You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Logam alkali adalah logam golongan utama yang unsur-unsurnya terdapat pada golongan IA
dalam tabel periodik unsur. Dalam bahasa Arab, alkali berarti abu.
Logam alkali terdiri atas enam buah unsur yaitu Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium
(Rb), Sesium (Cs), dan Fransium (Fr). Unsur logam alkali tidak terdapat bebas di alam melainkan
terdapat dalam bentuk senyawa. Hal ini karena unsur logam alkali yang sangat reaktif disebut
dengan logam alkali karena membentuk basa kuat.
Natrium dan kalium terdapat pada kerak bumi, mineral, dan juga garam. Natrium merupakan
unsur dengan kelimpahan paling besar diantara unsur logam alkali lainnya. Rubidium dan
Cesium amat jarang sedangkan fransium unsur terakhir dari golongan IA tidak terdapat dialam
karena merupakan unsur radioaktif. Semua logam alkali (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) tampak
mengkilat, bewarna keperakan, merupakan konduktor listrik dan panas yang baik, dan
merupakan logam yang bersifat sangat lunak.
Kelarutan garam alkali dalam air sangatlah besar. Logam alkali sangatlah reaktif sehingga mudah
bereaksi dengan air, dengan gas oksigen, dengan halogen, dengan senyawa lain. Unsur Alkali
umumnya bereaksi dengan unsur lain membentuk senyawa halida, sulfat, karbonat, dan
silikat. Dari konfigurasi elektron unsur, masing-masing memiliki satu elektron valensi .

1.2 Rumusan Masalah


1. Sumber logam alkali
2. Kelimpahan Unsur-Unsur logam Alkali
3. Sifat Fisika dan Kimia unsur-unsur logam Alkali
4. Cara Isolasi unsur-unsur logam Alkali
5. Senyawaan dan Reaksi Unsur Alkali dengan Unsur Lain
6. Kegunaan Logam Alkali dan senyawaan
7. Kelarutan garam alkali
8. Solvasi Golongan Alkali
9. Hubungan Diagonal golongan alkali
10. Kompleks Alkali

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumber logam alkali


Sumber utama Na dan K adalah batuan garam (NaCl hampir murni), Brine alami dan air
laut.Mineral-mineral lain yang mengandung Na boraks (Na2[B4O5(OH)4].8H2O dan garam Chili
(NaNO3) adalah merupakan sumber untuk unsur-unsur lain yang penting secara komersial,
misalnya B dan N. Berbeda dari kebanyakan bahan-bahan Kimia Anorganik, NaCl tidak perlu
dibuat karena terdapat deposit yang sangat besar di alam. Penguapan air laut menghasilkan
campuran garam-garam, tetapi karena NaCl merepresentasikan komponen utama dari
campuran tersebut, maka produksinya sangat dimungkinkan. Sebaliknya untuk Li, Rb, dan Cs,
logam-logam ini terdapat dalam berbagai mineral silikat seperti spodumene (LiAlSi2O6).
Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut dalam air dan unsur kalium sangat sulit diambil dari
mineral-mineral tersebut. Mineral-mineral tertentu, seperti sylvite (KCl),
carnalite (KCl.MgCl2.6H2O) yang merupakan sumber utama kalium. Namun terdapat pula pada
mineral langbeinite K2Mg2(SO4)3, dan feldspar (K2O.Al2O3.3SiO2), serta garam sendawa
(KNO3) ditemukan di danau purba dan dasar laut yang membentuk deposit dimana kalium dan
garam-garamnya dengan mudah dapat diambil. Dalam tumbuh-tumbuhan, kalium banyak
terkandung sebagai garam oksalat dan tatrat. Rubidium terdapat dalam mineral lepidolit
Rb2(FOH)2Al2(SiO3)3. Cesium diperoleh dari pollusit yang sangat
jarang, CsAl(SiO3)2.H2O. Fransium bersifat radioaktif. Fransium berasal dari perluruhan
Aktinium (Ac).

2.2 Kelimpahan Unsur-Unsur logam Alkali


Litium merupakan unsure ke-33 yang melimpah dibumi sekitar 0,007% dari massa kerak bumi,
tetapi karena reaktivitasnya sangat tinggi membuat unsure ini hanya dapat ditemukan dalam
keadaan bersenyawaan dengan unsure lain. Natrium (Na) Natrium melimpah di litosfer,
natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Garis D pada spektrum matahari sangat jelas.
Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat di bumi (setelah Aluminium, Besi (Fe),
dan Kalsium), terkandung sebanyak 2.83% di kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur
terbanyak dalam golongan logam alkali. Kalium (K) Logam ini merupakan logam ketujuh paling
banyak sekitar 2,6% menutupi kerak bumi. Rubidium (Rb) Rubidium ternyata ditemukan lebih
banyak dari yang diperkirakan beberapa tahun lalu. Rubidium dianggap sebagai elemen ke-16
yang paling banyak ditemukan di kerak bumi. Rubidium berada sekitar 0,028% dari massa
kerak bumi dan cesium berada sangat sedikit sekali sekitar 0,00032% dari kerak bumi.

2
Unsur Persen di kerak bumi Keberadaan di alam

Litium 0,007% di bebatuan beku Dalam spodune LiAl(SiO3)2.

Dalam garam batu NaCl, senyawa Chili NaNO3,


Natrium 2,83% Karnalit KMgCl3.6H2O, trona
Na5(CO3)2.(HCO3).2H20, dan air laut

Dalam silvit (KCl), garam petre KNO3, dan


Kalium 2,6%
karnalit KCl.MgCl2.6H2O

Rubidium 0,028% Dalam lepidolit

Sesium 0,00032%
Dalam polusit (Cs4Al4Si9O26)

Berasal dari peluruhan aktinium (Ac). Bersifat


Fransium Sangat sedikit
radioaktif dengan waktu paro 21.8 menit

2.3 Sifat Fisika dan Kimia unsur-unsur logam Alkali


Sifat umum senyawa logam alkali
Beberapa sifat umum senyawa logam alakali berkaitan dengan karakter ionic, kestabilan anion-
anion besar bermuatan rendah, hidrasi ion, dan kelarutan sebagaimana diuraikan berikut ini.
(1) Karakter ionic : ion alkali selalu mempunyai tingkat oksidasi + 1, dan
sebagian besar senyawaannya berupa padatan ionic dan stabil. Senyawa-senyawa nya tidak
berwarna kecuali dengan anion yang berwarna, misalnya kromanat dan permanganate.
(2) Hidrasi ion : semakin tinggi densitas muatan ion, semakin kuat ion
tersebut terhidrasi. Oleh karena logam-logam alkali mempunyai densitas yang jauh lebih rendah
daripada densitas logam-logam pada umumnya, maka energy hidrasi senyawa-senyawaannya
juga sangat renda. Misalnya pada ion Li+ mempunyai energy hidarasi sebesar 519 KJ mol-1,
sedangkan ion Mg2+ energy hidrasinya sebesar 1920 kJ mol-1. Energi hidrasi semakin kecil
dengan kenaikan jari-jari ion.
(3) Kelarutan : sebagian besar senyawa-senyawa logam alakali larut dalam
air, walaupun kelarutannya berbeda-beda. Sebagi contoh larutan jenuh litium klorida (LiCl)
mempunyai konsentrasi 14 mol L-1, tetapi larutan jenuh litium karbonat (Li2CO3) mempunyai
konsentrasi hanya 0,18 mol L-1
2.3a Sifat Fisis

3
Sifat Litium Natrium Kalium Rubidium Sesium

Nomor Atom 3 11 19 37 55

Jari-jari atom 1,52 1,86 2,31 2,44 2,62

Titik didih 1342 883 760 686 669

Titik leleh 181 96 63 39 29

Rapatan, g/cm 3 0,53 0,97 0,86 1,53 1,88

Energi pengionan
520 496 419 403 376
(pertama), kJ/mol

(kedua), kJ/mol 7298 4562 3051 2632 2420

Keelektronegatifan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7

Kekerasan (skala
0,6 0,4 0,5 0,3 0,3
Mohs) A

∆Hatomisasi(KJ/mol) 162 110 90 88 79

merah-
Warna nyala Kuning ungu merah-biru biru
tua
Sifat fisis unsur-unsur logam alkali adalah sebagai berikut:
1. Jari-jari atom unsur alkali dalam tabel periodik bertambah dari atas kebawah demikian
pula jari-jari ionnya
2. Logam alkali merupakan logam yang lunak dan memiliki titik leleh yang rendah karena
lemahnya ikatan metalik dalam unsur-unsur ini dan perubahan entalpi atomisasi logam-logam
alkali yang jauh lebih rendah (78-162 kj/mol) dari logam-logam pada umumnya.
3. Logam alkali merupakan logam ringan karena rapatan massa (densitas) logam alkali yang
kecil dibandingkan densitas logam –logam lain pada umumnya.

2.3b Sifat Kimia


Logam alkali merupakan logam yang paling reaktif atau mudah bereaksi dengan unsur lain.
Kereaktifan meningkat dari atas ke bawah (dari litium ke fransium). Kereaktifan logam alkali
berkaitan dengan energi ionisasinya yang rendah, sehingga mudah melepas electron terluarnya.
Sifat logam unsur alkali dari atas ke bawah pada tabel periodik cenderung bertambah. Sifat ini

4
terkait dengan kecenderungan atom unsur alkali melepas elektron. Hampir semua senyawa
logam alkali bersifat ionic dan mudah larut dalam air. Unsur alkali tidak ada yang terdapat di
alam dalam bentuk unsurnya, biasanya bergabung dalam mineral yang larut dalam air, misal
NaCl (natrium klorida). Unsur alkali terdapat dalam senyawaan alam sebagai ion uni-positif
(positif satu).

c. Uji warna Nyala logam alkali


Sebagian besar senyawa-senyawa alkali larut dalam air sehingga untuk mengidentifikasinya
menggunakan uji warna nyala logam alkali. Setiap logam mempunyai masing-masing warna
nyala karakteristik jika senyawa alkali tersebut dibakar dalam nyala api.
Sejumlah energi tertentu dari nyala api yang diserap oleh elektron-elektron atom logam hingga
terjadi eksitasi, dan kembalinya elektron kembali lagi pada keadaan dasar membebaskan energi
nyala yang khas sesuai dengan energi transisi elektronik atom logam yang bersangkutan. Jadi
setiap logam alkali mengalami transisi elektronik atom logam yang bersangkutan. Sebagai
contoh warna nyala kuning dari senyawa natrium yang dibakar berasal dari emisi foton(energi)
yang dibebaskan ketika elektron yang berada pada orbital 3p1. Orbital 3p1 kembali ke orbital
3s1. Elektron 3p1 ini berasal dari reaksi pembakaran dalam nyala api yang ditangkap oleh ion
Na+ dalam senyawaanya.
No Ion Logam Alkali Warna Nyala
1 Li+ Merah
2 Na+ Kuning
3 K+ Ungu
4 Rb+ Merah ungu
5 Cs+ Biru

2.4 Cara Isolasi unsur-unsur logam Alkali


2.4a. Ekstraksi Logam Alkali
Logam-logam alkali sangat stabil terhadap pemanasan, sehingga logam-logam alkali tidak dapat
diperoleh dari oksidanya melalui proses pemanasan. Logam alkali tidak dapat dihasilkan dengan
mereduksi oksidanya, hal ini disebabkan logam-logam alkali merupakan pereduksi yang kuat.
Keberadaan natrium dan kalium telah dikenali sejak lama, namun untuk mereduksi logam-
logam alkali dalam air tidak dapat dilakukan karena logam-logam alkali dapat bereaksi dengan
air membentuk basa kuat. Pada abad ke-19 H. Davy akahirnya dapat mengisolasi natrium dan
kalium dengan melakukan elektrolisis terhadap lelehan garam KOH atau NaOH. Dengan
metode yang sama Davy berhasil mengisolasi Li dari Li2O. Kemudian Rb dan Cs ditemukan

5
sebagai unsur baru dengan teknik spektroskopi pada tahun 1860-1861
oleh Bunsen dan Kirchhoff. Sedangkan fransium ditemukan olehPerey dengan menggunakan
teknik radiokimia tahun 1939.
Semua logam alkali hanya dapat diisolasi dari leburan garam halidanya melalui proses
elektrolisis. Garam-garam halida mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, oleh karena itu
umumnya ditambahkan garam halida yang lain untuk menurunkan titik lebur garam
halidanya. .
2.4b Isolasi Litium
Karena atom logam alkali mudah dioksidasi menjadi ion logam, maka proses kebalikannya yaitu
reduksi ion logam menjadi logam bebas, sulit dilakukan secara kimia. Metode pokok pengadaan
Litium mencakup elektrolisis garam cair, biasanya dari flouridanya. Contohnya,
Mineral Spadymene (LiAl(SiO3)2) merupakan mineral paling penting yang mengndung litium.
Bentuk α pertama kali diubah menjadi bentuk β lunak melalui sekitar 1100° dan dicampur
dengan asam sulfat panas dan diekstrak ke dalam air untuk membentuk larutan litium sulfat
(LiSO4). Sulfat dicuci dengan natrium karbonat (Na2CO3) untuk membentuk endapan secara
realtif dengan litium karbonat (Li2CO3) yang tidak terlarut.
Li2SO4 + Na2CO3 Na2SO4 + LiCO3
Berikut adalah reaksi antara litium karbonat dengan HCl sehingga membentuk litium klorida
(LiCl)
Li2CO3 + 2HCl 2LiCl + CO2 + H2O
Litium klorida memiliki titik leleh yang tinggi (>6000°) sehingga sulit untuk meleleh untuk
dielektrolisis. Walaupun campuran LiCl (55%) dan KCl(45%) dapat meleleh pada 430°C dan
dibutuhkan energy yang rendah untuk elektrolisis.
2.4d Isolasi Natrium
Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis leburan NaCl dengan menambahkan
CaCl2 menggunakan proses downs cell. Penambahan CaCl2 bertujuan menurunkan titih leleh
NaCl dari 801ºC menjadi 580 ºC. Proses ini dilakukan dalam sel silinder meggunakan anoda
dari grafit dan katoda dari besi atau tembaga. Selama proses elektrolisis berlangsung, ion-ion
Na+ bergerak menuju katoda kemudian mengendap dan menempel pada katoda, sedangkan
ion Cl‾ membentuk gas Cl2 pada anoda. Metode pokok pengadaan Na mencakup elektrolisis
garam cair, biasanya dari kloridanya. Contohnya
2NaCl(l) 2 Na(l) + Cl2(g)
Metoda ini lebih murah ketimbang mengelektrolisis Natrium Hidroksida, seperti yang pernah
digunakan beberapa tahun lalu. Terdapat sejumlah besar kandungan garam batuan NaCl yang

6
dihasilkan dari penguapan air laut dalam jangka waktu geologis. Proses penguapan yang masih
berlangsung saat ini contohnya seperti danau garam besar di Utah dan laut mati.
2.4e Isolasi Kalium
Kalium tidak akan dibuat secara normal di laboratorium sebagai bahan komersial yang siap
guna. Semua sintesis memerlukan tahap elektrolitik dan sangat sulit untuk ditambahkan electron
pada ion K+ yang rendah elektronegativitasnya. Kalium tidak dibuat sama seperti natrium. Ini
karena logam kalium, dibentuk sekali dengan elektrolisis dari cairan kalium klorida (KCl)
dimana sangat larut pada bentuk garamnya
Katoda : K+(l) + e- → K (l)
Anoda : Cl-(l) → 1/2Cl2 (g) + e-
Reaksi antara logam natrium dengan logam kalium klorida terjadi pada 850OC
Na + KCl ⇌ K + NaCl
Reaksi ini berada dalam kesetimbangan karena K mudah menguap maka K dapat dikeluarkan
dari sistem. Dan kesetimbangan akan tergeser ke kanan untuk memproduksi K.
2.4f Isolasi Rubidium dan Cesium
Rubidium, dan Cesium tidak dapat diperoleh dengan proses elektrolis karena logam-logam
yang terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam larutan garam yang digunakan.
Oleh sebab itu untuk memperoleh rubidium, dan sesium dilakukan melalui metode reduksi.
Isolasi untuk golongan logam alkali secara umum dapat dilakukan dengan elektrolisis. Dalam
laboratorium cesium dapat dibuat melalui proses elektrolisis ekstrak mineral dalam bentuk
sianida (cianyde) atau melalui pemanasan hidroksida atau karbonat magnesium atau
aluminium. Unsur ini juga dapat diisolasi dengan cara elektrolisis fusi sianida dan dengan
beberapa metoda lainnya. Sesium murni yang bebas gas dapat dipersiapkan dengan cara
dekomposisi panas Sesium azida

2.5 Senyawaan dan Reaksi Unsur Alkali dengan Unsur Lain


a. Senyawaan Unsur-unsur Golongan 1A (Logam Alkali)
1. Senyawaan biner
Logam-logam bereaksi langsung dengan sebagian unsur-unsur mengasilkan senyawaan biner
atau asilasi. Sebagian besar diperikan untuk unsur yang tepat. Seperti reaksi berikut:
M2O + H2O → 2Li+ + 2OH-
M2O2 + 2H2O → 2Li+ + 2OH- + H2O2
2MO2 + 2H2O → O2 + 2Li+ + 2OH- + H2O2
2. Hidroksida

7
Hidroksidanya putih merupakan padatan kristal NaOH yang menyerap air. (titik leleh 3180)
dan KOH (titik leleh 3600).Padatan alkali hidroksida bewarna putih, tembus cahaya, dan
menyerap uap air udara hingga terlarut dalam air berlebih. Padatan dan larutan akuanya
menyerap CO2 dari atmosfer. Litium hidroksida digunakan dalam penerbangan pesawan
Apollo 11 ke bulan untuk menghilangkan karbondioksida yang dikeluarkan oleh nafas astronot,
dari atsmosfer kapsul:
2LiOH + CO2 Li2CO3 + H2O
Semua alkali hidroksida berbahaya sebab bereaksi dengan protein kulit sehingga menghilangkan
permukaan kulit kecuali Litium Hidroksida oktahidrat, LiOH.8H2O. Sebagai padatan maupun
dalam larutan alkali hidroksida menyerap karbon dioksida dari atmosfer membentuk karbonat,
menurut persamaan reaksi:
Alkali hidroksida merupakan sumber hidroksida yang baik karena mudah larut dalam air.
Natrium hidroksida dapat dibuat dari larutan garam dapur secara elektrolisis : 1. Dalam sel
diafragma, 2. Sel membran, 3.dalam sel katode merkuri. Setiap sel elektrolisis
mempunyai kelebihan maupun kelemahan. Pada sel diafragma dan sel membran terjadi reaksi
penukaran ion pada elektroda sebagai berikut:
Katode:
Anode :
Pada katode tidak terjadi reduksi ion Natrium karena mempunyai E0 jauh lebih
negatif. Dalam sel diafragma asbes yang basah tetapi molekul-molekul gas hidrogen dan
klorin tidak.Adanya tekanan pada ruang anode mencegah aliran balik ion OH- dari ruang
katode. Larutan NaOH yang dihasilkan pada katode terkontaminasi dengan NaCl yang tidak
tereelektrolisis yang selanjutnya dapat diendapkan dengan pemekatan larutan tersebut,
sehingga dapat dipisahkan dengan penyaringan. Dalam membran ion penukaran ion, hanya
Natrium saja yang dapat melewati membran tersebut sedangkan ion-ion klorida, hidroksida,
dan molekul-molekul gas hidrogen serta klorin tidak. Larutan NaOH yang dihasilkan tidak
terkontaminasi oleh ion klorida dan dengan demikian lebih pekat dibandingkan dengan hasil
yang diperoleh dari sel diafragma.Pada sel katode merkuri (raksa) dipakai logam titanium
sebagai anode. Ion klorida dioksidasi menjadi gas klorin pada anode, dan ion natrium direduksi
menjadi logam natrium pada katode yang kemudian larut dalam raksa menjadi amalgama
menurut reaksi:
Anode(Ti) :
Katode(Hg) :
Reduksi ion Natrium menjadi logamnya ini terjadi karena permukaan elektrode merkuri bersifat
menghambat.

8
3. Oksida logam Alkali
Sebagian besar logam alkali bereaksi dengan gas dioksigen membentuk ion oksida O2- tetapi
untuk logam alkali, selain membentuk oksida juga dapat membentuk peroksida, O22-, kecuali
litium yang hanya membentuk oksida menurut persamaan berikut
Natrium misalnya bereaksi dengan dioksigen menghasilkan Natrium dioksida atau peroksida
menurut persamaan reaksi:
Natrium peroksida mengandung ion dioksida O2-2 atau ion peroksida. Natrium dioksida bersifat
diagmagnetik dan panjang ikatan O-O kira-kira 149 pm, jauh lebih panjang daripada ikatan
pada molekul (O=O) yaitu 121pm. Sifat diagmagnetik dan lemahnya ikatan senyawa ini dapat
dijelaskan dengan model orbital molekul ion dioksida. Diagram tersebut menunjukkan semua
elektron berpasangan dan menempati empat orbital ikatan dan tiga orbital
antiikatanmenghasilkan derajat ikata1 sehinggan demikian, senyawa ini bersifat diagmagnetik
dan panjang ikatan lebih panjang dari pada panjang ikatan moleku O2 yang mempunyai derajat
ikatan 2.
Tiga logam alkali yang lain bereaksi dengan dioksigen berlebih membentuk dioksida(-1) atau
disebut superoksida yang bersifat paragmagnetik oleh karena mengandung ion dioksida
O2- misalnya pada persamaan reaksi berikut:
Panjang ikatan O-O dalam ion oksida (-) ini yaitu 133pm lebih pendek dari panjang ikatan
dalam ion dioksida (-2) tetapi sedikit lebih panjang ikatan dalam molekul dioksigen. Diagram
orbital molekular menunjukkan adanya satu elektron tak berpasangan oleh karena itu bersifat
paramagnetik. Derajat ikatannya sebesar 3/2. Dengan demikian data panjang ikatan O-O dalam
ketiga ion O2, O2-, dan O2-2 konsisten dengan besarnyaderajat ikatan spesies yang bersangkutan.
Spesies O2-2 lebih mudah terpolarisasi daripada O2- dan daya mempolarisasi ion Na+ lebih kuat
daripada ion K+ Oleh karena itu oksida natriumstabil sebagai dioksida(-2) atau peroksida dan
oksida Kalium stabil sebagai ion dioksida(-) atau superoksida.
Semua oksida alkali bereaksi hebat dengan air membentuk larutan alkali hidroksida. Reaksi air
dengan dioksida (-2) menghasilkan hidrogen peroksida dan dengan dioksida (1-) menghasilkan
hidrogen peroksida dan gas dioksigen menurut persamaan berikut:
3. Garam-garam ionik
Garam-garam dari semua asam telah diketahui bahwa biasanya tidak berwarna, berbentuk
Kristal, padatan ionik. Sifat-sifat sejumlah senyawaan litium berbeda dari senyawaan unsure
dalam golongannya, namun mirip dengan senyawaan Mg2+. Banyak sifata anomaly timbul
dari ukuran Li+ yang paling kecil dan pengaruhnya dalam energy kisi. Telah diketahui bahwa
LiH stabil sampai kira-kira 900° sedangkan NaH terdekomposisi 350°. Li3N stabil sedangkan
Na3N tidak terdapat pada 250°. Litium hidroksida terdekomposisi pada warna nyala merah

9
menjadi LiOH, sedangkan hidorksida lainnya dalam segolongan tersublimasi tanpa mengalami
perubahan warna. Litium hidroksida dapat dianggap kurang larut dibandingkan hidoroksida
dalam golongannya. Pada karbonatnya yaitu Li2CO3, secara termal kurang stabil relative
terhadap Li2O dan CO2daripada karbonat logam alkali yang lain. Kelauratn Li+ mirip dengan
Mg2+ karena mereka memiliki kemirirpan unsur dalam diagonalnya.
Garam-garam alkali dicirikan oleh titik leleh yang tinggi, oleh hantaran listriknya, dan
kemudahannya larut dalam air. Ion Li+ mempunyai energy hidrasi yang besar dan sering kali
terjadi hidrasi dalam padatan garamnya bila garam-garam yang sama dari unsure
segolongannya tidak terhidrasi. LiClO4. 3H2O. pada garam-garam asam kuat, garam Li biasanya
paling tidak larut dalam air diantara garam dala segolongannya,sedangkan bagi asam-asam
lemah garam Li biasanya kurang larut daripada garam-garam unsure lasinnya.
Logam-logam alkali demikian juga amonium karbonat merupakan satu-satunya kelompok
senyawa karbonat yang larut dalam air. Alkali karbonat yang terpenting adalah natrium
karbonat umumnya stabil sebagai kristal anhidrat, monohidrat, dan dekahidrat. Natrium
karbonat dapat diperoleh dari bahan tambang trona. (Na2CO3.NaHCO3.2H2O) .
Natrium klorida adalah salah satu dari zat-zat mineral yang paling penting. Garam digunakan
dalam industri susu, pengolahan kulit, pengawetan daging dan ikan, dan regenerasi alat untuk
mengurangi kesadahan air. Dalam industri kimia, natrium klorida merupakan sumber logam
natrium, gas klor, natrium hidroksida, asam klorida, natrium karbonat, natrium sulfat, dan
senyawa-senyawa natrium lainnya.
Natrium hidroksida, yang dihasilkan melalui elektrolisis NaCl(aq) digunakan dalam
pembersihan minyak tanah daan dalam pembuatan sabun, tekstil, plastik, dan bahan kimia
lainnya. Natrium sulfat diperoleh baik dari sumber alam maupun dari proses yang dirancang
oleh Glauber J.R. (1640 – 1670)
H2SO4(aq. pekat) + 2 NaCl(p) Na2SO4(p) + 2 HCl(g)
Natrium karbonat (soda abu) digunakan secara luas, terutama dalam pembuatan kaca.
b. Reaksi Unsur Alkali dengan Unsur Lain
Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif dibanding logam golongan lain. Hal
ini disebabkan pada kulit terluarnya hanya terdapat satu elektron dan energi ionisasi yang lebih
kecil dibanding unsur golongan lain. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, kereaktifan
logam alkali makin bertambah seirng bertambahnya nomor atom.
1. Reaksi dengan Air
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air adalah gas hidrogen
dan logam hidroksida. Logam hidroksida yang dihasilkan merupakan suatu basa kuat. Makin

10
kuat sifat logamnya basa yang dihasilkan makin kuat pula, dengan demikian basa paling kuat
yaitu dihasilkan oleh sesium. Reaksi antara logam alkali dan air adalah sebaga berikut:
2M(s) + 2H2O(l) 2MOH(aq) + H2(g) (M = logam alkali)
Reaksi antara logam alkali dengan air merupakan reaksi yang eksotermis. Li bereaksi dengan
tenang dan sangat lambat, Natrium dan kalium bereaksi dengan keras dan cepat, sedangkan
rubidium dan sesium bereaksi dengan keras dan dapat menimbulkan ledakan.
2. Reaksi dengan Udara
Logam alkali pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air dan oksigen. Untuk
menghindari hal ini, biasanya litium, natrium dan kalium disimpan dalam minyak atau minyak
tanah untuk menghindari terjadinya kontak dengan udara.Litium merupakan satu-satunya unsur
alkali yang bereaksi dengan nitrogen membentuk Li3N. Hal ini disebabkan ukuran kedua atom
yang tidak berbeda jauh dan struktur yang dihasilkanpun sangat kompak dengan energi kisi
yang besar.Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dengan oksigen yakni
berupa oksida logam.
Berikut reaksi yang terjadi antara alkali dengan oksigen
4M + O2 2M2O (M = logam alkali)
Pada pembakaran logam alkali, oksida yang terbentuk bermacam-macam tergantung pada
jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen berlebih, natrium membentuk peroksida,
sedangkan kalium, rubidium dan sesium selain peroksida dapat pula membentuk
membentuk superoksida.
Persamaan reaksinya
Na(s) + O2(g) Na2O2(s)
M(s) + O2(g) MO2(s) (M = kalium, rubidium dan sesium)
3. Reaksi dengan Hidrogen
Dengan pemanasan logam alkali dapat bereaksi dengan hidrogenmembentuk senyawa hidrida.
Senyawa hidrida yaitu senyawaan logam alkali yang atom hidrogen memiliki bilangan oksidasi
-1.
2M(s) + H2(g) 2MH(s) (M = logam alkali)
4. Reaksi dengan Halogen
Unsur-unsur halogen merupakan suatu oksidator sedangkan logam alkali merupakan reduktor
kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi antara logam alkali dengan halogen merupakan reaksi
yang kuat. Produk yang diperoleh dari reaksi ini berupa garam halida.
2M + X2 2MX (M = logam alkali, X = halogen)
5. Reaksi dengan Senyawa

11
Logam-logam alkali dapat bereaksi dengan amoniak bila dipanaskan dan akan terbakar dalam
aliran hidrogen klorida.
2M + 2HCl MCl + H2
2M + 2NH3 MNH2 + H2 ( L = logam alkali)
6. Reaksi dengan Amonia
Logam-logam alkali mempunyai sifat yang menarik dalam hal kelarutannya dengan amonia
yang menghasilkan larutan biru tua jika larutannya encer. Larutan ini dapat menghantarkan arus
listrik dengan spesies utama yang diduga membawa arus dalam larutan adalah elektron yang
tersolvasi sebagai hasil kali ion alkali.
Jika larutan ini dipekatkan dengan penguapan, warna larutan berubah menjadi seperti
perunggu dan berperilaku logam cair. Jika dibiarkan dalam waktu lama atau dipercepat dengan
penambahan katalisator logam transisi, larutan ini teruai dengan menghasilkan garam amida
dan gas hidrogen menurut persamaan reaksi.
Walaupun ion amonium merupakan kation poliatomik yang terdiri atas atom nitrogen dan
hidrogen, kedua unsur non-logam sifat-sifatnya dalam banyak hal mirip ion logam alkali.
Sebagai contoh: garam-garam amonium mudah larut dalam air sama seperti garam-garam
logam alkali. Namun salah satu perbedaannya dengan logam alkali adalah pemanasan garam
nitrat yang menghasilkan produk yang berbeda.
+ O2

2.6 Kegunaan Logam Alkali dan senyawaan


a. Kegunaan Litium dan senyawaannya
Kegunaan logam Litium (Li) adalah untuk membuat baterai dan Li2CO3digunakan untuk
pembuatan beberapa jenis peralatan gelas dan keramik.
b. Kegunaan Natrium (Na)
Kegunaan natrium dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1. Natrium digunakan sebagai cairan pendingin pada reaktor nuklir karena meleleh pada
980 C dan mendidih pada 9000C
2. Natrium digunakan untuk membuat senyawa Natrium yang tidak dapat dibuat dari NaCl
seperti Natrium peroksida (Na2O2) dan Natrium Sianida (NaCN)
3. Natrium digunakan pada pengolahan logam-logam tertentu seperti Li, K, dan Zn
4. Campuran Na dan K untuk termometer temperatur tinggi
5. Uap Natrium digunakan untuk lampu natrium yang bewarna kuning dan menembus
kabut
Kegunaan senyawa Natrium

12
1.Natrium Hidroksida (NaOH) disebut dengan soda kaustik yang digunakan untuk industri
sabun dan deterjen yang dibuat dengan mereaksikan lemak atau minyak dengan NaOH,
Industri pulp dan kertas, pada pengolahan alumunium menggunakan bauksit menjadi
alumunium murni diperlukan NaOH , dan NaOH untuk industri tekstil, plastik, dan pemurniaan
minyak bumi.
2.Natrium Klorida (NaCl) digunakan untuk pengolahan bahan makanan, Regenerasi alat
pelunak air, pada industri susu, pengawetan ikan dan daging, pengolahan kulit, dan sebagai
bahan baku untuk membuat Natrium.
3.Natrium Karbonat (Na2CO3) yang digunakan soda abu yang digunakan sebagai industri
pembuatan kertas, indutri kaca, industri deterjen, dan bahan pelunak air yang mehilangkan
kesadahan pada air.
4.Natrium Bikarbonat (NaHCO3) disebut juga soda kue. Kegunaannya sebagai bahan
pengembang pada pembuatan kue.
5.Natrium Sulfida (Na2S) digunakan bersama-sama NaOH pada proses pengolahan pulp yang
merupakan bahan dasar pembuatan kertas
6. NaCN digunakan untuk ekstraksi emas
7. NaNO2 digunakan sebagai bahan pengawet
c. Kegunaan Kalium
Kegunaan kalium dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1. Unsur kalium sangat penting bagi pertumbuhan. Tumbuhan membutuhkan garam-garam
Kaliu, tidak sebagai ion K+ sendiri tetapi bersama-sama ion Ca+ dalam perbandingan tertentu
2. Unsur kalium digunakan untuk pembuatan kalim superoksida (KO2) yang dapat bereaksi
dengan air membentuk oksigen. Senyawa kalim superoksida digunakan sebagai bahan cadangan
oksigen dalam tambang, kapal selam, dan digunakan untuk memulihkan seseorang yang
keracunan gas.
Kegunaan senyawa Kalium sebagai berikut :
1. KOH digunakan pada industri sabun lunak
2. KCl dan K2SO4 digunakan untuk pupuk pada tanaman
3. KNO3 digunakan sebagai komponen essensial dari bahan peledak, petasan, dan kembang
api
4. KClO3 digunakan untuk pembuatan korek api, bahan peledak, dan digunakan sebagai
bahan pembuat gas klorida
5. K2CO3 digunakan pada industri kaca.
Kegunaan logam alkali lainnya adalah sebagai berikut:

13
Rubidium (Rb) dan Cesium (Cs) digunakan sebagai permukaan peka cahaya dalam sel fotolistrik
yang dapat mengubah cahaya menjadi listrik

2.7 Kelarutan garam alkali


Garam-garam logam alkali umumnya dicirikan oleh titik leleh yang tinggi, hantaran listrik
lelehannya dan kemudahannya larut dalam air. Kelarutan garam alkali dalam air sangat besar
sehingga sangat bermanfaat sebagai pereaksi di laboratorium tetapi terdapat pula garam yang
sukar larut seperti:
ukuran antara pasangan kation-anion yang bersangkutan yang relatif sama mempunyai
kelarutan yang kecil. Jadi jika anionnya berukuran besar seperti anion heksanitritokobaltat (III)
dan kation yang berukuran besar seperti ion K+ sukar larut dalam air.
Namun demikian kelarutan ini sangat bervariasi sebagaimana ditunjukkan oleh seri natrium
halida.Kelarutan suatu senyawa bergantung pada besaran-besaran entalpi yaitu energi kisi,
energi hidrasi kation dan anion dan juga perubahan entropi yang bersangkutan.
Energi Kisi Entalpi Hidrasi
Senyawa Kelarutan (M)
(KJ/mol) (KJ/mol)
NaF 0,099 +930 -929 +1
NaCl 0,62 +788 -784 +4
NaBr 0,92 +752 -753 -1
NaI 1,23 +704 -713 -9
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada besaran-besaran entalpi yaitu energi kisi, entalpi
hidrasi kation dan anion, dan perubahan entropi yang bersangkutan
Dari formula , Harga harus negatif agar suatu garam dapat larut dengan mudah. Apabila
dilakukan perhitungan terhadap perubahan entropi ternyata diperoleh data bahwa kecuali
Natrium Flourida, harga entropi yang dicapai oleh ion-ion ketika dibebaskan dari kisi kristal
lebih besar dari pada entropi yang hilang ketika ion-ion dalam keadaan gas terhidrat dalam
larutan. Apabila kedua besaran dikombinasikan untuk memperoleh perubahan energi bebas
pada proses pelarutan, ternyata diperoleh kecenderungan yang benar-benar paralel dengan
kecenderungan kelarutannya

Entropi (S)

Senyawa Kisi Hidrasi


(KJ/mol) (KJ/mol)

NaF +72 -74 -2 +1 +3

14
NaCl +68 -55 +13 +4 -11

NaBr +68 -50 +18 -1 -19

NaI +68 -45 +23 -9 -32

Apabila dilakukan perhitungan terhadap perubahan entropi ternyata diperoleh data yaitu
entropi yang dicapai oleh ion-ion ketika dibebaskan dari kisi kristal lebih besar dari pada entropi
yang hilang ketika ion-ion dalam keadaan gas terhidrat dalam larutan kecuali natrium florida.
Apabila kedua besaran ini dikombinasikan untuk memperoleh perubahan energi bebas pada
pelarutan diperoleh kecenderungan yang paralel dengan kecenderungan kelarutannya.
Selain itu terdapat hubungan bermakna antara kelarutan garam alkali dengan jari-jari kation
untuk anion yang sama, namun hubungan ini dapat menghasilkan kurva kontinu dengan slope
positif dan negatif. Sebagai contoh kelarutan logam alkali florida naik dengan naiknya jari-jari
kationnya tetapi alkali iodida turun dengan naiknya jari-jari kationyya berarti slope negatipe.
Perbedaan kecenderungan ini dapat dijelaskan dengan khusus terhadap penekaan aspek energi
kisis. Energi kisis bergantung kuat pada muatan ionik namun rasio ukuran kation-kation juga
harus dipertimbangkan. Rasio ukuran kation-anion yang tidak tepat mengakibatkan rendahnya
energi kisi dari harga yang diharapkan. Perbedaan jari-jari yang terlalu besar antara kation dan
anion pasangannya dalam LiI mengakibatkan padatan lebih mudah larut dari pada LiF yang
mempunyai jari-jari ionik tidak terlalu besar bedanya.

2.8 Solvasi Golongan Alkali


Solvasi dan pengkompleksan kation-kation alkali Untuk kation-kation pada golongan alkali ini,
solvasi harus ditinjau dari dua segi. Yaitu pada lapisan pertama hidrasi primer yang sejumlah
pelarutnya langsung terkoordinasi dan bilangan solvasi yaitu jumlah molekul pelarut ion yang
memebrikan pengarun yang cukup besar. Namun yang terpenting adalah pada lapisan hidrasi
primer. Pada Li+, lapisan hidrasi primer dari empat molekul air yang tersusun secara tetraherdral
diamati dalam bentuk garam Kristal dan mungkin terdapat dalam larutan, gaya-gaya
elektrostatis yang bekerjan dibawah lapisan hidrasi primer dan mengikat lapisan-lapisan
molekul air. Batas dari hidrasi sekunder dapat dilihat secara terbalik dengan ukuran kation saja.
Sehingga bila jari-jari Kristal bertambah, bilangan hidrasi total, jari-jari hidrasi, dan energy
hidrasi semuanya turun. Apabila jari-jari berkurang, mobilitas ion akan bertambah.

2.9 Hubungan Diagonal golongan alkali


Hubungan diagonal merujuk pada kemiripan yang ada antara pasangan dalam golongan dan
tabel yang berbeda pada tabel periodik. Telah dijelaskan bahwa sifat-sifat Li dan senyawa-

15
senyawanya sering diterima sebagai anomali bila dibandingkan dengan senyawa-senyawa
logamlogam golongan 1 lainnya dan bahwa terdapat hubungan diagonal antara Li dan Mg.
Dalam bagian ini, kita akan membahas hubungan ini lebih detail dan juga menggambarkan
hubungan diagonal yang sama antara Be dan Al. Posisi Li, Be, Mg, dan Al dalam sistem periodik
dapat dilihat pada diagram berikut
Membandingkan sifat-sifat Li dengan sifat-sifat Na dan K, atau Li dengan Mg, dapat dilihat
bahwa Li lebih mirip dengan Mg dibanding dengan Na dan K dan unsur-unsur di bawahnya.
Satu faktor yang krusial adalah bahwa densitas muatan Li+dan Mg+2 adalah sama karena dengan
naiknya muatan diimbangi oleh naiknya ukuran ion. Hubungan diagonal ini menghasilkan
kemiripan/kesamaan antara kimiawi Li dan Mg menyebabkan adanya perbedaan sifat unsur
pertama dengan unsur-unsur di bawahnya untuk tiap golongan. Kation-kation yang kecil seperti
Li+, Mg2+memiliki densitas muatan yang tinggi dan masing-masing kation tersebut memiliki daya
polarisasi yang tinggi (high polarizing power).

2.10 Kompleks Alkali


Sintesis senyawa kompleks dari logam-logam alkali biasanya dilakukan dalam kondisi bebas air
dari pelarut atau dari udara. Untuk itu pelarut dan pereaksi yang digunakan harus dimurnikan
lebih dulu. Sintesis biasanya dilakukan di dalam tabung Schlenk dan isolasi uap air dari udara
dilakukan dengan menggunakan gas argon. Kadang-kadang ada juga senyawa kompleks yang
dapat disintesis dalam kondisi kontaks langsung dengan udara misalnya senyawa kompleks
[K(phen)2(H2O)]2.4phen.4H2O.
Pada masa lalu sintesis senyawa kompleks dari loam-logam alkali dan alkali tanah cenderung
dilakukan secara tidak sistematis. Sintesis senyawa kompleks dari logam alkali baru dilakukan
secara sistematis mulai tahun 1985 oleh C.R. Whitaker yang kemudian diteruskan oleh N.
Placket, J. Buttery, S. Mutrofin dan Effendy. Pada sintesis ini ligan-ligan yang digunakan adalah
basa nitrogen seperti asetonitril (MeCN), piridina (py), kuinolina (quin) dan lain-lain. Dari hasil-
hasil penelitian yang telah atau belum dipublikasikan diperoleh senyawa-senyawa kompleks
dengan berbagai bilangan koordinasi dan struktur.

Senyawa kompleks dengan atom pusat ion-ion logam alkali dapat memiliki bilangan koordinasi
4, 5, 6, 7 dan 8. Bilangan koordinasi 4 banyak ditemukan untuk senyawa kompleks dengan ion
pusat Li+. Hal ini disebabkan karena kecilnya ukuran ion Li+ (73-106 pm) yang cenderung sulit
untuk mengikat lebih dari 4 atom donor. Bilangan koordinasi lebih besar dari 4 diperoleh pada
senyawa kompleks dengan pusat ion Na+, K+, Rb+, atau Cs+.
1. Bilangan koordinasi 4

16
Senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi 4 memiliki geometri tetrahedral terdistorsi.
Contoh dari senyawa kompleks ini adalah [Li(MeCN)4]I (MeCN = asetonitril) (Raston dkk.
1989:987) yang merupakan kompleks ionik dan [LiI(quin)3] (quin = kuinolina) (Raston dkk.
1989:91) yang merupakan kompleks netral seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Senyawa kompleks [LiI(quin)3]
2. Bilangan koordinasi 5
Contoh dari senyawa kompleks dari logam alkali dengan bilangan koordinasi 5 adalah tidak
banyak. Salah satu diantaranya adalah [KI(dmp)2] (dmp = 2,9-dimetil-1,10-fenantrolina) yang
berbentuk piramida alas bujur sangkar terdistrorsi seperti diberikan pada Gambar 3.
Gambar 3 Senyawa kompleks [KI(dmp)2]
3. Bilangan koordinasi 6
Senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi 6 memiliki geometri oktehedral terdistorsi.
Salah satu contohnya adalah polimer [KSO3CF3(phen)2]4 (phen = 1,10-fenantrolina) seperti
diberikan pada Gambar
Gambar 4 Senyawa kompleks polimer [KSO3CF3(phen)2]4
4. Bilangan koordinasi 7
Senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi 7 memiliki geometri trigonal prisma dengan
satu tudung. Salah satu contohnya adalah kation dari kompleks polimer [K(phen)2]PF6 seperti
diberikan pada Gambar 5.
Gambar 5 Ion kompleks polimer [K(phen)2]
5. Bilangan koordinasi 8
Senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi 8 memiliki geometri kubus teristorsi.
Beberapa contohnya adalah [K(phen)2]I.MeOH dan [Rb(phen)2]I.MeOH, (Mutrofin, Effendy
dan White, 2000). Struktur kation dari kompleks polimer [Rb(phen)2]I.MeOH diberikan pada
Gambar 6.
Gambar 6 Ion kompleks polimer [Rb(phen)2]
Di dalam senyawa kompleks dimungkinkan terdapat atom pusat dengan bilangan
koordinasi yang berbeda, contohnya adalah pada kompleks
[KSO3CF3)2(dmp)2(MeOH)]2 (Mutrofin, Effendy dan White, 2000) dengan struktur seperti pada
Gambar 7. Senyawa kompleks [KSO3CF3)2(dmp)2(MeOH)]2
Pada kompleks tersebut ion K(1)+ memiliki bilangan koordinasi 5, sedangkan ion K(2)+ memiliki
bilangan koordinasi 6.Di dalam sintesis senyawa kompleks dimungkinkan pelarut yang
digunakan terkoordinasi pada ion pusat seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Apabila di dalam
sintesis isolasi udara tidak sempurna atau sintesis dilakukan tanpa isolasi uap air dari udara,

17
maka uap air dari udara dapat terkoordinasi pada atom pusat seperti yang terdapat pada
kompleks [K(phen)2(H2O)]2.2ClO4.4H2O
Gambar 8 Senyawa kompleks [K(phen)2(H2O)]2.2ClO4.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Unsur Alkali memiliki titik leleh yang cukup rendah dan lunak, sehingga logam Alkali dapat
diiris dengan pisau.
2. Unsur Alkali sangat reaktif, sebab mudah melepaskan elektron agar mencapai kestabilan
(konfigurasi elektron ion Alkali menyerupai konfigurasi elektron Gas Mulia).
3. Kereaktifan logam alkali bertambah dari atas kebawah dalam satu golongan.
4. Unsur alkali dapat bereaksi dengan air, udara, hidrogen, halogen, dan senyawa lainnya.
5. Unsur alkali tidak ada yang terdapat di alam dalam bentuk unsurnya, biasanya bergabung
dalam mineral yang larut dalam air.
6. Rubidium, dan Cesium tidak dapat diperoleh dengan proses elektrolis karena logam-logam
yang terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam larutan garam yang digunakan.
7. Unsur natrium merupakan unsuryang paling melimpah dari unsur-unsur alkali lainnya.
8. Unsur –unsur logam alkali berguna dalam kehidupan sehari-hari
9. Unsur- unsur logam alkali bereaksi dengan air, oksigen, Amonia, halogen.
10. Kelarutan unsur-unsur logam alkali dalam air sangat tinggi
11. Adanya kemiripan sifat-sifat unsur-unsur logam alkali dengan unsur-unsur yang bukan satu
golongan
12. Reaksi unsur-unsur alkali dengan amonia menyebabkan terjadinya solvasi
13. Unsur-unsur golongan alkali juga membentuk senyawa kompleks.

18
DAFTAR PUSTAKA

Cotton dan wilkinson.1989.Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia


(UI-Press)

Willey , John.1965. Concept and models of inorganic chemistry. Singapura: Kin keong Printing

Keenan, Charles, Donal Kleinfelter, dan Jesse Wood. Kimia untuk universitas. Jakarta: erlangga

Sugiyarto,Kristian dan Retno sugiyanti. Kimia Anorganik logam. Yogyakarta: Graha Ilmu

19

You might also like