Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Vaccination is one way to minimize the spread of disease. To complete a vaccination, it is
usually done several times and there should be a fixed time interval. Considering vaccination in
the basic SIR model, SVIR model assumes that individuals are vaccinated do not get immediate
immunity means that individuals who are vaccinated still allow infected. So according to the
process of vaccination on SVIR model, there are two strategies which continuous vaccination
strategy (CVS) and disconnected vaccination strategy (PVS). In this study only addressed
continuous vaccination strategy in epidemic model SVIR. Results from the study indicate that the
dynamics of the CVS system is fully dependent on the basic reproductive number. If the basic
reproductive number is less than one then the fixed point asymptotically stable disease-free will
which means that eventually the disease will disappear from the population. Conversely, if more
than one fixed point is asymptotically stable endemic would mean that the disease will still exist in
the population. Mathematical results show that vaccination helps to minimize the spread of
disease by reducing the basic reproductive number. But there is a necessary condition for the
disease can be eradicated. If the time for the vaccine recipients to obtain immunity or the
possibility of vaccine recipients infected neglected, the condition of the disease will disappear and
the disease will always be eradicated. This can lead to over-evaluating the effect of vaccination.
( )
Model Epidemik Dasar SIR
a3 a2 a1 1 … 0 Model dasar yang digunakan untuk menggambarkan
¿ a5 a4 a3 a2 … 0 penyebaran penyakit adalah model epidemik SIR.
Model SIR ini dikemukakan oleh Kemarc-McKendric
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ … ⋮ pada tahun 1927 sebagai model dasar dari
a2 j−1 a 2 j−2 a 2 j−3 a 2 j−4 … aj pengembangan pemodelan epidemiologi. Model ini
mempunyai tiga kompartemen yang menggambarkan
proses penyebaran penyakit pada suatu populasi.
dengan dan
H j ( hlm ) Kompartemen-kompartemen tersebut adalah :
Susceptible (S) yaitu ke lompok individu yang sehat
a2l m , untuk 0 2l m k tetapi dapat terinfeksi penyakit, Infected (I) yaitu
hlm 1, untuk 2l m kelompok individu yang terinfeksi dan dapat sembuh
0, untuk 2l m atau 2l k m dari penyakit dan Recovered (R) yaitu kelompok
individu yang telah sembuh dan kebal dari penyakit.
semua nilai eigen dari persamaan karakteristik
Menurut Hethcote (2000), diasumsikan bahwa μ
mempunyai bagian real yang negatif (titik tetap x́
adalah laju rekrutmen dan laju kematian alami dari
stabil) jika dan hanya jika determinan dari semua
matriks Hurwitz positif, yaitu : populasi, β adalah laju infeksi atau laju transmisi
H j 0, untuk j 1,2,..., k penularan penyakit ketika individu rentan
sehingga menurut kondisi Routh-Hurwitz untuk suatu k, bersinggungan/kontak dengan individu yang terinfeksi
k =2,3,4 disebutkan bahwa titik tetap x́ stabil jika dan γ adalah laju pemulihan individu yang
dan hanya jika (untuk k =2,3,4), terinfeksi dan individu-individu yang pulih atau sembuh
yang diasumsikan memiliki kekebalan (kekebalan
alami) terhadap penyakit. Asumsi-asumsi tersebut dapat dalam bentuk persamaan diferensial yang disebut sistem
digambarkan ke dalam bentuk kompartemen- 1 berikut dengan semua parameter pada Sistem 1 diatas
kompartemen pada Gambar 1 dan dapat dituliskan ke bernilai positif.
S I R
dS
dt S SI
dI
SI I I sistem 1
dt
dR
dt I R
Model Epidemik SVIR Dengan Strategi Vaksinasi sangat cocok diterapkan pada penyebaran penyakit
Kontinu Campak. Menurut Alexander et al (2004), Arino et al
Berdasarkan teori epidemik dari Kemark dan (2003), Kribz-Zaleta dan Velasco-Hernandez (2000)
McKendrick, penyebaran penyakit menular dapat total populasi akan berada pada tingkat konstan, maka
digambarkan secara matematis oleh model-model strategi vaksinasi kontinu ini mengasumsikan bahwa
kompartemen SIR dengan setiap huruf mengacu pada
kompartemen dimana individu berada. Oleh karena itu adalah laju rekrutmen dan laju kematian alami dari
Vaksinasi juga dapat dianggap sebagai penambahan populasi, adalah laju transmisi/penularan penyakit
kompartemen V secara alami ke dalam model epidemik
dasar SIR. ketika individu yang rentan berinteraksi dengan individu
Kribs-Zaleta dan Velasco-Hernandez (2000), yang terinfeksi dan adalah laju pemulihan individu
menambahkan kompartemen V ke dalam model SIS dan
mempelajari penyakit pertusis dan TBC, Arino et al yang terinfeksi dan individu yang pulih diasumsikan
(2003) menambahkan kompartemen V ke dalam model memiliki kekebalan alami terhadap penyakit.
SIRS, Kribs-Zaleta dan Martcheva (2002) mempelajari Strategi vaksinasi kontinu, secara matematis
efek dari kampanye vaksinasi pada penyebaran suatu adalah penambahan kompartemen V, dimana V adalah
penyakit non-fatal seperti Hepatitis A dan hepatitis B, kelompok baru yang dibagi dari kelompok S dan
baik pada tahap infeksi akut ataupun kronis. Alexander menunjukkan kepadatan individu yang telah memulai
et al (2004) dan Shim (2006) menggunakan model SVIR proses vaksinasi. individu dalam V, memerlukan waktu
untuk mempelajari model dinamika penyakit influenza untuk mendapatkan tingkat proteksi terhadap penyakit
(flu) dengan vaksinasi. selama proses vaksinasi dan akan berpindah ke R saat
Semua model kontinu di atas yang berasumsi bahwa mendapatkan kekebalan. Oleh karena itu, berdasarkan
individu memperoleh kekebalan setelah divaksinasi dan diagram transfer kompartemen model SIR maka dapat
waktu bagi individu mendapatkan kekebalan atau waktu digambarkan diagram transfer model kompartemen
untuk menyelesaikan proses vaksinasi diabaikan. Pada sebagai berikut dengan asumsi :
kenyataannya segera setelah individu yang rentan a) adalah laju dimana individu yang rentan
memulai proses vaksinasi, individu itu akan berbeda
dengan individu yang rentan tetapi individu yang dipindahkan kedalam proses vaksinasi.
divaksinasi harus dibedakan dengan individu yang pulih b) adalah laju rata-rata ( adalah waktu rata-
karena telah mendapatkan kekebalan akibat divaksinasi 1
1 / 1
ataupun kekebalan setelah sembuh dari penyakit. rata) bagi individu yang mengalami proses
Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan vaksinasi untuk memperoleh kekebalan.
vaksinasi dalam model dasar SIR, model SVIR ini c) Sebelum memperoleh kekebalan, individu yang
mengasumsikan bahwa individu yang divaksinasi tidak divaksinasi masih memiliki kemungkinan
mendapatkan kekebalan segera artinya bahwa individu terinfeksi dengan laju transmisi adalah Laju
yang divaksinasi masih memungkinkan terinfeksi atau 1.
individu dalam V akan pindah ke R saat mendapatkan
kekebalan akibat divaksinasi. transmisi ini diasumsikan lebih kecil dari laju
Strategi vaksinasi kontinu pada model epidemik transmisi individu rentan yang belum mengalami
SVIR ini yang berdasar pada model epidemik dasar SIR
proses vaksinasi untuk terinfeksi , karena mungkin memiliki kekebalan parsial selama proses
( 1 ) vaksinasi.
individu yang mengalami proses vaksinasi
S I
R
1
V
1
Gambar 2. Diagram transfer penyebaran penyakit model SVIR dengan strategi vaksinasi kontin
asumsi-asumsi dan diagram transfer diatas dapat dituliskan dalam bentuk persamaan diferensial sebagai berikut yang
selanjutnya disebut dengan sistem 2 :
dS
dt S SI S
dV S VI V V
dt 1 1
sistem 2
dI SI VI I I
dt 1
dR
1V I R
dt
dengan dan semua parameter lainnya bernilai positif.
0
dengan
A1 ( ) 1 , A2 ( ) ( ) 1 ( 1 ) 1 dan A3 ( )( )( 1 )
Analisis Kestabilan Titik Tetap bebas penyakit 0 S0
E0 J E0 1 1V0
Pelinearan pada titik tetap akan menghasilkan 0 0 S0 1V0
E0
matriks Jacobi sebagai berikut yaitu dengan mensubtitusi Maka akan diperoleh nilai eigen dengan
titik tetapnya : menyelesaikan persamaan karakteristik
yaitu :
det J E0 I 0
dengan
1 0, 2 1 0 dan 3 S0 1V0 S 0 1V0 ( ) R0c 1
S 0 1V0 1
R0c
( ) 1
Nilai eigen yang kesemuanya adalah bilangan riil akan Analisis Kestabilan Titik Tetap Endemik
negatif jika . Jadi titik tetap bebas penyakit akan E
R0c 1 Pelinearan pada titik tetap akan menghasilkan
stabil jika dan tidak stabil jika . E
R0c 1 R0c 1 matriks Jacobi sebagai berikut :
S 0 S
I 0 S
S
J E
1 1 I 1V
1V
V
I 1 I S 1V
I 1 I 0
persamaan karakteristik adalah :
sehingga J E 3 a1 2 a2 a3 0
Berdasarkan kriteria Routh-Hurwitz titik tetap endemik terpenuhi. Sehingga titik tetap endemik adalah stabil
akan stabil jika dan hanya jika memenuhi syarat-syarat E
dan dan kedua syarat tersebut asimtotik.
a1 0, a2 0 a1a2 a3
Pengaruh Strategi Vaksinasi Kontinu ditentukan oleh bilangan reproduksi dasar. Sehingga
Hasil analisis pada strategi vaksinasi kontinu pengaruh dari vaksinasi bergantung pada bilangan
menunjukkan bahwa dinamika sistem sepenuhnya reproduksi dasarnya.
Tabel 2 Sifat-sifat matematis bilangan reproduksi dasar
Vaksinasi CVS ( ) 0
0 menyebabkan
1 0, 1 R c sehingga
R1c R0c R0 , 0, lim R1c 0
1
R0c 1
1 0, 1 terbatas
R1c R0c R0 ,
R0c
0, lim R0c R2
R0 kondisi
memberantas
untuk
Gambar 6 Dinamika populasi S, V, I dan R Kasus ketika atau pada penyakit campak
1 0 1
dengan sehingga
0,00001 R0c 1.15263 1
Pada gambar 4, terlihat bahwa akan stabil turun Pada gambar 5, dengan sehingga
R0c 0,00002
menuju ke nol. Jika maka akan diperoleh nilai terlihat bahwa kurva R stabil naik menuju
R0c 1 R0c 0.564721 1
kritis , sehingga agar maka . ke 0.8 dan kurva S akan turun stabil dari nilai awal 0.3
0 0.0000183787 R0c 1 0 menuju titik tetapnya 0.2, kurva V turun stabil menuju
Karena akan terus turun menuju nol seiring dengan nol begitu juga dengan kurva I. Sedangkan pada gambar
R0c 6 ketika , akan berlaku hal yang sama
R0c 1.15263 1
nilai yang semakin besar, maka dapat disimpulkan
dengan gambar 5. Hal ini terjadi over evaluating karena
penyakit bisa diberantas dengan strategi vaksinasi kemungkinan individu yang divaksinasi terinfeksi dan
kontinu. waktu bagi individu yang divaksinasi mendapatkan
kekebalan diabaikan.
Gambar 8 kondisi bilangan reproduksi dasar untuk memberantas penyakit pada kasus 2 ( ).
1 1
Pada gambar 7, pada saat nilai yang semakin nilai kritis seperti yang terlihat
0 0.00001710638555
besar, akan stabil turun menuju ke . Hal ini berarti
R0c R2 pada gambar 8. Sehingga haruslah minimal
0.001710638555% dari populasi rentan harus
adalah kondisi yang diperlukan untuk memberantas divaksinasi setiap hari dengan strategi vaksinasi kontinu
R2
agar penyakit campak bisa diberantas.
penyakit. Jika dimisalkan maka akan diperoleh
R2 1 Kemungkinan 2
dan
1 0.25 0.0525 1 0.1
Pada gambar 9 ketika , terlihat bahwa nilai untuk terinfeksi lebih kecil dari kemungkinan individu
1 1 yang divaksinasi mendapatkan kekebalan, terjadi
kritis agar penyakit bisa diberantas adalah peningkatan efikasi vaksin sehingga akan mereduksi
yang lebih kecil dari nilai kritis nilai kritis yang diperlukan untuk memberantas
0 0.00001710409246 penyakit.
ketika . Hal ini berarti
0 0.00001710638555 1 1 KESIMPULAN
bahwa ketika kemungkinan individu yang divaksinasi
Dinamika sistem ini sepenuhnya bergantung Arino, J., Mccluskey, C.C., van den Driessche, P., 2003.
pada bilangan reproduksi dasar. Ketika bilangan Global results for an epidemic model with
reproduksi dasarnya kurang dari satu maka titik tetap vaccination that exhibits backward bifurcation.
bebas penyakit akan stabil asimtotik yang berarti bahwa SIAM J. Appl. Math. 64, 260–276.
penyakit tidak akan menyebar dalam populasi atau pada
akhirnya penyakit akan hilang dari populasi. Jika Depkes RI. 2007. Peta Kesehatan Indonesia 2007.
bilangan reproduksi dasarnya lebih dari satu maka titik Diakses melalui
endemik akan stabil asimtotik yang berarti bahwa http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Peta
penyakit akan tetap ada dan menyebar dalam populasi. %20Kesehatan%202007.pdf pada tanggal 4
Dari analisis matematis terhadap pengaruh November 2011.
strategi vaksinasi kontinu, vaksinasi bermanfaat untuk
mengendalikan penyebaran penyakit yaitu dengan d’Onofrio, A., Manfredi, P., Salinelli, E., 2007.
mereduksi bilangan reproduksi dasarnya dan mungkin Vaccinating behaviour, information, and the
menurunkan fraksi individu yang terinfeksi pada tahap dynamics of SIR vaccine preventable diseases.
endemik. Tetapi, akan terjadi over evaluating ketika Theor. Popul. Biol. 71, 301–317
diabaikannya waktu bagi penerima vaksin mendapatkan
kekebalan atau terinfeksi. Hethcote, HW., 2000. The mathematics of infectious
Selanjutnya, dari hasil simulasi validitas kondisi diseases. SIAM rev.42. 599-653
yang dibutuhkan bergantung pada kemungkinan
individu yang divaksinasi terinfeksi kecil atau waktu Kribs-Zaleta, C.M., Velasco-Hernandez, J.X., 2000. A
bagi individu yang divaksinasi untuk mendapatkan simple vaccination model with multiple endemic
kekebalan singkat. Dengan kata lain semakin tinggi states. Math. Biosci. 164,183–201.
efikasi vaksin maka akan mereduksi kondisi yang
diperlukan untuk memberantas penyakit. Kribs-Zaleta, C.M., Martcheva, M., 2002. Vaccination
Dari hasil simulasi, didapatkan nilai kritis strategies and backward bifurcation in na age-since-
minimum laju individu rentan yang harus divaksinasi. infection structured model.Math. Biosci. 177&178,
Nilai kritis ini akan lebih kecil jika kemungkinan 317–332.
individu yang divaksinasi terinfeksi lebih kecil dari
waktu rata-rata individu yang divaksinasi mendapatkan Scheined-Schaulies, S. 1999. Pathogenic aspects of
kekebalan. measles virus infections. Arch Virol Suppl, 15, 139-
158
DAFTAR PUSTAKA
Shim, E., 2006. A note on epidemic models with
.Alexander, M.E., Bowman, C., Moghadas, S.M., infective immigrants and vaccination. Math.Eng.3,
Summers, R., Gumel, A.B., Sahai, B.M., 2004. A 557-566
Vaccination Model for Transmission Dynamics of
Influenza. SIAM J. Appl. Dyn. Syst. 3, 503-524 Xianning, L., Yasuhiro, T., Shingo, I., 2007. SVIR
models with vaccination strategies. Shiuzuka
University, Hammamatsu 432-9561,Japan