Anjungan lepas pantai merupakan struktur yang dibangun di lepas pantai sebagai fasilitas pendukung kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas di lepas pantai. Anjungan lepas pantai dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi dan konfigurasi dari struktur tersebut. Menurut Chakrabarti (2005), berdasarkan fungsinya, struktur anjungan lepas pantai dapat dibedakan menjadi: 1. Exploratory Drilling Structures Exploratory drilling structures merupakan struktur anjungan lepas pantai yang digunakan untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan pengeboran. Beberapa karakteristik penting dari jenis struktur ini adalah pergerakan sebagai bentuk respon terhadap beban lingkungan (gelombang, arus, angin) yang terbatas dan harus berada diposisi tetap saat sedang beroperasi walaupun mendapat beban dari lingkungan. Selain itu, untuk menjalankan fungsinya sebagai fasilitas pengeboran, struktur jenis ini harus mampu mengakomodasi variasi beban akibat keperluan pengeboran yang beragam. Umumnya, struktur jenis ini dirancang untuk dapat melakukan mobilisasi. Contoh dari struktur jenis ini antara lain drillships, jack-up barges, dan semi-submersible. Ilustrasi dari drillships, jack-up barges, dan semi-submersible dapat dilihat pada Gambar 2.1, Gambar 2.2, dan Gambar 2.3. 2. Production Structures Production Structures di desain sebagai struktur yang mampu memfasilitasi kegiatan produksi minyak dan gas. Maka dari itu, struktur harus mampu berada pada posisinya selama masa layan yang pada umumnya berkisar 20 hingga 30 tahun. Dalam masa operasinya, production structures harus mampu menopang dan melindungi riser dari beban lingkungan yang bekerja. Untuk kondisi laut dangkal, production structures yang biasa digunakan adalah fixed platform. Sementara itu untuk kondisi laut yang lebih dalam, biasanya digunakan floating production structures berupa compliant towers, tension leg platforms, spars, atau semi-submersible. Ilustrasi dari compliant towers, tension leg platforms, spars, atau semi-submersible dapat dilihat pada Gambar 2.4, Gambar 2.5, Gambar 2.6, dan Gambar 2.7. 3. Storages Structures Dalam kegiatan eksploitasi minyak dan gas lepas pantai, terkadang hasil dari eksploitasi tersebut ditampung terlebih dahulu sebelum dialirkan ke fasilitas produksi. Adapun kondisi saat minyak dan gas sudah melalui proses produksi tetapi perlu ditampung terlebih dahulu sebelum dialirkan ke konsumen. Fasilitas yang diperlukan untuk memenuhi masing-masing kondisi tersebut adalah fasilitas penyimpanan (storage structures). Fasilitas penyimpanan sementara produk minyak dan gas lepas pantai dapat berupa floating structures, salah satu contohnya adalah Floating Production Storage and Offloading (FPSO) unit dan Floating Storage and Offloading (FSO) unit. Umumnya FPSO dan FSO merupakan suatu kapal yang memiliki tangki penyimpanan. Untuk FPSO, selain memiliki tangki penyimpanan biasanya dilengkapi dengan fasilitas produksi. Ilustrasi dari FPSO dan FSO dapat dilihat pada Gambar 2.8 dan Gambar 2.9. 4. Export Systems Produk minyak dan gas dari fasilitas lepas pantai selanjutnya perlu dialirkan ke darat. Apabila lokasi fasilitas produksi minyak dan gas cukup dekat ke darat, biasanya produk minyak dan gas akan dialirkan melalui pipa bawah laut. Lain halnya apabila lokasi fasilitas produksi minyak dan gas berada di laut lepas dengan jarak cukup jauh dari darat maka opsi metode transportasi produk minyak dan gas menggunakna pipa bawah laut mungkin kurang tepat dari segi ekonomi. Biasanya, apabila lokasi fasilitas produksi berada di daerah terpencil dan jauh dari darat alternatif transportasi yang memungkinkan adalah menggunakan ishuttle tanker. Shuttle Tanker biasanya ditambatkan langsung pada fasilitas produksi atau fasilitas penyimpanan. Transfer produk minyak dan gas dari fasilitas produksi atau fasilitas penyimpanan dilakukan dengan menggunakan loading hose. Ilustrasi dari Shuttle Tanker dapat dilihat pada Gambar 2.10. Sementara itu, berdasarkan konfigurasinya anjungan lepas pantai dapat berupa struktur tetap terhadap dasar laut (bottom-supported structures) dan struktur terapung (floating offshore structures) yang ditambatkan ke dasar laut (Chakrabarti, 2005). 1. Bottom-Supported Structures Bottom-Supported Structures umumnya dibangun dari struktur baja dengan profil tubular dan dilas satu sama lain. Beberapa contoh dari struktur jenis ini adalah fixed jacket platforms dan compliant tower. Beberapa karakteristik dari struktur jenis ini antara lain digunakan untuk perairan dangkal hingga intermediate. Selain itu, struktur jenis ini di desain untuk mampu bertahan pada posisinya dalam menerima beban lingkungan (gelombang,arus,dan angin). Ilustrasi dari fixed jacket platforms dan compliany tower dapat dilihat pada Gambar 2.11 dan Gambar 2.12. 2. Floating Offshore Structures Floating Offshore Structures umumnya didesain dengan batasan berupa pergerakannya terhadap beban lingkungan. Untuk dapat berada di posisinya, struktur jenis ini diperkuat dengan mooring systems. Kemampuan struktur dalam merespon beban lingkungan bergantung kepada mooring system yang di desain pada struktur. Gaya apung dan stabilitas struktur menjadi sangat penting bagi struktur jenis ini dalam menanggung beban yang bekerja. Gaya apung dan kestabilan struktur yang sesuai akan didapatkan dari kombinasi yang tepat dari waterplane area dan kekakuan dari tambatan struktur. Struktur jenis ini umumnya dibangun dari plat-plat yang cukup kaku. Salah satu contoh dari struktur jenis ini adalah semi-submersible yang dapat dilihat pada Gambar 2.13. 2.2. Anjungan Lepas Pantai Tipe Fixed Jacket Anjungan lepas pantai fixed jacket merupakan salah satu contoh dari jenis bottom-supported structures. Struktur ini dibangun dari komponen member baja dengan penampang tubular yang di las satu dengan lainnya. Agar tetap berada pada posisinya, struktur ini dipancang menggunakan tiang pancang (pile). Ilustrasi dari struktur anjungan lepaspantai tipe fixed jacket dapat dilihat pada Gambar 2.14. Komponen utama dari sebuah anjungan lepas pantai tipe fixed jacket terdiri dari pile, jacket, dan deck. Ilustrasi dari komponen anjungan lepas pantai tipe fixed jacket dapat dilihat pada Gambar 2.15. 2.2.1. Pile Pile adalah komponen anjungan lepas pantai yang berfungsi sebagai pondasi utama struktur. Pile berfungsi menyalurkan beban dari deck ke tanah. Untuk struktur fixed jacket, pile dipancang ke dalam tanah melalui kaki jacket. Menurut metode instalasinya, pile digolongkan menjadi dua, yakni main pile dan skirt pile. Salah satu pertimbangan penggunaan jenis pile adalah kedalaman perairan di lokasi pembangunan struktur. 1. Main Pile Main pile pada umumnya dipancang melalui struktur jacket. Pada umumnya, proses instalasi pile dilakukan per-segmen dengan panjang total segmen harus memenuhi kedalaman rencana pemancangan. Proses pemancangan pada umumnya dibantu dengan menggunakan hammer. Bagian main pile yang berada diatas muka air laut, umumnya akan dilas dengan kaki jacket. Ilustrasi dari pondasi struktur yang menggunakan main pile dapat dilihat pada Gambar 2.16. 2. Skirt Pile Skirt Pile adalah tiang pancang yang dipancang pada bagian luar struktur jacket melalui sebuah selongsong yang umumnya disebut sebagai guides. Terdapat dua jenis skirt pile,yaitu batter skirt pile dan vertical skirt pile. Batter skirt pile dipancang pada sisi bagian luar jacket melalui sebuah guides. Seperti batter skirt pile, pemasangan vertical skirt pile dilakukan di luar struktur jacket. Hanya saja, pemancangan pile dilakukan dengan posisi vertical sehingga guides untuk pile pada umumnya terletak dibagian dasar struktur jacket. Proses pemancangan vertical skirt pile umumnya dibantu menggunakan underwater hydraulic hammer. Ilustrasi dari pondasi struktur yang menggunakan vertical skirt pile dan batter skirt pile dapat dilihat pada Gambar 2.17 dan Gambar 2.18. 2.2.2. Jacket Jacket merupakan bagian dari struktur fixed jacket yang berbentuk frame terbuat dari baja dengan profil tubular yang dilas satu dengan lainnya. Ilustrasi dari struktur jacket dapat dilihat pada Gambar 2.19. Komponen struktur ini berfungsi untuk mentransmisikan beban lingkungan dan sebagian beban dari topside ke pile untuk selanjutnya ditransmisikan ke tanah. Selain itu, struktur jacket juga berfungsi untuk menumpu dan melindungi conductor. Pada bagian jacket, terdapat juga substruktur lainnya seperti boatlanding, barge bumpers, riser,mud-mat, dan lain-lain. Umumnya, struktur jacket terdiri dari struktur jacket tiga kaki, empat kaki, enam kaki, atau delapan kaki. Struktur jacket umumnya dilengkapi dengan pengkaku (bracing). Komponen bracing ini biasanya terdiri dari bracing horizontal dan diagonal. 2.2.3. Deck Deck merupakan komponen anjungan lepas pantai yang berfungsi sebagai tempat personil kerja beraktivitas. Deck menjadi tempat bagi fasilitas pendukung kegiatan operasi dan produksi minyak dan gas. Menurut Chakrabarti (2005:295), deck yang terintegrasi akan menghasilkan struktur yang lebih efisien dan ringan. Sebuah deck yang terintegrasi dapat dibagi menjadi beberapa level dan area bergantung pada fungsinya, yaitu: a) Main Deck Merupakan bagian deck yang digunakan sebagai tempat sistem pengeboran dan beberapa modul lainnya seperti living quarter, compressor, power system, dll) b) Cellar Deck Merupakan bagian dari deck yang digunakan sebagai tempat system yang harus diletakan dibawah seperti pompa, Christmas tree, pig launcher, wellhead manifolds, piping, dan lain-lain. c) Deck Tambahan Jika dibutuhkan, biasanya terdapat mezzanine deck yang diperuntukan apabila pekerjaan pengeboran direncanakan untuk dilakukan pada saat operasi produksi tetap berjalan. Material yang biasanya digunakan untuk bagian deck adalah baja wide flange yang selanjutnya dilapisi oleh plat. Komponen utama dari struktur deck antara lain : Deck leg Rangka utama (main truss) Rangka angin (wind truss) Deck beam (balok utama deck) Deck plate Deck grating Skid beam Ilustrasi dari struktur deck dapat dilihat pada Gambar 2.20.