Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan keaktifan belajar keterampilan membaca
siswa melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek tipe inquiry dan (2)
meningkatkan keterampilan membaca siswa melalui penerapan model pembelajaran
berbasis proyek tipe inquiry. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang
dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas V semester I SD Negeri 1
Singapadu Tengah tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 28 orang siswa.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan (1) observasi dan (2) tes. Data-
data ini kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) terjadi peningkatan persentase keaktifan belajar keterampilan
membaca siswa dari 72% yang tergolong cukup aktif pada siklus 1 menjadi 87,50% yang
tergolong aktif pada siklus 2 dan (2) terjadi peningkatan rata-rata keterampilan membaca
dari 76,43 dengan ketuntasan 67,86% yang menunjukkan tingkat keterampilan membaca
sedang pada siklus 1 menjadi rata-rata 84,57 dengan ketuntasan 82,14% yang
menunjukkan tingkat keterampilan membaca tinggi pada siklus 2. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
berbasis proyek tipe inquiry dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan membaca
siswa kelas V semester I SD Negeri 1 Singapadu Tengah tahun ajaran 2013/2014.
Kata kunci : Pembelajaran, tipe inquiry, keaktifan, keterampilan membaca
Abstract
The purpose of the research are (1) to improve reading activity for the students based on
inquiry type of project and (2) to improve students learning out comes through the
application of learning model type of project based inquiry. The research is classroom
action research performed in 2 cycles. Research subject are the students of grade V
semester I SD Negeri 1 Singapadu Tengah school year 2013/2014 in total 28 persons.
Data collection in this research performed with (1) observation and (2) test. The data
were analyzed with descriptive quantitative technique. The result of the research show
that (1) an increase the presentage of the activity of learning reading skill of students
from 72% which is quite active in cycle 1 to 87,50% which is active in cycle 2 and (2) an
increase of learning outcomes from 76,43 with the score 67,86% it show that medium
level of learning outcomes in cycle 1 to 84,57 with the score 82,14% it show that high
level of learning outcomes in cycle 2. Based on the research it can be concluded that the
application of learning model type of project based inquiry can be increase the activity of
reading skill for the students of grade V semester I SD Negeri 1 Singapadu Tengah
school year 2013/2014.
Keywords: Learning, inquiry type, activity, reading skill
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN
Sebagai tenaga pendidik di SD membaca 60 sedangkan Kriteria
Negeri 1 Singapadu Tengah, penulis Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata
memiliki peranan dan tanggung jawab pelajaran Bahasa Indonesia yang
besar dalam melaksanakan kegiatan ditentukan di sekolah 70.
pembelajaran yaitu membelajarkan siswa Berdasarkan hasil pengamatan
untuk memberikan tambahan wawasan dan yang penulis laksanakan, beberapa faktor
kemampuan. Pembelajaran dapat penyebab rendahnya hasil belajar
didefinisikan sebagai suatu sistem atau keterampilan membaca dalam mata
proses membelajarkan pembelajar yang pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V
direncanakan atau didesain, dilaksanakan, SD Negeri 1 Singapadu Tengah Tahun
dan dievaluasi secara sistematis agar Ajaran 2013/2014, antara lain, 1)rendahnya
pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan minat dan kualitas belajar siswa untuk
pembelajaran secara efektif dan efisien membaca dan membudidayakan gemar
(Komalasari, 2010:3). membaca yang berakibat pada rendahnya
Bahasa Indonesia di kelas V SD pemahaman terhadap konsep-konsep dan
menitikberatkan kajiannya pada hubungan penguasaan materi pembelajaran, 2)guru
antar manusia dan proses pengembangan sering menjadi sentral yang mendominasi
kemampuan komunikasi, baik komunikasi aktivitas pembelajaran sedangkan siswa
lisan maupun tulisan. Pengetahuan, hanya menerima dan terkesan kurang aktif,
keterampilan, dan sikap yang 3)proses pembelajaran yang terkesan
dikembangkan melalui kajian ini ditujukan monoton sehingga siswa mudah merasa
untuk melatih dan mempersiapkan peserta bosan, 4)kemampuan berkomunikasi
didik untuk dapat berkomunikasi secara dengan menggunakan bahasa Indonesia
optimal sehingga mencapai keserasian dan yang rendah menjadi penghambat
keselarasan dalam kehidupan masyarakat, pemahaman dan penguasaan
menggambarkan tentang upaya untuk penyampaian konsep dan materi dalam
membangkitkan prakarsa belajar peserta pembelajaran keterampilan membaca,
didik dan melatih keempat keterampilan 5)kurangnya daya kreatif guru dalam
berbahasa, yaitu keterampilan pemanfaatan sarana dan media dalam
mendengarkan, berbicara, membaca dan proses pembelajaran, 6)penggunaan
menulis. Peserta didik dapat berperan aktif Lembar Kerja Siswa (LKS) yang kurang
mencari dan menemukan apa yang menjadi sesuai dengan materi pembelajaran
tujuan kegiatan pembelajaran. Belajar sehingga siswa menjadi bingung dan
bukan hanya sekadar mengumpulkan mengalami kesulitan dalam proses
pengetahuan melainkan proses mental pembelajaran, dan 7)hal yang tak kalah
yang terjadi dalam diri seseorang yang pentingnya yaitu karena pengaruh sosial
menyebabkan munculnya perubahan budaya dan ekonomi keluarga maupun
perilaku dan dapat diterapkan siswa dalam masyarakat sekitar lingkungan siswa. Salah
kehidupannya sehari-hari. satunya, sering menggunakan bahasa
Namun kenyataan di lapangan, daerah dari pada penggunaan bahasa
siswa kelas V di SD Negeri 1 Singapadu Indonesia dalam pergaulan sehari-hari dan
Tengah tahun ajaran 2013/2014 dalam kurangnya latihan maupun pembiasaan
belajar keterampilan membaca banyak membaca, baik membaca buku fiksi
mengalami kendala belajar, seperti maupun non fiksi.
kurangnya keaktifan dan rendahnya hasil Langkah yang harus diambil adalah
belajar siswa. Secara umum penguasaan menyiasati dan mencari jalan keluar dalam
Bahasa Indonesia dalam pembelajaran memecahkan permasalahan ini. Seperti
keterampilan membaca siswa kelas V relatif yang dinyatakan Murphy (dalam Majid,
rendah, dan penguasaan dalam arti 2006:3) bahwa banyak agenda reformasi
pemahaman, keterampilan berbahasa serta yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan.
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Beragam program inovatif ikut serta
belum menggembirakan. Perolehan nilai memeriahkan reformasi pendidikan.
rata-rata dalam pembelajaran keterampilan Reformasi pendidikan adalah rekonstruksi
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
bermanfaat untuk menempatkan posisi data yang lebih banyak melibatkan indera
seorang siswa di dalam kelas dibandingkan penglihatan (mata) dalam proses
dengan siswa yang lainnya. 3)Explicit pengukuran objek tertentu sesuai dengan
(eksplisit), kriteria penilaian yang digunakan tujuan dari diadakannya penelitian.
sebagai dasar penilaian harus jelas dan Data yang dikumpulkan melalui
diketahui oleh publik. Kriteria itu harus sejak teknik observasi adalah data mengenai
awal diketahui oleh peserta didik. Kriteria itu keaktifan belajar keterampilan membaca
juga harus mencerminkan hasil dan proses siswa kelas V dengan menggunakan
peningkatan pembelajaran siswa. 4)Fair lembar observasi dan hasil belajar
(jujur), yang tidak kalah penting, proses keterampilan membaca dalam aspek
penilaian harus dilaksanakan secara praktek membaca nyaring siswa kelas V
objektif, transparan dan jujur. Dengan kata dengan menggunakan rubrik penilaian.
lain, penilaian tidak boleh bersifat Hopkins (dalam Sanjaya, 2011: 88)
diskriminatif, baik dari aspek etnik, gender, mengemukakan beberapa penggunaan
maupun kecacatan siswa. observasi sebagai alat pemantau dalam
5)Comprehensive (menyeluruh), penilaian PTK yakni direncanakan bersama,
terhadap perkembangan kemajuan harus difokuskan pada hal-hal yang spesifik,
didasarkan kepada banyak sumber dan membuat kriteria yang jelas, keterampilan
aspek penilaian. Hasil penilaian harus observasi, dan balikan (feedback). Teknik
dapat menggambarkan semua aspek yang pelaksanaannya dengan mengamati secara
dinilai, baik aspek kognitif, afektif maupun langsung keaktifan dan hasil belajar siswa
psikomotor siswa. Evaluasi menggunakan selama proses pembelajaran. Penyusunan
tes hasil belajar siswa yang dikerjakan lembar observasi ditentukan validitas
siswa secara individu. konstruknya dengan mencari masukan dari
Setelah mendapatkan informasi dan penilaian ahli yaitu dari dosen-dosen PGSD
data dalam kegiatan observasi dan evaluasi Undiksha UPP II Denpasar.
maka langkah selanjutnya adalah Menurut Agung (1999:75), “metode
mendiskusikan dengan guru mitra, kepala tes adalah cara memperoleh data yang
sekolah maupun pihak yang berkompeten berbentuk suatu tugas yang harus
dalam hal ini dosen-dosen di lingkungan dikerjakan oleh seorang atau kelompok
kampus PGSD UPP II Denpasar mengenai orang yang dites (testee)”. Biasanya testee
dampak dari tindakan yang telah diberikan menjawab sekumpulan pertanyaan atau
dalam kegiatan pelaksanaan. Kegiatan mengerjakan tugas untuk memperoleh hasil
refleksi ini bertujuan untuk mengetahui berupa skor yang menggambarkan
sejauh mana tindakan yang telah diberikan pengetahuan dan sejauh mana siswa dapat
selama proses pembelajaran dapat menyerap materi pembelajaran. Tes
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar merupakan pengukuran yang menghasilkan
siswa, menemukan kelebihan dan data berupa skor.
kekurangan serta permasalahan dan Rooijakkers (2010: 157)
hambatan selama proses pembelajaran. menyatakan bahwa dengan jenis ujian
Hasil refleksi akan menjadi acuan dasar pilihan ganda pengajar dapat menyusun
untuk merencanakan tindakan penelitian suatu ujian yang representatif. Tetapi jenis
pada siklus berikutnya. ujian ini sulit digunakan untuk menguji
Pengumpulan data dilakukan sasaran (misalnya penerapan,
dengan menggunakan teknik observasi dan analisis/sintesa dan evaluasi). Oleh karena
tes. Teknik yang dipergunakan dalam itu pada penelitian ini, peneliti
pengumpulan data penelitian ini yaitu menggunakan dua jenis tes, yaitu tes
observasi. Teknik observasi adalah salah objektif dan tes essay yang digunakan
satu cara memperoleh atau mengumpulkan untuk mengukur hasil belajar keterampilan
data yang dilakukan dengan mengadakan membaca siswa kelas V semester II SD
pengamatan dan pencatatan secara Negeri 1 Singapadu Tengah tahun ajaran
sistematis tentang suatu objek tertentu 2013/2014. Skor yang diperoleh
(Agung, 1999:68). Pada prinsipnya, teknik menggambarkan hasil belajar masing-
observasi merupakan cara pengumpulan masing siswa. Karena tes yang diberikan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
dikerjakan siswa secara individu maka hasil disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya
pengerjaan dalam bentuk skor dapat setiap data yang dikumpulkan dianalisis
menggambarkan sejauh mana penyerapan secara deskriptif kuantitatif dengan
atau hasil belajar siswa terhadap materi menghitung rata-rata, persentase rata-rata,
yang telah diberikan dalam kegiatan dan ketuntasan belajar.
pembelajaran di kelas.
Instrumen pengumpulan data terdiri HASIL DAN PEMBAHASAN
dari lembar observasi, rubrik penilaian dan
tes hasil belajar. Lembar observasi adalah Kegiatan pada pra-siklus adalah
lembar kerja yang berfungsi untuk melakukan observasi pada proses
mengobservasi dan mengukur tingkat pembelajaran yang dilakukan dari awal
keberhasilan kegiatan pembelajaran yang sampai akhir kegiatan pembelajaran dan
sedang dilaksanakan. Dalam penelitian ini hasil belajar siswa kelas V sebelum
lembar observasi digunakan untuk menerapkan model pembelajaran berbasis
mengamati dan mengukur keaktifan belajar proyek tipe inquiry. Kegiatan observasi
keterampilan membaca siswa kelas V. yang dilakukan bertujuan untuk
Dalam lembar observasi terdapat indikator- mengumpulkan data tentang keaktifan
indikator yang menjadi acuan peneliti dalam belajar siswa. Persentase keaktifan belajar
melakukan observasi. Rubrik keterampilan membaca siswa pada pra-
penilaian digunakan untuk mengumpulkan siklus adalah 64%. Berdasarkan data
data mengenai kegiatan keterampilan tersebut maka diketahui bahwa keaktifan
membaca yang dilakukan oleh siswa kelas belajar siswa pada pra-siklus termasuk
V. Dalam rubrik penilaian terdapat indikator- kriteria kurang aktif. Rata-rata hasil belajar
indikator yang digunakan peneliti sebagai keterampilan membaca siswa pada pra-
acuan dalam memberikan penilaian. Rubrik siklus adalah 66,86. Ketuntasan hasil
penilaian yang digunakan dalam penelitian belajar keterampilan membaca siswa pada
ini terlampir. pra-siklus adalah 50%. Berdasarkan
Setiap siswa ditugaskan untuk ketuntasan hasil belajar sebesar 50% maka
membaca bacaan yang telah dipersiapkan. tingkat hasil belajar keterampilan membaca
Ketika siswa membaca bacaan tersebut di siswa kelas V semester I SD Negeri 1
depan kelas, peneliti melakukan penilaian Singapadu Tengah tahun ajaran 2013/2014
berdasarkan aspek-aspek penilaian dengan pada pra-siklus adalah rendah.
memperhatikan indikator dan kriteria Hasil penelitian pada siklus 1 yaitu
penilaian. persentase keaktifan belajar keterampilan
Tes hasil belajar digunakan untuk membaca siswa pada pertemuan I adalah
mengukur sejauh mana penguasaan siswa 67% dan pertemuan II 77% dalam siklus 1.
terhadap materi pembelajaran yang telah Rata-rata keaktifan belajar keterampilan
diberikan. Dengan memberikan tes hasil membaca siswa pada siklus 1 adalah 72%.
belajar peneliti mengetahui bagaimana hasil Berdasarkan data tersebut maka diketahui
belajar keterampilan membaca siswa kelas bahwa keaktifan belajar siswa pada siklus 1
V. Sebelum menyusun tes hasil belajar, berada dalam kriteria cukup aktif. Rata-rata
peneliti menyusun kisi-kisi terlebih dulu. hasil belajar keterampilan membaca siswa
Tujuannya agar tes yang disusun dapat pada siklus 1 adalah 76,43. Ketuntasan
mengukur dengan optimal pencapaian hasil belajar keterampilan membaca siswa
siswa terhadap tujuan pembelajaran yang adalah 67,86%. Berdasarkan ketuntasan
telah ditentukan. hasil belajar sebesar 67,86% maka tingkat
Tes hasil belajar dalam penelitian ini hasil belajar keterampilan membaca siswa
terdiri dari 15 butir soal objektif dan 5 butir kelas V semester I SD Negeri 1 Singapadu
soal essay yang digunakan untuk Tengah tahun ajaran 2013/2014 pada siklus
memperoleh data mengenai hasil belajar 1 adalah sedang.
keterampilan membaca siswa kelas V. Sedangkan persentase keaktifan
Data penelitian yang diperoleh belajar keterampilan membaca siswa pada
berupa data keaktifan dan hasil belajar pertemuan I adalah 85% dan pertemuan II
keterampilan membaca siswa kelas V yang 90% dalam siklus 2. Rata-rata keaktifan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
belajar keterampilan membaca siswa pada tujuan pelaksanaan penelitian. Hasil belajar
siklus 2 adalah 87,50%. Berdasarkan data pada siklus 2 diperoleh rata-rata 84,57
tersebut maka diketahui bahwa keaktifan dengan ketuntasan belajar 82,14%. Artinya,
belajar siswa pada siklus 2 termasuk dari 28 orang siswa terdapat 23 orang
kriteria aktif. Rata-rata hasil belajar siswa yang memperoleh nilai sama maupun
keterampilan membaca siswa pada siklus 2 lebih besar dari KKM. Dengan demikian
adalah 84,57. Ketuntasan hasil belajar maka tingkat hasil belajar keterampilan
keterampilan membaca siswa pada siklus 2 membca siswa tergolong tinggi.
adalah 82,14%. Berdasarkan ketuntasan Kegiatan observasi dan refleksi
hasil belajar sebesar 82,14% maka tingkat yang dilakukan dalam kegiatan penelitian
hasil belajar keterampilan membaca siswa memberikan beberapa temuan, yaitu
kelas V semester I SD Negeri 1 Singapadu 1)pengamatan yang dilakukan dengan
Tengah tahun ajaran 2013/2014 pada siklus menggunakan lembar observasi selama
2 adalah tinggi. penelitian menunjukkan adanya
peningkatan keaktifan belajar siswa.
Diperoleh keaktifan belajar Dengan diterapkannya model pembelajaran
keterampilan membaca siswa pada pra- berbasis proyek tipe inqury memberikan
siklus 64% yang masuk dalam kategori kesempatan dan mengkondisikan siswa
kurang aktif. Hal ini disebabkan karena untuk belajar aktif dalam kegiatan
siswa jenuh dengan kegiatan pembelajaran pembelajaran. Siswa tidak lagi pasif
yang monoton dan dominan dengan mendengarkan ceramah guru melainkan
ceramah. Rata-rata hasil belajar aktif menyelesaikan tugas yang diberikan
keterampilan membaca siswa 66,86 guru sehingga belajar lebih bermakna, dan
dengan ketuntasan 50%. Angka ini 2)tes yang diberikan pada akhir siklus
menggambarkan bahwa dari 28 orang menunjukkan adanya peningkatan hasil
siswa kelas V terdapat 14 orang siswa yang belajar. Siswa belajar dengan berperan aktif
memperoleh nilai sama maupun lebih besar selama kegiatan pembelajaran dan
dari KKM. Dengan demikian maka tingkat memecahkan masalah baik secara individu
hasil belajar keterampilan membaca siswa maupun diskusi sehingga materi
kelas V semester 1 SD Negeri 1 Singapadu pembelajaran dapat diterima oleh siswa
Tengah tahun ajaran 2013/2014 pada pra- secara optimal. Hai ini terbukti dengan
siklus tergolong rendah. tingkat hasil belajar pada siklus 2 mencapai
Pada siklus 1 pertemuan I keaktifan kategori tinggi sebagaimana tujuan
belajar keterampilan membaca siswa penelitian.
sebesar 67 dan pada pertemuan II sebesar
77. Terdapat peningkatan keaktifan belajar
siswa sebesar 10. Rata-rata keaktifan PENUTUP
belajar keterampilan membaca siswa 72%
yang termasuk kriteria cukup aktif. Hasil Berdasarkan hasil penelitian dan
belajar pada siklus 1 diperoleh rata-rata pembahasan skripsi ini maka dapat ditarik
76,43 dengan ketuntasan 67,86%. Ini simpulan sebagai berikut, 1)terjadi
menunjukkan bahwa dari 28 orang siswa peningkatan keaktifan belajar keterampilan
terdapat 19 orang siswa yang memperoleh membaca siswa kelas V semester I SD
nilai sama maupun lebih besar dari KKM Negeri 1 Singapadu Tengah Tahun Ajaran
dan tingkat hasil belajar keterampilan 2013/2014 melalui penerapan model
membaca siswa tergolong sedang. pembelajaran berbasis proyek tipe inquiry.
Sedangkan pada siklus 2 pertemuan Terbukti dari data hasil observasi pada
I keaktifan belajar keterampilan membaca siklus 1 sebesar 72% yang tergolong cukup
siswa sebesar 85 dan pada pertemuan II aktif mengalami peningkatan pada siklus 2
meningkatkat menjadi 90. Rata-rata yaitu 87,50% yang tergolong aktif. Itu
keaktifan belajar siswa pada siklus 2 adalah artinya, penerapan model pembelajaran
87,50%. Angka ini menunjukkan bahwa berbasis proyek tipe inquiry sangat baik
keaktifan belajar keterampilan membaca digunakan untuk meningkatkan keaktifan
siswa tergolong aktif seperti yang menjadi belajar keterampilan membaca siswa, dan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)