You are on page 1of 7

• Kanal 12

• Home
• Cerita Rakyat
• Fabel
• Tumbuhan
• Putri & Dewi
• Raja & Pangeran
• Tema Umum
• Konten Terkait 3
Home > Arti Sebuah Persahabatan

Arti Sebuah Persahabatan


Pengarang: Anonim
Kategori: Fabel
Pada dahulu kala hiduplah seekor kura-kura dan seekor burung elang. Walaupun sang kura-kura dan
elang jarang bertemu karena sang kura-kura lebih banyak menghabiskan waktu disemak-semak
sedangkan sang elang lebih banyak terbang, namun tidak menghalangi sang elang untuk selalu
mengunjungi teman kecilnya yang baik hati, sang kura-kura.
Keluarga sang kura-kura sangat ramah dan selalu menyambut kedatangan sang elang dengan gembira.
Mereka juga selalu memberi sang elang makanan dengan sangat royalnya. Sehingga sang elang selalu
berkali-kali datang karena makanan gratis dari keluarga kura-kura tersebut. Setiap kali sehabis makan
dari keluarga kura-kura sang elang selalu menertawakan sang kura-kura : “ha ha betapa bodohnya si
kura-kura, aku dapat merasakan kenikmatan dari makanan yang selalu dia berikan, namun tidak
mungkin dia dapat merasakan nikmatnya makananku karena sarangku yang terletak jauh diatas
gunung”
Karena begitu seringnya sang elang menertawakan dan dengan egoisnya menghabiskan makanan sang
kura-kura, maka seluruh hutan mulai menggunjingkan sikap sang elang tersebut. Para penghuni hutan
tersebut merasa tidak suka dengan sikap seenaknya sang elang kepada sang kura-kura yang baik hati.
Suatu hari seekor kodok memanggil kura-kura yang sedang berjalan dekat sungai. “Hai temanku sang
kura-kura, berilah aku semangkok kacang polong, maka aku akan memberikan kata-kata bijak
untukmu” seru sang kodok. Setelah menghabiskan semangkuk kacang polong dari sang kura-kura, sang
kodok berkata lagi: “kura-kura, sahabatmu sang elang telah menyalahgunakan persahabatan dan
kebaikan hatimu. Setiap kali sehabis bertamu di sarangmu, selalu saja dia mengejekmu dengan berkata
” ha ha betapa bodohnya si kura-kura, aku dapat merasakan kenikmatan dari makan yang selalu dia
berikan, namun tidak mungkin dia dapat merasakan nikmatnya makananku karena sarangku yang
terletak jauh diatas gunung”. Pada suatu hari nanti sang elang akan datang kembali dan akan meminta
sekeranjang makanan darimu dan berjanji akan memberikan makanan kepadamu dan anak-anakmu”
Benarlah yang dikatakan oleh sang kodok, sang elang datang dengan membawa keranjang dan seperti
biasanya sang elang menikmati makanan dari sang kura-kura. Sang elang berkata: “hai temanku kura-
kura, ijinkan aku mengisi keranjangku dengan makanan darimu, maka akan kukirimkan kepada anak
istriku dan istriku akan memberimu makanan buatannya untuk istri dan anakmu”. Kemudian sang elang
terbang dan kembali menertawakan sang kura-kura. Maka segeralah sang kura-kura masuk kedalam
keranjang tersebut dan ditutupi dengan sayuran buah-buahan oleh istrinya, sehingga tidak terlihat.
Ketika sang elang kembali, istri sang kura-kura mengatakan bahwa suaminya baru saja pergi dan
memberikan keranjang penuh berisi makanan kepada sang elang. Sang elang segera bergegas terbang
sambil membawa keranjang tersebut.
Kembali dia menertawakan kebodohan sang kura-kura. Namun kali ini sang kura-kura mendengar
sendiri perkataannya. Sampailah mereka di sarang sang elang, dan sang elang segera memakan isi
keranjang tersebut sampai habis. Betapa terkejutnya melihat sang kura-kura keluar dari keranjang
tersebut. “Hai temanku sang elang, engkau sudah sering mengunjungi sarangku namun belum pernah
sekalipun aku mengunjungi sarangmu. Kelihatannya akan sangat berbahagianya aku kalau dapat
menikmati makananmu seperti engkau menikmati makananku.” Betapa marahnya sang elang karena
merasa tersindir. Dengan marah ia mematuk sang kura-kura.Namun berkat batok rumah sang kura-kura
yang keras, kura-kura tidak dapat dipatuk oleh sang elang. Dengan sedihnya sang kura-kura berkata:
“Aku telah melihat persahabatan macam apa yang engkau tawarkan padaku hai sang elang. Betapa
kecewanya aku. Baiklah antarkan aku kembali ke sarangku dan persahabatan kita akan berakhir.” Sang
elangpun berkata :”Baiklah kalau itu maumu. Aku akan membawamu pulang” Namun timbul pikiran
jahat pada diri sang elang. “Aku akan menjatuhkanmu dan memakan sisa-sisa dirimu” pikirnya lagi.
Begitulah, sang kura-kura memegang kaki sang elang yang terbang tinggi. “lepaskan kakiku” seru sang
elang marah. Dengan sabar sang kura-kura menjawab: “Aku akan melepaskan kakimu apabila engkau
sudah mengantarkanku pulang ke sarangku” dengan kesal sang elang pun terbang tinggi, menungkik
dan menggoyang-goyangkan kakinya dengan harapan sang kura-kura akan jatuh. Namun tidak ada
gunanya. Akhirnya dia menurunkan sang kura-kura di sarangnya, dan segera terbang tinggi dengan
perasaan malu.
Ketika sang elang terbang, sang kura-kura berseru : ” Hai temanku persahabatan membutuhkan rasa
saling membagi satu dengan lainnya. Aku menghargaimu dan kaupun menghargaiku. Namun
bagaimanapun, sejak engkau menjadikan persahabatan kita hanya permainan, mentertawakan
keramahan keluargaku dan aku maka sebaiknya engkau tidak usah lagi datang kepadaku”.
Semoga cerita anak ini dapat bermanfaat. Baca juga cerita:
<< Legenda Danau Toba (By Anonim) Asal Mula Nama Palembang (By Anonim) >>
Lihat juga kategori: Cerita Rakyat | Fabel / Binatang | Tumbuhan | Putri, Gadis & Dewi | Raja &
Pangeran | Tema Umum
Suka halaman ini? Beritahu teman: 0 0 Google +0
Cerita Anak Popular
Home | Cerita Rakyat | Fabel / Binatang | Tumbuhan | Putri, Gadis & Dewi | Raja & Pangeran | Tema
Umum
Home | Cerita Rakyat | Fabel / Binatang | Tumbuhan | Putri, Gadis & Dewi | Raja & Pangeran | Tema
Umum | Peribahasa Indonesia | Puisi Anak | Toko Online Baju Anak
Copyright 2015 - RumahDongeng.com

Object 1 Object 2

• Kanal 12
• Home
• Cerita Rakyat
• Fabel
• Tumbuhan
• Putri & Dewi
• Raja & Pangeran
• Tema Umum
• Konten Terkait 3
Home > Arti Sebuah Persahabatan

Arti Sebuah Persahabatan


Pengarang: Anonim
Kategori: Fabel
Pada dahulu kala hiduplah seekor kura-kura dan seekor burung elang. Walaupun sang kura-kura dan
elang jarang bertemu karena sang kura-kura lebih banyak menghabiskan waktu disemak-semak
sedangkan sang elang lebih banyak terbang, namun tidak menghalangi sang elang untuk selalu
mengunjungi teman kecilnya yang baik hati, sang kura-kura.
Keluarga sang kura-kura sangat ramah dan selalu menyambut kedatangan sang elang dengan gembira.
Mereka juga selalu memberi sang elang makanan dengan sangat royalnya. Sehingga sang elang selalu
berkali-kali datang karena makanan gratis dari keluarga kura-kura tersebut. Setiap kali sehabis makan
dari keluarga kura-kura sang elang selalu menertawakan sang kura-kura : “ha ha betapa bodohnya si
kura-kura, aku dapat merasakan kenikmatan dari makanan yang selalu dia berikan, namun tidak
mungkin dia dapat merasakan nikmatnya makananku karena sarangku yang terletak jauh diatas
gunung”
Karena begitu seringnya sang elang menertawakan dan dengan egoisnya menghabiskan makanan sang
kura-kura, maka seluruh hutan mulai menggunjingkan sikap sang elang tersebut. Para penghuni hutan
tersebut merasa tidak suka dengan sikap seenaknya sang elang kepada sang kura-kura yang baik hati.
Suatu hari seekor kodok memanggil kura-kura yang sedang berjalan dekat sungai. “Hai temanku sang
kura-kura, berilah aku semangkok kacang polong, maka aku akan memberikan kata-kata bijak
untukmu” seru sang kodok. Setelah menghabiskan semangkuk kacang polong dari sang kura-kura, sang
kodok berkata lagi: “kura-kura, sahabatmu sang elang telah menyalahgunakan persahabatan dan
kebaikan hatimu. Setiap kali sehabis bertamu di sarangmu, selalu saja dia mengejekmu dengan berkata
” ha ha betapa bodohnya si kura-kura, aku dapat merasakan kenikmatan dari makan yang selalu dia
berikan, namun tidak mungkin dia dapat merasakan nikmatnya makananku karena sarangku yang
terletak jauh diatas gunung”. Pada suatu hari nanti sang elang akan datang kembali dan akan meminta
sekeranjang makanan darimu dan berjanji akan memberikan makanan kepadamu dan anak-anakmu”
Benarlah yang dikatakan oleh sang kodok, sang elang datang dengan membawa keranjang dan seperti
biasanya sang elang menikmati makanan dari sang kura-kura. Sang elang berkata: “hai temanku kura-
kura, ijinkan aku mengisi keranjangku dengan makanan darimu, maka akan kukirimkan kepada anak
istriku dan istriku akan memberimu makanan buatannya untuk istri dan anakmu”. Kemudian sang elang
terbang dan kembali menertawakan sang kura-kura. Maka segeralah sang kura-kura masuk kedalam
keranjang tersebut dan ditutupi dengan sayuran buah-buahan oleh istrinya, sehingga tidak terlihat.
Ketika sang elang kembali, istri sang kura-kura mengatakan bahwa suaminya baru saja pergi dan
memberikan keranjang penuh berisi makanan kepada sang elang. Sang elang segera bergegas terbang
sambil membawa keranjang tersebut.
Kembali dia menertawakan kebodohan sang kura-kura. Namun kali ini sang kura-kura mendengar
sendiri perkataannya. Sampailah mereka di sarang sang elang, dan sang elang segera memakan isi
keranjang tersebut sampai habis. Betapa terkejutnya melihat sang kura-kura keluar dari keranjang
tersebut. “Hai temanku sang elang, engkau sudah sering mengunjungi sarangku namun belum pernah
sekalipun aku mengunjungi sarangmu. Kelihatannya akan sangat berbahagianya aku kalau dapat
menikmati makananmu seperti engkau menikmati makananku.” Betapa marahnya sang elang karena
merasa tersindir. Dengan marah ia mematuk sang kura-kura.Namun berkat batok rumah sang kura-kura
yang keras, kura-kura tidak dapat dipatuk oleh sang elang. Dengan sedihnya sang kura-kura berkata:
“Aku telah melihat persahabatan macam apa yang engkau tawarkan padaku hai sang elang. Betapa
kecewanya aku. Baiklah antarkan aku kembali ke sarangku dan persahabatan kita akan berakhir.” Sang
elangpun berkata :”Baiklah kalau itu maumu. Aku akan membawamu pulang” Namun timbul pikiran
jahat pada diri sang elang. “Aku akan menjatuhkanmu dan memakan sisa-sisa dirimu” pikirnya lagi.
Begitulah, sang kura-kura memegang kaki sang elang yang terbang tinggi. “lepaskan kakiku” seru sang
elang marah. Dengan sabar sang kura-kura menjawab: “Aku akan melepaskan kakimu apabila engkau
sudah mengantarkanku pulang ke sarangku” dengan kesal sang elang pun terbang tinggi, menungkik
dan menggoyang-goyangkan kakinya dengan harapan sang kura-kura akan jatuh. Namun tidak ada
gunanya. Akhirnya dia menurunkan sang kura-kura di sarangnya, dan segera terbang tinggi dengan
perasaan malu.
Ketika sang elang terbang, sang kura-kura berseru : ” Hai temanku persahabatan membutuhkan rasa
saling membagi satu dengan lainnya. Aku menghargaimu dan kaupun menghargaiku. Namun
bagaimanapun, sejak engkau menjadikan persahabatan kita hanya permainan, mentertawakan
keramahan keluargaku dan aku maka sebaiknya engkau tidak usah lagi datang kepadaku”.
Semoga cerita anak ini dapat bermanfaat. Baca juga cerita:
<< Legenda Danau Toba (By Anonim) Asal Mula Nama Palembang (By Anonim) >>
Lihat juga kategori: Cerita Rakyat | Fabel / Binatang | Tumbuhan | Putri, Gadis & Dewi | Raja &
Pangeran | Tema Umum
Suka halaman ini? Beritahu teman: 0 0 Google +0
Cerita Anak Popular
Home | Cerita Rakyat | Fabel / Binatang | Tumbuhan | Putri, Gadis & Dewi | Raja & Pangeran | Tema
Umum
Home | Cerita Rakyat | Fabel / Binatang | Tumbuhan | Putri, Gadis & Dewi | Raja & Pangeran | Tema
Umum | Peribahasa Indonesia | Puisi Anak | Toko Online Baju Anak
Copyright 2015 - RumahDongeng.com

Object 3 Object 4

ShareThis Copy and Paste


Kanal 12 Home Cerita Rakyat Fabel Tumbuhan Putri & Dewi Raja & Pangeran Tema Umum Konten
Terkait 3 Home > Arti Sebuah Persahabatan Arti Sebuah Persahabatan Pengarang: Anonim Kategori:
Fabel Pada dahulu kala hiduplah seekor kura-kura dan seekor burung elang. Walaupun sang kura-kura
dan elang jarang bertemu karena sang kura-kura lebih banyak menghabiskan waktu disemak-semak
sedangkan sang elang lebih banyak terbang, namun tidak menghalangi sang elang untuk selalu
mengunjungi teman kecilnya yang baik hati, sang kura-kura. Keluarga sang kura-kura sangat ramah
dan selalu menyambut kedatangan sang elang dengan gembira. Mereka juga selalu memberi sang elang
makanan dengan sangat royalnya. Sehingga sang elang selalu berkali-kali datang karena makanan
gratis dari keluarga kura-kura tersebut. Setiap kali sehabis makan dari keluarga kura-kura sang elang
selalu menertawakan sang kura-kura : “ha ha betapa bodohnya si kura-kura, aku dapat merasakan
kenikmatan dari makanan yang selalu dia berikan, namun tidak mungkin dia dapat merasakan
nikmatnya makananku karena sarangku yang terletak jauh diatas gunung” Karena begitu seringnya
sang elang menertawakan dan dengan egoisnya menghabiskan makanan sang kura-kura, maka seluruh
hutan mulai menggunjingkan sikap sang elang tersebut. Para penghuni hutan tersebut merasa tidak suka
dengan sikap seenaknya sang elang kepada sang kura-kura yang baik hati. Suatu hari seekor kodok
memanggil kura-kura yang sedang berjalan dekat sungai. “Hai temanku sang kura-kura, berilah aku
semangkok kacang polong, maka aku akan memberikan kata-kata bijak untukmu” seru sang kodok.
Setelah menghabiskan semangkuk kacang polong dari sang kura-kura, sang kodok berkata lagi: “kura-
kura, sahabatmu sang elang telah menyalahgunakan persahabatan dan kebaikan hatimu. Setiap kali
sehabis bertamu di sarangmu, selalu saja dia mengejekmu dengan berkata ” ha ha betapa bodohnya si
kura-kura, aku dapat merasakan kenikmatan dari makan yang selalu dia berikan, namun tidak mungkin
dia dapat merasakan nikmatnya makananku karena sarangku yang terletak jauh diatas gunung”. Pada
suatu hari nanti sang elang akan datang kembali dan akan meminta sekeranjang makanan darimu dan
berjanji akan memberikan makanan kepadamu dan anak-anakmu” Benarlah yang dikatakan oleh sang
kodok, sang elang datang dengan membawa keranjang dan seperti biasanya sang elang menikmati
makanan dari sang kura-kura. Sang elang berkata: “hai temanku kura-kura, ijinkan aku mengisi
keranjangku dengan makanan darimu, maka akan kukirimkan kepada anak istriku dan istriku akan
memberimu makanan buatannya untuk istri dan anakmu”. Kemudian sang elang terbang dan kembali
menertawakan sang kura-kura. Maka segeralah sang kura-kura masuk kedalam keranjang tersebut dan
ditutupi dengan sayuran buah-buahan oleh istrinya, sehingga tidak terlihat. Ketika sang elang kembali,
istri sang kura-kura mengatakan bahwa suaminya baru saja pergi dan memberikan keranjang penuh
berisi makanan kepada sang elang. Sang elang segera bergegas terbang sambil membawa keranjang
tersebut. Kembali dia menertawakan kebodohan sang kura-kura. Namun kali ini sang kura-kura
mendengar sendiri perkataannya. Sampailah mereka di sarang sang elang, dan sang elang segera
memakan isi keranjang tersebut sampai habis. Betapa terkejutnya melihat sang kura-kura keluar dari
keranjang tersebut. “Hai temanku sang elang, engkau sudah sering mengunjungi sarangku namun
belum pernah sekalipun aku mengunjungi sarangmu. Kelihatannya akan sangat berbahagianya aku
kalau dapat menikmati makananmu seperti engkau menikmati makananku.” Betapa marahnya sang
elang karena merasa tersindir. Dengan marah ia mematuk sang kura-kura.Namun berkat batok rumah
sang kura-kura yang keras, kura-kura tidak dapat dipatuk oleh sang elang. Dengan sedihnya sang kura-
kura berkata: “Aku telah melihat persahabatan macam apa yang engkau tawarkan padaku hai sang
elang. Betapa kecewanya aku. Baiklah antarkan aku kembali ke sarangku dan persahabatan kita akan
berakhir.” Sang elangpun berkata :”Baiklah kalau itu maumu. Aku akan membawamu pulang” Namun
timbul pikiran jahat pada diri sang elang. “Aku akan menjatuhkanmu dan memakan sisa-sisa dirimu”
pikirnya lagi. Begitulah, sang kura-kura memegang kaki sang elang yang terbang tinggi. “lepaskan
kakiku” seru sang elang marah. Dengan sabar sang kura-kura menjawab: “Aku akan melepaskan
kakimu apabila engkau sudah mengantarkanku pulang ke sarangku” dengan kesal sang elang pun
terbang tinggi, menungkik dan menggoyang-goyangkan kakinya dengan harapan sang kura-kura akan
jatuh. Namun tidak ada gunanya. Akhirnya dia menurunkan sang kura-kura di sarangnya, dan segera
terbang tinggi dengan perasaan malu. Ketika sang elang terbang, sang kura-kura berseru : ” Hai
temanku persahabatan membutuhkan rasa saling membagi satu dengan lainnya. Aku menghargaimu
dan kaupun menghargaiku. Namun bagaimanapun, sejak engkau menjadikan persahabatan kita hanya
permainan, mentertawakan keramahan keluargaku dan aku maka sebaiknya engkau tidak usah lagi
datang kepadaku”. Semoga cerita anak ini dapat bermanfaat. Baca juga cerita: << Legenda Danau Toba
(By Anonim) Asal Mula Nama Palembang (By Anonim) >> Lihat juga kategori: Cerita Rakyat | Fabel /
Binatang | Tumbuhan | Putri, Gadis & Dewi | Raja & Pangeran | Tema Umum Suka halaman ini?
Beritahu teman: 0 0 Google +0 Cerita Anak Popular Home | Cerita Rakyat | Fabel / Binatang |
Tumbuhan | Putri, Gadis & Dewi | Raja & Pangeran | Tema Umum Home | Cerita Rakyat | Fabel /
Binatang | Tumbuhan | Putri, Gadis & Dewi | Raja & Pangeran | Tema Umum | Peribahasa Indonesia |
Puisi Anak | Toko Online Baju Anak Copyright 2015 - RumahDongeng.com Kanal 12 Home Cerita
Rakyat Fabel Tumbuhan Putri & Dewi Raja & Pangeran Tema Umum Konten Terkait 3 Home > Arti
Sebuah Persahabatan Arti Sebuah Persahabatan Pengarang: Anonim Kategori: Fabel Pada dahulu kala
hiduplah seekor kura-kura dan seekor burung elang. Walaupun sang kura-kura dan elang jarang
bertemu karena sang kura-kura lebih banyak menghabiskan waktu disemak-semak sedangkan sang
elang lebih banyak terbang, namun tidak menghalangi sang elang untuk selalu mengunjungi teman
kecilnya yang baik hati, sang kura-kura. Keluarga sang kura-kura sangat ramah dan selalu menyambut
kedatangan sang elang dengan gembira. Mereka juga selalu memberi sang elang makanan dengan
sangat royalnya. Sehingga sang elang selalu berkali-kali datang karena makanan gratis dari keluarga
kura-kura tersebut. Setiap kali sehabis makan dari keluarga kura-kura sang elang selalu menertawakan
sang kura-kura : “ha ha betapa bodohnya si kura-kura, aku dapat merasakan kenikmatan dari makanan
yang selalu dia berikan, namun tidak mungkin dia dapat merasakan nikmatnya makananku karena
sarangku yang terletak jauh diatas gunung” Karena begitu seringnya sang elang menertawakan dan
dengan egoisnya menghabiskan makanan sang kura-kura, maka seluruh hutan mulai menggunjingkan
sikap sang elang tersebut. Para penghuni hutan tersebut merasa tidak suka dengan sikap seenaknya
sang elang kepada sang kura-kura yang baik hati. Suatu hari seekor kodok memanggil kura-kura yang
sedang berjalan dekat sungai. “Hai temanku sang kura-kura, berilah aku semangkok kacang polong,
maka aku akan memberikan kata-kata bijak untukmu” seru sang kodok. Setelah menghabiskan
semangkuk kacang polong dari sang kura-kura, sang kodok berkata lagi: “kura-kura, sahabatmu sang
elang telah menyalahgunakan persahabatan dan kebaikan hatimu. Setiap kali sehabis bertamu di
sarangmu, selalu saja dia mengejekmu dengan berkata ” ha ha betapa bodohnya si kura-kura, aku dapat
merasakan kenikmatan dari makan yang selalu dia berikan, namun tidak mungkin dia dapat merasakan
nikmatnya makananku karena sarangku yang terletak jauh diatas gunung”. Pada suatu hari nanti sang
elang akan datang kembali dan akan meminta sekeranjang makanan darimu dan berjanji akan
memberikan makanan kepadamu dan anak-anakmu” Benarlah yang dikatakan oleh sang kodok, sang
elang datang dengan membawa keranjang dan seperti biasanya sang elang menikmati makanan dari
sang kura-kura. Sang elang berkata: “hai temanku kura-kura, ijinkan aku mengisi keranjangku dengan
makanan darimu, maka akan kukirimkan kepada anak istriku dan istriku akan memberimu makanan
buatannya untuk istri dan anakmu”. Kemudian sang elang terbang dan kembali menertawakan sang
kura-kura. Maka segeralah sang kura-kura masuk kedalam keranjang tersebut dan ditutupi dengan
sayuran buah-buahan oleh istrinya, sehingga tidak terlihat. Ketika sang elang kembali, istri sang kura-
kura mengatakan bahwa suaminya baru saja pergi dan memberikan keranjang penuh berisi makanan
kepada sang elang. Sang elang segera bergegas terbang sambil membawa keranjang tersebut. Kembali
dia menertawakan kebodohan sang kura-kura. Namun kali ini sang kura-kura mendengar sendiri
perkataannya. Sampailah mereka di sarang sang elang, dan sang elang segera memakan isi keranjang
tersebut sampai habis. Betapa terkejutnya melihat sang kura-kura keluar dari keranjang tersebut. “Hai
temanku sang elang, engkau sudah sering mengunjungi sarangku namun belum pernah sekalipun aku
mengunjungi sarangmu. Kelihatannya akan sangat berbahagianya aku kalau dapat menikmati
makananmu seperti engkau menikmati makananku.” Betapa marahnya sang elang karena merasa
tersindir. Dengan marah ia mematuk sang kura-kura.Namun berkat batok rumah sang kura-kura yang
keras, kura-kura tidak dapat dipatuk oleh sang elang. Dengan sedihnya sang kura-kura berkata: “Aku
telah melihat persahabatan macam apa yang engkau tawarkan padaku hai sang elang. Betapa
kecewanya aku. Baiklah antarkan aku kembali ke sarangku dan persahabatan kita akan berakhir.” Sang
elangpun berkata :”Baiklah kalau itu maumu. Aku akan membawamu pulang” Namun timbul pikiran
jahat pada diri sang elang. “Aku akan menjatuhkanmu dan memakan sisa-sisa dirimu” pikirnya lagi.
Begitulah, sang kura-kura memegang kaki sang elang yang terbang tinggi. “lepaskan kakiku” seru sang
elang marah. Dengan sabar sang kura-kura menjawab: “Aku akan melepaskan kakimu apabila engkau
sudah mengantarkanku pulang ke sarangku” dengan kesal sang elang pun terbang tinggi, menungkik
dan menggoyang-goyangkan kakinya dengan harapan sang kura-kura akan jatuh. Namun tidak ada
gunanya. Akhirnya dia menurunkan sang kura-kura di sarangnya, dan segera terbang tinggi dengan
perasaan malu. Ketika sang elang terbang, sang kura-kura berseru : ” Hai temanku persahabatan
membutuhkan rasa saling membagi satu dengan lainnya. Aku menghargaimu dan kaupun
menghargaiku. Namun bagaimanapun, sejak engkau menjadikan persahabatan kita hanya permainan,
mentertawakan keramahan keluargaku dan aku maka sebaiknya engkau tidak usah lagi datang
kepadaku”. Semoga cerita anak ini dapat bermanfaat. Baca juga cerita: << Legenda Danau Toba (By
Anonim) Asal Mula Nama Palembang (By Anonim) >> Lihat juga kategori: Cerita Rakyat | Fabel /
Binatang | Tumbuhan | Putri, Gadis & Dewi | Raja & Pangeran | Tema Umum Suka halaman ini?
Beritahu teman: 0 0 Google +0 Cerita Anak Popular Home | Cerita Rakyat | Fabel / Binatang |
Tumbuhan | Putri, Gadis & Dewi | Raja & Pangeran | Tema Umum Home | Cerita Rakyat | Fabel /
Binatang | Tumbuhan | Putri, Gadis & Dewi | Raja & Pangeran | Tema Umum | Peribahasa Indonesia |
Puisi Anak | Toko Online Baju Anak Copyright 2015 - RumahDongeng.com ShareThis Copy and Paste

You might also like