You are on page 1of 25

KANDIDAT PASIEN LAPORAN KASUS

1. Tn.H  lt.6 PU
2. Tn.Y  lt.6 PU

1. Tn.H
A. IDENTITAS
Nama : Tn H
Umur : 55 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Status pernikahan : Menikah
Alamat : jl.batu ampur, Kramat jati
Tanggal masuk perawatan : 17 Januari 2016
Tanggal pemeriksaan : 18 Januari 2016

B. ANAMNESA
Autoanamnesis terhadap pasien pada tanggal 18 Januari 2016, jam 08:00 di Perawatan
Umum lantai 6 RSPAD Gatot Soebroto.

Keluhan Utama :
Kejang ± 15 menit sejak 2 jam SMRS

Keluhan Tambahan :
Nyeri kepala.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien kejang ± 15 menit sejak 2 jam SMRS. Kejang yang dialami tanpa disertai
atau didahului oleh demam. Selama kejang, pasien masih membuka mata, lengan dan
kaki bergerak lurus dan ditekuk. Setelah pasien kejang pasien tampak seperti bengong ± 5
menit, lalu pasien tersadar kembali. Pasien baru pertama kali mengalami keluhan kejang.
Sebelum kejang pasien mengeluh nyeri kepala. Keluhan nyeri kepala diakui sudah sering
dirasakan oleh pasien sebelumnya sejak 1 bulan terakhir. Pasien sebelumnya sudah
pernah didiagnosa dengan tumor otak pada awal bulan desember 2015 di RS Mintoharjo.
Selain itu saat di wawancara pasien juga mengeluhkan batuk yang sering dirasa
membuat pasien tidak nyaman, keluhan batuk tersebut sudah sering dialami pasien sejak
4 bulan yang lalu. saat ini pasien mengakui bahwa keluhan tersebut sudah pernah
diperiksakan dan diberi pengobatan rutin selama 6 bulan, dan saat ini pasien sudah
menjalani pengobatan rutin tersebut selama 4 bulan. Obat tersebut dikonsumsi 3 kali
dalam seminggu. Pasien diketahui sakit paru sejak bulan oktober awal dan diagnosis
dengan tumor paru. Pasien masih menjalani pengobatan rutin hingga saat ini. Pasien juga
pasien juga mengeluhkan tidak seimbang pada waktu berjalan dan sering nyeri kepala.
Keluhan tersebut sudah dirasakan selama 2 bulan terakhir. Nyeri kepala dirasakan
awalnya dirasakan terus menerus, nyeri dirasakan berdenyut – denyut, nyeri muncul tiba-
tiba tanpa dipengaruhi aktivitas, nyeri, setelah menjalani perawatan keluhan nyeri kepala
agak berkurang.
Keluhan seperti muntah tiba – tiba, penurunan kesadaran, sesak dan nyeri dada.
Trauma kepala maupun pada anggota gerak disangkal pasien. Pasien tidak memiliki
riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis, dan kolesterol. Pasien juga mengakui tidak
ada obat lain yang rutin diminum selain obat untuk pengobatan parunya.

Riwayat Penyakit Keluarga :


o Keluhan serupa disangkal
o TB paru disangkal
o Hipertensi disangkal
o Diabetes mellitus disangkal

Riwayat Kelahiran / Pertumbuhan / Perkembangan :


Riwayat tumbuh kembang pasien baik.
C. PEMERIKSAAN
STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Gizi : Baik
Tanda vital
TD kanan : 120/70 mmHg
Nadi : 72 kali/ menit
Pernapasan : 20 kali/ menit
Suhu : 36,5C
St.Generalis : dalam batas normal

D. STATUS PSIKIATRI
Tingkah laku : Tenang
Perasaan hati : euthym
Orientasi : baik
Jalan pikiran : koheren
Daya ingat : baik

E. STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Compos Mentis, E4M6V5, GCS 15
Sikap tubuh : Lateralisasi ke belakang dan ke kiri
Cara berjalan : Tidak stabil
Gerakan abnormal : tidak ada
Kepala
Bentuk : Normocephal
Simetris : Simetris
Pulsasi : Teraba pulsasi a.temporalis +/+
Nyeri tekan : Tidak ada
Leher
Sikap : Normal
Gerakan : Bebas
Vertebra : Tidak ditemukan kelainan
Nyeri tekan : Tidak ada
Gejala Rangsang Meningeal
Kaku kuduk : (-)
Kernig test : (-) / (-)
Lasegue test : (-) / (-)
Brudzinsky I : (-) / (-)
Brudzinsky II : (-) / (-)

Nervi Cranialis
N I (Olfaktorius)
 Daya penghidu : Normosmia/ Normosmia

N II optikus
 Ketajaman penglihatan : Baik/ Baik
 Pengenalan warna : Baik / Baik
 Lapang pandang : Baik/ Baik
 Fundus : Tidak dilakukan

N III Okulomotorius / NIV Trochlearis / N VI Abdusen


 Ptosis : (-) / (-)
 Strabismus : (-) / (-)
 Nistagmus : (-) / (-)
 Exoptalmus : (-) / (-)
 Enoptalmus : (-) / (-)
 Gerakan bola mata
Lateral : (+) / (+)
Medial : (+) / (+)
Atas medial : (+) / (+)
Atas lateral : (+) / (+)
Bawah medial : (+) / (+)
Bawah lateral : (+) / (+)
Atas : (+) / (+)
Bawah : (+) / (+)
 Pupil
Ukuran : 3 mm / 3 mm
Bentuk : Bulat / Bulat
Isokor/anisokor : Isokor
Posisi : Sentral / Sentral
Refleks cahaya langsung : (+) / (+)
Refleks cahaya tidak langsung : (+) / (+)
Refleks akomodasi/ konvergensi : (+) / (+)

N V Trigeminus
 Motoris
Menggigit : (+) / (+)
Membuka mulut : (+) / (+)
 Sensoris
Sensibilitas atas : (+) / (+)
Sensibilitas tengah : (+) / (+)
Sensibilitas bawah : (+) / (+)
 Refleks
Refleks masseter : (+)
Refleks zigomatikus : Tidak dilakukan
Refleks kornea : Tidak dilakukan
Refleks bersin : Tidak dilakukan

N VII Fascialis
Pasif
 Kerutan kulit dahi : Simetris
 Kedipan mata : Simetris
 Lipatan nasolabial : Simetris
 Sudut mulut : Simetris
Aktif
 Mengerutkan dahi : Simetris
 Mengerutkan alis : Simetris
 Menutup mata : Simetris
 Meringis : Simetris
 Mengembungkan pipi : Simetris
 Gerakan bersiul : Simetris
 Daya pengecapan 2/3 depan : Baik
 Hiperlakrimasi : Tidak ada
 Lidah kering : Tidak ada

N VIII Vestibulocochlearis
 Mendengar suara gesekan jari tangan : (+) / (+)
 Mendengar detik arloji : (+) / (+)
 Test weber : Tidak dilakukan
 Test rinne : Tidak dilakukan
 Test schwabach : Tidak dilakukan
 Nistagmus : (-)

N IX Glosofaringeus
 Arkus faring : Simetris
 Posisi uvula : Di tengah
 Daya pengecapan 1/3 belakang : Baik
 Refleks muntah : Tidak dilakukan
N X Vagus
 Denyut nadi : Teraba / Teraba
 Arkus faring : Simetris
 Bersuara : Normal
 Menelan : Disfagia (-)

N XI Asesorius
 Memalingkan kepala : (+) / (+)
 Sikap bahu : Simetris
 Mengangkat bahu : Simetris

N XII Hipoglosus
 Menjulurkan lidah : Simetris
 Kekuatan lidah : Simetris
 Atrofi lidah : Tidak ada
 Artikulasi : Disartria
 Tremor lidah : Tidak ada

Sistem Motorik
 Gerakan : Bebas bebas
Bebas bebas

 Kekuatan : 5555 5555


5555 5555

 Tonus : Normotonus Normotonus


Normotonus Normotonus

 Trofi : Eutrofi Eutrofi


Eutrofi Eutrofi
Refleks Fisiologis
Refleks tendon
 Biseps : (+) / (+)
 Triseps : (+) / (+)
 Patella : (+) / (+)
 Achilles : (+) / (+)
Refleks periosteum : Tidak dilakukan
Refleks permukaan
 Dinding perut : Simetris
 Kremaster : Tidak dilakukan
 Sfingter ani : Tidak dilakukan

Refleks Patologis
Hoffman trommer : (-) / (-)
Babinski : (-) / (-)
Chaddock : (-) / (-)
Oppenheim : (-) / (-)
Gordon : (-) / (-)
Schaefer : (-) / (-)
Rosolimo : (-) / (-)
Mendel Bechterew : (-) / (-)
Klonus paha : (-) / (-)
Klonus kaki : (-) / (-)

Sensibilitas
Eksteroseptif
 Nyeri : (+) / (+)
 Suhu : Tidak dilakukan
 Taktil : (+) / (+)
Propioseptif
 Vibrasi : Tidak dilakukan
 Posisi : Baik
 Tekan dalam : Baik

Koordinasi dan keseimbangan


 Test romberg : Baik
 Test tandem Gait : Baik
 Test fukuda : badan berputar < 20°
 Disdiadokinesis : (+) lateralisasi kiri
 Rebound phenomenon : (-)
 Dismetri : (-)
 Tes telunjuk hidung : Baik
 Tes telunjuk telunjuk : Lateralisasi ke kiri
 Tes tumit lutut : Baik

Fungsi otonom
Miksi
 Inkontinensi : Tidak ada
 Retensi : Tidak ada
 Anuria : Tidak ada
Defekasi
 Inkontinensi : Tidak ada
 Retensi : Tidak ada
Fungsi luhur
 Fungsi bahasa : Baik
 Fungsi orientasi : Baik
 Fungsi memori : Immediate recall memory loss
 Fungsi emosi : Baik
 Fungsi kognisi : Baik

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- CT-Scan kepala :
1. Hematologi
Hematologi Rutin
Hb 15.2 g/dL
Ht 45 %
Eritrosit 5.6 juta/uL
Leukosit 12.343/uL
Trombosit 312.000/uL
MCV 80 fL
MCH 27 pg
MCHC 34 g/dL

Kimia Klinik
Na 143 mmol/L
K 3.5 mmol/L
Cl 106 mmol/L

G. RESUME
Anamnesa
Pasien laki-laki 55 tahun datang ke RS dengan keluhan kejang sejak 2 jam SMRS, kejang
dialami ± 15 menit. Saat kejang mata pasien masih terbuka, lengan dan kaki bergerak lurus dan
ditekuk. Kejang muncul tiba – tiba tanpa didahului aktivitas atapun demam. Setelah kejang
pasien tampang bengong ± 5 menit, lalu pasien tersadar kembali. Pasien juga pasien juga
mengeluhkan tidak seimbang pada waktu berjalan dan sering nyeri kepala. Keluhan tersebut
sudah dirasakan selama 2 bulan terakhir. Nyeri kepala dirasakan awalnya dirasakan terus
menerus, nyeri dirasakan berdenyut – denyut, nyeri muncul tiba-tiba tanpa dipengaruhi aktivitas,
nyeri, setelah menjalani perawatan keluhan nyeri kepala agak berkurang. pasien juga mengeluh
batuk sejak 4 bulan SMRS. Pasien sudah pernah didiagnosis sakit paru dan diberi pengobatan
rutin selama bulan, saat ini pasien sudah menjalani pengobatan parunya selama 4 bulan. Dari
riwayat penyakit dahulu, hipertensi, diabetes dan keluhan serupa disangkal.

Pemeriksaan
Status internus : dalam batas normal
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Gizi : Baik
Kesadaran : Compos Mentis, E4M6V5, GCS 15
TD kanan : 120/70 mmHg
Nadi : 72 kali/ menit
Pernapasan : 20 kali/ menit
Suhu : 36,5C
Status psikiatris :
Tingkah laku pasien tenang. Perasaan hati pasien. Pasien kooperatif Orientasi pasien
baik.
Status Neurologis:
Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, E4 M6 V5 GCS 15. Kekuatan
motorik : 5 5 5 5 5555
5555 5555

Reflek fisiologis dalam batas normal meningkat, tidak ditemukan reflek patologis
tanda rangsang meningeal, sensibilitas dalam batas normal. Tidak terdapat gerakan
abnormal. Pemeriksaan koordinasi dan keseimbangan terdapat ketidakseimbangan saat
melakukan tes tandem gait.

H. DIAGNOSIS
Diagnosis klinis :
- Kejang sekunder
- Ataksia
- Intermediate recall memory loss
Diagnosis topis : korteks cerebrii
Diagnosis etiologis : SOL
Diagnosis sekunder : TB paru
2. Tn.Y
A. IDENTITAS
Nama : Tn Y
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : TNI
Status pernikahan : Belum Menikah
Alamat : jl.batu ampur, Kramat jati
Tanggal masuk perawatan : 13 Januari 2016
Tanggal pemeriksaan : 18 Januari 2016

B. ANAMNESA
Autoanamnesis terhadap pasien pada tanggal 18 Januari 2016, jam 08:00 di Perawatan
Umum lantai 6 RSPAD Gatot Soebroto.

Keluhan Utama :
Nyeri kepala sejak 2 minggu SMRS

Keluhan Tambahan :
Tidak ada keluhan tambahan saat dilakukan wawancara.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengeluh nyeri kepala sejak 2 minggu SMRS. Nyeri kepala dirasakan di
seluruh bagian kepala, nyeri dirasakan seperti tertindih dan ditekan. Nyeri kepala
seringkali hingga membuat mata pasien berair. Nyeri dirasakan terus menerus dan tidak
membaik walaupun dengan istirahat dan meminum obat sakit kepala yang dibeli sendiri.
Nyeri kepala disertai muntah sebanyak 2x sejak 1 hari SMRS. Sebelumnya sejak 1 hari
SMRS pasien sempat pingsan sebanyak 6x, menurut pasien sebelum pingsan pasien
merasakan nyeri kepala yang hebat dan berusaha menahan sakit hingga tidak sadarkan
diri lagi. Kondisi tersebut dibenarkan juga oleh pihak keluarga pasien. Diakui bahwa
setiap pasien pingsan, pasien terlihat kesakitan setelah itu diikuti dengan kejadian mata
pasien terlihat mendelik keatas lalu tangan menjadi kaku, setelah itu pasien tidak sadar
selama ± 10 – 15 menit.
Pasien mengatakan saat ini sedang mendapatkan pengobatan OAT. Pengobatan
tersebut sudah dijalani selama 1 bulan tetapi setelah itu putus obat selama 1 bulan
terakhir ini dan mengkui bahwa sudah mendapat pengobatan ulang.
Dari riwayat penyakit dahulu pasien menyangkal adanya riwayat trauma kepala,
hipertensi, dan kencing manis.

Riwayat Penyakit Keluarga :


o Keluhan serupa disangkal
o TB paru disangkal
o Hipertensi disangkal
o Diabetes mellitus disangkal

Riwayat Kelahiran / Pertumbuhan / Perkembangan :


Riwayat tumbuh kembang pasien baik.

C. PEMERIKSAAN
STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Gizi : Baik
Tanda vital
TD kanan : 130/80 mmHg
Nadi : 76 kali/ menit
Pernapasan : 20 kali/ menit
Suhu : 37.2C
St.Generalis : dalam batas normal

D. STATUS PSIKIATRI
Tingkah laku : Tenang
Perasaan hati : euthym
Orientasi : baik
Jalan pikiran : koheren
Daya ingat : baik

E. STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Compos Mentis, E4M6V5, GCS 15
Sikap tubuh : Berbaring
Cara berjalan : baik
Gerakan abnormal : tidak ada

Kepala
Bentuk : Normocephali
Simetris : Simetris
Pulsasi : Teraba pulsasi a.temporalis +/+
Nyeri tekan : Tidak ada

Leher
Sikap : Normal
Gerakan : Bebas
Vertebra : Tidak ditemukan kelainan
Nyeri tekan : Tidak ada

Gejala Rangsang Meningeal


Kaku kuduk : (-)
Kernig test : (-) / (-)
Lasegue test : (-) / (-)
Brudzinsky I : (-) / (-)
Brudzinsky II : (-) / (-)
Nervi Cranialis
N I (Olfaktorius)
 Daya penghidu : Normosmia/ Normosmia
N II optikus
 Ketajaman penglihatan : Baik/ Baik
 Pengenalan warna : Baik / Baik
 Lapang pandang : Baik/ Baik
 Fundus : Tidak dilakukan

N III Okulomotorius / NIV Trochlearis / N VI Abdusen


 Ptosis : (-) / (-)
 Strabismus : (-) / (-)
 Nistagmus : (-) / (-)
 Exoptalmus : (-) / (-)
 Enoptalmus : (-) / (-)
 Gerakan bola mata
Lateral : (+) / (+)
Medial : (+) / (+)
Atas medial : (+) / (+)
Atas lateral : (+) / (+)
Bawah medial : (+) / (+)
Bawah lateral : (+) / (+)
Atas : (+) / (+)
Bawah : (+) / (+)
 Pupil
Ukuran : 3 mm / 3 mm
Bentuk : Bulat / Bulat
Isokor/anisokor : Isokor
Posisi : Sentral / Sentral
Refleks cahaya langsung : (+) / (+)
Refleks cahaya tidak langsung : (+) / (+)
Refleks akomodasi/ konvergensi : (+) / (+)

N V Trigeminus
 Motoris
Menggigit : (+) / (+)
Membuka mulut : (+) / (+)
 Sensoris
Sensibilitas atas : (+) / (+)
Sensibilitas tengah : (+) / (+)
Sensibilitas bawah : (+) / (+)
 Refleks
Refleks masseter : (+)
Refleks zigomatikus : Tidak dilakukan
Refleks kornea : Tidak dilakukan
Refleks bersin : Tidak dilakukan

N VII Fascialis
Pasif
 Kerutan kulit dahi : Simetris
 Kedipan mata : Simetris
 Lipatan nasolabial : Simetris
 Sudut mulut : Simetris
Aktif
 Mengerutkan dahi : Simetris
 Mengerutkan alis : Simetris
 Menutup mata : Simetris
 Meringis : Simetris
 Mengembungkan pipi : Simetris
 Gerakan bersiul : Simetris
 Daya pengecapan 2/3 depan : Baik
 Hiperlakrimasi : Tidak ada
 Lidah kering : Tidak ada

N VIII Vestibulocochlearis
 Mendengar suara gesekan jari tangan : (+) / (+)
 Mendengar detik arloji : (+) / (+)
 Test weber : Tidak dilakukan
 Test rinne : Tidak dilakukan
 Test schwabach : Tidak dilakukan

N IX Glosofaringeus
 Arkus faring : Simetris
 Posisi uvula : Di tengah
 Daya pengecapan 1/3 belakang : Baik
 Refleks muntah : Tidak dilakukan

N X Vagus
 Denyut nadi : Teraba / Teraba
 Arkus faring : Simetris
 Bersuara : Normal
 Menelan : Disfagia (-)

N XI Asesorius
 Memalingkan kepala : (+) / (+)
 Sikap bahu : Simetris
 Mengangkat bahu : Simetris

N XII Hipoglosus
 Menjulurkan lidah : Simetris
 Kekuatan lidah : Simetris
 Atrofi lidah : Tidak ada
 Artikulasi : Disartria
 Tremor lidah : Tidak ada

Sistem Motorik
 Gerakan : Bebas bebas
Bebas bebas

 Kekuatan : 5555 5555


5555 5555

 Tonus : Normotonus Normotonus


Normotonus Normotonus

 Trofi : Eutrofi Eutrofi


Eutrofi Eutrofi

Refleks Fisiologis
Refleks tendon
 Biseps : (+) / (+) meningkat
 Triseps : (+) / (+) meningkat
 Patella : (+) / (+) meningkat
 Achilles : (+) / (+) meningkat
Refleks periosteum : Tidak dilakukan
Refleks permukaan
 Dinding perut : Simetris
 Kremaster : Tidak dilakukan
 Sfingter ani : Tidak dilakukan

Refleks Patologis
Hoffman trommer : (-) / (-)
Babinski : (-) / (-)
Chaddock : (-) / (-)
Oppenheim : (-) / (-)
Gordon : (-) / (-)
Schaefer : (-) / (-)
Rosolimo : (-) / (-)
Mendel Bechterew : (-) / (-)
Klonus paha : (-) / (-)
Klonus kaki : (-) / (-)

Sensibilitas
Eksteroseptif
 Nyeri : (+) / (+)
 Suhu : Tidak dilakukan
 Taktil : (+) / (+)
Propioseptif
 Vibrasi : Tidak dilakukan
 Posisi : Tidak dilakukan
 Tekan dalam : Tidak dilakukan

Koordinasi dan keseimbangan


 Test romberg : Baik
 Test tandem : Baik
 Test fukuda : Baik
 Disdiadokinesis : Baik
 Rebound phenomenon : Baik
 Dismetri : Baik
 Tes telunjuk hidung : Baik
 Tes telunjuk telunjuk : Baik
 Tes tumit lutut : Baik
Fungsi otonom
Miksi
 Inkontinensi : Tidak ada
 Retensi : Tidak ada
 Anuria : Tidak ada
Defekasi
 Inkontinensi : Tidak ada
 Retensi : Tidak ada

Fungsi luhur
 Fungsi bahasa : Baik
 Fungsi orientasi : Baik
 Fungsi memori : Baik
 Fungsi emosi : Baik
 Fungsi kognisi : Baik

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
MRI :
1. multiple abses serebri disertai perifokal edema hebat pada cerebellum kanan, vermis
cerebri, kedua lbus frontal dan parietal kiri
2. sinusitis etmoidalis bilateral, sphenoidalis kiri, maksilaris dan frontalis kanan
3. mastoiditis kronis bilateral

Thorax PA :
gambaran TB paru aktif
1. Hematologi
Hematologi Rutin
Hb 13.6 g/dL
Ht 39 %
Eritrosit 4.8 juta/uL
Leukosit 7.140/uL
Trombosit 302.000/uL
MCV 82 fL
MCH 29 pg
MCHC 35 g/dL

Kimia Klinik
Ur 18 mg/dl
Cr 0.8 mg/dl
GDS 109 mg/dl
Na 137 mmol/L
K 4.2 mmol/L
Cl 101 mmol/L (meningkat)

G. RESUME
Anamnesa
Pasien laki – laki 26 tahun dating dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 minggu
SMRS. Nyeri kepala dirasakan di seluruh bagian kepala, nyeri dirasakan seperti tertindih
dan ditekan. Nyeri kepala seringkali hingga membuat mata pasien berair. Nyeri dirasakan
terus menerus dan tidak membaik walaupun dengan istirahat dan meminum obat sakit
kepala yang dibeli sendiri. Nyeri kepala disertai muntah sebanyak 2x sejak 1 hari SMRS.
Sebelumnya sejak 1 hari SMRS pasien sempat pingsan sebanyak 6x, menurut pasien
sebelum pingsan pasien merasakan nyeri kepala yang hebat dan berusaha menahan sakit
hingga tidak sadarkan diri lagi. Kondisi tersebut dibenarkan juga oleh pihak keluarga
pasien. Diakui bahwa setiap pasien pingsan, pasien terlihat kesakitan setelah itu diikuti
dengan kejadian mata pasien terlihat mendelik keatas lalu tangan menjadi kaku, setelah
itu pasien tidak sadar selama ± 10 – 15 menit.
Pasien mengatakan saat ini sedang mendapatkan pengobatan OAT. Pengobatan
tersebut sudah dijalani selama 1 bulan tetapi setelah itu putus obat selama 1 bulan
terakhir ini dan mengkui bahwa sudah mendapat pengobatan ulang.
Dari riwayat penyakit dahulu pasien menyangkal adanya riwayat trauma kepala,
hipertensi, dan kencing manis.

Pemeriksaan
Status internus : dalam batas normal
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Gizi : Baik
Kesadaran : Compos Mentis, E4M6V5, GCS 15
TD kanan : 130/90 mmHg
Nadi : 76 kali/ menit
Pernapasan : 22 kali/ menit
Suhu : 37.2C
Status psikiatris :
Tingkah laku pasien tenang. Perasaan hati pasien. Pasien kooperatif Orientasi pasien
baik.
Status Neurologis:
Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, E4 M6 V5 GCS 15. Kekuatan
motorik : 5 5 5 5 5555
5555 5555

Reflek fisiologis dalam batas normal meningkat, tidak ditemukan reflek patologis
tanda rangsang meningeal, sensibilitas dalam batas normal. Tidak terdapat gerakan
abnormal. Pemeriksaan koordinasi dan keseimbangan terdapat ketidakseimbangan saat
melakukan tes tandem gait.
Pemeriksaan penunjang :
MRI :
4. multiple abses serebri disertai perifokal edema hebat pada cerebellum kanan, vermis
cerebri, kedua lbus frontal dan parietal kiri
5. sinusitis etmoidalis bilateral, sphenoidalis kiri, maksilaris dan frontalis kanan
6. mastoiditis kronis bilateral

Thorax PA :
gambaran TB paru aktif

H. DIAGNOSIS
Diagnosis klinis : Cephalgia
Diagnosis topis : Cerebrii
Diagnosis etiologis : SOL
Diagnosis sekunder : TB paru aktif

You might also like