Professional Documents
Culture Documents
Merupakan dasar utama dari proses keperawatan. Melalui pengkajian ini, semua data pasien dapat dikumpulkan untuk menentukan masalah–masalah keperawatan yang mungkin
timbul pada setiap kasus penyakit Tuberkulosis Paru. Pengkajian menurut Doenges (1999) meliputi :
1. Identitas Pasien.
Pengkajian ini mencakup nama klien, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/bangsa, status perkawinan, alamat, tanggal masuk RS, diagnosa medis, ruang
dan nomor register.
2. Identitas Penanggung Jawab.
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pelajaran, agama, alamat, hubungan dengan klien.
3. Aktifitas/istirahat.
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan.
Napas pendek karena kerja.
Kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
Tanda : Takikardia, takipnea/dispnea pada kerja.
Kelelahan otot, nyeri, dan sesak (tahap lanjut).
4. Integritas Ego
Gejala : Adanya/faktor stres lama.
Masalah keuangan, rumah.
Perasaan tak berdaya/etnik : madura, dll.
Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini).
Ansietas, ketakutan, mudah terangsang.
5. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan.
Tak dapat mencerna.
Penurunan berat badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik.
Kehilangan otot/hilang lemak subkutan.
6. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : Berhati–hati pada area yang sakit. perilaku distraksi, gelisah.
7. Pernapasan
Gejala : Batuk, produktif atau tak produktif.
Napas pendek.
Riwayat tuberkulosis/terpajan pada individu terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan.
Pengembangan pernapasan tak simetris.
Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural).
Karakteristik sputum : Hijau/purulen, mukoid kuning, atau bercak darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap lanjut)
8. Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, Kanker.
Tes HIV positif.
Tanda : Demam rendah atau panas akut.
9. Interaksi Sosial.
Gejala : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga Tuberkulosis
Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk
Gagal untuk membaik/kambuhnya tuberkulosis paru dan tidak berpartisipasi dalam terapi.
Rencana pemulangan : memerlukan bantuan dengan/gangguan dalam terapi obat dan bantuan perawatan diri dan pemeliharaan/perawatan rumah.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d Pertahanan primer tak adekuat , penurunan kerja silia ,Kerusakan jaringan ,Penurunan ketahanan, Malnutrisi
,Terpapar lngkungan ,Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogen.
4. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batuk ,burukEdema tracheal.
5. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis ,Kerusakan membran alveolar – kapiler ,Sekret kental , tebal, Edema bronchial.
6. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetap.
3. Intervensi Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d
– Kerusakan jaringan
– Penurunan ketahanan
– Malnutrisi
– Terpapar lngkungan
Kriteria hasil :
Intervensi :
3) Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari meludah
8) Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap sputum
1. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batuk ,burukEdema tracheal.
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
1) Kaji fungsi pernafasan , kecepatan , irama , dan kedalaman serta penggunaan otot asesoris
1. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis ,Kerusakan membran alveolar – kapiler ,Sekret kental , tebal, Edema bronchial
Kriteria Evaluasi :
Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
Intervensi :
1) Kaji Dipsnea,Takhipnea, menurunnya bunyi nafas ,peningkatan upaya pernafasan , terbatasnya ekspansi dinding dada , dan kelemahan
2)Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan pada warna kulit
4) Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
5) Kolaborasi oksigen
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d Kelemahan ,Sering batuk / produksi sputum ,Anorexia ,Ketidakcukupan sumber keuangan
Kriteria hasil :
Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan perilaku / pola hidup untuk meningkatkan / mempertahankan BB yang tepat
Intervensi :
1) Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas mukosa oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau diare
2) Pastikan pola diet biasa pasien
4) Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan dengan obat .
6) Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohodrat.
8) Kolaborasi antipiretik
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
2. Data Dasar Keluarga
3. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. Sariya
4. Usia : 38 th
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SD
7. Pekerjaan : Karyawan
8. Alamat/ No. Telp : Desa Karang Mukti Rw.03 Rt.06
9. Komposisi Keluarga : Ayah, Ibu, dan 2 orang Anak
Hub.dgn
No Nama JK Umur Pendidikan Agama Pekerjaan
Kel
1 Sariya L Ayah 38 th SD Islam Karyawan
2 Siti Nurhayati P Ibu 30 th SD Islam IRT
3 Siti Nurlela P Anak 11 th SD Islam Pelajar
4 Ipi Ilpiyanti P Anak 3 th Belum sekolah Islam Pelajar
1. Genogram
1. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Sa adalah tipe keluarga inti. Terdiri dari Ayah , Ibu, dan 2 Anak.
Tn. Sa berasal dari suku Sunda (Subang) Jawa Barat dan Ny.S juga berasal dari suku Sunda (Purwakarta) Jawa Barat. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Sunda, Tn.
Sa sudah lama tinggal di purwakarta dan istrinyapun sudah tinggal diPurwakarta sejak lahir. Lingkungan tempat tinggal klien saat ini dikelilingi dengan orang-orang dengan suku
yang sama yaitu sunda, yang memang kampung mereka sendiri.
Kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan keluarga Tn,Sa adalah pengajian bapak-bapak, namun Tn.Sa tidak rutin mengikuti kegiatan pengajian tersebut karena terkadang
pekerjaan Tn.Sa membuatnya pulang malam, Istrinya pun Ny.S bekerja di luar rumah dan pulang pada sore hari. Setiap hari anaknya dititipkan dengan nenek dan pamannya yang
rumanya dekat dengan mereka. Anak pertamanya sekolah pada pagi hari. Anaknya yang kedua hanya bermain dilingkungan sekitar rumahnya saja. Tn. Sa tidak meiliki jadwal
untuk rekreasi secara rutin bersama keluarganya, karena jarang memiliki waktu yang libur yang cukup, Tn.Sa lebih memilih untuk berstirahat di rumah saat libur. Tn.Sa hanya
kumpul dengan keluarganya saat malam hari. Keluarga Tn.Sa jarang sekali jalan-jalan seperti halnya ke mall. Kebiasaan berbusana Tn.Sa dan keluarganya hanya sederhana saja.
Tidak terlalu mengikuti perkembangan saat ini. Namun mereka masih menjaga kultur budaya sunda dalam berpakaian.
Dan makanan yang disajikan dan dikonsumsi oleh keluarga Tn.Sa dan anaknya biasanya seperti sayuran, dan lauk-lapuk. Terkadangpun Ny.S membuat olahan makanan yang
dipelajari dari orang tuanya makanan khas sunda.
Peran ayah, ibu dan anak masih menganut kultur budaya Sunda, Anak-anak selalu mengikuti apa yang diperintahkan orangtuanya tanpa berani membantah.Peran Tn.Sa saat ini
sebagai Kepala Keluarga yang memberi nafkah kepada keluarganya. Anak pertama yang bernama An.Si sangat menyayangi adiknya, terlihat saat sangat menjaga adiknya setelah
pulang sekolah An.SI menemani adiknya bermain dan membantu memenuhi segala kebutuhan adiknya. Di Keluarga Tn.Sa yang mengambil keputusan adalah Tn.Sa. Tetapi
biasanya keputusan diambil setelah bermusyawarah dengan Ny.S Dekorasi di dalam rumah tidak menggambarkan budaya Sunda. Tn.Sa dan keluarganya jika sakit hanya dapat
pergi kepuskesmas pembantu/ bidan terdekat untuk melakukan pemeriksaan dan mendapat pengobatan.
Keluarga Tn.Sa beragama Islam dan menjalankan ajaran agama seperti Shalat, Puasa dan Mengaji. Ny.S juga sudah melatih anak-anaknya untuk menjalankan puasa dibulan
Ramadhan. Dan Ny.S mengikutkan anak-anaknya untuk mengaji bersama pada sore hari di pengajian anak-anak dekat rumahnya.
Waktu luang Tn.Sa saat libur bekerja digunakan untuk beristirahat. Karena menurutnya waktu liburnya yang hanya satu hari harus digunakan untuk beristirahat agar besok dapat
bekerja lagi dengan maksimal. Ny.S mengisi waktu luangnya setelah pulang bekerja dengan berinteraksi dengan anak-anaknya, mengobrol dengan tetangga, dan bercanda dengan
anaknya.
Keluarga Tn.Sa dalam tahap perkembangan ke 3 yaitu keluarga dengan anak sekolah. tahap ini di mulai saat anak masuk pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. pada
tahap ini orang tua perlu belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik aktivitas di sekolah maupun diluar sekolah. Tugas perkembangan
sebagai berikut :
– Mempertahankan hubungan yang sehat baik dalam keluarga maupun diluar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
1. Tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap perkembangan:
Dari semua tugas perkembangan diatas, masih ada tugas yang belum dilakukan yaitu mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak, orang
tua hanya mengingatkan saja untuk mengerjakan tugas tetapi tidak mengintrol dan untuk meningkatkan pengetahuan anak orangtua tidak mampu karena latar belakang pendidikan
yang rendah dan kurangnya waktu untuk keluarga.
Tn.Sa dan Ny.S sebelum menikah mereka berpacaran dahulu, kemudian menikah dan tinggal di Bungursari desa Karangmukti setelah mendapatkan warisan dari orang tua Ny.S,
mereka langsung dikarunia anak bernama Si dan I.
Orangtua dari Tn.Sa sudah meninggal karena sakit. Sedangkan orangtua dari Ny.S masih ada tapi hanya Ibunya yang tinggal didekat rumahnya.
3. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang sekarang ditempati adalah rumah warisan dari orang tua Ny.S . Luas kira-kira 48 m2, rumah berupa semipermanen yang sebagian bangunannaya terbuat dari kayu,
rumah tak memiliki halaman hanya sedikit teras yang masih belum diplester, tidak tampak tanaman hias yang ditanam dirumah. Secara umum rumah tampak bersih, namun masih
terlihat barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Rumah memiliki jendela namun jendela paten yang tidak dapat dibuka sehingga untuk ventilasi udara kurang baik.
Air bersih didapatkan dari sumur pompa. Pembuangan air limbah langsung dialirkan ke kali dan untuk pembuangan sampah ditimbun kemudian dibakar.
Kmr.tdur
8m
R.keluarga
Kmr.tdur
Teras rumah
6m
Lingkungan tempat tinggal keluarga Tn. K Sebagian besar penduduknya merupakan penduduk asli perwakarta yang memang sejak kecil sudah tinggal daerah tersebut. Lingkungan
masih dalam suasana kampung untuk menaiki kendaraan umum harus berjalan terlebih dahulu ke jalan utama, dan harus menunggu lama untuk mendapatkan angkot.Keadaan jalan
di lingkungan tempat tinggal terdiri dari gang-gang kecil. Secara umum lingkungan di sekitar rumah masih terlihat kotor. Pengolahan sampah yang dikelola dengan cara dibakar
menyebabkan ketidaknyamanan di area tersebut saat membakar sampah. Pelayanan kesehatan puskesmas dekat rumah ada rustu dengan jarak sekitar setengah km. Bisa diakses
menggunakan ojek atau angkutan umum. Mushola juga sangat dekat karena berada di lingkungan RT.
1. MobilitasGeografis Keluarga
Keluarga sudah lama tinggal di lingkungan Rt.06Rw.03 Desa Karangmukti. Sebelumnya keluarga pernah tinggal disubang namun hanya sebentar dan kemudian pindah menempati
rumah yang diwariskan kepada Ny.S.
Ny.S tidak mengikuti kegiatan seperti arisan ibu-ibu di lingkungan sekitar rumahnya. Di sekitar rumahnya pun tidak ada pengajian untuk ibu-ibu. Ny.S hanya berinteraksi dengan
tetangganya setelah ia pulang bekerja dan saat libur dengan cara berbincang-bincang atau mengobrol. Ny.S mengatakan anaknya biasanya hanya bermain dengan anak-anak
disekitar rumahnya. Ny.S tidak mengikuti mengikuti kegiatan tentang kesehatan, Ny.S hanya memeriksakan keadaan kesehatannya jika salah satu dari keluarganya mulai sakit dan
tidak bisa disembuhkan dengan obat warung. Dan itu pun hanya ke Puskesmas pembantu dekat rumahnya atau pergi ke bidan desa.
1. Sistem Pendukung atau Jaringan Sosial Keluarga :
Hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik. Karena Tn.Sa, istri dan anaknya mampu berinteraksi di lingkungan sekitar. Keluarga tidak meiliki jaringan sosial keluarga
seperti asuransi kesehatan. Bisanya saat sakit keluarga Tn.Sa hanya memeriksakan ke puskesmas pembantu atau bidan desa.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola-Pola Komunikasi
Tn.Sa jarang berkomunikasi dengan anak-anaknya karena saat pulang sudah malam dan istrinya Ny.S selalu berinteraksi dengan anaknya walaupun harus bekerja pada dari pagi
hingga sore namun setelah pulang bekerja ia harus meluangkan waktunya untuk anak-anaknya. Hubungan antara ibu dengan anak baik, terlihat dari anak keduanya An.I yang
selalu ingin berdekatan dengan Ny.S.
b. Struktur Kekuatan
Menurut Ny.S dirinya lebih dekat dengan anak-anaknya dan ibu nya yang tinggal berdekatan dengannya, karena Ny.S karena interaksi yang begitu sering dilakukan Ny.S dengan
anak dan orang tuanya.Dirumahnya yang mengambil keputusan adalah Tn.Sa, setelah sebelumnya bermusyawarah dengan Ny.S.
1. Struktur Peran
Tn.Sa berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk keluarganya. Setiap hari dirinya bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Ny.S berperan sebagai
Ibu Rumah Tangga yang mengasuh anak-anaknya dirumah namun Ny.S juga bekerja sebagai buruh dikonveksi jika sedang ada pekerjaan saja, jika tidak Ny.S hanya sebagai IRT,
Ny.S juga selalu menyiapkan keperluan untuk keluarganya dirumah. Setiap pagi juga Ny.S selalu menyiapkan sarapan untuk keluarganya dirumah sebelum berangkat bekeeja.
An.Si berperan sebagai siswa SD dan anak. Saat ini usia An.Si sudah 11 thn. Setiap harinya An.Si sekolah didekat balai desa dengan jarak ± 500 km, biasanya An.Si diantar untuk
kesekolah dan pulang jam 12 siang. Setelah sampai dirumah biasanya An.Si makan siang dan mengajak adiknya bermain sambil mengasuhnya. An.I berperan sebagai anak saat ini
usia An.I 3 thn.
1. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai-nilai yang dianut oleh keluarga adalah nilai-nilai agama islam dan budaya sunda Tn.Sa dan Ny.S sudah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk shalat 5 waktu. Dan
mengikutkan anaknya untuk pengajian anak pada sore hari. Nilai budaya sunda yang mempengaruhi seperti berperilaku sopan kepada orang yang lebih tua. Selalu mengucapkan
salam setiap ingin masuk rumah dan selalu meminta izin apabila ingin pergi keluar rumah.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn..Sa saling menyanyangi dan saling menghargai. Menurut Ny.S dirinya akan selalu menunggu suaminya pulang dulu dan baru beristirahat. Ny.S selalu mengontrol
perkembangan anak-anaknya. Ny. S juga memberikan pesan kepada anak-anaknya agar tidak macam-macam ketika kedua orangtuanya tidak ada, dan mematuhi perintah paman
dan nenek yang mengasuhnya saat orangtuanya tidak ada.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn.S mengatakan bahwa sosialisasi antara dirinya dan lingkungan dirasakan baik, setiap memiliki waktu luang di sela libur kerjanya Tn.S menyempatkan waktu untuk berinteraksi
dengan tetangga sekitar rumahnya serta untuk mengikuti beberapa kegiatan. Contohnya kegiatan pengajian. Begitu juga dengan Ny.S, An.Si dan An. I yang terlihat dapat
bersosialisasi dengan lingkungan disekitar rumahnya.
1. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga meyakini bahwa kesehatan merupakan hal yang penting. Namun keluarga masih sering mengkhwatirkan biaya untuk berobat walaupun sekarang ini sudah ada jaminan
untuk masyarakat. Keluarga juga mengatakan tidak memiliki waktu luang. Oleh sebab itu, keluarga Tn.Sa baru memeriksakan anggota keluarganya ketika sudah tidak bisa
ditangani sendiri atau oleh obat warung.
Ny.S pun memiliki maag ia hanya meminum obat warung saat maagnya kambuh. Ny.S setiap hari memasak untuk anak-anaknya terdiri dari sayur dan lauk pauk, namun terkadang
anak-anaknya tidak mau untuk memakan sayur. Tn.Sa melepaskan kelelahannya setelah bekerja dengan langsung beristirahat.
Keluarga Tn.Sa sangat jarang sekali dan hampir tidak pernah berolahraga. Tn.Sa mengatakan tidak pernah ada waktu luang untuk berolahraga karena sibuk bekerja dan Ny.S masih
meiliki anak kecil yang harus dijaga seperti An.I.
6. KOPING KELUARGA
Ny.S sebenarnya ingin memeriksakan kembali anaknya namun karena jauhnya puskesmas dan tidak memiliki waktu luang karena harus bekerja.
Masalah-masalah yang ada dalam keluarga biasanya diselesaikan dengan berdiskusi. Yang biasanya mengambil keputusan tetap dari kepala keluarga yaitu Tn.Sa . Anak-anak
belum dilibatkan dalam pengambilan keputusan, karena menurut Ny.S, anak-anak belum cukup umur untuk diikutkan dalam mengambil keputusan.
Keluarga berharap perawat dapat membantu penyelesaian masalah kesehatan yang ada didalam keluarganya terutama untuk anaknya yang menderita flek paru dan keluarganya
agar lebih menjaga kesehatan.
Ny. S mengatakan, masalah kesehatan yang saat ini dialami oleh keluarganya adalah An.Si yang menderita flek paru berusia 11 thn. Sebelumnya An.Si pernah mengalami
pengobatan namun pngobatannya tidak tuntas klien hanya menjalani pengobatan ± 2 bulan, keluarga mengaku tidak memiliki biaya untuk melakukan kontrol pemeriksaan
kembali. Saat ini An.Si masih sering mengalami batuk namun dengan frekuensi yang jarang. Ny.S hanya mengatakan, bahwa anaknya terkadang mengalami batuk disertai dahak
dan terkadang sesak .Ny.Si tidak mengetahui penyebab dari penyakit flek paru yang diderita anaknya.Ny.Si mengatakan, akibat dari batuk –batuk yang di alami anaknya , anak Si
jadi terganggu tidurnya tidak nyaman karena batuk yang dialaminya. Ny.S mengatakan, saat anaknya mengalami batuk hanya di berikan obat warung, sebenarnya Ny,S mau
membawa anaknya untuk ke puskesmas namun karena letak puskesmas bungursari yang jauh dari rumahnya dan karena kesibukannya bekerja Ny.S memutuskan untuk diberikan
obat warung saja. Ia juga mengatakan jika kesana harus menaiki angkot dan untuk mendapatkan angkot harus menunggu lama. Penataan Ruangan dirumah klien masih terlihat
kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan rumah yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang
kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut rumah. Ny. H mengatakan hanya bisa membawa anaknya ke
puskesmas pembantu atau ke bidan karena puskesmas kecamatan letaknya jauh. Dan kendalanya adalah di puskesmas pembantu tidak lengkap untuk pemeriksaannya.
Ny.S mengatakan, dirinya memiliki maag akut sejak 2 tahun yang lalu, Ny.S mengatakan nyeri pada ulu hati saat maagnya kambuh, Ny,S megatakan maagnya kambuh bila ia telat
makan dan jika makan tidak teratur, akibatnya Ny,S harus menunda dahulu pekerjaannya ketika maagnya kambuh.Saat maagnya kambuh Ny,S menyegerakan untuk makan dan
beristirahat. Penataan ruangan dirumah klien masih terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan rumah yang semi permanen dan
belum semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut
rumah. Ny.S hanya mengkonsumsi obat warung untuk meredakan nyeri saat maagnya kambuh.
Masalah kesehatan ketiga yang ada pada keluarga adalah masalah ISPA pada An.I karena ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga. Ketika ditanya penyebab,
tanda atau gejala, dan cara perawatan, Ny.S mengatakan mengetahui tetapi tidak terlalu luas yang diketahuinya. Ny. S mengatakan sejak 2 minggu yang lalu An. I mengalami
batuk pilek namun saat pengkajian An.I sudah sembuh. Ny. S mengatakan An. I sering mengalami batuk pilek dan Ny.S mengangap batuk pilek merupakan hal yang biasa. Ny.S
mengobati anaknya terlebih dahulu dengan obat yang dibeli di warung dan jika tidak sembuh Ny.S membawa anaknya ke bidan. Sekitaran lingkungan rumah Ny.S tampak kotor
dan ada sampah, Penataan ruangan dirumah klien masih terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan rumah yang semi permanen
dan belum semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran sudut
rumah
B. ANALISA DATA
Data Obyektif:
Ttv
Data Subjektif
Data Objektif
Ttv
RR 24x/mnit
Nadi 87x/mnt
Suhu 32ºC.
MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tidak Dapat : 0
Potensial masalah untuk
dicegah: Cukup Masalah ini sudah cukup lama, dan
keluarga berkeinginan untuk
Skala memeriksakan dan kontrol ke
puskesmas. Dan juga Ny.S
3/3 X 1 1
Tinggi : 3 berkeinginan untuk dapat mengatasi
masalah tersebut secara mandiri
Cukup : 2 dirumah dengan difasilitasi oleh
perawat.
Rendah : 1
Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani
Ny.S menginginkan agar dapat
Skala
membantu mengatasi masalah An. Si
2/2 X 1 1
dengan segera saat keluhannya
Segera : 2
timbul
Tidak perlu segera 1:
Tidak dirasakan : 0
Jumlah 4
MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Skala
Ny. S mengatakan nyeri pada uluhati/
perutnya saat dirinya terlambat
1 Aktual: 3 3/3 X 1 1
makan dan memakan makanan pedas
dan asam.
Risiko : 2
Potensial : 1
Ny.S mengetahui jika dirinya telat
Kemungkinan masalah
makan mkan maka maagnya akan
2 dapat diubah: Sebagian ½X2 1
kambuh namun prilaku Ny.S belum
bisa ia kontrol.
Skala
Mudah : 2
Sebagian : 1
Tidak Dapat : 0
Potensial masalah untuk
dicegah: Cukup
Skala
Masalah ini sudah lama,Ny,S
2/3 X 1 2/3 berkeinginan agar dia bisa
Tinggi : 3
mengontrol pola makannya.
Cukup : 2
Rendah : 1
Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani
Tidak dirasakan : 0
Jumlah 3 2/3
SKALA PRIORITAS
Potensial : 1
Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian
Masalah dapat diubah sebagian
karena rumah Keluarga Ny.S dekat
Skala
dengan klinik bidan, namun Ny,S
2 ½X2 1 lebih memilih memberi obat
Mudah : 2
warung terlebih dahulu karena Ny.S
mengatakan tidak pnya waktu untuk
Sebagian : 1
berobat.
Tidak Dapat : 0
Potensial masalah untuk
dicegah: Cukup
Masalah ini sudah sering terjadi .
Skala keluarga perduli dengan kesehatan
dengan memberikan obat secara
2/3 X 1 2/3
Tinggi : 3 mandiri namun keluarga tidak
menyegerakan periksa ke fasilitas
Cukup : 2 kesehatan.
Rendah : 1
Keluarga mengatakan hanya dengan
Menonjolnya masalah:
1/2 X 1 1/2 diberi obat warung dan perawatan
tidak perlu segera
tradisional anaknya dapat sembuh.
ditangani
Skala
Segera : 2
Tidak dirasakan : 0
Jumlah 3
Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. Sa adalah sebagai berikut:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.Si di keluarga Tn.S (Score 4)
2. Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S dikeluarga Tn.Sa (Score 3 2/3)
3. Resiko terjadinya ISPA berulang pada keluarga Tn. Sa khususnya An. I (Score 3)
Diagnosa Tindakan
No Tujuan Evaluasi
Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standard Keperawatan
1. Setelah dilakukan
1 Setelah di lakukan
pertemuan 1 x 45
kunjungan rumah
menit diharapkan: TB Paru adalah suatu penyakit
selama 5 x 45 Respon verbal 1.Jelaskan pengertian, penyebab serta
yang menular yang dapat
menit keluarga tanda dan gejala dari penyakit TB Paru
menyerang siapa saja yang
mampu merawat dari keluarga
disebabkan oleh bakteri
anak dengan TB terkait pengertian, 2.Tanyakan kembali tentang pengertian,
1. Keluarga dapat mycobacterium tuberculosis,
Paru penyebab, tanda tanda dan gejala, serta penyebab dari
mengenal tentang tanda dan gejalanya adalah
dan gejala TB penyakit TB Paru
TB Paru : batuk-batuk terus menerus
Paru
2. Menjelaskan selama kurang lebih 3 minggu
3.Berikan reinforcement positif atas
pengertian TBC dan berdahak, sesak nafas,
kemampuan keluarga
Paru dengan keluar keringat dingin pada
bahasa yang malam hari, dan berat badan
sederhana menurun.
Bersihan Jalan
Nafas tidak efektif
pada An.Si
1. Menyebutkan
dikeluarga Tn. Sa
penyebab TBC
Paru
1. Menyebutkan
tanda dan gejala
TBC Paru
1. Setelah dilakukan
pertemuan 1 x45
menit diharapkan: Akibat dari TB Paru adalah
tuberkulosis meningen,
pnemonia tuberkulosis, dan
kematian, dan jika penderita
1. Setelah dilakukan Respon verbal tidak teratur minum obat 1. Jelaskan pada keluarga Tn. Sa akibat dari
pertemuan 1×45 menit dan sikap dari penyakit akan menjadi lebih penyakit TB Paru
keluarga mampu keluarga tentang berat penyakitnya, penyakit
mengambil keputusan akibat TB Paru menjadi makin sulit diobati, 2. Tanyakan kembali pada keluarga akibat
yang tepat untuk dan keputusan dan perlu waktu lebih lama TB Paru
mengatasi maslaah TB keluarga untuk untuk dapat sembuh.
Paru dengan cara mengatasi TB 3. Motivasi keliuarga untuk mengambil
menyebutkan akibat dari Paru. keputusan dalam mengatasi TB Paru An.Si
TB Paru serta akibat dari
tidak teratur minum obat 4. Berikan reinforcement positif atas
dan memutuskan untuk keputusan yang diambil keluarga dalam
merawat An. Si dengan mengatasi TB Paru
TB Paru.
1. Setelah dilakukan
pertemuan 1 x 45
menit keluarga
mampu
melakukan
perawatan pada
anggota keluarga
yang menderita
penyakit TB Paru Cara perawatan penyakit TB
dengan cara Paru adalah minum obat secara
menjelaskan cara teratur, makan makanan yang
perawatan dan bergizi, istirahat cukup,
pencegahan menjaga kebersihan
penularan TB lingkungan. Cara pencegahan
Paru, Respon verbal, penularan TB Paru dengan 1.Jelaskan cara perawatan, pencegahan
mendemonstrasik sikap,dan memisahkan perlengkapan penyakit TB Paru
an cara batuk psikomotor makan anggota keluarga
efektif dan keluarga tentang dengan pasien, menutup mulut 2.Ajarkan klien cara batuk efektif dan
pembuangan cara perawatan saat bersin dan batuk, serta membuang dahak yang benar
dahak pada pasien TB Paru & membuang dahak pada
TB Paru. pencegahan tempatnya. Proses batuk 3.Tanyakan kembali cara perawatan,
penularan TB efektif: tarik nafas dalam pencegahan penyakit TB Paru
Paru melalui hidung dan hembuskan
seperti meniup balon sebanyak 4.Anjurkan keluarga mempraktekkan
3x dan waktu yang ketiga kembali cara batuk efektif dan membuang
batukkan lalu buang dahak ke dahak ke tempatnya
tempat yang berisi
lysol/desinfektan lalu tutup. 5.Berikan reinforcement positif atas hasil
yang dicapai.
1. Setelah dilakukan
pertemuan 1×45
menit keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan untuk
mencegah
terjadinya
penularan dengan
cara menyebutkan
lingkungan- Cara memodifikasi lingkungan
lingkungan yang yang dapat mendukung
baik bagi pasien penyembuhan penyakit TB
penyakit TB Paru. Paru adalah pencahayaan
ruangan yang cukup, ventilasi 1. Mendiskusikan dengan keluarga
rumah yang cukup, jendela tentang modifikasi lingkungan yang
dibuka agar sinar matahari bisa tepat untuk meendukung
masuk kedalam rumah, penyembuhan TB Paru
menjemur kasur, bantal
minimal 1minggu sekali
Respon verbal, dijemur, tidak membuang
sikap dan dahak sembarangan tempat, 2. Mendorong keluarga untuk
psikomotor tapi gunakan kaleng yang mengidentifikasi lingkungan yang
keluarga tentang didalamnya sudah diisi cairan tepat untuk mencegah TBC Paru
lingkungan yang desinfektan seperti lysol, air
dapat mendukung sabun, bayclean, agar kuman
penyembuhan TB Paru dapat mati.
penyakit TB 3. Memotivasi keluarga untuk
Paru. mengungkapkan kembali terhadap
1. Setelah dilakukan bahasan yang telah didiskusikan
pertemuan
1x45menit
keluarga mampu
memanfaatkan 4. Memberi reinforcement terhadap
fasilitas kesehatan kemampuan keluarga
yang tersedia Manfaatkan kunjungan ke mengungkapkan kembali apa yang
dengan cara pelayanan kesehatan adalah telah didiskusikan
menyebutkan untuk memperoleh informasi
manfaat dan pengobatan, jenis
kunjungan ke pelayanan kesehatan:
pelayanan Puskesmas, bidan praktek, 5. Memberi kesempatan keluarga
kesehatan, klinik swasta, posyandu, bertanya tentang hal yang belum
menyebutkan keluarga berkunjung ke jelas
jenis-jenis pelayanan kesehatan
pelayanan (Puskesmas).
kesehatan yang
tersedia dam
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan.
Respon verbal,
sikap, dan 1. Diskusikan dengan keluarga tentang
psikomotor fasilitas kesehatan yang tersedia
keluarga tentang
manfaat
pelayanan
kesehatan dan 2. Diskusikan dengan keluarga untuk
penggunaan menyebutkan manfaat fasilitas
pelayanan kesehatan
kesehatan.
Analisa:
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 2
Subjektif:
TUK.2
– Keluarga memutuskan untuk
1. Menjelaskan dan berdiskusi pada mengatasi dan merawat An.Si yang
keluarga mengenai akibat dari penyakit TB menderita TB Paru
Paru
Objektif
2. Menanyakan kembali pada keluarga
akibat TB Paru – Tampak keluarga
memperhatikan dengan seksama saat
3. Motivasi keliuarga untuk mengambil diskusi berlangsung
keputusan dalam mengatasi TB Paru. – Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
4. Memberikan reinforcement positif atas
keputusan yang diambil keluarga dalam – Tampak keluarga sekali-kali
mengatasi TB Paru. menganggukkan kepala tanda Puji Astuti
mengerti penjelasan yang perawat
9 Mei 2014 berikan
Analisa
Perencanaan:
Lanjutkan TUK 3
Subyektif
Objektif:
Objektif:
Perencanaan:
Lanjtkan ke TUK 5
Subjektif:
– Keluarga tampak
memperhatikan dengan seksama saat
diskusi berlangsung
Dx.1
– Keluarga tampak sekali-kali
menganggukkan kepala tanda
mengerti penjelasan yang perawat
berikan
Analisa:
Planning:
TUK 5:
Pukul 11.00
Dx.1
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan keluarga Tn.Sa khususnya kepada An.Si denganTB Paru, maka penulis menarik kesimpulan dan mengajukan beberapa saran
sebagai bahan pertimbangan yang diharapkan dapat berguna dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan TB Paru.
1. KESIMPULAN
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada An.Si denganTB Paru, penulis melaksanakan secara bertahap mulai dari npengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Dengan menggunakan pendekatan secara komprehensif yang mencakup bio, psiko, sosial dan spiritual.
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru
(IPD, FK, UI, 2005).
Adapun tanda dan gejala dari TB Paru adalah Demam, Batuk disertai dahak / darah, Sesak Nafas, Nyeri dada, Malaise meliputi anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala,
nyeri otot, keringat malam.
Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan TB Paru adalah dengan medikasi tentunya ke fasilitas kesehatan, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit TB
Paru , pentingnya minum obat, pengawas obat (PMO). Penanganan segera penyakit yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah yaitu dengan teknik nafas dalam untuk
mengeluarkan dahak, meminum air hangat hingga memberikan fisioterapi dada.
Pada kasus ini An. Si pernah mengalami putus obat, dan saat ini An.Si tengah melakukan pengobatan kembali oelh karena itu diperlukan perhatian khusus untuk kepatuhan minum
obat agar tidak terjadi lagi putus obat dan perlunya PMO. Setelah dilakukan asuhan keluarga mau untuk melakukan perawatan kepada An.Si secara baik dan tuntas dengan harapan
anaknya dapat sembuh total. Keluarga menyatakan keseriusannya untuk menjalani pengobatan.
1. SARAN
Setelah penulis memberikan asuhan Keperawatan Keluarga dengan TB Paru pada An.Si dikeluarga Tn.Sa, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan TB Paru pada An.Si
dikeluarga Tn.Sa demi meningkatkan mutu keperawatan.
2. Peningkatan support sistem dan perlihatan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan sangat penting untuk meningkatkan motivasi keluarga dalam perawatan anak dan
keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA