You are on page 1of 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN D

DENGAN KANGKER PARU


1. PENGKAJIAN
a. Preoperasi
1) Aktovitas /istirahat
Gejala : kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin,
dispnea karena aktivitas.
Tanda : kelesuan (biasanya tahap lanjut)
2) Sirkulasi
Gejala : - JVD (obstruksi vana kava).
- Bunyi jantung : grsekan pericardial (menunjukan efusi)
- Takikardi/disritmia,jaritabuh.
3) Intregitas ego
Gejala : perasaan takut. Takut hasil pembedahan menolak kondisi yang
berat/potensi keganasan.
Tanda : kegelisahan,insomia, pertanyaan yang diulang-ulang.
4) Eliminasi
Gejala :
 Diare yang hilang timbul (karninoma sel kecil)
 Peningkatan frekuensi/jumlah urin (ketidakseimbangan
hormonal,tumor epidermoid).
5) Makanan/cairan
Gejala : penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan
makan. Kesulitan menelan. Haus/peningkatan masukan cairan.
Tanda :
 Kurus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut).
 Edema wajah/leher, dada punggung (obstruruksi vena kava), edema
wajah/periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil).
 Glukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor
epidermoid).
6) Nyeri/kenyamanan
Gejala :
 Nyeri dada, (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu pada
tahap lanjut) dimana dapat/tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan
posisi.
 Nyeri bahu/tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma).
 Nyeri abdomen hilang timbul.
7) Pernafasan
Gejala :
 Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau
produksi sputum.
 Nafas pendek.
 Pekerjaan yang terpanjan polutan, debu industri.
 Serak, paralysis pita suara.
 Riwayat merokok.
Tanda :
 Dispnea, meningkat dengan kerja.
 Peningkatan fremitus taktil (menunjukan konseolidasi)
 Krekels/mengi pada inspirasi atau ekspirasi (gangguan aliran
udara),krekels/megi menetap;pentimpangan trakea (areayang
mengalami lesi).
 Hemoptisis.
8) Keamanan
Tanda :
 Demam mungkin ada ( sel besar atau karsinoma).
 Kemerahan, kulit pucat (ketidak seimbangan hormonal, karsinomi sel
kecil).
9) Seksualitas
Tanda :
 Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel besar).
 Amenorea/impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel
kecil).
10) Penyuluhan
Gejala :
 Faktor risiko keluarga, kanker (khususnya paru, tuberculosis.
 Kegagalan untun membaik.

b. Pascaoperasi
 Karakteristik dan kedalaman pernafasan dan warna kulit pasien.
 Frekuensi dan irama jantung.
 Pemeriksaan laboratorium yang terkait (GDA. Elektolit serum, Hb dan Ht).
 Pemantauan tekanan vena sentral.
 Status nutrisi.
 Status mobilisasi ekstermitas atas disisi yang di operasi.
 Kondisi dan karakteristik water seal drainase.

1) Aktivitas atau istirahat


Gejala : perubahan aktivitas, frekuensi tidur berkurang.
2) Sirkulasi
Tanda : denyut nadi cepat, tekanan darah tinggi.
3) Eliminasi
Gejala : menurunya frekuensi eliminasi BAB
Tanda : Kateter urinarius terpasang/tidak, karakteristik urin, bising usus,
samara atau jelas.
4) Makan dan cairan
Gejala : mual atau muntah.
5) Neorosensori
Gejala : gangguan gerakan dan sensasi dibawah tingkat anastesi.
6) Nyeri dan ketidaknyamanan
Gejala : keluhan nyeri, karakteristik nyari.
Nyeri, ketidaknyamanan dan berbagai sumber misalnya insisi.
Atau efek-efek anastesi.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN RENCANA KEPERAWATAN


a. Preoperasi (Gale, Asuhan Keperawatan Onkologi, 2000, dan Doenges, Rencana
Asuhan Keperawatan,2000).
1. Kerusakan pertukaran gas
Dapat dihubungkan :
Hipoventelasi.
Kriteria hasil :
 Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenisi adekuat dengan BGA
(ph :7,35-7,45, paO2:70-100mmhg, PCO2: 35-45mmhg, HCO3: 22-26
meg/1, O2 sat: 95-100%, BE -2 - +2) dan bebas gejala distress
pernafasan.
 Berpartisipasi dalam program pengobatan, dalam kemampuan/situasi.
Intervensi :
a) Kolaborasi pemberian oksigen lembab sesuai indikasi.
Rasional : memaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran.
b) Pantau dan catat seri BGA.
Rasional : menunjukan pentilasi atau oksigenasi.
Digunakan sebagai dasar evaluasi keefektifan terapi atau indikator
kebutuhan perubahan terapi.
c) HE : penyebab sesak dan ajarkan melakukan nafas dalam.
Rasional : membantu pasien mentoleransi penyakitnya dan membantu
jalan nafas tetap paten.
d) Observasi status pernafasan ; peningkatan frekuensi atau upaya
pernafasan atau perubahan pola nafas.
Rasional : dispnea merupakan mekanisme kompesasi adanya tahanan
jalan nafas.
e) Observasi ada atau tidak adanya bunyi tambahan dan adanya bunyi
tambahan, misalnya krekels adalah bukti peninkatan cairan dalam area
jaringan sebagai akibat peningkatan permeabilitas membrane alveolar-
kapiler. Mengi adalah bukti adanya tahan atau penyempitan jalan nafas
sehubung dengan mukus/edema serta tumor.
2. Bersihkan jalan nafas tidak efektif
Dapat dihubungkan :
 Kehilangan fungsi silia jalan nafas.
 Peningkatan jumlah/viskositas sekret paru.
 Meninkatnya tahanan jalan nafas.
Kriteria hasil :
 Menyatakan /menunjukan hilangnya dispnea.
 Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih.
 Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan.
 Menunjukan perilaku untuk memperbaiki/mempertahankan
bersihnya jalan nafas.
Intervensi :
a. Ajarkan batuk efektif
Rasional : membantu mengeluarkan mucus dan membantu ekspansi
paru, mencegah eteletasis.
b. Fisioterafi dada sesuai indikasi
Rasional : membantu melepaskan perlengketan mukus pada saluran
nafas.
c. Pertahankan posisi semi fowler
Rasional : memudahkan ekspansi paru.
d. Kolaborasi memberikan bronkodilator,contoh amonofilin, albuterol
dll. Awasi untuk efek samping merugikan dari obat, contoh takikardi,
hipertensi,tremor,insomnia.
Rasional : obat diberikan untuk menghilangkan spasme bronkus,
menurunkan viskositas sekret, memperbaiki ventilasi, dan
memudahkan pembuangan sekret.
Memerlukan perubahan dosis/pilih obat.
e. Observasi penurunan ekspansi dinding dada
Rasional : ekspansi dada terbatas atau tidak simestris sehubungan
dengan akumulasi cairan,edema,dan sekret dalam seksi lobus.
3. Ketakutan/Anxietas
Dapat duhubungkan :
 Krisis situasi.
 Ancaman untuk/perubahan status kesehatan,takut mati.
 Faktor psikologis.
Kriteria hasil :
 Menyatakan kesadaran terhadap ansietas dan cara sehat untuk
mengatasinya.
 Mengakui dan mendiskusikan takut.
 Tampak rileks dan melaporka ansietas menurun sampai tingkat
dapat diantangani.
 Menunjukan pemecahan masalah dan penggunaan sumber efektif.
Intervensi :
a. Ajarkan teknik relaksasi, meditasi,bimbingan imajinasi.
Rasional : memberikan kesempatan untuk pasien menangani
ansietanya sendiri dan merasa terkontrol.
b. Pertahankan lingkungan tenaga dengan sedikit rangsangan.
Rasional : menurunkan ansietas dengan meningkatkan relaksasi dan
penghematan energi.
c. Identifikasi perspasi klien terhadap ancaman yang ada oleh situasi.
Rasional : membantu pengenalan ansietas/takut dan mengidentifikasi
tindakan yang dapat membantu untuk individu.
d. Dorong pasien untuk mengakui dan meyatakan perasaan.
Rasional : langkah awal dalam mengatasi perasaan adalah terhadap
identifikasi da ekspresi. Mendorong penerimaan situasi dan
kemampuan diri untuk mengatasi.
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan prognosis.
Dapat dihubungkan :
 Kurang informasi.
 Kesalahan interprestasi informasi.
 Kurang mengigat.
Kriteria hasil :
 Menjelaskan hubungan antara proses penyakit dan terapi.
 Mengambarkan/menyatakan diet, obat, dan program aktivitas.
 Mengidentifikasi dengan benar tanda dan gejala yang memerlukan
perhatian medik.
 Membuat perencanaan untuk perawatan lanjut.
Intervensi :
a. Dorong belajar untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Berikan informasi dalam cara yang jelas/ringkasan.
Rasional : sembuh dari gangguan gagal paru dapat sangat menghambat
lingkup perhatian pasien, konsentrasi dan energi untuk penerimaan
informasi/tugas baru.
b. Berikan informasi verbal dan tertulis tentang obat.
Rasional : pemberian intruksi penggunaan obat yang aman
memampukan pasien untuk mengikuti dengan tepat program
pengobatan.
c. Kaji konseling nutrisi tentang rencana makan : kebutuhan makan
kaloro tinggi.
Rasional : pasien dengan masalah pernafasan berat biasanya
mengalami penurunan berat badan dan anoreksia sehinggan perlu
peningkatan nutrisi untuk menyembuhkan.
d. Berikan pedoman untuk aktivitas.
Rasional : pasien harus menghidari untuk terlalu lelah dan
mengimbangi periode istirahat dan aktivitas untuk meningkatkan
rengangan/stamina dan mencegah konsumsi/kebutuhan oksigen
berlebihan.
b. Pascaoperasi
1) Kerusakan pertukaran gas.
Dapat dihubungkan :
 Pengangkatan jaringan paru.
 Gangguan suplai iksigen.
 Penurunan kapasitas pembawa oksigen darah (kehilangan darah)
Kriteria hasil :
 Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat
dengan BGA dalam rentang normal.
 Bebas gejala distress pernafasan.
Intervensi :
a. Dorong/bantu dengan latihan nafas dalam dan nafas bibir dengan tepat.
Rasional : meningkatkan ventilasi maksimal dan iksigenasi dan
menurunkan/mencegah atelektasi.
b. Pertahankan kepatenan jalan nafas pasien dengan memberikan posisi,
penghisapan, dan penggunaan alat.
Rasional : obstruksi jalan nafas mempengaruhi ventilasi, menggangu
pertukaran gas.
c. Ubah posisi dengan sering, letakan pasien dengan posisi duduk juga
terlentang sampai posisi miring.
Rasional : memaksimalkan ekspansi pari dan drainase sekret.
d. Pantau dan catat frekuensi, kedalaman dan kemudahan pernafasan, bunyi
nafas tak normal. Observasikan penggunaan obat bantu,nafas bibir,
perubahan kulit/membran mukosa.
Rasional : pernafasan meningkat akibat nyeri atau sebagai mekanisme
kompensasi awal terhadap hilangnya jaringan paru.
2) Bersihkan jalan nafas efektif
Dapat dihubungkan :
 Peningkatan jumlah/viskositas sekret.
 Keterbatasan gerak dada/nyeri.
 Kelemahan/kelelahan.
Kriteria hasil :
Menunjukan patensi jalan nafas, dengan cairan sekret mudah dikeluarkan,
bunyi nafas jelas, dan pernafasan tak bising.
Intervensi :
a. Bantu pasien dengan/intruksikan untuk nafas dalam efektif dan batuk
dengan posisi duduk tinggi dan menekan daerah insisi.
Rasional :posisi duduk memungkinkan ekspansi paru maksimal dan
penekanan menguatkan upaya batuk untuk memobilisasikan dan
membuang sekret. Penekanan dilakukan oleh perawat.
b. Observasi jumlah dan karakter sputum/aspirasi sekret.
Rasional : peninkatan jumlah sekret tak berwarna/berair awalnya normal
dan harus menurun sesuai kemajuan penyembuhan Aiskultasi dada untuk
karakteristik bunyi nafas dan adanya sekret.
Rasional : pernafasan bising,ronkhi, dan mengi menunjukan tertahanya
sekret dan/atau obstruiksi jala nafas.
c. Dorong cairan masuk peroral (sedikinya 2500 ml/hari) dalam toleransi
jantung.
Rasional : hidrasi sdekuat untuk mempertahankan sekret
hilang/peningkatan pengekuaran.
d. Kolaborasi pemberian bronkodelator,ekspektoran,dan /atau analgetik
sesuai indikasi.
Rasional : menghilangkan spasme bronkusuntuk memperbaiki aliran
udara,mengencerkan dan menurunkan vikositas sekret.
3) Nyeri (akut)
Dapat dihubungkan :
 Insisi bedah, trauma jaringan,dan gangguan saraf internal.
 Adanya selang dada.
 Invasi kanker ke pleura, dinding dada.
Kriteria hasil :
 Melaporkan nyeri hilang/terkontrol.
 Tampak rilek dan tidur/istirahat dengan baik.
 Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/dibutukan.
Intervensi :
a. Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasional : membantu mengurangi rasa nyari.
b. Berikan tindakan kenyamanan. Dorong dan ajarkan penggunaan teknik
relaksasi.
Rasional : meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian.
c. Observasi dan catat skala, lokasi, dan intensitas nyeri.
Rasional : ketidak sesuaian antara petunjuk verbal/ non verbal dapat
memberikan petunjuk derajat nyeri, kebutuhan, keefketifan intervensi.
d. Catat kemungkinan penyebab nyeri patofisiologi dan psikologi.
Rasional : insisi anterolateral lebih tidak nyaman untuk pasien dari pada
insisi anterolateral. Selain itu takut,distress, ansietas dan kehilangan sesuai
diagnosa kangker dapat menganggu kemampuan mengatasinya.
4) Anxietas
Dapat dihubungkan :
 Kritis situasi.
 Ancaman/perubahan status kesehatan.
 Adanya ancaman kematian.
Kriteria hasil :
 Mengakui dan mendiskusikan takut/masalah.
 Menunjukan rentang perasaan yang tepat dan penampilan wajah
tampak rileks/istirahat.
 Menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi.
Intervensi :
a. HE pada klien dan keluarga tetang penyakit klien.
Rasional : pasien dan oarang terdekat mendengar dan mengasimilasi
informasi baru yang meliputi perubahan ada gambaran diri dan pola hidup.
Pemahaman persepsi melibatkan susunan tekanan perawatan individu dan
memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat.
b. Akui rasa takut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan.
Rasional : dukungan memampukan pasien mulai membuka atau menerima
kenyataan kanker dan pengobatanya.
c. Terima penyangkalan pasien tetapi jangan dikuatkan.
Tasional : bila penyangkalan ekstrema atau ansietas mempengaruhi
kemajuan penyembuhan, menghadapi isu pasien perlu dijelaskan dan
membuka cara penyelesaiannya.
d. Berikan kesempatan untuk bertanya dan jawab dengan jujur. Yakinkan
bahwa pasien dan pemberi perawatan mempunyai pemahaman yang sama.
Rasional : membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan
persepsi/salah intinterpretasi terhadap informasi.
e. Libatkan pasien/orang terdekat dalam perencanaan perawatan. Berikan
waktu untuk menyiapkan peristiwa/pengobatan.
Rasional : dapat membantu memperbaiki beberapa perasaan
kontrol/kemandirian pada pasien yang merasa tak berdaya dalam
menerima pengobatan dan diagnosa.
f. Berikan kenyamanan fisik pasien.
Rasional : ini sulit untuk menerima dengan isu emosi bila pengalaman
ekstrem/ketidaknyaman fisik menetap.
5) Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan,prognosis.
Dapat dihubungkan :
 Kurang atau tidak mengenal informasi/sumber.
 Salah interperatasi informasi.
 Kurang mengigat.
Kriteria hasil :
 Menyatakan pemahaman seluk beluk diagnosa, program pengobatan.
 Melakukan dengan benar prosedur yang perlu yang menjelaskan alasan
tindakan tersebut.
 Berpartisipasi dalam proses belajar.
 Melakukan perubahan pola hidup.
Intervensi :
a. Diskusikan disgnosa, rencana/terapi sesaat ini dan hasil yang diharapkan.
Rasional : memberikan informasi khusus imdividu, membuat pengetahuan
untuk belajar lanjut tentang manajemen dirumah. Radiasi dan kemoterapi
dapat menyertai intervensi bedah dan informasi penting untuk
memampukan pasien/orang terdekat untuk membuat keputusberdasarkan
informasi.
b. Kuatkan penjelasan ahli bedah tentang prosedur pembedahan dengan
memberikan diagram yang tepat. Masukan imformasi ini dalam diskusi
tentang harapan jangka pendek/panjang dan menyembuhkan.
Rasional : lamanya rehabilitasi dan prognosis tergantung pada tipe
pembedahan, kondisi preoperasi, dan lamanya/derajat komplikasi.
c. Diskusikan perlunya perencanaan untuk mengevaluasi perawatan saat
pulang.
Rasional : pengkajian evaluasi status pernafasan dan kesehatan umum
penting sekali untuk menyakinkan penyembuhan optimal. Juga
memberikan kesempatan untuk merujuk masalah/pertayaan pada waktu
yang sedikit stress.

You might also like