You are on page 1of 10

Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TIPE


INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN
KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS V SEMESTER I
SD NEGERI 1 SINGAPADU TENGAH TAHUN AJARAN 2013/2014
Luh Pt Oka Mahayani1, I Ketut Adnyana Putra2, I Gusti Agung Oka Negara3
1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
1 2
e-mail : { danen.maharya @yahoo.com. adnyana_putra54 @yahoo.com. rini_bali³@yahoo.co.id. }

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan keaktifan belajar keterampilan membaca
siswa melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek tipe inquiry dan (2)
meningkatkan keterampilan membaca siswa melalui penerapan model pembelajaran
berbasis proyek tipe inquiry. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas V semester I SD Negeri 1
Singapadu Tengah tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 28 orang siswa.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan (1) observasi dan (2) tes. Data-
data ini kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) terjadi peningkatan persentase keaktifan belajar keterampilan
membaca siswa dari 72% yang tergolong cukup aktif pada siklus 1 menjadi 87,50% yang
tergolong aktif pada siklus 2 dan (2) terjadi peningkatan rata-rata keterampilan membaca
dari 76,43 dengan ketuntasan 67,86% yang menunjukkan tingkat keterampilan membaca
sedang pada siklus 1 menjadi rata-rata 84,57 dengan ketuntasan 82,14% yang
menunjukkan tingkat keterampilan membaca tinggi pada siklus 2. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
berbasis proyek tipe inquiry dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan membaca
siswa kelas V semester I SD Negeri 1 Singapadu Tengah tahun ajaran 2013/2014.
Kata kunci : Pembelajaran, tipe inquiry, keaktifan, keterampilan membaca

Abstract
The purpose of the research are (1) to improve reading activity for the students based on
inquiry type of project and (2) to improve students learning out comes through the
application of learning model type of project based inquiry. The research is classroom
action research performed in 2 cycles. Research subject are the students of grade V
semester I SD Negeri 1 Singapadu Tengah school year 2013/2014 in total 28 persons.
Data collection in this research performed with (1) observation and (2) test. The data
were analyzed with descriptive quantitative technique. The result of the research show
that (1) an increase the presentage of the activity of learning reading skill of students
from 72% which is quite active in cycle 1 to 87,50% which is active in cycle 2 and (2) an
increase of learning outcomes from 76,43 with the score 67,86% it show that medium
level of learning outcomes in cycle 1 to 84,57 with the score 82,14% it show that high
level of learning outcomes in cycle 2. Based on the research it can be concluded that the
application of learning model type of project based inquiry can be increase the activity of
reading skill for the students of grade V semester I SD Negeri 1 Singapadu Tengah
school year 2013/2014.
Keywords: Learning, inquiry type, activity, reading skill
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

PENDAHULUAN
Sebagai tenaga pendidik di SD membaca 60 sedangkan Kriteria
Negeri 1 Singapadu Tengah, penulis Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata
memiliki peranan dan tanggung jawab pelajaran Bahasa Indonesia yang
besar dalam melaksanakan kegiatan ditentukan di sekolah 70.
pembelajaran yaitu membelajarkan siswa Berdasarkan hasil pengamatan
untuk memberikan tambahan wawasan dan yang penulis laksanakan, beberapa faktor
kemampuan. Pembelajaran dapat penyebab rendahnya hasil belajar
didefinisikan sebagai suatu sistem atau keterampilan membaca dalam mata
proses membelajarkan pembelajar yang pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V
direncanakan atau didesain, dilaksanakan, SD Negeri 1 Singapadu Tengah Tahun
dan dievaluasi secara sistematis agar Ajaran 2013/2014, antara lain, 1)rendahnya
pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan minat dan kualitas belajar siswa untuk
pembelajaran secara efektif dan efisien membaca dan membudidayakan gemar
(Komalasari, 2010:3). membaca yang berakibat pada rendahnya
Bahasa Indonesia di kelas V SD pemahaman terhadap konsep-konsep dan
menitikberatkan kajiannya pada hubungan penguasaan materi pembelajaran, 2)guru
antar manusia dan proses pengembangan sering menjadi sentral yang mendominasi
kemampuan komunikasi, baik komunikasi aktivitas pembelajaran sedangkan siswa
lisan maupun tulisan. Pengetahuan, hanya menerima dan terkesan kurang aktif,
keterampilan, dan sikap yang 3)proses pembelajaran yang terkesan
dikembangkan melalui kajian ini ditujukan monoton sehingga siswa mudah merasa
untuk melatih dan mempersiapkan peserta bosan, 4)kemampuan berkomunikasi
didik untuk dapat berkomunikasi secara dengan menggunakan bahasa Indonesia
optimal sehingga mencapai keserasian dan yang rendah menjadi penghambat
keselarasan dalam kehidupan masyarakat, pemahaman dan penguasaan
menggambarkan tentang upaya untuk penyampaian konsep dan materi dalam
membangkitkan prakarsa belajar peserta pembelajaran keterampilan membaca,
didik dan melatih keempat keterampilan 5)kurangnya daya kreatif guru dalam
berbahasa, yaitu keterampilan pemanfaatan sarana dan media dalam
mendengarkan, berbicara, membaca dan proses pembelajaran, 6)penggunaan
menulis. Peserta didik dapat berperan aktif Lembar Kerja Siswa (LKS) yang kurang
mencari dan menemukan apa yang menjadi sesuai dengan materi pembelajaran
tujuan kegiatan pembelajaran. Belajar sehingga siswa menjadi bingung dan
bukan hanya sekadar mengumpulkan mengalami kesulitan dalam proses
pengetahuan melainkan proses mental pembelajaran, dan 7)hal yang tak kalah
yang terjadi dalam diri seseorang yang pentingnya yaitu karena pengaruh sosial
menyebabkan munculnya perubahan budaya dan ekonomi keluarga maupun
perilaku dan dapat diterapkan siswa dalam masyarakat sekitar lingkungan siswa. Salah
kehidupannya sehari-hari. satunya, sering menggunakan bahasa
Namun kenyataan di lapangan, daerah dari pada penggunaan bahasa
siswa kelas V di SD Negeri 1 Singapadu Indonesia dalam pergaulan sehari-hari dan
Tengah tahun ajaran 2013/2014 dalam kurangnya latihan maupun pembiasaan
belajar keterampilan membaca banyak membaca, baik membaca buku fiksi
mengalami kendala belajar, seperti maupun non fiksi.
kurangnya keaktifan dan rendahnya hasil Langkah yang harus diambil adalah
belajar siswa. Secara umum penguasaan menyiasati dan mencari jalan keluar dalam
Bahasa Indonesia dalam pembelajaran memecahkan permasalahan ini. Seperti
keterampilan membaca siswa kelas V relatif yang dinyatakan Murphy (dalam Majid,
rendah, dan penguasaan dalam arti 2006:3) bahwa banyak agenda reformasi
pemahaman, keterampilan berbahasa serta yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan.
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Beragam program inovatif ikut serta
belum menggembirakan. Perolehan nilai memeriahkan reformasi pendidikan.
rata-rata dalam pembelajaran keterampilan Reformasi pendidikan adalah rekonstruksi
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

pendidikan, yakni memperbaiki pola Untuk menanggulangi kendala ini


hubungan sekolah dengan lingkungannya maka penulis mengadakan Penelitian
dan dengan pemerintah, pola Tindakan Kelas (PTK) di kelas V SD Negeri
pengembangan perencanaan serta pola 1 Singapadu Tengah Tahun Ajaran
pengembangan menejerialnya, 2013/2014. PTK merupakan salah satu
pemberdayaan guru, dan restrukturisasi yang dapat dilakukan guru untuk
model-model pembelajaran. meningkatkan kualitas peran dan tanggung
Kegiatan pembelajaran sebagai jawab guru khususnya dalam pengelolaan
suatu alternatif dalam upaya peningkatan pembelajaran. Melalui PTK, guru dapat
hasil belajar perlu diupayakan agar lebih meningkatkan kinerjanya secara terus-
bermakna. Belajar bukan sekadar duduk, menerus dengan cara melakukan refleksi
mendengar dan mencatat namun diri (self reflection), yakni menganalisis
memahami dan berpartisipasi aktif dalam untuk menemukan kelemahan-kelemahan
proses pembelajaran baik secara fisik, dalam proses pembelajaran yang dilakukan
mental, dan emosional, memberikan kemudian merencanakan untuk proses
kesempatan siswa untuk bereksperimen, perbaikan serta mengimplementasikannya
mendemonstrasikan, dan dalam proses pembelajaran sesuai dengan
mengapresiasikan idenya dalam proses program pembelajaran yang telah
pembelajaran sehingga partisipasi dan disusunnya, dan diakhiri dengan melakukan
kemampuan berkomunikasi siswa refleksi (Wina, 2009: 13).
meningkat. Guru mempunyai peran dan Berdasarkan uraian tersebut, maka
fungsi yang sangat penting dalam peneliti melakukan penelitian dengan judul
pembelajaran karena guru merupakan ”Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
penentu kualitas pembelajaran. Guru yang Proyek Tipe Inquiry untuk Meningkatkan
memiliki kompetensi tinggi akan mampu Keaktifan dan Hasil Belajar Keterampilan
mendorong peserta didik meraih prestasi Membaca Siswa Kelas V Semester I SD
yang optimal. Oleh karena itu pembelajaran Negeri 1 Singapadu Tengah Tahun Ajaran
harus berorientasi pada peserta didik 2013/2014”.
karena peserta didik merupakan komponen
pokok dan subjek didik. Sedangkan guru METODE
berfungsi sebagai pendorong, pembimbing, PTK ini dilaksanakan di SD Negeri 1
pengarah, pembina pertumbuhan, dan Singapadu Tengah yang beralamat di
perkembangan peserta didik. Banjar Negari, Desa Singapadu Tengah,
Pendidikan dikatakan berkualitas Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar
apabila terjadi penyelenggaraan yang merupakan tempat tugas peneliti.
pembelajaran yang efektif dan efisien Subjek penelitian adalah siswa
dengan melibatkan semua komponen kelas V SD Negeri 1 Singapadu Tengah
pendidikan, seperti mencangkup tujuan tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 28
pembelajaran, guru, dan peserta didik, orang siswa yang terdiri dari 12 orang siswa
bahan pelajaran, strategi maupun model perempuan dan 16 orang siswa laki-laki.
belajar mengajar, media, dan sumber Objek penelitian adalah model
pelajaran serta evaluasi (Sugito, 1994:3). pembelajaran berbasis proyek tipe inquiry
Ada beberapa pertimbangan yang untuk meningkatkan keaktifan dan hasil
harus dilihat oleh guru dalam menentukan belajar keterampilan membaca siswa kelas
model pembelajaran yang akan dipakai V semester I SD Negeri 1 Singapadu
dalam pembelajaran, antara lain: (1) tujuan Tengah tahun ajaran 2013/2014.
pembelajaran, (2) karakteristik peserta Jenis penelitian yang dipergunakan
didik, (3) besar kecilnya kelas, (4) bahan dalam penelitian ini adalah PTK atau
dan alat yang tersedia, (5) isi dari bahan classroom action research. Hopkins (dalam
pelajaran, (6) kemampuan guru, dan (7) Muslich, 2011: 8) mengemukakan bahwa
evaluasi yang akan digunakan (Sugito, PTK adalah suatu bentuk kajian yang
1994:31). Penggunaan berbagai model bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku
pembelajaran merupakan salah satu syarat tindakan untuk meningkatkan kemantapan
keberhasilan proses belajar. rasional dan tindakan-tindakannya dalam
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

melaksanakan tugas dan memperdalam seorang inovator guru mencoba sesuatu


pemahaman terhadap kondisi dalam praktik yang baru untuk keberhasilan dalam
pembelajaran. Sedangkan menurut Kemmis melaksanakan tugasnya. Sebagai
dan Carr (dalam Kasbolah dan Sukarnyana, researcer, guru selalu mengidentifikasi
2007: 9), PTK merupakan penelitian permasalahan yang dihadapinya dan
bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku segera menemukan solusi yang tepat untuk
dalam masyarakat sosial dan bertujuan memecahkan masalah tersebut secara
untuk memperbaiki pekerjaannya, ilmiah.
memahami pekerjaan ini serta situasi di Ketiga, hasilnya dapat diterapkan
mana pekerjaan ini dilakukan. langsung oleh guru di tempatnya bertugas
PTK bertujuan untuk memperbaiki karena menyentuh aspek kebutuhan guru
dan meningkatkan kualitas pembelajarana secara praktis. PTK tidak dapat dilakukan
serta membantu pemberdayaan guru dalam begitu saja tanpa adanya persiapan. Ada
memecahkan masalah pembelajaran di beberapa langkah PTK yang harus
sekolah dan memberi manfaat berupa dilakukan guru maupun peneliti dalam
peningkatan kompetensi guru dalam mempersiapkan maupun
mengatasi masalah pembelajaran yang melaksanakannya. Langkah-langkah yang
menjadi tugas utama, peningkatan sikap ditempuh dalam PTK meliputi tahap
profesional guru, perbaikan atau penjajakan/persiapan, diagnostik,
peningkatan kinerja belajar dan kompetensi perencanaan tindakan kelas untuk
siswa, perbaikan atau peningkatan kualitas memecahkan masalah dan tahap
penggunaan media, alat bantu belajar dan teurapeutik.
sumber belajar lainnya, perbaikan atau Sukarnyana dan Kasbolah (2006:
peningkatan kualitas prosedur, dan alat 42) mengemukakan PTK dapat dilakukan
evaluasi yang digunakan untuk mengukur dengan langkah-langkah, yaitu (1)
proses dan hasil belajar siswa, perbaikan identifikasi masalah, (2) analisis masalah
atau pengembangan pribadi siswa di penelitian, (3) merumuskan masalah, (4)
sekolah dan perbaikan atau peningkatan merumuskan hipotesis tindakan, (5)
kualitas penerapan kurikulum (Muslich, menetapkan rancangan penelitian, dan (6)
2011: 10). melaksanakan tindakan.
Sanjaya (2011: 16) mengemukakan Menurut Hopkins (dalam
beberapa alasan penting mengapa guru Komalasari, 2010: 271), begitu juga halnya
harus melaksanakan PTK. Pertama, pada prosedur penelitian tindakana kelas.
hubungannya dengan tugas profesional Prosedur PTK terdiri dari 4 (empat)
guru. Guru yang profesional akan berusaha prosedur, yakni (1) perencanaan (planning),
meningkatkan kemampuannya dalam (2) pelaksanaan tindakan kelas (action), (3)
melaksanakan tugas dan tanggung observasi (observation) dan (4) refleksi
jawabnya, khususnya meningkatkan (reflection) dalam setiap siklus. PTK
kualitas pembelajaran yang dapat dilakukan dilakukan sesuai siklus dengan dua kali
jika guru menyadari adanya masalah yang pertemuan di setiap siklus dan satu kali tes
dihadapi. Dengan demikian guru akan pada akhir siklus sesuai dengan cangkupan
mencari dan merencanakan program materi pembelajaran. Namun jika belum
pembelajaran yang dapat memperbaiki dan diperoleh hasil yang sesuai atau
memecahkan masalah. memuaskan maka siklus dapat dilanjutkan
Kedua, berkaitan dengan otonomi sampai diperoleh hasil yang sesuai dengan
guru dalam pengelolaan kelas. Guru target yang telah ditentukan pada
bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan PTK dengan prosedur yang
keberhasilan pembelajaran yang sama dan terus berulang. Tahap-tahap
dilaksanakan, memiliki kesempatan yang tersebut jika digambarkan akan membentuk
luas untuk berimprovisasi dan mencoba spiral.
sesuatu yang dianggapnya bermanfaat dan Pelaksanaan PTK ini meliputi
meningkatkan produktivitas kinerjanya. Hal beberapa siklus yang berdaur ulang dan
ini berarti guru memiliki peran penting berkelanjutan dari siklus pertama ke siklus
sebagai inovator dan researcher. Sebagai berikutnya. Dalam penelitian ini, peneliti
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

melaksanakan persiapan hingga proses menyampaikan hasil pekerjaannya,


pembelajaran untuk mengatasi 4)membuka sesi tanya jawab mengenai
permasalahan-permasalahan yang dialami hasil pekerjaan siswa, 5)mengadakan kuis
oleh siswa, yaitu dengan menerapkan dan membuat skor perkembangan setiap
model pembelajaran berbasis proyek tipe siswa secara individual, 6)mengumumkan
inquiry untuk meningkatkan keaktifan dan nilai masing-masing siswa, dan
hasil belajar keterampilan membaca siswa 7)memberikan penghargaan.
kelas V semester I SD Negeri 1 Singapadu Tahap pelaksanaan ini
Tengah tahun ajaran 2013/2014. dikelompokkan atas tiga struktur dasar
Penelitian ini dilaksanakan pada yaitu, 1)bagian pendahuluan, yang berisi
semester ganjil, tahun ajaran 2013/2014. tentang penjelasan tentang hal yang dapat
Dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, yaitu diharapkan oleh murid dari pembelajaran
dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2013 saat ini, 2)bagian inti, berisi uraian bahan
yang dimulai dari perencanaan sampai pembelajaran baru yang disiapkan untuk
penulisan laporan hasil penelitian pada pembelajaran saat ini. Bahasan tersebut
semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. terbagi dalam beberapa pokok
Secara rinci kegiatan PTK dapat dilihat permasalahan, dan 3)bagian penutup,
seperti terlampir. sebagai pembulatan dari seluruh bagian.
Penelitian ini merupakan PTK yang Observasi dilakukan ketika
dilaksanakan melalui 4 (empat) tahap yaitu diberlangsungkannya proses pembelajaran
tahap perencanaan, melakukan tindakan, secara sistematis dengan menggunakan
mengamati dan melakukan refleksi. Hasil format observasi untuk mencatat keaktifan
refleksi akan digunakan sebagai revisi belajar siswa. Selain itu juga dilakukan
rencana selanjutnya. Dilakukakan dua kali pencatatan mengenai permasalahan
pertemuan dan satu kali evaluasi pada maupun kendala yang dialami dalam
setiap siklusnya. Jika hasil yang diperoleh proses pembelajaran dan
belum memuaskan maka siklus dapat mendokumentasikan hal-hal penting ketika
dilanjutkan sampai berhasil mencapai berlangsungnya proses pembelajaran.
tujuan. Evaluasai dilaksanakan pada akhir kegiatan
Prosedur penelitian terdiri dari pembelajaran untuk mengukur hasil belajar
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan siswa.
evaluasi serta refleksi. Kegiatan yang Menurut Suparlan (2006: 55) ada
dilakukan peneliti dalam tahap lima kaidah penilaian yang harus dipahami
perencanaan tindakan, 1)menentukan kelas oleh guru dalam merancang dan
untuk melaksanakan PTK di SD Negeri 1 melaksanakan penilaian hasil belajar siswa,
Singapadu Tengah, 2)menyesuaikan jadwal yaitu, 1)valid (sahih), dari aspek substansi,
kegiatan dengan jadwal pelajaran yang ada penilaian hasil belajar harus dapat
di sekolah, 3)menyiapkan model menyajikan informasi yang sahih. Selain itu,
pembelajaran dengan model pembelajaran penilaian harus mengukur kompetensi
berbasis proyek tipe inquiry, 4)menyiapkan sesuai dengan alat ukur yang sahih untuk
media pembelajaran, 5)membuat instrumen mengukurnya. Hasil penilaian harus benar-
pengumpulan data (lembar observasi untuk benar dapat menggambarkan nilai yang
mengetahui keaktifan belajar siswa dan sebenarnya dari kompetensi yang diukur.
menyusun lembar tes untuk mengetahui 2)Educative (edukatif), penilaian dilakukan
hasil belajar siswa), 7)menyiapkan lembar sejak awal proses pembelajaran sampai
kerja siswa (LKS), dan 8)membuat RPP. dengan pada akhir pembelajaran. Hasil
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan penilaian memiliki fungsi yang berbeda-
dalam tahap pelaksanaan, 1)orientasi, yaitu beda sesuai dengan jenis penilaiannya,
melakukan apersepsi, menyampaikan yaitu penilaian formatif, sumatif, maupun
tujuan pembelajaran dan menyampaikan diagnostik. Penilaian hasil belajar harus
materi pembelajaran, 2)membagikan LKS memiliki dampak edukatif, baik bagi guru
dan memberikan tugas yang dikerjakan maupun untuk siswa. Hasil penilaian dapat
siswa secara individu, 3)memberi digunakan untuk memperbaiki proses
kesempatan kepada siswa untuk belajar mengajar. Hasil belajar juga
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

bermanfaat untuk menempatkan posisi data yang lebih banyak melibatkan indera
seorang siswa di dalam kelas dibandingkan penglihatan (mata) dalam proses
dengan siswa yang lainnya. 3)Explicit pengukuran objek tertentu sesuai dengan
(eksplisit), kriteria penilaian yang digunakan tujuan dari diadakannya penelitian.
sebagai dasar penilaian harus jelas dan Data yang dikumpulkan melalui
diketahui oleh publik. Kriteria itu harus sejak teknik observasi adalah data mengenai
awal diketahui oleh peserta didik. Kriteria itu keaktifan belajar keterampilan membaca
juga harus mencerminkan hasil dan proses siswa kelas V dengan menggunakan
peningkatan pembelajaran siswa. 4)Fair lembar observasi dan hasil belajar
(jujur), yang tidak kalah penting, proses keterampilan membaca dalam aspek
penilaian harus dilaksanakan secara praktek membaca nyaring siswa kelas V
objektif, transparan dan jujur. Dengan kata dengan menggunakan rubrik penilaian.
lain, penilaian tidak boleh bersifat Hopkins (dalam Sanjaya, 2011: 88)
diskriminatif, baik dari aspek etnik, gender, mengemukakan beberapa penggunaan
maupun kecacatan siswa. observasi sebagai alat pemantau dalam
5)Comprehensive (menyeluruh), penilaian PTK yakni direncanakan bersama,
terhadap perkembangan kemajuan harus difokuskan pada hal-hal yang spesifik,
didasarkan kepada banyak sumber dan membuat kriteria yang jelas, keterampilan
aspek penilaian. Hasil penilaian harus observasi, dan balikan (feedback). Teknik
dapat menggambarkan semua aspek yang pelaksanaannya dengan mengamati secara
dinilai, baik aspek kognitif, afektif maupun langsung keaktifan dan hasil belajar siswa
psikomotor siswa. Evaluasi menggunakan selama proses pembelajaran. Penyusunan
tes hasil belajar siswa yang dikerjakan lembar observasi ditentukan validitas
siswa secara individu. konstruknya dengan mencari masukan dari
Setelah mendapatkan informasi dan penilaian ahli yaitu dari dosen-dosen PGSD
data dalam kegiatan observasi dan evaluasi Undiksha UPP II Denpasar.
maka langkah selanjutnya adalah Menurut Agung (1999:75), “metode
mendiskusikan dengan guru mitra, kepala tes adalah cara memperoleh data yang
sekolah maupun pihak yang berkompeten berbentuk suatu tugas yang harus
dalam hal ini dosen-dosen di lingkungan dikerjakan oleh seorang atau kelompok
kampus PGSD UPP II Denpasar mengenai orang yang dites (testee)”. Biasanya testee
dampak dari tindakan yang telah diberikan menjawab sekumpulan pertanyaan atau
dalam kegiatan pelaksanaan. Kegiatan mengerjakan tugas untuk memperoleh hasil
refleksi ini bertujuan untuk mengetahui berupa skor yang menggambarkan
sejauh mana tindakan yang telah diberikan pengetahuan dan sejauh mana siswa dapat
selama proses pembelajaran dapat menyerap materi pembelajaran. Tes
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar merupakan pengukuran yang menghasilkan
siswa, menemukan kelebihan dan data berupa skor.
kekurangan serta permasalahan dan Rooijakkers (2010: 157)
hambatan selama proses pembelajaran. menyatakan bahwa dengan jenis ujian
Hasil refleksi akan menjadi acuan dasar pilihan ganda pengajar dapat menyusun
untuk merencanakan tindakan penelitian suatu ujian yang representatif. Tetapi jenis
pada siklus berikutnya. ujian ini sulit digunakan untuk menguji
Pengumpulan data dilakukan sasaran (misalnya penerapan,
dengan menggunakan teknik observasi dan analisis/sintesa dan evaluasi). Oleh karena
tes. Teknik yang dipergunakan dalam itu pada penelitian ini, peneliti
pengumpulan data penelitian ini yaitu menggunakan dua jenis tes, yaitu tes
observasi. Teknik observasi adalah salah objektif dan tes essay yang digunakan
satu cara memperoleh atau mengumpulkan untuk mengukur hasil belajar keterampilan
data yang dilakukan dengan mengadakan membaca siswa kelas V semester II SD
pengamatan dan pencatatan secara Negeri 1 Singapadu Tengah tahun ajaran
sistematis tentang suatu objek tertentu 2013/2014. Skor yang diperoleh
(Agung, 1999:68). Pada prinsipnya, teknik menggambarkan hasil belajar masing-
observasi merupakan cara pengumpulan masing siswa. Karena tes yang diberikan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

dikerjakan siswa secara individu maka hasil disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya
pengerjaan dalam bentuk skor dapat setiap data yang dikumpulkan dianalisis
menggambarkan sejauh mana penyerapan secara deskriptif kuantitatif dengan
atau hasil belajar siswa terhadap materi menghitung rata-rata, persentase rata-rata,
yang telah diberikan dalam kegiatan dan ketuntasan belajar.
pembelajaran di kelas.
Instrumen pengumpulan data terdiri HASIL DAN PEMBAHASAN
dari lembar observasi, rubrik penilaian dan
tes hasil belajar. Lembar observasi adalah Kegiatan pada pra-siklus adalah
lembar kerja yang berfungsi untuk melakukan observasi pada proses
mengobservasi dan mengukur tingkat pembelajaran yang dilakukan dari awal
keberhasilan kegiatan pembelajaran yang sampai akhir kegiatan pembelajaran dan
sedang dilaksanakan. Dalam penelitian ini hasil belajar siswa kelas V sebelum
lembar observasi digunakan untuk menerapkan model pembelajaran berbasis
mengamati dan mengukur keaktifan belajar proyek tipe inquiry. Kegiatan observasi
keterampilan membaca siswa kelas V. yang dilakukan bertujuan untuk
Dalam lembar observasi terdapat indikator- mengumpulkan data tentang keaktifan
indikator yang menjadi acuan peneliti dalam belajar siswa. Persentase keaktifan belajar
melakukan observasi. Rubrik keterampilan membaca siswa pada pra-
penilaian digunakan untuk mengumpulkan siklus adalah 64%. Berdasarkan data
data mengenai kegiatan keterampilan tersebut maka diketahui bahwa keaktifan
membaca yang dilakukan oleh siswa kelas belajar siswa pada pra-siklus termasuk
V. Dalam rubrik penilaian terdapat indikator- kriteria kurang aktif. Rata-rata hasil belajar
indikator yang digunakan peneliti sebagai keterampilan membaca siswa pada pra-
acuan dalam memberikan penilaian. Rubrik siklus adalah 66,86. Ketuntasan hasil
penilaian yang digunakan dalam penelitian belajar keterampilan membaca siswa pada
ini terlampir. pra-siklus adalah 50%. Berdasarkan
Setiap siswa ditugaskan untuk ketuntasan hasil belajar sebesar 50% maka
membaca bacaan yang telah dipersiapkan. tingkat hasil belajar keterampilan membaca
Ketika siswa membaca bacaan tersebut di siswa kelas V semester I SD Negeri 1
depan kelas, peneliti melakukan penilaian Singapadu Tengah tahun ajaran 2013/2014
berdasarkan aspek-aspek penilaian dengan pada pra-siklus adalah rendah.
memperhatikan indikator dan kriteria Hasil penelitian pada siklus 1 yaitu
penilaian. persentase keaktifan belajar keterampilan
Tes hasil belajar digunakan untuk membaca siswa pada pertemuan I adalah
mengukur sejauh mana penguasaan siswa 67% dan pertemuan II 77% dalam siklus 1.
terhadap materi pembelajaran yang telah Rata-rata keaktifan belajar keterampilan
diberikan. Dengan memberikan tes hasil membaca siswa pada siklus 1 adalah 72%.
belajar peneliti mengetahui bagaimana hasil Berdasarkan data tersebut maka diketahui
belajar keterampilan membaca siswa kelas bahwa keaktifan belajar siswa pada siklus 1
V. Sebelum menyusun tes hasil belajar, berada dalam kriteria cukup aktif. Rata-rata
peneliti menyusun kisi-kisi terlebih dulu. hasil belajar keterampilan membaca siswa
Tujuannya agar tes yang disusun dapat pada siklus 1 adalah 76,43. Ketuntasan
mengukur dengan optimal pencapaian hasil belajar keterampilan membaca siswa
siswa terhadap tujuan pembelajaran yang adalah 67,86%. Berdasarkan ketuntasan
telah ditentukan. hasil belajar sebesar 67,86% maka tingkat
Tes hasil belajar dalam penelitian ini hasil belajar keterampilan membaca siswa
terdiri dari 15 butir soal objektif dan 5 butir kelas V semester I SD Negeri 1 Singapadu
soal essay yang digunakan untuk Tengah tahun ajaran 2013/2014 pada siklus
memperoleh data mengenai hasil belajar 1 adalah sedang.
keterampilan membaca siswa kelas V. Sedangkan persentase keaktifan
Data penelitian yang diperoleh belajar keterampilan membaca siswa pada
berupa data keaktifan dan hasil belajar pertemuan I adalah 85% dan pertemuan II
keterampilan membaca siswa kelas V yang 90% dalam siklus 2. Rata-rata keaktifan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

belajar keterampilan membaca siswa pada tujuan pelaksanaan penelitian. Hasil belajar
siklus 2 adalah 87,50%. Berdasarkan data pada siklus 2 diperoleh rata-rata 84,57
tersebut maka diketahui bahwa keaktifan dengan ketuntasan belajar 82,14%. Artinya,
belajar siswa pada siklus 2 termasuk dari 28 orang siswa terdapat 23 orang
kriteria aktif. Rata-rata hasil belajar siswa yang memperoleh nilai sama maupun
keterampilan membaca siswa pada siklus 2 lebih besar dari KKM. Dengan demikian
adalah 84,57. Ketuntasan hasil belajar maka tingkat hasil belajar keterampilan
keterampilan membaca siswa pada siklus 2 membca siswa tergolong tinggi.
adalah 82,14%. Berdasarkan ketuntasan Kegiatan observasi dan refleksi
hasil belajar sebesar 82,14% maka tingkat yang dilakukan dalam kegiatan penelitian
hasil belajar keterampilan membaca siswa memberikan beberapa temuan, yaitu
kelas V semester I SD Negeri 1 Singapadu 1)pengamatan yang dilakukan dengan
Tengah tahun ajaran 2013/2014 pada siklus menggunakan lembar observasi selama
2 adalah tinggi. penelitian menunjukkan adanya
peningkatan keaktifan belajar siswa.
Diperoleh keaktifan belajar Dengan diterapkannya model pembelajaran
keterampilan membaca siswa pada pra- berbasis proyek tipe inqury memberikan
siklus 64% yang masuk dalam kategori kesempatan dan mengkondisikan siswa
kurang aktif. Hal ini disebabkan karena untuk belajar aktif dalam kegiatan
siswa jenuh dengan kegiatan pembelajaran pembelajaran. Siswa tidak lagi pasif
yang monoton dan dominan dengan mendengarkan ceramah guru melainkan
ceramah. Rata-rata hasil belajar aktif menyelesaikan tugas yang diberikan
keterampilan membaca siswa 66,86 guru sehingga belajar lebih bermakna, dan
dengan ketuntasan 50%. Angka ini 2)tes yang diberikan pada akhir siklus
menggambarkan bahwa dari 28 orang menunjukkan adanya peningkatan hasil
siswa kelas V terdapat 14 orang siswa yang belajar. Siswa belajar dengan berperan aktif
memperoleh nilai sama maupun lebih besar selama kegiatan pembelajaran dan
dari KKM. Dengan demikian maka tingkat memecahkan masalah baik secara individu
hasil belajar keterampilan membaca siswa maupun diskusi sehingga materi
kelas V semester 1 SD Negeri 1 Singapadu pembelajaran dapat diterima oleh siswa
Tengah tahun ajaran 2013/2014 pada pra- secara optimal. Hai ini terbukti dengan
siklus tergolong rendah. tingkat hasil belajar pada siklus 2 mencapai
Pada siklus 1 pertemuan I keaktifan kategori tinggi sebagaimana tujuan
belajar keterampilan membaca siswa penelitian.
sebesar 67 dan pada pertemuan II sebesar
77. Terdapat peningkatan keaktifan belajar
siswa sebesar 10. Rata-rata keaktifan PENUTUP
belajar keterampilan membaca siswa 72%
yang termasuk kriteria cukup aktif. Hasil Berdasarkan hasil penelitian dan
belajar pada siklus 1 diperoleh rata-rata pembahasan skripsi ini maka dapat ditarik
76,43 dengan ketuntasan 67,86%. Ini simpulan sebagai berikut, 1)terjadi
menunjukkan bahwa dari 28 orang siswa peningkatan keaktifan belajar keterampilan
terdapat 19 orang siswa yang memperoleh membaca siswa kelas V semester I SD
nilai sama maupun lebih besar dari KKM Negeri 1 Singapadu Tengah Tahun Ajaran
dan tingkat hasil belajar keterampilan 2013/2014 melalui penerapan model
membaca siswa tergolong sedang. pembelajaran berbasis proyek tipe inquiry.
Sedangkan pada siklus 2 pertemuan Terbukti dari data hasil observasi pada
I keaktifan belajar keterampilan membaca siklus 1 sebesar 72% yang tergolong cukup
siswa sebesar 85 dan pada pertemuan II aktif mengalami peningkatan pada siklus 2
meningkatkat menjadi 90. Rata-rata yaitu 87,50% yang tergolong aktif. Itu
keaktifan belajar siswa pada siklus 2 adalah artinya, penerapan model pembelajaran
87,50%. Angka ini menunjukkan bahwa berbasis proyek tipe inquiry sangat baik
keaktifan belajar keterampilan membaca digunakan untuk meningkatkan keaktifan
siswa tergolong aktif seperti yang menjadi belajar keterampilan membaca siswa, dan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

2)terjadi peningkatan hasil belajar DAFTAR RUJUKAN


keterampilan membaca siswa kelas V Agung, A.A. Gede. 2010. Pengantar
semester I SD Negeri 1 Singapadu Tengah Evaluasi Pengajaran. Singaraja:
tahun ajaran 2013/2014 melalui penerapan Universitas Pendidikan Ganesha.
model pembelajaran berbasis proyek tipe Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 1991.
inquiry. Terbukti dari data ketuntasan Psikologi Belajar. Jakarta: PT.
belajar pada siklus 1 sebesar 67,86% Rineka Cipta.
dengan tingkat hasil belajar sedang Aqib, Zainal. 2010. Profesionalisme Guru
mengalami peningkatan pada siklus 2 yaitu dalam Pembelajaran. Surabaya:
82,14% dengan tingkat hasil belajar tinggi. Insan Cendekia.
Itu artinya, penerapan model pembelajaran Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
berbasis proyek tipe inquiry sangat baik Penelitian Suatu Pendekatan
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
keterampilan membaca siswa. -------. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Berdasarkan manfaat penelitian, Bloom, Benjamin S. 1956. Taxonomy of
maka dapat disampaikan saran-saran Educational Objectives. Pearson
sebagai berikut, 1)pembelajaran harus Education.
mengkondisikan siswa untuk aktif mencari Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori
dan memecahkan masalah karena dengan Belajar. Jakarta: Erangga.
begitu apa yang yang dibelajarkan kepada Depertemen Pendidikan Nasional. 2008.
siswa dapat dengan mudah diserap oleh Kurikulum Tingkat Satuan
siswa. Belajar yang bermakna adalah Pendidikan Sekolah dasar.
belajar dengan mengalami dan belajar dari Jakarta: Direktorat Jenderal
pengalaman. Salah satu yang dapat Pendidikan Dasar dan Menengah.
dilakukan guru adalah mempersiapkan Djamarah, Syaiful Bahri, & Zain, Aswan.
pembelajaran dengan sebaik mungkin. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Mulai dari RPP, LKS, media dan penunjang Jakarta: Renika Cipta.
kegiatan pembelajaran lainnya sesuai Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
kebutuhan belajar siswa, 2)penguatan yang Jakarta: PT. Gramedia
diberikan guru bukanlah kegiatan Widiasarana.
memberikan hadiah dalam bentuk materi Hidayah, Aniatul. 2012. Membaca Super
kepada siswa yang berprestasi melainkan Cepat. Jakarta: Laskar Aksara.
memberikan penghargaan baik secara Hollingsworth, Pat dan Lewis, Gina. 2008.
verbal maupun non verbal atas keberanian Pembelajaran Aktif Meningkatkan
siswa mengikuti kegiatan pembelajaran Keasyikan Kegiatan di Kelas.
secara aktif. Dengan kata lain, penguatan Jakarta: PT. Indeks.
juga diberikan kepada siswa yang Kasbolah dan Sukarnyana. 2006. Penelitian
mengemukakan pendapatnya walaupun Tindakan Kelas (PTK). Malang:
masih kurang. Untuk itulah diperlukan Percetakan Universitas Negeri
konfirmasi guru agar apa yang kurang Malang.
dipahami siswa dalam kegiatan Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran
pembelajaran dapat disempurnakan dan Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
diluruskan oleh guru, dan 3)guru sebagai Bandung: PT. Refika Aditama.
peneliti dapat menerapkan model Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian
pembelajaran berbasis proyek tipe inquiry Tindakan Kelas Sebagai
sebagai alternatif untuk menangani Pengembangan Profesi Guru.
permasalahan yang serupa. Tentunya Jakarta: PT Rajawali Pers.
dengan memperhatikan konisi dan kendala LPPL.2007. Buku Pedoman Pelaksanaan
di kelas bersangkutan. Program Pengalaman Lapangan
(PPL). Singaraja : Undiksha.
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Konsep,
Ksarakteristik, dan Implementasi.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)

Bandung: PT Remaja Rosda


Karya.
-------. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah.
Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Muslich, Masnur. 2011. Melaksanakan PTK
Itu Mudah. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
N. K, Roestiyah. 1989. Didaktik Metodik.
Jakarta: Bina Aksara.
Purwanto, Ngalim. 1984. Prinsip-prinsip dan
Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remadja Karya.
Rahim, Farida. 2011. Pengajaran Membaca
di Sekolah Dasar (Edisi Kedua).
Jakarta: Bumi Aksara.
Rooijakkers, Ad. 2010. Mengajar dengan
Sukses. Jakarta: PT. Grasindo.
Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Kencana.
-------. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Prenada
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Pendekatan Kuantatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukarnyana, I Wayan dan Kasbolah,
Kasihani. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Malang:
Universitas Negeri Malang.
Sund & Trowbridge. 1973. Teaching
Science by Inquiry in the
Secondary School. Columbus:
Charles E. Merill Publishing
Company.
Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi.
Yogyakarta: Hikayat.
Suyanto, Slamet. 2008. Strategi Pendidikan
Anak. Yogyakarta: Hikayat.
--------. 2010. Teknik Pembelajaran Bahasa
dan Sastra. Yogyakarta: Hikayat.
Team Penyusun Kamus. 1995. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Sinar Harapan.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Surabaya:
Prestasi Pustaka.
Usman, Uzer. 2002. Upaya Optimalisasi
Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Yulaelawati, Ella. 2007. Kurikulum dan
Pembelajaran Filosofi, Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Pustaka Raya.

You might also like