You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sectio caesaria adalah pengeluaran janin melalui insisi abdomen. Teknik
ini digunakan jika kondisi ibu menimbulkan distres pada janin atau jika telah
terjadi distres janin. Sebagian kelainan yang sering memicu tindakan ini adalah
malposisi janin, plasenta previa, diabetes ibu dan disproporsi sefalopelvis janin
dan ibu. Sectio sesarea dapat merupakan prosedur elektif atau darurat .Untuk
sectio caesarea biasanya dilakukan anestesi spinal atau epidural. Apabila dipilih
anestesi umum, maka persiapan dan pemasangan duk dilakukan sebelum
induksi untuk mengurangi efek depresif obat anestesi pada bayi .(Muttaqin,
Arif.2010)
Menurut Word Health Organization (WHO,2010) angka persalinan
dengan metode sectio caesaria cukup besar yaitu sekitar 24% sampai 30% dari
semua proses persalinan. Standart rata-rata sectio caesaria disebuah negara
adalah 5-15% per 1000 persalinan didunia, rumah sakit pemerintah rata-rata
11% sementara dirumah sakit swasta bisa lebih dari 30% (Gibbons,2010).
Di daerah jawa timur, Rumah sakit Umum daerah Dr. Soetomo sebagai
rumah sakit rujukan terbesar di jawa timur ditemukan bahwa angka kejadian
persalinan dengan sectio caesaria pada tahun 2008 adalah 1478 kasus (23.3%)
dari 6335 total persalinan (Yudoyono,2008).
Begitu juga di kota Malang sendiri berdasarkan data yang didapat diruang
medical rekord Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful
Anwar Malang tercatat dalam 9 bulan terakhir yaitu bulan januari 2014-bulan
september 2014 tercatat sebanyak 85 (17,03%) kasus pasien menjalani
persalinan dengan sectio caesaria dari 499 kasus bedah obstetri dan ginekology
.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana penatalaksanaan keperawatan perioperatif dengan tindakan
section casearia?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan instrument, peserta pelatihan diharapkan
mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dan menerapkan asuhan keperwatan
Perioperatif pada klien dengan operasi sectio casearia.
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan instrumen, peserta pelatihan diharapkan :
1. Mampu melakukan atau mengidentifikasi klien sebelum dilakukan tindakan
operasi diantaranya:
1) Penerimaan pasien
2) Kebenaran/ Kecocokan identitas
3) Lokasi operasi
4) Kelengkapan informed consent dan diagnosa
2. Mampu menyiapkan instrument dan alat penunjang yang digunakan pada
operasi Sectio Caesaria
3. Mampu menyiapkan BHP ( Bahan Habis Pakai ) yang digunakan pada
operasi Sectio Caesaria
4. Mampu menjadi perawat instrument secara mandiri pada operasi Sectio
Caesaria
5. Mampu melakukan inventarisasi instrument dan BHP (Bahan Habis Pakai)
yang digunakan pada operasi Sectio Caesaria
6. Mampu melakukan proses dekontaminasi, pembersihan dan packing
instrument setelah digunakan pembedahan
7. Mampu melakukan pedokumentasian keperawatan perioperatif.

You might also like