You are on page 1of 2

TUJUAN MIGRASI

Migrasi burung adalah fenomena unik yang banyak menyita perhatian peneliti untuk
memecahkan rahasianya. Burung bermigrasi umumnya untuk menghindari musim dingin yang mematikan,
mereka akan pergi ke daerah yang beriklim lebih hangat agar tetap dapat memperoleh makanan. Saat
musim dingin di tempat asalnya telah berakhir, mereka akan berbalik arah dan kembali ke tempatnya
semula.

Dalam kamus Dictionary of Birds disebutkan bahwa migrasi merupakan pergerakan populasi
burung yang terjadi pada waktu tertentu setiap tahun, dari tempat berbiak menuju tempat mencari
makan selama iklim di tempat berbiaknya itu tidak memungkinkan. Di tempat baru tersebut, burung-
burung ini tidak akan berbiak, dan baru berbiak jika sudah kembali ke tempat asal pada musim berbiak
berikutnya (Campbell, 1985).

Berkaca dari makna tersebut dapat dikatakan bahwa kegiatan migrasi yang dilakukan burung
tersebut merupakan cara untuk beradaptasi berkaitan dengan ketersediaan pakannya di alam akibat
perubahan cuaca di tempat asalnya.
Tujuan hewan bermigrasi sangat jelas dan biasanya menyangkut keberlangsungan hidup hewan
tersebut. Banyak diantara para hewan melakukan migrasi dengan tujuan mencari makan tetapi ada juga
hewan yang bermigrasi untuk mati. Migrasi hewan pun jaraknya juga relatif dari beberapa inchi hingga
ribuan kilometer jauhnya.

Tujuan burung bermigrasi adalah untuk:

1. Mempertahankan hidupnya dari seleksi alam misalnya bencana alam


2. Mencari makanan sebab ketersediaan makanan yang berkurang
3. Beradaptasi di lingkungan baru
4. Bereproduksi agar kualitas keturunannya lebih baik sebab mendapatkan pasangan dengan
kualitas baik

Salah satu faktor penentu keberhasilan burung bermigrasi adalah dengan mengetahui posisi tubuhnya
terhadap matahari. Posisi matahari dapat menjadi indikator arah yang mengantarkan burung terbang
menuju tempat yang tepat. Sedangkan burung-burung malam (nocturnal), menggunakan gugusan bintang
untuk mengetahui arah terbangnya. Walaupun matahari dan bintang dapat menjadi penentu arah yang
benar, namun terdapat kendala apabila terdapat awan atau kabut tebal yang menghalangi pandangan.
Burung dapat menggunakan media lain sebagai navigator terbangnya, yaitu medan magnet bumi. Medan
magnet bumi dapat menjadi penentu arah utara-selatan yang baik, seperti medan magnet bumi dapat
menggerakkan jarum kompas. Dalam otak burung terdapat sedikit magnetite (mineral besi bermagnet)
yang dapat terpengaruh oleh adanya medan magnet bumi. Tanda-tanda alam seperti pegunungan, sungai,
laut, dan pepohonan tidak menjadi pedoman utama karena rentan terhadap perubahan. Misalnya saja
suatu gunung yang tadinya menjulang tinggi, tiba-tiba meletus dan strukturnya menjadi berubah, hal ini
tentu akan mengakibatkan kebingungan bagi burung yang menjadikan gunung tersebut sebagai tanda
pengenal.

You might also like