Professional Documents
Culture Documents
Jalan di depanku tidak akan membuatku jatuh, bila aku membangun keberanian & yakin
segalanya akan baik2 saja :)
Lanjut ke konten
Beranda
01. Katalog
02. Berbagi Cerita dalam Gambar
03. Link
04. Nonton Aku
05. Diary Ku
06. Kategori
07. Masa Depan Ku
Nim : o81.xx62
Definisi
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya
(Tarwoto dan Wartonah 2000).
Defisit Perawatan Diri adalah Suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan
kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Sindrom kurang perawatan diri adalah keadaan dimana individu mengalami suatu kerusakan
fungsi motorik atau fungsi kognitif yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan
masing-masing dari kelima aktivitas perawatan diri (Carpenito,2000) yang meliputi :
Personal higiene atau kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Dampak fisik banyak gangguan
kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan
baik. Dampak psikososial yang berhubungan dengan gangguan kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
(Tarwoto,2003).
Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut:
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
1. Faktor predisposisi
1. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
2. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
3. Kemampuan realistis turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
1. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
Yang merupakan faktor presipitasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah / lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000 : 59) faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah :
1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri, misalnya dengan
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
1. Praktik sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pada personal hygiene.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
1. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
2. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
3. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, shampoo dan lain – lain.
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene:
1) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan
perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada
kuku.
2) Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial.
Manifestasi Klinis
Menurut Depkes (2000:20) tanda dan gejala klien dengan deficit perawatan diri adalah:
1. Fisik
2. Psikologis
3. Sosial
1. Interaksi kurang
2. Kegiatan kurang
3. Tidak mampu berperilaku sesuai norma
4. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB disembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.
Mekanisme Koping
1. Regresi
Kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan cirri khas dari suatu taraf
perkembangan yang lebih dini.
1. Penyangkalan
2. Isolasi diri, menarik diri
Disini isolasi diri adalah pemisahan unsure emosional dari suatu pikiran yang mengganggu dapat
bersifat sementara atau dalam jangka waktu yang lama.
1. Intelektualisasi
Pengguna logika dan alasan berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu
perasaannya.
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri sendiri adalah:
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas klien
Nama
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Status
2. Riwayat kesehatan
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri,Defisit perawatan diri dan Isolasi Sosial
Analisa Data
1. Data subyektif
1. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin atau di RS tidak
tersedia alat mandi.
2. Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
3. Klien mengatakan ingin di suapi makan.
4. Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK atau BAB.
5. Pasien merasa lemah
6. Malas untuk beraktivitas
7. Merasa tidak berdaya.
1. Data obyektif
1. Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan kotor.
2. Ketidakmampuan berapakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki), atau
tidak berdandan (wanita).
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri
4. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK
5. Rambut kotor, acak – acakan
6. Badan dan pakaian kotor dan bau
7. Mulut dan gigi bau.
8. Kulit kusam dan kotor
9. Kuku panjang dan tidak terawat
Diagnosa Keparawatan
Menurut Depkes (2000: 32) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien defisit perawatan
diri yaitu:
3. Isolasi Sosial.
Intervensi Keperawatan
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri.
Tujuan Khusus
Intervensi :
Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampu menyebutkan
kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan klien dapat meningkatkan
cara merawat diri.
Intervensi:
TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Kriteria evaluasi
Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi pakai sabun dan disiram pakai
air sampai bersih, mengganti pakaian bersih sehari–hari, dan merapikan penampilan.
Intervensi:
Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara rutin dan teratur
tanpa anjuran, seperti mandi pagi dan sore, ganti baju setiap hari, penampilan bersih dan rapi.
Intervensi:
Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci rambut,
menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.
Kriteria evaluasi
Intervensi
Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.
Keluarga selalu mengingatkan hal–hal yang berhubungan dengan kebersihan diri, keluarga
menyiapkan sarana untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri, dan keluarga
membantu dan membimbing klien dalam menjaga kebersihan diri.
Intervensi:
1. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri.
2. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien selama di RS
dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.
3. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang telah
dialami di RS.
4. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga kebersihan
diri klien.
5. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.
6. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri
7. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:
8. mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Iklan
Report this ad
Report this ad
Twitter
Facebook
Cetak
Tumblr
Reddit
Google
Terkait
Tinggalkan Balasan
Baca blog ini dengan bahasa:
Jika anda kesusahan mencari kriteria yang anda ingin kan dalam blog ini. Lebih gampang
jika anda ketik aja tentang apa yang ingin anda cari pada kolom teks di bawah. Sistem
pencari kami akan membantu apa yang anda inginkan.
Meta
o Daftar
o Masuk
o RSS Entri
o RSS Komentar
o WordPress.com
Participant
Kalender arsip
Januari 2012
S S R K J S M
« Des Feb »
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
Percentage of World
Supported by:
Blog Stats
o 231,954 hits
Congrats!
Visit Indonesia
________________________
Selamat menikmati sajian blog pribadi ku, isi dari cerita yang ada, asli mengisahkan
tentang apa yang aku alami. Suasana aura blog nya juga aku buat seperti keadaan ku se
asli2 nya. INILAH GAMBARAN DIRIKU. JADI DIRI SENDIRI LEBIH BAIK DARI
PADA SAYA MENGIKUTI CARA HIDUP ORANG LAIN YANG BELUM TENTU
BAIK BAGI SAYA
Ikuti Blog melalui email
Masukkan alamat email Anda, pada kolom teks di bawah untuk mengikuti blog ini dan
menerima pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.
Enjoy it
Blog Ku di jamin bersih dari virus maupun content yang merugikan.
Nurse Boy