You are on page 1of 17

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN

PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

PEKERJAAN:
MANAJEMEN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SNVT
PROVINSI SUMATERA BARAT

TAHUN ANGGARAN 2018

Mengetahui/Menyetujui
KEPALA SATUAN KERJA PENYEDIAAN PERUMAHAN

Ir. Rinza EkoyanMSc.


NIP. 19620821 199203 1 005
PENYEDIAAN PERUMAHAN

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )


PEKERJAAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SNVT
(PROVINSI SUMATERA BARAT)

I. LATAR BELAKANG

Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan pasal 28 H


Amandemen UUD 1945, bahwa rumah merupakan salah satu hak dasar rakyat, dan
oleh karena itu setiap warga negara berhak untuk mendapatkan tempat tinggal dan
lingkungan hidup yang baik dan sehat. Selain itu, rumah juga merupakan kebutuhan
dasar manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan
penghidupan, serta sebagai pencerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf
hidup, pembentukan watak, karakter dan kepribadian bangsa.

Saat ini kondisi pemenuhan kebutuhan perumahan di Indonesia masih belum


terealisir sepenuhnya sebagai akibat dari pertambahan penduduk setiap tahunnya
tidak diimbangi dengan ketersediaan perumahan. Rendahnya kemampuan ekonomi
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan papan dan pertumbuhan kebutuhan rumah
baru rata-rata 800.000 unit per tahun, menyebabkan backlog di bidang perumahan
terus mengalami peningkatan dari 5,8 juta unit pada tahun 2004 menjadi 7,4 juta unit
pada akhir tahun 2009.

Sehubungan dengan peningkatan backlog tersebut diatas, Kementerian Pekerjaan


Umum Dan Perumahan Rakyat mempunyai sasaran khusus dalam bidang rumah
susun sesuai dengan Rencana Strategis tahun 2010-2014, yaitu terlaksananya fasilitasi
dan stimulasi pembangunan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) sebanyak
63.180 unit dan terlaksananya fasilitasi pembangunan rumah susun sederhana milik
(Rusunami) oleh swasta sebanyak 150.000 unit.

Dalam pelaksanaan pembangunan Rusunawa, diharapkan mendapatkan suatu hasil


pembangunan Rumah Susun yang sesuai dengan tujuannya baik dari segi mutu dan
waktu. Mengingat banyaknya jumlah Rusunawa disamping kompleksitas
permasalahan baik teknis maupun administrasi yang akan dibangun pada tahun

1
2015, maka diperlukan suatu kegiatan Manajemen Konstruksi yang bertujuan untuk
membantu Satuan Kerja Penyediaan Perumahan dalam hal pengendalian waktu,
biaya, pencapaian sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi di
dalam pembangunan bangunan Rusunawa, mulai dari tahap
persiapan/perencanaan, tahap pelaksanaan konstruksi sampai pada tahap akhir
pelaksanaan konstruksi dimana bangunan Rusunawa siap untuk diserahterimakan
untuk selanjutnya dimanfaatkan serta dikelola dengan baik.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

KAK Manajemen Konstruksi dimaksudkan sebagai pedoman penugasan yang harus


diikuti bagi Konsultan Manajemen Konstruksi Rusunawa dalam melaksanakan
pekerjaannya; dengan tujuan untuk mendapatkan proses pembangunan Rusunawa
beserta prasarananya yang efisien (laik fungsi dan terjangkau), efektif (disain rumah
yang sudah mempertimbangkan budaya dan pola hidup calon penghuni), dan
berkelanjutan (menjadi contoh yang baik bagi lingkungan, kawasan dan kotanya).
Selain itu pula dimaksudkan untuk melaksanakan pengawasan teknik terhadap
pelaksanaan pembangunan Rumah Susun agar mutu pembangunan rumah susun
yang dibangun sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan, dan tepat waktu
pelaksanaannya.

III. SASARAN

Sasaran dari Pekerjaan Manajemen Konstruksi:

1. Terarahnya pelaksanaan program pembangunan Rusunawa pada khususnya, dan


perumahan permukiman pada umumnya.
2. Terlaksananya pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan
pembangunan perumahan rakyat sejak tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap
pelelangan, tahap pelaksanaan hingga tahap pemanfaatan.
3. Terkendalikannya proses perencanaan konstruksi dan pelaksanaan konstruksi
Rusunawa secara berkualitas, tepat waktu, dalam batas biaya yang tersedia, serta
diselenggarakan secara tertib.

2
4. Terdokumentasikan dan terinformasikan hasil pelaksanaan kegiatan mulai dari
kegiatan perencanaan (pra konstruksi), saat konstruksi dan sampai pada tahap
pasca konstruksi serta kesiapan pemanfaatannya.
5. Tersusunnya laporan hasil pelaksanaan kegiatan mulai dari persiapan,
perencanaan, pelaksanaan fisik sampai pada pelaksanaan konstruksi selesai dan
siap untuk dimanfaatkan serta dikelola.

IV. PENGGUNA JASA

Pengguna Jasa adalah Pejabat Pembuat Komitmen Penyediaan Rumah Susun Satuan
Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Sumatera Barat, Kementerian Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat.

V. SUMBER PENDANAAN

Biaya untuk pelaksanaan pekerjaan ini maksimal Rp. 1.947.000.000 (Satu Milyar
Sembilan Ratus Empat Puluh Tujuh Juta Rupiah) termasuk pajak-pajak yang berlaku,
bersumber dari APBN Tahun 2018 pada DIPA Satuan Kerja Penyediaan Perumahan
Provinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2018 Kementerian Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat.

VI. LINGKUP DAN LOKASI KEGIATAN

1. LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan Manajemen Konstruksi meliputi pengendalian waktu, biaya, pencapaian
sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), dan tertib administrasi di dalam
pembangunan bangunan Rusunawa, mulai dari tahap persiapan, perencanaan
sampai dengan tahapan pelaksanaan konstruksi selesai, pemeliharaan dan siap
untuk pemanfaatannya. Kegiatan Manajemen Konstruksi terdiri atas:
a. Tahap Persiapan
1). Meneliti dokumen perencanaan beserta perubahannya dan dokumen
pelaksanaan, menyusun program pelaksanaan pekerjaan bersama
konsultan perencana, dan ikut memberikan penjelasan pekerjaan kepada
penyedia jasa.

3
2). Membantu Pengguna Jasa dalam mempersiapkan kontrak perjanjian kerja
dengan para kontraktor. Berperan sebagai kepanjangan tangan Struktural
dari Pejabat Pembuat Komitmen dalam melakukan koordinasi dan
pendekatan dengan berbagai pihak terkait.
3). Mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan dan
pelaksanaan, menyusun laporan hasil rapat koordinasi, dan membuat
laporan kemajuan pekerjaan manajemen konstruksi.
4). Melakukan koordinasi dengan konsultan-konsultan yang terlibat,
membuat usulan kepada Pemilik Proyek atau Perencana mengenai
penyesuaian yang perlu pada desain yang mungkin lebih baik secara
teknis serta dapat menekan biaya maupun memperpendek masa
pelaksanaan dengan mutu yang tetap dapat dipertahankan.
5). Melakukan pengumpulan data lapangan/survey lapangan untuk
mendapatkan data-data :
- Data aspek legalitas lahan (copy sertifikat kepemilikan, dan
masterplan setempat).
- Informasi Rencana tata ruang wilayah.

b. Tahap Pra Pelaksanaan


1). Membantu Pengguna Jasa dalam menyiapkan dan menyusun surat
perjanjian kerja/Kontrak.

c. Tahap Pelaksanaan (Construction)


1). Mengevaluasi kegiatan pelaksanaan fisik yang diajukan oleh pelaksana
konstruksi, yang meliputi program pencapaian sasaran konstruksi,
penyediaan dan penggunaan tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan,
bahan bangunan, quality assurance, dan program kesehatan dan
keselamatan kerja (K3).
2). Mengendalikan program pelaksanan fisik yang meliputi program
pengendalian sumber daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu,
pengendalian kualitas dan kuantitas hasil konstruksi, dan pengendalian
tertib administrasi.
3). Melakukan kordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan
konstruksi fisik dan non fisik.

4
4). Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pekerjaan untuk
setiap lokasi dengan menggunakan dasar-dasar teori manajemen proyek
dan konstruksi termasuk penggunaan teknik rekayasa nilai (value
engineering), yang terdiri atas:
i. memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan
pekerjaan di lapangan.
ii. mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan,
serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan
konstruksi, serta memonitor dan mengevaluasi laporan konsultan
pengawas tiap lokasi pembangunan.
iii. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan konstruksi dari segi
kualitas, kuantitas dan laju pencapaian volume/realisasi fisik di
tiap lokasi pembangunan.
iv. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk
memecahkan persoalan yang terjadi selama pelaksanaan
konstruksi.
v. Melakukan pengawasan secara berkala ke tiap lokasi
pembangunan. (Untuk Core Team)
vi. Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi secara berkala di pusat.
vii. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (Shop Drawings)
yang diajukan oleh Kontraktor.
viii. Meneliti gambar-gambar hasil pelaksanaan pembangunan (As
Built Drawings) sebelum serah terima pekerjaan selesai (PHO).
ix. Membantu menyiapkan kelengkapan persyaratan untuk
pelaksanaan PHO maupun FHO.
x. Bersama dengan Konsultan Perencana dan kontraktor menyusun
petunjuk pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung
5). menyusun laporan akhir pekerjaan manajemen konstruksi.

d. Pengawasan
Lingkup kegiatan pengawasan pembangunan fisik rumah susun, adalah:
1. Melakukan persiapan dalam rangka kegiatan secara keseluruhan, termasuk
mobilisasi Tenaga Inti, Tenaga pengawas dan Pendukungnya.

5
2. Mengevaluasi rencana kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun
oleh Kontraktor yang meliputi rencana pencapaian sasaran konstruksi,
penyediaan dan penggunaan tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan,
bahan bangunan, informasi, dana, program Quality Assurance / Quality
Control, serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
3. Mengendalikan pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi pengendalian
sumber daya, biaya, waktu, sasaran fisik (kuantitas dan kualitas), hasil
konstruksi, kesehatan dan keselamatan kerja.
4. Melakukan evaluasi terhadap penyimpangan teknis dan menajerial yang
timbul, usulan koreksi rencana dan Tindakan Turun Tangan (T3), serta
melakukan koreksi teknis bila terjadi penyimpangan.
5. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan konstruksi fisik, antara lain : Pemerintah Daerah, Pihak
penerima manfaat, Konsultan Perencana, Kontraktor Pelaksana, dan pihak-
pihak yang terkait lainnya.
6. Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas:
a) Memeriksa dan mempelajari Dokumen untuk pelaksanaan konstruksi
yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
b) Memeriksa dan mengarahkan shop drawing yang dibuat oleh
kontraktor.
c) Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan,
serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
d) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas, dan laju pencapaian volume / realisasi fisik.
e) Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi.
f) Menyelenggarakan rapat-rapat mingguan lapangan secara berkala,
memeriksa dan mendokumentasikan Laporan Harian, Mingguan dan
Bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-¬rapat
lapangan, Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan pekerjaan
konstruksi yang dibuat oleh Kontraktor.
g) Menyusun Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan dan kemajuan
pekerjaan untuk pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan, dan
Serah Terima Pertama dan Kedua pekerjaan konstruksi.

6
h) Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
(As Built Drawing) sebelum serah terima pertama.
i) Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama, dan
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan.
j) Menyusun laporan akhir pekerjaan Pengawasan secara keseluruhan.

2. LOKASI KEGIATAN
Rencana lokasi kegiatan Manajemen Konstruksi tersebar di 4 (empat) lokasi yang
tersebar di Provinsi Sumatera Barat sebagai berikut:
Jumlah
NO Lokasi Pekerjaan Provinsi.
Tower

1 Kota Padang Sumatera Barat 3


2 Kabupaten Agam Sumatera Barat 1
3 Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat 1
4 Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat 1

VII. METODOLOGI
Metodologi pelaksanaan kegiatan Manajemen Konstruksi, terdiri dari :
 Melakukan Survey Lapangan di masing-masing lokasi;
 Mengkaji terhadap desain prototype rusunawa sebagai acuan dasar dari
perancangan teknis yang dituju;
 mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi perencanaan dan
pelaksanaan, menyusun laporan hasil rapat koordinasi, dan membuat laporan
kemajuan pekerjaan manajemen konstruksi.
 Membentuk Organisasi dari berbagai tugas yang dibagi atas Team Leader, Tim
Inti (Core Team), dan Tim lapangan (Field Team) dengan tugas antara lain:

Team Leader :
a. Sebagai penanggung jawab keseluruhan pekerjaan dan organisator seluruh
pelaksana.
b. Mengawasi dan memonitor bahwa pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
jadwal dan spesifikasi mutu.

7
c. Mengendalikan dan memberikan arahan kepada Core Team dalam
melaksanakan pengawasan termasuk penerapan format-format standar
baik administrasi maupun teknis.
d. Membantu Pengguna Jasa dalam hal administrasi, teknis, dan Kontrak
yang kemungkinan timbul selama pelaksanaan pembangunan fisik.
e. Melaksanakan rapat berkala dan menyiapkan bahan serta mengkoordinasi
tindak lanjut yang diperlukan.
f. Mengkonsolidasi laporan – laporan yang diperlukan.
g. Melakukan kunjungan lapangan.
h. Melakukan koordinasi dengan penyedia jasa.
i. Melakukan approval kurva-s.
g. Melakukan koordinasi dengan penyedia jasa.

Tim Inti (Core Team) :


a. Membuat Network Planning.
b. Menyelesaikan masalah yang tidak terselesaikan di lapangan.
c. Apabila diperlukan dapat melakukan perubahan desain yang sesuai
dengan kaidah – kaidah teknis.
d. Mengendalikan dan memberikan arahan kepada Tim Lapangan (Field
Team) dalam melaksanakan pengawasan termasuk penerapan format-
format standar baik administrasi maupun teknis.
e. Membantu Pengguna Jasa dalam hal administrasi, teknis, dan Kontrak
yang kemungkinan timbul selama pelaksanaan pembangunan fisik.
f. Melakukan peninjauan secara berkala.
g. Melakukan pengecekan terhadap prestasi di lapangan.
h. Mengevaluasi hasil perhitungan perubahan yang terjadi
i. Menyiapkan laporan mingguan, bulanan dan akhir kepada penyedia jasa.

Tim lapangan (Field Team)


a. Melakukan rekapitulasi terhadap progress.
b. Melaksanakan pengawasan terhadap spesifikasi teknis yang disyaratkan.
c. Melaksanakan pengawasan terhadap waktu.
d. Melaksanakan approval (persetujuan) material.
e. Melaksanakan approval (persetujuan) semua pekerjaan.

8
f. Membuat laporan harian, mingguan, bulanan.
g. Melaporkan hasil pembangunan kepada core team.
h. Koordinasi dengan dinas/pihak yang terkait.
i. Persetujuan terhadap prestasi dilapangan.
j. Menghitung perubahan yang terjadi apabila diperlukan.
k. Mengevaluasi hasil perhitungan perubahan yang terjadi
l. Bersama pihak user dan penyedia jasa melakukan uitzet bangunan.
m. Menyelesaikan masalah di lapangan, dan melaporkan ke Tim Inti (Core
Team) jika tidak terselesaikan di lapangan.
n. Mengkaji Dokumen Kontrak pekerjaan Pelaksana di masing-masing lokasi
sebagai acuan dasar dari pengawasan;
o. Memberi masukan demi terjaminnya mutu dan tepat waktu pelaksanaan.
p. Memeriksa segala sesuatu yang disampaikan oleh Kontraktor berkaitan
dengan pelaksanaan pembangunan.
q. Merekam/mendokumentasikan dan melaporkan segala aktifitas di
lapangan kepada Pengguna Jasa secara berkala atau sewaktu-waktu.
r. Hadir setiap hari selama masa pelaksanaan pekerjaan di masing-masing
lokasi.

VIII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Manajemen Konstruksi ini adalah 8 (Delapan)


bulan terhitung mulai kontrak kerja ditandatangani.

IX. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN KONSTRUKSI

A. Konsultan manajemen konstruksi bertanggung jawab secara profesional atas jasa


perencanaan yang dilakukan sesuai ketentuan Undang – Undang No. 18/1999
tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan Pelaksanaannya, serta kode tata laku
profesi yang berlaku.
B. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut:
1. Ketepatan waktu pembangunan proyek sesuai batas waktu berlakunya
anggaran/waktu yang telah ditetapkan.
2. Ketepatan biaya sesuai batasan anggaran yang tersedia/ditetapkan.

9
3. Ketepatan kualitas dan kuantitas sesuai standar/peraturan yang berlaku
sehingga proyek mencapai hasil dan daya guna yang seoptimal mungkin, serta
memenuhi syarat teknis yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Tertib administrasi pembangunan, dari aspek perizinan, pelaporan, dan
dokumentasi.

X. HASIL YANG DIHARAPKAN (KELUARAN)


Konsultan Manajemen Konstruksi diminta menghasilkan keluaran yang lengkap
sesuai kebutuhan proyek. Kelancaran proyek yang berhubungan dengan Manajemen
Konstruksi sepenuhnya menjadi tanggungjawab Konsultan Manajemen Konstruksi.
Selain hal tersebut hasil yang diharapkan dari pelaksanaan pembangunan Rusunawa
adalah :
1. Tersedianya Time Schedule lengkap dengan Curva “S” sebagai pedoman dalam
menilai kemajuan pelaksanaan proyek, time schedulle dibuat dengan
menggunakan komputer sehingga jalur kritis dalam pelaksanaan pembangunan
dapat terlihat.
2. Konsultan MK diwajibkan memberikan Standar Prosedur Pengawasan
Pelaksanaan Fisik di lapangan kepada Pejabat Pembuat Komitmen pada tahapan
persiapan pelaksanaan pembangunan atau pada saat sebelum melakukan
pengawasan pekerjaan di lapangan (intergrated site supervision).
3. Terawasinya pelaksanaan pembangunan konstruksi yang dilaksanakan oleh
Penyedia Barang/Jasa dari segi kualitas, kuantitas dan laju pencapaian prestasi
pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan proyek.
4. Terawasinya pelaksanaan pembangunan konstruksi beserta hasil kerjanya dan
terkendalinya waktu pelaksanaan proyek sesuai jadwal dan biaya pembangunan
sebagaimana tertera dalam kontrak.
5. Terusulkannya rencana perubahan-perubahan serta penyesuaian-penyesuaian
pekerjaan di lapangan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, sehingga dapat
terpecahkan persoalan-persoalan yang terjadi selama pelaksanaan pembangunan
konstruksi.
6. Tercatatnya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Penyedia
Barang/Jasa dalam Buku Harian Lapangan (BHL) oleh Pengawas.
7. Tersusunnya daftar kekurangan dan cacat-cacat pekerjaan sebelum serah terima
pertama dan mengawasi perbaikannya selama masa pemeliharaan.

10
8. Membantu pengelola proyek dalam menyusun dokumen untuk kelengkapan
pendaftaran gedung sebagai gedung negara :
i) Foto copy DIPA (pembiayaan)
ii) Foto copy sertifikat atau bukti pemilikan hak atas tanah.
iii) Kontrak / Surat Perjanjian Pelaksanaan Kontraktoran,beserta Addendum-nya
iv) Berita Acara Serah Terima I.
v) Gambar situasi dan gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan (As-Built Drawings) disertai gambar legger.
vi) Salinan atau foto copy Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemda
Setempat
Sedangkan Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan pengawasan adalah:
a. TersedianyaTime Schedule dalam bentuk Bar Chart dan Network Planning (NWP).
Time ScheduleBar Chart dilengkapi dengan Curva “S”, sedangkan NWP dilengkapi
dengan Jalur Kritis.
b. Tersedianya Standard Prosedur pengawasan pelaksanaan fisik di lapangan,
sebelum melakukan pengawasan pekerjaan di lapangan (intergrated / site
supervision).
c. Terjaminnya hasil pelaksanaan pembangunan rumah susun yang dilaksanakan
oleh Kontraktor baik dari segi kualitas, kuantitas dan laju pencapaian prestasi
pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan Kegiatan dan biaya pembangunan
d. Terkendalinya waktu pelaksanaan pembangunan rumah susun sesuai jadwal dan
biaya pembangunan sebagaimana tertera dalam kontrak.
e. Terisinya Buku Harian Lapangan (BHL) tentang kemajuan pembangunan rumah
susun setiap harinya beserta hambatan-hambatan yang timbul.
f. Tersusunnya laporan mingguan dan bulanan oleh Konsultan Supervisi mengenai
kemajuan dan lainnya sehubungan dengan pembangunan.
g. Terusulkannya rencana perubahan-perubahan serta penyesuaian-penyesuaian
pekerjaan di lapangan kepada PPK, dan koordinasi dengan konsultan perencana
jika diperlukan.
h. Tersedianya gambar sesuai lapangan (As built drawing)
i. Terperiksa dan tertandatanganinya Berita Acara Bobot pekerjaan yang diajukan
oleh Kontraktor sesuai prestasi pekerjaan yang telah dicapai.
j. Terselenggaranya rapat-rapat Koordinasi teknis dilokasi Kegiatan secara berkala
(mingguan) dan insidentil sesuai kebutuhan, dengan hasil keputusan rapat

11
tercatat dalam Berita Acara Rapat.
k. Tercatatnya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh Kontraktor
dalam Buku HarianLapangan (BHL) oleh Pengawas.
I. Tersusunnya daftar kekurangan dan cacat-cacat pekerjaan saat akan dilakukan
SerahTerima Pekerjaan Pertama.
m. Laporan kronologis pelaksanaan Pembangunan Rumah Susun.

XI. ASAS
Selain dari kriteria diatas dalam melaksanakan tugasnya konsultan manajemen
konstruksi hendaknya memperhatikan asas – asas sebagai berikut:
1. Fact Finding, bahwa pengawasan harus menemukan fakta-fakta tentang
bagaimana kontraktor menjalankan tugasnya.
2. Preventif, dalam arti bahwa pengawasan dilaksanakan untuk mencegah
timbulnya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan rencana.
3. Pengawasan diarahkan kepada masa sekarang, dalam arti bahwa pengawasan
hanya ditujukan terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.
4. Pengawasan hanya merupakan alat untuk meningkatkan efisiensi.
5. Pengawasan harus mempermudah tercapainya tujuan.
6. Pengawasan harus lebih bersifat membimbing.

XII. TENAGA AHLI


Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :
Tim Inti (Core Team):
1. Ketua Tim (Team Leader)
1 (satu) orang Ketua Tim disyaratkan seorang Magister Teknik Sipil Strata Dua
(S2) jurusan Teknik Sipil Manajemen Konstruksi lulusan perguruan Tinggi Negeri
atau Swasta yang telah disamakan. berpengalaman 3 tahun dalam perencanaan
dan pengawasan pekerjaan bangunan gedung bertingkat (2-8 lantai). Ketua Tim
ini harus mempunyai SKA Ahli Madya Manajemen Konstruksi dengan kode
subklasifikasi 601 dan SKA Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung dengan kode
subklasifikasi 201.

2. Tenaga Ahli Arsitektur


1 (satu) orang Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu (Sl) jurusan

12
Arsitektur lulusan perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang disamakan.
Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan dan pengawasan di bidang
arsitektur gedung bertingkat (2-8 lantai) sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun.
Tenaga Ahli ini harus mempunyai Sertifikat Keahlian Madya.

3. Tenaga Ahli Struktur


1 (satu) orang Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu (Sl) jurusan
Teknik Sipil lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang disamakan.
Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan dan pengawasan di bidang
sipil gedung bertingkat (2-8 lantai) sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun. Tenaga
Ahli ini harus mempunyai Sertifikat Keahlian Madya Teknik Bangunan Gedung.

4. Tenaga Ahli Mekanikal dan Elektrikal


1 (satu) orang Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu (Sl) jurusan
Teknik Mesin atau Teknik Elektro lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta
yang disamakan. Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan dan
pengawasan di bidang mekanikal dan elektrikal gedung bertingkat (2-8 lantai)
sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun. Tenaga Ahli ini harus mempunyai Sertifikat
Keahlian Teknik Tenaga Listrik Madya.

5. Tenaga Ahli Kuantitas dan Biaya


1 (satu) orang Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu (Sl) jurusan
Teknik Sipil lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang disamakan.
Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan dan pengawasan di bidang
kuantitas dan biaya gedung bertingkat (2-8 lantai) sekurang-kurangnya 6 (enam)
tahun. Tenaga Ahli ini harus mempunyai Sertifikat Keahlian Teknik Bangunan
Gedung Madya.

6. Tenaga Ahli K3
1 (satu) orang Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu (Sl) jurusan
Teknik Sipil lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang disamakan.
Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perencanaan dan pengawasan di bidang
K3 Konstruksi sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun. Tenaga Ahli ini harus
mempunyai Sertifikat Keahlian K3 .

13
Tenaga Ahli tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya dibantu oleh Tenaga
Penunjang, yaitu :
1. Pengawas Lapangan Arsitektur
6 (Enam) orang Pengawas Lapangan Arsitektur yang disyaratkan adalah Sarjana
Strata Satu (Sl) jurusan Arsitektur lulusan perguruan Tinggi Negeri atau Swasta
yang disamakan. Berpengalaman melaksanakan pekerjaan Pengawasan di bidang
arsitektur gedung sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
2. Pengawasan Lapangan Struktur / Sipil
6 (Enam) orang Pengawas Lapangan yang disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu
(Sl) jurusan Teknik Sipil lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta yang
disamakan. Berpengalaman melaksanakan pekerjaan Pengawasan di bidang sipil
gedung sekurang-kurangnya 3 (Tiga) tahun.
3. Pengawasan Lapangan Mekanikal dan Elektrikal
6 (Enam) orang Pengawas Lapangan yang disyaratkan adalah Sarjana Strata Satu
(Sl) jurusan Teknik Mesin atau Teknik Elektro lulusan Perguruan Tinggi Negeri
atau Swasta yang disamakan. Berpengalaman melaksanakan pekerjaan
perancangan di bidang mekanikal dan elektrikal gedung sekurang-kurangnya 3
(tiga) tahun.
4. Operator Cad
4 (Empat) orang Operator Cad yang disyaratkan adalah Diploma atau Sarjana
Strata Satu (D3/S1) jurusan Teknik Sipil lulusan perguruan Tinggi Negeri atau
Swasta yang disamakan. Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perancangan di
bidang kuantitas dan biaya gedung sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

5. Estimator
4 (Empat) orang Estimator yang disyaratkan adalah Diploma atau Sarjana Strata
Satu (D3/S1) jurusan Teknik Sipil lulusan perguruan Tinggi Negeri atau Swasta
yang disamakan. Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perancangan di bidang
kuantitas dan biaya gedung sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

6. Operator Komputer
2 (Dua) orang Operator Komputer yang disyaratkan adalah Diploma atau Sarjana

14
Strata Satu (D3/S1) semua jurusan lulusan perguruan Tinggi Negeri atau Swasta
yang disamakan. Berpengalaman melaksanakan pekerjaan perancangan di bidang
kuantitas dan biaya gedung sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.

7. Administrasi dan Keuangan


2 (Dua) orang Adm dan Keuangan yang disyaratkan adalah Diploma atau
Sarjana Strata Satu (D3/S1) semua jurusan lulusan perguruan Tinggi Negeri atau
Swasta yang disamakan. Berpengalaman melaksanakan Administrasi dan
Keuangan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun

XIII. PELAPORAN
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah:
a. Laporan Pendahuluan
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender
sejak tanggal dimulainya pelaksanaan konstruksi, sebanyak 5 (lima) buku
laporan, termasuk 1 (satu) asli, dan akan dibahas dalam Tim Teknis
b. Laporan Mingguan, berisi :
1) Kegiatan pelaksanaan di lapangan meliputi progres pekerjaan dari segi
kualitas, kuantitas dan laju pencapaian volume dan realisasi fisik serta
permasalahan dari hasil rapat lapangan, rapat koordinasi.
2) Evaluasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan hasil penelitian gambar untuk
pelaksanaan (shop drawing).
3) Evaluasi hasil pengukuran ulang kontraktor terhadap dokumen pelelangan.
4) Kesesuaian mutu bahan yang digunakan dalam pelaksanaan.
5) Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) minggu.
Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya awal minggu sebanyak 5 (lima)
set.

c. Laporan Bulanan, berisi :


1) Kegiatan pelaksanaan di lapangan meliputi progres pekerjaan dari segi
kualitas, kuantitas dan laju pencapaian volume realisasi fisik serta
permasalahan dari hasil rapat lapangan, rapat koordinasi.
2) Evaluasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan hasil penelitian gambar untuk
pelaksanaan (shop drawing).
3) Evaluasi untuk setiap hasil test yang dilakukan, misalnya test kekuatan beton.
4) Evaluasi hasil pengukuran ulang kontraktor terhadap dokumen pelelangan.
5) Kesesuaian mutu bahan yang digunakan dalam pelaksanaan.
6) Perubahan-perubahan spesifikasi teknis yang terjadi akibat kondisi lapangan.
7) Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan selama 1 (satu) bulan terakhir.

15
Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya tanggal 10 setiap bulan sebanyak
sebanyak 4 (Empat) set.

d. Laporan Akhir, berisi :


1). Rangkuman kegiatan pelaksanaan kegiatan di lapangan, berupa rangkuman
dari laporan bulanan.
2). Berita Acara kemajuan pekerjaan pelaksanaan untuk lampiran penagihan
kontraktor.
3). Berita Acara Serah Terima Pertama
4). Menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan Perumahan Rumah
Susun.
5). Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan yang menggambarkan kondisi 0%, 50%
dan 100%.
Laporan Akhir ini dilengkapi dengan Executive Summary.
Laporan harus diserahkan selambat-Iambatnya 1 (satu) bulan sejak dilakukannya
Serah Terima Pertama pelaksanaan, sebanyak 4 (Empat) set dan softcopy
DVD/CD sebanyak 4 (Empat) unit yang berisi seluruh laporan termasuk summary
report.

e. Dokumentasi
Dokumentasi detail foto dan vidio per lantai untuk masing – masing lokasi.

XIV. KETENTUAN LAIN


a. Konsultan wajib menunjuk seorang wakil yang dapat dihubungi setiap saat dan
dapat bertindak atas nama konsultan
b. Dalam hal terjadi keraguan atas masalah teknis direksi akan menentukan arahan
yang wajib ditaati oleh konsultan
c. Segala peralatan disediakan oleh Konsultan.
d. Hal lain yang belum diatur dalam Kerangka Acuan Kerja ini akan diatur
kemudian oleh Pemberi Pekerjaan dan dituangkan dalam Berita Acara.

XV. PENUTUP
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, konsultan sepenuhnya bertanggung jawab
kepada Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Rumah Susun dan Rumah
Khusus SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sumatera Barat.

16

You might also like