Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui monitoring terapi warfarin untuk menjamin ketepatan dosis,
keamanan terapi, dan mengetahui apakah dosis terapi warfarin yang digunakan telah memenuhi kriteria
penggunaan obat warfarin yang rasional. Derajat antikogulasi setiap pasien diukur dengan parameter
waktu protrombin yang dinyatakan dengan International Normalized Ratio (INR). Metode Penelitian
meliputi monitoring terapi warfarin terhadap 80 pasien di pelayanan jantung melalui PT-INR, pendataan
klinis pasien meliputi, usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, jenis penyakit, dosis yang digu-
nakan dan obat lain yang dikonsumsi secara bersamaan. Hasil monitoring menunjukkan rata-rata INR
pasien yaitu 1,38± 0,42 hasil ANAVA (α = 0,05) menunjukkan tidak ada pengaruh dosis terhadap INR
(p=0,13) tetapi ada pengaruh pada umur (p =0,014), hasil uji beda (α = 0,05) menunjukkan tidak ada per-
bedaan terhadap rata-rata INR berdasarkan jenis kelamin (p =0,051), umur (p =0,397), dan variasi dosis
(p = 0,057). Hasil tersebut menunjukkan bahwa dosis warfarin belum mencapai target terapi INR (2–3).
110
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 1, Nomor 3, September 2012
111
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 1, Nomor 3, September 2012
mL plasma dalam tabung berisi antikoagulan bagai berikut: On, Active, Optic.
sitrat 3,2% atau 3,8% pada perbandingan 9:1 f. Analisis Statistik
(9 bagian darah : 1 bagian natrium sitrat). Ada- Analisis hasil penelitian menggunakan
pun jumlah sampel yang dibutuhkan kurang software analisis statistik. Hasil yang di-
lebih 80 sampel. Reagen yang digunakan peroleh ditampilkan dalam bentuk narasi
adalah TEClot® PT-S dari TECO. Kit reagen yang diperjelas dengan tabel atau gam-
ini berisi tromboplastin beku kering (freeze- bar. Uji statistik tingkat kemaknaan (sig-
dried) dari jaringan serebral kelinci dengan nifikansi) yang digunakan adalah 5%.
buffer, penstabil dan kalsium klorida. Metode analisis yang digunakan adalah:
Berikut ini merupakan alur metode peneli- 1. Analisis Deskriptif
tian yang dilakukan: Digunakan untuk perhitungan rerata dan
a. Pemilihan Pasien dan standar deviasi.
Populasi penelitian adalah pasien yang 2. Metode ANAVA
sedang menggunakan terapi warfarin den- Digunakan untuk mengetahui pengaruh
gan umur ≥18 tahun, di pelayanan Jan- dosis yang diberikan dan umur pasien
tung salah satu Rumah Sakit di Bandung. dengan hasil INR.
b. Wawancara dan Pemeriksaan Peserta Pene 2. Metode Mann-Whitney
litian Digunakan untuk mengetahui adanya per-
Sebelum diambil darahnya, pasien diberi- bedaan rata-rata INR dari jenis kelamin.
kan penjelasan dan dipersilahkan mem- 3. Metode Kruskal Wallis
baca informed consent penelitian. Setelah Digunakan untuk mengetahui adanya
itu, pasien diwawancara oleh peneliti un- perbedaan rata-rata INR dari umur dan
tuk mengetahui jenis kelamin, umur, berat variasi dosis.
badan, tinggi badan, riwayat penyakit, dan 4. Uji t-student
dosis pemakaian. Hal ini dilakukan untuk Digunakan untuk melihat adanya perbe-
meyakinkan peneliti bahwa peserta peneli- daan rata-rata INR dari setiap individu
tian telah memenuhi syarat yang telah di- pasien.
tentukan. Setelah itu, pasien menandatan-
gani lembar persetujuan penelitian dalam Hasil
informed consent.
c. Pengambilan Spesimen Penelitian ini melibatkan 80 sukarelawan
Spesimen diambil dari pembuluh darah vena peserta penelitian yang terdiri dari pria dan
pasien sebanyak 2,7 mL. Saat pengambilan wanita yang sedang menggunakan terapi obat
darah, darah langsung dimasukkan ke dalam golongan antikoagulan, yaitu warfarin 2 mg
tabung yang berisi antikoagulan sitrat 3,2%. (Simarc®). Peserta penelitian telah mendapat-
d. Preparasi Sampel kan monitoring terapi dengan metode penen-
Spesimen dibawa ke bagian distribusi sam- tuan PT-INR (Prothombin Time International
pel untuk dipisahkan plasmanya dari sel- Normalized Ratio). Peserta penelitian memi-
sel darah dengan cara sentrifugasi pada ke- liki beberapa riwayat penyakit kronik seperti
cepatan 3000 rpm selama 15 menit. CAD AMI (Coronary Atherosklerosis Disease
e. Pemeriksaan Waktu Protrombin Acute Myocardial Infarction), CAD UAP
Pemeriksaan waktu protrombin dilakukan (Coronary Atherosklerosis Disease Unstable
dengan menggunakan alat COATRON® Angina Pectoris), AF (Atrium Fibrilation),
M1. Pengoperasian alat dimulai dengan CHF (Congestive Heart Fairlure), stroke, dan
cara menyalakan alat dengan urutan se- hipertensi.
112
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 1, Nomor 3, September 2012
113
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 1, Nomor 3, September 2012
Tabel 3 Hasil pemeriksaan waktu protombin (Prothombin Time, PT) dan rasio normal inter-
nasional (International Normalize Ratio, INR)
Parameter Rata-rata±SB
PT 18,92±6,23
INR 1,38 ±0,42
114
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 1, Nomor 3, September 2012
Rata-rata INR yang diperoleh dari peneli- nis kelamin laki-laki dan perempuan dengan
tian ini yaitu 1,38 (Tabel 3), nilai dibawah tar- tingkat keyakinan 0,05% diperoleh nilai sig-
get INR 2–3 ini menunjukkan terapi warfarin nifikansi 0,051. Rata-rata INR berdasarkan
yang digunakan belum efektif, INR dibawah 2 jenis kelamin adalah sama atau tidak ada per-
akan meningkatkan risiko tromboemboli pada bedaan.
pasien. Ada beberapa faktor yang harus diper- Uji beda dengan memakai uji t dilakukan
hatikan untuk mencapai efek yang optimal dan untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata
mengevaluasi respon pasien untuk warfarin. dari INR setiap individu pasien. Hasil yang di-
Pertama, intensitas dan lamanya terapi tergan- peroleh adalah 0,000, ada perbedaan INR pada
tung pada kebutuhan pengobatan. Kedua, do- setiap pasien. Perbedaan tersebut disebabkan
sis warfarin harus spesifik pasien dan ketiga, oleh faktor klinik, nonklinik dan genetik. Fak-
penilaian secara berkala terhadap efektivitas tor klinik seperti umur dan jenis kelamin, na-
diperlukan karena indeks terapeutik warfarin mun pada penelitian ini tidak ada pengaruh
sempit.9 umur dan jenis kelamin terhadap INR. PT-INR
INR yang paling tinggi terdapat pada ren- bisa dinyatakan sebagai parameter respon
tang umur 70–79 tahun yaitu 1,56 dan INR warfarin dalam darah selain konsentrasi war-
yang paling rendah terdapat pada rentang farin dalam darah. Hal ini menunjukkan ada
umur 40–49 yaitu 1,24 (Tabel 4). INR terse- faktor lain yang memengaruhi respon pasien
but dibawah nilai rentang target dalam terapi terhadap warfarin, yaitu faktor genetik. Poli-
warfarin yang seharusnya 2–3, petunjuk pe- morfisme genetik dapat memengaruhi respon
ngobatan warfarin berdasarkan Japanese Cir- individu terhadap zat aktif farmakologis dan
culation Society pasien dengan penyakit fi- interaksi diantara keduanya sering dinamakan
brilasi atrium berumur lebih dari 70 tahun di- sebagai farmakogenomik.11 Informasi farma-
harapkan mencapai target INR 2–3, dan pada kogenomik dapat memberikan perkiraan ten-
umur kurang dari 70 tahun memiliki target tang efektivitas dosis obat, efek terapeutik dan
INR lebih kecil yaitu 1,6–2,6.10 Hal ini menun- efek toksik suatu obat. Dalam praktek klinis
jukkan bahwa pemberian dosis warfarin belum sekarang ini, pengujian farmakogenomik di-
memperhatikan umur pasien. INR dibawah 2 lakukan hanya pada sedikit obat dan kandidat
artinya darah tidak cukup encer atau dengan yang paling potensial adalah warfarin.
mudah menggumpal sehingga risiko trombo- Banyak penelitian yang mengungkapkan
sis meningkat, sedangkan jika INR diatas 3 bahwa polimorfisme CYP2C9 dan VKORC1
artinya darah terlalu encer dan dapat menye- memiliki kontribusi yang bermakna pada efi-
babkan risiko perdarahan. kasi dan toksisitas warfrin. CYP2C9 meru-
Analisis ANAVA telah dilakukan untuk pakan enzim yang berperan didalam proses
mengetahui apakah ada pengaruh antara umur metabolisme warfarin, sedangkan VKORC1
tarhadap INR, dari hasil analisis didapatkan (Vitamin K Epoxide Reductase Complex Sub-
R adalah 0,274 atau 27,4%, pengaruh an- unit 1) merupakan gen target tempat warfrin
tara umur terhadap INR berhubungan sedikit bekerja. VKORC1 diprediksi memiliki efek
kuat. Nilai signifikansi yang diperoleh sebe- tiga kali lebih besar dibandingkan CYP2C9.12
sar 0,014, terdapat pengaruh umur terhadap
nilai INR. Uji beda tiap rentang umur dihasil- Simpulan
kan rata rata INR berdasarkan rentang umur
adalah sama atau tidak ada perbedaan. Hasil monitoring terapi warfarin dengan
Uji Mann-Whitney digunakan untuk me penentuan PT-INR pada pasien di pelayanan
ngetahui perbedaan rata-rata INR dari je- jantung dibawah rentang target INR (2–3),
115
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia Volume 1, Nomor 3, September 2012
tidak terjadi efek samping yang menyebab- ized medicine. Pharmacological Reviews,
kan perdarahan, pemantauan efek samping 2011, 63 (2): 437–459.
melalui INR bisa dinyatakan memenuhi tar- 6. David K, Trevor B, Campbell T, Henry W,
get. Terdapat pengaruh dari umur, dan tidak David P, Caroline B, et al. Guidelines on
ada pengaruh dari jenis kelamin dan dosis oral anticoagulation with warfarin. Brit-
yang diberikan terhadap nilai INR. Penggu- ish Journal of Haematology, 2011, 154(3):
naan warfarin sebagai obat penunjang obat 1365–2141.
lainnya karena dilihat dari dosisnya yang kecil 7. Hirsh J, Fuster V, Ansell J, Halperin JL.
maka dosis tersebut (mengacu pada standar Foundation guide to warfarin therapy.
pengobatan warfarin) tidak mencukupi untuk CIRC American Heart College Journal,
menimbulkan efek terapi. Perlu dilakukan 2003, 107: 1692–1711.
penelitian lanjut dengan jumlah pasien yang 8. Ansel J, Hirsh J, Hylek E, Jacobson A,
lebih banyak, melaksanakan individualisasi Crowther M, Palareti G. Pharmacology
dosis berdasarkan polimorfisme genetik, dan and management of the vitamin K antago-
proses pemantauan terapi ditambah parameter nists: American. College of Chest Physi-
lain sesuai jenis penyakit. cians evidence-based clinical practice
guidelines (8th ed.). Chest Journal, 2008,
Daftar Pustaka 133(6 suppl): 160–198.
9. Ortel, LB. International normalized ratio
1. Poller L. International Normalized Ra- (INR): an improved way to monitor oral
tios (INR): the first 20 years. Journal of anticoagulant therapy. Nurse Practitioner,
Thrombosis and Haemostasis, 2004, 2(6): 1995, 20(9): 15–22.
849–860. 10. The Japans Circulation Society. Guide-
2. Levine MN, Raskob G, Beyth RJ, Kearon lines for pharmacotherapy of atrial fibrila-
C, Schulman S. Hemorrhagic complica- tion. Circulation Journal, 2008, 74(8):
tions of anticoagulant treatment: the sev- 1581–1638.
enth ACCP conference on antithrombotic 11. Yin T, Miyata T. Warfarin dose and
and thrombolytic therapy. Chest Journal, the pharmacogenomic of CYP2C9 and
2004, 126 (3 suppl): 287–310. VKORC1-rational and perspective.
3. Sam S, Clive K, Ajay KK, Patrick M, Se- Thrombosis Research, 2007, 120(1):
bastian S, Henry E, et al. Dabigatran ver- 1–10.
sus warfarin in the treatment of acute ve- 12. Yoshizawa M, Hayashi H, Tashiro Y,
nous thromboembolism. England Journal Sakawa S, Moriwaki H, Akimoto T, et al.
Medicine, 2009, 361(1): 2342–2352. Effect of VIKORC1-1639 DNA polymor-
4. Goodman G. Manual of pharmacology phisme, body weight, age, and serum al-
and theurapeutics. McGraw-Hill: Califor- bumin alterations on warfarin response in
nia. 2008. Japanese patiens. Thrombosis Research,
5. Qiang M, Anthony YH. Pharmacogene- 2009, 124(2): 161–166.
tics, pharmacogenomics, and individual-
116