Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PEMBAHASAN
2. Bidang Hodge
Hodge, menemukan bidang-bidang lain dalam panggul untuk mengetahui seberapa jauh penurun kepala
pada panggul yang dikenal dengan Bidang Hodge. Beliau juga mengajarkan pelajaran kebidanan
tentang letak verteks/letak belakang kepala, mekanisme letak sungsang, pemasangan forsep, dan
mengubah letak kepala dengan tangan sebelum memasang cunam.
Bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai di mana bagian terendah janin turun ke dalam
panggul pada persalinan dan terdiri atas empat bidang:
1. Bidang Hodge I: bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan
promontorium.
2. Bidang Hodge II: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi bagian bawah
symphisis.
3. Bidang Hodge III: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I dan II, terletak setinggi spina
isciadika kanan dan kiri.
4. Bidang Hodge IV: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I, II, dan III, terletak setinggi os
koksigeus.
3. Sutura
Sutura adalah batas antara 2 tulang, sedangkan fontanella merupakan antara sudut – sudut tulang
terdapat ruang ditutup dengan membran.
Beberapa sutura pada tengkorak :
• Sutura Sagitalis Superior, yang menghubungkan kedua ossis parietalis kiri dan kanan
• Sutura Koronaria, yang menghubungkan os parietalis dengan os frontalis
• Sutura Lamboidea , yang menghubungkan os parietalis dengan os oksipitalis
• Sutura Frontalis, yang menghubungkan kedua ossis frontalis.
• Fontanella Minor ( Ubun-ubun Kecil), berbentuk segitiga, dan terdapat ditempat sutura sagitalis
superior bersilang dengan sutura lamboidea.
• Fontanella Mayor (Ubun-ubun Besar), berbentuk segiempat panjang, terdapat ditempat sutura
sagitalis superior dan sutura frontalis bersilang dengan sutura koronaria.
Adalah perubahan bentuk kepala sebagai akibat penumpukan tulang tengkorak yang saling overlapping
satu sama lain karena belum menyatu dengan kokoh dan memungkinkan terjadinya pergeseran
sepanjang garis sambungnya. Molase (Molding) melibatkan seluruh tengkorak kepala, dan merupakan
hasil dari tekanan yang dikenakan atas kepala janin oleh struktur jalan lahir ibu. Sampai batas-batas
tertentu, molase akan memungkinkan diameter yang lebih besar bisa menjadi lebih kecil dan dengan
demikian bisa sesuai melalui panggul ibu.
Molase ( penyusupan ) adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala janin dapat
menyesuaikan diri dengan bagian atas panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup / tumpang
tindih menunjukan kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul ( Chepalo Pelvic Disproportion )
CPD.
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin, temuan dicatat pada
partograf dengan lambang :
0 : Tulang – tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dipalpasi.
1 : Tulang – tulang kepala janin tumpang tindih, tetapi masih dapat dipisahkan.
2 : Tulang – tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
3 : Tulang – tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.
6.0/5 ji an terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar dan
seluruh bagian terbawah janin.ka bagi
Taksiran berat janin dianggap penting pada masa kehamilan karena pertumbuhan janin intrauterine
berlangsung tidak konstan, yaitu berlangsung cepat pada awal masa kemudian melambat seiring
bertambahnya usia kehamilan dan berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya komplikasi
selama persalinan pada ibu dan bayi seperti berat lahir rendah atau berat lahir berlebih. Ibu yang sehat
akan melahirkan bayi sehat. Salah satu factor yang mempengaruhi terhadap kesehatan ibu adalah
keadaan gizi ibu. Pada penelitian ini status gizi ibu dinilai dari ukuran lingkar lengan atas (LLA) ibu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan akurasi taksiran berat janin dengan rumus
Lohnson dibandingkan dengan berat lahir actual pada ibu hamil gizi baik dan ibu hamil gizi buruk
berdasarkan lingkar lengan atas.Metode penelitian yang digunakan adalah studi non eksperimental
dengan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 ibu
hamil inpartu di klinik bersalin di Yogyakarta yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis
statistik yang dipakai adalah analisis chi square.Dari hasil analisis data, didapatkan hasil pada status
gizi p=0.603 (p0.05); OR=1,6 (OR1).Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
akurasi antara ibu hamil gizi baik dan ibu hamil gizi buruk.
Secara umum persalinan pervaginam dapat dilakukan jika memenuhi tiga faktor utama:
1. Power. (His ditambah kemampuan ibu mengejan)
2. Passage (Jalan lahir)
3. Passanger (Janin,plasenta, dan selaput ketuba
Berat janin yang berlebih kadang menjadi kendala bagi para bidan yg akan menolong persalinan per
vaginam. Disini coba kami sampaikan :rumus menghitung berat janin dalam uterus (rumus Lohnson)
dan rumus hodge.
RUMUS TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN PADA SAAT KALA 1
1. LOHNSON
Ø Jika kepala belum masuk PAP maka rumusnya:
Berat Janin = (tinggi fudus uteri – 12 ) x 155 gram
Ø Jika kepala sudah masuk PAP maka rumusnya:
Berat Janin = (tinggi fudus uteri – 11 ) x 155 gram
1. HODGE
Rumus : tinggi fundus ( cm ) – N x 155
1. HODGE I: N = 13 bila kepala belum melewati PAP
2. HODGE II: N = 12 bila kepala berada diatas spina isciadika
3. HODGE III: N = 11 bila kepala berada dibawah spina isciadika
Contohnya:
Diketahui TFU 26cm
TBJ = (TFU-13) x 155
= (26-13) x 155
= 2015 gram
Sedangkan TBJ menurut TFU normal UK 7 bulan adaah
TBJ = (TFU-13) x 155
= (30-13) x 155
= 2636 gram
Menghitung taksiran berat janin (TBJ) dengan rumus diatas keakuratannya akan meleset , karena faktor
sbb:
• Ketebalan didnding abdomen, ini membuat kita kesulitan dalam menentukan lokasi fundus
uteri.
• Rumus ini tidak dikhususkan untuk wanita Indonesia, pola makan yg berbeda akan menentukan
besarnya janin.
o Penanganan kelainan posisi (positio occipito posterior persistensi)
Umunya dapat lahir spontan, namun bila ada indikasi, dapat dipilih antara ekstraksi
vakum atau forseps.
Pada ekstraksi dengan vakum ekstator kita ikuti arah putaran ubun-ubun kecil dengan
hanya dilakukan penarikan kepala ke bawah dengan arah tarikan yang disesuaikan
dengan tingkat turunnya kepala
a. Persalinan akan terganggu (lama) bila rotasi spontan tidak terjadi (90% akan terjadi
rotasi spontan menjadi oksiput anterior.)
b. Pecahkan ketuban
c. Bila kepala tdk turun (teraba > 3/5 diatas PAP) ð lakukan seksio sesarea
d. Bila pembukaan serviks belum lengkap, tdk ada tanda2 obstruksi ð drips oksitosin
e. Pembukaan lengkap & Kala II lama & tdk ada tanda2 obstruksi ð drips oksitosin
f. Syarat2 terpenuhi ð ekstraksi vakum atau forsep
Presentasi dahi
Adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi maksimal sedang dahi merupakan
bagian terendah. Terjadi pada 1 dari 400 kelahiran. Biasanya akan berubah menjadi
presentasi muka atau belakang kepala.
Penanganan
1. Presentasi muka
Adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi maksimal sedang muka merupakan
bagian terendah. Terjadi pada 1 dari 1000 kelahiran.Penanganan :
a. periksa apakah ada CPD jika positif ada maka lakukan SC dan jika negatif dan
kondisi baik lakukan persalinan pervaginam
b. dalam kehamilan, bila terjadi posisi mentoposterior (dagu berada di belakang) perasat
Schatz
c. dalam persalinan
1. konservatif dan aktif : tidur miring kesebelah dagu, bila mentoanterior lahir spontan,
bila mentoposterior ubah menjadi mentoanterior dengan perasat Thorn atau forsep jika
tidak berhasil lakukan SC.
2. janin mati embriotomi
Letak sungsang
Adalah keadaan janin dimana letaknya memanjang dgn bagian terbawah bokong dengan
atau tanpa kaki. Angka kejadian mencapai 3 % dari kelahiran.Klasifiaksi :
Ada 4 presentasi yaitu
a. presentasi bokong murni, kedua kaki menjungkit ke atas terletak dekat kepala
b. presentasi bokong kaki, kedua kaki disamping bokong dsb sempurna, bila hanya satu
kaki dsb tidak sempurna.
c. presentasi kaki, bgn terendah 2 kaki dsb presentasi kaki sempurna, bila hanya 1 dsb
presentasi kaki tidak sempurna.
d. presentasi lutut, bgn terendah 2 lutut dsb sempurna, bila hanya 1 dsb tidak sempurna
Penanganan :
a. Dalam kehamilan, Bila ditemui pada primigravida hendaknya diusahakan versi luar
yang dilakukan antara 34 dan 38 minggu. Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak
janin harus pasti dan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Perlu diingat
kotraindikasi versi luar ialah panggul sempit, perdarahan antepartum, hipertensi, hamil
kembar, dan plasenta previa.
Presentasi rangkap
Penanganan :
a)Pada sebagian besar kasus, penatalaksanaan kasus adalah ekspektatif oleh karena
jarang mengganggu jalannya persalinan dan umumnya tangan janin secara reflektoar
akan ditarik sehingga tidak lagi mengganggu jalannya persalinan.
b)Tindakan yang bisa dikerjakan adalah dengan mereposisi tangan dan menurunkan
kepala kedalam jalan lahir secara bersamaan.
Letak lintang
Keadaan di mana sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus dengan sumbu panjang
tubuh ibu – Knee-chest position, Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28
minggu dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar,
kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan. Pada multigravida umur
kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan
versi luar, kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan.
Presentasi gandaØ
Menumbungnya satu ekstremitas disisi bagian terbawah janin dan kedua bagian ini
sekaligus berada didalam panggul.
Penanganan :
-Jika lengan menumbung disamping kepala, keadaan tersebut harusØ diawasi ketat
apakah lengan keluar bersama dengan penurunan bagian terbawah janin. Jika gagal
mengikuti penurunan tersebut/bila tampaknya menghalangi penurunan kepala, lengan
yang menumbung tersebut secara perlahan-lahan harus didorong ke atas dan bersamaan
dengan itu, kepala akan turun karena tekanan fundus uteri.udah masuk ke rongga
panggul.
10.KATA PENGANTAR
11.Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk sederhana.
12.Atas bantuan dan bimbingan semua pihak maka makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena
itu, patutlah kami menyampaikan terima kasih kepada :
13.Bapak Drs. Muh. Ishak, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia di Akbid Bataritoja
Watampone.
14.Orang tua kami yang banyak memeberikan motifasi dan bantuan baik moril maupun materi,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
15.Teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
16.Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kami memohon
maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenaan dihati pembaca. Serta masukan berupa kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.
17.Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
18.Watampone, November 2012
19.Tim Penyusun,
20.
Bagikan ini:
• Twitter
• Facebook6
• Google
•
Object 1
Navigasi pos
← DEPRESI POST PARTUM
Perubahan Haematologi Masa Nifas →
Tinggalkan Balasan
Blog di WordPress.com.