You are on page 1of 10

ARTIKEL PENELITIAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MAHASISWA


PENDIDIKAN NERS DI INSTITUSI KESEHATAN

LEGAL PROTECTION FOR PROFESION NURSING STUDENT AT HEALTH INSTITUTION

Masta Haro
Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Klabat
Email: mastatambunan01@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Tahap pendidikan Keperawatan tahap profesi (Ners) sepenuhnya
dilakukan di institusi pelayanan kesehatan, namun fakta menunjukkan belum ada
Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Keperawatan dan Peraturan Pemerintah yang
mengatur tentang perlindungan kepada mahasiswa profesi ners termasuk hak dan
kewajiban mahasiswa profesi ners belum ada. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui
perlindungan hukum terhadap mahasiswa pendidikan Ners dalam melaksanakan
praktik klinis di institusi pelayanan kesehatan. Metode: Metode penelitian ini adalah
pendekatan yuridis normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
meneliti data atau bahan perpustakaan yang merupakan data sekunder berupa bahan
hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier. Hasil:
Penelitian ini mengindikasikan bahwa belum adanya kejelasan hukum dan aturan
yang kongkrit yang memberikan perlindungan kepada mahasiswa profesi ners dalam
melaksanakan praktik klinisnya. Diskusi: Diharapkan agar pemerintah membuat
peraturan yang jelas sebagai perlindungan hukum bagi mahasiswa pendidikan Ners
dalam melakasanakan praktik klinis, mendorong Rumah Sakit Pendidikan Perawat,
institusi pendidikan Ners mempersiapkan mahasiswa secara optimal, Institusi
Kesehatan mempersiapkan pembimbing lapangan secara optimal, serta memasukkan
penyelenggaraan praktik klinis pendidikan Ners di dalam Hospital By Law atau Clinic
By Law.

Kata Kunci: Perlindungan hukum, Mahasiswa Pendidikan Ners, Institusi Kesehatan

ABSTRACT
Introduction: The phase of nursing profession of Indonesian nursing education
system (after Bachaleurate) are fully carried out at the health care institutions, yet
there is no teaching hospital (RSP), Nursing Association and Government Regulation
that protect nursing students which regard to their responsibilities and rights. The
purpose of this study to determine setting of legal protection against nursing students
profession in implementing clinical. Method: This research utilized normative juridical
approach, legal research conducted by examining the data or material library is
secondary data in the form of primary legal materials, secondary law or tertiary legal
materials. Result: The result of this study indicate that legal protection for profession
nursing students in implementing clinical practice is unclear and not concrete.
Discussion: It is recomended the government make clear regulations as legal
protection for profesion nursing student in implementing clinical practice, education
agency nursing prepare students optimally, Health Institutions prepare for mentor
optimally, and include the clinical practice in the Hospital by Law or clinic by Law.

Keywords: Legal Protection, Profession Nursing Student, Health Institutions

JURNAL

SKOLASTIK
KEPERAWATAN
Vol. 2, No.2
Juli - Desember 2016

ISSN: 2443 – 0935


E-ISSN: 2443 - 1699

165
Masta Haro

PENDAHULUAN tempat peserta didik belajar menerapkan


teori tindakan ke dalam masalah klinis yang
Perawat sebagai bagian dari tenaga nyata. Dalam melaksanakan praktek klinis
kesehatan harus menempuh pendidikan mahasiswa dibimbing oleh pembimbing
untuk dapat melayani di masyarakat klinik yang sering disebut instruktur klinik
sebagaimana ditegaskan dalam Undang- atau preceptor yang disediakan oleh institusi
Undang Republik Indonesia Nomor 36 kesehatan dan dibantu pembimbing klinik
Tahun 2009, tentang Kesehatan. Pada Pasal dari pendidikan yang berperan sebagai
1 ayat (6) Tenaga kesehatan adalah setiap perancang dan pengembang model
orang yang mengabdikan diri dalam bidang pembelajaran (Tim KBK AIPNI, 2010).
kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan Penelitian dari Haryatiningsih Purwandari
kesehatan yang untuk jenis tertentu (2012) menemukan bahwa keberhasilan
memerlukan kewenangan untuk melakukan pembelajaran klinik dipengaruhi oleh
upaya kesehatan. beberapa faktor seperti lingkungan belajar
klinik, ketidaksesuaian antara teori dan
Dalam Undang-undang Pendidikan Tinggi praktik, dan kemampuan mahasiswa
Pasal 24 dijelaskan bahwa, program profesi menghadapi tekanan di tempat praktek. Hal
merupakan pendidikan keahlian khusus tersebut dapat berpotensi menyebabkan
yang diperuntukkan bagi lulusan program terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
sarjana atau sederajat untuk melakukan prosedur pelayanan dasar.
mengembangkan bakat dan kemampuan
memperoleh kecakapan yang diperlukan Kelalaian juga dapat terjadi karena
dalam dunia kerja. pembimbing lapangan atau perawat senior
yang bertugas kurang fokus dalam
Menurut Florence Nightingale, yang dikutip membimbing seperti yang kasus yaang
Blais, Hayes, Kozier, Erb (2012) pendidikan terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah L
keperawatan harus meliputi teori dan Sumut Mahasiswa perawat salah
praktek, keperawatan telah berkembang memberikan obat Naritidin 50 mg, Naufalgis
untuk memasukkan kedua dimensi ini. 45 mg atas perintah perawat bakti berinisial
Disiplin pendidikan perawat dibagi menjadi CM kepada pasien bayi perempuan yang
disiplin akademik dan disiplin profesional, baru berumur 34 hari saat menjalani
disiplin profesional diarahkan ke tujuan perawatan. Saat itu ibu pasien bertanya
praktik klinis dengan menggunakan teori berulang-ulang kepada perawat tersebut,
deskriptif dan preskriptif dan menambahkan apa benar ini obat buat anaknya. Kala itu,
penelitian klinis sejalan dengan penelitian perawat yang melakukan praktek itu
dasar dan terapan. Menurut organisasi membenarkan bahwa itu obat buat anaknya.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia atau Lalu obat suntik dimasukkan ke cairan infus
PPNI (2008) disiplin Profesional dalam pasien. Akibatnya bayi mengalami muntah-
pendidikan perawat disebut pendidikan muntah, kejang dan perut kembung serta
profesi ners (nurse) yaitu (sarjana + Ners), badan lemas. Kemudian bayi mendapat
yang mana lulusannya mendapat sebutan perawatan dari dokter sehingga bayi
Ners, dan sebutan gelarnya (Ns). tersebut berangsur baik, sementara perawat
senior yang mendampingi mahasiswa
Program pendidikan Ners disebut juga perawat yang praktek tidak mau disalahkan,
sebagai proses pembelajaran klinik. Istilah mahasiswa dipulangkan ke kampusnya dan
ini muncul terkait dengan pelaksanaan akan diurus oleh kampus tempat mahasiswa
pendidikan profesi yang sepenuhnya tersebut menuntut ilmu.
dilaksanakan di lahan praktik seperti rumah
sakit (rumah sakit tipe A, tipe B maupun tipe Apabila kasus di atas dibawa ke ranah
C), puskesmas, klinik bersalin, panti wherda, hukum bagaimana perlindungan terhadap
keluarga serta masyarakat atau komunitas

166 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.2, No. 2  Jul – Des 2016


PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MAHASISWA PENDIDIKAN NERS DI INSTITUSI KESEHATAN

mahasiswa tersebut, siapa yang harus melaksanakan praktik di institusi kesehatan.


digugat, bila keluarga pasien atau pasien Maka dari itu, permasalahan yang akan
menganggap kejadian tersebut adalah murni diuraikan dalam tulisan ini adalah:
kesalahan mahasiswa perawat yang sedang Bagaimana peraturan perundang -undangan
praktik. Dalam Undang-Undang Kesehatan mengatur pelaksanaan praktik klinis bagi
Pasal 27 Ayat (1) dijelaskan bahwa tenaga mahasiswa keperawatan Program
kesehatan berhak mendapatkan imbalan pendidikan Ners di institusi kesehatan?
dan perlindungan hukum dalam Bagaimana implementasi perlindungan
melaksanakan tugas sesuai dengan hukum terhadap mahasiswa keperawatan
profesinya. Program Pendidikan Ners dalam
melaksanakan praktik klinis di institusi
Pasal di atas memberi jaminan hukum kesehatan?
terhadap tenaga kesehatan, tetapi tidak
berlaku terhadap mahasiswa profesi BAHAN DAN METODE
keperawatan karena masih dalam tahap
pendidikan untuk mendapatkan sertifikat Penelitian ini menggunakan metode
kompetensi untuk memperoleh ijazah ners pendekatan yuridis normatif. Menurut
dan persyaratan untuk memperoleh Surat Soekamto (2002) Penelitian yuridis normatif
Tanda Registrasi (STR). Setelah memiliki yaitu penelitian hukum yang dilakukan
STR seorang perawat dapat memilki dengan cara meneliti data atau bahan
kewenangan untuk melakasanakan praktik perpustakaan yang merupakan data
keperawatan. sekunder berupa bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder maupun bahan
Menurut Priharjo (2008) Untuk mengetahui hukum tersier. Soerjono Soekanto dan Sri
hak dan kewajiban peserta didik saat Mamudji (1997) menambahkan bahwa:
berpraktik semestinya ada kebijakan yang pendekatan penelitian hukum normatif
berisi tanggung jawab mahasiswa dilakukan dengan penelitian inventarisasi
keperawatan dalam praktik sehingga hukum positif, penelitian terhadap asas-asas
mahasiswa, pasien, institusi pelayanan dan hukum, sistematika hukum, taraf sinkronisasi
pendidikan merasa dilindungi secara hukum vertikal dan horizontal dan sejarah hukum.
dan mengetahui apa yang harus dilakukan Penelitian jenis ini seringkali dikonsepsikan
untuk menghindari kelalaian. Selanjutnya sebagai apa yang tertulis dalam peraturan
Sutoto (2012) dalam Rapat Tahunan ke XI perundang-undangan (law in book)
AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners di (Aminudin dan Asikin, 2006).
Indonesia) menjelaskan bahwa wahana
praktik seperti rumah sakit belum memiliki Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif
standar administrasi dan manajemen analitis. Menurut Songgono (2012) deskriftif
pengelolaan praktik mahasiswa, sehingga bertujuan memaparkan data hasil
hubungan tak didukung Perjanjian pengamatan tanpa pengujian hipotesis -
Kerjasama (PKS) yg menjamin proses hipotesis. Dalam memahami serta memberi
pendidikan keperawatan berkualitas. Belum arti terhadap fenomena yang kompleks
adanya uraian tugas, tanggungjawab, harus menggunakan prinsip analisis yang
wewenang, dan masa tugas ditetapkan logis. Fakta yang mendukung tidaklah
bersama instansi rumah sakit dan instansi dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya
pendidikan. dibuat deskripsinya saja, akan tetapi, harus
dicari sebab akibat dengan menggunakan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor analisis yang tajam (Sunggono, 2012).
38 Tahun 2014 tentang Keperawatan belum
mengakomodasi tentang perlindungan Dalam penelitian ini, yang dipergunakan
hukum terhadap mahasiswa keperawatan adalah data-data sekunder dari bahan-
program pendidikan Ners dalam bahan berupa:

Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.2, No. 2  Jul – Des 2016  167


Masta Haro

a) Bahan Hukum Primer sistematisasi bahan-bahan hukum


1. Undang-Undang Dasar tertulis. Yuridis normatif kualitatif
Republik Indonesia Tahun adalah cara menganalisis data
1945. dengan jalan menafsirkan dan
2. Undang-Undang Nomor 20 mengkonstruksikan pernyataan yang
Tahun 2003 Tentang Sistem terdapat dalam dokumen dan
Pendidikan Nasional, perundang-undangan. Menurut
3. Undang-Undang Republik Soekamto (2002) Normatif karena
Indonesia Nomor 44 tahun bertolak dari penelitian peraturan-
2009 Tentang Rumah Sakit. peraturan yang ada sebagai norma
4. Undang-Undang Republik hukum positif, sedangkan kualitatif
Indonesia Nomor 12 Tahun berarti analisis data yang bertitik
2012 Tentang Pendidikan tolak pada usaha penemuan.
Tinggi.
5. Undang-Undang Republik HASIL
Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Dari inventarisasi hukum positif di negara
Kesehatan. Indonesia yang berkaitan dengan perawat,
6. Surat Keputusan Menteri kemudian dianalisis maka hasil yang
Pendidikan Nasional RI diperoleh belum ada hukum yang
Nomor 232 tahun 2000 memberikan perlindungan bagi mahasiswa
tentang Pedoman pendidikan Ners dalam melaksanakan
Penyusunan Pendidikan praktik klinis di institusi pelayanan
Tinggi dan Penilaian Hasil kesehatan. Pendidikan profesi Ners mirip
Belajar. dengan pendidikan profesi kedokteran.
b) Bahan Hukum sekunder Sistem pendidikan profesi ners adalah
Bahan Hukum sekunder adalah magang (internship- intern/presptee) dan
bahan-bahan yang menunjang sistem bimbingan dikenal dengan istilah
bahan hukum primer, antara lain preceptorship (preseptor). Pendidikan
literatur-literatu, artikel, publikasi- Kedokteran telah memiliki undang- undang
publikasi, tesis yang mengandung pendidikan kedokteran yang berfungsi
bahan-bahan hukum positif sebagai perlindungan hukum bagi
c) Bahan Hukum Tersier mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
Merupakan bahan hukum penunjang Kedokteran Gigi dalam proses belajar-
yang dapat memberi petunjuk dan mengajar di bangku kuliah maupun di
penjelasan terhadap bahan hukum Rumah Sakit Pendidikan dan Wahana
primer, dan sekunder, seperti kamus Pendidikan Kedokteran yang menjelaskan
umum, kamus hukum, majalah, hak dan kewajiban mahasiswa kedokteran
koran dan jurnal ilmiah, serta bahan- umum dan kedokteran gigi yang tertuang
bahan diluar bidang hukum yang dalam Undang-Undang Republik Indonesia
relevan dengan penelitian ini. Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan
Kedokteran.
Dalam penelitian ini, untuk Melihat hasil observasi lapangan belum ada
mendapatkan data yang lebih akurat Rumah Sakit Pendidikan (RSP)
maka digunakan pengambilan data Keperawatan dan Peraturan Pemerintah
yaitu kepustakaan (library research). yang mengatur tentang perlindungan kepada
Data yang diperoleh dalam penelitian mahasiswa profesi ners termasuk hak dan
ini dianalisis secara kualitatif yaitu kewajiban mahasiswa profesi ners belum
dengan menggunakan data sekunder ada. Saat ini yang ada adalah Rumah sakit
yang diperoleh dari studi
kepustakaan, dengan mengadakan

168 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.2, No. 2  Jul – Des 2016


PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MAHASISWA PENDIDIKAN NERS DI INSTITUSI KESEHATAN

Pendidikan Kedokteran, pendidikan pelayanan kesehatan sehingga dalam satu


kedokteran lanjutan. rumah sakit digunakan oleh banyak institusi
keperawatan sebagai lahan praktik. Hal ini
PEMBAHASAN akan mempengaruhi mutu lulusan perawat
yang dihasilkan. Penulis merasa perlu
Pengaturan Pelaksanaan Praktik Klinis adanya peraturan untuk mengatur jumlah
Mahasiswa Keperawatan Program institusi pendidikan perawat yang berpraktik
Pendidikan Ners di Institusi Kesehatan. pada satu rumah sakit atau disesuaikan
Tujuan pendidikan Ners sesuai dengan dengan tipe rumah sakit.
dengan Keputusan Menteri Pendidikan Pendidikan profesi Ners mirip dengan
Nasional Nomor 232 Tahun 2000 tentang pendidikan profesi kedokteran. Sistem
Pedoman Penyusunan Kurikulum pendidikan profesi ners adalah magang
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil (internship- intern/presptee) dan sistem
Belajar Mahasiswa, Pasal 2 Ayat (2) bimbingan dikenal dengan istilah
menjelaskan bahwa pendidikan profesional preceptorship (preseptor). Pendidikan
bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi Kedokteran telah memiliki undang- undang
anggota masyarakat yang memiliki pendidikan kedokteran yang berfungsi
kemampuan profesional dalam menerapkan, sebagai perlindungan hukum bagi
mengembangkan, dan menyebarluaskan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan
teknologi dan/atau kesenian serta Kedokteran Gigi dalam proses belajar-
mengupayakan penggunaanya untuk mengajar di bangku kuliah maupun di
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Rumah Sakit Pendidikan dan Wahana
dan memperkaya kebudayaan nasional. Pendidikan Kedokteran yang menjelaskan
Program pendidikan Ners merupakan hak dan kewajiban mahasiswa kedokteran
lanjutan tahap akademik setelah pendidikan umum dan kedokteran gigi yang tertuang
sarjana keperawatan dengan beban studi dalam Undang-Undang Republik Indonesia
tiga puluh enam (36) SKS yang di tempuh Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan
dalam 2 (dua) sampai 3(tiga) semester, Kedokteran.
mengacu kepada Surat Melihat hasil observasi lapangan belum ada
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Rumah Sakit Pendidikan (RSP)
Republik Indonesia Nomor 045 tahun 2002 Keperawatan dan Peraturan Pemerintah
tentang kurikulum inti pendidikan tinggi. yang mengatur tentang perlindungan kepada
Kurikulum institusi pendidikan tahap profesi mahasiswa profesi ners termasuk hak dan
terdiri dari 60% kurikulum inti (22 SKS) dan kewajiban mahasiswa profesi ners belum
40% kurikulum yang mencirikan institusi (14 ada. Saat ini yang ada adalah Rumah sakit
SKS). Pendidikan Kedokteran, pendidikan
kedokteran lanjutan. Defenisi Rumah Sakit
Dalam UU Keperawatan Bab III Pasal 5 s/d sebagai lembaga yang diberikan hak dan
Pasal 16 dijelaskan tentang pendidikan kewajiban dalam pelayanan kesehatan
tinggi keperawatan dan fasilitas pelayanan menurut (Wolper dan Pena) yang dikutip
kesehatan sebagai wahana pendidikan oleh Azrul Azwar (1996) Rumah sakit adalah
(tempat sebagai lahan praktik ). Seiring tempat dimana orang sakit mencari dan
dengan pertambahan populasi dan menerima pelayanan kedokteran,
permasalahan kesehatan yang lebih pendidikan klinik untuk mahasiswa
kompleks menuntut kebutuhan akan tenaga kedokteran, perawat dan berbagai tenaga
kesehatan bertambah sehingga memicu profesi kesehatan lainnya. RSP
banyaknya sekolah perawat yang dibuka. Keperawatan adalah tempat
Pertumbuhan sekolah-sekolah perawat tidak mengembangkan pemahaman pengalaman
diimbangi dengan pertambahan fasilitas belajar klinik dan sosialisasi profesionalisme

Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.2, No. 2  Jul – Des 2016  169


Masta Haro

perawat serta sebagai tempat penumbuhan kerjasama dengan institusi kesehatan yang
dan pembinaan kemampuan dan sikap memenuhi kriteria yang dibutuhkan. Dengan
profesional. Oleh sebab itu RSP adanya perjanjian kerjasama menyebabkan
Keperawatan mutlak adanya. Organisasi adanya suatu hubungan hukum antara
PPNI perlu upaya agar ada peraturan institusi kesehatan dan institusi pendidikan.
pemerintah (PP) untuk RSP Keperawatan.
Dari pengamatan penulis hubungan
Dalam UU Keperawatan Pasal 14 yang kerjasama yang di jalin sering tidak ada
berbunyi menjelaskan kriteria dosen atau bakordik antara institusi pendidikan dengan
pembimbing di lahan praktik keperawatan. institusi kesehatan. Ada rumah sakit yang
Selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor belum memilki uraian tugas tertulis peserta
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional didik dan kebijakan yang mengatur batas
Pendidikan, kriteria seorang pembimbing kewenagan yang dapat dilakukan peserta
klinik/preseptor sebagai berikut: didik. Ada institusi pendidikan tidak
menjelaskan kompetensi yang dimiliki dan
a. Minimal seorang ners tercatat kompetensi yang di harapkan selama proses
(memiliki STR dan memiliki lisensi pendidikan, sehingga kondisi ini dapat
(SIK/SIP) yang berpengalaman klinik memicu terjadinya kesalahan dari
minimal 5 tahun mahasiswa yang sedang berpraktik.
b. memiliki sertifikat kompetensi sesuai
keahlian di bidangnya. Peraturan Perundangan Yang Memberi
c. Telah berpengalaman minimal dua Perlindungan Terhadap Mahasiswa
(2) tahun berturut-turut di empatnya Program Profesi Dalam Melaksanakan
bekerja di unit tempat perawat Praktik Klinis.
menjadi preseptor/mentor sehingga
dapat membimbing peserta didik Menurut Philipus Hadjon (1987)
dengan baik. perlindungan hukum bagi rakyat atau
d. Merupakan model peran ners yang seseorang ada dua macam perlindungan,
baik dan layak dicontoh karena sikap, yaitu perlindungan hukum Preventif dan
perilaku, kemampuan perlindungan hukum represif, pada
profesionalismenya di atas rata-rata. perlindungan preventif. Artinya perlindungan
e. Telah mengikuti pelatihan pendidik preventif mencegah terjadinya sengketa,
klinik sedangkan sebaliknya perlindungan
f. Dapat mendukung peserta didik, represif, bertujuan untuk menyelesaikan
dalam pencapaian tujuan, sengketa. Menurut Fred Almen dalam
perencanaan, kegiatan dan cara Hendrik (2013) fungsi hukum secara umum
mengevaluasi. adalah kepastian hukum dan perlindungan
hukum.
Melihat hasil observasi di lapangan rasio
preseptor dengan peserta didik tidak sesuai a. Undang-undang Nomor 36 Tahun
karena tidak semua perawat yang bekerja di 2009 tentang Kesehatan
institusi kesehatan bisa menjadi seorang Secara yuridis perlindungan hukum
preseptor karena saat ini belum banyak dalam tingkat yang paling tinggi
perawat yang memenuhi kriteria preseptor. secara operasional setelah Undang-
Biasanya diutamakan perawat senior yang Undang Dasar 1945 adalah Undang
bekerja di tatanan layanan dan ditetapkan - Undang No. 36 tahun 2009 tentang
sebagai preseptor oleh direktur institusi Kesehatan.
kesehatan.
Perlindungan terhadap Tenaga
Institusi pendidikan keperawatan yang tidak kesehatan terdapat pada bab V
memiliki fasilitas kesehatan sebagai wahana tentang sumber daya bidang
pendidikan akan membuat perjanjian kesehatan yang terdapat dalam

170 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.2, No. 2  Jul – Des 2016


PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MAHASISWA PENDIDIKAN NERS DI INSTITUSI KESEHATAN

Pasal 27 Ayat (1) Tenaga kesehatan perbuatannya sendiri, melainkan


berhak mendapatkan imbalan dan juga atas kerugian yang disebabkan
perlindungan hukum dalam perbuatan-perbuatan orang-orang
melaksanakan tugas sesuai dengan yang menjadi tanggungannya, atau
profesinya. Menurut penulis perlu disebabkan oleh barang-barang yang
adanya peraturan yang dapat berada dibawaah pengawasannya.
memberi perlindungan terhadap
pendidikan profesi perawat dan Rumah sakit dan institusi pendidikan
tenaga kesehatan lain yang sedang terikat oleh adanya perjanjian
melaksanakan praktik klinis. kerjasama oleh sebab itu, bila terjadi
b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun kesalahan maupaun kelalaian,
2009 Tentang Rumah Sakit institusi kesehatan berupa rumah
Perlindungan dalam UU Rumah Sakit sakit atau fasilitas pelayanan
terhadap profesi ners terdapat Pada kesehatan dapat memberikan
Pasal 3 butir (b) dan butir (d) fungsi perlindungan hukum secara preventif
rumah sakit untuk memberikan dan represif terhadap mahasiswa
perlindungan dan kepastian hukum profesi ners dalam melaksanakan
kepada pasien, masyarakat, praktik klinins. Rumah sakit dapat
lingkungan rumah sakit dan sumber tempat mahasiswa berpraktik dapat
daya manusia di rumah sakit. di tuntut menanggung akibat yang
Penjelasan Pasal 3 pada huruf (d) ditimbulkan (Priharj, 2008: 44).
yang dimaksud dengan sumber daya c. Undang-Undang R I No. 38 Tahun
di rumah sakit adalah semua tenaga 2014 tentang Keperawatan
yang bekerja di rumah sakit baik Undang- undang Keperawatan
tenaga kesehatan, termasuk perawat tentang perlindungan hukum
dan tenaga non kesehatan, dan terhadap perawat terdapat pada Bab
termasuk juga di dalamnya VII Bagian Kesatu Hak dan
mahasiswa profesi ners yang sedang Kewajiban Perawat, pada Pasal 36
menjalankan praktik klinis. butir (a) menegaskan bahwa Perawat
dalam melaksanakan Praktik
Soerjono Soekanto dan Herkutanto Keperawatan berhak memperoleh
(1987: 129) menjelaskan lebih rinci pelindungan hukum sepanjang
fungsi rumah sakit melaksanakan melaksanakan tugas sesuai dengan
usaha pendidikan dan latihan medis standar pelayanan, standar profesi,
dan paramedis. Paramedis yang standar prosedur operasional, dan
dimaksud adalah perawat vokasi dan ketentuan Peraturan Perundang-
profesi ners. Rumah sakit undangan.
semestinya dapat memberikan
perlindungan hukum secara preventif Dalam pelaksanaan praktik klinis
terhadap mahasiswa program profesi program profesi keperawatan, UU
ners dalam melaksanakan praktik Keperawatan perlu menambahkan
klinis dengan bertanggung jawab peraturan yang dapat melindungi
atas kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa dalam melakasanakan
bawahannya (subordinate) yang di praktik klinis termasuk hak dan
kenal dengan Vicarious liability. kewajiban mahasiswa seperti
pendidikan kedokteran.
Doktrin vicarious liability sejalan d. Undang-Undang No 36 Tahun 2014
dengan Pasal 1367 KUHPerdata Tentang Tenaga Kesehatan
yang menjelaskan bahwa seorang Ketentuan yang terdapat di dalam
tidak hanya bertanggung jawab atas Undang- undang Nomor 36 Tahun
kerugian yang disebabkan oleh 2014 yang berkaitan dengan

Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.2, No. 2  Jul – Des 2016  171


Masta Haro

perlindungan hukum terhadap dengan Rumah Sakit Jiwa Provinsi


tenaga kesehatan terdapat pada Bab Jawa Barat dan Perjanjian kerjasama
X Perlindungan bagi tenaga dengan Rumah sakit Advent
kesehatan dan penerima pelayanan Bandung terdapat unsur persetujuan
kesehatan yang terdapat dalam kehendak, karena kedua belah pihak
pasal 75 yang berbunyi, tenaga telah memenuhi sayarat, tidak
kesehatan dalam menjalankan karena terpaksa, adanya penipuan
praktik berhak mendapatkan atau kekhilafan.
perlindungan hukum sesuai dengan b. Kewenangan (Kecakapan)
ketentuan Peraturan Perundang- Dalam hal ini penulis melihat bahwa
undangan. kedua pihak sudah dewasa, tidak
mengalami ganngguan kejiwaan
Undang-undang tenaga kesehatan sehingga telah memiliki unsur
tidak memberikan perlindungan kewenangan.
hukum terhadap mahasiswa program c. Objek (Prestasi) Tertentu
profesi ners karena belum memiliki Untuk melaksanakan
STR sehingga belum dianggap pendidikan/penelitian dan
sebagai tenaga kesehatan. pengabdian masyarakat dengan
e. Peraturan Menteri Kesehatan mengikuti ketentuan yang berlaku di
No.148 Tahun 2010 tentang Izin Rumah sakit Jiwa Provinsi Jawa
dan Penyelenggaraan Praktik Barat dan Rumah sakit Advent
Perawat Bandung. Selama terikat dalam
Dalam Pasal 11 ditegaskan bahwa, perjanjian Pihak kedua mempunyai
dalam melaksanakan praktik perawat kewajiban membayar institusional
mempunyai hak; memperoleh fee atas fasilitas yang digunakan dan
perlindungan hukum dalam bimbingan yang diberikan oleh pihak
melaksanakan praktik keperawatan kesatu (institusi kesehatan) sesuai
sesuai standar, memperoleh jaminan kesepakatan.
perlindungan terhadap resiko kerja d. Tujuan Perjanjian
yang berkaitan dengan tugasnya. Tujuan perjanjian yang akan dicapai
Mahasiswa progaram profesi ners oleh pihak-pihak sifatnya harus halal.
belum memiliki STR sehingga belum
Pada pasal 1367 KUHPerdata
mendapat perlindungan dari
Peraturan Menteri Kesehatan No.148 menyebutkan sebagai berikut
Tahun 2010 tentang Izin dan Seseorang harus memberikan
Penyelenggaraan Praktik Perawat. pertanggung-jawaban tidak hanya
atas kerugian yang ditimbulkan dan
Perjanjian Kerjasama antara Institusi tindakannya sendiri, tapi juga atas
Pendidikan dan Institusi Kesehatan
kerugian yang ditimbulkan dari
Perjanjian sah dan mengikat apabila tindakan orang lain yang berada
memenuhi unsur-unsur dan syarat-syarat dibawah pengawasannya. Ada
seperti yang ditetapkan oleh undang- kalanya seorang dalam pergaulan
undang. Abdukadir Muhammad (2014: 299- hidup bermasyarakat menurut hukum
300) menjabarkan ketentuan Pasal 1320
berada di bawah pengawasan orang
KUHPerdata, bahwa setiap penjanjian selalu
memiliki empat unsur sebagai berikut: lain, seperti halnya seorang curandus
dalam hal curatele di bawah
a. Persetujuan Kehendak pengawasan seorang curator,
Perjanjian Kerjasama antara seorang murid sekolah di bawah
Universitas Advent Indonesia(UNAI)
pengawasan pengawsan seorang

172 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.2, No. 2  Jul – Des 2016


PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MAHASISWA PENDIDIKAN NERS DI INSTITUSI KESEHATAN

guru dalam lingkungan pelajaran dan kongkret bagi mahasiswa


yang diberikan. Dalam hal ini profesi ners dalam melaksanakan
seorang pengawas dianggap praktik klinis, yaitu Undang-Undang
mempunyai tugas untuk menjaga, Nomor 44 Tahun 2009 tentang
jangan sampai seorang yang diawasi Rumah Sakit, Pasal 5 butir (c)
itu melakukan perbuatan melanggar menjelaskan salah satu fungsi rumah
hukum (Prodjodikoro, 2000) sakit adalah penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan sumber
Pembimbing klinik mempunyai daya manusia dalam rangka
tanggung jawab dalam melakukan peningkatan kemampuan dalam
supervisi terhadap mahasiswa pemberian pelayanan kesehatan,
profesi ners, dan kegagalan dalam dan Undang-Undang Republik
melakukan tanggung jawab ini Indonesia No. 38 Tahun 2014
merupakan dasar terjadinya tentang Keperawatan, pada Bab III
kelalaian, seperti pada kasus di RS L, tentang pendidikan tinggi
seharusnya mahasiswa mendapat keperawatan, tetapi belum diatur
perlindungan dari institusi kesehatan mekanisme profesi pendidikan
tetapi yang terjadi adalah hanya perawat di lahan praktik termasuk
menjadi tanggung jawab pihak kedua hak dan kewajiban mahasiswa.
(institusi pendidikan). Karena dalam 2. Implementsi perlindungan bagi
perjanjian kerjasama ditegaskan mahasiswa keperawatan program
bahwa, pihak kedua bertanggung profesi dalam melaksanakan praktik
jawab atas segala kerugian yang klinis belum jelas karena belum
timbul, dan menanggung segala ada aturan perundangan yang jelas
biaya atas kecelakaan/ kematian dari tentang hak dan kewajiban
pihak ketiga akibat kegiatan mahasiswa program profesi ners
pendidikan /penilitian dan dalam melaksanakan praktik klinis di
pengabdian masyarakat. Menurut institusi kesehatan. Perjanjian
penulis tujuan perjanjian tidak kerjasama antara institusi pendidikan
seimbang karena memberatkan dan institusi kesehatan tidak
pihak kedua. Perlu penataan kembali memberikan perlindungan.
dalam membuat perjanjian
kerjasama agar mahasiswa sebagai Saran-saran
objek perjanjian mendapat 1. Kepada Pemerintah
perlindungan dari kedua belah pihak. a. Untuk mengoptimalkan
SIMPULAN DAN SARAN pendidikan profesi
keperawatan agar berbagai
Simpulan Peraturan Pemerintah (PP)
yang ditegaskan dalam
1. Ada 2 (dua) peraturan perundang- beberapa undang-undang,
undangan yang menyinggung harus segera direalisir.
tentang pendidikan keperawatan baik b. Peraturan Pemerintah mutlak
vokasi maupun profesi tetapi belum untuk pembentukan Rumah
memberikan perlindungan yang jelas Sakit Pendidikan

Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.2, No. 2  Jul – Des 2016  173


Masta Haro

Keperawatan, dan mengatur


jumlah ianstitusi pendidikan Prodjodikoro, W Perbuatan Melanggar
keperawatan yang Hukum Dipandang Dari Sudut Hukum
Perdata, CV Mandar Maju, Bandung,
melaksanakan praktik klinis di
2000
institusi kesehatan
2. Kepada Institusi Pendidikan, agar Hendrik, Etika Hukum Kesehatan, Jakarta,
mempersiapkan mahasiswa secara EGC, 2011
optimal secara teori dan praktik di
laboratorium sehingga Robert Priharjo, Konsep dan Perspektif
meminimalisasi kesalahan. Keperawatan Profesional, EGC, 2008
3. Kepada Institusi Kesehatan,
Soerjono Soekanto, Metode Penelitian
a. Agar memasukkan Hukum, UI Press, Jakarta, 2002
penyelenggaraan praktik
klinis profesi ners di dalam Soerjono Soekanto dan Herkutanto,
Hospital by Law atau Clinic by Pengantar Hukum Kesehatan,
Law. Remadja Karya, Bandung,1987
b. Diharapkan mengembangkan
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
kemampuan pembimbing
Penelitian Hukum Normatif, Rajawali
lapangan (preseptor) sesuai Press, Jakarta,1997
dengan standar.
TIM KBK AIPNI, Kurikulum Pendidikan Ners,
DAFTAR PUSTAKA AIPNI, Jakarta, 2010
Abdulkadr Muhammad, Hukum Perdata
Indonesia, Citra Aditya Bakti, Sumber lain
Bandung, 2014
Sutoto, disampaikan dalam seminar
Aminudin dan Zaenal Asikin, Pengantar
Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Implikasi UU No. 12 Tahun 2012
Terhadap Pendidikan Keperawatan di
Grafindo Persada, Jakarta, 2006
Indonesia, Surabaya, 2 Desember
2012
Azrul Azwar, Pengantar Administrasi
Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta, 1996
Haryatiningsih Purwandari dkk,
Permasalahan Mahasiswa Pada
Bambang Sunggono, Metode Penelitian
Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2012 Penempatan Praktik Ners
Pertamakali di stase Keperawatan
Anak, Fakultas Keperawatan
Blais, K.K., Hayes J. S., Kozier, B., Erb G,
Praktik Keperawatan Profesional Onsoed,Purwokerto, 2011
Konsep & Praktik, Jakarta, EGC,
2012 http;//medanbisnisdaily.com/new/read/2013/
06/66322/perawat_rsud_langsa_didu
ga_malpraktek/ diakses 20 Maret
Draft Naskah Akademik Pendidikan
2014, pukul 20.00 WIB
Keperawatatan , PPNI, Jakarta, 2008

Philipus M.Hadjon, Perlindungan Hukum


Bagi Rakyat Indonesia, Binacipta,
Surabaya, 1987

174 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.2, No. 2  Jul – Des 2016

You might also like