You are on page 1of 20

F.2.

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer


(PMKP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

F2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

PENYULUHAN GARAM BERYODIUM

Oleh:

dr. Aji Dwijayanto

Pendamping:

dr. Hj. Dahlia Abbas

PUSKESMAS BARA BARAYYA

KOTA MAKASSAR

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERIODE OKTOBER 2017-FEBRUARI 2018

1
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : dr. Aji Dwijayanto

Judul Laporan : Penyuluhan Garam Beryodium

Laporan tentang Penyuluhan Penyuluhan Garam Beryodium telah disetujui guna


melengkapi tugas Dokter Internsip dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer
(PKMP) dan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) di bidang Upaya Perbaikan Gizi
Masyarakat.

Makassar, Januari 2018

Mengetahui,

Pendamping Dokter Internsip

dr. Hj. Dahlia Abbas

2
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

LAPORAN KEGIATAN
UPAYA PROMOSI KESEHATAN LINGKUNGAN
PENYULUHAN GARAM BERYODIUM

A. LATAR BELAKANG
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya atau telah mengalami
fortifikasi dengan KIO3 (Kalium Iodat) sebanyak 30 – 80 ppm. Dan penambahan
ini dikarenakan masih tingginya kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY) di Indonesia. Garam beryodium berfungsi untuk kecerdasan pada anak.

Berdasarkan hal tersebut, penyuluhan garam beryodium pada anak sekolah


dasar untuk mengasah pengetahuan anak sekolah dan memberikan pengertian yang
mudah dipahami oleh siswa sehingga penggunaan garam beryodium dapat
diinformasikan kepada orang tua mereka bagaimana manfaat dan pentingnya
mengkonsumsi garam beryodium.

B. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Berdasarkan hasil Riskesdas 2007, menunjukkan bahwa cakupan konsumsi
garam mengandung yodium cukup (30ppm) masih jauh dari target USI (Universal
salt Iodization) 90%. Yaitu baru tercapai 62,3% rumah tangga di Indonesia yang
mengonsumsi garam beriodium. Bahkan, dari sampel di 30 Kabupaten/Kota, hanya
24,5% rumah tangga yang menggunakan garam beriodium sesuai Standar Nasional
Indonesia (SNI), yakni 30-80 ppm KIO3. Demikian pernyataan Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan
RI, Dr. dr. Trihono, MSc, pada pembukaan Seminar Nasional Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium (GAKI) di Yogyakarta, Kamis pagi (29/11). Kabalitbangkes
menyebutkan, terdapat enam provinsi yang sudah mencapai target konsumsi garam
beryodium, diantaranya Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka
Belitung, Gorontalo, dan Papua Barat. Oleh karena itu dirasa perlu untuk diadakan
penyuluhan tentang garam beryodium di wilayah kerja Puseksmas Bara Barayya
untuk meningkatkan cakupan konsumsi garam beryodium.

3
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

C. PEMILIHAN INTERVENSI
Oleh karena permasalahan yang terjadi diatas, maka diadakan kegiatan
penyuluhan mengenai garam beryodium untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bara Barayya agar masyarakat bisa
terhindar dari Gangguan Akibat kekurangan yodium (GAKY).

D. PELAKSANAAN
Pada tanggal 29 Desember 2017 dilakukan penyuluhan tentang garam
beryodium di Puskesmas Bara Barayya.

Setelah dilakukan penyuluhan dengan masyarakat tentang garam


beryodium, masyarakat terlihat antusias dan melakukan Tanya jawab dengan
narasumber tentang konsumsi garam rumah tangga.

E. EVALUASI
1. Kesimpulan

Ketidakcukupan asupan yodium disebabkan oleh kandungan


yodium dalam bahan makanan yang rendah atau konsumsi garam yodium
yang rendah. Masih banyak masyarakat yang kurang mengetahui manfaat
dari garam yang beryodium merupakan salah satu penyebab rendahnya
konsumsi garam yang beryodium. Berbagai alasan dikemukakan
sehubungan dengan hal tersebut, antara lain garam yang beryodium mahal,
rasanya pahit, rasanya kurang asin dibandingkan dengan garam yang tidak
beryodium. Hal yang mendasar dari penyebab GAKY adalah kandungan
yodium dalam tanah yang rendah dan kondisi tersebut bersifat menetap.

2. Saran

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan penyuluhan


diharapkan warga masyarakat mampu memahami & mengerti tentang

4
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

pentingnya mengkonsumsi garam beryodium. Mencegah terjadinya


defisiensi/kekurangan yodium pada anak-anak. Namun perlu tindak lanjut
dengan turun ke lapangan untuk melihat secara langsung garam yang
dikonsumsi di masyarakat apakah mengandung yodium atau tidak.

5
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA

GARAM BERYODIUM

A. PENGERTIAN YODIUM

Yodium merupakan zat essensial bagi tubuh, karena merupakan komponen


dari Hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas
hormon ini, ialah trijodotyronin T3 dan Tetrajodotyronin T4, yang terakhir juga
disebut juga Tiroksin. (Sediaoetama, 2006). Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg
yodium yang tersebar dalam semua jaringan tubuh, kandungannya yang tinggi yaitu
sekitar sepertiganya terdapat dalam kelenjar tiroid dan yang relatif lebih tinggi dari
itu ialah pada ovari, otot, dan darah.

 Yodium diserap dalam bentuk yodida, yang di dalam kelenjar tiroid


dioksidasi dengan cepat menjadi yodium, terikat pada molekul tirosin dan
tiroglobulin. Selanjutnya tiroglobulin dihidrolisis menghasilkan tiroksin
dan asam amino beryodium, tiroksin terikat oleh protein. Asam amino
beryodium selanjutnya segera dipecah dan menghasilkan asam amino dalam
proses deaminasi, dekarboksilasi dan oksidasi (Kartasapoetra, 2005).

B. ANJURAN ASUPAN YODIUM SETIAP HARI DI DALAM


MAKANAN

1. Dosis 50 µg/hari untuk kisaran usia 0-12 Bulan.


2. Dosis 90 µg/hari untuk kisaran usia 1-6 tahun.
3. Dosis 120 µg/hari untuk kisaran usia 7-12 tahun.
4. Dosis 150 µg/hari untuk kisaran usia 12-Dewasa.
5. Dosis 200 µg/hari untuk kisaran Ibu hamil dan menyusui. (Arisman, 2004).

6
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

C. GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM

 Gangguan akibat kekurangan yodium adalah sekumpulan gajala yang dapat


ditimbulkan karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus-
menerus dalam waktu cukup lama. (DepKes RI, 2000).

 Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian kekurangan yodium


pada tumbuh kembang manusia, Sprektum seluruhnya terdiri dari gondok
dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh
gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pada aak dan dewasa,
sering dengan kadar hormon rendah angka lahir dan kematian janin
meningkat (supariasa, 2001).

D. MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT GANGGUAN AKIBAT


KEKURANGAN YODIUM

1. Defisiensi pada janin

 Pengaruh utama defisiensi yodium pada janin ialah kretinisme endemis.


Gejala khas kretinisme terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis saraf yang
menampilkan tanda dan gejala seperti kemunduran mental, bisu-tuli dan
diplegia spastik. Jenis kedua yaitu bentuk miksedema yang memperlihatkan
tanda hipotiroidisme dan dwarfisme (Arisman, 2004)

2. Defisiensi pada bayi baru lahir.

 Selain berpengaruh pada angka kematian, kekurangan yang parah dan


berlangsung lama akan mempengaruhi fungsi tiroid bayi yang kemudian
mengancam perkembangan otak secara dini. (Arisman, 2004)

3. Defisiensi pada anak dan remaja

7
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

 Kekurangan yodium pada anak khas terpaut dengan insiden gondok. Angka
kejadian gondok meningkat bersama usia, dan mencapai puncaknya setelah
remaja. Prevalensi gondok pada wanita lebih tinggi daripada lelaki. Total
Goitre Rate (TGR) anak sekolah lazim digunakan sebagai petunjuk dalam
perkiraan besaran GAKY masyarakat suatu daerah. Gangguan pada anak
dan remaja akibat kekurangan Yodium yaitu Gondok, hipoiroidisme
Juvenile dan perkembangan fisik terhambat. (Arisman, 2004)

4. Defisiensi pada Dewasa

 Pada orang dewasa, kekurangan yodium menyebabakan keadaan lemas dan


cepat lelah, produktifitas dan peran dalam kehidupan sosial rendah (isna,
2009), Gondok dan penyulit, Hipotiroidisme, Hipertiroidisme diimbas oleh
yodium. (Arisman, 2004).

5. Defisiensi pada ibu hamil

 Pada ibu hamil menyebabkan keguguran spontan, lahir mati dan kematian
bayi, mempengaruhi otak bayi dan kemungkinan menjadi cebol pada saat
dewasa nanti. Seorang ibu yang menderita pembesaran gondok akan
melahirkan bayi yang juga menderita kekurangan yodium. Jika tidak segera
diobati, maka pada usia 1 tahun, sudah akan terjadi pembesaran pada
kelenjar gondoknya. (Isna, 2009).

6. Defisiensi pada semua usia

 Bentuk gangguannya : Kepekaan terhadap radiasi nuklir meningkat


(Arisman, 2004)

8
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

E. PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN AKIBAT


KEKURANGAN YODIUM

a. Penanggulangan

1. Garam beryodium. Sesuai Kepres no 69, 13 Oktober 1994,mewajibkan


semua garam yang dikonsumsi,baik manusia maupun hewan ,diperkaya
dengan yodium sebanyak 30-80 ppm (Erna, 2004)
2. Suplementasi yodium pada binatang
3. Suntikan minyak beryodium (Lipiodol)
4. Kapsul minyak beryodium. (Arisman,2004).

b. Pencegahan

 Secara relatif, hanya makanan laut yang kaya akan yodium : sekitar 100
μg/100 gr. Pencegahan dilaksanakan melalui pemberian garam beryodium.
Jika garam beryodium tidak tersedia, maka diberikan kapsul minyak
beryodium setiap 3, 6 atau 12 bulan, atau suntikan ke dalam otot setiap 2
tahun. (Arisman,2004).

Kandungan yodium dalam makanan

Tabel Kandungan Yodium Dalam Makanan

Jenis makanan Keadaan segar(µ/gram) Keadaan kering(µ/gram)

1. Ikan air tawar 17 – 40 68 - 194


2. Ikan air laut 163-3180 471-4591
3. Kerang 308-1300 1292-4987
4. Daging hewan 27-97 -
5. Susu 35-56 -

9
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

6. Telur (93) -
7. Serealia biji 22-72 34-92
8. Buah 0-29 62-277
9. Tumbuhan polong 23-36 223-245
10. Sayuran 12-201 204-1636

(Arisman, 2004)

F. PENGERTIAN GARAM BERYODIUM

 Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan yodiumyang


dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan.

 Garam beryodium adalah garam natrium Clorida yang diproduksi melalui


proses Yodisasi yang memenuhi Standart Nasional indonesia (SNI),
mengandung yodium antara 30-80 ppm untuk konsumsi manusia atau
ternak, pengasinan, ikan dan bahan penolong industri pangan kecuali untuk
pemboran minyak, Chlor Alkali Plan (CAP) dan industri kertas pulp
(Depkes RI, 2000).

a. Persyaratan garam sehat

1. Garam sehat adalah garam konsumsi yang telah difortifikasi dengan yodium
yang cukup untuk kebutuhan tubuh yang mengandung kadar yodium antara
30-40 ppm dan kandungan air ≤ 5%.
2. Garam Yodium diharuskan dikonsumsi seluruh penduduk baik di daerah
endemik maupun daerah bukan endemik
3. Konsumsi garam yodium rata-rata per orang 10 gr per hari dan kebutuhan
ion yodium sebesar 150-200 mikrogram per orang per hari bila konsumsi
rata-rata.

b. Pengelolaan Garam Sehat

10
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

1). Penyimpanan

 Garam yodium perlu disimpan di bejana atau wadah tertutup, Tidak kena
cahaya, Tidak dekat dengan tempat lembab air, hal ini untuk menghindari
penurunan kadar yodium dan meningkatkan kadar air, karena kadar yodium
menurun bila terkena panas dan kadar air yang tinggal akan melekatkan
yodium. (Palupi, 2008).

2). Penggunaa Garam Yodium

 Tidak dibubuhkan pada sayuran mendidih, tetapi dimasukan setelah sayuran


diangkat dari tungku karena kadar kalium Iodate (KIO3) dalam makanan
akan terjadi penurunan setelah dididihkan 10 menit.
 Kadar Yodium juga akan menurun pada makanan yang asam, makin asam
makanan, makin mudah akan menghilangkan KIO3 dari makanan tersebut.
(Palupi, 2008).

c. Proses Perusak terhadap Kandungan yodium

1. Merebus (terbuka) kadar yodium hilang ± 50 %


2. Menggoreng kadar yodium hilang ± 35 %
3. Memanggang kadar yodium hilang ± 25 %
4. Brengkesan atau pepesan kadar yodium hilang ± 10 %.

PENGERTIAN KAPSUL YODIUM

 Kapsul yodium adalah preparat minyak beryodium dengan dosis tinggi dan
tiap kapsul berisi 200 mg yodium dalam larutan minyak.

a. Sasaran

11
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

 Kapsul yodium diberikan kepada penduduk yang tinggal di daerah endemik


sedang dan berat (prevalensi ≤ 20%) setiap tahun sekali dengan ketentuan :

1. Laki-laki : 0-20 tahun


2. Perempuan : 0-30 tahun
3. Semua ibu hamil dan menyusui

Dosis pemberian Kapsul yodium

Tabel Dosis Pemberian Kapsul Yodium

Kelompok Umur( Tahun) Dosis pemberian kapsul yodium/tahun

1. Bayi 0-1 ½ kapsul/tahun


2. Balita 1-5 1 kapsul/tahun
3. Wanita 6-35 2 kapsul/tahun
4. Pria 6-20 2 kapsul/tahun
5. Wanita hamil dan menyusui- 2 kapsul/tahun

(Depkes, 2000)

Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya atau telah mengalami
fortifikasi dengan KIO3 (Kalium Iodat) sebanyak 30 – 80 ppm. Dan penambahan
ini dikarenakan masih tingginya kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY) di Indonesia.

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan masalah yang


serius seperti gondok, kretin atau kerdil dll. Perlu kita ketahui kekurangan unsur
yodium dalam makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan
seseorang.

12
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Akibat jangka panjang jika kekurangan yodium mengakibatkan rendahnya


kemampuan berpikir anak. Selain itu rendahnya konsumsi yodium berdampak
langsung terhadap menurunnya kualitas kesehatan masyarakat yaitu menyebabkan
kelahiran mati atau cacat bawaan pada bayi, anak dengan IQ rendah, serta
mempercapat penurunan fungsi tubuh seperti cepat pikun, tuli atau buta sebelum
usia tua.

Berdasarkan hasil penelitian, orang yang tidak mengonsumsi garam


yodium, daya pikirnya akan mengalami penurunan 3,5 persen saat usia 12 tahun.
Sejalan dengan bertambahnya usia, 40 tahun ke atas penurunannya mulai tajam
yakni 13 persen/tahun.

Untuk antisipasi sejak dini yaitu dihimbau kepada masyarakat untuk


menggunakan garam beryodium, apalagi pada saat ini sangatlah mudah
mendapatkan garam beryodium.

Untuk memenuhi kebutuhan kita akan yodium dapat dilakukan dengan


beberapa cara yaitu selain mengkonsumsi garam yang beryodium setiap hari juga
mereka wajib minum kapsul yodium sesuai dosis yang dianjurkan. Dosis pemberian
kapsul yodium untuk bayi berumur 0-1 tahun cukup ½ kapsul setiap tahunnya, laki-
laki berumur 6-20 tahun cukup dengan 2 kapsul pertahun. Sedangkan untuk ibu
hamil dan ibu menyusui konsumsi 1 kapsul dalam satu tahun dan pada wanita usia
6-35 tahun minum 2 kapsul setiap tahunnya.

Konsumsi yodium yang berlebih bisa mengakibatkan hipertiroid yaitu


kondisi suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan hormon-hormon tiroid
yang beredar dalam darah dalam jumlah yang berlebihan. Didalam garam
beryodium terdapat unsur natrium, maka konsumsi garam beryodium pun harus
dibatasi. Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu timbulnya mudah lelah,
karena hormon tiroidnya berlebih, merupakan faktor resiko terjadinya stroke.
Gejala lain yang kerap terjadi, keringat berlebihan, pergerakan usus besar

13
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

meningkat, gemetaran, kehilangan berat badan serta aliran darah menstruasi tidak
teratur.

Penggunaan garam beryodium yang dianjurkan yaitu tidak lebih dari 6 gram
garam atau 2 ½ gram tiap 1.000 kilo kalori, atau satu sendok teh setiap hari. Tetapi
dalam kondisi tertentu, misalnya keringat yang berlebihan maka dianjurkan
mengkonsumsi garam sampai 10 gr atau 2 sdt per orang perhari, dianjurkan untuk
tetap mengkonsumsi makanan laut yang kaya kandungan

Banyak cara untuik mengetahui ada tidaknya yodium pada garam dapur,
yaitu dengan Test Kit Yodina yang banyak tersedia di Puskesmas dan Apotik. Cara
untuk mengetes yaitu ambil Ambil garam, kemudian tetesi dengan cairan yodina.
Warna yang timbul dibandingkan dengan petunjuk warna yang ada pada kit. Garam
yang bermutu baik akan menunjukkan warna biru keunguan. Semakin berwarna
tua, semakin baik mutu garam.

Selain menggunakan test kit yodina ada cara yang lebih simpel, gunakan
tepung kanji yang dicampur dengan garam lalu teteskan dengan jeruk nipis, jika
warnanya berubah menjadi keunguan, itu artinya mengandung yodium.

Ada juga dengan mengunakan singkong parut caranya sebagai berikut :


singkong (ubi kayu) segar dikupas, diparut dan diperas tanpa diberi air. Tuang 1
sendok teh perasan singkong parut ke dalam gelas bersih. Tambahkan 4-6 sendok
teh munjung garam yang akan diperiksa. Tambahkan 2 sendok teh cuka makan
berkadar 25%. Aduk sampai rata, dan tunggu beberapa menit. Apabila timbul warna
biru keunguan, berarti garam tersebut mengandung yodium. Semakin berwarna
pekat, semakin baik mutu garam. Sebab, garam yang tak beryodium tidak akan
mengalami perubahan warna setelah diperiksa dengan cairan yodina maupun cairan
singkong parut.

Semakin tua warnanya semakin baik mutunya, tidak ada perlakuan khusus
hanya saja Garam beryodium sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup tidak
tembus pandang. Tujuannya untuk melindungi zat yodium agar tidak terpapar

14
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

dengan matahari. Kandungan yodiumnya bisa menguap jika terpapar dengan


matahari. Juga perhatikan tempat garam sebaiknya tutup dengan rapat, jika
membiarkan tutup terbuka, maka yodium bisa menguap.

Cara yang biasa dilakukan oleh para ibu ketika memasak makanan garam
yang dibubuhkan kedalam makanan saat panas mendidih. Alasannya jika tidak
begitu masakan kurang sedap. Namun cara yang sudah dilakukan oleh para ibu-ibu
tersebut salah, karena zat yodium garam akan hilang ketika terkena panas mendidih
tersebut.

“Sebaiknya masakan itu dibubuhi garam saat hangat-hangat kuku saja sehingga
kandungan yodiumnya tetap utuh, kalau membubuhinya saat dingin, boleh saja, itu
malah lebih baik tetapi kebanyakan masakan akan terasa kurang sedap selain itu
dianjurkan utnuk menjadikan garam beryodium sebagai garam meja.

Hanya untuk informasi bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh


Puslitbang Gizi yaitu yodium masih terkandung di dalam makanan yang dibubuhi
garam beryodium hanya saja sebagian besar yodium hilang pada proses pemasakan,
terutama bila dimasak menggunakan cabe atau ditambahkan cuka.

Memang sulit merubah kebiasaan membubuhnkan garam pada saat memproses


makanan. Namun untuk tetap mendapatkan asupan yodium yang cukup masih
tetapbisa dilakukan dengan cara lain tanpa harus mengubah perilaku. Caranya yaitu
dengan mengkonsumsi makanan laut seperti ikan, kerang, cumi dan rumput laut.
Dan keuntungan mengkonsumsi garam beryodium melalui makanan laut adalah
elemen yodium tersebut tidak hilang selama proses pemasakan. Selain itu jumlah
yang dikonsumsi biasanya juga lebih tinggi sehingga asupan yodium yang didapat
juga lebih banyak (bila kita mengkonsumsi 50 gr ikan laut berarti yodium yang
masuk setara 100 mikrogram yodium)

Salah satu tahap awal adalah membeli merk tertentu dalam jumlah sedikit atau
bungkus kecil saja dulu, untuk dilakukan uji kandungan yodium. Dan ada beberapa
tips untuk memilih garam beryodium yaitu sebagai berikut :

15
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

1. Pilihlah garam yang dikemas dan berlabel “Garam Beryodium”


2. Isi/berat kemasan, kandungan yodium 30-80 ppm, nama produsen
3. Pilihlah kemasan yang rapi dan tidak rusak
4. Pilihlah garam yang putih dan kering, tidak lembab atau basah
5. Hindari memilih garam bata/briket apalagi yang tidak dikemas, kecuali
telah anda ujipada setiap bagian
6. Apabila sudah dilakukan uji terhadap merk tertentu, pembelian selanjutnya
tidak memerlukan lagi dilakukan pengujian
7. Pilihlah kemasan kecil agar penyimpanan di rumah tidak terlalu lama, untuk
menghindari proses pelembaban akibat terbukanya kemasan

Berdasarkan temuan yang terbaru yaitu GAKY seperti gondok dan kretin
bisa timbul tidak hanya karena akibat kekurangan yodium tetapi banyak faktor
seperti polusi udara dan air tanah juga menemukan bahwa gangguan akibat
kekurangan yodium juga bisa dipicu oleh pemakaian alat kontrasepsi hormonal
seperti implant, pil, dan suntik. Pemakaian alat-alat kontrasepsi semacam ini dapat
menekan kadar hormon tiroksin dalam tubuh manusia. Dengan begitu, maka ibu
yang menderita gondok diharapkan tidak memakai alat kontrasepsi jenis ini.

Selain polutan dan alat kontrasepsi, gangguan-gangguan akibat kekurangan


yodium ini juga bisa terjadi kurang asupan yodium, terlalu banyak mengonsumsi
sayuran yang mengandung zat goitrogenik seperti singkong, pete, dan jengkol, serta
keberadaan blocking agent dalam tanah. Blocking agent adalah zat-zat tertentu
seperti zat besi dan kalsium berlebihan, yang kemudian mengikat yodium dalam air
tanah. Sehingga, pada air yang diminum, kadar yodiumnya sangat rendah.

Dahulu GAKY mayoritas diderita oleh masyarakat yang tinggal di daerah


pegunungan dan sekarang kita yang berada di kota juga bisa terkena GAKY. Jadi
untuk mengantisipasi timbulnya GAKY masyarakat diwajibkan untuk
mengkonsumsi yodium dalam kehidupan sehari-hari

16
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Makassar, Januari 2018

Peserta Pendamping

(dr. Aji Dwijayanto) (dr. Hj. Dahlia Abbas)

17
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

LAPORAN KEGIATAN

Nama Peserta dr. Aji Dwijayanto Tanda tangan:

Nama Pendamping dr. Hj. Dahlia Abbas Tanda tangan:

Nama Wahana Puskesmas Bara Barayya

Tujuan Pelaksanaan Melakukan Penyuluhan mengenai Garam beryodium

Hari/Tanggal Sabtu/ 29 Desember 2017

Waktu 08.00 WITA

Tempat Puskesmas Bara Barayya

Jumlah Pasien 15

18
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta


2. Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC.
3. Depkes, RI. 2000. Pedoman Pelaksanaan Pemantauan Garam Beryodium di
Tingkat Masyarakat. Jakarta : Depkes RI.
4. Effendi, nasrul. 2007. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : EGC.
5. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisis Data. Jakarta : Salemba medika.
6. Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta : Salemba
Medika.
7. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta : Rineka Cipta.
8. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Salemba Medika.
9. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
10. Parth, Erna Francin. 2004. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC
11. Pranoto. 2011. Warga Tinggar sepakat basmi GAKY.
http://www.fk.unair.ac.id/index.php/ : Diakses tanggal 25 April 2011.
12. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung : Alfabeta.
13. Sediaoetama, Ahmad Djaelani. 2004. Ilmu Gizi I. Jakarta : Dian Rakyat.
14. Sediaoetama, Ahmad Djaelani. 2006. Ilmu Gizi II. Jakarta : Dian Rakyat.
15. Thesa. 2009. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
http://dokterthesa.wordpress.com/2009/06/25/gaki/ : Diakses tanggal 19
Mei 2011.
16. Yunita. 2006. Penanggulangan GAKY. http://www.google.com// : diakses
tanggal 19 Mei 2011.

19
F.2. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

20

You might also like