You are on page 1of 129

KaryaTulisIlmiah

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADANY. “M”


DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II
DI RSB MASYITA MAKASSAR
TAHUN 2016

DisusunOleh :

YENNI PERMATASARI
14320130035

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan


Program Studi DIII Kebidanan FKM UMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016

i
ii

Karya Tulis Ilmiah

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADANY. “M”


DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II
DI RSB MASYITA MAKASSAR
TAHUN 2016

DisusunOleh :

YENNI PERMATASARI
14320130035

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan


Program Studi DIII Kebidanan FKM UMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016
iii
iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’Alaikum warahmatullahi Wabarakatu

Dengan mengucapkan Asma Allah puji dan syukur kehadirat-Nya

Illahi Rabbi karena dengan kasih sayang dan hidayah-Nya sehingga kita

dapat menikmati nafas yang masih tersisa ini. Karena dengan mata-Nya

kita dapat melihat, dengan telinga-Nya kita dapat mendegar dan dengan

lidah-Nya kita dapat berbicara serta dengan hati-Nya kita dapat

merasa.Dialah zat yang memberikan sinar keterangan dan ketenangan

bagi orang-orang yang berada dalam kegelapan dan kesunyian, maka tak

ada alasan untuk kita bersyukur dan berserah diri kepada-Nya.

Allahummasalli Ala Muhammad Wa alaali Muhammad, tercurahkan

selalu kasih sayang kepada sang kekasih Allah Nabi Muhammad SAW

yang sebagaimana Dialah yang mengantarkan manusia dari jalan yang

gelap gulita menuju jalan yang terang menderang. Sehingga penulis

dengan segala kelebihan dan kekurangan dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan

Universitas Muslim Indonesia dengan judul Manajemen Asuhan

Kebidanan Antenatal pada Ny “M” dengan Hiperemesis Gravidarum

Tingkat II di RSB. Masyita Makassar Tahun 2016.


v

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak

mengalami kesulitan dan hambatan.Berkat bimbingan, bantuan dan

dorongan baik moril maupun material dari berbagai pihak sehingga

hambatan tersebut dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penghargaan dan terimakasih untuk orang-orang yang paling

berjasa dan sangat saya cintai, Ibunda Jasminah, Ayahanda Kiman dan

adik-adikku, serta keluarga besar penulis yang tiada henti-hentinya

memberikan motivasi, doa, dan dukungan baik moril maupun material.

Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan rasa terimakasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. H. M. Mokhtar Noer Jaya, SE, M.Si Selaku ketua pengurus Yayasan

Badan Wakaf UMI beserta staf karyawan atas semua bantuan dan

kerja samanya.

2. Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA. Selaku rektor dan segenap

birokrasi institusi yang telah menyediakan fasilitas dan kemudahan

berupa instrument-instrument UMI, dimana penulis menimba ilmu.

3. Dr. R. Sudirman SE, M.Si Selaku dekan FKM UMI, para pembantu

dekan, staf pengajar dan seluruh karyawan yang telah memberikan

bantuan kepada penulis selama mengikuti pendidikan di program studi

diploma kebidanan UMI.

4. Andi Tenri Abeng, Amd. Keb, SKM., M.Kes Selaku ketua Program

Studi DIII Kebidanan UMI.


vi

5. Amdriani, S.ST, SKM, M.Kes Selaku pembimbing I dan Nurhidayati,

S.SiT, SKM Selaku pembimbing II atas segala bimbingan dan

perhatiannya disela-sela kesibukannya serta memberikan masukan

dan mengarahkan yang bermanfaat bagi penulis sehingga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat terselesaikan.

6. Nia Karuniawati, S.ST selaku penguji I dan Dian Rahima, S.ST, SKM

selaku penguji II atas segala bimbingan dan kritikannya dalam

penulisan karya tulis ilmiah ini.

7. Segenap Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan dan Staff

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia yang

telah memberikan bantuan, bimbingan, pengetahuan dan keterampilan

yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti pembelajaran di UMI

8. Sahabat dan orang-orang tersayangku De‟ Moludarita, FT, Nurafni

Oktavia, Wijra A. Arifu, Lisa A. Ramli, Yulli Wandira, dan pingky kost

yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi kepada

penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman-teman mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan Universitas

Muslim Indonesia angkatan tahun 2013, khususnya BD1 tersayang

dan tercinta yang telah bersama-sama menempuh pendidikan dalam

suka maupun duka selama mengikuti perkuliahan dikampus maupun di

lapangan praktek.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu kebidanan.Tuhan Yang Maha Esa senantiasa


vii

memberikan rahmat dan petunjuk dalam pemanfaatan Karya Tulis Ilmiah

ini, Aamiin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Agustus2016

Penulis
viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN TIM PEMBIMBING ............................... ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ........................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................... iv

DAFTAR ISI ....................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiii

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................... xiv

DAFTAR ISTILAH .............................................................................. xvi

RINGKASAN ...................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar belakang ................................................................. 1

B. Ruang Lingkup Masalah ................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ............................................................ 3

1. Tujuan Umum ............................................................ 3

2. Tujuan Khusus ........................................................... 3

D. Manfaat Penulisan .......................................................... 4

E. Metode Penulisan ........................................................... 5

F. Sistematika Penulisan ..................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 11

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan ................................ 11


ix

1. Pengertian Kehamilan ................................................. 11

2. Proses Kehamilan ...................................................... 11

3. Perubahan Anatomi dan Fisiologi PadaMasa

Kehamilan ................................................................... 13

4. Perubahan dan Adaptasi Psikologi dalam Masa

Kehamilan .................................................................. 21

5. Diagnosa Kehamilan .................................................. 23

6. Tanda Bahaya Kehamilan ........................................... 26

7. Kebutuhan Ibu Hamil ................................................. 27

B. Tinjauan Umum Tentang ANC (Antenatal Care)............... 28

1. Pengertian ANC (Antenatal Care) ............................... 28

2. Tujuan Pelayanan ANC (Antenatal Care) ................... 28

3. Manfaat ANC (Antenatal Care) ................................... 29

4. Jadwal Kunjungan ANC (Antenatal Care) .................. 30

5. Standar Pelayanan ANC (Antenatal Care) .................. 30

C. Tinjauan Umum Tentang Hiperemesis Gravidarum ......... 32

1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum .......................... 32

2. Etilogi Hiperemesis Gravidarum .................................. 33

3. Patofisologi Hiperemesis Gravidarum ......................... 35

4. Patologi Hiperemesis Gravidarum ............................... 36

5. Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum ........................... 37

6. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum ........................... 38

7. Komplikasi dari Hiperemesis Gravidarum .................. 38


x

8. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum ............... 39

9. Prognosis Hiperemesis Gravidarum ........................... 44

D. Tinjauan Dalam Islam ...................................................... 42

1. Al-Qur‟an ................................................................... 42

2. Hadits ........................................................................ 44

E. Tinjauan Teori Manajemen Asuhan Kebidanan ............... 45

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan ............... 45

2. Tahapan dalam Manajemen Kebidanan ..................... 45

3. Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan

(SOAP) ..................................................................... 47

4. Landasan Kewenangan Bidan ................................... 49

BAB III STUDI KASUS ...................................................................... 52

A. Langkah I Identifikasi dan Analisa Data Dasar ................ 52

B. Langkah II Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual .......... 60

C. Langkah III MerumuskanDiagnosa/Masalah

Potensial ........................................................................ 63

D. Langkah IV Tindakan Segera dan Kolaborasi .................. 65

E. Langkah V Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan .......... 65

F. Langkah VI Pelaksanaan Tindakan Asuhan

Kebidanan ........................................................................ 69

G. Langkah VII Evaluasi Asuhan Kebidanan ......................... 71

H. Pendokumentasian Hasil asuhan Kebidanan (SOAP) ...... 72


xi

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 88

A. Kesimpulan ..................................................................... 88

B. Saran .............................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
xii

DAFTAR TABEL

TABEL

2.1 TFU Menurut Penambahan Per Tiga Jari ............................... 13

2.2 Bentuk Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan ......................... 14

3.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu ............ 53


xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP).

Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah.

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Perbaikan Karya Tulis Ilmiah.

Lampiran 4 : Surat Permohonan Pengajuan Judul.

Lampiran 5 : Surat Keputusan Pembimbing KTI.

Lampiran 6 : Surat Izin Pengambilan Data dari Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Muslim Indonesia.

Lampiran 7 : Surat Keterangan Selesai Pengambilan Kasus dari

Rumah Sakit Bersalin Masyita.

Lamipran 8 : Surat Persetujuan Pasien

Lampiran 9 : Biodata Penulis


xiv

DAFTAR SINGKATAN

AKI : Angka Kematian Ibu

ASEAN : Association of Southeast Asian Nations

ANC : Antenatal Care

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BB : Berat Badan

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

DJJ : Denyut Jantung Janin

DM : Diabetes Militus

Dex : Dextrose

GPA : Grafik, Partus, Abortus

HB : Haemoglobin

HE : Health Education

HIV : Human Imunidifisiensi Virus

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

HTP : Hari Tafsiran Persalinan

IUGR : Intrauterine Growth Restriction

IV : Intravena

KB : Keluarga Berencana

KU : Keadaan Umum

LAB : Laboratorium
xv

mEq/liter : Miliekivalen/liter

MMHG : Milli Meter Hectogram

N : Nadi

P : Pernafasan

PAN : Perawatan Antenatal

PX : Prossesus Xipodeus

RL : Ringer Laktat

RSB : Rumah Sakit Bersalin

S : Suhu

TBC : Tuberculosis

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TTV : Tanda-Tanda Vital

TT : Tetanus Toxoid

TP : Tafsiran Persalinan

USG :Ultrasonografi

WHO : World Health Organization


xvi

DAFTAR ISTILAH

Abdomen : Areatubuhantarabagianbawahtulangrusukdan

bagian atas paha.

Abortus : Terhentinya kehamilan kurang dari 20 minggu.

Ballotemen : Saatrahimdidorong atau digoyang akanmelenting.

Braxton Hicks : Kontraksi yang terjadi akibat nyeri.

Dehidrasi : Gangguandalamkeseimbangancairanatauair pada

tubuh.

Elektrolit : Suatu zat yang larut atauterurai kedalambentuk ion-

iondan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik,

ion-ion merupaka atom yang bermuatan elektrik.

Endometrium : Membran mukosa yang melapisi uterus.

Fertilisasi : Penyatuan ovumdan Spermatozoa yang biasanya

berlangsung diampula tuba.

Hemoglobin : Zatyangterkandung dalam sel merah serta berguna

untuk mengangkat oksigen dan karbondioksida.

Hiperpigmentasi : Peningkatan pigmentasi secara abnormal,seperti

padakulit atau membrane mukosa.

Implantasi : Proses diamana embrio yang telahmenetas

menempelsendiri ke bagian dalam uterus.

Konsepsi : Persatuanantara telur dan sperma yang menandai

awalsuatu kehamilan.

Linea Alba : Garis putih tipis yang membentang dari simfisispubis


xvii

sampai umbilicus, dapat menjadi gelap

yangbiasadisebut line nigra.

Molahidatidosa : Hamil anggur.

Multigravida : Seorang wanita yang hamil lebih dari 2 kali ataulebih.

Nidasi : Masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi.

Ovum : Sel telur atau sel benih.

Primigravida : Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya.

Striae Gravidarum : Garis yang berwarna merah muda atau kecoklatan

pada kulit abdomen, paha, dan payudara, bokong dan

lengan atas.

Spermatozoa : Sel benih jantan yang telah matang dan dihasilkan

olehtestis.

Zigot : Sel yangterbentuk sebagai hasil bersatunyadua sel

kelamin (sel ovum dan sel sperma) yang telah masak.


xviii

RINGKASAN

Program Studi Diplomma III Kebidanan


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
Karya Tulis Ilmiah, Agustus 2016
Yenni Permatasari (14320130035)
“Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Pada Ny. “M” Dengan
Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Di RSB Masyita Makassar 2016”
(dibimbing oleh Amdriani, dan Nurhidayati)
Xviii + 96 halaman + 3 tabel + 9 lampiran

Hiperemesis gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka kejadian


yang beragam mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan di indonesia, 0,3% dari
seluruh kehamilan di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 10,8% di
China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di Turki serta di Amerika
Serikat adalah 0,5-2%. Berdasarkan data yang diproleh dari rekam medik
RSB.Masyita jumlah ibu hamil yang menderita hiperemesi gravidarum dari bulan
Januari sampai Mei Tahun 2016 yaitu 14 orang dari 896 (1,674%).
Hiperemesi Gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada awal
kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang
begitu hebat di mana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan.
Sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urine
bahkan seperti gejala penyakit apenditis, pielititis dan sebagainya.
Studi kasus pada Ny. “M” rencana tindakan yang dilakukan adalah
mengobservasi mual dan muntah, tanda-tanda vital dan tugor kulit, bibir dan
membran mukosa, pengeluaran urine, penatalaksanaan untuk pemberian cairan
sesuai dengan kebutuhan pasien, menganjurkan ibu makan sedikit demi sedikit
tapi sering, memberikan dukungan pada ibu dan memberikan Health Education
tentang gizi seimbang, istirahat yang cukup dan tanda bahaya kehamilan.
Berdasarkan tinjauan pustaka, evaluasi yang dilakukan penulis tidak
mendapatkan permasalahan atau kesenjangan karena seluruh masalah yang
ada pada Ny “M” dapat diatasi dengan baik.
Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan
praktek melalui studi kasus tentang Manajemen Kebidanan Antenatal pada
Ny.”M” dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RSB. Masyita Makassar
Tahun 2016, menarik kesimpulan dan saran bahwa jika Hiperemesis Gravidarum
Tingkat II tidak ditangani dengan baik mengakibatkan hiperemesis gravidarum
tingkat III dan terjadi retardasi pertumbuhan janin. Sebagai petugas kesehatan
khususnya seorang bidan, diharapkan senantiasa berupaya untuk meningkatkan
keterampilan dan kemampuan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang
lebih professional.

Kata kunci : Manajemen Asuhan, Antenatal, Hiperemesis Gravidarum


Daftar Pustaka : 25 (2009-2015)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau bertemunya sel

mani (Spermatozoa) dan sel telur (ovum) yang dilanjutkan dengan

nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya

bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau

9 bulan menurut kalender internasional1.

Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal

dan hanya 10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau

berkembang menjadi kehamilan patologis. Keadaan patologis ini

menyebabkan beberapa komplikasi. Salah satu komplikasi yang sering

terjadi pada ibu hamil akibat langsung dari kehamilan adalah mual dan

muntah.

Mual dan muntah ringan merupakan hal yang sering terjadi dan

keadaan yang normal pada awal masa kehamilan. Sekitar 60-80%

primigravida dan 40-60% multigravida mengalami mual dan muntah.

Satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih berat.

Gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4

bulan. Sehingga pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan

umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut dengan

1
2

hiperemesis gravidarum. Angka insidensi kejadian tersebut 3-20 per

1000 kehamilan2,3.

Hiperemesis gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka

kejadian yang beragam mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan di

Indonesia, 0,3% dari seluruh kehamilan di Swedia, 0,5% di California,

0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% diPakistan

dan 1,9% di Turki serta di Amerika Serikat, prevalensi hiperemesis

gravidarum adalah 0,5-2%.

Literatur juga menyebutkan bahwa perbandingan insidensi

hiperemesis gravidarum secara umum adalah 4:1000 kehamilan. Dari

hasil pre survei juga menemukan kejadian hiperemesis gravidarum

pada trimester 2, biasanya hiperemesis gravidarum menghilang pada

minggu ke 12. Hiperemesis gravidarum menjadi penyebab kematian

maternal yang signifikan pada masa sebelum 1940, sekarang

hiperemesis tidak lagi menjadi penyebab utama mortalitas ibu, tetapi

hiperemesis masih menjadi penyebab morbiditas ibu yang signifikan4.

Berdasarkan data yang diproleh dari rekam medik RSB Masyita

jumlah ibu hamil yang menderita hiperemesi gravidarum dari bulan

Januari sampai Mei Tahun 2016 yaitu 14 orang dari 896 (1,674%).

Penanganan hiperemesis gravidarum tergantung pada keadaan

tingkatan yaitu ringan, sedang dan berat. Kasus hiperemesis

sebaiknya dirawat dirumah sakit untuk mencegah komplikasi yang

berat5.
3

Masalah hiperemesis gravidarum merupakan salah satu dari 9

tanda bahaya dalam kehamilan yang dapat dicegah lebih dini, maka

penulis merasa tertarik untuk membahas secara spesifik mengenai

masalah hiperemesis gravidarum dengan menggunakan metode

pendekatan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny ‟M‟ dengan

Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RSB Masyita.

B. Ruang Lingkup Pembahasan

Adapun ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah ini meliputi

Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny “M“ dengan Hiperemesis

Gravidarum Tingkat II di RSB Masyita Juni 2016.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan pada

Ny “M” dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RSB Masyita

Juni 2016. Dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan sesuai dengan kewenangan bidan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi data dan menganalisa data dasar pada Ny.“M”

dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RSB Masyita Juni

2016.

b. Merumuskan diagnosa atau masalah aktual pada Ny.“M”

dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RSB Masyita Juni

2016.
4

c. Merumuskan diagnosa atau masalah potensial Ny.“M” dengan

Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RSB Masyita Juni 2016.

d. Melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi pada Ny.“M”

dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RSB Masyita Juni

2016.

e. Merencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny.“M” dengan

Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RSB Masyita Juni 2016.

f. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny.“M” dengan

Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RSB Masyita Juni 2016.

g. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada Ny.“M” dengan

Hiperemesis Gravidarum Tingkat II di RSB Masyita Juni 2016.

h. Mendokumentasikan hasil tindakan asuhan kebidanan yang

telah dilakukan pada Ny.“M” dengan Hiperemesis Gravidarum

Tingkat II di RSB Masyita Juni 2016.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Praktis

Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan

dan pelaksanaan program baik di departemen kesehatan maupun

pihak RSB Masyita dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi program antenatal care terutama pada kasus

hiperemesis gravidarum.
5

2. Manfaat Ilmiah

Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat menjadi sumber

informasi dan memperkaya khasana ilmu pengetahuan dan bahan

acuan bagi penulis selanjutnya.

3. Manfaat Institusi

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi rekan-

rekan mahasiswi Universitas Muslim Indonesia program DIII

Kebidanan dalam penerapan asuhan kebidanan.

4. Manfaat Bagi Penulis

Merupakan pengalaman ilmiah berharga yang dapat

meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan dalam

asuhan kebidanan khususnya mengenai antenatal care serta

sebagai sarana pembangunan ide dan pikiran penulis dalam

mengembangkan potensi pribadi dan profesi kebidanan.

E. Metode Penulisan

Penyususnan karya tulis ini berdasarkan teori ilmiah yang

dipadukan dengan praktek dan pengalaman. Penulis memerlukan data

yang objektif dan releven dengan teori-teori yang dijadikan data dasar

analisa dalam pemecahan masalah, untuk itu penulis menggunakan

metode sebagai berikut :


6

1. Studi Kepustakaan

Penulis membaca buku-buku/literature, dan artikel serta

mengambil data dari internet yang berkaitan dengan Hiperemesis

Gravidarum tingkat II.

2. Studi Kasus

Untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada studi kasus

dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan yang

meliputi : mengidentifikasi danmenganalisa data dasar,

merumuskan diagnosa/masalah aktual maupun potensial,

melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi, merencanakan

tindakan, melaksanakan tindakan dan melakukan evaluasi

terhadap asuhan kebidanan pada klien dengan hiperemesis

gravidarum tingkat II. Untuk menghimpun data dan informasi yang

akurat, penulis menggunakan teknik :

a. Anamnese/Wawancara

Pengumpulan informasi melalui tanya jawab yang

umumnya dilakukan pada pertemuan tatap muka langsung

dengan pasien, suami, keluarga, bidan maupun dokter yang

terlibat guna memperoleh data yang diperlukan.

b. Pengkajian Psikososial

Pengkajian psikososial meliputi status emosional, pola

interaksi, respon terhadap keadaan, bagaimana hubungan


7

dengan anggota keluarga, petugas kesehatan, dan

lingkunganya.

c. Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi

Inspeksi adalah observasi yang sistematis, tidak

hanya terbatas pada penglihatan tapi juga meliputi indra

pendengaran dan juga penciuman.

2) Palpasi

Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan

luar tubuh dengan jari.

3) Perkusi

Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau

tidak langsung pada permukaan tubuh untuk memastikan

infromasi tentang organ atau jaringan yang ada di

bawahnya.

4) Auskultasi

Auskultasi adalah mendengar bunyi dalam tubuh

dengan bantuan alat untuk menggambarkan bunyi yang

didengar.

5) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan

penunjang yang dilakukan, meliputi pemeriksaan darah yaitu

hemoglobin dan pemeriksaan urin yaitu albumin dan reduksi.


8

3. Studi Dokumentasi

Mempelajari status kesehatan klien yang bersumber dari

catatan dokter, bidan, perawat, petugas laboratorium dan atau hasil

pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat memberi kontribusi

dalam penyelesaian tulisan ini.

4. Diskusi

Penulis melakukan tanya jawab dengan tenaga kesehatan

yaitu bidan atau dokter yang menangani langsung klien tersebut

serta mengadakan diskusi dengan dosen pembimbing karya tulis

ilmiah ini.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan untuk penulisan

karya tulis ilmiah ini terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Ruang Lingkup Penulisan

C. Tujuan Umum

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

D. Manfaat Penulisan

E. Metode Penulisan

F. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


9

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

2. Proses Kehamilan

3. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Masa Kehamilan

4. Perubahan dan Adaptasi Psikologi dalam Masa

Kehamilan

5. Diagnosa Kehamilan

6. Tanda Bahaya Kehamilan

7. Kebutuhan Ibu Hamil

B. Tinjauan Umum Tentang ANC (Antenatal Care)

1. Pengertian ANC (Antenatal Care)

2. Tujuan Pelayanan ANC (Antenatal Care)

3. Manfaat ANC (Antenatal Care)

4. Jadwal Kunjungan ANC (Antenatal Care)

5. Standar Pelayanan ANC (Antenatal Care)

C. Tinjauan Umum Tentang Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum

2. Etilogi Hiperemesis Gravidarum

3. Patofisologi Hiperemesis Gravidarum

4. Patologi Hiperemesis Gravidarum

5. Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum

6. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

7. Komplikasi dari Hiperemesis Gravidarum


10

8. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum

9. Prognosis Hiperemesis Gravidarum

D. Tinjauan Dalam Islam

E. Tinjauan Teori Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

2. Tahapan dalam Manajemen Kebidanan

3. Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan (SOAP)

F. Landasan Kewenangan Bidan

BAB III STUDI KASUS

A. Langkah I Identifikasi dan Analisa Data Dasar

B. Langkah II Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

C. Langkah III Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial

D. Langkah IV Tindakan Segera dan Kolaborasi

E. Langkah V Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

F. Langkah VI Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

G. Langkah VII Evaluasi Asuhan Kebidanan

H. Pendokumentasian Hasil asuhan Kebidanan (SOAP)

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

a. Kehamilan merupakan penyatuan dari sel mani (spermatozoa)

dan sel telur (ovum) di dalam ampulla tuba yang dilanjutkan

dengan nidasi (penempelan) pada dinding rahim, kemudian

mengalami perkembangan dan pertumbuhan janin dalam waktu

40 minggu6.

b. Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin dalam rahim

seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya

pembuahan yaitu bertemunya sel sperma dengan sel telur.

Setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin

dan tumbuh di dalam rahim ibu.

c. Kehamilan ialah proses bergabungnya sperma dan ovum

(gamet pria dan wanita) untuk menciptakan suatu sel tunggal

yang disebut dengan zigot yang kemudian menggandakan diri

melalui pembelahan sel untuk menjadi lahir7.

2. Proses Kehamilan

Untuk terjadi suatu kehamilan harus ada spermatozoa,

ovum, pembuahan, dan nidasi/implantasi hasil pembuahan. Ovum

yang dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen

fimbria infundibulum tuba kearah ostium tuba abdominalis, dan


12

disalurkan kearah medial. Kemudian jutaan spermatozoa

ditumpahkan diforniks vagina dan disekitar porsio pada waktu

koitus.

Fertilisasi adalah penyatuan ovum dan spermatozoa yang

berlangsung diampula tuba. Dalam beberapa jam setelah

pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hasil konsepsi

berada dalam stadium morula dan disalurkan ke pars ismika dan

pars interstisial tuba (bagia tuba yang sempit) dan terus disalurkan

kearah kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permukaan

sel tuba dan kontraksi tuba.

Selanjutnya pada hari keempat hasil konsepsi mencapai

stadium blastula yang disebut blastokista, suatu bentuk yang

dibagian luarnya adalah trofoblas dan dibagian dalamnya disebut

massa inner cellberkembang menjadi janin dan trofoblas

berkembang menjadi plasenta. Blastokista diselubungi oleh suatu

simpai disebut trofoblas yang sangat kritis untuk keberhasilan

kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi (implantasi).

Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi

berlangsung sampai 12-18 minggu. Dalam 2 minggu pertama

perkembangan hasil konsepsi, terbentuklah sinus intertrofoblastik

yaitu ruangan yang berisi darah maternal dari pembuluh darah yang

dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, hingga timbul ruangan

interviler dimana vili korialisasi seolah-olah terapung diantara


13

ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta. Tiga minggu

pasca fertilisasi dimulai pembentukan vili korialis dan akan tumbuh

menjadi suatu massa jaringan yaitu plasenta1.

3. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Masa Kehamilan

a. Sistem Reproduksi8

1) Ukuran

Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah

30cm x 25cm x 20cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.

Hal ini mengakibatkan hiperteropi dan hiperplasi otot polos

rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik, dan

endometrium menjadi desidua.

Tabel 2.1 TFU menurut Penambahan per Tiga Jari8

Usia
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Kehamilan

12 Minggu 3 jari di atas simfisis.

16 Minggu Pertengahan pusat-simfisis.

20 Minggu 3 jari dibawah pusat.

24 Minggu Setinggi pusat.

28 Minggu 3 jari di atas pusat.

Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus


32 Minggu
(px).

36 Minggu 1 jari dibawah PX.

40 Minggu 3 jari dibawah prosesus xiphoideus (px).


14

2) Posisi Rahim dalam Kehamilan

Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi

atau retrofleksi. Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada

dalam rongga pelvis. Selain itu, mulai memasuki rongga

perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas

hati. Pada ibu hamil, rahim biasanya mobile, lebih mengisi

rongga abdomen kanan atau kiri.

3) Berat

Table 2.2 Bentuk Uterus berdasarkan Usia Kehamilan8

Usia
Bentuk dan Konsistensi Uterus
Kehamilan

Seperti buah alpukat, ismust rahim menjadi


Bulan
hipertropi dan bertambah panjang sehingga
pertama
bila diraba terasa lebih lunak (tanda hegar).

2 Bulan Sebesar telur bebek.

3 bulan Sebesar telur angsa.

4 bulan Berbentuk bulat..

Rahim teraba seperti berisi cairan ketuban,

rahim terasa tipis. Itulah sebabnya


5 bulan
mengapa bagian-bagian janin dapat

dirasakan melalui perabaan dinding perut.


15

4) Vasekularisasi

Arteri urine dan ovarika bertambah dalam diameter,

panjang, dan anak-anak cabangnya, pembuluh darah vena

mengembang dan bertambah.

5) Serviks Uteri

Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak,

kondisi ini yang disebut tanda Goodell. Kelenjar endoservikal

membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus. Oleh

karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah,

warnanya menjadi livide dan ini disebut dengan tanda

Chadwick.

6) Ovarium

Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum

graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan

mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.

7) Vagina dan Vulva

Pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi pada

vagina dan vulva sehingga pada bagian tersebut terlihat

lebih merah atau kebiruan, kondisi ini disebut tanda

Chadwick.

b. Payudara

Karena adanya penigkatan suplai darah dibawah

pengaruh aktivitas hormon, jaringan glandula dari payudara


16

membesar dan putting menjadi lebih aktif walaupun perubahan

payudara dalam bentuk yang membesar terjadi pada waktu

menjelang persalinan8.

c. Sistem Metabolisme

Umumnya kehamilan mempunyai efek samping pada

kehamilan berupa :

1) Tingkat metabolik basal (Basal Metabolic Rate) pada wanita

hamil meninggi hingga 15-20% terutama pada triwulan

terakhir.

2) Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari

(sewaktu hamil), oleh karena ibu merasa sekakan-akan

sering haus, nafsu makan meningkat, dan sering kencing.

3) Kebutuhan protein minimal 1 gram protein/kgBB per hari

untuk menunjang pertumbuhan janin.

4) Kadar kolesterol meningkat sampai 350 mg atau lebih per

100 cc.

5) Metabolisme mineral seperti kalsium dibutuhkan rata-rata

1.5 gram sehari, fosfor dibutuhkan rata-rata 2gram/hari, zat

besi dibutuhkan tambahan zat besi ±800 mg atau 30-50 mg

sehari dan pada wanita hamil cenderung retensi pada air.

6) Keseimbangan asam alkali sedikit mengalami perubahan

konsentrasi alkali. Pada wanita tidak hamil 155 mEq/liter,

wanita hamil 145 mEq/liter, natrium serum turun dari 1429.


17

d. Sistem Muskuloskeletal

Estrogen dan relaksasi memberi efek maksimal pada

relaksasi otot dan ligament pelvic pada akhir kehamilan.

Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan

kemampuannya dalam menguatkan posisi janin di akhir

kehamilan dan saat kelahiran. Pada trimester akhir simfisis

pubis melebar sampai 4 mm pada usia kehamilan 32 minggu

dan sakrokogeus tidak teraba, diikuti teraba koksigis sebagai

pengganti bagian belakang1.

e. Sistem kardiovaskuler8

1) Trimester I

Sikulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh

adanya sirkulasi ke plasenta. Uterus yang membesar

dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula

saat hamil. Suplai darah ke dalam rahim harus meningkat

seiring dengan perkembangan rahim dan memenuhi

kebutuhan plasenta yang mulai berfungsi. Hormon estrogen

menyebabkan perkembangan pembuluh-pembuluh darah

baru.

2) Trimester II

Ukuran jantung membesar karena ada peningkatan

beban kerja yang disebabkan oleh meningkatnya kardiak

output. Jantung juga dapat bergeser ke kanan dan ke kiri


18

serta berputar dimuka karena tekanan uterus meningkat

yang di sebabkan oleh perkembangan uterus, kardiak output

jantung yang meningkat menyebabkan menurunya sedikit

daya tahan tubuh. Dinding-dinding pembuluh darah

mengalami relaksasi dan membesar akibat pengaruh

hormon progesteron. Kapasitas pembuluh darah dan kapiler

juga bertambah, curah jantung akan bertambah sekitar 30%.

Volume darah meningkat tetapi tekanan darah cenderung

akan menurun.

3) Trimester III

Volume darah semakin meningkat dimana jumlah

serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah

sehingga terjadi semacam pengenceran darah. Hemodilusi

mencapai puncaknya pada umur kehamilan 32 minggu,

serum darah volume darah bertambah sebesar 25 sampai

30%. Dengan adanya peningkatan volume darah pada

hampir semua organ dalam tubuh, terlihat adanya

perubahan yang signifikan pada sistem kardivaskuler.

f. Sistem Integument

Sehubung dengan tingginya kadar hormonal, terjadi

peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Bila terjadi pada

muka biasanya pada daerah pipi dan dahi yang dapat

mengubah penampilan wanita tersebut.


19

Linea Alba, garis putih tipis yang membentang dari

simfisis pubis sampai umbilicus, dapat menjadi gelap yang biasa

disebut linea nigra. Peningkatan pigmentasi ini akan berkurang

sedikit demi sedikit setelah masa kehamilan. Tingginya kadar

hormon yang tersirkulasi dalam darah dan peningkatan

regangan pada kulit abdomen, paha, dan payudara

bertanggung jawab pada timbulnya garis-garis yang berwarna

merah muda atau kecoklatan pada daerah tersebut. Tanda

tersebut biasa dikenal dengan nama striae gravidarum8.

g. Sistem Gastrointerstinal

Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum

dan usus bagian bawah, sehingga terjadi sambelit atau

konstipasi. Sambelit semakin berat karena gerakan otot di

dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron.

Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dada (heartburn)

dan sendawa8.

h. Sistem Urinaria

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih

akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga

menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan

tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada

akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu

atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali1.


20

i. Sistem Endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofise akan

membesar ±135%. Akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu

mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada perempuan

yang mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan

lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10 kali lipat pada saat

kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasi

pada plasma akan menurun. Hal ini juga ditemukan pada ibu-ibu

yang menyusui1.

j. Sistem Pernapasan

Ruang abdomen yang membesar oleh karena

meningkatnya ruang rahim dan pembentukan hormon

progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda

dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih lama

karena memerlukan banyak oksigen untuk janin dan untuk

dirinya. Lingkar dada wanita hamil agak membesar, lapisan

saluran pernapasan menerima lebih banyak darah dan menjadi

agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti)8.

k. Peningkatan Berat Badan

1) Kenaikan berat badan pada saat hamil yang normal, pada

wanita yang memiliki ukuran rata-rata biasanya berkisar

antara 12,5-15 kg (sekitar 1-1,5/bulan).


21

2) Kenaikan berat badan yang teralau banyak ditemukan pada

keracunan kehamilan (pre-eklamsia dan eklamsia). Kenaikan

berat badan wanita hamil disebabkan oleh janin, uri, air

ketuban, uterus, payudara, kenaikan volume darah, lemak,

protein dan retesensi air.

3) Berat badan yang tidak bertambah merupakan pertanda

buruk dan hal ini bisa menunjukkan adanya pertumbuhan

janin yang lambat.

4) Kadang kenaikan berat badan disebabkan oleh penimbunan

cairan akibat jeleknya aliran darah tungkai pada saat wanita

hamil berdiri9.

4. Perubahan dan Adaptasi Psikologi dalam Masa Kehamilan

a. Pada Kehamilan Trimester I

Setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan

estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan

timbulnya mual dan muntah, lemah, lelah dan pembesaran

payudara. Akibatnya ibu merasa tidak sehat dan seringkali

membenci kehamilannya. Pada trimester I banyak ibu yang

merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan

kesedihan.

Pada trimester I seorang ibu akan mencari tanda-tanda

untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil. Setiap perubahan yang

terjadi padanya akan selalu diperhatikan dengan seksama.


22

Hasrat untuk melakukan hubungan seksual mengalami

penurunan. Banyak wanita merasa butuh dicintai dan

merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa berhubungan

seks. Respon suami saat mengetahui istrinya hamil adalah

kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan

bercampur keprihatinan kesiapannya menjadi ayah. Suami akan

memperhatikan keadaan istrinya yang hamil dan menghindari

hubungan seksual karena takut akan menciderai bayinya.

Wanita mulai khawatir terhadap perubahan fisik dan

psikologisnya. Multigravida, kecemasan terhadap pengalaman

yang lalu, sedangkan primipara ketakutan terhadap cerita-cerita

pengalaman orang lain8.

b. Pada Kehamilan Trimester II

Pada trimester ini ibu mulai merasakan kehadiran bayinya

sebagai seseorang di luar dari dirinya sendiri. Pengenalan pada

pergerakan fetus, pertumbuhan dan pembesaran abdomen,

serta gerakan bayi saat USG, membuat gambaran tersebut

nyata.

Semua wanita gelisah dan cemas terhadap pembesaran

dan pertumbuan yang kurang, perkembangan janin yang

normal, dan berusaha mendapatkan informasi yang professional

dari proses tersebut. Beberapa wanita bisa lepas kontrol, sulit

menerima, khususnya ketika mengalami ANC yang rumit


23

dengan pemeriksaan dan pengkajian yang dilakukan saat ANC

bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan stress. Biasanya

libido meningkat karena sudah merasa lepas dari kecemasan

dan rasa tidak nyaman seperti dirasakan pada trimester I8.

c. Pada Kehamilan Trimester III

Trimester III sering disebut periode menunggu dan

waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu

kehamilan bayinya. Kadang ibu merasa khawatir bila bayinya

lahir sewaktu-waktu. Ibu sering merasa khawatir kalau-kalau

bayinya lahir tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap

melindungi bayinya dan cenderung menghindari orang atau

benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayi.

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada

trimester ketiga dan banyak ibu merasa jelek. Disamping itu ibu

mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan

kehilangan perhatian khusus yang diterimanya semasa hamil10.

5. Diagnosa Kehamilan

a. Tanda Tidak Pasti Hamil (Presumtive Kehamilan)9

1) Amenorrhoe

Amenorhoe bisa disebabkan oleh hal-hal lain

diantaranya penyakit berat seperti TBC, typus, anemia,

eating disorders, penggunaan kontrasepsi, menopause atau

karena pengaruh psikis.


24

2) Perubahan Pada Payudara

Keadaan ini dapat mengarah pada kehamilan yang

disebabkan oleh perubahan hormon estrogen dan

progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli mammae.

Tetapi juga dapat ditemui pada kondisi hiperprolactemia.

3) Maul dan Muntah

Perubahan hormonal pada kehamilan (peningkatan

kadar HCG dan estrogen) dapat terjadi pada kondisi lain

seperti stress dan gastrointestinal virus.

4) Sering Kencing

Sering kencing dapat mengarah pada infeksi saluran

kemih.

5) Hiperpigmentasi Pada Kulit

Peningkatan pigmentasi dapat ditemui pada kondisi-

kondisi seperti pada penggunan oral kontrasepsi, strectching

pada kulit karena kenaikan berat badan atau pada penyakit-

penyakit tertentu

6) Merasakan Pergerakan Janin Oleh Ibu

Keadaan seperti gerakan janin juga dapat dirasakan

karena peningkatan peristaltik usus, flatus atau kontraksi otot

abdominal. Bagian anak dapat diraba jika anak sudah agak

besar. Tetapi, kadang-kadang tumor seperti mioma, fibroma

dapat menyerupai bentuk anak.


25

7) Merasa Lelah

Perasaan lelah mulai terasa pada sekitar minggu ke-

6. Hal ini dapat timbul disebabkan oleh ketidaknyamanan

yang dirasakan ibu, perubahan kebiasaan tidur akibat stress,

perubahan life style atau karena kondisi sakit.

8) Peningkatan Suhu Basal

Peningkatan suhu basal merupakan tanda

presumptive. Keadaan ini juga dapat disebabkan karena

infeksi atau karena peningkatan aktivitas tubuh.

b. Tanda Mungkin Hamil11

1) Uterus membesar, perubahan bentuk dan konsistensi.

2) Tanda Hegar

Ditandai dengan melunaknya segmen bawah rahim.

3) Tanda Chadwick

Tanda ini berupa berubahnya vulva dan vagina

menjadi tampak lebih merah agak kebiru-biruan.

4) Tanda Goodell

Dalam kehamilan, serviks menjadi semakin lunak jika

dibandingkan dengan sebelum hamil.

5) Kontraksi Braxton Hicks

Selama kehamilan uterus dapat berkontraksi.

Kontraksi ini mungkin dapat dirasakan ataupun tidak oleh


26

ibu. Kontraksi ini dapat terjadi mulai usia kehamilan 16 atau

20 minggu.

6) Balotemen

Pada bulan ke-4 dan 5 janin lebih kecil dengan jumlah

banyaknya air ketuban, maka saat rahim didorong atau di

goyangkan melenting dikenal dengan istilah ballotement.

c. Tanda Pasti Hamil11

1) Mendengar Bunyi Jantung Anak

Denyut jantung janin juga terdengar pada usia

kehamilan 10-12 minggu.

2) Melihat dan Meraba Pergerakan dan Bagian Janin

Pergerakan janin dapat dirasakan oleh pemeriksa

mulai usia kehamilan 16-20 minggu.

3) Melihat Rangka Janin dengan USG

Dengan menggunakan USG, kantung kehamilan

sudah dapat dilihat pada kehamilan 5 minggu.

6. Tanda Bahaya Kehamilan8

Adapun tanda bahaya kehamilan adalah :

a. Perdarahan vagina.

b. Sakit kepala yang hebat dan menetap serta tidak hilang.

c. Nyeri abdomen yang hebat.

d. Bayi kurang bergerak seperti biasa.

e. Keluar air ketuban sebelum waktunya (Ketuban Pecah Dini).


27

f. Muntah terus menerus (Hiperemesis Gravidarum).

g. Demam.

h. Anemia.

i. Kejang.

7. Kebutuhan Ibu Hamil

1) Kebutuhan fisik13

a) Oksigen

Kebutuhan oksigen pada ibu hamil pada dasarnya

sama yaitu udara yang bersih, tidak polusi, tidak bau, dan

sebagainya.

b) Makanan

Hal penting yang harus diperhatikan adalah cara

mengatur menu dan pengolahan menu berpedoman pada

pedoman gizi seimbang.

c) Imunisasi

Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus Toxoid

(TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus.

2) Kebutuhan psikologis12

Kebutuhan psikologis yang dibutuhkan ibu selama hamil

diantaranya dukungan dari keluarga terutama suami, perasaan

aman dan nyaman selama kehamilannya dan dukungan dari

tenaga kesehatan.
28

B. Tinjauan Umum Tentang Antenatal

1. Pengertian ANC (Antenatal Care)

Antenatal Care adalah suatu program yang terencana

berupa observasi, edukasi, dan penangan medik pada ibu hamil,

untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan

persalinan yang aman dan memuaskan13.

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh

tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan

dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai

dengan standar minima l pelayanan antenatal:

a. Timbang berat badan.

b. Ukur tekanan darah.

c. Ukur tinggi fundus uteri.

d. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap.

e. Pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.

f. Tes terhadap penyakit menular seksual.

g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan12.

2. Tujuan Pelayanan ANC (Antenatal Care)14

Tujuan pelayanan ANC sebagai berikut :

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang janin.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,

sosial ibu dan janin.


29

c. Mengenali secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi

selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat ibu maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI Eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan kelurga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

3. Manfaat ANC (Antenatal Care)1

Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas

kesehatan.

a. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi

yang di kandungnya.

b. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan

kehamilannya.

c. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi.

d. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam

menjaga kualitas kehamilan dan marawat bayi.

e. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang

membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang

dikandungnya.
30

4. Jadwal Kunjungan ANC (Antenatal Care)15

Upaya kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian

Antenatal Care (ANC) atau perawatan antenatal (PAN) sekurang-

kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu

sebagai berikut :

a. Trimester pertama (0-12 minggu) : satu kali.

b. Trimester kedua (13-28 minggu) : satu kali.

c. Trimester ketiga (29-40 minggu) : dua kali.

5. Standar Pelayanan ANC (Antenatal Care)

Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan asuhan

antenatal. Standar tersebut merupakan bagian dari lingkup standar

pelayanan kebidanan.

a. Standar 1 Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi

dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan

penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota

keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan

kehamilannya sejak dini secara teratur.

b. Standar 2 Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.

Pemeriksaan meliputi anamnesis dan perkembangan ibu serta

janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan

berlangsung normal.
31

c. Standar 3 Palpasi Abdomen

Bidan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia

kehamilan, memeriksa posisi, bagian terendah janin, dan

masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul untuk mencari

kelainan serta rujukan tepat waktu.

d. Standar 4 Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,

penanganan, dan atau rujukan semua kasus anemia pada

kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Standar 5 Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan

darah pada kehamilan, mengenali tanda dan gejala preeklamsia

lainnya, mengambil tindakan yang tepat, dan merujuknya.

f. Standar 6 Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,

suami, dan keluarganya pada trimester ketiga untuk

memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman,

serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan

baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk,

bila tiba-tiba terjadi keadaan kegawatdarurat. Oleh karena itu,

bidan sebaiknya melakukan kunjungan rumah16.


32

C. Tinjauan Umum Tentang Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum

a. Hiperemesi Gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada

awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan

muntah kadang-kadang begitu hebat di mana segala apa yang

dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat

mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan

sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat

aseton dalam urine bahkan seperti gejala penyakit apenditis,

pielititis dan sebagainya1.

b. Hiperemesi gravidarum adalah kompilkasi kehamilan yang

ditandai dengan mual dan muntah yang tidak dapat

dikendalikan dan terus-menerus sebelum minggu ke-20

kehamilan. Mual dan muntah mempengaruhi sekitar 50% hingga

70% semua ibu hamil, akan tetapi hanya sebagian kecil ibu

mengalami hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum

berat dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan

keseimbangan asam- basa, gangguan keseimbangan elektrolit

dan kehilangan 5% berat badan atau lebih. Jika hiperemesis

berlanjut, hiperemesis dapat membahayakan kesejahteraan

janin17.
33

c. Hiperemesis adalah mual muntah berlebih pada wanita hamil

sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan

umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi18.

2. Etilogi Hiperemesis Gravidarum 19

Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah

ditemukan sebagai berikut :

a. Faktor Predisposisi

Yang sering dikemukakan adalah primigravida,

molahidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi

pada molahidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan

dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada

kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin

dibentuk berlebihan.

b. Faktor organik

Faktor organik meliputi masuknya vili khorialis dalam

sirkulasi maternal, perubahan metabolik akibat kehamilan dan

resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan

serta alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu

terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.

c. Faktor Psikologik

Psikologik memegang peranan yang penting pada

penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan,

takut kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab


34

sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat

memperkuat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar

terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian

kesukaran hidup. Kurangnya penerimaan terhadap kehamilan

dinilai memicu perasaan mual dan muntah ini. Pada waktu hamil

muda, kehamilan dinilai tidak diharapkan, apakah karena

kegagalan kontrasepsi ataupun karena hubungan diluar nikah.

Hal ini bisa memicu penolakan ibu terhadap kehamilannya

tersebut.

d. Faktor Adaptasi dan Hormonal

Pada wanita hamil kekurangan darah lebih sering terjadi

hiperemesis gravidarum dapat dimasukkan dalam ruang lingkup

faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia. Wanita

primigravida dan overdistensi rahim pada hamil ganda dan

hamil molahidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu

tinggi dan menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum.

Peningkatan hormon estrogen dan hormon Chorionic

Gonadtropin (HCG) pada kehamilan dinilai terjadi perubahan

juga pada sistem endokrinologi, terutama untuk hormon

estrogen dan HCG yang dinilai mengalami peningkatan. Sejalan

dengan yang diungkapkan pada point pertama, bahwa pada

kehamilan molahidatidosa dan kehamilan ganda, memang

terjadi pembentukan hormon yang berlebihan.


35

3. Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual

dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat

menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan

alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini

hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik

merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang

jelas, wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung

spastik dengan gejala tak suka makan dan mual akan mengalami

emesis gravidarum yang lebih berat.

Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan

karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi,

Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis

dengan tertimbunya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik, dan

aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan

kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,

sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan

klorida darah turun, demikian pula klorida dalam urin. Selain itu,

dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke

jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan

oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunnya zat metabolik

yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat muntah dan

bertambahnya eskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-


36

muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati, disamping

dehidrasi dan kehilanagn elektrolit, dapat pula terjadi robekan pada

selaput lendir esophagus dan lambung, dengan akibat perdarahan

gastrosintestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan

perdarahan dapat berhenti sendiri, jangan sampai diperlukan

transfusi atau tindakan operatif20.

4. Patologi Hiperemesis Gravidarum3

Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis

gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada

organ-organ tubuh sebagai berikut :

a. Hati

Pada hiperemesi gravidarum tanpa komplikasi hanya

ditemukan degenerasi lemak tanpa nekrosis. Degenerasi lemak

tersebut terletak sentilobuler. Kelainan lemak ini tidak

menyebabkan kematian tapi dianggap menyebabkan muntah

yang terus-menerus.

b. Jantung

Jantung menjadi lebih kecil dari biasanya dan seratnya

atropi.

c. Otak

Adakalanya terdapat bercak-bercak perdarahan pada

otak dan kelainan seperti ensefalopatiwernike dapat dijumpai

kecil-kecil di daerah coroporal mamilaria ventrikel 3 dan 4.


37

d. Ginjal

Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemah dapat

ditemukan pada tubuli controti.

5. Klasifikasi dan Tanda Gejala Hiperemesis Gravidarum21

Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan menjadi 3

tingkatan :

a. Tingkat I

Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap

makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri

epigastrium, nadi meningkat sampai 100 kali per menit dan

tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering,

tugor kulit berkurang, dan urin sedikit tetapi masih normal.

b. Tingkat II

Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum

dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari

100-140 kali per menit, tekanan darah sistolik kurang dari 80

mmHg, apatis kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton,

bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.

c. Tingkat III

Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun,

somnolen sampai koma, nadi kecil, halus, dan cepat, dehidrasi

hebat, suhu badan naik dan tensi turun sekali, ikterus,

komplikasi yang berakibat fatal terjadi pada susunan syaraf


38

pusat (Ensefalopati Wernicke) dengan adanya nistagmus,

diplopia, dan perubahan mental.

6. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum

Umumnya tidak sukar untuk menegakkan diagnosa

Hiperemesis gravidarum. Harus ditentukan adanya kehamilan

muda dan muntah yang terus-menerus, sehingga berpengaruh

terhadap keadaan umum dan juga menyebabkan kekurangan

makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin,

sehingga pengobatan perlu segera di berikan. Juga dapat dilihat

dari hasil pemeriksaan laboratorium, yang menunjukkan adanya

benda keton dalam urine. Namun harus dipikirkan juga

kemungkinan kehamilan muda dengan penyakit Pieloneftritis,

Hepatitis, Ulkus Ventrikal dan Tumor Serebri yang bisa memberikan

gejala muntah19.

7. Komplikasi dari Hiperemesis Gravidarum

Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin,

seperti ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan

fisik ibu menjadi lemah dan dapat pula mengakibatkan gangguan

asam basa, pneumini aspirasi, robekan mukosa pada hubungan

gastroesfagi yang menyebabkan peredaran rupture esophagus,

kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan

pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena

nutrisi tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang


39

mengakibatkan peredaran darah janin berkurang. Pada bayi, jika

hiperemesis terjadi hanya diawal kehamilan tidak berdampak terlalu

serius, tapi jika sepanjang kehamilan ibu menderita hiperemesis

gravidarum, maka kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR,

premature hingga terjadi abortus19.

8. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum19

Penatalaksanaan pada ibu dengan hiperemsis gravidarum

dimulai dengan :

a. Pencegahan

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu

dilakanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang

kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologi,

memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang

muntah merupakan gejala yang fisologi pada kehamilan muda

dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, serta menganjurkan

mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah

kecil tetapi lebih sering.

b. Obat- obatan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala

tidakmengurang maka diperlukan pengobatan. Sedative, vitamin

yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B2 yang berfungsi untuk

mempertahankan kesehatan syaraf, jantung otot serta

meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel. Dan B6


40

berfungsi menurunkan keluhan atau gangguan mual dan

muntah bagi ibu hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak

untuk pembentukan sel darah merah. Antihistaminika juga

dianjurkan, pada keadaan lebih berat diberikan antimimetik

seperti disklomin hidrokhloride, avomin.

c. Isolasi

Isolasi dilakukan dalam kamar yang tenang, cerah dan

peredaran udara yang baik hanya dokter dan perawat yang

boleh keluar masuk kamar sampai muntah berhenti dan pasien

mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar dan tidak

diberikan makanan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-

kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau

hilang tanpa pengobatan.

d. Terapi psikologi

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat

disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan,

kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik

yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini. Bantuan

yang positif dalam mengatasi permasalahan psikologis dan

social dinilai cukup signifikan memberikan kemajuan keadaan

umum.
41

e. Diet

Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk

mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis

secar berangsur-angsur memberikan makanan berenergi dan

zat gizi yang cukup. Adapun tiga macam diet pada hiperemesis

gravidrum, yaitu :

1) Diet hiperemesis I

Diberikan pada pasien dengan hiperemesis gravidarum

tingkat III. Makanan hanya berupa roti kering buah buahan.

Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam

setelahnya. Makanan ini kurang mengandung zat gizi kecuali

vitamin C sehingga hanya diberikan selama beberapa hari.

2) Diet hiperemesis II

Diberikan bila mual dan muntah berkurang. Secara

berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi

tinggi. Pemberi minuman tidak diberikan bersama makanan.

Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali

vitamin.

3) Diet hiperemesis III

Diberikan pada pasien dengan hiperemesis gravidarum

ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh

diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam

semua zat gizi kecuali kalsium.


42

f. Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolik,

karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam

fisiologis sebanyak 2-3 liter/hari. Bila perlu dapat ditambah

kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin

C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam

amino secara intravena.

g. Penghentian kehamilan

Pada beberapa keadaan hipermesis gravidarum yang

sudah cukup parah dan dinilai bisa mengancam kesejahteraan

ibu dan janin maka dapat dipertimbangkan penghentian

kehamilan.

9. Prognosis Hiperemesis Gravidarum

Sebagian besar hipreremesis gravidarum dapat diatasi

dengan berobat jalan sehingga sangat sedikit memerlukan

pengobatan di rumah sakit. Penderita hiperemesis gravidarum yang

dirawat di rumah sakit dengan penanganan yang baik, hampir

seluruhnya dapat dipulangkan dengan memuaskan sehingga

kehamilannnya dapat diteruskan. Namun, pada tingkat yang lebih

berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin12.


43

D. Tinjauan Dalam Islam

1. Al-Qur’an

Dalam Al-Qur‟an ayat yang menerangkan tentang proses

penciptaan manusia diantaranya ialah surah Al-Mukminun ayat 12-

14 :

Terjemahannya :

''Dan, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu


saripati (berasal) dari tanah (12). Kemudian, Kami jadikan saripati
itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13).
Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah. Lalu,
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu
Kami bungkus daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain, maka Maha suci Allah, Pencipta yang paling baik"
[Q.S al-Mukminun (23) : 12-14]22.

Kandungan Surah Al- Mukminun ayat 12-14 :

a. Manusia diciptakan dari saripati tanah yang kemudian

mengalami proses dalam beberapa fase penciptaan dan

kejadiaanya.

b. Allah adalah sebaik-baiknya penciptaan karena seluruh

penciptaan tersebut membuktikan bahwa Allah secara detail

mempersiapkan segala hal yang memungkinkan adanya

kehidupan suatu makhluk ciptaan-Nya, termasuk manusia.


44

c. Proses kejadian manusia terbukti melalui Al-Qur‟an dan ilmu

pengetahuan sehingga hal tersebut harus memperkuat

keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

2. Hadits

Dari Abu „Abdir-Rahman „Abdullah bin Mas‟ud Radhiyallahu

„anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam beliau

bersabda :

“Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan


penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk
nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi
‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi
mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang
Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan
diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya,
ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. “ [Diriwayatkan oleh
al Bukhari dan Muslim]23.

Penjelasan Hadist :

Hadis tersebut menjelaskan tentang proses kejadian

manusia dalam rahim ibunya, yaitu 40 hari pertama berwujud

“nutfah‟‟ (air mani laki-laki bersenyawa dengan sel telur

perempuan), 40 hari kedua berproses menjadi “Alaqah” Segumpal

darah”, 40 hari ketiga berproses menjadi “Mudlghoh” (segumpal

darah). Dan saat berwujud mudglghah itulah Allah SWT mengirim

malaikat untuk memasangkan roh kepadanya bersamaan dengan

ditetapkannya 4 ketentuan23.
45

E. Tinjauan Teori Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajeman Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan (Midwifery management) adalah

pendekatan yang digunakan oleh Bidan dalam menerapkan metode

pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian,

analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, penatalaksanaan

dan evaluasi.

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah

yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran

dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,

keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk

pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien25.

2. Tahapan dalam Manajemen Kebidanan25

Langkah-langkah asuhan kebidanan menurut Varmey

(1997), yaitu sebagai berikut :

a. Langkah I Identifikasi dan Analisa Data Dasar

Langkah ini dilakukan dengan melakukan pengkajian

melalui proses pengumpulan data yang diperlukan untuk

mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap seperti riwayat

kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan, peninjauan

catatan terbaru atau sebelum data laboratorium dan

membandingkannya dengan study.


46

b. Langkah II Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data

secara benar terhadap diagnosis atau masalah kebutuhan

pasien. Masalah atau diagnosis yang spesifik dapat ditemukan

berdasarkan interpretasi yang benar terhadap data dasar.

c. Langkah III Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah

atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis masalah yang

sudah teridentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi yang

cukup dan apabila memungkinkan dilakukan proses

pencegahan atau dalam kondisi tertentu pasien membutuhkan

tindakan segera.

d. Langkah IV Tindakan Segera dan Kolaborasi

Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan

identifikasi dan menetapan beberapa kebutuhan setelah

diagnosis dan masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap

ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan rujukan.

e. Langkah V Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan,

diperlukan perencanaan secara menyeluruh terhadap masalah

diagnosis yang ada. Dalam proses perencanaan asuhan secara

menyeluruh juga dilakukan identifikasi beberapa data yang tidak

lengkap agar pelaksanaan secara menyeluruh dapat berhasil.


47

f. Langkah VI Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Merupakan tahap pelaksanaan dari semua bentuk

rencana sebelumnya, baik terhadap masalah pasien ataupun

diagnosis yang ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan

oleh bidansecara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim

kesehatan lainnya.

g. Langkah VII Evaluasi Asuhan Kebidanan

Tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni

dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun

pelaksanaan yang dilakukan oleh bidan.

3. Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan (SOAP) : 25

a. Data subjektif

Merupakan data yang berisi informasi dari pasien melalui

anamnesis (wawancara) yang merupakan ungkapan langsung

b. Data Objektif

Merupakan data yang didapat dari hasil observasi melalui

pemeriksaan fisik.

c. Assesment

Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi

(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif yang meliputi

diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial, serta

konseling untuk tindak lanjut.


48

d. Planning/Perencanaan

Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan

termasuk asuhan mandiri, kolborasi, tes diagnosis atau

laboratorium, serta konseling.

Bagan 2.1 Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan25

Alur Pikir Bidan Pencatatan dari


Asuhan Kebidanan

Proses Pendokumentasian
Asuhan Kebidanan ManajemenKebidanan

5LANGKAH
7 LANGKAH DARI
(KOMPETENSI SOAP NOTES
HALEN VARNEY
BIDAN)
1. Pengumpulan data Data Subjektif
Objektif
2. Merumuskan Assesment/ Assesment/
Diagnosa Diagnosa Diagnosa
3. Antisipasi
Diagnosa/Masalah
Potensial
4. Tindakan Segera
dan kolaborasi
Asuhan Kebidanan
5. Rencana Tindakan Planning Planning
Asuhan Kebidanan (Dokumentasi,
6. Implementasi Implementasi Implementasi,
Evaluasi)
7. Evaluasi Evaluasi a. Konsul
b. Tes Lab
c. Rujukan
d.
Pendidikan/konseling
e. Follow Up
49

F. Landasan Kewenangan Bidan26

1. Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor

1464/MENKES/PER/2010.

MEMUTUSKAN

Pasal 17

a. Bidan dalam menjalankan praktik mandiri harus memenuhi

persyaratan:

1) Memiliki tempat praktik, ruangan praktik dan peralatan untuk

tindakan asuhan kebidanan,serta peralatan untuk

menunjang pelayanan kesehatan bayi, anak dan balita dan

prasekolah yang memenuhi persyaratan lingkungan sehat.

2) Menyediakan maksimal 2 (dua) tempat tidur untuk

persalinan, dan

3) Memiliki sarana, peralatan dan obat sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

b. Ketentuan persyaratan tempat praktik dan peralatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran

peraturan ini

Pasal 18

a. Dalam melaksanakan praktik/kerja, bidan berkewajiban untuk:

1) Menghormati pasien.

2) Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien

dan pelayanan yang dibutuhkan.


50

3) Merujuk kasus yang bukan kewenangannya, atau tidak

dapat ditangani dengan tepat waktu.

4) Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.

5) Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

6) Melakukan pencatatan asuhan dan pelayanan yang lainnya

secara sistematis.

7) Mematuhi standar dan,

8) Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan

praktik kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan

kematian.

b. Bidan dalam menjalankan praktik/kerja senantiasa

meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui

pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Bidan dalam menjalankan praktik kebidanan harus membantu

program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

Pasal 19

a. Dalam melaksanakan praktik/kerja, bidan mempunyai hak:

1) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan

praktik/kerja sepanjang sesuai dengan standar.


51

2) Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien

dan/atau keluarga.

3) Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan

standar pelayanan.

4) Menerima imbalan jasa profesi.


52

BAB III

STUDI KASUS

No. Register : 01 63 30.

Tanggal Kunjungan : 03 Juni 2016 Pukul : 09. 30 wita.

Tanggal Pengkajian : 03 Juni 2016 Pukul : 11.00 wita.

Nama Pengkaji : Yenni Permatasari.

A. Langkah I . Identifikasi dan Analisa Data Dasar

1. Identitas Istri / Suami

a. Nama istri / suami : Ny “M” / Tn “N”.

b. Umur : 28 Tahun / 39 Tahun.

c. Nikah/Lamanya : 1 kali/± 8 tahun / 1 kali/± 8 tahun.

d. Suku : Makassar / Makassar.

e. Agama : Islam / Islam.

f. Pendidikan : SMA / SMA.

g. Pekerjaan : IRT / Wiraswasta.

h. Alamat : Jl. Tamangapa Raya No. 7 A.

2. Data Biologis

a. Keluhan Utama

1) Ibu mengeluh mual dan muntah setiap kali makan dan

minum sejak tanggal 29 Mei 2016 (sejak 4 hari yang lalu)

dengan frekuensi muntah sebanyak ±9 kali.


53

b. Riwayat Keluahan Utama

1) Mual muntah terutama terjadi pada pagi hari dan setelah

makan, selain itu ibu mengeluh pusing, tidak ada nafsu

makan, sesak nafas, dan nyeri uluh hati. Saat ini ibu merasa

lemah dan tidak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari.

3. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. Ibu mengatakan Ibu hamil yang ketiga dan telah melahirkan

dua kali serta tidak pernah keguguran.

b. Ibu mengatakan HPHT tanggal 02 April 2016.

c. Umur kehamilan ± 2 bulan.

d. Ibu lemah dan tidak dapat mengerjakan pekerjaan sehari-hari.

e. Ibu tidak mengkonsumsi jamu dan obat-obatan khusus.

f. Ibu tidak ada makanan pantangan.

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu

Table 3.3 Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan
No Nifas
Tahun Usia JK Penolong BB PB

1 2009 Aterm L Bidan 3400 gr 50 cm Baik

2 2013 Aterm L Bidan 3100 gr 49 cm Baik

3 2016 Kehamilan sekarang


54

5. Riwayat Kesehatan/ Penyakit Lalu dan Sekarang

a. Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, DM, Paru-paru,

Hepatitis, Hipertensi, TBC, dan Asma.

b. Ibu tidak pernah menderita penyakit kelamin.

c. Ibu tidak pernah operasi dan transfusi darah .

d. Ibu tidak ada riwayat keturunan kembar.

e. Ibu tidak peranh mengkonsumsi obat-obatan, merokok dan

minuman yang berakohol serta suami ibu perokok.

f. Hamil yang lalu tidak mengalami hiperemesis gravidarum.

6. Riwayat Reproduksi

a. Menarche : ± 15 tahun.

b. Siklus haid : 28 - 30 hari.

c. Lamanya haid : 5-7 hari.

d. Disminorhoe : Tidak.

7. Riwayat KB

Ibu pernah menjadi akseptor KB suntik 3 bulan pada tahun

2013 s/d 2015 dan ibu menghentikannya karena ingin menambah

anak.

8. Riwayat Psikososial, Spiritual dan Ekonomi

a. Kehamilan direncanakan bersama suami, tetapi suami kurang

memberikan perhatian pada ibu dikarenakan sibuk bekerja.

b. Keluarga ibu dan suami kurang memberikan perhatian kepada

ibu.
55

c. Pengambilan keputusan dalam keluarga dimusyawarakan

bersama suami.

d. Ibu bekerja tiap hari dan mengurus rumah tangga sendiri.

e. Ibu berharap kehamilannya dapat dipertahankan sampai cukup

bulan dan ditolong oleh bidan dirumah sakit secara alamiah.

f. Ibu selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk

kesehatan diri dan janinnya.

9. Riwayat Kebutuhan Nutrisi Lalu dan Sekarang

a. Pola Nutrisi

1) Sebelum hamil

a) Pola makan : Teratur 3 kali sehari dengan porsi

sedang seperti nasi, lauk, sayur

dan buah.

b) Kebutuhan minum : 6 - 7 gelas/hari.

2) Selama hamil

a) Pola makan : Tidak teratur ±1 - 2 kali sehari

dengan porsi sedikit seperti nasi,

lauk, sayur dan buah.

b) Kebutuhan minum : ± 5 – 4 gelas/hari.

b. Pola Eliminasi

1) Sebelum hamil

a) BAK : Frekuensi 5-6 kaliseharidengan warna

kekuning-kuningan dan berabu amoniak.


56

b) BAB : Frekuensi 1 kali sehari denganwarna kuning muda

dan konsetrasi padat.

2) Selama hamil

a) BAK : Frekuensi ± 4 kali sehari, warna kuning jernih.

b) BAB : Frekuensi 1 kali sehari, konsistesnsi keras, bau

dan warna khas feses.

c. Pola Istirahat

1) Sebelum hamil

a) Tidur siang : ±2 jam sehari (mulai jam 13.00 s/d jam

15.00).

b) Tidur malam : ±8 jam sehari (mulai jam 22.00 s/d jam

06.00).

2) Selama Hamil

Ibu hampir tidak bisa tidur siang karena merasa tidak

nyaman dengan kondisinya saat ini.

d. Pola Aktifitas

1) Sebelum hamil : Semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh

ibu.

2) Selama hamil : Aktivitas sehari-hari terganggu karena

mual muntah yang dialami ibu.

e. Personal hygiene

1) Sebelum hamil

a) Mandi 2 kali sehari menggunakan sabun.


57

b) Sikat gigi menggunakan pasta gigi setiap kali mandi dan

malam hari.

c) Keramas tiga kali seminggu.

d) Mengganti pakaian setiap hari selesai mandi.

2) Selama hamil

a) Mandi 1 kali sehari menggunakan sabun.

b) Sikat gigi menggunakan pasta gigi setiap 2 kali pagi dan

malam hari.

c) Keramas 3 kali seminggu.

d) Mengganti pakaian setiap hari selesai mandi.

10. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum ibu nampak lemah.

b. Kesadaran komposimentis.

c. Turgor kulit kurang baik.

d. TB : 156 cm.

e. BB sebelum hamil 61 kg, BB sekarang 58 kg.

f. Lila : 23,5 cm.

g. Tanda-tanda vital

TD : 100/60 mmHg.

N : 100 x/menit.

S : 37,5°C.

P : 24 x/menit.
58

h. Kepala dan rambut

1) Keadaan rambut agak kotor, berketombe, dan rontok.

2) Tidak ada benjolan dan nyeri tekan.

i. Wajah

1) Tidak ada oedema dan cloasma pada wajah, dan tampak

pucat.

2) Mata tampak cekung, conjungtiva pucat dan scelera

sedikit ikterus.

3) Hidung tidak ada secret dan polip, tidak ada peradangan

dan nyeri tekan.

j. Mulut dan gigi

1) Mulut dan bibir kering, agak berbau, tercium keton pada

nafas.

2) Tidak ada caries pada gigi.

3) Lidah kotor.

k. Telinga

1) Simetris kanan dan kiri.

2) Keadaan telinga bersih, tidak ada secret.

l. Leher

1) Tidak ada pembesaran vena jugularis.

2) Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.

m. Payudara

1) Simetris kiri-kanan.
59

2) Tidak ada massa dan nyeri tekan.

n. Abdomen

1) Tidak ada bekas luka operasi.

2) Ada linea nigra dan striae alba serta tonus otot kendor.

3) Pembesaran perut sesuai umur kehamilan.

4) Tidak ada nyeri tekan saat palpasi.

o. Vulva

1) Tidak ada oedema pada vulva.

2) Tidak ada keputihan.

p. Ekstremitas

1) Atas : Simetris kiri - kanan,pada tangankanan

terpasang infus Dekstrosa 5% 28 tetes per

menit.

2) Bawah : Simetriskiri - kanan, tidak terdapat varises dan

oedema pada tungkai, dan refleks patella

positif kiri - kanan.

q. Pemeriksaan Laboratorium

1) Hb : 11,2 gr%

2) Plano test : Positif (+)

r. Obat-obatan

Obat yang diberikan tanggal 03 Juni 2016 Pukul 09.40

wita.

a. Infus RL : Dextrosa 5%, 2 : 1, 28 tetes per menit.


60

b. Drips Neurobion (Drips dalam RL per 24 jam) 8 tetes per

menit.

c. Ondansetron (injeksi Intra Vena per 8 jam).

d. Ranitidine (injeksi Intra Vena per 8 jam).

e. Acitral sirup 3x1 sdt/ hari.

B. Langkah II. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

GIII PII A0, Gestasi 8 Minggu 6 Hari, Hiperemesis Gravidarum Tingkat

II.

1. GIII PII A0

a. Data Subjektif :

Ibu hamil yang ketiga dan telah melahirkan dua kali serta

tidak pernah keguguran.

b. Data Objektif :

1) Tampak linea nigra dan striae albicans.

2) Tonus otot tampak kendor.

c. Analisa dan Interpretasi Data

Pada kulit terdapat pigmentasi dan hiperpegmintasi alat-

alat tertentu ini disebabkan pengaruh Melanophore Stimulating

Hormone (MSH) meningkat. Linea nigra adalah garis pigmentasi

kulit dari simfisis pubis sampai kebagian atas fundus digaris

tengah tubuh. Kulit perut juga tampak seolah-olah retak, warnya

berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut striae livide.

Setelah partus, striae livide berubah menjadi putih disebut striae


61

albicans. Akibat peregangan dinding perut pada kehamilan

sebelumnya yang mengakibatkan tonus otot perut menjadi

kendor8.

2. Gestasi 8 Minggu 6 Hari

a. Data Subjektif :

1) Ibu mengatakan umur kehamilan ± 2 bulan.

2) HPHT tanggal 02 April 2016.

b. Data Objektif :

1) Tanggal pengkajian 03 Juni 2016.

2) TFU belum teraba.

c. Analisa dan Interpretasi Data

Dari HPHT tanggal 02-04-2016 sampai tanggal

pengkajian 03-06-2016 berdasarkan rumus Neagle, masa

gestasi 8 minggu 6 hari8.

Pada trimester I bagian-bagian janin secara objektif

belum dapat diketahui pemeriksa dengan cara palpasi

karena bagian janin dapat dirasakan oleh ibu dan pemeriksa

mulai usia kehamilan 16-20 minggu11.

3. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II

a. Data Subjektif :

1) Berat badan sebelum hamil 61 Kg.

2) Tidak ada nafsu makan.


62

3) Ibu muntah setiap kali makan dengan frekuensi muntah

±9 kali sehari.

b. Data Objektif :

1) Berat badan pada saat hamil 58 Kg.

2) Ibu tampak lemah.

3) Bibir nampak kering dan lidah kotor, nafas agak berbau

(aseton).

4) Tugor kulit kurang baik.

5) Mata cekung konjungtiva pucat, sklera agak ikterus.

6) Tanda-tanda vital :

TD : 100/60 mmHg.

N : 100 x/menit.

S : 37,5°C.

P : 24 x/menit.

c. Analisa dan Interpretasi Data

Pada hiperemesis gravidarum tingkat II, mual dan

muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum pasien

lemah, apatis, turgor kulit makin berkurang, lidah kering dan

kotor, gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung, tekanan

darah menurun, nadi meningkat, berat badan makin

menurun, nafas berbau aseton21.

Hiperememis gravidarum dapat mengakibatkan

cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk


63

keperluan energi, Karena oksidasi lemak yang tidak

sempurna, terjadilah ketosis.

Mual dan muntah terus-menerus dapat menyebabkan

dehidrasi. sehingga cairan ekstraseluler dan plasma

berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian pula

klorida dalam urine. Selain itu, dehidrasi menyebabkan

hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan

berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan

oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunnya zat

metabolic yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat

muntah dan bertambahnya eskresi lewat ginjal, menambah

frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak 20.

C. LangkahIII.Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial

1. Potensial terjadi hiperemesis gravidarum tingkat III.

a. Data Subjektif :

1) Ibu mual dan muntah setiap kali makan.

2) Tidak ada nafsu makan.

3) bu merasa lemah.

4) Berat badan sekarang 58 Kg, dan sebelum hamil 61 Kg.

b. Data Objektif :

1) KU ibu lemah.

2) Wajah pucat, konjungtiva agak pucat, sklera agak ikterus,

bibir kering, lidah kotor dan nafas agak berbau (aseton).


64

3) Tugor kulit kurang baik.

4) Penurunan berat badan 3 Kg.

c. Analisa dan Interpretasi Data

Hiperemesis gravidarum tingkat II yang tidak

tertangani dengan baik dapat berlanjut menjadi hiperemesisi

Gravidarum tingkat III dengan gejala keadaan umum jelek,

kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi

kecil, halus, dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik

dan tensi turun sekali, ikterus, komplikasi yang berakibat

fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (Ensefalopati

Wernicke) dengan adanya nistagmus, diplopia, dan

perubahan mental21.

2. Potensial terjadinya retardasi pertumbuhan janin.

a. Data Subjektif :

1) Tidak ada nafsu makan.

2) Ibu mual dan muntah setiap kali makan.

b. Data Objektif :

1) Berat badan sekarang 58 Kg, dan sebelum hamil 61 Kg.

c. Analisa dan Interpretasi Data.

Muntah yang berlebihan menyebabkan kekurangan

nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan

dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini

aspirasi, robekan mukosa pada hubungan gastroesfagi yang


65

menyebabkan peredaran rupture esophagus, kerusakan hepar

dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi tidak

terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang

mengakibatkan peredaran darah janin berkurang19.

D. Langkah IV. Tindakan Segera dan Kolaborasi

Lanjutkan pemberian cairan dan obat-obatan.

E. Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

1. Diagnosa : GIII PII A0, Gestasi 8 Minggu 6 Hari, dengan

Hiperemesis Gravidarum Tingkat II.

2. Masalah Aktual : -

3. Masalah Potensial

1) Antisipasi terjadi hyperemesis gravidarum tingkat III.

2) Antisipasi terjadi retardasi pertumbuhan janin.

4. Tujuan :

a. Kehamilan berlangsung normal.

b. Hiperemesis gravidarum tingkat II teratasi.

c. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi.

d. Hyperemesis gravidarum tingkat III tidak terjadi.

e. Retradasi pertumbuhan janin tidak terjadi.

5. Kriteria

a. Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan.

b. Keadaan umum ibu, ditandai dengan :


66

1) TTV dalam batas normal

TD : Sistole : 90 - 120 mmHg.

Diastole : 70 - 90 mmHg.

Nadi : 70 - 90 x/menit.

Suhu : 36,5 ⁰ C – 37,5 ⁰ C.

Pernafasan : 16 - 24 x/menit.

2) Pertambahan berat badan yaitu 1-2,5 kg.

3) Mual dan muntah berhenti.

4) Nafsu makan baik.

5) Turgor kulit baik.

6) Bibir lembab, lidah bersih, nafas tidak berbau (tidak

berbau aseton).

7) Mata tidak cekung, konjungtiva merah muda, sclera

tidak ikterus.

8) Ibu dapat beristirahat dengan tenang.

9) Ibu dapat beradaptasi dengan keadaannya.

10) Ekspresi wajah tidak cemas.

11) Ibu tidak bertanya-tanya lagi tentang keadaannya.

12) Kenaikan berat badan sesuai dengan usia kehamilan,

yaitu 1 – 2,5 kg pada trimester I.

6. Rencana Tindakan

Tanggal 03 Juni 2016 Pukul 11.00 wita.

a. Observasi mual dan muntah.


67

Rasional : Berkurangnya frekuensi jumlah muntah (cairan

yang keluar) menandakan kemajuan kondisi ibu

yang menggambarkan reaksi positif terhadap

perawatan dan pengobatan yang di berikan.

a. Observasi tanda-tanda vital dan tugor kulit.

Rasional: Tanda-tanda vital dan tugor kulit sebagai dasar

untuk menilai perkembangan kesehatan ibu.

b. Observasi bibir/membran mukosa dan derajat salivasi.

Rasional : Bibir/membran yang kering dan penurunan saliva,

adalah indicator lanjut dari dehidrasi.

c. Observasi pengeluaran urine.

Rasional : Untuk mengetahui seberapa banyak pengeluaran

urine.

d. Obsevasi tetesan cairan infuse RL : Dextrose 5% = 2 :1.

Rasional : Cairan Dextrose danRLdapat membantu

mengganticairan dan elektrolit yang keluar

melalui muntah karena setiap 1000 ml larutan

dextrose 5 % mengandung glukosa 55,0 % gr

sedangkan RL mengandung natrium laktat 6,1 gr,

natrium klorida 6,0 gr dan kalium klorida 0,4 % gr.

e. Anjurkan ibu makanan sedikit demi sedikit tapi sering.

Rasional : Pemberian makanan sedikit demi sedikit dapat


68

merangsang nafsu makan dan mencegah

kontraksi asam lambung yang berlebihan yang

dapat merangsang terjadinya mual sampai

muntah.

f. Anjurkan ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung.

Rasional : Istirahat yang cukup dan pembatasan pengunjung

dapat menambah ketenangan dan rasa nyaman

pada ibu.

g. Berikan dukungan psikologis pada ibu dan memberi

kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.

Rasional: Komunikasi terbuka membantuibuuntuk

mengontrol, mengurangi kecemasan dan

menghilangkan reaksi terhadap stress yang

dirasakannya sehingga menciptakan ketenangan

batin, dan ibu dapat lebih tenang.

h. Berikan Health Education tentang :

1) Gizi seimbang

2) Istirahat yang cukup

3) Tanda bahaya kehamilan

Rasional :

1) Gizi seimbang

Kebutuhan gizi yang diperlukan oleh ibu hamil

digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.


69

2) Istirahat yang cukup

Dengan istirahat yang cukup dapat membantu

memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan dengan

pertumbuhan dan perkembangan janin dan mengurangi

beban kerja jantung.

3) Tanda bahaya kehamilan

Dengan memberitahu ibu tentang tanda bahaya

kehamilan, ibu dapat mengerti dan melaksanakan

anjuran bidan jika mengalami tanda-tanda tersebut.

i. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu.

Rasional : Menyampaikan hasil pemeriksaantentang

keadaan umum ibu dan keadaan kehamilannya

sehingga ibu dapat mengetahui perkembangan

kondisinya.

F. Langkah VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Tanggal 03 Juni 2016 Pukul 11.00 wita.

1. Mengobservasi mual dan muntah.

Hasil : Frekuensi muntah ±9 kali sehari, setiap kali makan dan

minum.

2. Mengobservasi tanda-tanda vital dan tugor kulit.

Hasil :

a) TTV : TD : 100/60 mmHg.

N : 100 x/menit.
70

S : 37,5°C.

P : 24 x/menit.

b) Tugor kulit kurang baik.

3. Mengobservasi bibir/membran mukosa dan derajat salivasi.

Hasil : Tampak bibir/membran mukosa kering, saliva berkurang.

Menunjukkan ibu dalam keadaan dehidrasi.

4. Mengobservasi pengeluaran urine.

Hasil : Pengeluaranurine ± 100 cc dalam 4 jam, dari jam 10.00

sampai dengan jam 15.00 wita.

5. Penatalaksanaan pemberian cairan secara intravena yaitu

infuse RL : Dextrose 5% = 2 : 1.

Hasil : Terpasang cairan RL 28 tetes/menit di tangan kanan ibu.

6. Menganjurkan ibu makan sedikit demi sedikit tapi sering.

Hasil : Ibu bersedia melakukannya.

7. Menganjurkan ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung.

Hasil : Ibu bersediauntukmelaksanakananjuran yang

diberikan.

8. Memberikann dukungan psikologis pada ibu dan memberi

kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.

Hasil : Ibu merasa lebih baik dan tenang dengan kondisinya

Saat ini.

9. Memberikan Health Education tentang :

a. Gizi seimbang
71

b. Istirahat yang cukup

c. Tanda bahaya kehamilan

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan

bersedia melakukan anjuran yang diberikan.

10. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu.

Hasil : Ibu mengetahu keadaanya sekarang.

G. Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan

Tanggal 03 Juni 2016 pukul 11. 50 wita.

1. Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan.

2. Keadaan ibu masih tampak lemah, ditandai dengan :

TTV : TD : 100/60 mmHg.

N : 100 x/menit.

S : 37,5°C.

P : 24 x/menit.

3. Ibu masih muntah tiap mengkonsumsi makanan.

4. Nafsu makan ibu masih kurang, makan tidak dihabiskan.

5. Bibir kering, lidah kotor, nafas agak berbau (berbau aseton).

6. Mata cekung, konjungtiva masih pucat dan scelera sedikit

ikterus.

7. Kemungkinan tidak terjadi retradasi, walaupun berat badan ibu

lebih rendah dari sebelumya namun pembesaran perut sesuai

dengan usia kehamilan.


72

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “M’’


TANGGAL 03 JUNI 2016

No. Register : 01 63 30.

Tanggal Kunjungan : 03 Juni 2016 Pukul : 09. 30 wita.

Tanggal Pengkajian : 03 Juni 2016 Pukul : 11.00 wita.

Nama Pengkaji : Yenni Permatasari.

A. Identitas Istri / Suami

1. Nama istri / suami : Ny “M” / Tn “N”.

2. Umur : 28 Tahun / 39 Tahun.

3. Nikah/Lamanya : 1 kali/± 8 tahun / 1 kali/± 8 tahun.

4. Suku : Makassar / Makassar.

5. Agama : Islam / Islam.

6. Pendidikan : SMA / SMA.

7. Pekerjaan : IRT / Wiraswasta.

8. Alamat : Jl. Tamangapa Raya No. 7 A.

B. Data Subjectif (S)

1. Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga, pernah melahirkan dan tidak

pernah keguguran.

2. HPHT tanggal 02 April 2016.

3. Ibu mengatakan umur kehamilannya ± 2 bulan.

4. Ibu mual dan muntah setiap mengkonsumsi makanan dengan

frekuensi ±9 kali sehari.

5. Ibu tidak ada nafsu makan sehingga merasa lemah.


73

6. Ibu tidak pernah merasakan nyeri perut hebat selama hamil.

7. Ibu tidak ada riwayat hyperemesis gravidarum pada kehamilan

sebelumnya.

C. Data Objectif (O)

1. TP 09 Januari 2017.

2. Tanggal pengkajian 03 Juni 2016.

3. Keadaan ibu lemah.

4. BB sebelum hamil 61 Kg dan pada saat hamil 58 Kg.

TTV : TD : 100/60 mmHg,

N : 100 x/menit

S : 37,5°C

P : 24 x/menit

5. Tugor kulit kurang baik.

6. Wajah ibu tampak pucat dan tidak ada cloasma gravidarum.

7. Sclera agak ikterus, konjungtiva pucat dan mata cekung.

8. Mulut kering, agak berbau, nafas berbau aseton,bibir dan lidah

kering serta kotor.

9. Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis.

10. Payudara simetris kiri-kanan, tidak ada massa dan nyeri tekan.

11. Abdomen tidak ada bekas luka operasi, ada linea nigra dan striae

alba serta tonus otot kendor, pembesaran perut sesuai umur

kehamilan, dan tidak ada nyeri tekan saat palpasi.

12. Vulva tidak ada oedema pada vulva serta tidak ada keputihan.
74

13. Ekstremitas

a) Atas : Simetris kiri - kanan, Pada tangan kanan terpasang infus

Dekstrosa 5% 28 tetes per menit.

b) Bawah : Simetris kiri – kanan, tidak terdapat varises dan

oedema pada tungkai, dan refleks patella positif kiri - kanan.

14. Pemeriksaan Laboratorium

a) Hb : 11,2 gr%

b) Plano test :Positif (+)

15. Obat-obatan

Obat yang diberikan tanggal 03 Juni 2016 Pukul 09.40 wita.

a) Infus RL : Dextrosa 5%, 2 : 1, 28 tetes per menit.

b) Neurobion (Drips dalam RL per 24 jam) 8 tetes per menit.

c) Ondansetron (injeksi Intra Vena per 8 jam)

d) Ranitidine (injeksi Intra Vena per 8 jam)

e) Acitral sirup 3x1 sdt/ hari.

D. Assesment (A)

1. Diagnosa :

GIII PII A0, Gestasi 8 Minggu 6 Hari, Hiperemesis Hiperemesis

Gravidarum Tingkat II.

2. Masalah Potensial :

a. Terjadinya hyperemesis gravidarum tingkat III.

b. Terjadinya retradasi pertumbuhan janin.

b. Tindakan segera/ Kolaborasi :


75

a. Neurobion (Drips dalam RL per 24 jam) 8 tetes per menit.

b. Ondansetron (injeksi Intra Vena per 8 jam).

c. Ranitidine (injeksi Intra Vena per 8 jam).

d. Acitral sirup 3x1 sdt/ hari.

E. Planning (P)

Tanggal 03 Juni 2016 Pukul 11.00 wita

1. Mengobservasi mual dan muntah.

Hasil : Frekuensi muntah ±9 kali sehari, setiap kali makan dan

minum.

2. Mengobservasi tanda-tanda vital dan tugor kulit.

Hasil :

a. TTV : TD : 100/60 mmHg.

N : 100 x/menit.

S : 37,5°C.

P : 24 x/menit.

b. Tugor kulit kurang baik.

3. Mengobservasi bibir dan membran mukosa dan derajat salivasi.

Hasil : Tampak bibir/membran mukosa kering, saliva berkurang.

Menunjukkan ibu dalam keadaan dehidrasi.

4. Mengobservasi pengeluaran urine.

Hasil : Pengeluaran urine± 100 cc dalam 4 jam, dari jam 10.00

sampai dengan jam 15.00 wita.


76

5. Penatalaksanaan pemberian cairan secara intravena yaitu infuse

RL : Dextrose 5% = 2 : 1.

Hasil : Terpasang infuse RL 28 tetes/menit di tangan kanan ibu.

6. Menganjurkan ibu makan sedikit demi sedikit tapi sering.

Hasil : Ibu bersedia melakukannya.

7. Menganjurkan ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung.

Hasil : Ibu bersedia untuk melaksanakan anjuran yang diberikan.

8. Memberikann dukungan psikologis pada ibu dan memberi

kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.

Hasil : Ibu merasa lebih baik dan lebih tenang dengan kondisinya

saat ini.

9. Memberikan Health Education tentang :

a. Gizi seimbang

b. Istirahat yang cukup

c. Tanda bahaya kehamilan

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan

bersedia melakukan anjuran yang diberikan.

10. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu.

Hasil : Ibu mengetahu keadaanya sekarang.


77

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “M’’


TANGGAL 04 JUNI 2016

A. Data Subjectif (S)

1. Ibu mengatakan mual dan muntah mulai berkurang.

2. Ibu mengatakan nafsu makan mulai membaik.

3. Ibu masih sedikit pusing.

4. Ibu merasa nyeri ulu hati mulai berkurang.

5. BAK lancar, dan ibu belum BAB sejak tadi pagi.

B. Data Objectif (O)

1. Keadaan umum ibu masih lemah.

2. Kesadaran ibu baik.

3. TTV : TD : 100/ 60 mmHg.

N : 86 x/menit.

S : 37 ⁰ C.

P : 22 x/menit,

3. Ibu muntah sebanyak 3 kali.

4. Tugor kulit mulai membaik.

5. Wajah ibu sedikit pucat, tidak ada cloasma gravidarum.

6. Sclera putih, konjungtiva masih pucat dan mata cekung.

C. Assesment (A)

1. Diagnosa :

GIII PII A0, Gestasi 9 Minggu, Hiperemesis Hiperemesis

Gravidarum Tingkat II.


78

2. Masalah Potensial :

a. Terjadinya hyperemesis gravidarum tingkat III.

b. Terjadinya retradasi pertumbuhan janin.

3. Tindakan segera/ Kolaborasi :

a. Neurobion (Drips dalam RL per 24 jam) 8 tetes per menit.

b. Ondansetron (injeksi Intra Vena per 8 jam)

c. Ranitidine (injeksi Intra Vena per 8 jam)

d. Acitral sirup 3x1 sdt/ hari..

D. Planning (P)

Tanggal 04 Juni 2016 Pukul 14.00 wita

1. Mengobservasi tanda-tanda vital dan tugor kulit.

Hasil :

a. TTV : TD : 100/60 mmHg.

N : 86x/menit.

S : 37 °C.

P : 22 x/menit.

b. Tugor kulit mulai membaik.

2. Mengobservasi mual dan muntah.

Hasil : Frekuensi muntah berkurang menjadi 3 kali.

3. Mengobservasi bibir/membran mukosa dan derajat salivasi.

Hasil : Tampak bibir/membranmukosa kering, saliva berkurang

menunjukkan ibu dalam keadaan dehidrasi.


79

4. Mengobservasi pengeluaran urine.

Hasil : pengeluaran ± 250 cc dalam 8 jam.

5. Mengobservasi tetesan cairan pemberian caira infuse RL.

Hasil : Terpasang cairan RL 28 tetes/ menit pada tangan kanan ibu.

6. Menganjurkan ibu makan sedikit demi sedikit tapi sering.

Hasil : ibu bersedia melakukannya.

7. Menganjurkan ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung.

Hasil : Ibu bersedia untuk melaksanakan anjuran yang diberikan.

8. Memberikann dukungan psikologis pada ibu dan memberi

kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.

Hasil : Ibu merasa lebih baik dan lebih tenang dengan kondisinya

saat ini.

9. Memberikan Health Education tentang :

a. Gizi seimbang

b. Istirahat yang cukup

c. Tanda bahaya kehamilan

Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan

bersedia melakukan anjuran yang diberikan.

10. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu lebih baik

dari sebelumnya.

Hasil : Ibu mengetahu keadaanya sekarang.


80

PENDOKUMETASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN NY “M”


TANGGAL 05 JUNI 2016

A. Data Subjectif (S)

1. Ibu mengatakan muntah sudah berhenti, namun masih agak sedikit

mual.

2. Ibu merasa sudah lebih baik dari sebelumnya.

3. Ibu mengatakan mulai banyak minum air putih.

4. Ibu merasa tidak terlalu pusing.

B. Data Objektif (O)

1. KU ibu nampak baik

2. TTV : TD : 110/70 mmHg

N : 80 x/menit

S : 37,5°C

P : 22 x/menit

2. Ibu sudah bisa makan dan minum, tidak muntah lagi.

3. BAK lancar dengan frekuensi 3-4 kali sehari, dan BAB 1 kali.

4. Terpasang infus RL IV 28 tetes/menit botol ke empat.

E. Assesment (A)

1. Diagnosa : GIII PII A0, Gestasi 9 Minggu 1 Hari.

2. Masalah Potensial : -

3. Tindakan segera/ Kolaborasi :

a. Neurobion (Drips dalam RL per 24 jam) 8 tetes per menit.

b. Ondansetron (injeksi Intra Vena per 8 jam)


81

c. Ranitidine (injeksi Intra Vena per 8 jam)

d. Acitral sirup 3x1 sdt/ hari.

F. Planning (P)

Tanggal 05 Juni 2016 Pukul 09.30 wita.

1. Mengobservasi tanda-tanda vital

Hasil : TD : 110/70 mmHg.

N : 80 x/menit.

P : 20 x/menit.

S : 36,5°C.

3. Mengobservasi keadaan mual dan muntah.

Hasil : Ibu masih mual dan tidak muntah lagi.

4. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat dan cairan infus.

Hasil : Obat oral Acitral 3x1 sdt/hari dianjutkan dan infus di aff.

5. Meninjau ulang berat badan.

Hasil : Berat badan ibu 2 hari yang lalu adalah 58 kg, dan berat

badan sekarang masih 58 kg.

6. Menganjurkan pada klien untuk lebih banyak beristrirahat.

Hasil : Ibu mengerti dan besedia melakukannya,

7. Aff infus.

Hasil : Pukul 10.00 infus di aff.

8. Mengingatkan kembali untuk makan sedikit- demi sedikit tapi

sering, minum yang manis dan dalam keadaan hangat.

Hasil : Ibu bersedia melaksanakan yang dianjurkan.


82

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan yang terjadi

antara tinjauan pustaka dengan kasus dalam penerapan Asuhan

Kebidanan pada ibu Hamil Ny. “M” dengan Hiperemsis Gravidarum

Tingkat II di RSB Masyita pada tanggal 03 Juni 2016 s/d 05 Juni 2016.

Pembahasan ini disusun berdasarkan dari asuhan yang nyata

dengan pendekatan Manajemen Asuhan Kebidanan yang terdiri dari 7

langkah :

A. Identifikasi Data Dasar

Dalam pengkajian dimulai dari pengumpulan data berupa

anamnese serta data-data yang dapat ditemukan saat melakukan

anamnese yang dapat mendukung terjadinya kasus tersebut. Setelah

dilakukan anamnese dilakukan pemeriksaan fisik berupa inspeksi,

palpasi, perkusi dan auskultasi kemudian pemeriksaan laboratorium

untuk mendukung hasil pemeriksaan.

Dalam teori ibu hamil dikatakan mengalami hiperemesis

gravidarum tingkat II jika mengalami keluhan-keluahan sebagai berikut:

gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan,

haus hebat, subfebris, nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit,

tekanan darah sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis kulit pucat, lidah

kotor, kadang ikterus, aseton, nyeri epigastrum, tidak ada nafsu

makan, dan berat badan cepat menurun21.


83

Pada kasus Ny “M” menunjukkan adanya persamaan tanda dan

gejala seperti mual muntah setiap kali makan dan minum, merasakan

nyeri epigastrum dan tidak ada nafsu makan serta ibu tamapk pucat

dan lemah, mata cekung, konjungtiva agak pucat, sclera ikterus, bibir

tampak kering, tugor kulit kurang baik dengan tanda-tanda vital : TD :

100/60 mmHg, N : 100 x/menit, S: 37,5°C, P: 24 x/menit.

Berdasarkan data diatas, tidak ditemukan adanya kesenjangan

antara tinjuan pustaka dengan studi kasus pada Ny “M” dengan

hiperemesis gravidarum di RSB Masyita.

B. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

Dalam menegakkan suatu diagnosa atau masalah kebidanan

harus didukung dan ditunjang oleh beberapa data baik data subjektif

maupun data objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian yang telah

dilaksanakan.

Tinjauan pustaka dijelaskan bahwa mual dan muntah yang

berlebihan menyebabkan kehilangan cairan ekstrakuler dan plasma

berkurang, sehingga terjadi dehidrasi dan akibat muntah sebagian

cairan lambung serta elektrolit natrium, kalium dan kalsium berkurang.

Penurunan kalium akan menambah beratnya muntah sehingga

mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk

keperluan energi sedangkan asupan makanan sangat kurang sehingga

menyebabkan turunnya berat badan klien20.


84

Dengan melihat data-data yang diperoleh dari pengkajian maka

penulis merumuskan diagnosa/masalah aktual pada Ny “M‟‟ adalah

hiperemesis gravidarum tingkat II. Dengan demikian penerapan

tinjauan pustaka dengan studi kasus pada Ny”M” secara garis besar

tampak ada persamaan dalam diagnosa yang diteggakan sehingga

memudahkan dalam memberikan tindakan selanjutnya.

C. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

Berdasarkan tinjauan pustaka jika hiperemesis gravidarum

tingkat II jika tidak ditangani dengan baik dapat berlanjut menjadi

hiperemesis gravidarum tingkat III dengan tanda gejala keadaan umum

jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil,

halus, dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tensi turun

sekali, ikterus, komplikasi yang berakibat fatal terjadi pada susunan

syaraf pusat (Ensefalopati Wernicke) dengan adanya nistagmus,

diplopia, dan perubahan mental.

Akibat muntah yang berlebihan menyebabkan kekurangan

nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan dapat

pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan

mukosa pada hubungan gastroesfagi yang menyebabkan peredaran

rupture esophagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan

memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin

karena nutrisi tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan,

yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang19.


85

Pada pengkajian data kasus Ny.”M” diperoleh ibu tampak pucat,

porsi makan tidak dihabiskan, BB menurun dari 61 Kg menjadi 58 Kg.

sehingga penulis merumuskan diagnosa potensial/masalah potensial

adalah hiperemesis gravidarum tingkat III dan ganggaun pertumbuhan

dan perkembangan janin.

Hal ini menunjukkan adanya persamaan pada tinjauan pustaka

dengan studi kasus Ny “M” di RSB. Masyita.

D. Melaksanakan Tindakan Segera/ Kolaborasi

Tinjauan pustaka menunjukkan ada beberapa data mungkin

mengidentifikasi situasi gawat dimana bidan harus bertindak segera

untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak. Situasi lainnya bila

saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau

kolaborasi dengan dokter, pada tinjauan kasus NY “M” ada data yang

menunjang untuk melakukan tindakan segera atau kolaborasi.

Pada tinjauan kasus tindakan yang dilakukan pada NY ”M”

hiperemesis gravidarum tingkat II yang berpotensi terjadi hiperemesis

gravidarum tingkat III.

Berdasarkan uraian diatas tidak ada kesenjangan antara

tinjauan pustaka dengan studi kasus NY. “M” di RSB. Masyita.

E. Rencana Tindakan

Adapun rencana tindakan yang dilakuakn Ny “M” mulai hari

pertama hingga hari ke tiga yang dilakukan berdasarkan diagnosa dan

tinjauan kepustakaan, tindakan yang dilakukan pada Ny.”M” dengan


86

hiperemesis gravidarum tingkat II adalah memantau keadaan muntah

ibu, tanda-tanda vital, terapi obat-obatan melalui oral dan parental

(cairan) serta terapi psikologis. Begitu pula rencana tindakan yang

dilakukan pada kasus Ny.”M” dalam hal ini perencanaan pada tinjauan

kasus dan tinjauan pada kepustakaan tidak ada kesenjangan yang

berarti bahwa setiap perencanaan disesuaikan dengan kebutuhan

klien, kriteria serta tujuan yang akan dicapai.

F. Melaksanakan Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada tahap pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.”M”.

penulis melaksanakan sesuai rencana yaitu penatalaksanaan

pemberian cairan dan kolaborasi terapi obat, serta melakukan terapi

psikologis. Pada tahap ini penulis tidak menemukan permasalahan

yang berarti, hal ini di tunjang oleh klien dan keluarganya kooperatif

dalam menerima semua anjuran dan tindakan yang diberikan.

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan dalam pelaksanaan yang

terjadi pada teori dan pada kasus Ny. “M” bahwa dalam pemberian

makanan diberikan dalam porsi kecil namun sering hal ini dilakukan

untuk membantu mengurangi mual dan muntah akibat makanan atau

minuman yang masuk melalui oral.

G. Evaluasi

Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni

dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan

yang dilakukan oleh bidan.


87

Hasil evaluasi setelah penangan hiperemsis gravidarum pada

ibu diperoleh pada tanggal 03 Juni s/d 05 Juni 2016 yaitu keadaan

umum ibu sudah membaik mual muntah berkurang, tanda-tanda vital

dalam keadaan normal, dehidrasi sudah teratasi, pembesaran perut

sesuai umur kehamilan dan infus ibu sudah di aff pukul 10.00 wita

serta ibu mengerti tentang penjelasan dan anjuran yang diberikan.


88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan selama 3 hari

pada Ny. “M” dengan hiperemsis gravidarum tingkat II di RSB. Masyita,

maka melalui bab ini, penulis menarik kesimpulan dan saran sebagai

berikut :

A. Kesimpulan

1. Pada kasus Ny. “M” dengan Hiperemesis Gravdiarum Tingkat II,

identifikasi dan analisa data dasar telah dilakukan dengan

melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik berupa inspeksi, palpasi,

perkusi dan auskultasi, dan pemeriksaan laboratorium.

2. Dari hasil yang ada, sesuai hasil identifikasi dan analisa data dasar,

telah di interpretasi diagnosa/masalah actual pada Ny. “M” yaitu

Hiperemesis Gravidarum Tingkat II.

3. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II jika tidak ditangani dengan baik

maka akan berlanjut menjadi lebih berat yakni terjadi Hiperemesis

Tingkat III.

4. Pada kasus Ny “M” dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II

telah dilakukan kolaborasi anatar bidan dan dokter, dengan hasil

kolaborasi yaitu pemberian cairan infus Infus (RL : Dextrosa 5%, 2 :

1, 28 tetes/menit, Drips Neurobion (Drips dalam RL per 24 jam) 8

tetes per menit, pemberian obat Ondansetron (injeksi Intra Vena


89

per 8 jam), Ranitidine (injeksi Intra Vena per 8 jam) dan Acitral sirup

3x1 sdt/hari.

5. Rencana tindakan yang dilakukan pada Ny. “M” yaitu observasi

mual dan muntah mengenai frekuensi, jumlah dan warna, KU, TTV,

gejala-gejala komplikasi dini, jelaskan bahwa hiperemesis

gravidarum adalah hal yang fisiologi yang biasa terjadi pada wanita

hamil muda sehingga ibu bisa mengerti dan tidak cemas.

6. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan pada Ny “M” semua

berjalan dengan lancar dimana semua rencana tindakan dapat

dilaksanakan.

7. Evaluasi yang dapat diidentifikasi pada Ny “M” ibu sangat

kerjasama sehingga tahap-tahap perkembanagn kesehatan ibu

sangat memuaskan sehingga tidak terjadi hiperemesis gravidarum

tingkat III dan tidak ada komplikasi berat yang menyertainya.

8. Pendokumentasian hasil asuhan kebidanan telah dibuat dalam

bentuk SOAP yang digunakan sebagai pertanggung jawaban

terhadap asuhan yang diberikan.

9. Pada penulisan KTI ini, kasus asuahan antenatal pada Ny. “M”

Gestasi 8 Minggu 6 Hari dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat II

dapat disimpulakan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan

studi kasus yang dilakukan oleh penulis.


90

B. Saran

1. Saran Untuk Bidan

Sebagai seorang petugas kesehatan khususnya bidan

diharapkan dapat mengetahui tanda dan gejala hipermesis

gravidarum sehingga dapat mendeteksi lebih awal tanda dan gejala

hiperemesis gravidarum dan dapat segera mengambil keputusan

klinik yang tepat.

2. Saran Bagi Ibu Hamil

a. Diharapkan klien (ibu hamil) dapat segera memeriksakan dirinya

sejak merasa dirinya hamil.

b. Diharapkan ibu hamil rajin memeriksakan diri selama hamil dan

bersedia melaksanakan nasehat serta anjuran kesehatan yang

diberikan oleh petugas kesehatan.

3. Saran Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan setiap institusi pendidikan dapat meningkatkan

dan mengembangkan metode pelaksanaan manajemen asuhan

kebidanan dalam memecahkan masalah kebidanan.


91

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo.S. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo. 2012 : 139-146, 185, 213, 278, 815-816.

2. Reeder, Sharon, J, et al. Keperawatan Maternitas Kesehatan


Wanita, Bayi, & Keluarga.Jakarta : EGC. 2011 : 204.

3. Solikhah,Umi. Asuahn Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika.


2011 : 67.

4. Yasa, Cika, Aril. 2012 Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil


Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarumndi Rsud Ujung Berung
Pada Periode 2010 – 2011.
(http://elibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.00.10854.pdf) Di akses 22
Agustus 2016.

5. Profil RSB. Masyita Makassar

6. Pudiastuti, Dewi, Ratna. Buku Ajar Kebidanan Komunitas.


Yogyakarta: Nuha Medika. 2011 : 92.

7. Janiwarty, Bethasaida, Pieter, Zan, Herri. Pendidikan Psikologi untuk


Bidan. Yogyakarta : Rapha Publishing. 2013 : 224.

8. Jannah, Nurul. Buku Ajar Asuhan Kebidanan : Kehamilan.


Yogyakarta: CV. Andi OFFSET. 2012 : 82, 89,87-90, 97-104, 106,
107-109, 187-191.

9. Maryuni, Anik. Biologi Reproduksi Dalam Kebidanan.Jakarta : TIM.


2010 : 300-302.

10. Asrinah, et al. Asuhan Kebidana Masa Kehamilan.Yogyakarta :


Graha Ilmu. 2010 :73.

11. Indrayani. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta : TIM. 2011 :139-
145.

12. N, Novitasari. 2015. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. W


G2p1a0 Hamil 10 Minggu Dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat
II Di RSUSD Karanganyar (http://eprints.uns.ac.id/16954/3/BABII.pdf
7). Diakses tanggal 22 Mei 2016.

13. Mufdillah. Antenatal Care Focused. Yogyakarta : Nuha Medika. 2009


: 7-9.
92

14. Pudiastuti, D, Ratna. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal &
Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika. 2012 : 1,188.

15. Anita, Lockhart, & Lyndon Saputra. Asuhan Kebidana Kehamilan


Fisiologi &Patologi,Terj. A. Hartono. Jakarta : Bina Rupa Aksara
Publish. 2014 : 15.

16. Dewi, Lia, Nanny, Vivian, & Sunarsih, Tri. Asuhan Kehamilan untuk
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. 2012 : 17-18.

17. Green, J, Carlo. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal & Bayi


Baru Lahir.Jakarta : EGC. 2012 :205.

18. Sofian, Amru & Rustam, Mochtar. Sinopsis Obstetri :Obstetri


Fisiologi, Obstetri Patologi, ed 3. Jilid I.Jakarta : EGC. 2011 : 141.

19. Rukyah, Yeyeh, Ai & Yulianti, Lia. Asuhan Kebidanan 4 Patologi.


Jakarta: TIM. 2014 : 118-128.

20. Fauziyah, Yulia. Obstetri Patologi Untuk Mahasiswa Kebidanandan


Keperawatan. Yogyakarta :Nuha Medika. 2012 : 9-10.

21. D, Norma, Nita, & S, Dwi, Mustik. Asuahan Kebidanan Patologi dan
Tinjauan Kasus. Yogyakarta : Nuha Medika. 2013 : 48.

22. Al-Qur‟an danTerjemahan

23. Anonim. 2015. Syarah Hadits Keempat (Proses Penciptaan Manusia


dan Penetapan Taqdir), Bagian 1 (Online).
(https://tarbawiyah.com/2015/07/03/syarah-hadits-keempat-proses-
penciptaan-manusia-dan-penetapan-taqdir-bag-1). Diakses tanggal
22 Mei 2016.

24. Sudarti, & Fauziah, Afroh. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan.


Jakarta: Nuha Medika. 2011: 33-43.

25. Sari, Narulita, Rury. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu.


2012 :90, 158-159.
93

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

1. Topik : Nutrisi Ibu Hamil.

2. Sasaran : Ny.”M”.

3. Waktu : Tanggal Juli 2016, Pukul 12.00 s/d 12.30 WITA.

4. Tempat : Ruang perawatan RSB. Masyita.

5. Tujuan

a. Tujuan Umum :

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan diharapkan Ny.”R”

memahami tentang nutrisi ibu hamil.

b. Tujuan Khusus :

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu akan

mampu :

1) Menyebutkan dan menguraikan tentang pentingnya gizi ibu

hamil.

2) Menguraikan tentang kebutuhan gizi ibu hamil.

6. Metode : Ceramah.

7. Pembimbing : Bidan “F”.

8. Sumber Pustaka : Indrayani. BukuAjar Asuhan Kehamilan. Jakarta :

TIM. 2011.
94

NUTRISI IBU HAMIL

A. Pentingnya Gizi Pada Ibu Hamil

Pada masa kehamilan, ibu hamil harus memerlukan unsur gizi

yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan sebelum

hamil.Berbagai zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin yang dikandungnya. Sebagai pengawasan akan

kecukupan gizi ini dapat dilihat dari kenaikan berat badan ibu hamil

rata-rata 6.5 kg sampai 16 kg.

B. KebutuhanGizi Pada Ibu Hamil

Zat-zat yag dibutuhkan ibu hamil meliputi :

1. Kalori

Makanan sumber kalori adalah kentang, singkong, tepung,

ceral, nasi. Wanita hamil membutuhkan penambahan 150 kal/hari

pada trimester I dan 300 kal/hari pada trimester II dan III., total yang

diperlukan adalah 2500 kal/hari. Tambahan energi diperlukan untuk

menunjang meningkatnya metabolisme, pertumbuhan janin dan

plasenta.

2. Protein

Kebutuhan protein selama hamil bertambah sebanyak 10

gr/hari, berarti wanita hamil harus mengkonsumsi protein sebanyak

60 gr/hari. Hal ini digunakan untuk perumbuhan dan perkembangan

sel,sekresi esensial tubuh, mengatur keseimbangan asam basa,


95

mengontrol tekanan osmotik. Sumber protein keju, daging, susu,

ikan, yougurt.

3. Lemak

Asupan lemak bagi ibu hamil tidak boleh melebihi 25%

kebutuhan energi.Lemak ini hanya sebagai tambahan, cukup

gunakan 1-2 sendok makan minyak untuk mesak atau diolesi.

4. Vitamin C

Berfungsi memudahkan penyerapan zat besi oleh tubuh,

selain untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi.

5. Vitamin D

Berfungsi untuk penyerapan kalcium dan pospor dari saluran

cerna ke tulang dan gigi ibu dan janin. Sumber makanan terdapat

pada susu dan telur. kebutuhan ibu hamil adalah 10

mikrogram/hari.

6. Asam Folat

Penting untuk sintetis protein, produksi Hb, mitosis, sintetis

purin.Kebutuhan folat meningkat selama haml karena

meningkatnya aktivitas dan ukuran sel uterin, perkembangan

plasenta dan meningkatnya sel darah merah. Kekurangan folat

akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan sel, abortus, kelaian

janin, dan plasenta serta BBLR. Folat terdapat pada cereal, buncis,

padi-padian, ragi, sayuran berdaun, buah-buahan.Folat rusak oleh

panas dan sinar UV oleh karena itu harus hati-hati


96

mengolahnya.Kebutuhan folat bagi ibu hamil 400-600

mikrogram/hari.

7. Iodin

Kekurangan iodinakan menyebabkan gangguan pada janin

seperti cretinisme,tuli, gangguan syaraf. Pada umumnya kebutuhan

iodin adalah 150 mikrogram/hari.

8. Zat besi

Zat besi banyak diperlukan untuk pembentukan darah.

Kekurangan zat besi akan mengakibatkan anemia yang berbahaya

bagi ibu dan bayinya. Suplemen zat besi mungkin diperlukan mulai

minggu ke 20 kehamilan, terutama bila ibu hamil memperlihatkan

tanda-tanda anemia.Ibu hamil memerlukan zat besi 30 mg/hari atau

dua kali lipat dari biasanya.

9. Kalsium

Penting dalam pembentukan tulang dan gigi janin. Kalsium

ditransfer ke janinrata-rata 20 mg/hari pada kehamilan 20 minggu

dan 330 mg/hari pada kehamilan 35 minggu. Kebutuhan kalsium

dalam kehamilan 1200 mg/hari. Sumber makanan terdapat pada

susu, yogurt, keju, sayuran hijau, kacang, sarden, dan ikan.


97

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

1. Topik : Tanda Bahaya Kehamilan.

2. Sasaran : Ny.”M”.

3. Waktu : Tanggal Juli 2016, Pukul 12.00 s/d 12.30 WITA.

4. Tempat : Ruang perawatan RSB. Masyita.

5. Tujuan

a. Tujuan Umum :

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan diharapkan Ny.”M”

memahami tentang tanda bahaya kehamilan.

b. Tujuan Khusus :

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan ibu dapat :

1) Mengetahui tentang tanda-tanda perdarahan vagina.

2) Memahami tentang sakit kepala yang hebat dan menetap serta

tidak hilang.

3) Menjelaskan tentang nyeri abdomen (perut) yang hebat.

4) Mengetahui tentang penurunan gerak janin.

5) Keluar air ketuban sebelum waktunya (Ketuban Pecah Dini.)

6) Mengetahui tentang bahaya muntah terus menerus

(Hiperemesis Gravidarum).

7) Mengetahui tentang gejala demam.

8) Mengetahui tentang gejala anemia.

9) Mengetahui tentang gejala kejang.


98

6. Metode : Ceramah.

7. Pembimbing : Bidan “F”.

8. Sumber Pustaka : Jannah, Nurul. Buku Ajar Asuhan Kebidanan :

Kehamilan. Yogyakarta: CV. Andi OFFSET.

2012.
99

TANDA BAHAYA KEHAMILAN

Tanda bahaya yang penting diketahui oleh ibu dan keluarga adalah :

1. Perdarahan Vagina.

Pada masa awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami

perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu pertama

terlambat haid. Hal ini dikarenakan terjadinya implantasi.Pada waktu

janin dalam kehamilan, perdarahan vagina ringan mungkin pertanda

dari servik yang rapuh (erosi), mungkin normal atau disebabkan oleh

infeksi.

2. Sakit kepala yang hebat dan menetap serta tidak hilang.

Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan dan hal yang normal

biasa disebabkan oleh pengaruh hormon dan keletihan.Sakit kepala

hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat adalah salah

satu gejala preeklamsi, yang biasanya disertai dengan pengelitahan

kabur, bengkak/odema pada kaki dan muka serta nyeri pada

epigastrum.

3. Nyeri abdomen yang hebat.

Adalah nyeri perut yang hebat, menetap, dan tidak hilang

setelah beristirahat bisa berarti appendicitis, abortus, penyakit radang

panggul persalinan preterm, gastritis dan infeksi kandung kemih.

4. Bayi kurang bergerak seperti biasa.

Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau

ke-6.Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika


100

bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling

sedikit 3 kali dalam periode 3 jam saja. Biasanya diukur dalam waktu

selam 12 jam yaitu sebanyak 10 kali.

5. Keluar air ketuban sebelum waktunya (Ketuban Pecah Dini)

Didefinisikan dengan keluarnya cairan mendadak disertai bau

yang khas.Adanya kemungkinan infeksi dalam rahim dan persalinan

prematuritas yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu

dan bayi.

6. Muntah terus menerus (Hiperemesis Gravidarum).

Terdapat muntah terus-menerus yang menimbulkan gangguan

kehidupan sehari-hari dan dehidrasi.

7. Demam.

Demam tinggi, yang diikuti dengan tubuh mengigil, rasa sakit

seluruh tubuh, sangat pusing biasanya disebabkan oleh malaria.Akibat

gangguan tersebut dapat terjadi keguguran, persalinan prematruritas,

dismaturitas, kala II memanjang, dan retenseio plasenta.

8. Anemia

Pengaruh anemia pada kehamilan dapat terjadi abortus, partus

prematurus, IUGR, infeksi, hiperemesis gravidarum, dan lain-lain.

9. Kejang

Kejang pada ibu hamil merupakan gejala lanjutan dari

preekalmpsi.
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110

BIODATA PENULIS

A. IDENTITAS

1. Nama : Yenni Permatasari

2. Stambuk : 14320130035

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Tempat dan Tanggal Lahir : Rawamangun/ 31 Maret 1995

5. Anak ke/ dari : Ke-1/ dari 4 Bersaudara

6. Suku/ Bangsa : Sunda / WNI

7. Agama : Islam

8. Alamat : Jl. Urip Sumoharjo No. 46

9. No. Tlp/ Hp : 085332297504

B. IDENTITAS ORANG TUA

1. Nama orang tua :

a. Ayah : Kiman

b. Ibu : Jasminah

2. Pekerjaan orang tua :

a. Ayah : Swasta

b. Ibu : IRT
111

3. Suku orang tua :

a. Ayah : Sunda

b. Ibu : Bali

4. Alamat : Jalan Pondok Hidayatullah,

GG.Waskita, No. 12

C. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 2007 tamat SDN 004 Sangatta Utara, Kab. Kutai

Timur, Kalimantan Timur.

2. Tahun 2010 tamat SMPN 1 Sanggat Utara, Kab. Kutai

Timur, Kalimantan Timur.

3. Tahun 2013 tamat SMAN 1 Sangatta Utara, Kab. Kutai

Timur, Kalimantan Timur.

4. Mengikuti pendidikan program Diploma III Kebidanan

Universitas Muslim Indonesia Makassar sampai dengan

sekarang.

You might also like