You are on page 1of 15

Nurse Boy

Jalan di depanku tidak akan membuatku jatuh, bila aku membangun keberanian & yakin
segalanya akan baik2 saja :)

Lanjut ke konten

 Beranda
 01. Katalog
 02. Berbagi Cerita dalam Gambar
 03. Link
 04. Nonton Aku
 05. Diary Ku
 06. Kategori
 07. Masa Depan Ku

← Lansia dengan Gangguan Sistem Penglihatan


Lansia dengan Asam Urat ( Artritis Gout/Pirai ) →

Lansia dengan Defisit Perawatan Diri


Posted on 12 Januari 2012 by Andi (Nurse Boy)

Disusun Oleh : Muhammad Ananggadipa

Institusi : Stikes Hang Tuah Surabaya

Nim : o81.xx62

 Definisi

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya
(Tarwoto dan Wartonah 2000).
Defisit Perawatan Diri adalah Suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan
kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara mandiri.

Sindrom kurang perawatan diri adalah keadaan dimana individu mengalami suatu kerusakan
fungsi motorik atau fungsi kognitif yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan
masing-masing dari kelima aktivitas perawatan diri (Carpenito,2000) yang meliputi :

1) Kurang perawatan diri : makan.

2) Kurang perawatan diri : mandi/higiene.

3) Kurang perawatan diri : berpakaian/berdan dan,

4) Kurang perawatan diri : instrumental.

Personal higiene atau kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Dampak fisik banyak gangguan
kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan
baik. Dampak psikososial yang berhubungan dengan gangguan kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
(Tarwoto,2003).

 Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut:

1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran

Menurut Depkes (2002:20), penyebab kurang perawatan diri adalah:

1. Faktor predisposisi
1. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
2. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
3. Kemampuan realistis turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
1. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

2.7 Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presipitasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah / lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000 : 59) faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah :

1. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri, misalnya dengan
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

1. Praktik sosial

Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pada personal hygiene.

1. Status sosial ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

1. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
2. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
3. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, shampoo dan lain – lain.

1. Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene:

1) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada
kuku.

2) Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial.

 Manifestasi Klinis

Menurut Depkes (2000:20) tanda dan gejala klien dengan deficit perawatan diri adalah:

1. Fisik

1. Badan bau, pakaian kotor


2. Rambut dan kulit kotor.
3. Kuku panjang dan kotor
4. Gigi kotor disertai mulut bau
5. Penampilan tidak rapi

2. Psikologis

1. Malas, tidak ada inisiatif


2. Menarik diri, isolasi diri
3. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina

3. Sosial

1. Interaksi kurang
2. Kegiatan kurang
3. Tidak mampu berperilaku sesuai norma
4. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB disembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.

 Mekanisme Koping

1. Regresi
Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan cirri khas dari suatu taraf
perkembangan yang lebih dini.

1. Penyangkalan
2. Isolasi diri, menarik diri

Disini isolasi diri adalah pemisahan unsure emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat
bersifat sementara atau dalam jangka waktu yang lama.

1. Intelektualisasi

Pengguna logika dan alasan berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu
perasaannya.

 Rentang Respon Kognitif

Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri sendiri adalah:

1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri


2. Bina hubungan saling percaya.
3. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.
4. Kuatkan kemampuan klien merawat diri.
5. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
1. Bantu klien merawat diri
2. Ajarkan ketrampilan secara bertahap
3. Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
4. Ciptakan lingkungan yang mendukung
1. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.
2. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.
3. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar
mandi yang dekat dan tertutup.

ASUHAN KEPERAWATAN

 Pengkajian

1. Identitas klien

Nama

Jenis kelamin

Umur
Alamat

Status

2. Riwayat kesehatan

1. RKS :lelah,badan bau,rambut kotor dan pemalas


2. RKD : apakah pernah sebelumnya mengalami deficit perawatan diri,dan apa-apa saja cara
yang digunakan untuk mengatasi masalah ini.
3. RKK : adakah keluarga mengalami deficit perawatan diri sebelumnya.
4. Keluhan utama

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri,Defisit perawatan diri dan Isolasi Sosial

 Analisa Data

Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :

1. Data subyektif
1. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin atau di RS tidak
tersedia alat mandi.
2. Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
3. Klien mengatakan ingin di suapi makan.
4. Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK atau BAB.
5. Pasien merasa lemah
6. Malas untuk beraktivitas
7. Merasa tidak berdaya.

1. Data obyektif
1. Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan kotor.
2. Ketidakmampuan berapakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki), atau
tidak berdandan (wanita).
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri
4. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK
5. Rambut kotor, acak – acakan
6. Badan dan pakaian kotor dan bau
7. Mulut dan gigi bau.
8. Kulit kusam dan kotor
9. Kuku panjang dan tidak terawat

 Diagnosa Keparawatan

Menurut Depkes (2000: 32) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien defisit perawatan
diri yaitu:

1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

2. Defisit perawatan diri.

3. Isolasi Sosial.

 Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan: penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.


Tujuan Umum

Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri.
Tujuan Khusus

TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.


Kriteria evaluasi

Dalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat:

1. Wajah cerah, tersenyum


2. Mau berkenalan
3. Ada kontak mata
4. Menerima kehadiran perawat
5. Bersedia menceritakan perasaannya

Intervensi :

a. Berikan salam setiap berinteraksi.

b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.

c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.

d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.


e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.

f. Buat kontrak interaksi yang jelas.

g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.

h. Penuhi kebutuhan dasar klien.

TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.


Kriteria evaluasi

Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampu menyebutkan
kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan klien dapat meningkatkan
cara merawat diri.

Intervensi:

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.


2. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan
pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
3. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
4. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal yang
berhubungan dengan kebersihan diri.
5. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan diri.
6. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri.
7. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat
gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir
rambut, gunting kuku jika panjang.

TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Kriteria evaluasi

Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi pakai sabun dan disiram pakai
air sampai bersih, mengganti pakaian bersih sehari–hari, dan merapikan penampilan.

Intervensi:

1. Motivasi klien untuk mandi.


2. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara
memelihara kebersihan diri yang benar.
3. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
4. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
5. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan kebersihan
diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.
6. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti odol,
sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.
TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.
Kriteria evaluasi

Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara rutin dan teratur
tanpa anjuran, seperti mandi pagi dan sore, ganti baju setiap hari, penampilan bersih dan rapi.

Intervensi:
Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci rambut,
menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.

TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.

Kriteria evaluasi

Klien selalu tampak bersih dan rapi.

Intervensi
Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.

TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.


Kriteria evaluasi:

Keluarga selalu mengingatkan hal–hal yang berhubungan dengan kebersihan diri, keluarga
menyiapkan sarana untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri, dan keluarga
membantu dan membimbing klien dalam menjaga kebersihan diri.
Intervensi:

1. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri.
2. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien selama di RS
dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.
3. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang telah
dialami di RS.
4. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga kebersihan
diri klien.
5. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.
6. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri
7. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:
8. mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Iklan
Report this ad
Report this ad

Enjoy & Share :

 Twitter
 Facebook
 Cetak
 Tumblr
 Reddit
 Google

Terkait

Hiperbilirubinemia (ikterus neonaterum)dalam "LAPORAN PENDAHULUAN BESERTA


ASUHAN KEPERAWATAN"

Komunikasi Terapeutik Pada Anak Usia Sekolahdalam "MATERI PENDIDIKAN


KESEHATAN"

Fraktur Cervikalisdalam "LAPORAN PENDAHULUAN BESERTA ASUHAN


KEPERAWATAN"

Tentang Andi (Nurse Boy)


AKU TUH ASIK BANGET PRIBADINYA (kalo udah tau sela nya), APA ADANYA, CARE,
& YANG PASTI-PASTI AJA LAAAAH... :)
Lihat semua pos dari Andi (Nurse Boy) →
Pos ini dipublikasikan di LAPORAN PENDAHULUAN BESERTA ASUHAN
KEPERAWATAN. Tandai permalink.
← Lansia dengan Gangguan Sistem Penglihatan
Lansia dengan Asam Urat ( Artritis Gout/Pirai ) →

Tinggalkan Balasan


 Baca blog ini dengan bahasa:

 Jika anda kesusahan mencari kriteria yang anda ingin kan dalam blog ini. Lebih gampang
jika anda ketik aja tentang apa yang ingin anda cari pada kolom teks di bawah. Sistem
pencari kami akan membantu apa yang anda inginkan.

 Meta
o Daftar
o Masuk
o RSS Entri
o RSS Komentar
o WordPress.com
 Participant
 Kalender arsip

Januari 2012
S S R K J S M
« Des Feb »
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31

 Percentage of World

Created by: blackredpeople


 Supported by:



 Blog Stats
o 231,954 hits
 Congrats!

 Devoting of genuiness from

 Visit Indonesia

 ________________________
 Selamat menikmati sajian blog pribadi ku, isi dari cerita yang ada, asli mengisahkan
tentang apa yang aku alami. Suasana aura blog nya juga aku buat seperti keadaan ku se
asli2 nya. INILAH GAMBARAN DIRIKU. JADI DIRI SENDIRI LEBIH BAIK DARI
PADA SAYA MENGIKUTI CARA HIDUP ORANG LAIN YANG BELUM TENTU
BAIK BAGI SAYA
 Ikuti Blog melalui email

Masukkan alamat email Anda, pada kolom teks di bawah untuk mengikuti blog ini dan
menerima pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.

Bergabunglah dengan 10 pengikut lainnya

 Enjoy it

 “click” for connect to:


 Blog Ku di jamin bersih dari virus maupun content yang merugikan.

 Blog ini di update melalui:

Nurse Boy

You might also like