Hal namun solusi untuk menyelesaikan
ini terlihat dari beberapa mahasiswa masih permasalahan tersebut belum pernah dilakukan.
terlihat membuang sampah di selokan, toilet, dan Pada sisi lain permasalahan mahasiswa
halaman kampus. Beberapa ruangan kelas kotor yakni hasil belajar dan sikap peduli lingkungan
oleh debu dan sampah. Kurangnya kesadaran dapat diperbaiki dengan menerapkan model
untuk ikut memelihara dan merawat tanaman Sains Teknologi Masyarakat (STM) berbasis
yang ada disekitar lingkungan kampus. Pada proyek. Penerapan model Sains Teknologi

246 
 
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 3, 2012 (hal 245-257)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Masyarakat (STM) berbasis proyek dalam tindakan kelas atau classroom action research.
pembelajaran dapat mengembangkan Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk
keterampilan kognitif, afektif dan psikomotorik meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara
dan meningkatkan sikap peduli lingkungan memperbaiki proses pembelajaran. Penelitian
(Poedjiadi, 2005). Penerapan STM berbasis tindakan kelas ini dilakukan dengan tiga siklus.
proyek diharapkan dapat meningkatkan hasil Setiap siklus penelitian dilaksanakan melalui
belajar mahasiswa yang meliputi empat aspek empat tahap yaitu perencanaan, tindakan,
(kognitif, afektif, dan keterampilan proses sains) observasi, dan refleksi dalam bentuk spiral (a
dan sikap peduli lingkungan. spiral of step).
Penerapan model pembelajaran STM Dalam tahap perencanaan dibuat rencana
berbasis proyek dalam materi pencemaran tindakan yang akan dilakukan untuk
lingkungan diharapkan dapat membantu memperbaiki atau meningkatkan kualitas
mahasiswa untuk berfikir kreatif dalam pembelajaran. Tahap tindakan melakukan
mengatasi permasalahan yang terjadi di realisasi dari rencana yang dibuat oleh guru
lingkungan. Model pembelajaran STMberbasis kelas atau peneliti. Tahap observasi melakukan
proyek memiliki ciri-ciri yang paling utama pengamatan pelaksanaan tindakan meliputi:
adalah dikemukakannya isu-isu atau masalah proses, hasil maupun dampak dari tindakan
yang ada di masyarakat yang dapat digali oleh tersebut. Tahap terakhir yakni refleksi
mahasiswa di awal pembelajaran. Untuk melakukan kajian dan mempertimbangkan atas
mempermudah mahasiswa dalam pembelajaran hasil atau dampak dari tindakan tersebut yang
maka dalam penelitian ini digunakan video selanjutnya dipergunakan untuk menentukan
sebagai apersepsi dalam menemukan perencanaan berikutnya.
permasalahan. Pembelajaran STM berbasis Teknik pengumpulan data dalam
proyek diharapkan mampu memberikan solusi penelitian ini meliputi teknik tes dan non
dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi tes.Teknik tes digunakan untuk mendapatkan
baik dengan menciptakan teknologi maupun data tentang hasil belajar kognitif
memanfaatkan teknologi yang ada. danketerampilan proses sains. Teknik non tes
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan yang digunakan yakni: (1) lembar observasi
penelitian untuk mengetahui: (1) keterlaksanaan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar
model pembelajaran STM berbasis proyek pada afektif dan keterampilan proses sains, (2) angket
mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika untuk hasil belajar afektif dan sikap peduli
Semester II Tahun Akademik 2011/2012 PMIPA lingkungan, (3) penilaian proyek untuk laporan
FKIP Universitas Tanjungpura dalam materi dan produk dari proyek yang telah dilakukan.
pencemaran lingkungan, (2) peningkatan hasil Sebelum digunakan untuk mengambil data,
belajar mahasiswa, (3) peningkatan sikap peduli dilakukan ujicoba instrumenuntuk mengetahui
lingkungan mahasiswa. validitas dan reliabilitasnya. Untuk instrumen tes
kognitif dilakukan uji validitas isiyakni
Metode Penelitian dikonsultasikan pada ahli untuk mengetahui
kesesuaian teori dengan komponen dan
Penelitian ini dilaksanakan di Program indikator. Untuk instrumen afektif dan
Studi Pendidikan Fisika Semester II Tahun keterampilan proses sainsdilakukan uji validitas
Akademik 2011/2012 PMIPA FKIP Universitas konstruk dan uji reliabilitas.
Tanjungpura Pontianak pada mata kuliah Pemeriksaan keabsahan data dilakukan
pengetahuan lingkungan materi pencemaran melalui metode triangulasi. Triangulasi
lingkungan.Penelitian ini dilaksanakan pada dilakukan dengan menggunakan berbagai
tahun akademik 2011/2012 yakni bulan Mei-Juni sumber untuk meningkatkan mutu data dengan
2012. Subjek penelitian adalah semua cara cek silang. Triangulasi yang digunakan
mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika dalam penelitian ini adalah triangulasi instrumen
semester II yang mengambil mata kuliah dan triangulasi sumber.
pengetahuan lingkungan berjumlah 32 orang Penelitian ini menggunakan analisis
yang terdiri dari 15 orang mahasiswa laki-laki kualitatif dan analisis inferensial. Analisis
dan 17 orang mahasiswa perempuan. kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan yang
Penelitian ini termasuk penelitian terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data,
kualitatif dan merupakan jenis penelitian penyajian data, penarikan kesimpulan dan

247 
 
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 3, 2012 (hal 245-257)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
verifikasi data. Kegiatan ini dilakukan secara beberapa keterampilan proses sains dasar saja.
terus menerus selama dan setelah pengumpulan Keterampikan proses sains dasar yang paling
data di lapangan (Miles dan Huberman, 2007). sering digunakan adalah keterampilan proses
Analisis inferensial digunakan untuk pengujian sains mengamati dan mengkomunikasikan
hipotesis. Untuk uji hipotesis digunakan uji T (diskusi) dalam proses pembelajaran, meskipun
sampel berpasangan. Penghitungan dilakukan tidak semua mahasiswa terlibat didalamnya.
dengan cara mencari perbedaan antara rata-rata Penelitian dilaksanakan dalam 3
hasil belajar untuk masing-masing siklus, siklus.Tiap siklus terdiri atas empat tahapan
kemudian mengujinya untuk mengetahui apakah yakni perencanaan (planning), tindakan (action),
terdapat perbedaan signifikan rata-rata hasil observasi (observation), dan refleksi
belajar untuk masing-masing siklus. Uji T (reflection).Materi pada siklus I yakni
sampel berpasangan dalam penelitian ini pencemaran air, materi pada siklus II yakni
menggunakan program PASW 18 pencemaran udara, dan materi pada siklus III
Indikator kinerja dalam penelitian ini yakni pencemaran tanah.
yakni: (1) ketuntasan hasil belajar kognitif Perbandingan pada tahap perencanaan,
individual untuk tiap mahasiswa minimal dan tindakan, observasi dan refleksiantara siklus
mencapai 60 atau nilai kategori C sedangkan I, siklus II dan siklus III dapat dilihat pada
ketuntasan belajar kelas minimal sebesar 75%, tabel1, tabel 2, tabel 3, dan tabel 4 berikut ini:
(2) ketuntasan skor hasil belajar afektif rata-rata
kelas minimal sebesar 75, (3) ketuntasan skor Tabel 1. Perbandingan Perencanaan
Tahapan Siklus I Siklus II Siklus III
hasil belajar keterampilan proses sains rata-rata Orientasi Dosen akan Dosen akan Dosen akan
kelas minimal sebesar 75 dan, (4) sikap peduli pada menayangkan memberikan menayangkan
lingkungan individual untuk tiap mahasiswa masalah video youtube penjelasan video yang
yang di diawal dibuat
mencapai 70 atau berada pada kategori tinggi download pembelajaran mahasiswa
sebesar 75%. dari internet sebelum semester lalu
tentang video youtube tentang
pencemaran yang di pencemaran
Hasil Penelitian dan Pembahasan sungai di download tanah di
Bengkulu dan dari internet lingkungan
akan diputar, sekitar
Penelitian tindakan kelas diawali dengan membimbing sehingga mahasiswa dan
tahap pra siklus (awal) di Program Studi mahasiswa mahasiswa memberikan
Pendidikan Fisika Tahun Akademik 2011/2012 mencari mudah bimbingan
permasalahan menemukan kepada
FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak pada dalam video. atau mencari mahasiswa
mata kuliah pengetahuan lingkungan materi tipe- permasalahan untuk fokus
. pada
tipe ekosistem. Tujuan dari tahap pra siklus permasalahan
adalah untuk mengetahui kondisi kelas serta yang akan
permasalahan yang terjadi di kelas.Dengan diselesaikan
melalui proyek.
mengetahui permasalahan yang terjadi kemudian Pembentuk Dosen Dosen Dosen
dicari penyebabnya. an konsep rencananya rencananya rencananya
Berdasarkan hasil observasi awal pada membimbing mendatangi mendatangi
mahasiswa tiap-tiap kelompok secara
saat proses pembelajaran berlangsung dosen dalam kelompokdan adildan
sudah menggunakan metode yang bervariasi menganalisis dosen akan mengingatkan
video membimbing mahasiswa cara-
seperti ceramah, diskusi dan praktikum. Metode pencemaran. langkah- cara
yang paling sering digunakan adalah langkah memprediksi
ceramah.Pembelajaran demikian mengakibatkan memprediksi penyebab dan
untuk dampak
mahasiswa cenderung kurang aktif karena menemukan pencemaran
kegiatan mahasiswa hanya duduk, diam dan penyebab tanah.
mendengarkan penjelasan dosen. dampak
pencemaran
Hasil tes kognitif pra siklus menunjukkan udara.
mahasiswa yang mampu mencapai nilai 60 atau Aplikasi Dosen akan Dosen akan Dosen akan
konsep membimbing memanajeme memberikan
dengan kriteria ketuntasan C hanya berjumah 16 mahasiswa n waktu saat bantuan untuk
orang atau sebesar 50%. Dari hasil observasi merancang mahasiswa mahasiswa yang
terlihat mahasiswa kurang berkolaborasi dan proyek berdiskusi kesulitan dalam
teknologi alat merancang merancang
berpartisipasi saat kerja kelompok. Mahasiswa penjernih air proyek filter proyek dan
Program Studi Pendidikan Fisika baru memiliki sederhana. udara, menegaskan
menegaskan kembali
248 
 
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 3, 2012 (hal 245-257)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
pentingnya pentingnya pencemaran download dari tanah di
mahasiswa referensi dan sungai yang internet berisi lingkungan
bekerja secara sumber belajar terjadi di tentang kondisi sekitar
kolaboratif dalam daerah dan udara kota mahasiswa dan
dan merancang membimbin Dumai yang mencari
kooperatif proyek g tercemar akibat permasalahan
menggunakan pembuatan mahasiswa dari yang
lebih dari satu kompos, dan mencari pembakaran dikemukakan
sumber. Dosen akan permasalah hutan, asap dalam video.
memberikan an dalam pabrik, dan asap
arahan dan video. mesin
menegaskan kendaraan
Tabel 1. Perbandingan Perencanaan (Lanjutan)  bermotor.
Tahapan Siklus I Siklus II Siklus III Tabel 2. Perbandingan Tindakan (Lanjutan) 
menegaskan Tahapan Siklus I Siklus II Siklus III
agar semua Pembentuk Dosen Dosen Dosen
mahasiswa an konsep meminta membimbing membimbing
bekerjasama mahasiswa mahasiswa mahasiswa
secara menentuka dalam langkah- memprediksi
kolaboratif n penyebab langkah penyebab dan
dalam satu dan memprediksi dampak
kelompok. dampak penyebab dan pencemaran
Pemantap Dosen akan Dosen akan Dosen akan terjadinya dampak tanah.
an konsep membimbing meminta mengkondisikan pencemaran terjadinya
mahasiswa mahasiswa pembelajaran air dari pencemaran
mempresenta mengefektifk secara efektif video. udara melalui
sikan tugas an waktu saat baik saat di video.
proyek mempresent dalam /di luar Aplikasi Dosen Dosen Dosen
teknologi alat sikan filter kelas ketika konsep membimbin membimbing membimbing
penjernih air udara dan presentasi g kelompok mahasiswa mahasiswa
dan akan dosen akan proyek yang berdiskusi dalam
memberikan melakukan pembuatan merancang dalam tugas merancang
konfirmasi konfirmasi kompos, tugas proyek yakni proyek
ulang ulang serta menegaskan proyek merancang filter pembuatan
mengenai tanya jawab mahasiswa agar yakni udara,akan kompos seperti
penyebab dan materi yang lebih tanggung percobaan memantau menentukan alat
dampak belum jawab terhadap teknologi sumber belajar dan bahan serta
pencemaran dimengerti. pekerjaannya alat atau referensi prosedur kerja
air. dan memberikan penjernih yang digunakan yang dilakukan
konfirmasi ulang air mahasiswa dan
dan melakukan sederhana. mengingatkan
tanya jawab mahasiswa
tentang materi. menggunakan
Penilaian Dosen akan Dosen akan Dosen akan referensi atau
memberikan membuat membuat sumber belajar
tes tertulis instrumen tes instrumen sesuai serta mampu
untuk dan non tes dengan kondisi bekerjasama
mengukur disesuaikan aktual yang dalam satu
sejauh mana dengan terjadi di kelompok.
penguasaan kondisi aktual lingkungan Pemantapa Dosen Dosen Dosen meminta
konsep yang terjadi masyarakat dan n konsep membim membimbing mahasiswa
mahasiswa di lingkungan akan memotivasi bing mahasiswa mempresentasik
terhadap masyarakat. mahasiswa agar mahasiswa mempresentasik an hasil proyek,
materi. hasil belajar mempresen an proyek serta mengkondisikan
mahasiswa tasikan melakukan pembelajaran
meningkat. tugas konfirmasi agar lebih
proyek. ulang materi. efektif, dan
memberikan
Tabel 1 menunjukkan bahwa perencanaanpada konfirmasi
tiap siklus mengacu pada temuan hasil analisis ulang agar tidak
terjadi
data dan refleksi pada siklus sebelumnya. miskonsepsi
dan melakukan
Tabel 2. Perbandingan Tindakan tanya jawab.
Tahapan Siklus I Siklus II Siklus III Penilaian Dosen Dosen Dosen
Orientasi Dosen Dosen Dosen memberi memberikan tes memberikan
pada menayang memberikan menayangkan kan tes dan dan non tes. penilaian tes
masalah kan video penjelasan video yang non tes. dan non tes.
youtube diawal dibuat oleh
yang di pembelajaran mahasiswa
download sebelum video angkatan Tabel 2 menunjukkan bahwa dilakukan
dari diputar. Video sebelumnya perbaikan tindakan pada tiap-tiap siklus
internet berita youtube mengenai
tentang yang di pencemaran
sehingga kualitas pembelajaran meningkat.

249 
 
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 3, 2012 (hal 245-257)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
kelompok.
Tabel 3. Perbandingan Observasi (Observation) Pemantapa Dosen Dosen dapat Dosen dapat
n konsep membimbin mengkondisikan memanajemen
Tahapan Siklus I Siklus II Siklus III
g suasana waktu dengan
Orientasi Dosen Dosen mencari Mengungkapka
mahasiswa pembelajaran baik untuk
pada sudah video n permasalahan
ketika agar lebih presentasi,
masalah memberipe permasalahan lingkungan
presentasi efektif untuk konfirmasi
njelasan pencemaran yang dekat
alat konfirmasi ulang dan tanya
diawal udara yang dengan
penjernih ulang dan tanya jawab.
pembelajar terjadi di kehidupan
air jawab. Dosen
an sebelum lingkungan mahasiswa
sederhana menegaskan
video sekitar membuat
dan mahasiswa agar
diputar, mahasiswa agar mahasiswa
lebih tanggung
sehingga menarik menjadi lebih
mahasiswa perhatian mudah
Tabel 3. Perbandingan Observasi (Observation)(Lanjutan)
Tahapan Siklus I Siklus II Siklus III Tabel 3. Perbandingan Observasi (Observation)(Lanjutan) 
mudah mahasiswa. merumuskan Tahapan Siklus I Siklus II Siklus III
menemuka masalah. Memberi jawab terhadap
npermasala penjelasan pekerjaannya.
han. pentingnya
Dosen Dosen sudah bekerja
menyiapka memberikan secara
n sound bimbingan agar kolaboratif
system agar mahasiswa kooperatif.
suara dari fokus pada satu Dosen
video permasalahan diharapkan
terdengar yang akan lebih
dengan diselesaikan. mengefektif
jelas. kan waktu
Pembentuk Dosen Dosen Dosen tetap dengan
an konsep disarankan disarankan membimbing baik untuk
untuk untuk mahasiswa konfirmasi
mendatangi adilmembimbin secara intensif ulang.
dan gserta meskipun Penilaian Memotivasi Dosen lebih Dosen lebih
membimbin mengingatkan semua dan memotivasi dan memotivasi dan
g kembali mahasiswa membimbin fokus pada fokus pada
mahasiswa langkah sudah memiliki g individu yang individu yang
langkah- memprediksi keterampilan mahasiswa mengalami mengalami
langkah sehingga dapat memprediksi. untuk kesulitan dalam kesulitan baik di
mempredik menemukan memperbai pembelajaran. dalam maupun
si konsep konsep ki hasil di luar
pencemaran pencemaran belajar pembelajaran.
air. udara.
Aplikasi Mahasiswa Dosen sudah Dosen tetap
konsep sudah menanyakan membimbing
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari hasil
disarankan kesulitan mahasiswa observasi sudah dilakukan beberapa tindakan
mengefisie mahasiswa saat secara intensif pada tiap-tiap siklus.
nkan waktu berdiskusi ketika
diskusi dalam mahasiswa
merancang merancang merancang Tabel 4. Perbandingan refleksi (Reflection)
proyek. proyek, dosen proyek Tahapan Siklus I Siklus II Siklus III
LKM menegaskan pembuatan Orientasi Dosen Dosen mencari Mengungkapka
dikumpulka kembali kompos. pada memberipe video n permasalahan
n terlebih pentingnya masalah njelasan permasalahan lingkungan
dahulu referensi dan diawal pencemaran yang dekat
sebelum sumber belajar pembelajar udara yang dengan
presentasi dalam an sebelum terjadi di kehidupan
kelompok merancang video lingkungan mahasiswa
agar proyek serta diputar, sekitar membuat
mahasiswa meminta sehingga mahasiswa agar mahasiswa
memfokusk mahasiswa mahasiswa menarik menjadi lebih
an mempersiapkan dapat perhatian mudah
perhatian nya diluar jam dengan mahasiswa. merumuskan
saat perkuliahan. mudah masalah.
presentasi menemuka
kelompok. n/mencari
Dosen permasalah
memberikan an.
arahan Dosen Dosen
pentingnya menyiapka memberikan
mahasiswa n sound bimbingan agar
dapat system agar mahasiswa
bekerjasama suara dari fokus pada satu
dalam satu video permasalahan

250 
 
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 3, 2012 (hal 245-257)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
terdengar yang akan Penilaian Memotivasi Dosen lebih Dosen lebih
dengan diselesaikan. dan memotivasi dan memotivasi dan
jelas. membimbin fokus pada fokus pada
Pembentuk Dosen Dosen Dosen tetap g individu yang individu yang
an konsep disarankan disarankan membimbing mahasiswa mengalami mengalami
untuk untuk lebih adil mahasiswa untuk kesulitan dalam kesulitan baik di
mendatangi dalam secara intensif memperbai pembelajaran. dalam/di luar
tiap-tiap membimbing meskipun ki hasil kelas.
kelompok mahasiwa serta mahasiswa belajar
dan mengingatkan sudah memiliki
Membim
bing Tabel 4 menunjukkan bahwa dari siklus I
mahasiswa sampai siklus III secara keseluruhan mahasiswa
langkah- kembali keterampilan
langkah langkah- memprediksi
sudah mengalami peningkatan kualitas
mempredik langkah pembelajaran menuju ke arah yang lebih baik.
Tabel 4. Perbandingan refleksi (Reflection)(Lanjutan)  Perbandingan hasil belajar kognitif,
Tahapan Siklus I Siklus II Siklus III afektif, keterampilan proses sains, sikap peduli
sikonsep memprediksi.
pencemaran lingkungan, dan hasil proyek antar siklus dapat
air. dilihat pada gambar berikut:
Aplikasi Mahasiswa Dosen Dosen tetap
konsep disarankan menanyakan membimbing
untuk kesulitan mahasiswa 100
mengefisie mahasiswa saat secara intensif 80
nkan waktu berdiskusi ketika
ketika dalam mahasiswa Skor 60
diskusi merancang merancang Kognitif 40
merancang proyek filter proyek
proyek udara, dosen 20
teknologi
alat 0
Siklus I Siklus II Siklus III
penjernih menegaskan kompos. Siklus Penelitian
air kembali Lulus
sederhana. pentingnya
LKM referensi dan Tidak lulus
dikumpulka sumber belajar
n terlebih dalam Gambar 1. Hasil Belajar Kognitif
dahulu merancang
sebelum proyek serta
presentasi meminta Gambar 1 menunjukkan bahwa terjadi
kelompok mahasiswa peningkatan hasil belajar kognitif pada tiap
agar mempersiapkan
mahasiswa nya diluar jam siklus. Hasil belajar kognitif pada akhir siklus
memfokusk perkuliahan sebesar 100% sudah mencapai indikator kinerja
an sebelum yang menyatakan lebih dari 75% mahasiswa
perhatian pembelajaran
saat dimulai. dapat mencapai nilai 60.
presentasi Dosen
kelompok disarankan
dan untuk 100
pentingnya memberikan 90
bekerja arahan 80
dalam satu pentingnya
kelompok mahasiswa 70
secara dapat 60
kolaboratif bekerjasama Skor
50
dan dalam satu Afektif
kooperatif. kelompok. 40
Pemantapa Mahasiswa Dosen dapat Dosen 30
n konsep dalam mengkondisikan memberikan 20
kelompok suasana penghargaan
berpartisipa pembelajaran kepada
10
si agar lebih kelompok yang 0
Dosen efektif dan antusias dalam Siklus I Siklus II Siklus III
diharapkan menegaskan pembelajaran.
Kemandirian
lebih mahasiswa agar
mengefektif lebih tanggung Siklus Penelitian Rasa ingin tahu
kan waktu jawab terhadap Bekerjasama
dengan pekerjaannya.
baik dan
melakukan Gambar 2. Hasil Belajar Afektif
pemantapan
konsep.
251 
 
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 3, 2012 (hal 245-257)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
Gambar 2 menunjukkan bahwa 100
90
adapeningkatan rata-rata hasil belajar afektif
80
pada seluruh indikator yakni aspek kemandirian, 70
rasa ingin tahu dan bekerjasama pada tiap siklus. 60
Pengukuran hasil belajar afektif selain Skor 50
dilihat berdasarkan aspek juga dilihat dari rata- 40
30
rata kelas. Perhitungan hasil belajar afektif dari 20
rata-rata kelas siklus I sebesar 65,13, siklus II 10
sebesar 73,63, dan siklus III sebesar 85,01. 0
Secara keseluruhan rata-rata hasil belajar afektif Siklus I Siklus II Siklus III

Tinggi sikap peduli


pada akhir siklus telah mencapai indikator lingkungan Siklus Penelitian
Rendah sikap
kinerja yakni minimal sebesar 75. peduli lingkungan

100 Gambar 4 Sikap Peduli Lingkungan


90
80 Gambar 4 menunjukkan bahwa ada
70
peningkatan sikap peduli lingkungan pada
60
kategori tinggi yang dimiliki mahasiswa dari
Skor 50
40 siklus I hingga siklus III. Sikap peduli
30 lingkungan mahasiswa pada kategori tinggi
20 sebesar 93,75% telah mencapai indikator kinerja
10 yakni secara individual untuk tiap mahasiswa
0 mencapai 70 atau berada pada kategori tinggi
sebesar 75%.
Siklus I Tabel 4. Hasil Proyek
Siklus II Siklus I Siklus II Siklus III
Siklus III 88,79 85,69 88,56
Tabel 4 menunjukkan bahwa skor rata-rata
Keterampilan Proses Sains hasil proyek perkelompok dari siklus I sampai
siklus III berbeda. Hasil proyek siklus I ke siklus
Gambar 3. Hasil Belajar Keterampilan Proses Sains II mengalami penurunan namun dari siklus II ke
siklus III mengalami peningkatan kembali.
Gambar 3 menunjukkan bahwa ada Untuk mengetahui perbandingan hasil
peningkatan hasil belajar keterampilan proses belajar kognitif, afektif, keterampilan proses
sains yang terdiri atas 5 aspek keterampilan sains dan sikap peduli lingkungan pada siklus I,
yakni mengamati, merumuskan masalah, siklus II dan siklus III dilakukan analisis data
memprediksi, merancang percobaan dan lebih lanjut. Adapun analisis data yang
mengkomunikasikan dari siklus I hingga siklus dilakukan dimulai dengan deskripsi statistik
III. meliputi rata-rata dan simpangan baku.
Pengukuran hasil belajar psikomotor Dari hasil perhitungan diketahui bahwa
selain dilihat berdasarkan aspek juga dilihat dari skor rata-rata dan simpangan baku hasil belajar
rata-rata kelas. Perhitungan hasil belajar pada tiap siklus adalah berbeda. Skor rata-rata
psikomotor dari rata-rata kelas siklus I sebesar hasil belajar mahasiswa dengan penerapan
53,75, siklus II sebesar 68,68, dan siklus III model pembelajaran STM berbasis proyek
sebesar 76,56. Secara keseluruhan rata-rata hasil mengalami peningkatkan dari siklus I ke siklus
belajar psikomotor pada akhir siklus telah II dan dari siklus II ke siklus III.
mencapai indikator kinerja yakni minimal Analisa data selanjutnya dilakukan untuk
sebesar 75%. mengetahui kebenaran hipotesis yang diajukan,
dalam penelitian ini digunakan uji T sampel
berpasangan. Penelitian ini menggunakan
sampel yang sama tetapi pengujian terhadap
sampel tersebut dilakukan dua kali dalam waktu
yang berbeda. Pengujian diberikan dengan
memberikan perlakuan yakni pembelajaran STM

252 
 
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 3, 2012 (hal 245-257)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
terhadap sampel tersebut. Adapun patokan Pada tahap kedua yakni pembentukan
pengambilan keputusan jika probabilitas atau konsep dilakukan pembelajaran menggunakan
signifikansi > 0,05 maka H0 diterima sedangkan metode diskusi kelompok untuk menanamkan
jika diperoleh harga sig < 0,05 maka H0 konsep-konsep. Sumber belajar seperti video,
ditolak.Taraf signifikan (α) yang digunakan buku dan internet dijadikan sebagai alat bantu
dalam penelitian ini adalah 5%. Kesimpulan bagi mahasiswa untuk menemukan sendiri
hipotesis: konsep-konsep yang akan dipelajari. Sejalan
1). Tidak terdapat perbedaan signifikan hasil dengan teori belajar penemuan Brunner,1966
belajar kognitif antara siklus I dan siklus II. (dalam Budiningsih, 2005) proses belajar akan
Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
(sig = 0,849) > 0,05. memberikan kesempatan kepada peserta didik
2). Terdapat perbedaan signifikan hasil belajar untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan
kognitif antara siklus II dan siklus III. Hal atau pemahaman melalui contoh-contoh yang
ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas (sig = dijumpai dalam kehidupannya. Pembelajaran
0,000) < 0,05. dengan penemuan menyebabkan mahasiswa
3). Terdapat perbedaan signifikan hasil belajar akan menjadi lebih memahami konsep.
afektif antara siklus I dan siklus II. Hal ini Dalam penelitian ini konsep-konsep
ditunjukkan oleh nilai probabilitas (sig = diperoleh melalui prediksi. Mahasiswa
0,002) < 0,05. memprediksi konsep melalui pengalaman dan
4). Terdapat perbedaan signifikan hasil belajar penemuan baik internet maupun studi literatur.
afektif antara siklus II dan siklus III. Hal ini Didukung oleh Nur (2011) salah satu cara
ditunjukkan oleh nilai probabilitas (sig = melakukan prediksi adalah mencari atau
0,000) < 0,05. menemukan pola berdasarkan bukti atau
5). Terdapat perbedaan signifikan keterampilan pengalaman masa lalu. Setelah konsep dipahami
proses sains antara siklus I dan siklus II. tahap berikutnya adalah aplikasi konsep untuk
Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas menyelesaikan masalah dengan tepat yakni
(sig = 0,000) < 0,05. memberikan solusi terhadap permasalahan yang
6). Terdapat perbedaan signifikan keterampilan terjadi.
proses sains antara siklus II dan siklus III. Pada tahap ketiga yakni aplikasi konsep
Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas mahasiswa merancang teknologi baru atau
(sig = 0,006) < 0,05. memanfaatkan teknologi yang sudah ada. Dalam
7). Terdapat perbedaan signifikan sikap peduli penelitian ini mahasiswa melakukan proyek
lingkungan antara siklus I dan siklus II. Hal untuk mengatasi permasalahan baik dengan
ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas (sig = merancang maupun memanfaatkan
0,037) < 0,05. teknologi.Mahasiswa dalam melakukan proyek
Hasil penelitian di atas menunjukkan diajak untuk berfikir secara ilmiah, sejalan
bahwa penerapan model pembelajaran STM dengan teori Piaget (Budiningsih 2005)
berbasis proyek dapat meningkatkan hasil mahasiswa berada pada tahap operasional formal
belajar kognitif, afektif, keterampilan proses sudah mampu berfikir abstrak dan logis
sains, dan sikap peduli lingkungan mahasiswa. menggunakan model berpikir ilmiah.
Tahap pertama peserta didik Rancangan proyek yang dilakukan oleh
mengemukakan isu atau permasalahan yang ada mahasiswa untuk tiap siklus berbeda-beda. Pada
di masyarakat dan mengaitkan masalah tersebut siklus I mahasiswa merancang alat teknologi
dengan materi yang dibahas sejalan dengan teori sederhana penjernih air, pada siklus II
kontruktivisme (Suparno, 1997) peserta didik mahasiswa merancang alat teknologi sederhana
membangun sendiri pengetahuannya, mencari filter udara dan pada siklus III mahasiswa
arti sendiri dari yang mereka pelajari dan merancang solusi untuk mengatasi sampah
membawa pengertian yang lama ke dalam situasi dengan pembuatan kompos. Keterampilan
yang baru. Mahasiswa membuat penalaran atas mahasiswa dalam merancang percobaan
apa yang dipelajarinya dengan cara mencari mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus III
makna, membandingkannya dengan yang telah sejalan dengan aspek afektif yakni bekerjasama
diketahui serta menyelesaikan antara yang juga mengalami peningkatan. Dalam merancang
diketahui dengan yang diperlukan dalam percobaan ada beberapa keterampilan proses
pengalaman baru. sains lainnya yang harus dipenuhi yakni

253 
 
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 3, 2012 (hal 245-257)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
merumuskan permasalahan dan merencanakan dibandingkan dengan pendekatan buku
prosedur (Nur, 2011). Perencanaan prosedur pelajaran. Herliani (2008) terjadi peningkatan
termuat dalam LKM yang digunakan yakni kretivitas berfikir dan penguasaan konsep yang
meliputi mengidentifikasi alat dan bahan yang lebih baik setelah pembelajaran dan Yoruk
dibutuhkan kemudian membuat langkah- (2010) dimana siswa yang menggunakan
langkah/prosedur kerjanya. pendekatan Sains Teknologi Masyarakat
Peningkatan aspek keterampilan proses sains memperoleh hasil belajar (penguasaan konsep)
dan afektif dalam merancang percobaan tidak yang lebih baik dibandingkan siswa yang
didukung oleh hasil proyek pada siklus II. menggunakan pendekatan secara tradisional.
Proyek siklus II mengalami penurunan Dari tiga penelitian yang pernah dilakukan,
dibandingkan proyek siklus I. Dari hasil keseluruhannya memperoleh hasil yang sama
wawancara dengan mahasiswa hal ini terjadi yakni model pembelajaran STM dapat
karena proyek pada siklus II memiliki tingkat memperbaiki hasil belajar kognitif (penguasaan
kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan pada konsep) siswa.
siklus I dan siklus III. Literatur untuk pembuatan Hasil analisis hipotesis pada aspek
proyek pada siklus II juga sulit ditemukan. kognitif menunjukkan bahwa tidak terdapat
Tahap STM selanjutnya adalah perbedaan signifikan hasil belajar kognitif antara
pemantapan konsep, perlu dilakukan untuk siklus I dan siklus II. Tidak ada perbedaan yang
menghindari miskonsepsi dalam pembelajaran. signifikan pada hasil belajar mahasiswa siklus I
Pada penelitian ini tahap pemantapan konsep dan siklus II dikarenakan model pembelajaran
mahasiswa dilakukan dengan mempresentasikan STM berbasis proyek merupakan model
hasil diskusi kelompok. Saat presentasi hasil pembelajaran yang baru diterapkan pada
mahasiswa diberikan kesempatan untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika.
bertanya, mengajukan pendapat, kritik dan Penerapan model pembelajaran Sains Teknologi
saran.Relevan dengan teori Vygotsky Masyarakat berbasis proyek di Program Studi
(Budiningsih, 2005) anak-anak memperoleh Pendidikan Fisika memberikan sesuatu yang
pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi berbeda dibandingkan proses pembelajaran
sosial sehari-hari. Setiap anggota dalam sebelumnya. Untuk itu pada siklus I mahasiswa
kelompok diskusi harus dapat menjalin masih perlu adaptasi terhadap kondisi
hubungan baik antar individu melalui kolaborasi pembelajaran. Pada awal pembelajaran STM
dan kooperatif (Poedjiadi, 2005). Aspek afektif berbasis proyek, mahasiswa diajak untuk
bekerjasama memiliki rata-rata skor tertinggi menemukan permasalahan kemudian
pada tiap siklusnya. Hasil ini menandakan menyelesaikan permasalahan tersebut. Dosen
mahasiswa dalam kelompok saling berpartisipasi dalam hal ini berperan sebagai fasilitator dan
dan kolaborasi.Penerapan model pembelajaran pembimbing.
Sains Teknologi Masyarakat berbasis proyek Hasil kognitif yang lebih baik diperoleh
memungkinkan terjadinya interaksi yang positif yakni terdapat perbedaan signifikan hasil belajar
antara mahasiswa, dosen dan lingkungan. kognitif antara siklus II dan siklus III. Penerapan
Tahap terakhir implementasi model STM model STM berbasis proyek dalam pembelajaran
adalah penilaian terhadap mahasiswa yang yang berlangsung terus menerus ternyata
terdiri atas aspek kognitif, afektif dan memudahkan mahasiswa untuk menemukan
psikomotor. Tahapan-tahapan seperti ini tidak sendiri pengetahuan atau konsep pada materi
terjadi ketika proses pembelajaran masih perkuliahan. Pada siklus I mahasiswa masih
menggunakan metode ceramah dan diskusi. perlu menyesuaikan diri terhadap tahap-tahap
Penerapan pembelajaran Sains Teknologi pembelajaran yang dilakukan namun pada siklus
Masyarakat berbasis proyek pada penelitian ini berikutnya mahasiswa sudah terbiasa dalam
dapat meningkatkan hasil belajar kognitif mengikuti pembelajaran. Pada tahap
mahasiswa. Dari siklus I sampai siklus III hasil pendahuluan yakni orientasi pada masalah
belajar kognitif mahasiswa terus mengalami dikemukakan isu atau masalah aktual di
peningkatan. Hasil penelitian ini didukung oleh lingkungan mahasiswa yang ada kaitannya
penelitian yang dilakukan oleh Yager, et al dengan pencemaran lingkungan. Isu atau
(2006), Pembelajaran diluar kelas dengan masalah digali mahasiswa melalui video. Sejalan
pendekatan STS memperoleh hasil penguasaan dengan pernyataan Winkel (2004) permasalahan
konsep (rata-rata postest) yang lebih baik dapat dipecahkan dengan jalan berfikir saja,

254 
 
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 3, 2012 (hal 245-257)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
tanpa disertai pengamatan tetapi dengan jalan ini memiliki kemampuan untuk menerapkan
pemecahannya kerap kali akan lebih sukar konsep-konsep ilmiah yang berkaitan dengan
ditemukan. Mengungkapkan permasalahan sains teknologi masyarakat.
melalui video diharapkan akan lebih mudah Hasil analisis hipotesis pada aspek sikap
karena melalui proses pengamatan. peduli lingkungan menunjukkan bahwa ada
Hasil analisis hipotesis pada aspek afektif perbedaan signifikan sikap peduli lingkungan
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara siklus I dan siklus II. Perbedaan yang
signifikan hasil belajar afektif antara siklus I dan signifikan pada sikap peduli lingkungan
siklus II dan antara siklus II dan siklus III. menunjukkan bahwa dengan penerapan model
Dengan demikian adanya peningkatan pada hasil pembelajaran STM berbasis proyek dapat
belajar afektif didukung adanya perbedaan yang mengubah pandangan, perilaku dan partisipasi
signifikan pada tiap siklus menunjukkan bahwa aktif mahasiswa menjadi lebih baik dari
model pembelajaran STM berbasis proyek dapat sebelumnya. Sejalan dengan pendapat Poedjiadi
diterapkan pada mahasiswa Program Studi (2005) pembelajaran STM dapat meningkatkan
Pendidikan Fisika. hasil belajar kognitif, melatih keterampilan
Hasil belajar yang lebih baik ini terlihat proses mahasiswa dan menumbuhkan kesadaran
dari adanya perubahan perilaku atau respon mahasiswa untuk ikut berperan serta aktif serta
mahasiswa dalam proses pembelajaran pada tiap memanfaat atau menghasilkan teknologi yang
siklus. Perilaku atau respon mahasiswa yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
dilihat adalah pada aspek kemandirian, rasa yang terjadi di lingkungannya.
ingin tahu, dan bekerjasama. Perilaku mahasiswa Diperoleh hasil yang berbeda pada sikap
yang muncul dikatakan baik adalah ketika tidak peduli lingkungan pada uji selanjutnya yakni
ada paksaan dari dosen untuk melakukan hal tidak ada perbedaan yang signifikan pada sikap
tersebut. peduli lingkungan mahasiswa siklus II dan
Hasil analisis hipotesis pada aspek siklus III. Tidak adanya perbedaan yang
keterampilan proses sains juga menunjukkan signifikan pada sikap peduli lingkungan siklus II
bahwa terdapat perbedaan signifikan dan siklus III dikarenakan sikap peduli
keterampilan proses sains antara siklus I dan lingkungan pada siklus I sudah menunjukkan
siklus II dan antara siklus II dan siklus III. hasil yang sangat baik yakni sudah mencapai
Adanya peningkatan pada keterampilan proses indikator kinerja yang ditetapkan.
sains didukung adanya perbedaan yang Peningkatan pada aspek kognitif, afektif
signifikan hasil keterampilan proses sains pada dan keterampilan proses sains didukung dengan
tiap siklus menunjukkan bahwa model peningkatan sikap peduli lingkungan mahasiswa
pembelajaran STM berbasis proyek dapat dari siklus I, II dan III dengan kriteria sikap
diterapkan pada mahasiswa Program Studi peduli lingkungan tinggi. Hal ini relevan dengan
Pendidikan Fisika. pernyataan Poedjiadi (2007) model STM dapat
Keterampilan proses sains yang lebih baik digunakan untuk memenuhi tuntutan kurikulum
ini terlihat dari adanya peningkatan keterampilan 2004 yakni mengembangkan aspek kognitif,
mahasiswa dalam proses pembelajaran pada tiap afektif dan psikomotor, disamping itu model
siklus yakni mahasiswa sudah dapat STM juga menimbulkan kepedulian seseorang
merumuskan permasalahan dengan mengajukan terhadap masyarakat dan lingkungan. Sejalan
pertanyaan, mampu memprediksi, merancang dengan enam ranah dalam Sains Teknologi,
eksperimen dan mengkomunikasikan hasil. dimana salah satu dari ranah tersebut adalah
Dari hasil penelitian diketahui penerapan sikap. Sains Teknologi Masyarakat
model pembelajaran STM berbasis proyek dapat menambahkan sikap afektif yakni sikap dalam
mengembangkan aspek keterampilan proses bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
sains. Setiap tahapan dalam model pembelajaran Penerapan model STM berbasis proyek
STM berbasis proyek menuntut mahasiswa dalam pembelajaran menghasilkan produk untuk
memiliki keterampilan proses sains. Sejalan mengatasi permasalahan yang di angkat. Produk
dengan penelitian yang dilakukan oleh Bakar, et dibuat oleh mahasiswa tiap-tiap kelompok. Hasil
al (2006) dimana mahasiswa yang menggunakan proyek mahasiswa berupa laporan dan produk
pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STS) memperoleh hasil yang baik.Relevan dengan
cenderung lebih baik dalam hal pemahaman pendapat Poedjiadi (2005) bahwa penerapan
proses ilmiah (proses sains), serta mahasiswa Sains Teknologi Masyarakat dalam

255 
 
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 3, 2012 (hal 245-257)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
pembelajaran dapat mengembangkan teknologi alat penjernih air sederhana; siklus II
kemampuan mahasiswa dalam memanfaatkan membimbing mahasiswa berdiskusi
maupun menghasilkan teknologi baru untuk menyelesaikan tugas proyek yakni filter udara
mengatasi permasalahan yang terjadi. sederhana dan memantau sumber belajar atau
Model pembelajaran STM berbasis proyek referensi yang digunakan mahasiswa; siklus III
yang diterapkan mampu mengembangkan membimbing mahasiswa dalam merancang
pembelajaran sains sesuai dengan hakikatnya. proyek pembuatan kompos, mengingatkan
Pembelajaran model STM melalui suatu proses mahasiswa untuk menggunakan referensi dan
yang memerlukan keterampilan proses sains sumber belajar yang sesuai dalam merancang
(pengamatan, merumuskan masalah, proyek dan memberikan arahan agar mahasiswa
memprediksi, merancang percobaan dan bekerjasama dalam satu kelompok, d) tahap
mengkomunikasikan). Pembelajaran model STM pemantapan konsep, siklus I membimbing
dapat mengembangkan sikap peduli mahasiswa pada tiap-tiap kelompok untuk
lingkungan.Pembelajaran model STM dapat mempresentasikan tugas proyek teknologi alat
menghasilkan produk baik dengan penjernih air sederhana; siklus II membimbing
memanfaatkan teknologi maupun menghasilkan mahasiswa mempresentasikan proyek filter
teknologi baru. Sejalan dengan pernyataan Carin udara sederhana serta melakukan konfirmasi
and Evans, 1990 (dalam Sudarisman, 2010) ulang materi yang dipelajari; siklus III dosen
bahwa pembelajaran sains hendaknya meliputi meminta mahasiswa mempresentasikan hasil
empat hal, yaitu produk, proses, sikap dan proyek berupa kompos dan mengkondisikan
teknologi. Pembelajaran sains yang diajarkan pembelajaran agar lebih efektif, memberikan
sesuai dengan hakikat sains akan menjadi sarana konfirmasi ulang agar tidak terjadi miskonsepsi,
strategis untuk mengembangkan berbagai aspek melakukan tanya jawab dan meminta mahasiswa
kognitif, afektif dan psikomotorik. untuk menyimpulkan materi, e) tahap penilaian,
siklus Idosen memberikan tes dan non tes untuk
Kesimpulan dan Rekomendasi mengukur penguasaan konsep mahasiswa
terhadap materi pencemaran air; siklus II dosen
Berdasarkan hasil penelitian dapat memberikan tes dan non tes untuk mengukur
disimpulkan bahwa:1) model pembelajaran STM penguasan konsep mahasiswa terhadap materi
berbasis proyek pada mahasiswa Program Studi pencemaran udara; siklus III dosen memberikan
Pendidikan Fisika Semester II Tahun Akademik penilaian tes dan non tes mengukur penguasaan
2011/2012 Pendidikan MIPA FKIP Universitas konsep mahasiswa terhadap materi pencemaran
Tanjungpura dapat dilaksanakan dengan baik tanah, 2) hasil belajar mahasiswa Program Studi
menggunakan 5 tahapan, masing-masing siklus Pendidikan Fisika Semester II Tahun Akademik
terdiri atas tindakan sebagai berikut: a) tahap 2011/2012 FKIP Universitas Tanjungpura
orientasi masalah, siklus I dan II dosen mengalami peningkatan dengan penerapan
menayangkan video youtube yang di download model pembelajaran STM berbasis proyek pada
dari internet tentang permasalahan yang terjadi materi pencemaran lingkungan. Peningkatannya
di daerah dan membimbing mahasiswa mencari adalah sebagai berikut: a) ada peningkatan
permasalahan dalam video; siklus III dosen ketuntasan hasil belajar kognitif dari siklus I
menayangkan video yang dibuat oleh mahasiswa (37,50%), siklus II (65,63%), siklus III
angkatan sebelumnya mengenai permasalahan (100,00%) dan tidak terdapat perbedaan
yang terjadi di lingkungan sekitar mahasiswa signifikan hasil belajar kognitif antara siklus I
dan mencari permasalahan yang dikemukakan dan siklus II, namun ada perbedaan signifikan
dalam video, b) tahap pembentukan konsep, hasil belajar kognitif antara siklus II dan siklus
siklus I dosen meminta mahasiswa menentukan III dengan penerapan model STM berbasis
penyebab dan dampak terjadinya pencemaran proyek, 2) ada peningkatan ketuntasan hasil
dari video pencemaran sungai; siklus II dan belajar afektif dari siklus I (65,13), siklus II
siklus IIIdosen membimbing mahasiswa (73,54), siklus III (85,01) dan ada perbedaan
langkah-langkah dalam memprediksi penyebab signifikan hasil belajar afektif antara siklus I dan
dan dampak pencemaran udara dan tanah, c) siklus II dan antara siklus II dan siklus III
tahap aplikasi konsep, siklus I dosen dengan penerapan model STM berbasis proyek,
membimbing tiap-tiap kelompok untuk 3) ada peningkatan keterampilan proses sains
merancang tugas proyek yakni percobaan dari siklus I (53,75), siklus II (68,68), siklus III

256 
 
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 3, 2012 (hal 245-257)
http://jurnal.pasca.uns.ac.id
(76,56) dan ada perbedaan signifikan Poedjiadi, Anna. (2005). Model Pembelajaran Sains
keterampilan proses sains antara siklus I dan Teknologi Masyarakat Pada Pendidikan
siklus II dan antara siklus II dan siklus III Formal.Prosiding Seminar Nasional
dengan penerapan model STM berbasis proyek, Pendidikan IPA Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia.Hal 15-19
3) sikap peduli lingkungan mengalami
peningkatan dari siklus I sebesar 71,87%, siklus -----------------------. (2007).Sains Teknologi
II sebesar 87,50% dan III sebesar 93,75% Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual
dengan penerapan model pembelajaran STM Bermuatan Nilai. Bandung: PT Remaja
berbasis proyek dan ada perbedaan signifikan Rosdakarya.
sikap peduli lingkungan antara siklus I dan
siklus II, namun tidak ada perbedaan signifikan Sudarisman, Suciati. (2010). Membangun Karakter
sikap peduli lingkungan antara siklus I dan Peserta Didik Melalui Pembelajaran Biologi
siklus II dengan penerapan model STM berbasis Berbasis Keterampilan Proses.dalam Sajidan
proyek. (edt). Proceeding Seminar Nasional VII
Pendidikan Biologi FKIP UNS Tema : Biologi,
Rekomendasi bagi peneliti lain sebagai
Sains, Lingkungan dan Pembelajarannya.
tindak lanjut dari penelitian adalah sebagai Surakarta : 31 Juli 2010. Hal 237-243,
berikut: (1) dapat digunakan sebagai acuan
untuk penelitian yang sejenis dengan materi Suparno, Paul. (1997). Filsafat Konstruktivisme
yang lain seperti masalah kependudukan di Dalam Pendidikan. Yogyakarta: PT Kanisius.
Indonesia, pengelolaan limbah, toksikologi
lingkungan sehingga dapat diketahui sejauh Suwardjono. (2009). Makalah Pembekalan Revolusi
mana penerapan model STM berbasis proyek Paradigma Pembelajaran Perguruan Tinggi:
dapat meningkatkan hasil belajar dan sikap Dari Penguliahan ke Pembelajaran. Jurnal
peduli lingkungan, (2) dapat dikembangkan Akutansi dan Manajemen STIE YKPN, Hal: 6.
dengan variabel yang lain seperti kreatif,
Winkel, W.S. (2004). Psikologi Pengajaran. PT
inovatif, sikap ilmiah, motivasi dan lain Media Abadi: Yogyakarta: Universitas Sanata
sebagainya. Dharma.

Daftar Pustaka Yager, Stuart. Yager, Robert. Lim, Gilsun. (2006).


The Advantages of an STS Approach Over a
Bakar, Elif. Bal, Senoy. Akcay, Hakan. (2006). Typical Textbook Dominated Approach in
Preservice Science Teachers Beliefs About Middle School Science. Journal School
Science Technology And Their Implication In Science and Mathematic, Volume 106, (Nomor
Society. Eurasia Journal of Mathematics, 5), Hal 248-260.
Science and Technology Education, Volume
2, (Nomor 3), Hal 19-32. Yoruk, Nuray (2009). The effects of science,
technology, society and environment (STSE)
Budiningsih, AC. (2005). Belajar dan education on students’ career planning.Journal
Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta. China Education Review, ISSN 1548-6613,
USA, Volume 6, (No 8, Serial No 57), Hal 68-
Herliani. (2008). Penggunaan Pendekatan Sains 74
Teknologi Masyarakat terhadap Peningkatan
Kreativitas Berpikir Pada Mata Kuliah Dasar-
Dasar PBM Biologi.Jurnal Didaktika. Volume
9(Nomor 1).

Miles, Matthew B. dan Huberman, A.


Michael.(2007). Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nur, M. (2011).Modul Keterampilan-Keterampilan


Proses Sains.Disadur dari Inquiry Skills
Activity Book yang diterbitkan oleh Prentice-
Hall, Inc. Upper Saddle River, New Jersey
07458 tahun 2000. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya

257 
 

You might also like