You are on page 1of 10

Asuhan Keperawatan Nutrisi (ASKEP)

2:08 AM
Asuhan Keperawatan Nutrisi, Download Askep, Kumpulan Askep, Nutrisi
KEBUTUHAN NUTRISI

Tujuan pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik :
1. Mendefinisikan beberapa batasan-batasan utama.
2. Dapat mengambarkan peran, sumber-sumber, dan defisiensi dari 6 kelas nutrisi
3. Menggambarkan proses pencrnaan, absorpsi, metabolisme, anabolisma dan katabolisma
4. Menggambarkan bagaimana perawat membantu klien dalam merencanakan diet
5. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi
6. Menggambarkan masalah umum dalam nutrisi dan bagaimana asuhan keperawatan dapat
membantu menyelesaikan masalah
7. Mengimplementasikan proses keperawatan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi klien

Perawat harus memiliki pemahaman dasar nutrisi guna mendidik dan memberikan asuhan
keperawatan untuk kesehatan klien sesuai dengan kebutuhan nutrisi klien atau masalahnya. Mata
kuliah ini akan mempersiapkan perawat memberikan asuhan keperawatan sehubungan dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi klien. Setelah perkuliahan ini mahasiswa memperoleh pengetahuan
guna mengkaji asupan nutrisi, mengembangkan diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan
nutrisi, membuat tujuan, menggunakan berbagai metoda guna memilih makanan, dan
mengevaluasi secara efektif dan efisien.
Nutrisi, sebagai kebutuhan dasar harus terpenuhi pada klien guna mempertahankan
kehidupannya, hal ini sangat menonjol dalam lapangan kesehatan sehari-hari. Mengapa
seseorang tidak kuat atau malas membaca?. Hal ini disebabkan karena kekurangan energi yang
dibentuk dari makanan.

Nutrisi

Proses nutrisi berguna untuk energi, pertumbuhan, perkembangan, dan mempertahankan tubuh
seseorang. Zat makanan yang diperoleh dari makanan harus tersuplai dengan adekuat dan
diproses secara adekuat. Terdapat 6 kelompok zat makanan yaitu karbohidrat, lemak,protein,
vitamin, mineral dan air.

Pencernaan makanan
Makanan yang dimakan dipecahkan kedalam berbagai bentuk. Terdapat 3 fungsi utama : (1)
mengunyah makanan, (2) memecahkan karbohidrat, lemak, dan protein kedalam monosakarida,
asam lemak, dan asam amino, dan (3) Sat sisa yang tidak dapat dicerna.
Vitamin, mineral, dan air biasanya tidak diperlukan untuk dicerna karena langsung diabsorpsi.
Saluran Gastrointestinal memanjang dari mulut sampai ke anus, yaitu melalui mulut, pharynx,
esophagus, lambung, usus kecil, dan usus besar. Beberapa organ membantu dalam pencernaan
tetapi bukan bagian dari saluran gastrointestinal yang disebut organ asesoris yang termasuk
kelenjar liur, hati, kandung empedu, dan pankreas.
Percernaan makanan dimulai dimulut, dengan gigi akan mengunyah makanan kedalam
potongan-potongan kecil dan kelenjar liur akan mensekresi ptyalin. Makanan yang sudah
dikunyah (bolus) ditelan, dn masuk kedalam esophagus, dan selanjutnya ke lambung melalui
gaya gravitasi dan peristaltik. Dalam lambung , bolus dicampur dengan gastric juice sehingga
membentuk chyme. Chyme adalah massa semi cairan masuk kedalam usus halus oleh peristaltik.
Selanjutnya chyme akan bercampur dengan empedu, juice pankreas, dan juice usus. Hati
mensekresi empedu yang disimpan dalam kandung empedu, dan memungkinkan lemak dicerna.
Juice pankreas yang disekresi oleh pankreas guna mencerna protein, karbohidrat, dan lemak.
Juice intestinal juga mencerna karbohidrat, lemak dan protein.
Makanan yang tidak dapat dicerna lagi diteruskan kedalam usus besar, dimana air diabsorpsi.
Hasilnya menghasilkan feces yang disimpan dalam usus besar hingga defekasi.

Absorpsi
Absorpsi adalah perjalanan makanan yang dicerna melalui lambung atau usus halus diabsorpsi
pada dinding usus kedalam aliran darah atau sistem limfa. Air, alkohol, kalium, natrium, dan
glukosa diabsorpsi dalam lambung, selanjutnya semua zat makanan yang lain termasuk vitamin
dan mineral diabsorpsi didalam usus halus. Villi yang ada dalam dinding usus akan
meningkatkan kemampuan absorpsi usus. Larutan nutrisi masuk kedalam sirkulasi portal,
selanjutnya larutan lemak masuk kedalam sirkulasi limfatik. Sirkulasi portal dimana nutrisi
ditransfort melalui vena portal yang diteruskan ke hati. Larutan lemak masuk kedalam sistem
limfatik, selanjutnya masuk kedalam subklavia kiri dan vena yugularis internal kiri, selanjutnya
ke jantung, dan akhirnya masuk ke hati.

Metabolisma
Metabolisme merupakan proses kimiawi dalam tubuh yang merubah zat makanan yang telah
dicerna menjadi energi, truktur tubuh, dan sampah (dieliminasi). Prinsip-prinsip metabolisme
nutrisi di hati mengatur nutrisi didistribusikan kedalam darah. Beberapa fungsi yang dilakukan
hati : (1) mempertahankan kadar gula darah dalam rentang tertentu, (2) menyimpan kelebihan
glukosa dalam bentuk glycogen dan lemak, (3) memberikan energi dari metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, (4) melepaskan zat makanan sesuai kebutuhan sel, dan (5)
peningkatkan anabolisma.

Anabolisma
Anabolisma adalah perubahan subtansi sederhana kedalam subtansi yang kompleks. Ini terjadi
secara terus menerus dalam tubuh. Proses ini memungkinkan tubuh bertumbuh, membangun, dan
membentuk kembali jaringan tubuh, otot, tulang, dan sel-sel lainnya. Produk akhir dari
pencernaan dan metabolisma (glukose, asam amino, asam lemak) yang terlibat selama
anabolisma membentuk berbagai subtansi yang membangun tubuhnya sendiri dan subtansi
lainnya yang diperlukan tubuh untuk berfungsi. Selama pertumbuhan, sembuh kembali dari sakit
atau kecelakaan, kehamilan, anabolisme terjadi lebih cepat dibanding katabolisma. Secara
normal terjadi bersamaan dengan katabolisma.

Katabolisma
Katabolisma adalah memecahkan jaringan tubuh, otot, tulang, dan sel lain. Selama sakit atau
atau stres fisik yang kronik, katabolisme melebihi dari anabolisma. Jika tubuh tidak menerima
nutrisi dan kilokalori yang diterima dari makanan, tubuh sendiri akan berusaha berproses untuk
memberikan sesuai kebutuhan. Dalam kata lain, tubuh bekerja sesuai dengan kebutuhan untuk
hidupnya sendiri. Jadi jaringan tubuh, tulang, otot, dan sel-sel dirusak untuk memberikan
kebutuhan zat makanan dan energi. Jika terjadi penurunan asupan makanan yang lama,
kemungkinan kematian akan terjadi..

Basal metabolisma rate


BMR adalah jumlah minimal energi yang diperlukan tubuh untuk mempertahankan kehidupan.
Meoda sederhana dari bentuk BMR adalah 10 sampai 11 kali berat badan ideal yang dinyatakan
dalam pound atau sama dengan kilokalori untuk BMR setiap hari. Pada umumnya, pada pria
yang sehat 1500 samapi 1800 kilokalori yang diperlukan setiap hari untuk mempertahankan
BMR, pada wanita memerlukan 1200 sampai 1350 kilokalori. Tentu, beberapa faktor, yang
mengganggu jumlah penggunaan energi, yang akan mempengaruhi jumlah kebutuhan kilokalori.
Jika BMR meningkat, kebutuhan kilokalori juga akan meningkat, dan jika BMR rendah,
kebutuhan kilokalori juga dibutuhkan menurun.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan menjadi rendah yaitu saat tidur, usia tua,puasa, atau
menurunnya asupan makanan sehubungan dengan berbagai proses penyakit seperti anoreksia,
malnutrisi, hipotiroisme, atau kelaparan. Sebaliknya BMR akan meningkat selama masa
pertumbuhan, kehamilan, laktasi, stres, demam, dan hipertiroidisme. Hipertiroidisme dimana
hormon tiroid disekresi berlebihan, dan melipatgandakan BMR. Perawat harus hati-hati akan
faktor ini, sebab asupan kilokalori akan diperlukan untuk menyesuaikan kebutuhan klien untuk
menjadi sehat kembali.

Faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi


Faktor yang mempengauhi status nutrisi dapat dikatagorikan kedalam aspek fisiologis,
psikologis, sosiologis, dan ekonomi.

Faktor fisologis
Kondisi fisiologis yang emmpngaruhi status nutrisi termasuk tingkat aktifitas, keadaan penyakit,,
kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan, dan prosedur atau pengobatan yang dilakukan.
Bergantung pada tingat aktifitas, maka nutirisi dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan,
sehingga tingkat aktifitas akan meningkat, atau menurun. Merokok dapat diklasifikasikan
sebagai faktor fisiologis. Secara fisiologis, merokok akan memerlukan lebih banyak nutrisi,
terutama vitamin C, dimana kebutuhan akan vitamin C akan berlipat ganda (Schectman et
al.,1991). Status penyakit dan prosedur atau pengobatan yang dilakukan mempunyai dampak
pada asupan makanan, pencernaan, absorpsi, metabolisme, dan eksresi.
Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya zat makanan tertentu, dan satu saat
akan meningkat. Penyakit ginjal dapat menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein
dieksresi oleh ginjal. Dengan demikian berbagai kondisi fisiologis akan meningkatkan kebutuhan
nutrisi. Penyakit-penyakit fisik biasanya meningkatkan kebutuhan zat makanan dan satu waktu
makannya sedikit. Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit salurang cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi disepanjang saluran pencernaan yang menyebabkan menurunnya
asupan nutrisi. Gangguan absorpsi, gangguan transfortasi, atau penggunaan yang tidak
sepantasnya. Luka pada mulut dan menyebabkan menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri sat
makan. Diare dapat menurunkan absorpsi nutrisi karena didorong lebih cepat. Terhadap penyakit
pada kandung empedu, dimana kandung empedu tidak berfungsi secara wajar, empedu yang
diperlukan untuk mencerna lemak menjadi berkurang atau tidak efektif. Sehingga saat klien
makan makanan yang mengandung lemak, nyeri dapat terjadi.. Tambahan pula vitamin yang
larut dalam lemak memerlukan lemak dan empedu untuk ditransfortasi melalui usus halus
kedalam sistem lemfa; dapat terjadi defisiensi vitamin yang larut dalam lemak. Beberapa orang
tidak memiliki enzim untuk memecah laktose dalam susu, kondisi ini disebut intoleransi katose.
Laktose difermentasi dalam usus, menyebabkan gembung dan diare.

Alkohol
Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan dapat mempengaruhi setiap zat makanan dalam tubuh,
sebab alkohol akan mempercepat metabolisme dalam tubuh, meningkatnya penggunaan zat
makanan. Banyak pasien dengan ketergantungan alkohol dan tidak lagi memperhatian makan.
Alkohol dapat menyebabkan tidak terjadinya pencernaan karena cepatnya absorpsi dalam
lambung, oleh karena itu semua alkohol yang diminum dimetabolisma dalam hati. Oleh karena
itu , metabolisma, trasfortasi, dan penggunaan pada setiap zat makanan dapat dipengaruhi lebih
luas. Asam urat dan lemak akan meningkat dalam darah, lemak akan terakumulasi dalam hati,
akan menyebabkan rendahnya gula darah, kehilangan nafsu makan, dan membutuhkan vitamin.
Terutama kebutuhan vitamin B kompleks, dan mineral akan meningkat. Semua faktor ini
berkumpul yang dapat meningkatkan terjadinya malnutrisi. Oleh karena itu diperlukan
keseimbangan diet yang baik, tingginya kebutuhan vitamin B kompleks dan kompleks
karbohidrat.
Dua sindroma yang terjadi pada alkoholisme yang kronik ialah sindroma Wernicke-Korsakoff
(gejala yang ditandai dengan kebingungan, hallusinasi, kehilangan memori) dan tidak mampu
melihat pada waktu malam, hal ini disebabkan oleh kekurangan zat makanan yang vital, thiamin
dan vitamin A. Hepatitis dan sirosis juga terjadi sebagai akibat kebutuhan nutrisi yang tidak
terpenuhi.

Immobilitas
Klien yang kurang mobilitas menyebabkan nafsu makan kurang, dimana dapat meningkatkan
asupan yang tidak adekuat dan malnutrisi. Kurangnya nafsu makan difikirkan sebagai akibat
menurunnya basal metabolisma dan berkurangnya aktifitas fisik.
Penurunan aktifitas atau denurunnya berat badan dapat menyebabkan kehilangan kalsium dari
tulang. Kalsium disimpan pada tulang, penurunan berat badan menyebabkan kalsium akan
meningkat dalam darah, dan merupakan predisposisi terjadinya batu ginjal. Untuk itu intervensi
yang terbaik adalah ambulasi dini.
Ijika immobilisasi klien tidak bergerak selama ditempat tidur, perlukaan akibat tekanan atau
dekubitus akan terjadi. Malnutrisi dan rendahnya kadar protein darah yang memiliki hubugan
dengan meningkatnya risiko perlukaan akibat tekanan. Kesimbangan diet yang baik, tinggi
kalori, dan tingginya kualitas protein, dapat disarankan untuk mencegah terjadinya dekubitus.
Bila jumlah kalori dan protein tidak adekuat, diusahan untuk menemukan faktor-faktor yang
dapat meningkatkan asupan makanan dan dengan bantuan untuk makan. Jika asupan oral
berkurang, maka perlu dipertimbangkan pemberian makanan melalui enteral. Vitamin C, zinc,
dan zat besi perlu direkomendasikan –vitamin C dan zinc diperlukan untuk penyembuhan luka
dan zat besi untuk sintesa hemoglobin, dan oksigen yang adekuat hal mendasar untuk
penyembuhan luka.

Human immunodeficiency Virus dan Acquared immunodeficiency Syndrome


HIV akan merusak sistem immun tubuh. Saat virus berada dalam darah, kien akan diagnosa
menderita HIV. HIV positif tidak berarti klien menderita AIDS. AIDS didiagnosa ketika infeksi
terjadi yang secara normal tubuh dapat melindungi dirinya sendiri.
Pemberian nutrisi harus dimulai sesegera mungkin setelah klien telah didiagnosa positif HIV.
Peningkatan kesehatan yang adekuat, dan keseimbangan diet disarankan untuk klien. Kebiasan
makanan yang menyehatkan dapat mempertahankan kekuatan tubuh dan tingkat fungsional.
Kehilangan berat badan dan malnutrisi sering terjadi sebagai akibat adanya anoreksia, diare,
malabsorpsi, meningkatnya metabolisma, dan demensia. Demensia, dimanan beberapa klien
tidak mengingat lagi untuk makan, tidak ingat lagi untuk mempersiapkan makanan, tidak ingat
lagi bagaiamana makan sendiri, atau tidak jelas bahwa makanan harus dimakan. Klien dengan
AIDS akan mengalami depresi dan apatis, sehingga akan sangat mempengaruhi asupan makanan.
Pada keadaan klien AIDS atau HIV positif, nutrisi sangat diperlukan. Pemberian diet tinggi
kalori dan tinggi kualitas protein dan menghindari diet yang kurang dapat mendukung perlu
direkomendasikan. Enteral dan parenteral feeding atau keduanya dapt ditetapkan saat klien
menderita AIDS.

Kanker
Nutrisi untuk kanker sama dengan HIV dan AIDS. Sebab pertumbuhan sel kanker yang cepat
memerlukan nutrisi yang meningkat pula. Oleh karena itu perlu direkomendasikan semua zat
makanan yang diperlukan. Bahkan pengobatan kanker (radiasi, pembedahan, kemoterapi)
menyebabkan penambahan kebutuhan nutrisi. Diet tinggi kalori dan tinggi protein harus
direkomendasikan.
Tantangan pada klien yang menderita kanker adalah kadang-kadang tidak merasa butuh untuk
makan, dengan demikian diperlukan diet secara individual. Biasanya nafsu makan pada klien
kanker kuat pada pagi hari, oleh karena itu makan pagi perlu mendapat perhatian, dengan sedikit
porsi dan snack tambahan selama istirahat pada setiap hari.

Luka bakar
Kebutuhan nutrisi dapat menyebabkan lamanya luka sembuh dan lamanya klien tinggal dirumah
sakit. Luka bakar yang berat membutuhkan energi yang banyak. Biasanya direkomendasikan diet
tinggi kalori (3000), tinggi protein (125 g). Cairan diperlukan sejumlah 2,5 sampai 4 L/day. Jika
luka bakar seluas 20 % dari total permukaan tubuh, harus dengan pemasangan NGT. Dapat juga
dengan parenteral.

Pembedahan
Jelas akan terjadi gangguan pada klien yang mengalami pembedahan. Makan makanan cairan
pada makan malam hingga larut malam dbiasanya dilakukan pada klien sebelum pembedahan.
Pada tengah malam biasanya klien tidak diberi makan lagi (puasa: NPO=nothing by mouth).
Pada umumnya dari klien yang puasa dalam waktu yang singkat tidak akan mengganggu
mentalnya.
Setelah pembedahan, beberapa dari klien enggan makan dan minum sebab dapat terjadi mual dan
muntah atau terjadi nyeri. Setelah klien pulang, biasanya pola makan kembali seperti biasanya.
Setelah pembedahan besar terutama pembedahan saluran pencernaan, biasanya diajurkan untuk
I.V.Feeding guna mengistirahatkan usus dan penyembuhannya. Saat kembali peristaltik, bubur
saring biasanya diberikan, selanjutnya bertahap sampai keadaan normal kembali. Pada umumnya
diet tinggi kalori, tinggi protein biasanya dianjurkan.. Vitamin C, zat besi, dan zinc diperlukan
untuk penyembuhan luka.

Faktor Psikologis
Setiap orang pada suatu saat menggunakan makanan sebagai bentuk rewatd atau punishment.
Kadang orang tua memberikan hadiah makanan pada anaknya karena berprestasi, oleh karena
keinginan makan yang kuat dipengaruhi oleh faktor emosional. Beberapa klien merasa dihukum
bila diberikan makanan pantang yang tidak sesuai dengan seleranya. Atau merasa terisolasi atau
depresi karena dia tidak dapat makan lagi bersama dengan keluarganya. Beberapa merasa malu,
marah, atau bergantung bila diberikan makanan yang tidak sesuai seleranya. Dilain pihak disaat
makan diperlukan dukungan perasaan dan penerimaan. Makanan yang familiar akan dirasakan
nyaman selama sakit dan mungkin hanya makanan yang diinginkan klien untuk dimakan atau
ditoleransi. Ingat bahwa respon emosional saat merencanakan nutrisi dan lebih hati-hati.
Saat kien depresi, sendiri, apatis, sedih, atau perasaan tak berdaya, biasanya asupan makan
nenurun. Sedikit dari klien makannya banyak bila sebagai bentuk penyesuaian perasaan klien.
Stres dan cemas akan meningakatkan asupan makanan atau mengurangi asupan makanan.

Faktor Sosiologis
Saat makan bukan hanya berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan makan semata tetapi juga untuk
kebutuhan sosial untuk berinteraksi dan bercakap-cakap dengan yang lain.Makan adalah
pengalaman sosial.Seseorang tinggal sendirian biasanya tidak dapat makan sebanyak dengan
orang yang makan dengan keluarganya.
Jika makanan yang diberikan oleh keluarga kepada anaknya, akan lebih mudah diterima oleh
anak dibanding bila perawat yang melakukan untuk itu.

Faktor ekonomi
Pendapatan dapat mempengaruhi asupan makanan. Seseorang yang bekerja atau tidak bekerja
menentukan ketersediaan makanan yang diberikan untuk asupan makanan yang menyehatkan.
Jika penghasilan rendah, maka sesseorang akan membeli makan sedikit. Jika klien tidak cukup
biaya untuk membeli makanan, maka persediaan makanan atau asupan makan pun akan
berkurang. Demikian juga alat-alat yang dipergunakan dalam mengolah makanan sangat
bergantung dari tingkat kemampuan seseorang dalam hal pengadaan alat-alat yang diperlukan
untuk mengolah makanan. Selanjutnya bila kebutuhan makanan tidak mencukupi, seseorang
akan mengalami malnutrisi dan menurunnya intake makanan.

Faktor perkembangan
Nutrisi diperlukan sepanjang rentang kehidupan. Perawat mungkin kurang memberi perhatian
bagiamana tahap perkembangan seseorang yang berhubungan dengan asupan nutrisi.

Masalah utama yang biasa terjadi sehubungan dengan nutrisi


Perawat harus familiar, tidak hanya memikirkan faktor yang mempengaruhi nutrisi, tetapi juga
masalah nutrisi yang dapat terjadi saat dalam asuhan keperawatan.

Malnutrisi
Tyidak hanya berindikasi kurangnya asupan nutrisi tetapi juga terhadap asupan makanan yang
berlebihan. Malnutrisi sebagai akibat meningkatnya lemak, natrium, dan kilokalori dapat
meningkatkatkan terjadinya penyakit jantung, peningkatan tekanan darah, dan kegemukan.
Banyak orang yang mengkonsumsi banyak kilokalori yang dapat menyebabkan banyaknya
penyimpanan lemak, peningkatan berat badan, dan bahkan kegemukan.
Obesitas adalah istilah yang digunakan disaat berat badan 15 sampai 20 % diatas berat badan
ideal terhadap tinggi badan, gender dan usia.
Pemberian nutrisi untuk klien kegemukan ditetapkan dengan cara keseimbangan asupan
kilokalori dengan junmlah energi diperlukan untuk proses tubuh dan aktifitas fisik. Jika klien
mengkonsumsi diet tinggi lemak, natrium, atau berbagai zat makanan, makan penanganannya
termasuk nasehat mengurangi asupan makanan.
Tetapi juga menurunnya asupan makanan akan menyebabkan malnutrisi (berkurangnya
kilokalori atau menurunnya berberapa atau satu dari nutrisi tertentu) atau katabolisme yang
berlebihan. Salah satunya adalah nafsu makan yang berkurang akan berakibat jelek pada
terjadinya malnutrisi. Jika asupan makanan dapat ditingkatkan dan malnutrisi tidak terjadi lagi,
maka nafsu makan juga akan meningkat.
Klien yang berisiko malnutrisi pada orang tua, sendiri dirumah,atau kurang bergerak. Juga yang
mengalami injury, pembedahan, trauma tau penyakit kronik yang dapat menurunkan nafsu
makan.
Penurunan nafsu makan dapat disebabkan oleh faktor psikologis sebagaimana juga faktor fisik.
Masalah fisik yaitu mual dan muntah.

Mual dan muntah


Mual dan muntah adalah gejala-gejala yang sering terjadi dan perlu diobservasi oleh perawat.
Mual dan muntah dapat disebabkan oleh masalah emosional (bulimia, stres), masalah fisik
(kemoterapi, infeksi) atau kombinasi keduanya. Disaat pusat muntah di medulla oblongata
terstimulasi, muntah (peristaltik balik) dapat terjadi. Muntah yang memancar, saat isi lambung
sangat penuh atau tanda-tanda gangguan gastrointestinal misalnya obstruksi usus pada bayi.
Pemberian nutrisi pada klien bergantung dari beratnya muntah.Jika berat, makanan cair perlu
dipertimbangkan. Makanan dingin dan atau makan dan temperatur ruangan perlu
dipertimbangkan.. Makanan yang hangat akan menrangsang timbulnya nafsu makan marena
rangsang aromanya. Hindari makanan yang digoreng, makanan berminyak, bumbu atau makanan
berlemak agar dihindari. Demikian juga perlu diperhatikan perawatan mulut untuk meningkatkan
keinginan untuk makan. Cairan intra vena dan pemberian antiemetik (obat yang mengurangi
muntah) perlu direkomendasikan. Nause dan muntah dapat meningkatkan terjadinya anoreksia.

Anoreksia
Anaoreksia adalah berkurangnya nafsu makan dengan ketidak inginan berusaha makan dimana
asupan melalui oral berkurang. Banyak penyakit yang dapat menyebabkan anoreksia, secara
nyata bahwa anoreksia merupakan tanda pertama yang sering ditemukan pada seseorang yang
sakit. Demam gangguan sensasi rasa, dan mudah kenyang juga dapat menyebabkan anoreksia.
Gangguan dalam saluran cerna dapat meningkatkan perasaan penuh setelah makan walaupun
makannya sedikit. Berbagai kondisi yang dapat menurunkan proses pencernaan oleh digestive
juices, antara lain atrofi mukosa pencernaan, hambatan pengosongan lambung juga dapat
mengkonstribusi terjadinya anoreksia. Pengaruh pemberian obat, juga faktor emosional dapat
menyebabkan anoreksia.
Pemberian makanan akan menstimulasi nafsu makan klien. Memberikan makana melalui oral
diperlukan, tetapi kadang-kadang harus melalui enteral atau parenteral.
Nyeri uluh hati
Disebut juga gastroesophageal reflux, adalah gangguan yang sering pada gastrointestinal,
terutama pada orang tua. Reflux terjadi rata-rata 30 menit sampai 1 jam setelah makan.
Kehamilan, semangat kerja yang berlebihan, hiatus hernia (sebagian dari lambung masuk melalui
diaphragma), jumlah makan yang banyak, makan yang berlemak dapat menyebabkan nyeri uluh
hati.
Perubahan pola hidup dan kebiasaan perlu dipertimbangkan untuk dilakukan. Menunggu setelah
2 jam selesai makan lalu berbaring akan memungkinkan peningkatan asam lambung akan
menurun dan selanjutnya nyeri akan berkurang. Klien tidak boleh makan berlebihan, banyak
makanan berarti juga produk asam lambung akan meningkat dan meningkatkan tekanan
lambung. Makanan coklat, pepermint, makanan asam, alkohol, nikotin akan mestimulasi
produksi asam dan akan membuka katup lambung yang menungkinkan makanan akan kembali
ke esophagus. Meninggikan kepala di tempat tidur dengan gaya gravitasi akan akan
mempertahnkan asam lambung. Makanan rendah lemak, diet tinggi proein perlu
direkomendasikan. Lemak dapat memicu terbukanya katup lambung, sedangkan protein menutup
katup lambung. Antasid dapat disarankan untuk menetralisir keasaman lambung.

Aplikasi proses keperawatan pada klien kebutuhan nutrisi


Proses keperawatan merupakan metoda yang terbaik untuk mengakji status nutrisi, memonitor
kebiasaan makan, dan mengenaluasi sejauhmana kebutuhan nutrisi terpenuhi. Tahap pertama
yang paling penting dalam menentukan kondisi adekuatnya nutrisi yaitu melalui pengkajian.

Pengkajian:
Perawat berda pada posisi unik untuk mengakji status nutrisi.
Pengakjian nutrisi dapat dilakukan pada setiap klien, tidak hanya tanda vital yang dilakukan pada
setiap klien.
Jika mengikuti kondisi klien yang didentifikasi melalui pengkajian :
1. Bila kehilangan berat badan yang tidak diharapkan lebh besar diatas 10 % dalam waktu 6
bulan yang lalu.
2. Kehilangan berat badan kurang dari 80 % atau diatas 120 % dari berat badan ideal
3. Kurang dari 3,5 g/dl albumin serum
4. Lebih besar 5 % kehilangan berat badan dalam satu bulan terakhir.

Riwayat keperawatan –diet


Nama
Usia
Sex
Diagnosa medik/pembedahan
Riwayat kesehatan
Riwayat aktifitas
Status emosi/kesehatan mental
Alergi makanan/obat-obatan.
Perubahan berat badan (saat ini, biasanya, ideal)
Perubahan nafsu makan dan selera
Kondisi mulut dan gigi
Gigi palsu
Masalah mengunyah, menelan, choking
Makanan/minuman kesukaan
Makanan/minuman yang tidak disukai
Makanan pantang baik pribadi maupun agama
Lokasi dan jumlah makan
Bagaimana memperoleh dan menyediakan makanan, termasuk biaya.
Kebiasaan makan dan makanan snack
Suplemen nutrisi
Pengoabtan
Intake cairan, dan alkohol
Kepercayaan dan keyakinan terhadap diet
Diet khusus, apakah ada masalah dengan diet
Masaslah yang berhubungan dengan heartburn, indisgestion, nausea, vomiting, diare, konstipasi,
penggunaan laxative.

Pengkajian fisik ;
1. Pengakjian mulut
2. Pengkajian abdomen
3. Pengukuran antropometri : tinggi badan dan berat badan, pengukuran skinfold, pengukuran
lingkar

Diagnostik test :
1. MRI
2. Abdominal ultrasound
3. Gastroscopy
4. Gallbladder test

Pemeriksaan laboratirum :
1. Sel darah merah
2. Hemoglobin
3. Albumin
4. BUN
5. Creatinin
6. Keseimbangan nitrogen

Pengkajian psikososial
Pengakjian budaya
Pengakjian agama
Pengkajian aspek perkembangan sesuai dengan usia.

Diagnosa keperawatan
Setelah data terkumpul, perawat akan menginterpretasikan, dan menganalisa informasi untuk
membantuk diagnosa keperawatan.Terdapat dua diagnosa utama :
1. Gangguan nutrisi ; Lebih dari kebutuhan
2. Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan
Keduanya dapat bersifat aktual dan risiko.
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi.

You might also like