You are on page 1of 14

JURNAL TEKNIK SIPIL

ANALISIS VARIASI KANDUNGAN SEMEN TEHADAP KUAT


TEKAN BETON RINGAN STRUKTURAL
AGREGAT PUMICE
Aris Sutrisno
Slamet Widodo, M.T.
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Email: aris_ino@yahoo.com

ABSTRAK
Beton ringan struktural dapat diproduksi dengan menggunakan agregat ringan
alami salah satunya adalah pumice. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh perbedaan kandungan semen dalam campuran beton ringan terhadap
kuat tekan beton ringan.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Variabel
3 3
bebas yang digunakan adalah perbedaan berat semen yaitu 300kg/m , 350kg/m ,
3 3
400kg/m , dan 450kg/m . Faktor air semen yang digunakan adalah 0,45. Ukuran
butir maksimum agregat kasar (pumice) 20 mm dan menggunakan bahan tanbah
berupa Sikament NN dan Plastiment VZ. Dalam penelitian ini benda uji dibuat
sebanyak tiga buah untuk setiap komposisi campuran dengan ukuran cetakan
silinder benda uji 15cmx30cm. Pengujian tekan dilakukan pada saat beton
berumur 56 hari.
Dari hasil penelitian didapatkan pengaruh perbedaan kandungan semen dalam
campuran beton ringan terhadap kuat tekan beton ringan berbanding lurus dengan
banyaknya semen yang digunakan dalam campuran. Dalam penelitian ini kuat
3
tekan beton ringan dengan kandungan semen 300kg/m adalah 14,1945 MPa;
3 3
350kg/m menghasilkan kuat tekan 19,1313 MPa; 400kg/m menghasilkan kuat
3
tekan 19,3461 MPa; dan pada 450kg/m menghasilkan kuat tekan 24,7982 MPa.
Pengaruh perbedaan kandungan semen dalam campuran beton ringan terhadap
berat jenis beton ringan berbanding lurus dengan banyaknya semen yang
3
digunakan dalam campuran. Pada kandungan semen 300kg/m menghasilkan
3 3 3
berat jenis 1823,29 kg/m ; 350kg/m menghasilkan berat jenis 1856,81 kg/m ;
3 3
400kg/m menghasilkan berat jenis 1855,62 kg/m ; dan pada kandungan semen
3 3
450kg/m meghasilkan berat jenis 1861,45 kg/m . Dalam penelitian ini beton
masih termasuk dalam jenis beton ringan karena berat jenis betonnya masih
3
dibawah 1900 kg/m .
Kata Kunci : Pumice, Berat Semen, Kuat Tekan, Beton Ringan
ANALYSIS OF VARIATION CEMENT CONTENT ON THE
COMPRESSIVE STRENGTH OF STRUCTURAL LIGHTWEIGHT
AGGREGATE CONCRETE PUMICE

ABSTRACT
Structural of concrete can be produced with agregate natural light one of them is
pumice. The purpose of this research is to knowing effect and differences of
cement content on the lightweight concrete compressive strength.
In this research, experiment method is used. Free variable that used is different of
3 3 3 3
cement weight, those are 300kg/m , 350kg/m , 400kg/m , dan 450kg/m . Factor
of cement water that used is 0,45. Size of pumice 20 mm and material addition are
in the form of sikament NN and Plastiment VZ. In this research the specimen is
made three for each mix composition with the size of cylinder mold specimen
15x30 cm. The examiration of pressure is done when concrete is 56 days old.
From the research, effect of different cement in mix of lightweight concrete on the
lightweight concrete compressive strenght is directly proportional to the amount
of cement that used in the mix. In this research, lightweight concrete compressive
3 3
strenght with 300kg/m cement content is 14,1945 Mpa; 350 kg/m produces
3
compressive strenght 19,1313 Mpa; 400 kg/m produces compressive strenght
3
19,3461 Mpa; and on the 450 kg/m produce compressive strength 24,7982 Mpa.
Effect of different of cement content in the lightweight concrete directly
proportional to the amount of cement that used in the mix. In the cement content
3 3 3
300 kg/m produces density 1823,29 kg/m ; 350 kg/m produces density 1856,81
3 3 3 3
kg/m ; 400 kg/m produces density 1855,62 kg/m ; and 450 kg/m produces
3
density 1861,45 kg/m . In this research the concrete is still included the kind of
3
lightweight concrete, because its density is still under 1900 kg/m .
Kata Kunci : Pumice, Cement Weight , Lightweight, Concrete
1. PENDAHULUAN
Kebutuhan beton ringan lebih kecil ini juga dapat
dalam berbagai aplikasi teknologi memberikan keuntungan dalam
konstruksi modern meningkat pengurangan ukuran pondasi yang
dengan cepat. Hal ini disebabkan diperlukan.
karena berbagai keuntungan yang Beton ringan dapat
dapat diperoleh dari penggunaan diproduksi dengan menggunakan
teknologi beton ringan diantaranya, agregat ringan yang secara umum
berat jenis beton yang lebih kecil dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
sehingga dapat mengurangi berat agregat ringan alami dan agregat
sendiri elemen struktur yang ringan buatan. Agregat ringan buatan
mengakibatkan kebutuhan dimensi dibuat dengan membekahkan atau
tampang melintang menjadi lebih memanaskan bahan-bahan seperti
kecil. Beban mati struktural yang terak dan peleburan besi, tanah liat
diatome, abu terbang, tanah serpih, tempat di mana campuran diletakkan
batu tulis dan lempung. Sedangkan dan mengeras.
agregat kasar alami diperoleh dari B. Beton Ringan
bahan-bahan seperti batu apung, batu Beton normal merupakan
letusan gunung atau batuan lahar. bahan yang cukup berat, dengan
Kekuatan beton sangat 3
berat sendiri mencapai 2400 kg/cm .
ditentukan oleh kekuatan agregat dan Untuk mengurangi beban mati pada
kekuatan matrix pengikatnya. suatu struktur beton maka telah
Dengan demikian, faktor yang dapat banyak dipakai jenis beton ringan.
dioptimalkan untuk mendapatkan Menurut Standar Nasional Indonesia
beton ringan struktural adalah 03-2847 tahun 2002, beton dapat
kekuatan matrix pengikat yang salah digolongkan sebagai beton ringan
satunya ditentukan oleh kandungan jika beratnya kurang dari 1900 kg
semen dalam campuran beton. per meter kubik. Nawy (2004)
Penelitian ini dilakukan karena menyebutkan bahwa kuat tarik beton
kerikil alami cenderung lebih kuat ringan pada umumnya lebih kecil
daripada beton, sehingga kegagalan bila dibandingkan dengan beton
cenderung terjadi pada interface, normal.
sedangkan pumice lebih lemah C. Material Penyusun Beton
daripada beton sehingga kuat diduga Ringan
kegagalan terjadi pada agregat. Oleh 1. Agregat Halus
karena itu, maka dapat diduga Agregat halus untuk beton
adanya perbedaan efek kandungan dapat berupa pasir alam sebagai hasil
semen pada beton normal dan beton disintegrasi alami dari batu-batuan
ringan. Dalam penelitian ini akan atau berupa pasir buatan yang
dilakukan uji banding kekuatan beton dihasilkan oleh alat-alat pemecah
ringan dengan perbedaan kandungan batu. Agregat halus pada penelitian
semen dalam campuran adukan yang ini menggunakan jenis agregat halus
digunakan. yaitu pasir alami, pasir ini
2. KAJIAN TEORI merupakan pasir alami yang diambil
A. Beton dari Sungai gendol, Kecamatan
Beton akhir-akhir ini sangat Cangkringan, Kabupaten Bantul .
banyak dipakai secara luas sebagai Berdasarkan jenis pasir yang
salah satu bahan bangunan. Pada disyaratkan oleh Wuryati dan Candra
umumnya beton terdiri dari kurang diatas, pasir yang diambil dari
lebih 15% semen, 8% air, 3% udara, Sungai gendol, Kecamatan
selebihnya pasir dan kerikil (Wuryati Cangkringan, kabupaten bantul
dan Candra, 2001). Beton polos termasuk ke dalam jenis pasir galian
didapat dengan mencampurkan karena dalam pengambilannya
semen, agregat (aggaregate) halus, dengan cara digali. Ditinjau dari
agregat kasar, air dan kadang-kadang asalnya, pasir yang dipakai dalam
campuran lain (Chu-Kia Wang dan pengujian ini adalah pasir yang
Charles G. Salmon, 1986). Kekuatan berasal dari erupsi gunung berapi
beton tergantung dari banyak faktor: pada tahun 2010 silam. Sehingga
proporsi dari campuran dan kondisi dapat disimpulkan bahwa pasir yang
temperatur dan kelembaban dari digunakan adalah pasir yang kasar,
tajam , bersudut, berpori dan bebas beton selain untuk mengurangi
dari kandungan garam yang volume dari pasta semen agregat
membahayakan karena tidak terkena kasar juga memiliki fungsi sebagai
air laut. penentu kekuatan suatu beton.
2. Semen Portland (PC) 4. Air
Semen adalah suatu jenis Air adalah bahan dasar
bahan yang memiliki sifat adhesif pembuatan beton yang paling murah.
(adhesive) dan kohesif (cohesive) Fungsi air dalam pembuatan beton
yang memungkinkan melekatnya adalah untuk membuat semen
fragmen-fragmen mineral menjadi bereaksi dan sebagai bahan pelumas
suatu massa yang padat. Semen antara butir-butir agregat. Untuk
merupakan bahan yang jadi dan membuat semen bereaksi hanya
mengeras dengan adanya air yang dibutuhkan air sekitar 25-30 persen
dinamakan semen hidraulis dari berat semen. Tetapi pada
(hydraulic cements). kenyataan dilapangan apabila faktor
Semen portland atau biasa air semen (berat air dibagi berat
disebut semen adalah bahan pengikat semen) kurang dari 0,35 maka
hidroli berupa bubuk halus yang adukan sulit dikerjakan, sehingga
dihasilkan dengan cara umumnya faktor air semen lebih dari
menghaluskan klinker (bahan ini 0,40 yang mana terdapat kelebihan
terutama terdiri dari silikay-silikat air yang tidak bereaksi dengan
kalsium yang bersifat hidrolis), semen. Kelebihan air inilah yang
dengan batu gips sebagai bahan berfungsi sebagai pelumas agregat,
tambahan. Semen yang digunakan sehingga membuat adukan mudah
adalah Semen Portland Tipe I. dikerjakan. Tetapi seiring dengan
3. Agregat Kasar semakin mudahnya pengerjaan,
Dalam penelitian ini agregat maka akan menyebabkan beton
kasar yang digunakan adalah batu menjadi porous atau terdapat banyak
apung yang berasal dari formasi rongga, maka kuat tekan beton itu
semilir, tepatnya Desa Bawuran, sendiri akan menurun (tjokrodimulyo
Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. :2007).
Agregat kasar ini diperoleh dari 5. Bahan Tambah
proses pemecahan bongkahan batu Dalam penelitian ini
besar kemudian digiling sesuai menggunakan dua jenis bahan tambah
dengan kebutuhan dan dalam yang masing-masing mempunyai
penelitian ini agregat yang kegunaan yang berfungsi
dibutuhkan dengan diameter untuk mempermudah proses
maksimal 19 mm. Keunggulan pengerjaan beton tanpa mengubah
agregat kasar ini adalah berat campuran ataupun susunan
jenisnya yang lebih ringan komposisi awal dari perncanaan
dibandingkan dengan agregat yang beton tersebut. Dua jenis bahan
bisa digunakan untuk pembuatan tambah tersebut adalah :
beton pada umumnya, walaupun a. Sikament NN
kekuatannya tidak lebih besar. Bahan tambah ini berfungsi
Agregat kasar sendiri memiliki untuk menambah workability dari
peranan yang penting dalam suatu adukan beton atau bisa disebut
pengencer adukan, akan tetapi bahan wilayah Indonesia yang sebagian
tambah ini tidak mengurangi kuat besar wilayahnya sering dilanda
tekan beton tersebut ataupun gempa.
merubah fas dari beton tersebut. 3. METODE PENELITIAN
b. Plastiment VZ A. Metode
Bahan tambah ini berfungsi Metode yang digunakan
untuk memperlambat proses dalam penelitian ini adalah metode
pengerasan beton sehingga beton eksperimen, yaitu penelitian yang
akan lebih lama dalam proses bertujuan untuk menyelidiki
pengerasannya. Sehingga proses hubungan sebab akibat antara satu
pengerjaan bisa dilakukan dengan dengan yang lain dan
baik. membandingkan hasilnya sehingga
D. Kerangka Pikir menjadikan sebuah inovasi. Benda
Pumice berpotensi untuk uji yang dibuat dalam penelitian ini
beton ringan, akan tetapi sifat dari adalah beton ringan silinder yang
pumice lemah, tetapi bisa mana nantinya akan diuji kuat
ditingkatkan dengan memperbaiki tekannya.
kekuatan matrix. Kandungan semen B. Variabel Penelitian
sangat mempengaruhi kekuatan Menurut Sugiono (2006),
matrix sehingga dapat memperbaiki variabel penelitian adalah segala
kuat tekan beton. sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti
Dalam penelitian ini konsep untuk dipelajari sehingga didapatkan
utamanya adalah memanfaatkan sebuah informasi untuk diambil
breksi batu apung yang melimpah sebuah kesimpulan.
dan saat ini belum dimanfaatkan 1. Variabel bebas
dengan baik dan hasil yang Variabel bebas adalah
maksimal. Breksi batu apung ini variabel yang mempengaruhi
akan dimanfaatkan sebagai material timbulnya variabel terikat.
struktur sehingga pemanfaatannya Variabel bebas yang terdapat
bisa maksimal, dalam penelitian ini dalam penelitian ini adalah
3
breksi batu apung akan digunakan kebutuhan semen untuk setiap m
sebagai bahan pengganti agregat beton.
kasar dan dalam proses kerja pada 2. Variabel terikat
penelitian ini menggunakan variasi Variabel terikat adalah
substitusi semen. variabel yang mempengaruhi atau
Dalam ilmu ketekniksipilan menjadi akibat, karena adanya
penelitian ini termasuk hal baru yang variabel bebas. Variabel terikat
seyogyanya akan memberikan dalam hal ini adalah:
manfaat kepada masyarakat, karena a. Nilai slump.
pembuatan beton ringan ini b. Kuat tekan beton.
mempunyai banyak kelebihan c. Berat jenis beton.
dibandingkan dengan beton -beton 3. Variabel kontrol/pengendali
konvensional selain memiliki berat Variabel kontrol adalah
sendiri yang relatif kecil beton ringan variabel konstan yang digunakan
ini juga lebih tahan terhadap gempa, untuk membandingkan variabel
hal ini cocok untuk diaplikasikan di lain. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kuat tekan beton 18. Molen
ringan antara lain : 19. Cetok
a. Tipe semen. 20. Gerobak Dorong
b. Faktor air semen. 21. Cangkul
c. Ukuran butiran maksimum 22. Kerucut Abrams
agregat. 23. Cetok Slump
d. Tipe suplasticizer. 24. Pelat Besi
e. Metode percampuran dengan 25. Cetakan Beton
teknik pre-wetting. 26. Uviversal Testing Machine
f. Cara perawatan benda uji. (UTM)
g. Umur benda uji. 27. Baja Pejal
C. Material Penyusun Beton E. Prosedur Penelitian
Ringan Metode yang digunakan
Bahan-bahan yang dalam penelitian ini adalah
dibutuhkan dalam penelitian ini metode eksperimen, yaitu metode
antara lain adalah : yang digunakan untuk mencari
1. Semen portland hubungan sebab akibat satu
2. Agregat Halus dengan yang lain dan
3. Agregat kasar membandingkan hasilnya. Dalam
4. Air penelitian ini terdapat beberapa
5. Bahan tambah tahapan.
Dalam penelitian ini 1. Tahap persiapan benda uji
digunakan bahan dua macam Tahap persiapan benda uji
bahan yaitu : merupakan suatu tahapan dimana
a. Sikament NN. segala sesuatu yang berkaitan
b. Plastiment VZ dengan pembuatan benda uji
6. Oli harus dipersiapkan. Tahapan ini
7. Belerang berisi tentang persiapan alat,
D. Alat bahan, tempat, penentuan mix
1. Ayakan Pasir design dan teknis pelaksanaan.
2. Timbangan 2. Tahap pembuatan benda uji Benda
3. Gelas ukur uji yang dibuat
4. Oven adalah beton ringan dengan
5. Jangka sorong variasi perbedaan prosentase
6. Kuas kandungan semen dalam beton
7. Cawan Peleleh dan agregat kasarnya diubah,
8. Scrap dimana dalam penelitian ini
9. Kompor Listrik agregat kasar pumice.
10. Sendok makan Dalam penelitian ini benda
11. Tang Jepit uji divariasikan menjadi empat
12. Pelat Capping macam mix disign, yaitu dengan
13. Alat Pelurus mengubah perbandingan
14. Palu prosentase kandungan semen
15. Bak Perendam dalam beton. Pada
16. Selang pelaksanaannya pencampuran
17. Penggaris dan Meteran beton ringan dilakukan dengan
menggunakan molen (mesin merupakan salah satu cara untuk
pengaduk) hal ini bermaksud menjaga kelembapan beton.
untuk mempermudah proses Proses ini sebaiknya dilakukan
pengadukan dan membuat adukan hingga beton berumur 28 hari.
akan lebih tercampur dengan baik. Namun pada penelitian kali
Untuk mengontrol ini proses perawatan beton yaitu
homogenitas suatu adukan meka dengan merendam beton kedalam
perlu dilakukan pengujian slump. air selama 56 hari hal ini
Menurut SNI 1972-2008, dilakukan agar hasilnya lebih
pengujian slump adalah salah satu maksimal.
cara mengukur homogenitas dan Berdasarkan FM-5428
tingkat kelecakansuatu adukan. tentang beton dan masonri, faktor-
Pengertian nilai slump sendiri faktor yang berpengaruh dalam
adalah besarnya penurunan peningkatan kekuatan beton
adukan yang ditinjau dari alat uji adalah curring dan lamanya
yaitu kerucut abrams. Nilai slump waktu curring. Dalam proses
berbanding lurus dengan kadar air curring kelembapan beton dijaga
adukan beton, sehingga akan dalam temperatur 22 derajat
berbanding terbalik dengan celcius, yaitu dengan cara
kekuatan beton. menutup benda uji plat dengan
Pada pencampuran beton karung goni basah.
ringan ini, pengujian slump yang 4. Tahap pengujian benda uji
digunakan sama dengan pengujian Pengujian kuat tekan
slump pada beton kebanyakan, dilakukan pada benda uji silinder
yaitu slump berdasarkan tinggi. besar dan silinder besar dengan
Menurut Kardiyono (2007), cara ukuran silinder besar diameter
pengujian slump adalah sebagai 150 mm, tinggi 300 mm.
berikut : Pada proses pengujian ini umur
beton berusia 56 hari dan hanya di uji
3. Tahap perawatan benda uji tekan saja, karena jumlah sempel beton
Setelah beton ringan yang terbatas yaitu hanya 15 sempel.
Di bawah adalah cara perhitungan
selesai dibuat, maka beton harus kuat= tekan beton
dirawat agar mempunyai kualitas ……………………….(1)
yang baik. Perawatan benda uji
Keterangan :
umumnya adalah dilakukan
σ = tegangan (MPa)
dengan cara membasahi benda uji
p = beban maksimal (N)
agar kelembapannya terjaga.
A= luas penampang (mm)
Perawatan seperti ini
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dimaksudkan untuk mendapatkan
A. Proporsi Campuran
kuat beton yang tinggi,
Hal yang harus
menjadikan beton semakin awet,
diperhatikan sebelum melakukan
kedap air, dan benda uji tahan aus.
pengecoran atau membuat benda
Menurut SNI 03-3976-1995,
beton harus berada dalam posisi uji adalah menentukan proporsi
lembab minimal sampai berumur campurannya. Dalam penelitian
7 hari. Menurut Gambhir (1986)
menutup beton dengan kain basah
ini material yang dibutuhkan empat variasi campuran dengan
untuk membuat beton ringan membandingkan volume semen
antara lain adalah : yang digunakan dengan
1. Kebutuhan material beton ringan perbandingan 300, 350, 400, dan
3 3
untuk 1m 450kg/m .
Dalam penelitian ini
pembuatan beton ringan memiliki
3
Tabel 3. Kebutuhan tiap 1m pada campuran beton ringan
No Nama Material Kebutuhan material tiap meter kubik
3
(kg/m )
3 3 3 3
300kg/m 350kg/m 400kg/m 450kg/m
1 Pasir Alami 681,963 646,103 610,243 574,384
2 Kerikil Pumice 768,439 728,033 687,626 647,219
3 Air 135 157,5 180 202,5
4 Semen 300 350 400 450
5 Set Retarder 0,419 0,489 0,559 0,629
6 Superplasticizer 2,82 3,29 3,76 4,23
Kebutuhan 3 silinder besar
2. Trial mix beton ringan
(
.=0,15m ) . 0,3m = 0,005 m3

Faktor aman 20%


(0,005 = 0,003 m 3

Volume silinder besar = π ² ³


3
³ x 3) = 0,015 m
Total volume adukan = 0,018 m
Dibulatkan 3
= 0,020 m
Tabel 4. Kebutuhan agregat trial mix beton ringan untuk sekali adukan

No Nama Material Kebutuhan material tiap adukan

3 3 3 3
300kg/m 350kg/m 400kg/m 450kg/m
1 Pasir Alami 13,639 12,922 12,205 11,488
2 Kerikil Pumice 15,369 14,561 13,753 12,944
3 Air 2,7 3,15 3,6 4,05
4 Semen 6 7 8 9
5 Set Retarder 0,008 0,010 0,011 0,013
6 Superplasticizer 0,056 0,066 0,075 0,085
B. Pembuatan Benda Uji buah silinder ukuran 15 cm x 30
Dalam penelitian ini cm.
benda uji yang dibuat yaitu 12
Tabel 5. Hasil pembuatan benda uji
Benda uji Diameter (mm) Tinggi (mm) Berat (mm)
H1 150,70 304,00 9,98
H2 149,98 394,97 9,73
H3 151,38 305,33 9,83
H4 150,38 300,67 9,96
H5 150,17 302,03 10,04
H6 150,62 301,10 9,98
H7 151,22 302,63 10,04
H8 150,22 301,83 9,89
H9 150,57 302,60 10,11
H10 149,93 305,33 10,01
H11 150,70 301,60 10,03
H12 150,23 301,13 10,03

1. Pengujian slump hasil yang berbeda-beda, adapun


Dalam penelitian ini hasil hasil pengujian slump akan
pengujian nilai slump disetiap disajikan pada tabel di bawah ini
macam campuran menghasilkan
Tabel 6. Pengujian slump
Semen Yang Dipakai Nilai slump Waktu Pengecoran Pukul
3 (cm) (WIB)
(kg/m )
300 2 Jum’at, 22 Juni 2012 10.21
350 4 Rabu, 18 Juni 2012 09.54
400 14 Selasa, 18 Juni 2012 10.36
450 11 Senin, 11 Juni 2012 09.33

Pengujian Slump
NilaiSlump(cm) 16 y = 0.074x - 20
14
12
10 R² = 0.707
8 Pengujian Slump
6
4
2 Linear (Pengujian
0
300 350 400 450 Slump)
3
Semen (kg/m )

Gambar 21. Grafik hubungan berat semen dengan nilai slump.

2. Berat jenis benda uji Berat jenis dalam


penelitian kali ini didapatkan dari
berat silinder beton dibagi dengan bawah ini adalah tabel dan grafik
volume beton. Di berat jenis beton disetiap macam
campuran.
= 7. Data berat jenis beton ringan
Tabel

Benda uji Diameter tinggi Volume berat berat jenis


(m) (m) 3 (kg) 3
(m ) (kg/m )
H1 0,15 0,30 0,0054 9,98 1854,21
H2 0,15 0,30 0,0054 9,73 1789,77
H3 0,15 0,30 0,0054 9,83 1825,90
H4 0,15 0,30 0,0054 9,96 1829,01
H5 0,15 0,30 0,0054 10,04 1857,35
H6 0,15 0,30 0,0053 9,98 1884,07
H7 0,15 0,30 0,0054 10,04 1869,13
H8 0,15 0,30 0,0054 9,89 1825,36
H9 0,15 0,30 0,0054 10,11 1872,38
H10 0,15 0,30 0,0053 10,01 1877,39
H11 0,15 0,30 0,0054 10,03 1845,51
H12 0,15 0,30 0,0054 10,03 1861,46
Tabel 8. Data benda uji beton ringan
Berat kg/m
3 Berat Jenis
Benda Uji Jenis 3
3 Rerata (kg/m )
(kg/m )
H1 1854,21 300 1823,29
H2 1789,77
H3 1825,90
H4 1829,01 350 1856,81
H5 1857,35
H6 1884,07
H7 1869,13 400 1855,62
H8 1825,36
H9 1872,38
H10 1877,39 450 1861,45
H11 1845,51
H12 1861,46
Berat Jenis
BeratJenis(kg/m3) 1900 y = 0.226x + 1764
1890
1880
1870 R² = 0.697
1860
1850 Berat Jenis
1840
1830
1820
1810
1800 Linear (Berat
300 350 400 450 Jenis)
3
Semen (kg/m )

Gambar 22. Grafik hubungan berat semen yang digunakan terhadap berat jenis
beton ringan.
Dari gambar diatas akan mengakibatkan berat jenis
hubungan berat semen yang semakin meningkat. Selain itu
digunakan dengan berat jenis beton dikarenakan berat jenis semen lebih
ringan terlihat perbedaan berat jenis besar dari pada berat jenis kerikil
antar varian tidak terlalu besar, (pumice). Menurut SNI 03 – 2847 –
perbedaan maksimum hanya 4%. 2002 hasil berat jenis dalam
Berat jenis tertinggi terdapat pada penelitian ini masih tergolong dalam
campuran yang menggunakan semen beton ringan, karena berat jenis yang
3
450 kg/m , yaitu dengan nilai slump dihasilkan masih di bawah 1900
1861,45 kg/m3. Hal ini dikarenakan kg/m .
3
semakin banyak semen yang
digunakan pada setiap campuran 3. Kuat Tekan Beton Ringan
Tabel 9. Data benda uji beton ringan

Semen yang Kuat Tekan Kuat Tekan


Benda Uji digunakan beton ringan Rerata Beton
3 (MPa) Ringan (MPa)
(kg/m )
H1 300 15,13117346 14,19455997
H2 300 13,01299263
H3 300 14,43951382
H4 350 18,57162375 19,1313689
H5 350 18,62525422
H6 350 20,1972289
H7 400 18,36749665 19,34611595
H8 400 19,74090932
H9 400 19,92994187
H10 450 26,60950622 24,79820780
H11 450 23,53738094
H12 450 24,24773625
Kuat Tekan Beton ringan
KuatTekan(Mpa) 30 y = 0,064x - 4,651
20 R² = 0,910
Kuat Tekan Beton
10 ringan
0 Linear (Kuat
300 350 400 450 Tekan Beton
Semen (kg/m³) ringan)

Gambar 23. Grafik hubungan berat semen yang digunakan dengan kuat beton ringan.

Dari gambar diatas campuran air dan semen membentuk


hubungan berat semen yang pasta semen, pasta semen kecuali
digunakan dengan kuat tekan beton berfungsi sebagai pengisi pori-pori di
ringan terlihat bahwa kuat tekan antara butiran-butiran agregat halus,
beton tertinggi terdapat pada juga berfungsi sebagai perekat atau
campuran yang menggunakan pengikat dalam proses pengerasan
3
volume semen 450 kg/m , yaitu sehingga butiran-butiran agregat
dengan nilai slump 11 cm, berat jenis saling terikat dengan kuat sehingga
3
1861,45 kg/m dan kuat tekan beton membentuk beton yang kompak atau
sebesar 24,7982 MPa, hal ini padat. Untuk itu banyaknya
dikarenakan penggunaan volume kandungan semen dalam beton akan
semen dengan nilai yang lebih besar menentukan kuat tekan yang tinggi.
3
yaitu 450 kg/m akan mengakibatkan Penggunaan semen yang lebih
kuat tekan lebih tinggi dibanding banyak akan memberikan kekuatan
dengan penggunaan volume semen matrix yang lebih baik sehingga
3 mencegah atau menunda hancurnya
400 kg/m yang nilai slumpnya 14
3 agragat pumice saat mengalami
cm, berat jenis 1855,62 kg/m dan
kuat tekan betonnya 24,7982 MPa. pembebanan, yang berakibat
Semakin banyak kandungan semen, meningkatnya kuat tekan beton
kuat tekan beton akan tinggi karena ringan.
semen merupakan elemen yang 5. KESIMPULAN DAN SARAN
berfungsi sebagai pengikat agregat A. Kesimpulan
dalam beton. Pada faktor air semen Berdasarkan analisis data
yang sama (nilai slump berubah), dan penbahasan dapat diambil
beton dengan banyak kandungan kesimpulan sebagai berikut:
semen mempunyai kuat tekan yang 1. Dalam penelitian ini kuat tekan
tinggi.Dalam adukan beton, beton ringan pada kandungan
3
semen 300kg/m menghasilkan
3
14,1945 MPa; 350kg/m C. Keterbatasan
menghasilkan kuat tekan 19,1313 Dalam penelitian ini
3
MPa; 400kg/m menghasilkan terdapat keterbatasan masalah,
kuat tekan 19,3461 MPa; dan diantaranya adalah:
3
pada prosentase 450kg/m 1. Keterbatasan mesin pengaduk
menghasilkan kuat tekan 24,7982 (molen), sehingga membuat
MPa. Pengaruh perbedaan homogenitas adukan beton tidak
kandungan semen dalam terjaga.
campuran beton ringan terhadap 2. Jumlah sampel yang relatife
kuat tekan beton ringan sedikit, sehingga membuat
berbanding lurus dengan keterbatasan data.
banyaknya semen yang digunakan 6. DAFTAR PUSTAKA
dalam campuran. American Concrete Institute, ACI
3
2. Pada kandungan semen 300kg/m Manual of Concrete Practice:, Part
menghasilkan berat jenis 1823,29 I, material, Detroit:American
3 3
kg/m ; 350kg/m menghasilkan Concrete Institute, 1983.
3
berat jenis 1856,81 kg/m ;
400kg/m3 menghasilkan berat Anonim. (1998). FM 5-428 Concrete
3
jenis 1855,62 kg/m ; dan pada and Masonry. Headquarters,
3
prosentase 450kg/m Department ofThe Army.
menghasilkan berat jenis 1861,45 Woshington D.C.
3
kg/m . Pengaruh perbedaan
kandungan semen dalam Anonim. (1989). Pedoman Beton.
campuran beton ringan terhadap SKBI.1.4.53 1989. Jakarta:
berat jenis beton ringan Departemen Pekerjaan Umum.
berbanding lurus dengan
banyaknya semen yang digunakan Anonim. (1982). Persyaratan Umum
dalam campuran. Selisih hasil Bahan Bangunan di Indonesia
berat jenis yang dihasilkan tidak (PUBI-1982). Bandung: Departemen
menunjukkan perbedaan yang Pekerjaan Umum.
cukup besar.
3. Dalam penelitian ini beton masih Badan Standardisasi Nasional.
termasuk dalam jenis beton ringan (2008). Cara Uji Berat Jenis dan
karena berat jenis betonnya masih Penyerapan Air Agregat Halus. SNI
3
dibawah 1900 kg/m . 1970:2008. Jakarta: Departemen
B. Saran Pekerjaan Umum.
Saran yang dapat di Badan Standardisasi Nasional.
berikan pada penelitian ini adalah (2008). Cara Uji Berat Isi, Volume
sebagai berikut: Produksi Campuran dan Kadar
Udara Beton. SNI 1973:2008.
Kandungan semen hanya salah
Jakarta: Departemen Pekerjaan
satu faktor dalam mix design,
Umum.
sehingga perlu diteliti faktor lain
misalnya faktor air semen dan Badan Standardisasi Nasional.
perbandingan atau komposisi (2008). Cara Uji Slump Beton. SNI
agregat.
1972:2008. Jakarta: Departemen Mulyono, Tri. (2005). Teknologi
Pekerjaan Umum. Beton. Yogyakarta: Andi Offset.

Badan Standardisasi Nasional. Nugraha, Paul. dan Antoni. (2007).


(2008). Hilang Pijar Bahan Teknologi Beton dan Material,
Belerang Untuk capping, SNI 6369- Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi.
2008. Jakarta: Departemen Pekerjaan Yogyakarta: Andi Offset.
Umum.
Samekto, Wuryati. dan
Badan Standardisasi Nasional. Rahmadiyanto, Candra. (2001).
(1992). Metode Pengujian Lentur Teknologi Beton. Yogyakarta:
Beton Menggunakan Gelagar Kanisius.
Sederhana Dengan Sistem Titik di
Tengah. SNI 03-2823-1992. Jakarta : Saito Shinroku dan Sudira Tata.
Departemen Pekerjaan Umum. (1992). Pengetahuan Bahan Teknik.
Jakarta: Pradnya Paramita
Badan Standardisasi Nasional.
(2004). Semen Portland, SNI 15- SK SNI 15-0302 (2004). Semen
2049-2004. Jakarta: Departemen Portland Pozolan. Badan
Pekerjaan Umum. Standarisasi Nasional.

Badan Standardisasi Nasional. SK SNI 1970-2008 (2004). Oven.


(2008). Tata Cara Pembuatan Badan Standarisasi Nasional
Kaping Untuk Benda Uji Silinder
Beton SNI 6369:2008. Jakarta: SK SNI 6369-2008. Alat Pelurus.
Departemen Pekerjaan Umum. Badan Standarisasi Nasional.

Badan Standardisasi Nasional. Slamet Widodo. (2008). Struktur


(2002). Tata Cara Pencampuran Beton 1 (Berdasarkan SNI-03-2847-
Beton Ringan Dengan Agregat 2002). Universitas Negeri
Ringan. SNI 03-3449-2002. Jakarta: yogyakarta.
Departemen Pekerjaan Umum.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian
Badan Standardisasi Nasional. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
(1995). Tata Cara Pengadukan Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Pengecoran beton. SNI 03-3976- Alfabeta.
1995. Jakarta: Departemen Pekerjaan
Umum. Tjokrodimulyo, K. (2007). Teknologi
Beton. Yogyakarta: KMTS FT
Gambhir. M.,L. (1986). Concrete UGM.
Technology. McGraw-Hill
Companies, Inc., New York. Wang Chu-Kia dan Salmon Charles.
(1986). Disain Beton Bertulang. Jakarta:
Erlangga.

You might also like