You are on page 1of 46

TVGAS

PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DI DAERAH KAWASAN

KAMPUNG BARU PADAALIRAN SUNGAI DELI

OS NEGe

OLEH :

HAIDI RIZKI

508212016

STUDI D-3 TEKNIK SIPIL

, RUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2012
TUGAS AKHIR

PENGELOLAAN LIMBAII PADAT m DAERA KAWASAN

KAMPUNG BARU PADA ALIRAN SUNGAI DELI

Telah dikerjakan, ditulis dan diselesaikan

Oleh

Penulis

508212016
ABSTIuK

Hai,ii Ri:ki, 508212016, PENGELOLAAN LIMBAH PADAT m

KAWASXN BARU PADA ALIRA.N SUNGAI DELI, Program studi

teklü sipil D-3 Jurusan Pendidikan teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui Pengelolaan Limbah

Padat Daerah Aliran Sungai Deli Medan. Kota Medan merupakan salah

satu dari 25 Daerah Tingkat Il di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar

265,10 km2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I

Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di

sebelah Utara, Selatan dan Timur.

Penduduk Kampung Baru berjumlah 16.929 jiwa dengan kepadatan

rata-rata 13330 jiwa per km2, terdiri dari 8.249 jiwa laki-laki dan 8.680 jiwa

jumlah penduduk kota Medan di dominasi oleh penduduk yang

berusia 15 - 44 tahun yang berjumlah 20641 jiwa yang terdiri dari 10203 jiwa

laki-laki dan 10438 jiwa perempuan. Sementara jumlah penduduk yang

paling sedikit adalah pada rentangan usia 45 — 64 tahun yaitu berjumlah 7.185

jiv€a yang terdiri dari 3.388 jiwa laki-laki dan 3.797 jiwa perempuan (BPS

Kota Medan) 2009.

Dari hasil analisa dapat diketahui : (1) Jumlah dan komposisi limbah

akibat aktivitas masyarakat Kota Medan pada tahun 2006 yang terangkut ke

TPA adalah sebesar 10.292 Kgmari atau 41,168 M3 dan hingga tahun 2011

jumlahnya menurun sebesar 10.157 Kg/hari atau 40,628 M3. Hal ini diperoleh

berdasarkan jumlah pendudsuk tiap tahunnya dan jumlah timbulan sampah

perorang perhari sebesar 0,6 Kg; (2)Jumlah dan komposisi limbah sungai

Deli pada tahun 2006 mencapai 3.298,59 Kg/hari dan terjadi penurunan

menurun mencapai 3.255,32 Kg/hari pada tahun 2011 (terjadi penurunan

scbcsar 43,27 Kg/hari), yang tcrdiri atas : (a) 23,32% sampah organik ; (b)

21,350/0 kertas; (c) 12,44%plastik;(d) 10,99% kayu; (e) 2,190/0 logam; (f)
16,100/0 kaca; (g) 8,54% karet,kulit; (h) 4,42% kain dan (i) 0,65% lain-lain:

(3) Untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah sampah maka Dinas

Kebersihan perlu menambah : (a) 2 unit untuk setiap jenisnya (Typer Truck,

Arm Roll Truck,Dump Truck); (b) 3 unit gerobak sampah dan becak sampah;

dan (4) Faktor — faktor kurangnya kepedulian masyarakat yang bermukim di

Kampung Baru pada wilayah Das Deli tentang limbah antara lain : kurangnya

kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian sungai. Penduduk yang

diangkut sampahnya oleh Dinas Kebersihan Kota Medan dikenakan biaya

tiap bulannya sehingga sebagian masyarakat lebih memilih membuang

sampah ke sungai daripada diangkut oleh dinas kebersihan, Kurangnya

pengetahuan masyarakat Kampung Baru terhadap hahaya kesehatan yang

dapat ditimbulkan akibat membuang sampah ke sungai.

iv
kata pengantar Kabur gambar nya

8. Buat Anak Kos R 7, Ahmad tufik, Abdul Kholid, Ika Irayani Srg dan Mhd.

Juang. serta rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi Teknik Sipil angkatan '08

yang telah banyak memberikan masukan, dorongan dan informasi sampai

penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih, muda-mudahan Tugas

Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, terutama bagi penulis sendiri.

Medan,t5Agustus 2012

Penulis

HAIDI ZKI

508212016

VI

A. Latar Bclakang Masalali

BAB 1

PENDAIIULUAN

PEPPU3TAKAAN

UNI,V'ED ME-DAN

Scbagni kesatuan hidrologis, air mengalir dari hulu ke hilir akan sangat

bergantung / ditentukan oleh tinggi rendanya kapasitas penyimpanan air oleh sistem

ekologi di kawasan hutan. Artinya, debit air yang mclaju ke hilir akan sangat

ditentukan seberapa luas hutan dapat mcnangkap, mcrcsapkan dan menahan serta

menyimpan air di kawasan hulu dan tengah. Intcnsitas / luasnya tutupan hutan akan

sangat mempengaruhi kapasitas retensi air tanah, schingga mempengaruhi fluktuasi

debit air musiman tcnnasuk kualitas air yang mengalir di sepanjang sungai. I-aju air

yang juga bemotensi merusak lingkungan , kekuatan rusaknya akan ditentukan oleh

scbcrapa baik / buruk kualitas lingkungan / hutan yang berfungsi menahan laju air di

kawasan hulu dan tengah.


Sungai Deli merupakan salah satu dari delapan sungai yang ada di Kota

bledan. Mulanya, pada masa kerajaan Deli, sungai merupakan urat nadi perdagangan

Le dacrah lain. Saat ini, luas hutan di hulu Sungai Deli hanya tinggal 3.655

atau tinggal 7,59 % dari 48.162 hektar areal DAS Deli. Padahal, dengan luas 48.162

hcktar, Btnjang 71,91 km, dan lebar 5,58 km, DAS Deli seharusn» memiliki hutan

alam untuk kmaasan resapan air sedik'itnya scluas 14.449 hcktar, atau 30 % dari luas

DAS I)AS Deli tvticlok•kelok mclcuati Kabupatcn Karo, Deli Setdang dan Kota

Medan. DAS Deli yang diapit olch I)AS Pcrcut dan DAS Bela"an terdiri dari tujuh

gugus sungai yaitu Sungal Pctam. Simai-mal, Deli. Babura. Bckala, Sci Kambing

dan Paluh Besar. DAS Deli mengalir sepanjang 72 kilometer dari hulu digunung

hingga ke hilir di laut.

Selain itu, kini limbah mencemari sungai. Pencemaran Sungai Deli ini sudah

bisa dirasakan melalui airnya yang kecokelatan. Dengan tebaran sampah yang

menumpuk, dari bagian pinggir sampai ke aliran sungai yang bisa diketahui dari

pendangkalan yang terjadi di beberapa titik. Pencemaran Sungai Deli, 70 %

diantaranya diakibatkan limbah padat dan cair.

Limbah domestik padat atau sampah yang dihasilkan di Kota Medan adalah

1.235 ton per hari. Kondisi masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Deli bisa

dikatakan memprihatinkan, karena sejumlah warga melakukan aktivitas seperti

mencuci pakaian, buang hajat dan mandi di sungai, padahal air sungai tersebut sudah

tercemar. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai memiliki pola hidup yang

kurang bersih dan sehat, dimana susunan dari pemukiman mereka sangat rapat dan

lahan di sekitarnya yang semakin sempit manjadikan mereka kekurangan sarana

untuk membuang sampah pada tempatnya, sehingga mereka lebih memilih untuk

membuangnya ke sungai.

Apabila air sungai telah tercemar maka kehidupan manusia akan terganggu.
Ini merupakan bencana besar. Karena hampir semua makhluk hidup di muka bumi

ini memerlukan air, tanpa air tiada kehidupan di muka bumi ini. Dampak

pencemaran air dapat berupa air tidak menjadi bermanfaat lagi dan menjadi

timbulnya penyakit.

Pencemaran air di sungai yang diakibatkan oleh limbah, tidak dapat dibiarkan

berlarut-larut. Sebab jika hal ini tidak ditangani dengan segera maka limbah-limbah

yang ada di sungai akan memberikan dampak negatife yang sangat fatal bagi

kcla.ngsungan hidap manusia. Namun yang dipcthøfiknn NJalah

sampah-sampah yang berlurnr•uLan disungai Dell •dalah juga

efcklifnya system penanggulangan jimbah pada aliran sungai Ikli oleh pthak yang

terkait Mungkin sclama ini pihak yang trrtanggung jawab menangani kcbersihan

sungai Deli bcJum optimal melakukan tugasnya. misalnya kurang giat

bimbingan kcpada masyarakat akan bahaya limbah serla bagaimana cara

menanggulanginya. Disamping itu yang perlu disoroti adalah masih banyak bagian-

bagian tertcntu dari sungai yang kurang mendapat perhatian instansi terkait, misaln»

ba.nyaknya bibir sungai yang tidak tertata sehingga membentuk lubang-lubang yang

potensiaJ scbagai tempat persinggahan sampah. Mengingat pentingnya

penanggulangan limbah pada aliran sungai Deli

Pencemaran air Sungai Deli dan Belawan diakibatkan oleh kegiatan industri,

lingkungan pcmukiman, pasar, rumah sakit dan berbagai kegiatan lain disepanjang

sungai terscbut. Tujuh puJuh persen pencemaran disepanjang Sungai Deli

diantaranya diakibatkan limbah padat dan cair dari kegiatan domestik. Limbah

domestik padat atau sampah.

Upaya yang akan dilakukan oleh Badan Lingkungan ilidup Provinsi

Sumatera Utara untuk mengatasi IEncemaran Sungai Deli adalah dengan penguatan

kelembagaan instansi lingkungan hidup sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan

dan program di kawasan Sungai Deli dengan terbentuknya Pelaksanaan Teknis

(UP T) Pengelolaan Kualitas Air Sungai Deli., maka penulis merasa penting untuk
mengambiljudul:

" Analisis Pengelolaan Limbah Padat Pada Aliran Sungai Deli"

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang muncul di DAS Deli, maka masalah-

masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

I. Pencemaran air sungai akibat limbah domestik.

2. Pencemaran air sungai akibat limbah industri.

3. Upaya yang dilakukan dalam rangka menanggulangi masalah limbah pada aliran

sungai Deli selama ini.

C. Batasan Masalah

Mengingat adanya permasalahan pada identifikasi masalah di atas serta keterbatasan

kemampuan penulis untuk menulis keseluruhan permasalahan yang ada, maka perlu

dibuat batasan masalahnya. Masalah dalam penulisan ini dibatasi pada :

1. Pengelolaan limbah domsetik pada aliran sungai Deli dan upaya yang dilakukan

dalam menanggulangi limbah padat pada aliran sungai Deli.

2. Aspek-aspek yang terkait dalam upaya menanggulangi masalah limbah pada

aliran sungai Deli selama ini.

3. Oleh karna Luasnya wilayah DAS Deli maka kajian tugas akhir yang di lakukan

hanya di DAS Deli yang berada di kampung baru.

D. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah :

l. Bagaimana pengelolaan limbah pada aliran sungai Deli?

2. Upaya apa saja yang telah dilakukan dalam menanggulangi limbah pada aliran

sungai Deli ?

3.

E.

Aspek-aspek apa saja yang telah dilakukan dalam upaya menanggulangi masalah
limbah pada aliran sungai Deli selama ini?

Tujuan Penulisan Tugas Akhir

Tujuan penulisan tugas akhir secara rinci adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar jumlah limbah padat akibat pencemaran

2.

3.

masyarakat kota Medan khususnya penduduk yang berdekatan dengan sungai

Deli.

Untuk mengetahui seberapa besar jumlah dan komposisi limbah pada Daerah

AJiran Sungai Deli.

Untuk mengetahui sarana apa saja yang diperlukan dalam pengelolaan limbah

pada aliran sungai Deli.

F. Manfaat Penulisan

Dengan tercapainya tujuan penulisan di atas diharapkan hasil penulisan ini memiliki

beberapa manfaat sebagai berikut :

l.

2.

3.

Sebagai informasi bagi masyarakat bagaimana sistem penanggulangan limbah

dan dampak pencemaran limbah pada aliran sungai Deli

Sebagai informasi bagi masyarakat dan pemerintah untuk mengetahui seberapa

besarjumlah dan komposisi limbah pada sungai Deli.

Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Pendidikan

Teknik Bangunan dan Teknik sipil.

BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

MIL))?
UNMED MEDAN

A. Pengertian Sungai dan Jenis-jenisnya

Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 35 Tahun 1991 tentang sungai disebutkan

bahwa sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air

mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang

pengalirannya oleh garis sempadan.

Sungai juga bisa diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang letaknya lebih

rendah dari tanah disekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke

laut, danau, rawa atau ke sungai yang lain.

Sungai adalah bagian dari permukaan bumi yang karena sifatnya, menjadi

tempat air mengalir (Syarifuddin dkk, 2000 : 63). Dapat disimpulkan bahwa sungai

adalah bagian dari daratan yang menjadi tempat tempat aliran air yang berasal dari

mata air atau curah hujan.

Ada bermacam-macam jenis sungai. Berdasarkan sumber airnya sungai

dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

a. Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata

b.

air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.

Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh

sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich)

boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India

c.

d.

(yang berhulu di Peg. Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu

di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.

c. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser),

dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul
dan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).

Berdasarkan debit airnya menurut (Syarifuddin dkk 2000 : 64 ) sungai dibedakan

menjadi 4 macam yaitu:

a. SungaiPermanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.

Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di

Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.

b. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak,

sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak

terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di

Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta

serta sungai Brantas di Jawa Timur.

Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan

pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada

di pulau Sumba.

Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan.

Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja

pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.

P,erdasgrvøn Pcjatjiønnyø (genclikanya) sungai dibedakan rnenjadi 5 jenis

yøitu:

a, Sungai Kontekuen€ ødaJah gungøi yang airnya mengaJir mengjkuti arah Jereng

awal

b, Sungai Subsekuen a/au strike valley adalah sungai yang aliran airnya mcngikuti

strike batuan.

c, Sungai Obsekuen, adaJah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan

sungai konsekuen alau berlawanan arah dcngan kcmiringan lapisan batuan serta

berrnuara di sungai subsckucn.

d. Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah

kemiringan Japisan batuan dan berrnuara di sungai subsekucn.


e. Sungai Insekuen, adalah sungai yang mcngalir tanpa dikontrol oleh litologi

maupun struktur geologi.

Berdasarkan struktur geologinya sungai dibcdakan menjadi dua yaitu

a, Sungai Anleseden adalah sungai yang tctap mernpertahankan arah aliran airnya

b.

walaupun ada struktur geologi (batuan) yang mclintang. Hal ini terjadi karena

kckuatan arusnya, sehingga mampu mencmbus batuan yang merintanginya.

Sungai Superposed, adaJah sungai yang mclintang, struktur dan prosesnya

dibimbing oJch Japisan batuan yang mcnutupinya.

(Tim Geografi, Yudhistira) Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan

menjadi 6 macam yaitu

a. Radial atau menjari, jenis ini dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang menyebar meninggalkan pusatnya.

Pola aliran ini terdapat di daerah gunung yang berbentuk kerucut.

Gambar 1. Sungai Radial Sentrifugal

2. Radial sentripelal, adalah pola aliran yang mengumpul menuju ke pusat. Pola

ini terdapat di daerah basin (cekungan).

Gambar 2. Sungai Radial Sentripetal.

b. Dendri/ik, adaJah pola aliran yang tidak teratur. Pola alirannya seperti pohon, di

mana sungai induk memperoleh aliran dari anak sungainya. Jenis ini biasanya

tcrdapat di daerah datar atau daerah dataran pantai,


c.

10

Gambar 3. Sungai dendritik

Trellis, adalah pola aliran yang menyirip seperti daun.

Gambar 4. Sungai trellis

Rektangular, adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir
d.

siku-siku 900.

Gambar 5. Sungai rektanguler

Pinate, adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk

e.

sudut lancip.

11

Gambar 6. Sungai pinate

f. Anular, adalah pola aliran sungai yang membentuk lingkaran.

Gambar 7. Sungai anular

Bagian-bagian Sungai dan Ciri-cirinya

Dagian-bagian dari sungai bisa dikategorikan menjadi tiga, yaitu bagian hulu, bagian

tengah dan bagian hilir.

a. Bagian Ilulu

Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah

crosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan

lercngnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan

tidak terjadi pengendapan.

b.

nagian Tengah

NIII-IK

FAKULTAS

UNIMEO

Bagian tcngah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak begitu deras, daya erosinya

mulai bcrkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal dan horizontal),

paJung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan

scring terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 1800 atau lebih.
c. Dagian Ililir

Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah

ke sarnping (horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-

kadang terjadi delta serta palungnya lebar.

D. Daerah Aliran Sungai

Dacrah aliran sungai (DAS) dapat diartikan sebagai kawasan yang dibatasi oleh

pemisah topografis yang menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan yang

jatuh di atasnya ke sungai yang akhirnya bermuara ke danau/laut (Manan, 1979).

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan ekosistem yang terdiri dari unsur utarna

vcgctasi, tanah, air dan manusia dengan segala upaya yang dilakukan di dalamnya

(Soeryono, 1979). Sebagai suatu ekosistem, di DAS terjadi interaksi antara faktor

biotik dan fisik yang menggambarkan keseimbangan masukan dan keluran berupa

crosi dan sedimentasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pengertian DAS

adalah scbagai berikut


air ke atau danau satu sutt*Ai utAma

b Scum dæ•ah alirut qznsai >ans dtpasahkan

tcpgrafis ehingga dapat dikatakan

Etas EQerapa DAS.

c (Jn=r-unsur utzna di dalam suatu DAS adalah

dan air) mcrupakan sasamn dan manusia

pengguna yang ada-

d Unsur utama alam dan manusia) di OAS

dimana yang terjadi pada suatu unsuc akan

unsur lainnya.

Daerah aliran sungai dapat dibcdakan bcrdasarkan bentuk atau polo

ini akan menentukan pola hidrologi yang add. Cornk I)AS

dipengaruhi oleh faktor geomorfologi, topografi dan bentuk OAS,

Sosrodarsono dan Takeda (1977) mengklasifikasikan bcntuk DAS sebagai


DAS bulu burung. Anak sungainya langsung mcngnlic ke DAS

atau Sub-DAS ini mempunyai debit banjir Ying relatit• keeil kntvna wakiu

yang berbeda.

DAS Radial. Anak sungainya memusat di satu titik secava radial sellingpa

menyerupai bentuk kipas atau lingkaran. I)AS atau sulvl)AS radial tueniiliki

banjir yang relatif besar tetapi relatiftidak latna.

• Das Paralel. DAS ini mempunyli duajalur sub-I)AS Ying bevsatue

14

DAS merupakan kumpulan dari beberapa Sub-DAS. Mangundikoro (1985)

mengemukakan Sub-DAS merupakan suatu wilayah kesatuan ekosistem yang

terbentuk secara alamiah, air hujan meresap atau mengalir melalui sungai. Manusia

dengan aktivitasnya dan sumberdaya tanah, air, flora serta fauna merupakan

komponen ekosistem di Sub-DAS yang saling berinteraksi dan berinterdependensi.

Pengelolaan DAS dapat dianggap sebagai suatu sistem dengan input manajemen

dan input alam untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan baik di tempat

(on site) maupun di luar (of-site). Secara ekonomi ini berarti bentuk dari proses

produksi dengan biaya ekonomi untuk penggunaan input manajemen dan input alam

serta hasil ekonomi berupa nilai dari outputnya (Hulfschmidt, 1985).

Tujuan pengelolaan DAS secara ringkas adalah :

a menyediakan air, mengamankan sumber-sumber air dan mengatur pemakaian

b menyelamatkan tanah dari erosi serta meningkatkan dan mempertahankan

kesuburan tanah.

c Meningkatkan pendapatan masyarakat.

Untuk mewujudkan tujuan ini maka perlu diperhatikan aspek-aspek seperti :

• Aspek fisik teknis yaitu pengolaan tata guna lahan sebagai prakondisi

dalam mengusahakan dan menerapkan teknik atau perlakuan yang tepat

sehingga pengelolaan DAS akan memberikan manfaat yang optimal

dan kelestarian lingkungan tercapai


15

e Aspek manusia, yaitu mengembangkan pcngertian, kesadaran sikap dan

kemauan agar tindakan dan pengaruh terhadap sumberdaya alam di

DAS dapat mendukung usaha dan tujuan pengelolaan

• Aspek institusi yaitu menggerakkan aparatur sehingga struktur dan

prosedur dapat mewadahi penyelenggaraan pengelolaan DAS secara

efektif dan efisien

• Aspek hukum, yaitu adanya peraturan perundangan yang mengatur

penyelenggaraan pengelolaan DAS

C. Pengertian Limbah dan Jenis-jenisnya

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi balk industri

maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah

berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan

ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).

Menurut Said (2001 : 9) limbah sungai terbagi atas dua bagian yaitu limbah

padat dan limbah cair. Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali

tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau

secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa

anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat

berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga

perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang

ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Limbah cair
adalah zat cair dari hasil vrmbuangan yang umumnya bersumber dari sisa basil

produksi pabrik seperti minyak kotor dan zat-zat kimia lainnya yang berwujud cair.

Limbah adalah sisa proscs produksi dan bahan buangan yang terdapat di

tx•rbagai tempat SCFt1i sungai. pasar. rumah tangga, yang mengakibatkan

Fncemaran lingkungan. Dan pcngclolaan limbah padat dcngan limbah cair trrbeda,

karcna dalam tulisan ini dibatasi pada limbah padat, maka pada kajian teoritis
Fngelolaan limbah cair tidak dibahas. Jika didasarkan asalnya, jenis - jenis limbah

dikelornvx»kkan mcnjadi 2 yaitu

I. Limbah Organik

Gambar 8. Limbah Organik

Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik scrx•rti dan kegtat.xn

rue-ah Legiatan industri. Jcnis limbah organik berupa daun, buah2an,

Oging. Limbah ini juga biq dengan mudah dturmkan mcialut

yang alarm, Limhah rvttanian txtupa sisa tumpahan atau cmptotan ang

tx-tfcbihan. dan bettM1±ida. bcgitu pula dcngan pcmupukan

alan mengcndap Rcda!am danaa, scrla taut dan sctanjutny a akan


17

dapat berupa padatan seperti kertas, plastik dan lain-lain, dan berupa cairan seperti

air cucian, minyak goreng bekas dan lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai

daya racun yang tinggi misalnya : sisa Obat, baterai bekas, dan air aki.

Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan

limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau

pencemar biologis seperti bakteri, jamur, virus dan sebagainya.

2. Limbah Anorganik

Gambar 9. Limbah Anorganik

Limbah ini terdiri atas limbah industri, Limbah anorganik berasal dari sumber

daya alam yang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat diperbaharui. Jenis limbah

anorganik adalah kaleng, bekas minuman botol plastik, kaca, tas plastic dan

aluminium. Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik,

zat-zat tersebut adalah :

a. Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal

dari kegiatan pertambangan dan industri.


I.

18
b. Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan

biji logam dan bahan bakar fosil.

c. Adapula limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti

botol plastik, botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium.

Jika berdasarkan sumbernya limbah dikelompokkan menjadi 4 yaitu:

Limbah Pabrik

Gambar 10. Limbah

Limbah ini bisa dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya karena limbah ini

mempunyai kadar gas yang beracun, pada umumnya limbah ini dibuang di sungai-

sungai disekitar tempat tinggal masyarakat dan tidak jarang warga masyarakat

mempergunakan sungai untuk kegiatan sehari-hari, misalnya MCK (Mandi, Cuci,

Kakus) dan secara langsung gas yang dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut

dikonsumsi dan dipakai oleh masyarakat.


19

2. Limbah Rumah Tangga

Gambar 11. Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah

tangga limbah ini bisa berupa sisa-sisa sayuran seperti wortel, kol, bayam, slada dan

lain-lain bisajuga berupa kertas, kardus atau karton. Limbah ini juga memiliki daya

racun tinggi jika berasal dari sisa Obat dan aki.

3. Limbah Industri

Gambar 12. Limbah Industri

Limhah ini dihasilkan atau bcrasal dari hasil produksi oleh pabrik atau

perusahaan tertentu. Limhah ill! mengandung zat yang berbahaya diantaranya asam

anorganik dan senyawa organik, zat-zat tersebut jika masuk ke perairan maka akan
20

menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan makluk hidup pengguna air

tersebut misalnya, ikan, bebek dan makluk hidup lainnya termasuk juga manusia.

Dari bahan asal limbah tersebut, baik yang berasal dari bahan organik
maupun yang berasal dari bahan anorganik, klasifikasinya dapat dibuat menurut

pertimbangan cara pengelolaan dan pemanfaatannya, apakah bahan tersebut dapat

dipakai dan diolah menjadi suatau bentuk yang mempunyai daya guna kembali.

Alternatif yang mungkin akan dilaksanakan adalah, Daur Ulang atau

pemanfaatan kembali, misalnya untuk :

a.

b.

c.

d.

d.

e.

Dibuat kompos berupa kayu dan daun.

Dipakai untuk bahan makanan ternak berupa makanan basi.

Diolah kembali seperti produk semula seperti plastik.

Keperluan lainnya sesuai dengan konfresinya seperti aluminium

Dapat dibakar atau dipakai sebagai bahan bakar

Harus dibuang karena mengingat pertimbangan teknis dan ekonomis

4. Limbah Rumah Sakit

Gambar 13. Limbah Rumah Sakit


21

Rumah sakit merupakan salah satu tempat yang mengharuskan penanganan

kcbersihan dengan standar yang tinggi. Jelas karena Limbah medis rumah sakit

merupakan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Limbah rumah sakit jika

tidak tcrtangani dengan baik akan berdampak bagi manusia, mahluk hidup, serta

lingkungan di sekitar rumah sakit. Dampak tersebut dapat berupa pencemaran air,

pencemaran daratan, serta pencemaran udara.

Air yang tercemar menjadi tidak bermanfaat untuk keperluan rumah tangga

(misalnya air minum, memasak, mencuci), industri, pertanian (misalnya: air yang
terlaluasam/ basa akan mematikan tanaman/ hewan). Air yang telah tercemar oleh

senyawa organik maupun anorganik menjadi media berkembangnya berbagai

penyakit dan penularan langsung melalui air (misalnya Hepatitis A, Cholera, Thypus

Abdominalis, Dysentri, Ascariasis/ Cacingan, dan sebagainya). Selain itu, air

tercemar dapat menjadi penyebab penyakit tidak menular, yang muncul terutama

karena air lingkungan telah tercemar oleh senyawa anorganik terutama unsurlogam

(misalnya keracunan air raksa/ merkuri).

D. Dampak Limbah Sungai dan Sistem Penanggulangannya

Limbah dapat dijumpai hampir disetiap parit besar, selokan, jalan raya, sungai,

tempat permukiman kumuh, dan lain-lain. Sungai bagi masyarakat memiliki manfaat

yang tinggi. Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang

memiliki yang kompleks.


J,

2.

3.

4.

5.

6.

22

Jjcbcrnpa rnnnfant sungai bagi manusia yaitu:

Tempat untuk mejnenuhi kcbutuhan manusia sehari-hari akan air bersih

scperti air minum, mencuci, dan mandi.

Sumber air bagi pengairan wilayah pertanian atau irigasi dan usaha

perikanan daraL

Sumbcr Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA)

Tempat untuk mengembang biakan dan menangkap ikan guna memenuhi

kebutuhan manusia akan protein hewani.

Tcmpat rekreasi, seperti melihat keindahan sungai, air terjun, memancing,


dan bendungan.

Tempat untuk berolah raga seperti sky air dan dayung.

Derdasarkan pendapat di atas ternyata sungai memiliki manfaat yang sangat

komplcks bagi manusia, karenanya sungai harus tetap dijaga kelestariaannya,

ditingkatkan fungsi dan kemanfaatannya, dan dikendalikan daya rusaknya.

Limbah terdapat di sungai ditandai dalam beberapa hal (Fardias 1992) adalah

sebagai bcrikut :

Air berwana hijau : Terdapat tumbuhan kecil yang dinamakan rumpair.

Air berlumpur

Terdapat kandungan atau endapan yang tinggi

menyebabkan ikan sukar bernafas.

Air berkilau

: Mengandung tumpahan minyak di permukaan air.

Air berbusa/berbuih: Sabun atau buahan deterjen dari rumah tangga atau

mengalirkan zat-zat kimia yang bersumber dari pabrik.


23

Air bau tcJur busuk Tcrdapat kumbahan di dalamnya.

Air bcrwarna kuning Jingga/kemcrahan : Kilang/pabrik membuah bahan

pcnccmaran kc dalam anak sungai.

Air Jimbah merupakan bcnda sisa, maka sudah barang tentu bahwa air limbah

merupakan benda yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi. Akan tetapi tidak berarti

bahwa air limbah tcrscbut tidak TMJu dilakukan pengolahan, karena apabila limbah

ini tidak dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan gangguan- gangguan, baik

tcrhadap lingkungan maupun kchidupan yang ada.

MILIK PERPOSTAKAC,N

FAKULTAS

a Dampak terhadap keschatan

Kenyataan membuktikan scring orang terserang penyakit dari lingkungan sungai


yang tidak bersih, air tercemar OJeh limbah baik itu kotoran pabrik, rumah sakit,

sampah rumah sampah pasar, maupun kotoran manusia yang membuang

hajat di sungai. Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan penyakit.

Potcnsi bahaya keschatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karcna virus yang berasal dari

sampah dcngan pengcJolaan yang tidak tcpat.

Pcnyakit kulit misalnya kudis dan kurap.

Vibrio Kolera, yaitu baktcri yang menyebabkan penyakit kolera dengan

penycbaran utama mclalui air limbah yang telah tercemar oleh kotoran

manusia yang mengandung vibrio kolera.

Salmonella Typhosa a dan b, yaitu bakteri penyebab penyakit tiphus yang

banyak tcrdapat dalam air limbah bila tcrjadi wabah. Prinsip penularannya
25

Cairan dari limbah — limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya

sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga

mungkin lama kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi atau

menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena dampak

limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari, air

lingkungan juga menimbulkan banjir karena banyak orang-orang yang membuang

limbah rumah tangga ke sungai, sehingga pintu air mampet dan pada waktu musim

hujan air tidak dapat mengalir dan air naik menggenangi rumah-rumah penduduk,

sehingga dapat meresahkan para penduduk.

c Gangguan terhadap kehidupan biotik

Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan

menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut dalam air. Ini menyebabkan

kehidupan di dalam air sungai yang membutuhkan oksigen terganggu, dalam hal ini

akan mempengaruhi perkembangannya. Selain kematian kehidupan di dalam air

disebabkan oleh kurangnya pasokan oksigen di dalam air, dapat juga disebabkan
karena adanya zat beracun yang ada di dalam air limbah tersebut.

Selain mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya, kehidupan makhluk

hidup di dalam airjuga dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti adanya

temperatur tinggi yang dikeluarkan oleh industri yang memerlukan proses

pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air limbahe

d. Gangguan terhadap keindahan


26

stmgai adalah tempat rekreasi bagi manusia untuk mencari ketenangan setelah

lelah melakukan pekerjaan sehari-hari. Dengan air sungai yang bersih berarti sungai

akan menjadi pemandangan yang memberikan kesegaran mata bagi orang yang

melihatnya. Sebaliknya sungai yang kotor dengan tumpukan sampah dan alirannya

dipenuhi sampah sangat tidak nyaman untuk dipandang. Karena itu sungai perlu

dijaga kebersihannya, bahkan jika dikelola dengan baik akan menghasilkan devisa

bagi penduduk sekitar.

Keseluruhan dampak negatif limbah di atas tidak dapat dibiarkan dan harus

ditanggulangi segera. Beberapa cara penanggualangan dampak negatif limbah sungai

yaitu:

L Mencegah polusi air, sungai jangan dijadikan tempat pembuangan sampah

rumah tangga, limbah industri, dan rumah sakit. Hal ini dapat mencemarkan air

sungai yang digunakan untuk usaha pertanian, peternakan, dan kehidupan

lainnya.

2. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tidak menggunakan air pada aliran

sungai yang tercemar secara langsung untuk keperluan sehari-hari, seperti

mandi, mencuci perabot rumah tangga, air minum, dan membuang kotoran.

Masyarakat perlu dianjurkan untuk memanfaatkan sungai untuk keperluan

sehari-hari seperti mandi atau memasak dengan memanfaatkan air sungai yang

berhampiran dengan mata air. Hal ini disebabkan mengkonsumsi air pada aliran

sungai yang jauh dari mata air dan dekat dengan perumahan penduduk umumnya
sudah terkontaminasi oleh bermacam-macam jenis limbah yang dibuang oleh

penduduk sekitarnya,

27

A, Mcnccgnh baryir yang dapat mctusak lingkungan pertu dilakukan secara temadu

di scluruh Äliran sungai dengnn cara•cara scbagai bcrikut:

a. Bfcningknlkan kc.adaran pcnduduk dalam uraya mcmclthara lingkungan

hidup roclaløui pcnd)dlkan formal, non formal. maupun mclalui media massa.

b, t jrnghtjaunn dan kcmbali *ilayah gundul untuk

memqvflinggi pcrcaapnn ait

c. Jicmbuatan dan IAhan miring. yang mcmcnuhi

gyamt bagi gvnccgahan cvo«i. Iro•i di dactgh *liran gungai rncTT'Tbabkan

rdimentngi di lcmbah„lcmbøh da;vt rrmmtd.an€EaJ Ictntnh

ttTRbut. dibatnya air sungai mudah mcluao muum hujül-

d. ranHxatan tangguvtanggul atau twdcngan d' rmn€gvran

tuatWi ait sungai rada musim hujan. dart d;.ÄLaRan

dasÜ di lernbah rada musim kcmarau

e. PcmtRxatan scrba guna untuk mcnamrung dan rtrtT'sznfĕ.kz.n

tahun

terusan rrnampungan hujan,

Sex-an rvmerintah merupakan badan »ang

limhah nasional, bail itu

t limhah limtia.h 'actah


28

pengembangannya. Hal ini diperlukan karena sampah pada dasarnya bukan sekedar

permasalahan Pemda atau Dinas Kebersihan Daerah saja, namun lebih dari itu

merupakan masalah bagi setiap individu, keluarga, organisasi dan akan menjadi

masalah Negara bila sistem perencanaan dan pelaksanaannya tidak dilakukan dengan

terpadu dan berkelanjutan.


Aparat terkait sebaiknya tidak ikut secara teknis, ini untuk menghindari

meningkatnya anggaran biaya penyelenggaraan, selain itu keterlibatan aparat terkait

dikawatirkan untuk membentuk budaya masyarakat yang bersifat tidak peduli.

Pemerintah dan aparat terkait sebaiknya memposisikan kewenangannya sebagai

fasilitator dan konduktor dan setiap permasalahan persampahan sebaiknya

dimunculkan masyarakat atau organisasi sosial selaku produsen sampah. Hal ini

diharapkan terciptanya sikap masyarakat selaku individu, keluarga dan organisasi.

Dalam Pengelolaan Sampah Terpadu sebagai salah satu upaya pengelolaan

Sampah Perkotaan adalah konsep rencana pengelolaan sampah perlu dibuat dengan

tujuan mengembangkan suatu sistem pengelolaan sampah modern, dapat diandalkan

dan efesien dengan teknologi yang ramah lingkungan . Dalam sistem tersebut harus

dapat melayani seluruh penduduk, meningkatkan standart kesehatan masyarakat dan

memberikan peluang bagi masyarakat dan pihak swasta untuk berpartisipasi aktif.

Mekanisme pengelolaan sampah dalam UU No.18 Tahun 2008 tentang

pengelolaan sampah meliputi, kegiatan-kegiatan berikut :

Pengurangan sampah, yaitu kegiatan untuk mengatasi timbulnya sampah sejak

dari produsen sampah (rumah tangga, pasar, dan lainnya)9 mengguna ulang

sampah dari sumbernya atau di tempat pengolahan, dan daur ulang sampah di
29

UNWILC) CfiZC)AN

sumbernya atau di tempat pengolahannya. Pengurangan sampah akan diatur dalam

Peraturan Menteri tersendiri, kegiatan yang termasuk dalam pengurangan sampah

ini adalah:

a Menetapkan sasaran pengurangan sampah

b Mengembangkan Teknologi bersih dan label produk

c Menggunakan bahan produksi yang dapat didaur ulang atau diguna ulang

d Fasilitas kegiatan guna atau daur ulang

e Mengembangkan kesadaran program guna ulang atau daur ulang


2. Penanganan sampah, yaitu rangkaian kegiatan penanganan sampah yang

mencakup pemilahan (pengelompokan dan pemisahan sampah menurut jenis dan

sifatnya), pengumpulan (memindahkan sampah dari sumber sampah ke TPS atau

pengolahan sampah terpadu), pengangkutan (kegiatan memindahkan sampah dari

sumber TPS atau tempat pengolahan sampah terpadu, pengolahan hasil akhir

(mengubah bentuk, komposisi, karakteristik, dan jumlah sampah agar diproses

lebih lanjut), dimanfaatkan atau dikembalikan alam dan pemprosesan aktif

kegiatan pengolahan sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya agar dapat

dikembalikan ke media lingkungan.

Dalam perencana pengelolaan sampah, Undang-Undang Pengelolaan sampah

mengharapkan pemerintah kota/kabupaten dapat membentuk semacam forum

pengelolaan sampah skala kota, kabupaten dan provinsi. Forum ini beranggotakan

masyarakat secara umum, perguruan tinggi, tokoh masyarakat, organisasi

lingkungan/persampahan, pakar, badan usaha dan lainnya.


30

Hal-hal yang dapat difasilitas forum adalah : memberikan usul, pcrtimbangan dan

saran terhadap kineöa pengelolaan sampah, membantu merumuskan kebijakan

pengelolaan sampah, memberikan saran dan dapat dalam penyclesaian sengketa

persampahan. Sampai saat ini, belum ada kebijakan nasional mengenai persampahan

itu sendiri masih bersifat sosialisasi. Melihat diperkotaan penanganan pengelolaan

sampah sudah sangat mendesak, diharapkan UU No 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah dapat diimplementasikan.

Pada dasarnya polusi dan limbah adalah sejenis kotoran yang berasal dari hasil

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi

sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang

dihasilkan oleh polusi dan limbah, meskipun demikian pada kenyataannya cara atau

solusi tersebut tidak ada hasilnya karena masih banyak asap-asap polusi dan masih

banyak pula kita jumpai limbah atau sampah di sungai dan didarat yang dapat pula

menimbulkan banjir.
BAB 111

31

FAKULTAS TEKN:K

UNIMED MEDAN

METODE PENELITIAN

Adapun metode deskriptif yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, yakni

pendeskripsian data dengan menggunakan analisis kuantitatif dengan cara

menghitung jumlah banyaknya limbah padat (sampah) terhadap jumlah penduduk,

mengumpulkan dan mengolah data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan

Umum, kemudian dibandingkan dengan rasio jumlah banyaknya sampah yang harus

dilayani oleh dinas terkait.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Objek penelitian adalah Pengelolaan Limbah Padat Pada Aliran Sungai Deli

yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum sub Dinas Kebersihan. Penelitian

dilaksanakan pada tanggal 25 Juni sampai dengan 1 1 Agustus 2012.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data pokok tentang sistem penanggulangan limbah sungai yang

dilakukan Dinas Pekerjaan Umum Sub Dinas Kebersihan Kota Medan. Data

er adalah data pendukung yang sifat memperkuat argumentasi dalam

deskripsikan dan menganalisis data. Data primer bersumber dari Sub Dinas

Kebersihan, sedangkan data sekunder diperoleh dari keterangan-keterangan

penduduk dan hasil observasi yang peneliti lakukan dilapangan.


32

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Kepustakaan (library research)

Untuk memperoleh data dan informasi tertulis dengan penelaahan literatur

maupun buku referensi sebagai landasan teoritis dan perbandingan data yang
diperoleh melalui penelitian di lapangan. Diperoleh dalam bentuk buku-buku, artikel

dan berbagai hal yang berhubungan dengan penelitian Tugas Akhir ini.

2. Penelitian Lapangan (field research)

a. Daftar wawancara, yakni menanyakan secara langsung kepada Dinas

Pekerjaan umum Sub Dinas Kebersihan Kota Medan tentang Pengelolaan

Limbah Sungai Deli.

D.

b. Dokumentasi, dokumentasi disebut juga data tertulis, yakni penelaahan

data tertulis yang berkenaan dengan permasalahan-permasalahan yang

diteliti. Data dokumentasi yang dimaksud adalah keterangan-keterangan

tertulis yang diperoleh kantor Dinas Pekerjaan Umun Sub Dinas

Kebersihan Kota Medan.

c. Observasi, yaitu mengamati secara langsung di lokasi penelitian tentang

keadaan dan jenis-jenis limbah yang terdapat di Aliran Sungai Deli.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara-cara yang dilakukan penulis dalam

menginterpretasi pemasalahan-permasalahan yang ada dalam penelitian. Teknik

analisis data sangat penting dilakukan, karena dengan menganalisis data akan

diperoleh jawaban yang menjadi permasalahan-permasalahan penelitian. Di sinilah


33

Mil-IR

peneliti akan memperoleh kesimpulan hasil penelitian sekaligus sebagai jawaban dari

tujuan penelitian.

Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian terkumpul, maka data-

data tersebut tabulasi (pentabelan). Data tersebut di analisis sesuai dengan tujuan

penelitian, yaitu:

l. Untuk menjawab tujuan penelitian pertama, terlebih dahulu diperlukan

proyeksi jumlah penduduk berdasarkan rumus :


Pertama:

Dimana:

Pn=P0 (1 +

Pn = Jumlah penduduk pada tahun proyeksi

PO = Jumlah penduduk awal

= Jumlah Tahun

= Angka pertumbuhan penduduk

Ilasil Proyeksi tersebut di atas kemudian dikalikan dengan laju timbulan

limbah (sampah) berdasarkan sumbernya.

2. Untuk mengetahui faktor timbulan sampah antara jumlah timbulan

sampah berdasarkan jumlah penduduk per orang per hari dengan jumlah

timbulan sampah tiap sumber perhari, maka dilakukan perhitungan

sampah di lokasi penelitian dengan cara mengalikan data-data table

dengan laju timbulan sampff

3. Untuk menjawab tujuan penelitian ketiga, hasil analisis tujuan penelitian

pertama dan kedua, kemudian dianalisis lebih lanjut sehingga diperoleh

sarana yang dibutuhkan.


34

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi

1. Gambaran Geografis

Medan adalah sebuah Ibukota Provinsi Sumatera Utara. Ditinjau dari letak

astronomi, kota Medan terletak di antara 20 27' — 20 47' Lintang Utara dan Bujur

Timur 980 35' — 980 44'dengan luas wilayah 5.130 Ha. Posisi kota Medan 2,5 — 37,5

meter di atas permukaan laut.


Kota Medan merupakan salah satu dari 25 Daerah Tingkat Il di Sumatera Utara

dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan

Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli

Serdang di sebelah Utara, Selatan dan Timur.

Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan

tempat pertemuan dua sungai penting, Sungai Babura dan sungai Deli.
36

Gambaran Demografis

2.

Berdasarkan data dari BPS Kota Medan 2011 diketahui penduduk

kelurahan Kampung Baru berjumlah 16.929 jiwa dengan kepadatan rata-rata 13.330

jiwa per km2, terdiri dari 8.249 jiwa laki-laki dan 8.680 jiwa perempuan, dirnana

penyebarannya tidak merata disetiap kecamatan.

Selanjutnya bila dilihat dari jumlah penduduk kelurahan Kampung Baru

berdasarkan usia, diketahui bahwa jumlah penduduk Kampung Baru di dominasi

oleh penduduk yang berusia 15 - 44 tahun yang berjumlah 20.641 jiwa yang teridri

dari 10.203 jiwa laki-laki dan 10.438 jiwa perempuan. Sementara jumlah penduduk

yang paling sedikit adalah pada rentangan usia 45 — 64 tahun yaitu berjumlah 7.185

jiwa yang terdiri dari 3.388 jiwa laki-laki dan 3.797 jiwa perempuan.

Berdasarkan data dari BPS kota medan bahwa ada kecendrungan

penurunanjumlah penduduk Kelurahan Kampung Baru dari 21.940 jiwa pada tahun

2010 mejadi 16.929 jiwa pada tahun 2011. Laju pertumbuhan berkisar 13,820/0 pada

tahun 2006 dan 13,64% pada tahun 2011. Walaupun menurun namun tidak terlalu

mencolok, bahkan laju pertumbuhan penduduk cenderung lebih rendah tahun 2011

dibandingkan tahun 2010. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Perhitungan Tingkat Kenaikan Penduduk di Kelurahan

Kampung Baru

Tahun Jumlah Penduduk Angka Pertumbuhan Penduduk (r) dalam %


2006

2007

2008

2009

2010

201 1

Jumlah

Jiwa

13,82

17.154

17,36

21.549

19,97

24.790

17,52

21.745

17,68

21.940

13,64

16.929

IOO

124.107
37

perhitungan tinggkat kenaikan

penduduk di kelurahan kampung baru pada tahun

2013. Berdasarkan data pada tabel dan

rumus Dari tabel

dipeeroleh :
2013

R— 13.64%. maka

P 2011(1 + 1

- 16.929

— 3 1.668 jiwm

Jali, tjngkat kenaikan penduduk pada tahun 2013 = 31.66S + 19.929 = 48.597 jiv.ü.

n. Tinjauan Limbah Sungai Deli dan Analisis Pengclolaan

mcrupakan salah satu sunpai yang tettx•sar di Sumatera Utara

Karo, l)cli Scrdang dan Kota Mcdan- DAS Ikli yang

e!eh DAS dan tctdln dan txuuh gugus sungal yaitu

Bah;ra, Ilckaia. SCI Kernhnte: dan Paluh Besar DAS


37

perhitungan tinggkat kenaikan

penduduk di kelurahan kampung baru pada tahun

2013. Berdasarkan data pada tabel dan

rumus Dari tabel

dipeeroleh :

2013

R— 13.64%. maka

P 2011(1 + 1

- 16.929

— 3 1.668 jiwm

Jali, tjngkat kenaikan penduduk pada tahun 2013 = 31.66S + 19.929 = 48.597 jiv.ü.

n. Tinjauan Limbah Sungai Deli dan Analisis Pengclolaan

mcrupakan salah satu sunpai yang tettx•sar di Sumatera Utara

Karo, l)cli Scrdang dan Kota Mcdan- DAS Ikli yang

e!eh DAS dan tctdln dan txuuh gugus sungal yaitu

Bah;ra, Ilckaia. SCI Kernhnte: dan Paluh Besar DAS


Air— DAS
I-'Ä yr-g

±.erzskan

Personalia
39

I ERNiK

Dari gambar di atas terlihat bahwa untuk mengelola limbah di sungai Deli

diperlukan fasilitas perbengkelan dan peralatan, transportasi, dan Tempat

pembuangan Akhir (TPA). Kesalahan dalam perencanaan 10kasi TPA sering kali

sering kali menyebabkan protes dari masyarakat sekitar. (Sudrajadjat : 2006). Oleh

karena itu, perlu diidentifikasi terlebih dahulu dampak negatif dari keberadaan TPA,

kemudian ditetapkan prasyarat penetapan lokasi TPA :

Lokasi TPA ditempatkan jauh dari pemukiman penduduk.

Jalan untuk mencapai lokasi dapat ditampuh tanpa mengetahui pemukiman

atau kampung. Dihindarkan jalan sempit yang di kiri-kanannya adalah

pemukiman penduduk karena baunya akan langsung terjebak di kamar-

kamar di setiap rumah penduduk.

Diupayakan jalan menuju TPA dibuat jalur sendiri dengan batas aman yang

tidak boleh dibuat pemukiman selebar 100 m kiri-kanan jalan.

Mulai jarak 1 km mendekati lokasi TPA di kiri-kanan jalan dijadikan tempat

pemukiman pemulung. Hal ini untuk pengalaman dari protes masyarakat,

mendorong bisnis disekitar TPA, dan meningkatkan tarafhidup masyarakat.

TPA sebaiknya dialokasikan mengarah ke hilir, tetapi tidak terlalu dekat ke

pantai karena untuk menghindari pencemaran perairan.

• TPA tidak boleh dialokasikan di dareah yang dingin karna akan

menghambat proses perombakan bahan organik.

• TPA bias di tempatkan di tengah-tengah hutan atau perkebunan dan di hulu

gununng
Tcmpat Pcmbuangan Akhir TPA yang bcrada di kota Medan antara lain TPA

Bintang di Kecamatan Pancur Batu dengan luas ± 16 Ila dan TPA Terjun di
Kecamatan Marelan dengan luas ± 14 lla. Berdasakan keterangan yang diperoleh

dari sub I)inns Kebcrsihnn Kota Medan. pcngelolaan limbah Sungai Deli masih

t crbatas pada limbal) padat. sedangkan limbali cair dan gas hanya bersifat himbauan

masyarakat agat menjaga kcbcrsihnn sungni I)cli. Adapun sistem pcngclolaan

padut yang dilakuknn dapnt dignmbarknn scbagai bcrikut

Limbah

(sampah, rumah tangga, non

rumah tangga, dan pasar)

Pembersihan

( Oteh tenaga Operasional

Lapangan)

Pengangkutan

( Diangkut ke Tempat

Pembuangan Akhir )

Tekhnotogi Pengelolaan

Gambar Siste:a l.imhah Sungal I)cli

terkait dalam

at-aka! tidak tequ)l

tugasma, dianwanya
41

(mengotori sungai dengan limbah-limbah hasil pembuangan). Limbah tersebut terdiri

atas limbah padat dan cair.

Untuk mcngatasi masalah di atas maka pemerintah kota mcmbuat himbauan

masyarakat agar jangan mcmbuang sampah ke sungai, dengan membuat

rattan pcngumuman tcntang pclarangan mcmbuang sampah di sungai. Sedangkan

cara lain yang ditcmpuh olch I)inas tcrkait odalah dcngan mcnycdiakan tong sampah

yang scmi pcrmancn dan pct-mancn disctiap 50 m di pinggiran sungai.

Sclanjutr»a tcmpat pcmbuangan sampah yang bctsifat permanen adalah


mcmbuat bak-bak pcrmancm Bak-bak ini kubus yang dibagian tengahnya

pintu tempat kcluamya sampah. Bak-bak ini diharapkan dapat lama.

Menurut keterangan Dinas Kcbcrsihan Kota Medan, diketahui bahwa

srnruh-sampah yang ada di aliran sungai Deli dari rumah tangga, sampah

ranukiman, sampah komersil, sampah industri, sampah jalanan, dan sampah

Sampah rumah tangga biasanya banyak berasal dari sisa sayuran, buah-

baahan, ikan atau daging sena sisa makanan basi. Selain itu juga terdiri dari plastik

rantungLus, kenas, karton. qudah kaleng, potongan kayu, pakaian using. logam,

dan scbagainya. Berikut ini adalah persentase komposisi limbah »ng

di a!iran sungai Deli,


Jika data timbulan yang 201 |

dikunxngi dcngan data komposisi yang ke harinya (

2) ; 3,255 kgvthari maka akan diketahui yang dapat

diangkut ke TPA setiap harinya sepcrti dilihat Tabel di bawnh ini.

Tabcl 4. Sampah yang Tcrangkut ke TPA rcrhari

Ketcran an

1 Total sam ah/hari 201 1

2 Sam ah sun ai

Sam ah teran t ke 'ITA

Sumber : Modifikasi Data

Jurnlah Kg/hari Persentase %

6002

100")

32 05

67 95

Tabel di atas memperlihatkan bahwa kemampuan Dinas Kebersihan untuk

mengangkUt sampah ke TPA adalah sebesar 67,950/0. Ilal ini mencgaskan bahwa

masih ada 32,050/0 sampah yang terbuang ke sungai Deli.


D. Jumlah dan Komposisi Limbah Pada Sungai Deli

Jumlah sampah yang terbuang ke sungai Deli yang bcsarannya akan semakin

bertambah setiap tahunnya jika system pengelolaan yang dilakukan tetap dalam

kondisi I stagnant. Hal ini dapat dilihat secarajelas pada Tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Proyeksi Sampah di Kelurahan Kampung Baru 2006-2011

Laju

Jumlah timbulan

Tahun

penduduk sampah

(kg/jw/hr)

2006

2007

2008

2009

2010

201 1

17.154

21.549

24.790

21.745

21.940

16.929

(),6

Sampah

dihasilkan
(kg/hari)

4 (2X3)

10.292

12.929

14.874

13.047

13.164

10.157

Satuan

o,004X4

41,168

51,716

59,496

52,188

52,656

40,628

Sampali kc

TPA

(67,950/0)

(Kg/hari)

6.993,41

8.785,26

10.106,88

8.865,44

8.944,94

6.901,68
Sampah

Terbuang

kesungai

(32,050/0)

hr

3.29859

4.143,74

4.767,11

4.181,56

4.219.06

3.255,32

Sumber : Modifikasi Data


43

Jika label di alas dikomplikmsikan dengan Tabel 5 (tentang Proyeksi Sampah

di Kota Medan), akan teriihat bahwmsanya masih ada sampah yang tidak dapat

tcrangkut ke TPA setiap harinya.

Agar sampah-sampah tersebut dapat terangkut maka perlu dilakukan optimasi

terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki saat ini. Jika hal ini dilakukan maka

tentunya jumlah sampah yang terbuang ke sungai juga akan semakin berkurang.

Hasil optimasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7. Sarana yang Diperlukan Untuk Pengangkutan Sampah Ke TPA

Tahun Jumlah Penduduk Sam ah

2006

2007

2008

2009
2010

2011

17.154

21.549

24.790

21.745

21.940

16929

41,168

51,716

59,496

52,188

52,656

40,6296

Sarana an di erlukan

1 unit Typer Truck, 1 Arm Roll Truck, 1

Dump Truck, 2 gerobak sampah, dan 3

becak sam ah.

1 unit Typer Truck, 1 Arm Roll Truck, 1

Dump Truck, 4 gerobak sampah, dan 3

becak sam ah.

1 unit Typer Truck, 2 Arm Roll Truck, 1

Dump Truck, 4 gerobak sampah, dan 3

becak sam ah.

1 unit Typer Truck, 1 Arm Roll Truck, 1


Dump Truck, 7 gerobak sampah, dan 5

becak sam ah.

1 unit Typer Truck, 1 Arm Roll Truck, 1

Dump Truck, 7 gerobak sampah, dan 5

becak sam ah.

I unit Typer Truck, 1 Arm Roll Truck, 1

Dump Truck, 2 gerobak sampah, dan 3

becak sam ah.

Dari tabel di atas terlihat bahwa untuk dapat mengatasi masalah limbah

hingga tahun 201 1, Dinas Kebersihan perlu meningkatkan jumlah sarana dan

Prasarana setiap tahun untuk melancarkan tugas pelayanan kebersihan, itu diperlukan

karenujumlah penduduk setiap tahunnya terus meningkat.


enjadi kompos, dan kompos-kompos terscbut dapat dikemas dan

di TPA

arakat atau daerah lain yang memer\ukannya. Solusi dalam

kepada nvasy

• lit-nbah padat yang selama ini dianggap bermasalah menjadi komoditas

daerah. Adapun solusi yang dimaksudkan dapat digambarkan

Ulan pendapatan

berikut .

$bagal

Sampah Organik

(Buah,sayuran,sisa

makanan)

Pengomposan

Limbah

(Sampah rumah tangga, non

rumah tangga dan pasar)


Pembersihan

(oleh Tenaga Operasional

Lapangan)

Pengangkutan

(diangkut ke Tempat

Penampungan Terakhir)

Pemilihan

Sampah Daur Ulang

.Besi)

Daur Ulang

Income Daerah

Sampah Non Daur Ulang

Bakat IDiiua\

Gambar 18. solusi Pengelolaan sungai Deli.


50

system pengelolaan sampah ini berhasil membuat lingkun

disamping itu sampah baik organik maupun non organik dapat bemilai

0 varnan,

e k on onli, namun dalam hal ini memang gaya hidup seperti disiplin dan keteraturan

arakat sangat diperlukan.

Illasy

pengelolan dan penanganan sampah dengan Cara dikumpulkan dan

dianglalt oleh petugas kebersihan hanya terjadi pada dua kawasan permukiman

tertata dan tidak tertata di zona DAS tengah yang berada dikawasan perkotaan.

petugas kebersihan dari Dinas Kebersihan Kota Medan mengangkut sampah ke TPS

atau TPA. TPA yang berlokasi di TPA Namo Bintang di Kecamatan Pancur Batu

dengan luas ± 16 Ha dan TPA Terjun di Kecamatan Marelan dengan luas ± 14 Ha.

Sumber air bersih untuk keperluan minum dan Mandi Cuci Kakus (MCK)
diperoleh masyarakat di wilayah DAS Deli Jl. Lampu 1 Kelurahan Kampung Baru

sebagian besar dari PDAM Tirtanadi dan hanya sebagaian kecil yang menggunakan

sumur bor.

Fasilitas umum yang dimiliki permukiman di wilayah DAS Deli Jl. Lampu 1

berturut-turut sebagai berikut : Mesjid, poskamling, MCK, Poliklinik, ruangan

terbuka dan kantor R W. Keberadaan Mesjid, posyandu, MCK, kantor RW hanya

terdapat pada satu permukiman di Zona DAS Tengah (Tabel 8). Hal ini menunjukkan

bahwa hanya permukiman di Zona DAS Tengah yang memiliki fasilitas umum yang

dengan Kepmenkes No.

memenuhi syarat kesehatan sesuai

829/Menkes/SKNII/1999 bahwa permukiman sehat harus memiliki prasarana dan

Sarana lingkungan yang lengkap seperti taman bermain, tempat rekreasi, pengelolaan
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

l. Jumlah dan komposisi limbah akibat aktivitas masyarakat Kelurahan

kampung Baru pada tahun 2006 yang terangkut ke TPA adalah sebesar

10292 Kghari atau 41,168 M3 dan hingga tahun 2011 terus

meningkat mencapai 10.157 Kgmari atau 40,628 M3. Hal ini diperoleh

berdasarkan jumlah penduduk tiap tahumya dan jumlah timbulan sampah

perorang perhari sebesar 0,6 Kg.

2. Jumlah dan komposisi limbah sungai Deli pada tahun 2006 mencapai

3.298,59 Kg/hari dan terus menurun mencapai 3.255,32 Kg/hari pada tahun

2011 (terjadi peningkatan sebesar 30.352 Kg/hari), yang terdiri atas : (a)

23,32% sampah organik ; (b) 21,350/0 kertas; (c) 12,44 % kayu;(d) 10,990/0

kain; (e) 2, 19% karet; (f) 16.10% plastik; (g) 854% logam; (h) 4,42% kaca

dan (i) 0,65% lain-lain.

3. Sarana yang di perlukan dalarn pengelolaan limbah pada aliran sungai Deli

adalah I unit typer truck, 1 arm roll truck, I dump truck, 2 grobak sampah-
dan 3 becak sampah.

B. Saran

l, Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian sungai

Deli. Ilal ini dapat dilakukan dengan cara : (a) mempertegas aturan dengan

menerapkan sanksi-sanksl kepada nu»arakat agar tidak membuang sampah

atau zat-zal Iainnya ke sungal Deli: (h) memperbaharui tempat-lempat


DAVEAR PUSTARA

2006. Manajemen Berbasis Lingkungan. Jakarta Elex Media Ko

p h anyappraisal,

-h •.//.blo s 0t.com//10/ erbaikan-kawas

mputindo

elataran-sungai-deli.html

s News, 2010, htt ://eks osnews.com/view/2/14350/Sun ai-Deli.itus-

Fadias, srikandi. 1992. Pulusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius

khudari. 1994. Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Ciptm

Gumbira. 2001. Sampah Masalah Kita Bersama. Jakarta : Melton Putra

Soma S. 2007. Analisis Sumberdaya Alam Dan Lingkungan. Bogor : IPB

soedjono, M. 2006. Teknik penyehatan mendukung Pelestarian Lingkungan.

Sutidja Trim. 2006. Daur Ulang Sampah.

Jakarta : Bumi Aksara

Suriawiria Unus. 1996. Air dalam kehidupan dan lingkungan yang sehat.

Bandung: Alumni

Sudrajat, H.R. 2006. Mengelola Sampah Kota. Jakarta : Penebar Swadaya

Suprianto. 2001. Pelestarian Sungai Bagi Kehidupan. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiharto. 1997. Dasar-dasar Pengelolaan Limbah. Jakarta : Universitas Indonesia

Syarifuddin. 2000. Sains Geografi. Jakarta : Bumi Aksara

Tasrial. 1998. Sampah dan pengelolannya. PPPGT / VEDC. Malang

Wardhana arya Wisnu. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi


LAMPIRAN
llal

: Pcrmohonan Judul (Ian Pembimbing Tugas Akhir

kepada yth, Syafiatun Siregar, ST.,MT

ketua Program Studi Teknik Sipil

Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama

Jurusan

Fakultas

: Haidi Rizki

: 508212016

: Teknik Sipil

: Teknik

Dengan ini memohon kepada ibu, kiranya menyetujui judul Tugas Akhir

yang saya ajukan sebagai berikut :

l. Analisis Pengelolaan Limbah Padat pada Aliran Sungai Deli.

2. Penerapan Sistem Kesehatan Keselamatan Kerja (10) pada Proyek

Pembangunan Ruko Brayan Shop House Medan.

3. Penjadwalan Alat Berat pada Proyek Pembangunan Ruko Brayan Shop

House Medan.

Demikian permohonan ini saya perbuat untuk dapat diperlimbangkan. Atas

perhatian ibu saya ucapkan terima kasih.

-56

J n 2012

Mcd

Mah is a
Haidi izki

508212016
KEMENTRIAN PENDIDIRAN

Jl. Williem Iskandar Psr. V

Telepon (061) 6625971, Fax (061)

406/ UN.33.5.5 / KM / 2012

Penugasan Dosen Pembimbing Tugas Akh

ir

dayth : Ir. Rumilla Harahap, M.T

Fakultas Teknik - UNIMED

gepa

Tempat

hormat,

edan,2tJuni 2012

gan

Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan, dengan ini menugaskan kepada saudara untuk

Nama

: 508212016

: Teknik Sipil / D-3

Jurusan

: Teknik

Brultas

: Genap / Vlll

Semester

Sehubungan dengan tugas ini, perlu dijelaskan bahwa :

l. Mahasiswa tersebut telah memenuhi untuk menyusun Tugas Akhir.

2. Mata Kuliah Pilihan adalah Teknik Lingkungan.

3. Judul Tugas Akhir dirembukkan dengan mahasiswa yang bersangkutan.


4. Judul Tugas Akhir "Analisis Pengelolaan Limbah Padat pada Aliran Sungai

Deli". Judul harap dilaporkan untuk menghindari duplikasi Tugas Akhir.

5. Judul Tugas Akhir telah disepakati disampaikan kepada Ketua Jurusan untuk

mendapat persetujuan.

6. Lama Penyususan Tugas Akhir minimal 3 bulan (6 kali asistensi) dan maksimal 6

bulan.

Demikian kami sampaikan untuk dilaksanakan sebaik baiknya. Atas kerja sama yang baik

ucapkan terima kasih.

Mengetahui

PelnbÅhiG QekånJ2

eran •naan •n M.Pd

NIP. 1957' 1227 198403 1 002

Ketua san :

4Pendid eknik Bangunan,

bi ST M.Pd

Drs. Asri

NIP. 1957 12 198203 1 002

You might also like