You are on page 1of 30

ETIKA KEDOKTERAN DALAM ERA JKN:

implikasi terhadap keselamatan pasien.

Herkutanto
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
Herkutanto
GURU BESAR FAKULTAS KEDOKTERAN UI
Pendidikan dibidang Kedokteran
• Doktor (S3), Dokter, Spesialis Forensik -
• Doktor (S3), Dokter, Spesialis Forensik -
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
• Grad. Dip. Forens.Med. - Monash • Ketua Konsil Kedokteran,
• Grad. Dip. Forens.Med. - Monash
University, Australia
University, Australia KKI
• Dip. Forens. Med - Netherland School of
• Dip. Forens. Med - Netherland School of
Public Health, Nederland • Ketua Komite Nasional
Public Health, Nederland
Pendidikan Keselamatan Pasien
Pendidikan dibidang
dibidang Hukum
Hukum
• Sarjana Hukum (SH) Universitas
Kementerian Kesehatan
Sarjana Hukum (SH) Universitas

Indonesia, Fakultas Hukum
Indonesia, Fakultas Hukum
RI, 2012 - 2015
• Master of Laws (LL.M) La Trobe
• Master of Laws (LL.M) La Trobe
University, Australia School of Law
University, Australia School of Law
LATAR BELAKANG
Issue crucial dan sensitif pada saat ini
• ACCESS TO HEALTHCARE
– KJS, BPJS, INA-CBG: Pemda vs. Masyarakat vs. Provider
– Provider tidak nyaman dengan situasi JKN saat ini
• QUALITY OF HEALTHCARE
– Ekspektasi masyarakat terhadap kualitas RS – tinggi
– Masyarakat majemuk dengan motivasi ekonomis tinggi
– Gemar menggugat (litigious Society)
MASALAH
• Apakah situasi JKN saat ini memberikan
dampak terhadap Keselamatan Pasien ........... ?
• Bagaimana peranan etika kedokteran dalam
situasi tersebut ...?
TUJUAN DISKUSI

dampak pelaksanaan JKN pada Keselamatan pasien

1. Justifikasi Upaya keselamatan pasien saat ini


2. Professionalisme dan Etika
3. Konsekuensi lain
1

Upaya Keselamatan Pasien


REGULATORY FRAMEWORK
1. Undang-
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang
Undang--undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang
Undang--undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
DASAR HUKUM
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 251/MENKES/SK/VII/2012
Tentang Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
ALASAN UTAMA MELAKUKAN
REGULASI

(Schellekens, W : Patient Safety Conference,


European Union Presidency Luxembourg, 4 – 5 April 2005)
SOURCE OF RISKS
KESELAMATAN PASIEN DALAM SUATU INSTITUSI KESEHATAN

KOMUNIKASI

Budaya
Keberhasilan
Dokter
Struktur KUALITAS Kolaborasi
Proses Keberhasilan
Dr--RS
Dr
Institusi

Kepemimpinan

Medical staff bylaws


CLINICAL LEADERSHIP
GOVERNING BOARD

Corporate Leadership Clinical Leadership

HOSPITAL MEDICAL
CORPORATE CULTURE
MANAGEMENT COMMITTEE

Corporate Governance Clinical Governance


SAFETY CULTURE

Service Excellence Clinical Excellence

PATIENT SAFETY
Herkutanto, 2012
TIGA TINGKAT DETERMINAN
KESELAMATAN PASIEN
Perilaku manusia (Manajemen & Klinisi):

SAFETY CULTURE
sebagai determinan Keselamatan pasien

Governance (Corporate & Clinical): determinan


dalam perilaku manusia

Governing Board: determinan dalam


menciptakan “good” governance (corporate &
clinical)
INDONESIAN PATIENT SAFETY STRATEGY

National Rules & Regulations


MACRO

OF PATIENT SAFETY
IMPLEMENTATION
Capacity Building Advocating Body
LEVEL

MESO Institutional Policies Re: PS


Capacity Building
LEVEL Access to resources

MICRO Professional Workshop & Training


LEVEL Capacity Building consultation
2

Professionalisme dan Etika


PROFESSIONALI
SME ……..?

26/04/2017
SOCIAL CONTRACT
PROFESSIONALS - COMMUNITY

Self credentialing Clinical privilege


Self licensing
Moral responsibility
High standard of competence
Market control
PROFESSIONALISM
Working condition
William M Sullivan, Medicine under threat: Professionalism and professional identity,
identity, CMAJ 2000:162(5): 673
PRINSIP REGULASI PRAKTISI KESEHATAN

Proteksi Masyarakat (protecting the people)


• Entering to the Profession
– Registration: who is safe to provide services
• Expelling from the Profession
– Disciplinary Measures: unsafe practitioners
The profession …..?
Medical Council

Clinical privilege

Registered Practitioners

Masyarakat / Pasien
26/04/2017
STATE STATE
IMMIGRATION

MEDICAL COUNCIL
Credentialing
Disciplinary
Clinical Privilege Tribunal

Fit
Registered Medical Practice Re-Credentialing
Practitioners MEDICAL COUNCIL STATE

26/04/2017
Theory of the Bad Apple

Membuang Mekanisme
apel busuk pendisipilinan

Expelling form the professions


• Komite Medis / • KKI
Perawat • MKDKI
• Subkomite
Disiplin
Clinical Professional
Governance isme

UU Rumah Sakit UU No. 29/2004


PRAKTIK KEDOKTERAN
Keselamata Kompeten
n si&
Pasien Perilaku
• Kejadian Tak • Professiona
diharapkan l
• Pasien Cedera Misconduct
• Pengaduan
Kewajiban Umum Dokter (Kodeki)
• Menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah dokter
• Berupaya melakukan profesi sesuai dengan standar
tertinggi
• Tak boleh dipengaruhi pertimbangan lain
• Nasehat atau perbuatan yg melemahkan hanya
untuk kepentingan pasien
• Hati-hati dalam mengumumkan temuan
Kewajiban Umum Dokter (Kodeki)
• Memberi keterangan yg dapat dibuktikan
kebenarannya
• Mengutamakan kepentingan pasien dan
komprehensif (promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif)
• Bekerjasama dengan pejabat dan masyarakat
Kewajiban terhadap pasien (Kodeki)
• Melindungi hidup insani
• Tulus ikhlas untuk kepentingan pasien
• Merujuk bila perlu
• Memberi kesempatan pasien untuk berkonsultasi
dengan keluarga dll
• Merahasiakan segala sesuatu tentang pasien
• Memberi pertolongan darurat, kecuali bila ada orang
lain yang mampu dan bersedia
Performance – Skill – Behavior
Equation

P = S x B
1 = 1 x 1
0 = 1 x 0
0.25 = 0.5 x 05
European Society of Anaesthesiology, 2014
3

Konsekuensi Lain
Pasal 51
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
mempunyai kewajiban :
1. memberikan pelayanan medis sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional
serta kebutuhan medis pasien;
2. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik
baik,, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan
pengobatan;;
3. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien
pasien,, bahkan juga
setelah pasien itu meninggal dunia
dunia;;
4. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan
perikemanusiaan,, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya
melakukannya;; dan
5. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
atau kedokteran gigi
gigi..
Herkutanto, PERSI, Manado 2013
KESIMPULAN
• Keselamatan pasien adalah gerakan global
• Perilaku dan Budaya adalah komponen utama
yang mempengaruhi keselamatan pasien
• Etika profesi adalah komponen
profesionalisme dalam menjaga Budaya
keselamatan pasien
Herkutanto 2009

You might also like