Professional Documents
Culture Documents
IMPETIGO BULLOSA
Diajukan Kepada:
dr. H. Aris Budiarso, Sp.KK
Disusun Oleh:
Ezra Senna P
20120310193
IMPETIGO BULLOSA
Disusun oleh:
Ezra Senna P
20120310193
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan nikmat, petunjuk dan
kemudahan yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan presentasi
kasus yang berjudul:
“IMPETIGO BULLOSA”
Penulisan presentasi kasus ini dapat terwujud atas bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Ezra Senna P
DAFTAR ISI
PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II KASUS 3
BAB IV KESIMPULAN 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
piogenik akut kulit yang mengenai epidermis superfisial, bersifat sangat menular.
meningkat dari tahun ke tahun. Di Amerika Serikat impetigo merupakan 10% dari
masalah kulit yang dijumpai pada klinik anak dan terbanyak pada daerah yang
jauh lebih hangat, yaitu pada daerah tenggara Amerika. Di Inggris kejadian
impetigo pada anak sampai usia 4 tahun sebanyak 2,8% pertahun dan 1,6% pada
anak usia 5-15 tahun. Sekitar 70% merupakan impetigo krustosa. Impetigo dapat
terjadi pada semua ras. Lebih sering dijumpai pada laki-laki, dan pada usia 2
sampai 5 tahun. Impetigo bulosa paling sering dijumpai pada neonatus dan bayi,
90% kasus anak di bawah 2 tahun (Cole, 2007; Wolff et al., 2007).
patogen primer pada impetigo bulosa dan ecthyma. Faktor predisposisi antara lain
higiene buruk, menurunnya daya tahan tubuh, lingkungan kotor dan musim panas
dengan banyak debu, telah ada penyakit lain di kulit yang mengakibatkan
kerusakan epidermis sehingga fungsi kulit sebagai pelindung akan terganggu dan
1
Impetigo bulosa disebabkan oleh eksotoksin Staphylococcus aureus yang
masuk melalui kulit terluka akan menyebabkan lepasnya adhesi dermis superfisial
cairan serosa sehingga membentuk bula. Bula hipopion bisa terjadi karena
sebagai antigen serin biasa yang bekerja secara lokal dan mengaktifkan sel
limfosit T. Eksotoksin ini juga akan mengalami koagulasi, di mana toksin tersebut
akan tetap terlokalisasi pada bagian atas dari lapisan epidermis dengan
dan tidak mencapai bagian yang lebih dalam, umumnya pasien hanya mengeluh
yang diawali rasa gatal tanpa disertai rasa nyeri. Kelainan kulit diawali dengan
makula eritematosa yang dengan cepat akan menjadi vesikel, bula dan bula
hipopion. Impetigo bulosa berisi cairan jernih kekuningan berisi bakteri S.aureus
tengah eritema (koleret), dan cepat mengering. Lesi dapat melebar membentuk
gambaran polisiklik. Sering kali bula sudah pecah saat berobat, sehingga yang
tampak ialah lesi koleret dengan dasar eritematosa. Krusta “varnishlike” terbentuk
2
pada bagian tengah yang jika disingkirkan memperlihatkan dasar yang merah dan
basah. Bula yang utuh jarang ditemukan karena sangat rapuh. Pasien berusia di
bawah 1 tahun atau bayi, akan tampak rewel karena rasa nyeri di kulit membuat
pasien merasa tidak nyaman. Keadaan umum biasanya baik (Djuanda, 2007).
pakaian. Pada anak dan dewasa, tempat predileksi tersering pada impetigo bulosa
(Siregar, 2005).
salep antibiotik. Jika banyak lesinya, dan diserta gejala sistemik berupa demam
antibiotik lain yang sensitif. Dapat pula diberikan terapi topical seperti asam
fusidat dan mupirosin yang merupakan pilihan pertama pada impetigo bulosa
3
BAB II
KASUS
Setjonegoro bersama orang tuanya, dengan keluhan utama luka yang terasa gatal
pada kedua kaki. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya terdapat
bintik kecil kemudian membesar menjadi seperti gelembung berisi yang terasa
gatal. Gatal dirasakan terutama saat malam hari dan saat kondisi kulit basah.
sisik tipis di sekitar bekas luka. Pasien juga sempat mengalami demam selama 1
hari, lalu berobat ke bidan dan sembuh, namun keluhan gatal pada luka belum
berkurang.
yang sama seperti pasien serta riwayat alergi pada keluarga juga disangkal.
pemeriksaan ujud kelainan kulit (UKK) pada kaki kiri belakang tampak bulla
4
yang sudah pecah, eritem, bentuk bulat, ukuran diameter 5cm, tepi regular, batas
tegas, distribusi lokal simetris, susunan tunggal, serta terdapat erosi pada lesi.
dan mencegah faktor predisposisi, memperbaiki hygiene diri dan lingkungan, dan
5
meningkatkan daya tahan tubuh. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan yaitu
6
BAB III
PEMBAHASAN
mengeluh timbul keluhan luka yang gatal pada kaki kiri sejak 1 minggu yang lalu.
berisi cairan. Bekas pecahan gelembung tersebut mengering dan timbul sisik tipis
di sekitar bekas luka. Pasien juga sempat mengalami demam selama 1 hari, lalu
berobat ke bidan dan sembuh, namun keluhan gatal pada luka belum berkurang.
kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi. Pada pasien ini prognosis Quo ad
vitam adalah bonam karena penyakit ini tidak mengancam jiwa, sebab dari
functionam adalah bonam karena fungsi bagian tubuh yang terkena tidak
terganggu.
7
BAB IV
KESIMPULAN
Impetigo, yaitu merupakan salah satu bentuk pioderma yang paling sering
muncul di bagian tubuh manapun setelah terjadi cidera pada kulit, seperti luka
maupun pada infeksi virus. Paling sering ditemukan diwajah , lengan dan tungkai.
Telah dilaporkan kasus impetigo bulosa yang ditemukan pada pasien anak
fisik. Dari anamnesis didapatkan keluhan gatal pada luka di kaki, luka tersebut
tadinya merupakan gelembung berisi cairan yang pecah, dan pada pemeriksaan
fisik keadaan umum pasien tampak baik, kesan umum pasien tampak tenang.
Pemeriksaan status dermatologis didapatkan pada kaki kiri belakang tampak bulla
yang sudah pecah, eritem, bentuk bulat, ukuran diameter 5cm, tepi regular, batas
tegas, distribusi local simetris, susunan tunggal, serta terdapat erosi pada lesi.
serta edukasi orangua pasien untuk menjaga kebersihan pasien terutama saat
8
DAFTAR PUSTAKA
Beheshti. 2007. Impetigo, a brief review. Fasa-Iran : Fasa Medical School. pp 23
36, 277-283
Cole. 2007. Diagnosis and Treatment of Impetigo. Virginia : University of
Virginia School of Medicine. pp 138-149.
Djuanda. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. hlm 35-36
Lewis LS. Impetigo [Internet]. 2014 Sept 10. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/965254-overview#a0156.
Wolff K, Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller A, Leff ell DJ, et al (eds). Fitz
Patrick’s dermatology in general medicine. 7th ed.. USA: McGraw Hill
Co; 2007.pp.1694-8.