You are on page 1of 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas izin dan rahmatNya kami dapat
membuat makalah tentang “Pengukuran Terhadap Komponen Motor Stater Mobil Avanza”.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah elemen mesin III.

Adapun makalah ini membahas komponen mesin yang bergerak/mekanikal seperti


bearing, poros , dan roda gigi. Dalam era modern kita harus mengerti cara membuat,
memperbaiki, memasang elemen mesin yang berhubungan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya
bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki Pengukuran Terhadap Komponen Motor Stater Mobil Avanza” ini.

Semarang, 2 Desember 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan serndirinya, maka mesintersebut
memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol danmembantu untuk
menghidupkan.Hal itulah yang menyebabkan keharusan adanya sisten starter pada kendaraaa,
mobil padaumumnya menggunakan motor listrik yang digabungkan dengan magnetic switch
yangmemindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan ke padabagian luar
dari fly wheel, sehingga ring gear berputar ( dan juga poros engkol ).
Pada jaman dulu sebelu motor starter ditemukan untuk menghidupkan kendaraan
dibutuhkan tenaga dari seseorang untuk memutar poros engkol, selain itu ada juga motor starter
yang meggunakan energy listrik namun masih sangat kuno,seiring perkembangan jaman kini
telah bayak ditemukan motor starter yang lebih modern dan tentunya lebih baik.

Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecilyang
tersedia pada baterai. Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa motorstarter harus sekecil
mungkin. Untuk itulah , motor serie DC (arus searah) umumnya yang dipergunakan.

Tahap-tahap dalam perencanaan elemen mesin adalah sebagai berikut:

a. Menentukan kebutuhan menentukan kebutuhan dalam hal ini adalah kebutuhan akan elemen
mesin yang akan direncanakan, sesuai dengan fungsinya.
b. Pemilihan mekanisme Berdsarkan fungsinya dipilih mekanisme yang tepat dari elemen
tersebut. Contoh: Memindahkan putaran poros penggerak ke poros yang digerakkan dengan
roda gigi miring.
c. Beban mekanis Berdasarkan mekanisme yang ditentukan pada tahap ke 2 beban-beban
mekanis yang akan terjadi harus dihitung berdasarkan data pada tahap ke 1, hingga diperoleh
gaya-gaya yang bekerja pada elemen tersebut. Contoh: data-data seperti daya yang
ditransmisikan, putaran.
d. Pemilihan material untuk mendapatkan elemen mesin yang tahan dipakai, dilakukan
pemilihan material dengan kekuatan yang sesuai dengan kondisi beban yang terjadi.
e. Menetukan ukuran bila terjadi kesesuaian pemakaian bahan dan perhitungan beban mekanis,
dapat dicari ukuran-ukuran elemen mesin yang direncanakan dengan standar.
f. Modifikasi bentuk diperlukan bila elemen-elemen mesin yang direncanakan telah pernah
dibuat sebelumnya.
g. Gambar kerja pada tahap ini, ukuran-ukuran untuk penggambaran gambar kerja diperoleh,
baik gambar detail maupun gambar perakitan.
h. Pembuatan dan control kualitas dengan gambar kerja dapat dibuat elemen mesin yang
diperlukan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Komponen yang terdapat pada motor starter
2. Komponen yang dapat dihitung setelah penggunaan pada starter.

3. Perhitungan komponen menngunakan dasar dasar teori yang ada

1.3. Tujuan
1. Mengetahui suatu komponen yang membentuk suatu elemen mesin khususnya motor starter.
2. Menghitung komponen yang berputar, bergerak dan menerima gesekan yang terjadi.
3. Menerapkan ilmu sesuai mata kuliah elemen mesin 1 dan elemen mesin 2.

1.4 Manfaat
Sebagai calon seorang engineer kita di harap bisa menguasi beberapa aspek tentang
keteknikan, terutama keteknikan pada bidang permesinan. Dari mulai membongkar,
menganalisis kerusakan, hingga mampu menghitung daya serta apa saja yang terdapat pada
komponen motor starter tersebut, contoh dalam perhitungan bearing,poros dan roda gigi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komponen Motor Starter

1. Solenoid/Sakelar Magnet (Magnetic Switch)


Sakelar magnet (magnetic switch) atau disebut juga dengan solenoid ini digunakan untuk
menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari ring gear flywheel, sekaligus mengalirkan
arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter melalui teminal utama (terminal 30 dan C). Di
dalam saklar magnet terdapat dua kumparan, yaitu:
a. Pull In Coil
merupakan suatu kumparan yang apabila dialiri arus listrik menimbulkan medan magnet yang
berfungsi untuk mendorong plunyer sehingga gear pinion berhubungan dengan fly wheel.
b. Hold In Coil
merupakan suatu kumparan yang bila dialiri arus listrik menimbulkan medan magnet yang
berfungsi untuk menahan plunyer sehingga mempertahankan gear pinion dengan fly wheel tetap
berkaitan.

Bagian-Bagian Solenoid
(Sumber: m-edukasi.kemdikbud.go.id)
2. Armature (Rotor) dan Shaft (Poros)
Armature terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot-slot, poros, komutator
serta kumparan armature. Armatur berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik (gerak), dalam bentuk gerak putar. Armatur terkadang juga disebut dengan angker.

Armatur
(Sumber: m-edukasi.kemdikbud.go.id)
3. Yoke dan Pole Core
Yoke dibuat dari logam yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang
diikat dengan sekrup. Pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan
magnet yang ditimbulkan oleh field coil.

Yoke dan Pole Core


(Sumber: m-edukasi.kemdikbud.go.id)
4. Field Coil (Kumparan Medan)
Kumparan medan atau yang biasa disebut dengan field coil dibuat dari lempengan tembaga,
dengan maksud dapat memungkinkan mengalirnya arus listrik yang cukup kuat/besar. Field coil
ini berfungsi untuk membangkit medan magnet.

Field Coid
(Sumber: m-edukasi.kemdikbud.go.id)

5. Brush (Sikat) dan Brush Holder (Pemegang Sikat)


Brush atau sikat terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan atau menyalurkan
arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya
sarter memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua:
a. Dua buah brush disebut dengan brush positif yang digunakan untuk menghubungkan arus dari
field coil ke armatur dan brush.
b. Dua buah brush lainnya disebut dengan brush negatif yang digunakan untuk menghubungkan
arus dari armatur ke massa.

Brush dan Brush Holder


(Sumber: m-edukasi.kemdikbud.go.id)
6. Armature Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan
dengan ring gear pada roda gila (fly wheel).

7. Drive Lever/Shift Fork (Tuas Penggerak)


Drive lever meneruskan gerakan dari plunyer solenoid untuk menggerakkan roda gigi pinion.
Drive lever berfungsi untuk mendorong/menghubungkan pinion gear ke arah posisi berkaitan
dengan ring gear pada fly wheel, serta melepas perkaitan pinion gear dengan ring gear pada fly
wheel.

Drive Lever
(Sumber: m-edukasi.kemdikbud.go.id)

8. Kopling Starter/Starter Clutch (Overrunning Clutch)


Kopling starter berfungsi untuk meneruskan momen putar armatur shaft kepada fly wheel
melalui roda gigi pinion, sehingga fly wheel dapat ikut berputar. Kopling starter juga berfungsi
sebagai pengaman dari armature coil (mengecah kerusakan starter) bilamana putaran mesin yang
tinggi cenderung memutarkan balik pinion gear. Kopling starter akan melepaskan dengan
sendirinya bila putaran fly wheel (putaran mesin) lebih besar daripada putaran gear pinion
(putaran starter).
Kopling Starter
9. Gigi Pinion dan Helical Spline
Gigi pinion dan ring gear meneruskan daya putar starter ke mesin. helical spline mengubah daya
putar dai motor ke tuas pinion dan menyebabkan perkaiatan dan pelepasan gigi pinion dengan
ring gear lebih lembut.

Gigi Pinion Gear dan Helical Spline

10. Reduction Gear (*Tipe Reduksi)


Reduction gear berfungsi meneruskan daya putar motor ke gigi pinion dan meningkatkan
torsi/momen putar dengan mengurangi putaran motor. Daya yang dihasilkan berasio 1/3 sampai
1/4. Reduction gear biasanya dilengkapi dengan built-in overrunning clutch (kopling starter yang
menjadi kesatuan unit). Reduction gear terdiri dari tiga gigi, yaitu drive gear, idle gear, dan
clutch gear.
Reduction Gear
11. Planetari Gear (*Tipe Planetari)
Unit planetari gear pada motor starter tipe planetari berfungsi sebagai gigi pengreduksi, di mana
meneruskan daya putaran dari armatur ke ring gear untuk memutarkan engkol mesin. Planetari
gear juga berfungsi mereduksi putaran starter untuk meningkatkan momen putar/torsi.
2.2 Cara Kerja Sistem Starter
1. Pada Saat Motor Switch On (ST)

Gambar II.15.Pada Saat Motor Switch On (ST)

Arus listrik mengalir :

a. Baterai => kontak => terminal 50 => hold coil => massa.
Sehingga : Ada kemagnetan yang menarik plunyer (ke kanan)

b. Baterai => kontak => terminal 50 => kumparan pull coil => terminal C => Kumparan Medan
=> anker => massa
Sehingga:
1) Magnetik switch ,plunyer tertarik /aktif
2) Pinion maju dan berputar lambat (arus nya masih kecil, lewat kontak)
3) Main Swtch mulai terhubung

2. Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh

Gambar II.16.Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh


Arus listrik mengalir :

a. Baterai => kontak => terminal 50 => kumparan penahan => massa

b. Baterai => terminal B => terminal C => Kumparan medan => kumparan angker => Massan
Sehingga: Motor akan tertahan terkait dengan pinion dan berputar cepat (arus dari battery
langsung lewat main switch ke motor).

3. Pada Saat Starter Switch OFF

Gambar II.17.Pada Saat Starter Switch OFF

a. Baterai => Terminal B => Main switch => Terminal C => Kumparan pull coil => Hold coil
=> Massa

b. Baterai => Terminal B => Main switch => Terminal C => Kumparan medan angker => Massa

Sehingga:
Kemagnetan plunyer berbalik (sesuai arah aliran listriknya) sehingga Plunyer akan bergerak
maju sehingga pinion tertarik mundur dan main switch terputus

2.3 Spesifikasi Motor Starter Avanza

V = 12 V
Daya = 0.8 KW 8T
Putaran = 1731 rpm
2.4 Langkah dan Alat yang dibutuhkan

a. Alat yang dibutuhkan :


i. Jangka sorong.
ii. Penggaris.
iii. Kunci pas.
b. Langkah pengerjaan :
i. Persiapkan alat dan bahan. Buka motor starter menggunakan kunci pas.
ii. Pisahkan bagian – bagian seperti poros, bearing dan roda gigi.
iii. Lakukan pengukuran terhadap komponen – komponen tersebut.
iv. Lakukan perhitungan terhadap komponen tersebut,
v. Setelah perhitungan lalu disusun dalam laporan.
BAB III
PERHITUNGAN
3.1 Hasil Pengukuran

a. Poros :
I. Panjang : 174.5 mm
II. Diameter : 10 mm
b. Bearing :
I. Diameter dalam : 10.2 mm
II. Diameter luar : 26 mm
c. Roda Gigi lurus :
I. Diameter ligkaran pitch : 28.1 mm
II. Jumlah roda gigi : 10 mm

3.2 Perhitungan Komponen


1) Perhitungan pada poros

 Diketahui daya dynamo starter P= 0,8 KW = 800 W dan n= 1731 rpm

 Momen pada poros


𝑃 𝑥 60
𝑇=
2𝑥𝜋𝑥𝑁
800 𝑥 60
𝑇=
3.14 𝑥 2 𝑥1731

𝑇 = 0.226 𝑁𝑚

⸫ Tegangan tangsial pada roda gigi


2𝑇 2 𝑥 0,226
𝐹𝑡 = = = 16.119 𝑁
𝐷 0.0281
Dan beban pada roda gigi
𝐹𝑡 16.119
𝑊= = = 17.166
𝑐𝑜𝑠𝛼 𝑐𝑜𝑠20
 Mencari maximum momen beanding pada roda gigi
𝑊𝑥𝐿 17,166 𝑥 0,1745
𝑀= = = 0,748 𝑁𝑚
4 4
Maka momen putarnya
𝑇𝑒 = √𝑀² + 𝑇² = √(0.748)² + (0.226)² = 0.7813 Nm = 781,3 Nmm
Maka dapet dihasilkan
𝜋
781.3 = 𝑥 𝜏 𝑥 𝑑³
14
3.14
781,3 = 𝑥 𝜏 𝑥 10³
14
𝜏 = 3.483 𝑘𝑔/𝑚𝑚²

Maka bahan yang digunakan adalah S30C karena paling mendekati hasil
perhitungan.

 Mencari beban poros asumsikan faktor keamanan s = 1.4 (range 1.3 s/d 3.0
standar ASME)
𝑀𝑝
𝐹=
𝑑/𝑠
22.6
𝐹 = 10/1.4 = 3,164 N
 Momen inersia pada area putaran poros
𝜋 4
𝐼= 𝑑
32
3.14
𝐼= (10)4
32
𝐼 = 981.25𝑚𝑚
 Momen inersia pada poros berdasarkan reaksi axis (vertikal)
𝜋 4
𝐼= 𝑑
32
3.14 4
𝐼= 10 = 490.625 𝑚𝑚
64

2) Perhitungan pada bearing

Tabel bearing tipe yang digunakan 6200


Data yang didapatkan :
Beban : 3.164 N
Diameter : 10 mm
N : 1731 rpm
Z : 0.03 kg/m𝑠 2
P maks : 1.4 N/ m𝑚2
koef panas : 1232 W/𝑚2 𝐶
Mencari L apabila L/d = 1.6 (ketetapan) maka,
L = 1.6 x d = 1.6 x 10 = 16 mm
Tekanan pada bantalan
𝐹 3.164
𝑃= = = 0.0197 𝑁/𝑚𝑚2
𝑙𝑥𝑑 16 𝑥 10
Tekanan masih aman karena tekanan ijin 1.4 N/ m𝑚2
Koefisien gesekan
33 𝑛 𝑑 33 0.03𝑥1731 10
𝜇 = 108 (𝑍. 𝑃) ( 𝑐 ) + 𝑘 = 108 ( ) (0.1) + 0.002 = 0.088
0.0197

Momen gesek bantalan


𝑑
𝑀𝑓 = 𝑊 𝑥 𝑟 = 𝜇. 𝑃. = 0.088𝑥0.0197𝑥5 = 0.0087 𝑁𝑚𝑚
2
Kecepatan keliling bantalan
𝜋𝑑𝑛 𝜋𝑥10𝑥1731
𝑣= = = 0.9 𝑚/𝑠
60𝑥1000 60𝑥1000
Panas yang timbul
𝐻𝑔 = 𝜇𝑥𝐹𝑥𝑣 = 0.088 𝑥 3,164 𝑥 0.9 = 0.25 W
Pembebanan yang terjadi
𝑤 = 𝑝 𝑥 𝑙 𝑥 𝑑 = 1.3 𝑥 16 𝑥 10 = 208 𝑁/ 20.8 𝑘𝑔
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran
Daftar Pustaka

http://duwiwahyuyappi.blogspot.co.id/2015/10/komponen-motor-starter-dan-fungsinya.html

http://riastypurwandari.blogspot.co.id/2014/05/sistem-starter.html

http://prihantoroujang.blogspot.co.id/2016/01/komponen-motor-stater-dan-fungsinya.html

You might also like