Professional Documents
Culture Documents
SURAKARTA
2008
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
Otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non
supuratif, yang masing-msing golongan mempunyai bentuk akut dan kronis.
Otitis media supuratif kut (OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK).
Otitis media serosa akut (basotrauma : erotitis) da otitis media serosa kronis
(glue ear).
Otitis media supuratif kronika (OMSK) atau otitis media perforata (OMP)
adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan
sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret
mungkin encer atau kental, being atau berupa nanah.
Yaitu telinga penderita terdapat kolesteatoma (dengan atau tanpa infeksi) atau
perforasi membran timpani kronika dengan infeksi (tanpa kolesteatoma)
dengan gejala otore.
2. Etiologi
Patogen tersering yang diisolasi dari telinga pasien dengan OMSK
adalah P.aeruginosa dan S. aureus. Bakteri anaerob juga sering ditemukan
dalam penelitian. Jamur biasanya jarang muncul kecuali bila terdapat super
infeksi pada liang telinga. (Buchman,2003).
C. Manifestasi Klinis
1. Kehilangan pendengaran
2. Otore intermiten (berbau busuk)
3. Tidak ada nyeri kecuali pada kasus mastoiditis akut
4. Kemerahan
5. Oedema
6. Perforasi pada membran tympani
D. Patofisiologi
nisme
Radang pada telinga
Lubang telinga tengah
Penurunan syaraf pendengaran
Menimbulkan peradangan
Gangguan fungsi pendengaran
Infeksi
OMA
OMSK
F. Komplikasi
1. Abses otak
2. Meningitis
3. Abses esktradural adalah suatu kumpulan pos diantara dural dan tulang yang
menutupi rongga mastoid atau telinga tengah, gejalanya antara lain telinga dan kepala
yang berat.
4. Abses subdural dapat timbul akibat perluasan langsung abses ekstradural atau
perluasan suatu tromboflebitis lewat saluran-saluran vena. Gejalanya demam, nyeri
kepala.
7. Penatalaksanaan
Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang-
ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh bisa
disebabkan karena :
Beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dilakukan pada OMSK :
1. Mastoidektomi sederhana
Operasi pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan konservatif tidak
sembuh. Dengan tindakan ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari
jaringan patologik. Tujuannya supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair
lagi.
2. Mastoidektomi radikal
Operasi pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah
meluas. bertujuan untuk membuang semua jaringan patologis dan mencegah
komplikasi ke intrakranial.
Dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tapi belum merusak
kavum timpani. Tujuan operasi ini membuang semua jaringan patologik dari
rongga mastoid, dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.
4. Miringoplasti
5. Timpanoplasti
Operasi dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan lebih berat atau
OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan
medikamentosa. Tujuannya menyembuhkan serta memperbaiki
pendengaran. (Soepardi, Arsyad, 1997 : 55-57)
H. Fokus Pengkajian
Pengkajian
I. Diagnosa Keperawatan
Kriteria hasil :
Intervensi
Kriteria hasil :
Intervensi :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Intervensi :
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
1) Nama : Ny. S
2) Umur : 35 th
4) Alamat : Surakarta
5) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
6) Pendidikan : SMP
7) Pekerjaan : Swasta
8) Agama : Islam
1) Nama : Tn. M
2) Umur : 40 th
3) Jenis kelamin : Laki-laki
4) Alamat : Surakarta
6) Pendidikan : SMA
7) Pekerjaan : Wiraswasta
8) Agama : Islam
2. Keluhan utama
Pasien mengatakan keluar cairan warna kuning, berbau pada telinga kanan
dan telinga kanan terasa nyeri, skala nyeri 4 (sedang), nyeri dirasakan saat
aktivitas, terasa senut-senut di telinga.
3. Riwayat keperawatan
Pasien mengatakan pada waktu sekitar umur 8 tahun pernah jatuh dan
kepalanya sakit.
4. Pemeriksaan fisik
N : 80 x/menit RR : 20 x/menit
f. Telinga : Keluar cairan yang berwarna kuning, berbau pada telinga kiri,
gendang telinga pecah
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Otopraf 3 x 2 tetes
b. Amoxilin 3 x 500 mg
c. Cefadroxil 2 x 500 mg
e. H2O2 3% 3 x 4 tetes
6. Data fokus
a. Data subyektif :
1. Pasien mengatakan pendengaran berkurang
2. Pasien mengatakan telinga kanan keluar cairan kuning
3. Pasien mengatakan nyeri pada telinga kanan
P : saat aktivitas
Q : senut-senut
R : telinga kanan
S : skala 4
T : hilang timbul
b. Data obyektif :
P : saat aktivitas
Q : senut-senut
R : telinga kanan
S : skala 4
T : hilang timbul
- Tanda vital
TD : 130/90 mmHg
S : 36,0°C
N : 80 x/menit
Rr : 20 x/menit
3. DS : - Pecahnya Potensial
gendang telinga infeksi
DO: - Pecahnya gendang telinga
C. Diagnosa Keperawatan
1. Dx. I
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 60 menit nyeri
hilang atau berkurang.
Intervensi :
2. Dx. II
b. Pendengaran baik
Intervensi :
3. Dx. III
Intervensi :
E. Implementasi
Tanggal,
Dx Implementasi Respon Ttd
Hari, Jam
N : 80 x/menit
Tanggal,
Dx Implementasi Respon Ttd
Hari, Jam
Rr : 20 x/menit
F. Evaluasi
Dx Tgl/jam Evaluasi Ttd
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dipertahankan
Adam S, George, L., 1994, ..----- Buku Ajar THT, EGC, Jakarta.
Gody, D. Thone, R., 1991, Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan, EGC,
Jakarta.