Professional Documents
Culture Documents
2.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah:
1. Mengetahui hubungan antara beban, P dengan defleksi ( C ).
2. Mengetahui modulus elastisitas (E), dari material bahan uji dan bandingkan
dengan bahan modulus elastisitas bahan uji tersebut (spesifikasi bahan).
2.4 Prosedur
Guna memperoleh hasil yang benar dan akurat serta mengutamakan
keselamatan kerja (safety first) maka perakitan harus mengikuti prosedur sebagai
berikut:
1. Mengukur dimensi batang, lebar (b), tebal (h) dan panjang (L).
2. Letakkan batang pada tumpuannya.
3. Letakkan kait beban tepat ditengah-tengah batang.
4. Ukur jarak dari titik refrensi ke ujung kait, jarak ini disebut dengan o .
10
5. Pasang beban P, pada kait beban dan ukur kembali jarak dari refrensi ke ujung
pengait, sebut saja δ, maka c o dan C pada P = 0 haruslah nol
c o o 0
6. Lepaskan beban P, dari kait beban dan ukur lagi o nilai o ini haruslah sama
Gambar 2.1 Konstruksi dan defleksi pada batang dengan beban tunggal.
11
Gambar 2.2 Diagram momen dari konstruksi batang pada gambar 2.1
ABCC' X
t AB
EI (2.1)
Dimana ABCC ' adalah luasan segitiga BCCꞌ, X adalah jarak horizontal
pusat luasan segitiga BCCꞌ ke titik B, E adalah modulus elastisitas bahan dan I
adalah momen inersia. Momen inersia dari batang tersebut adalah:
I bh 3 / 12 (2.2)
Dengan b dan h adalah lebar dan tebal batang uji. Luasan segitiga BCCꞌ
dinyatakan dengan:
1 L PL PL
ABCC ' (2.3)
2 2 4 16
2L L
Dan X (2.4)
3 2 3
Sehingga persamaan (2.1) dapat ditulis kembali sebagai:
PL L
16 3 PL3
t BC (2.5)
EI 48EI
Dimana L adalah panjang batang dan defleksi dihitung ditengah-tengah
batang sesuai dengan letak beban yang diberikan pada gambar 2.1. Defleksi,
C t BC diukur langsung dari percobaan dengan menggunakan dial indikator. Oleh
12
sebab itu, modulus elastisitas bahan dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (2.6):
PL3
E
48 C I (2.6)
Dimana:
ABCC’ = Luasan segitiga (mm2)
= Jarak horizontal pusat luasan segitiga BCC’ ke titik B (mm)
L = Panjang batang (mm)
I = Momen inersia (mm4)
b = Lebar batang uji (mm)
h = Tinggi batang uji (mm)
δc = Defleksi (mm)
E = Modulus elastisitas batang (N/mm2)
13
Tabel 1.1 Hasil uji pengamatan defleksi pada batang
No Masa, m (kg) Beban, P = mg (N) Defleksi, C o
(mm)
3.35
1 1 kg 9,81 4.2
4.55
6.6
2 2 kg 19,62 6.75
6.6
9
3 3 kg 29,43 9.3
9.15
Menentukan defleksi ( 𝜎𝑐 )
C o
𝛿c = 37.75 - 34.4 = 3.35 mm
14
Pada perhitungan diatas diperoleh :
b×h³ 25,1 × 3,153
I= = = 65.376 mm4
12 12
b
C=2
25,1
= 2
= 12,55 mm
𝜎1 = 294.248 N/mm²
Analog: Dengan cara yang sama, maka didapat data hasil untuk percobaan
2 sampai dengan percobaan 3 yang dapat dilihat pada table di bawah ini
15
2.6.2 Pembahasan
Dari data diatas didapat grafik hubungan antara beban (P) dengan defleksi
(δc) sebagai berikut :
9
y = 2.5x + 1
8
7
6
defleksi (mm)
5
defleksi
4
Linear (defleksi)
3
2
1
0
1 2 3
Beban (N)
Dari gambar di atas didapatkan nilai y = 2,5x + 1maka nilai m’ adalah 2,5
N/mm2
Dimana :
𝐿 3
𝐸=
𝑚′ 48 I
sehingga :
𝐿 3
𝐸=
mʹ 48 I
3
625
𝐸=
2,5 x 48 x65.376
𝐸 = 31120.06254𝑁/𝑚𝑚2
16
Gambar Distribusi Tegangan Penampang Batang
1. Distribusi tegangan untuk pembebanan 1,0 Kg dengan σmax = 294.24N/mm
C
17
. Sedangkan modulus elstisitas baja ST 37 = 200000N/mm2 . Dalam hal ini, nilai
yang didapat dari praktikum dan nilai sebenarnya memiliki selilsih nilai sebesar
168879.9475
Berdasarkan gambar 2.4 distribusi tegangan pada lokasi titik pembebanan C
di ketahui bahwa semakin besar pembebanannya maka tegangan yang di hasilkan
akan semakin tinggi sehingga di dapatkan tegangan tekan paling tinggi adalah
294.248 N/mm2 sedangkan yang terendah 11.918 N/mm2.
2.7 Penutup
2.7.1 Kesimpulan
A. Hubungan antara beban P dengan defleksi δc adalah berbanding lurus, artinya
semakin besar beban P yang diberikan maka defleksi δc yang terjadi semakin
besar. pembebanan dilakukan mulai beban 9,81 N sampai 29,43 N memberikan
defleksi dengan nilai awal 3,35mm dan nilai akhir 9.15 mm.
B. Modulus elastisitas hasil praktikum hampir mendekati sama dengan nilai
sebenarnya, yaitu 31120.06254𝑁/𝑚𝑚2.
C. Gambar distribusi tegangan pada lokasi titik pembebanan, C dapat dilihat pada
gambar 2.4 diatas. Bahwa semakin besar pembebanannya maka tegangan yang
di hasilkan akan semakin tinggi sehingga di dapatkan tegangan tekan paling
tinggi adalah 588.497 N/mm2 sedangkan yang terendah 11.918 N/mm2
2.7.2 Saran
18