Professional Documents
Culture Documents
A. ANALISA SITUASI
1. Peserta
Jumlah peserta.........orang, pendidikan........, umur rata-rata..........tahun,
peserta telah memiliki pengetahuan tentang :
a. ...............................................................
b. ...............................................................
c. ...............................................................
2. Kelas / ruangan
a. Ukuran ruang / kelas......................................
b. Keadaan penerang dan ventilasi.......................
c. Prasarana yang tersedia....................................
3. Pengajar
Fasilitator adalah .....................................................................................
B. TUJUAN
1. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Setelah mendapat pendidikan kesehatan tentang pencegahan jatuh pada
lansia, peserta diharapkan mampu :
a. Memahami bagaimana pencegahan jatuh pada lansia.
C. MATERI
1. Pengertian jatuh
2. Penyebab jatuh pada lansia
3. Pencegahan jatuh
4. Cara menolong lansia yang jatuh
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. MEDIA
1. Poster
G. EVALUASI
a. Standar evaluasi
1) Peserta dapat menjelaskan pengertian jatuh
2) Peserta dapat menjelaskan penyebab jatuh pada lansia
3) Peserta dapat menyebutkan pencegahan jatuh pada lansia
4) Peserta dapat menjelaskan cara menolong lansia yang jatuh
b. Pertanyaan evaluasi
1) Jelaskan pengertian jatuh?
2) Jelaskan penyebab jatuh pada lansia?
3) Jelaskan pencegahan jatuh ?
4) Jelaskan cara menolong lansia yang jatuh ?
H. SUMBER PERPUSTAKAAN
1. Craven & Hinrle. 2000. Pain perception and Management Fundamentals of
nursing: Human health and function (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.
2. Kozier & Erb. 2004. Pain Management Fundamentals of nursing: Concepts,
process, and practice (7th ed.). New Jersey: Pearson prentice hall.
3. Sani, P. A. 2016. Materi Kuliah: Pencegahan Jatuh pada Lansia. PSIK FK
Unud.
I. LAMPIRAN MATERI
1. Defenisi
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata
yang melibatkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk di lantai atau
tempat yang lebih rendah atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Reuben,
1996).
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan
di dalamnya misalnya kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi,
sinkope dan dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak
rata tersandung benda-benda, penglihatan kurang terang dan sebagainya.
Tidak mengejutkan bahwa jatuh merupakan kejadian yang mempercepat
patah tulang pada orang dengan kepadatan mineral tulang (Bone Mineral
Density/BMD) rendah. Jatuh dapat dicegah sehingga akan mengurangi risiko
patah tulang. Jatuh adalah penyebab terbesar untuk patah tulang pinggul dan
berkaitan dengan meningkatnya risiko yang berarti terhadap berbagai patah
tulang meliputi punggung, pergelangan tangan, pinggul, lengan bagian atas.
Jatuh dapat disebabkan oleh banyak faktor, sehingga strategi pencegahan
harus meliputi berbagai komponen agar sukses. Aktivitas fisik meliputi pola
gerakan yang beragam seperti latihan kekuatan atau kelas aerobik dapat
meningkatkan massa tulang sehingga tulang lebih padat dan dapat
menurunkan risiko jatuh.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh dan
meminimalisir dampak dari jatuh yang terjadi. Pedoman yang dikeluarkan
oleh American Geriatrics Society, British Geriatrics Society, dan American
Academy of Orthopedi Surgeons pada pencegahan jatuh meliputi beberapa
rekomendasi untuk orang tua (AGS et al, 2001).
3. Pencegahan Jatuh
Pencegahan dilakukan berdasarkan faktor risiko apa yang dapat
menyebabkan jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit
yang sedang diderita, pengobatan yang sedang dijalani, gangguan
keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan visual, ataupun faktor lingkungan.
Dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada
orang tua:
a. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan
meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan,
koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan. Latihan
fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik
yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan
semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki.
b. Managemen obat-obatan
Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik diantaranya:
1) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat
2) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama
pengobatan
3) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama
terutama sedatif dan tranquilisers
4) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali
atas indikasi klinis kuat
5) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan
c. Modifikasi lingkungan.
1) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk
menghindari pusing akibat suhu.
2) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada
dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu.
3) Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
4) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
5) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
6) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu
tambahan untuk daerah tangga.
7) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan
yang biasa untuk melintas.
8) Gunakan lantai atau keramik yang tidak licin.
9) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari
tersandung.
10) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di
kamar mandi.
d. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia, misalnya:
1) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
2) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
3) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
4) Hindari olahraga berlebihan.
e. Alas Kaki
1) Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:
2) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar
3) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga
keseimbangan
4) Pakai sepatu yang antislip
f. Alat Bantu Jalan
1) Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan
difokuskan untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau
faktor yang mendasarinya.
Penggunaan alat bantu jalan memang membantu meingkatkan
keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus
dan kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu
tidak menggunakan roda., karena itu penggunaan alat bantu ini
haruslah direkomendasikan secara individual.
2) Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat
ditangani dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu,
penanganannya adalah dengan alat bantu jalan seperti cane (tongkat),
crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya satu ekstremitas atas
yang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane. Pemilihan tipe cane
yang digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi yang
menunjang berat badan. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat
badan, alat yang paling cocok adalah four-wheeled walker. Jika kedua
ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan
menunjang berat badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi
yang diperlukan dalam menunjang berat badan.
g. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.
h. Hip protektor: terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.
i. Memelihara Kekuatan Tulang
1) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti
meningkatkan densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat
terjatuh pada orang tua
2) Berhenti merokok
3) Hindari konsumsi alcohol
4) Latihan fisik
5) Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor estrogen
6) Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti.
Cara yang dapat dilakukan lansia setelah jatuh jika lansia tidak bisa
bangun adalah sebagai berikut:
(...............................................) (..................................................)
NIP. NPM.
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
(........................................)