You are on page 1of 36

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Typoid Abdominalis dari dahulu hingga sekarang selalu terjadi
setiap tahunnya,tidak tergantung pada musim. Penyakit typhoid abdominalis
disebabkan oleh kuman salmonella typhosa. Sumber penularan utama adalah
penderita demam enterik dan carrier itu sendiri melalui tinja dan makanan
yang tercemar oleh kuman salmonella thyposa.Di Indonesia diperkirakan
insiden demam enterik adalah 300 – 810 kasus per 100.000 penduduk
pertahun, penyakit ini dapat dicegah dengan cara menerapkan dasar-dasar
hygiene dan kesehatan masyarakat. Untuk menelaah hal – hal yang mungkin
terjadi pada klien tersebut, kami ingin mempelajarinya melalui pembuatan
askep.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari askep ini, yaitu :
1) Apakah definisi Typoid Abdominalis?
2) Apa etiologi Typoid Abdominalis ?
3) Bagaimana tanda dan gejala Typoid Abdominalis?
4) Bagaimana patofisiologi Typoid Abdominalis?
5) Bagaimana penatalaksanaan medis dan komplikasi Typoid
Abdominalis?
6) Bagaimana diagnosa keperawatan Typoid Abdominalis?
7) Bagaimana hasil NOC dan NIC dari Typoid Abdominalis?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan askep ini yaitu :
1) Agar mahasiswa mampu menjelaskan Typoid Abdominalis
2) Agar mahasiswa mampu menjelaskan etiologi Typoid Abdominalis
3) Agar mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala Typoid
Abdominalis
4) Agar mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi Typoid
Abdominalis
5) Agar mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan medis dan
komplikasi Typoid Abdominalis
6) Agar mahasiswa mampu menjelaskan diagnosa keperawatan Typoid
Abdominalis
7) Agar mahasiswa mampu menjelaskan hasil NOC dan NIC dari
D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan ini yaitu :
1) Mahasiswa mampu menjelaskan definisi Typoid Abdominalis
2) Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi Typoid Abdominalis
3) Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala Typoid Abdominalis
4) Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi Typoid Abdominalis
5) Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan medis dan komplikasi
Typoid Abdominalis
6) Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosa keperawatan Typoid
Abdominalis
7) Mahasiswa mampu menjelaskan hasil NOC dan NIC dari Typoid
Abdominalis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP MEDIK

1. Definisi
Typoid fever (typhus abdomenalis) merupakan demam infeksius yang
ditularkan melalui kontaminasi makanan, susu atau suplai air oleh Salmonella
typhi(Sue Hinclhliff, 1999)
Typoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu atau tanpa
gangguan kesadaran (Hardhi Kusuma, 2012).
Typoid fever atautyphoid abdomenalis merupakan infeksi akut usus
halus oleh Bakteri Salmonella typhi (Arif Manjoer, 2001)
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi dan salmonella parathypi A,B,C. sinonim dari
penyakit ini adalah Typhoid danparatyphoid abdominalis (Syaifullah Noer,
1998).
Typus abdomenalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1
minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran (FKUI, 1999)
Tifoid merupakan bentuk samonellosis yang paling umum dan biasanya
berlangsung 1-4 minggu. Mortalitasnya sekitar 3% jika ditangani dan 10%
jika tidak ditanggani,biasanya diakibatkan perforasi intestinal atau
hemoragi,trombosis,serebral,toksemia,pneumonia atau gagal sirkulator akut.
Serangan tifoid memberi imunitas seumur hidup,walaupun pasien bisa
menjadi pembawa (carrier). Karier demam tifoid yang asimtomatik membawa
kuman tersebut di dalam kandung empedunya dan ekskresi kuman tifoid ke
dalam tinja merupakan sumber utama wabah demam tifoid pada sejumlah
negara.
2. Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah salmonella typhosa,basil gram negatif yang
bergerak dengan bulu getar, tidak berspora. Mempunyai sekurang-kurangnya
tiga macam antigen yaitu antigen O,antigen H,dan antigen Vi. Dalam serum
pasien terdapat zat antik (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut.
Penyebaran terjadi melalui yaitu :
a) Meminum air yang terkontaminasi ekskresi pembawa (bentuk tifoid)
b) Penyebaran fekal-oral (terutama pada anak-anak yang berusia kurang
5 tahun
c) Tercernanya makanan terkontaminasi atau makanan yang kurang
matang atau kurang diproses,terutama telur,ayam kalkung,dan bebek.
3. Patofisiologi

Air dan makanan yang terpapar kuman salmonella typhii

Mulut

Saluran pencernaan

Typhus Abdominalis

Peningkatan asam lambung Usus

Perasaan tidak enak


pada perut, mual, Proses infeksi ileum terminalis
muntah, anorexia
Merangsang peningkatan Berkembak biak
peristaltic usus
Intake nutrisi inadekuat
Perdarahan dan Pelepasana mediator kimia
Diare
perforasi intestinal
ATP menurun

Lemah
Bedrest Kuman masuk aliran
Merangsang nosiseptor
limfe mesentrial

Medulla spinalis
Menuju hati,&limfa

Kuman berkembang biak Pusat nyeri di otak

Jaringan tubuh
Peradangan Nyeri
(limfa) Hipertrofi
(hepato splenomegali)
Pusat termogulasi tubuh Pelepasan zat pyrogen
Penekanan pada saraf di hati

Demam Bedrest
Nyeri tekan ulu hati

Volume cairan memenurun


4. Manifestasi Klinik
Masa tunas: 10-20 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala
prodromal yaitu perasaan tidak enak makan,lesu,nyeri kepala,pusing dan
tidak bersemangat,nafsu makan kurang, lidah kotor, menyusul gambaran
klinik yang biasa di temukan ialah:
1. Demam
Biasanya febris bersifat remiten,menurun pada pagi hari dan meningkat
pada malam/sore hari.
2. Gangguan pada saluran pencernaan
a. Nafas berbau
b. Lidah kotor (coated fongue)
c. Konstipasi/diare/normal
3. Gangguan kesadaran
Penurunan kesadaran biasanya terjadi pada keadaan yang lebih berat
(apatis,somnolen) jarang sampai sopor atau koma.\
4. Pusing
5. Nausea
6. Vomitus
7. Anorexia

5. Komplikasi
a. Komplikasi intestinal
1) Perdarahan usus
2) Perporasi usus (terbentuknya suatu lubang)
3) peritornitis
b. Komplikasi extra intestinal
1) Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi (renjatan sepsis),
miokarditis, thrombosis.
2) Komplikasi darah : anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma
uremia hemolitik.
3) Komplikasi paru : pneumonia, empiema, danpleuritis.
4) Komplikasi pada hepar dan kandung empedu : hepatitis, kolesistitis.
5) Komplikasi ginjal : glomerulus nefritis, pyelonepritisdanperinepritis.
6) Komplikasi pada tulang :osteomyolitis, osteoporosis, spondilitisdan
arthritis.
7) Komplikasineuropsikiatrik : delirium, meningiusmus, meningitis,
polineuritisperifer, sindromaGuillain bare dansidromakatatonia

6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaaan darah tepi : dapat ditemukan leucopenia, limfositosos,
relative, aneosinofilia, trombositopenia, dan anemia
- Biakan empedu : basil sallmonela typhii ditemukan dalam darah penderita
biasanya dalam minggu pertama sakit
- Pemeriksaan WIDAL : bila terjadi aglutinasi.
Diperlukan titer antibody terhadap antigen yang bernilai 1/200 atau
peningkatan 4kali antara masa akut dan konvalesene mengarah kepada
demam typhoid

7. Penatalaksanaan
1. Non farmakologi
a. Perawatan
1) penderita perlu dirawat di RS untuk diisolasi, observasi, dan
pengobatan
2) Harus istirahat 5-7 hari bebas panas
3) Mobilisasi sewajarnya, sesuai kondisi
4) Bila kesadaran menurun harus diobservasi agar tidak terjadi
aspirasi dan komplikasi yang lain
b. Diet
1) makanan mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein
(TKTP)
2) Bahan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang,
dan menimbulkan gas
3) Susu 2 kali sehari perlu diberikan
4) Bila anak sadar dan nafsu makan baik, dapat diberikan makanan
lunak
2. Farmakologi
a. Obat-obatan
Terapi anti mikrobial untuk tifoid meliputi amoxicillin(amoxil),
chloramphenicol(chloromycetin), dan jika pasien mengalami toksemia
parah, co-trimoxazole (bactrim), ciprofloxacin (cipro), atau ceftriaxone
(rocephin).
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a). Identitas
Didalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat,
pendidikan, no. Registerasi, status perkawinan, agama, pekerjaan, tinggi
badan, berat badan, tanggal MR.
b). Keluhan Utama
Pada pasien Thypoid biasanya mengeluh perut merasa mual dan
kembung, nafsu makan menurun, panas dan demam.
c). Riwayat Penyakit
1) Dahulu
Apakahsebelumnya pasien pernah mengalami sakit Thypoid, apakah
tidak pernah, apakah menderita penyakit lainnya.
2) Sekarang
Pada umumnya penyakit pada pasien Thypoid adalah demam,
anorexia, mual, muntah, diare, perasaan tidak enak di perut, pucat
(anemi), nyeri kepala pusing, nyeri otot, lidah tifoid (kotor),
gangguan kesadaran berupa somnolen sampai koma.
3) Keluarga
Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita
Thypoid atau sakit yang lainnya.
4) Psikososial
Psikososial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien,
dengan timbul gejala-gejala yang dalami, apakah pasien dapat
menerima pada apa yang dideritanya.
d). Pola-Pola Fungsi Kesehatan
2) Pola pesepsi dan tatalaksana kesehatan
Perubahan penatalaksanaan kesehatan yang dapat menimbulkan
masalah dalam kesehatannya
3) Pola nutrisi dan metabolisme
Adanya mual dan muntah, penurunan nafsu makan selama sakit,
lidah kotor, dan rasa pahit waktu makan sehingga dapat
mempengaruhi status nutrisi berubah.
4) Pola aktifitas dan latihan
Pasien akan terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik
serta pasien akan mengalami keterbatasan gerak akibat penyakitnya
5) Pola tidur dan aktifitas
Kebiasaan tidur pasien akan terganggu dikarenakan suhu badan yang
meningkat, sehingga pasien merasa gelisah pada waktu tidur.
6) Pola eliminasi
Kebiasaan dalam buang BAK akan terjadi refensi bila dehidrasi
karena panas yang meninggi, konsumsi cairan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan.
7) Pola reproduksi dan sexual
Pada pola reproduksi dan sexual pada pasien yang telah atau sudah
menikah akan terjadi perubahan.
8) Pola persepsi dan pengetahuan
Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup akan mempengaruhi
pengetahuan dan kemampuan dalam merawat diri.
9) Pola persepsi dan konsep diri
Didalam perubahan apabila pasien tidak efektif dalam mengatasi
masalah penyakitnya.
10) Pola penanggulangan stress
Stres timbul apabila seorang pasien tidak efektif dalam mengatasi
masalah penyakitnya.
11) Pola hubungan interpersonil
Adanya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap hubungan
interpersonal dan peran serta mengalami tambahan dalam
menjalankan perannya selama sakit.
12) Pola tata nilai dan kepercayaan
Timbulnya distres dalam spiritual pada pasien, maka pasien akan
menjadi cemas dan takut akan kematian, serta kebiasaan ibadahnya
akan terganggu.
e). Pemeriksaan Fisik
3. Keadaan umum
Biasanya pada pasien typhoid mengalami badan lemah, panas, pucat,
mual, perut tidak enak, anorexia.
4. Kepala dan leher
Konjungtiva anemia, mata cowong, mukapucat/bibir kering, lidah
kotor, ditepi dan ditengah merah.
5. Dada dan abdomen
Di daerah abdomen ditemukan nyeri tekan.
6. Sistem kardiovaskuler
Biasanya pada pasien dengan typoid yang ditemukan tekanan darah
yang meningkat akan tetapi bisa didapatkan tachicardi saat pasien
mengalami peningkatan suhu tubuh.
7. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak, akral hangat.
8. Sistem eliminasi
Pada pasien typoid kadang-kadang diare atau konstipasi, produk
kemih pasien bisa mengalami penurunan (kurang dari normal). N ½ -
1 cc/kg BB/jam.
2. Diagnosa Keperawatan
a). Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002),
Domain 2: Nutrisi, Kelas 1: Makan
b). Hipertemia (00007), Domain 11: Keamanan/Perlindungan, Kelas 6:
Termolegulasi
c). Resiko Kekurangan Volume Cairan
d). Inteloran Aktivitas (00092), Domain 4 : Aktivitas/Istirahat, Kelas 4 :
Respon Kardiovaskular / Pulmonal
e). Ansietas (00146), Domain 9 : Koping / Toleransi stress, Kelas 2 : Respon
Koping
f). nyeri akut (00132), domain 12 : kenyamanan, kelas 1 : kenyamanan fisik
g). Diare (00014), Domain 3 : eliminasi dan pertukaran,Kelas 1 : fungsi
perkemihan

3. Rencana Asuhan Keperawatan


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang NOC : NIC :
dari Kebutuhan Tubuh (00002), - Status gizi - Pemantauan Nutrisi
Domain 2: Nutrisi, - Status gizi : asupan gizi - Manajemen nutrisi
Kelas 1: Makan - Status gizi : asupan makanan dan - Manjemen Gangguan Makan
cairan Observasi
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk - Selera makan - Kaji kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan metabolik - Berat Badan : Massa Tubuh mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
- Kaji adanya alergi makanan
Batasan karakteristik : Setelah dilakukan tindakan asuhan - Monitor adanya penurunan berat badan
- Kram abdomen keperawatan 3x24 jam, status gizi - Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
- Nyeri abdomen teratasi dengan Kriteria Hasil : kalori
- Menolak makanan - Mempertahankan massa tubuh - Monitor mual dan muntah
- Indigesti dan berat badandalam batas - Monitor kadar albumin,total protein,
- Persepsi ketidakmampuan untuk normal Hb, dan kadar Hct
mencerna makanan - Melaporkan tingkat energy yang - Monitor makanan kesukaan
- Melaporkan perubahan sensasi rasa adekuat - Monitor pertumbuhan dan
- Melaporkan kurannya makanan perkembangan
- Merasa cepat kenyang setelah - Monitor kalori dan intake nutrisi
mengonsumsi makanan - Pantau perilaku pasien yang
- Pembuluh kapiler rapuh berhubungan dengan penurunan berat
- Diare atau steatore badan
- Adanya bukti kekurangan makanan Mandiri
- Kehilangan rambut yang berlebihan - Berikan umpan balik kepada pasien
- Bising usus hiperaktiv yang menunjukkan peningkatan selera
- Kurang informasi, informasi yang salah makan
- Kurangnya minat terhadap makanan - Pertahankan makan pasien sesuai
- Salah paham jadwal makan dan kudapan
- Membrane mukosa pucat - Berikan makanan yang sesuai pilihan
- Tonus otot buruk pribadi, budaya, dan agama pasien
- Menolak untuk makanan - Berikan makanan bergizi, tinggi kalori,
- Rogga mulut terluka dan bervariasi yang dapat di pilih oleh
- kelemahan otot yang berfungsi untuk pasien
menelan atau mangunyah Kolaborasi
Faktor-faktor yang berhubungan : - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

- Ketidakmampuan pemasukan atau menentukan jumlah kalori dan nutrisi


yang dibutuhkan pasien.
mencerna makanan atau mengabsorpsi HE:
zat-zat gizi berhubungan dengan faktor - Ajarkan metode untuk pencernaan
biologis, psikologis atau ekonomi. makanan
- Ajarkan pasien/keluaga tentang
makanan bergizi dan tidak mahal
- Berikan informasi yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya

2 Hipertemia (00007), NOC : NIC:


Domain 11: keamanan/ perlindungan, - Termoregulation - Terapi Demam
Kelas 6 : termolegurasi - Tanda-tanda Vital - Regulasi Suhu
Definisi : suhu tubuh naik atas rentang - Pemantauan tanda vital
normal Setelah dilakukan tindakan asuhan
keperawatan 3x24 jam, Observasi
Batasan Karakteristik termoregulation teratasi dengan - Monitor tekanan darah, nadi dan RR
- Kenaikan suhu tubuh diatas rentang Kriteria Hasil : - Monitor penurunan tingkat kesadran
normal - Suhu tubuh dalam rentang normal - Monitor aktivitas kejang
- Serangan atau konvulsi (kejang) - Nadi dan RR dalam rentang normal - Keji ketepatan jenis pakaian yang di
- Kulit kemerahan - Tidak ada perubahan warna kulit gunakan, sesuai dengan suhu
- Pertambahan RR dan tidak ada pusing, merasa lingkungan
- Takikardi nyaman - Monitor suhu minimal setiap 2 jam
- Saat disentuh tngan terasa hangat - Monitor suhu dan warna kulit
- Monitor hidrasi
Faktor-faktor yang berhubungan - Monitor kulitas dari nadi
- Penyakit - Monitor frekuensi dan irama pernafasan
- trauma - Monitor suara paru
- Peningkatan metabolisme
- Aktivitas yang berlebih Mandiri
- Pengaruh medikasi/anesthesia - Lepaskan pakaian yang berlebihan dan
- Ketidakmampuan/penurunan tutupi pasien dengan selimut
kemampuan untuk berkeringat - Kompres pasien paada lipatan paha dan
- Terpapar dilikungan panas aksila
- Dehidrasi - Kolaborasi pemberian anti piretik
- Pakaian yang tidak tepat - Kolaborasikan dengan dokter mengenai
pemberian cairan intra vena sesuai
progam
HE:
- Ajarkan indikasi keletihan akibat panas
dan tindakan kedaruratan yang
diperlukan
- Ajarkan pasien/keluarga dalam
mengukur suhu untuk mencegah dan
mengenali secara dini hipertermia
(misalnya sengatan panas, dan keletihan
akibat panas)
3 Kekurangan Volume Cairan, Risiko NOC NIC
(00028), - Keseimbangan cairan - Pemantauan cairan
Domain 2 : nutrisi, - Hidrasi - Manajemen cairan
Kelas 5 : Hidrasi - Status nutrisi : asupan makan Observasi
dan cairan - Monitor status hidrasi (misalnya,
Definisi : Beresiko dehidrasi vaskuler, kelembapan membrane mukosa,
selular, atau intraa selular Setelah dilakukan tindakan asuhan keadekuatan nadi, dan tekanan darah
keperawatan 3x24 jam, Kekurangan ortostatik)
Faktor resiko Volume Cairan teratasi dengan - Monitor vital sign
- Penyimpanan yang mempengaruhi Kriteria Hasil: - Monitor masukan makanan/cairan dan
akses cairan - Tidak mengalami haus yang hitung intake kalori harian
- Penyimpanan yang mempengaruhi tidak normal - Monitor status nutrisi
asupan cairan - Memiliki keseimbangan Mandiri
- Penyimpanan yang mempengaruhi asupan dan asupan dan - Tentukan jumlah cairan yang masuk
absorbsi cairan haluaran yang seimbang dalam dalam 24 jam, hitung asupan yang
- Kehilangan berlebihan melalui rute 24 jam diinginkan sepanjang sif siang, sore,
normal ( mis; diare ) - Menampilkan hidrasi yang dan malam
- Usia lanjut baik - Berikan cairan sesuai dengan kebutuhan
- Berat badan extrime - Memiliki asupan cairan oral Kolaborasi
- Faktor yang mempengaruhi kebutuhan dan / atau intravena yang - Berikan terapi IV, sesuai program
cairan (mis; status hipenetabolik) adekuat - Berikan cairan IV pada suhu ruangan
- Kehilangan cairan melalui rute HE:
abnormal (mis; selang menetap) - Anjurkan pasien untuk menginforma-
- Kurang pengetahuan sikan perawat bila haus
- Medikasi (mis; di uretic)
4 Inteloran Aktivitas (00092), NOC : NIC :
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat, - Toleransi aktivitas - Terapi aktivitas
Kelas 4 : Respon Kardiovaskular / - Penghematan energy - Manajemen energy
Pulmonal - Perawatan Diri : Aktivitas
Kehidupan Sehari-hari (AKSI) Observasi
Definisi : ketidakcukupan energy fisiologis - Kaji tingkat kemampuan pasien untuk
atau psikologis untuk melanjutkan atau Setelah dilakukan tindakan asuhan berpindah dari tempat tidur, berdiri,
menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang keperawatan 3x24 jam, mampu ambulasi, dan melakukan AKS dan
ingin atau harus dilakukan menyelasaikan aktivitas teratasi AKSI
dengan - Keji respon emosi,social,dan spiritual
Batasan karakteristik : terhadap aktivitas
- Ketidaknyamanan atau dispnea saat Kriteria Hasil : - Pantau asupan nutrisi untuk
beraktivitas - Klien mampu berpartisipasi memastikan sumber-sumber energi
- Melaporkan keletihan atau kelemahan dalam aktivitas fisik tanpa disertai yang adekuat
secara verbal peningkatan tekanan darah, nadi
- Frekuensi jantung atau tekanan darah dan RR Mandiri
tidak normal sebagai respon terhadap - Klien mampu melakukan aktivitas - Rencanakan aktivitas bersama pasien
aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri - Pantau tanda-tanda vital
- perubahan EKG yang menunjukan - Bantu pasien untuk mengidentifikasi
aritmia atau iskemia pilihan aktivitas
- Rencanakan aktivitas pada periode
Faktor yang berhubungan : saat pasien memiliki energy memiliki
- Tirah baring dan imobilitas energy paling banyak
- Kelemahan umum
- Ketidakseimbangan antara suplai dan Kolaborasi
kebutuhan oksigen - kolaborasikan dengan ahli terapi
- Gaya hidup kurang gerak okupasi,fisik (misalnya,untuk latihan
ketahanan)

HE
- Ajarkan klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
- Ajarkan pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
5 Ansietas (00146), NOC : NIC :
Domain 9 : Koping / Toleransi stress, - Tingkat ansietas Intervensi :
Kelas 2 : Respon Koping - Pengendalian diri terhadap  Observasi :
ansietas - Kaji dan dokumentasikan tingkat
Definisi : perasaaan tidak nyaman atau - Konsentrasi kecemasan pasien termasuk reaksi
kekhawatiran yang samar yang di sertai - Koping fisik
respon autonom (sumber seringkali tidak - Kaji factor budaya (misalnya,
spesifik atau tidak diketahui oleh individu), Setelah dilakukan tindakan asuhan konflik nilai) yang menjadi
perasaan takut yang disebabkan oleh keperawatan 3x24 jam, Ansietas penyebab ansietas
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini diharapkan teratasi dengan  Mandiri
merupakan isyarat kewaspadaan yang Kriteria Hasil : - Beri dorongan kepada pasien untuk
memperingatkan individu akan adanya - Memiliki tanda tanda vital mengungkapkan secara verbal
bahaya dan memampukan individu unruk dalam batas normal pikiran dan perasaan untuk
bertindak menghadapi ancaman. - Menunjukan kemampuan mengeksternalisasikan ansietas
untuk berfokus pada - Bantu pasien untuk memfokuskan
Batasan Karakteristik: pengetahuan dan keterampilan pada situasi saat ini, sebagai cara
Perilaku : Mengomunikasikan kebutuhan untuk mengidentifikasi mekanisme
- Penurunan produktifitas dan perasaan negative secara koping yang dibutuhkan untuk
- Gerakan yang irelevan tepat
- Gelisah - Meneruskan aktivitas yang mengurangi ansietas
- Melihat sepintas dibutuhkan meskipun - Sediakan penglihatan melalui
- Insomnia mengalami kecemasan televisi, radio, permainan, serta
- Kontak mata yang buruk - Mengedentifikasi, terapi okupasi untuk menurunkan
- Mengekspresikan kekhawatiran mengungkapkan dan ansietas dan memperluas focus
karena perubahan dalam peristiwa menunjukan tehnik untuk - Berikan penguatan posotif ketika
hidup mengontrol cemas pasien mampu meneruskan
- Agitasi aktivitas sehari-hari dan aktivitas
- Mengintai lainnya meskipun mengalami
- Tampak waspada ansietas
- Dorong pasien untuk
Afektif : mengekspresikan kemarahan dan
- Gelisah iritasi serta ijinkan pasien untuk
- Kesedihan yang mendalam menangis
- Distres - Yakinkan kembali pasien melalui
- Ketakutan sentuhan, dan sikap empatik secara
- Perasaan tidak adekuat verbal dan nonverbal secara
- Berfokus pada diri sendiri bergantian
- Kurangi rangsangan yang
- Pemingkatan kewaspadaan berlebihan dengan menyediakan
- Iritabilitas lingkungan yang tenang, kontak
- Gugup yang terbatas dengan orang lain jika
- Senang berlebihan dibutuhkan, serta pembatasan
- Rasa nyeri yang meningkatkan penggunaan kafein dan stimulant
ketidak berdayaan lain
- Peningkatan rasa ketidakberdayaan - Sarankan terapi alternative untuk
yang persisten mengurangi ansietas yang dapat
- Bingung diterima oleh pasien
- Menyesal  Kolaboratif
- Ragu/tidak percaya diri - Berikan obat untuk menurunkan
- Khawatir ansietas jika perlu
Fisiologis :  HE :
- Wajah tegang - Buat rencana penyuluhan dengan
- Tremor tangan tujuan yang realities, termasuk
- Peningkatan keringat kebutuhan untuk pengulangan,
- Peningkatan ketegangan dukungan, dan pujian terhadap
- Gemetar tugas-tugas yang telah dipelajari
- Tremor - Informasikan tentang gejala
- Suara bergetar ansietas
- Ajarkan anggota keluarga
Simpatik : bagaimana membedakan antara
- Anoreksia serangan panic dan gejala penyakit
- Eksitansi kardiovaskuler fisik
- Diare
- Mulut kering
- Wajah merah
- Jantung berdebar-debar
- Peningkatan tekanan darah
- Peningkatan denyut nadi
- Peningkatan reflex
- Peningkatan frekuensi pernafasan
- Pupil melebar
- Kesulitan bernafas
- Vasokontriksi superficial
- Kedutan pada otot
- Lemah

Parasimpatik :
- Nyeri abdomen
- Penurunan tekanan darah
- Penurunan denyut nadi
- Diare
- Vertigo
- Letih
- Mual
- Gangguan tidur
- Kesemutan pada ekstremitas
- Sering berkemih
- Anyang-anyangan
- Dorongan segera berkemih

Kognitif :
- Menyadari gejala fisiologis
- Bloking pikiran
- Konfusi
- Penurunan lapang persepsi
- Kesulitan berkonsentrasi
- Penurunan kemampuan untuk
belajar
- Penurunan kemampuan untuk
mencegah masalah
- Ketakutan terhadap konsekuensi
yang tidak spesifik
- Lupa
- Gangguan perhatian
- Khawatir
- Melamun
- Cenderung menyalahkan orang lain

Faktor Yang Berhubungan :


- Perubahan dalam :
 Status ekonomi
 Lingkungan
 Status kesehatan
 Pola interaksi
 Fungsi peran
 Status peran
- Pemajanan toksin
- Terkait keluarga
- Herediter
- Infeksi/kontaminan interpersonal
- Penularan penyakit interpersonal
- Krisis makurasi
- Krisis situasional
- Stress
- Penyalagunaan zat
- Ancaman kematian
- Ancaman pada :
 Status ekonomi
 Lingkungan
 Status kesehatan
 Pola interaksi
 Fungsi peran
 Status peran
 Konsep diri
- Konflik yang tidak disadari
mengenai tujuan penting hidup
- Konflik yang tidak disadari
mengenai nilai yang
esensial/penting
- Kebutuhan yang tidak dipenuhi
6. Nyeri akut (00132), NOC : NIC :
domain 12 : kenyamanan, - Pain level Paint management
kelas 1 : kenyamanan fisik - Pain control - Lakukan pengkajian nyeri secar
- Comfort level konfrehersif termasuk lokasi,
definisi : pengalaman sensori dan karakteristik, durasi, frekuensi,
emosional tidak menyenangkan yang kriteria hasil : kualitas dan factor presipitasi
muncul akibat kerusakan jaringan actual - Mampu mengontrol nyeri (tahu - Observasi reaksi nonverbal dari
dan potensial atau yang digambarkan penyebab nyeri, mampu ketidaknyamanan
sebagai kerusakan (international associatin menggunakan tehnik - Gunakan tehnik komunikasi
for the study of pain): yang tiba-tiba atau nonfarmakologi, untuk terapeutik untuk mengetahui
lambat dari intensitas ringan hingga berat mengurangi nyeri, mencari pengalaman diri pasien
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau bantuan) - Kaji kultur yang mempengaruhi
prediksi - Melaporkan bahwa nyeri respon nyeri
berkurang dengan - Evaluasi pengalaman nyeri masa
batasan karakteristik : menggunakan management lampau
- Perubahan selera makanan nyeri - Evalusai bersama pasien dan tim
- Perubahan tekanan darah - Mampu mengenali nyeri kesehatan lain tentang
- Perubahan frekwensi jantung (skala, intensitas, frekuensi dan ketidakefektifan control nyeri masa
- Perubahan frekwensi pernapasan tanda) lampau
- Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
- perilaku distraksi (mis, berjalan - Bantu pasien dan keluarga untuk
mondar mandir mencari orang lain mencari dan menemukan dukungan
dan atau aktivitas lain, aktivitas - Control lingkungan yang dapat
yang berulang) mempengaruhi nyeri seperti suhu
- Mengekspresikan perilaku (mis, ruangan, pencahayaan dan
gelisah, merengek, menangis) kebisingan
- Masker wajah (mis, mata kurang - Kurang factor presifitasi nyeri
bercahaya, tampak kacau, gerakan - Pilih dan lakukan penanganan nyeri
mata berpencar atau tetap pada satu (farmakologi, nonfarmakologi dan
focus meringis) interpersonal)
- Sikap melindungi area nyeri - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
- Focus menyempit (mis, gangguan menentukan intervensi
persepsi nyeri, hambatan proses - Berikan analgetik untuk
berfikir, penurunan intraksi dengan mengurangi nyeri
orang dan lingkungan) - Ajarkan tentang tekhnik
- Indikasi nyeri yang dapat diamati nonfarmakologi
- Perubahan posisi untuk - Evaluasi keefektifan control nyeri
menghindari nyeri - Tingkatkan istrahat
- Sikap tubuh melindungi - Kolaborasikan dengan dokter jika
- Melaporkan nyeri secara verbal ada keluhan dan tindakan nyeri
- Gangguan tidur tidak berhasil
Factor yang berhubungan : - Monitor penerimaan pasien tentang
- Agen cedera ( mis, biologis, zat manegemen nyeri
kimia, fisik, psikologis
7. Diare (00014), NOC NIC
Domain 3 : eliminasi dan pertukaran, - Bowel elimination Diarhea management
Kelas 1 : fungsi perkemihan - Fluidbalance - Evaluasi efek samping pengobatan
- Hydration terhadap gastrointestinal
Definisi : pasase feses yang lunak dan tidak - Elektrolytean and acid base - Ajarkan pasien untuk menggunakan
berbentuk Balance obat anti diare
Batasan kaeakteristik : Kriteria hasil : - Intruksikan pasien atau keluarga
- Nyeri abdomen sedikitnya tiga kali - Feses berbentuk, BAB sehari untuk mencatat warna, jumlah,
defekasi perhari sekali sampai tiga hari frekuensi dan konsistensi dari feses
- Kram - Menjaga daerah sekitar rectal - Evaluasi inpake makanan yang
- Bising usus hiperaktif dari iritasi masuk
- Ada dorongan - Tidak mengalami diare - Identivikasi factor penyebab dari
Factor yang berhubungan : - Menjelaskan penyebab diare diare
Psikologis dan rasional tindakan - Ukur diare atau keluaran BAB
- Ansietas - Hubungi dokter jika ada kenaikan
- Tingkat stress tinggi bising usus
Situasional - Instruksikan pasien untuk makan
- Efeksamping obat rendah serat, tinggi protein dan
- Penyalahgunaan alcohol tinggi kalori jika memungkinkan
- Kontaminan - Ajarkan teknik menurunkan sters
- Radiasi, toksin - Monitor persiapan makanan yang
- Melakukan perjalanan aman
- Slang makan
Fisiologis
- Proses infeksi dan parasit
- Implamasi dan iritasi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Typhoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan
oleh Salmonella thypii dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu,
gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran yang ditularkan melalui
makanan, mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella
thypii.
Tifoid merupakan bentuk samonellosis yang paling umum dan biasanya
berlangsung 1-4 minggu. Mortalitasnya sekitar 3% jika ditangani dan 10%
jika tidak ditanggani,biasanya diakibatkan perforasi intestinal atau
hemoragi,trombosis,serebral,toksemia,pneumonia atau gagal sirkulator akut.
Serangan tifoid memberi imunitas seumur hidup,walaupun pasien bisa
menjadi pembawa (carrier). Karier demam tifoid yang asimtomatik
membawa kuman tersebut di dalam kandung empedunya dan ekskresi kuman
tifoid ke dalam tinja merupakan sumber utama wabah demam tifoid pada
sejumlah negara.

B. Saran
Diharapkan askep ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan
mahasiswa yang sedanga menempuh pendidikan dan bisa bermanfaat bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Hinchliff, Sue. 2013. Kamus Keperawatan Edisi 17. Jakarta: EGC

Jevuska. 2008. Demam Tifoid (Typhoid

Fever).http://www.jevuska.com/2008/05/10/demam-tifoid-typhoid-fever

Haryono, Rudi. 2012. Keperawatan Medical Bedah Sistem Pencernaan.

Yogyakarta: Gosyen Publishing

Kusuma, Hardhi. 2012. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan NANDA NIC

NOC. Yogyakarta: Media hardy

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. FKUI: Media

Aesculapius.

Noer , Sjaifoellah. 1998.Standar Perawatan Pasien, Monica Ester, Jakarta

Patriani, Amd. Kep. 2008. Typhoid Abdomenalis. http://asuhan-keperawatan

patriani.blogspot.com/2008/07/typhoid-abdominalis.html

PPNI KLATEN. TYPHOID. http://ppni

klaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=77:thypoid&catid=
38:ppni-ak-category&Itemid=66

Sirait, Khaidir Fadli. 2012. Asuhan Keperawatan tentang Typhoid Abdomenalis.


http://khaidirfadlisirait.blogspot.com/2012/10/asuhan-keperawatan-tentang-
typhoid.html

You might also like