You are on page 1of 14

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

DALAM UPAYA PEMBANGUNAN


SUMBER DAYA MANUSIA

Oleh
I Ketut Sudarsana
Dosen pada Fakultas Dharma Acarya IHDN Denpasar

Abstract

The major challenge for the Indonesian nation these days and in the coming is how to improve the
quality of the people. Regarding that it is interesting to study the present quality of the education and to
know what can be done to it so that it improves and produces better human resources that are
productive, efficient, confident, and competetive in the global context.

Key Words: Extra School Eduction and Human Resources

I. PENDAHULUAN secara berkelanjutan. Penekanan yang amat kuat


Pendidikan sesungguhnya memiliki peran yang terhadap pengembangan sumber daya manusia,
sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 yakni
bernegara, yakni dalam upaya menciptakan sumber pendidikan berorientasi pada upaya mencerdaskan
daya manusia yang berkualitas. Pendidikan kehidupan bangsa menunjukkan bahwa bangsa
merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk Indonesia mempunyai komitmen yang sangat besar
setiap manusia, karena melalui pendidikan upaya untuk mengejar ketertinggalan dari bangsa lain di
peningkatan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. dunia.
Pendidikan mempengaruhi secara penuh Sesungguhnya di Indonesia, secara konseptual
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal ini bukan pembangunan pendidikan tampaknya ditautkan
saja karena pendidikan akan berpengaruh terhadap secara erat dengan pembangunan ekonomi. Di dalam
produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh pada Undang-undang No. 25 tahun 2000 tentang Program
kemampuan masyarakat. Pendidikan dapat Pembangunan Nasional, pembangunan pendidikan
menjadikan sumber daya manusia lebih cepat tidak hanya dikaitkan secara erat dengan
mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan dan pembangunan ekonomi, melainkan juga dengan
pembangunan suatu negara. tantangan globalisasi. Disebutkan disini bahwa pada
Pendidikan tidak hanya berperan besar dalam awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia
kemajuan bangsa, melainkan juga berkaitan dengan menghadapi tiga tantangan besar. Pertama, sebagai
pasar bebas yang semakin kompetitif, pendidikan akibat krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut
hendaknya dipandang dapat mengakomodir untuk mempertahankan hasil-hasil pembangunan
masyarakat agar suatu negara memiliki manusia- pendidikan yang telah dicapai. Kedua, untuk
manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan dapat mengantisipasi era globalisasi, dunia pendidikan
menciptakan tenaga kerja yang tidak hanya kaya akan dituntut untuk mempersiapkan sumberdaya manusia
pengetahuan teoritis melainkan juga praktis, yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar
penguasaan teknologi, dan memiliki keahlian khusus. kerja global. Ketiga, sejalan dengan diberlakukannya
Hal inilah yang kemudian menjadi dasar evaluasi dan otonomi daerah, sistem pendidikan nasional dituntut
peningkatan pendidikan di setiap negara secara untuk melakukan perubahan dan penyesuaian
berkesinambungan. sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan
Di era persaingan dunia yang semakin tajam, yang demokratis, memperhatikan keberagaman
bangsa Indonesia dituntut untuk dapat mencapai kebutuhan/keadaan daerah dan peserta didik, serta
keunggulan menuju tingkat produktivitas nasional mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.
yang tinggi. Agar dapat memenangkan persaingan Sejarah menunjukkan bahwa faktor yang paling
tersebut setiap masyarakat harus menguasai berbagai menentukan keberhasilan suatu bangsa bukan
bidang ilmu pengetahuan, teknologi (Iptek) dan kekayaan alam yang dimilikinya, melainkan kualitas
keterampilan serta keahlian professional yang sumber daya manusianya. Negara-negara yang kuat
dibutuhkan untuk memacu peningkatan nilai tambah dalam kualitas sumber daya manusianya muncul
berbagai sektor industri dan pemerataan ekonomi sebagai negara unggul meskipun mungkin hanya

Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan 1


Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana
memiliki sumberdaya alam yang sangat terbatas. dipisahkan dengan pendidikan formal apalagi dalam
Melihat sedemikian penting peranan pendidikan, konteks pendidikan sepanjang hayat.
kemunculan pendidikan luar sekolah dapat Tantangan dunia pendidikan (termasuk
dipandang sebagai salah satu upaya pemerintah pendidikan luar sekolah) antara lain perlu
untuk meningkatkan taraf pendidikan penduduk di meningkatkan nilai tambah. Suasana ketidakpastian
berbagai negara, termasuk di Indonesia. Konsep awal dalam ekonomi dunia dewasa ini yang ditandai
dari Pendidikan luar sekolah ini muncul sekitar akhir dengan resesi dunia yang berkepanjangan, menuntut
tahun 60-an hingga awal tahun 70-an dalam bukunya kemampuan bangsa Indonesia tidak bisa
Philip Coombs dan Manzoor A., P.H. (1985) The menyandarkan lagi terhadap sumber daya alam, tetapi
World Crisis In Education. Menurut Coombs (1974) pilihan satu-satunya ialah meningkatkan nilai tambah
pendidikan luar sekolah adalah: produk-produk industri dengan mendayagunakan
Any organized, systematic educational activity keterampilan dan keahlian dalam berbagai bidang.
outside the framework of the formal (school) Berdasarkan hal tersebut, maka tantangan bagi
system (designed) to provide selective type of bangsa Indonesia ialah meningkatkan nilai tambah
learning particular sub-groups in the dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional
population adult, as well as children. dan pertumbuhan ekonomi sebagai upaya
Kehadiran pendidikan luar sekolah marak di
memelihara dan meningkatkan pembangunan
awal-awal tahun 1970-an terutama disebabkan oleh
berkelanjutan.
adanya kebutuhan akan pendidikan yang begitu luas
Orientasi nilai tambah yang akan meningkatkan
terutama di negara-negara berkembang. Meluasnya
keunggulan kompetitif bangsa Indonesia hanya
kebutuhan akan pendidikan tidak terimbangi dengan
dapat dicapai dengan keunggulan kualitas sumber
ketersediaan akses pendidikan yang layak, hal ini
daya manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan
disebabkan adanya kegagalan pendidikan formal.
dan teknologi yang tepat guna. Oleh karena itu,
Sebagaimana diungkapkan oleh Paulston dan Le Roy
makalah ini mencoba membahas tentang pendidkan
(1972: 338) bahwa pendidikan formal mengalami
luar sekolah dan kontribusinya dalam membangun
kegagalan logistik dan fungsi sehingga untuk
budaya produktivitas menuju pemberdayaan
memenuhi kebutuhan pendidikan yang begitu besar
masyarakat.
dan cepat maka munculah sistem pendidikan
alternatif di luar pendidikan formal. Kehadiran II. PEMBAHASAN
pendidikan luar sekolah adalah untuk menjawab 2.1 Teori Fungsionalisme Struktural dan Teori
tantangan kehidupan yang bertambah kompleks, Pemberdayaan dalam Pendidikan Luar
dimana dituntut pengembangan kualitas sumber daya Sekolah
manusia yang mampu mandiri.
Pendidkan luar sekolah sebagai sebuah bagian 1) Teori Fungsionalisme Struktural
dari sistem pendidkan memiliki peran yang sangat Menurut teori fungsionalisme Talcot Parson,
penting dalam rangka pelayanan pendidikan masyarakat merupakan sebuah sistem yang
sepanjang hayat, yang sangat dibutuhkan saat ini berstruktur dan terintegrasi secara
dan ke depan. Pendidikan luar sekolah dianggap fungsional.Artinya, dalam suatu sistem sosial
sebagai pendidikan yang mampu memberikan jalan terdapat unsur-unsur atau subsistem-subsistem
serta pemecahan bagi persoalan-persoalan layanan yang membangun sebuah sistem sosial. Unsur-unsur
pendidikan masyarakat, terutama masyarakat yang dalam sistem sosial tersebut diasumsikan (dianggap)
tidak terlayani oleh pendidikan formal. Ahmed bekerja (berfungsi) saling mendukung sehingga
(Wahyudi Ruwiyanto, 1994: 40) menjelaskan bahwa menciptakan suatu kestabilan dan keharmonisan
dalam konteks sosio-ekonomi bagi individu dari dalam sistem tersebut. Apabila terjadi ketegangan,
suatu program pendidikan (termasuk pendidikan luar disfungsi, penyimpangan dan diferensiasi dalam
sekolah) adalah memberikan kebermanfaatan atau sistem, akan terganggu untuk sementara waktu,
perbaikan dari segi penghasilan, produktivitas, namun selanjutnya diasumsikan sistem akan kembali
kesehatan dan partisipasi. mencapai suatu titik keseimbangan.
Pada banyak hal pendidikan luar sekolah Menurut Nasikun (2003: 9-10), teori
dirasakan sebagai sebuah formula yang sangat ideal strukturalisme fungsional menganggap bahwa
serta lebih memihak masyarakat dibandingkan masyarakat, pada dasarnya, terintegrasi di atas dasar
dengan pendidikan formal. Namun demikian kata sepakat para anggotanya akan nilai-nilai
pendidikan luar sekolah merupakan bagian dari kemasyarakatan tertentu, suatu general agreements
sistem pendidikan yang keberadaannya tidak bisa yang memiliki daya mengatasi perbedaan-perbedaan

2 JURNAL PENJAMINAN MUTU


pendapat dan kepentingan di antara para anggota dipeluk di dalam sesuatu sistem sosial. Akan tetapi
masyarakat. Ia memandang masyarakat sebagai suatu hal itu tidaklah begitu penting. Yang penting,
sistem yang secara fungsional terintegrasi ke dalam keyakinan itu dianggap benar atau tepat oleh warga
suatu bentuk equilibrium. Oleh karena sifatnya yang yang hidup di dalam sistem sosial bersangkutan.
demikian, maka aliran pemikiran tersebut disebut Kehidupan manusia tidak terpikirkan di luar
sebagai integration approach,order approach, masyarakat. Individu-individu tak bisa hidup dalam
equilibrium approach, atau lebih populer disebut keterpencilan sama sekali selama-lamanya. Manusia
sebagai structural-functional approach, membutuhkan satu sama lain untuk bertahan hidup
selanjutnya disebut pendekatan fungsional struktural dan hidup sebagai manusia. Kesaling
atau fungsionalisme struktural. Teori-teori yang ketergantungan ini menghasilkan bentuk kerja sama
mendasrkan diri pada sudut pendekatan tersebut, tertentu yang bersifat ajek, dan menghasilkan bentuk
biasa dikenal pula sebagai integration masyarakat tertentu, sebuah keniscayan. Manusia
theories,order theories, equilibrium theories, atau adalah mahluk sosial. Itu hampir tidak dapat
lebih dikenal sebagai teori-teori fungsional struktural. diragukan (Campbell,1994:3).
Faktor paling penting yang memiliki daya Pendekatan struktural fungsional sebagaimana
mengintegrasikan suatu sistem sosial adalah yang dikembangkan oleh Talcot Parson didasarkan
konsensus diantara para anggota masyarakat melalui pada pendekatan integrasi dan dapat dilihat dari
nilai-nilai kemasyarakatan tertentu. Sistem nilai anggapan dasar yang dikemukakannya. Pertama,
tersebut tidak saja merupakan sumber yang masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem dari
menyebabkan berkembangnya integrasi sosial, akan pada bagian-bagian yang saling berhubungan satu
tetapi sekalgus juga merupakan unsur yang sama lain. Kedua, hubungan saling mempengaruhi
menstabilkan sistem sosial budaya. diantara bagian tersebut bersifat ganda dan timbal
Sistem sosial mungkin merupakan model balik. Ketiga, sekalipun interaksi sosial tidak akan
konseptual yang paling umum,diakui dan dipakai oleh pernah tercapai dengan sempurna, namun secara
para sosiolog di dalam mempelajari organisasi sosial. fundamental bergerak kearah equilibrium yang
Model ini dimaksudkan sebagai pembantu untuk bersifat dinamis. Keempat, sekalipun disfungsi,
menjelaskan tentang kelompok-kelompok manusia. ketegangan, dan penyimpangan-penyimpangan
Model tersebut berangkat dari pandangan bahwa senantiasa terjadi juga, akan tetapi pada jangka
kelompok-kelompok manusia merupakan suatu panjang, akhirnya akan teratasi dengan sendirinya
sistem. Sebagai suatu sistem, ia mempunyai bagian- melalui penyesuaian-penyesuaian dan proses
bagian yang saling ketergantungan antara satu institusionalisasi. Kelima, perubahan-perubahan
dengan lainnya di dalam satu kesatuan. Kesemuanya dalam sistem sosial pada umumnya akan terjadi secara
saling kait mengait satu sama lain dalam hubungan gradual, melalui penyesuaian dan tidak terjadi secara
yang saling menguntungkan. Dalam suatu sistem revolusioner. Keenam, perubahan-perubahan yang
sosial, paling tidak harus terdapat; (1) dua orang terjadi melalui tiga macam kemungkinan, yaitu
atau lebih, (2) terjadi interaksi antara mereka, (3) penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh
bertujuan, (4) memiliki struktur, simbul dan harapan- sistem sosial tersebut terhadap perubahan-
harapan bersama yang dipedomaninya. Hubungan perubahan yang datang dari luar, perubahan melalui
antar orang di dalam suatu sistem biasanya diferensiasi struktur fungsional, serta penemuan baru
berlangsung lama. Tapi ada kalanya berlangsung oleh masyarakat. Ketujuh, faktor terpenting yang
singkat (Bertrand, 1980:29). memiliki daya mengintegrasi suatu sistem sosial
Dengan demikian sistem sosial dapat adalah konsensus diantara anggota-anggotanya
dipandang sebagai unit dasar dari masyarakat. Model mengenai nilai kemasyarakatan tertentu (Nasikun,
sistem sosial seperti yang dikemukanan di dalam 2003: 11-12).
tulisan ini termasuk suatu tradisi dari aliran struktural- Pelaksanaan pendidikan luar sekolah dalam
fungsionalis di dalam khasanah sosialogi. Dipilihnya prosesnya harus memperhatikan bahwa setiap orang
model ini karena dua alasan, yaitu; (1) sudah lazim menganut dan mengikuti pengertian-pengertian yang
dipakai, dan (2) mudah untuk menjelaskan sama mengenai situasi-situasi tertentu dalam bentuk
permasalahan sosiologi itu sendiri. Setiap sistem norma-norma sosial, maka tingkah laku mereka
sosial mempunyai unsur keyakinan-keyakinan kemudian terjalin sedemikian rupa ke dalam bentuk
(belief) tertentu yang dipeluk dan ditaati oleh para suatu struktur sosial. Program pendidikan luar
anggota-anggotanya. Mungkin juga terdapat saneka sekolah yang tidak sejalan dengan nilai dan struktur
ragam keyakinan di luar keyakinan umum yang masyarakat akan gagal diterima.

Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan 3


Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana
2) Teori Pemberdayaan d) Lembaga-lembaga kemampuan menjang-kau,
Terkait dengan pendidikan luar sekolah, maka menggunakan dan mempengaruhi pranata-
teori pemberdayaan, dalam hal ini adalah sebuah pranata masyarakat, seperti lembaga
proses dan tujuan. Menurut Suharto (2005:58), kesejahteraan sosial, pendidikan, dan
pemberdayaan menunjuk pola kemampuan orang, kesehatan.
khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga e) Sumber-sumber: kemampuan memobi-lisasi
mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a) sumber-sumber formal, informal dan
memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka kemasyarakatan.
memilikikebebasan (freedom), dalam arti bukan saja f) Aktivitas ekonomi: kemampuan
bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas memanfaatkan dan mengelola mekanisme
dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari produksi, distribusi, dan pertukaran barang
kesakitan; (b) menjangkau sumber-sumber produktif serta jasa.
yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan g) Reproduksi: kemampuan dalam kuitannya
pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan dengan proses kelahiran, perawatan
jasa-jasa yang mereka perlukan; dan (c) berpartisipasi anak,pendidikan dan sosialisasi.
dalam proses pembangunan dan keputusan- Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan
keputusan yang mempengaruhi mereka. pemberdayaan di atas, menurut Suharto (2005: 67),
Lebih lanjut menurut Suharto (2005: 59-60) dapat dicapai melalui penerapan pendekatan
sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5 P,
kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau yaitu Peningkatan, Penguatan, Perlindungan,
keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, Penyokongan, dan Pemeliharaan:
termasuk individu-individu yang mengalami maslah a) Pemungkinan: Menciptakan suasana atau
kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan iklim yang memungkinkan potensi masya-
menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai rakat berkembang secara optimal.
oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat Pemberdayaan harus mampu membebas-kan
yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai masyarakat dari sekat-sekat kultural dan
pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi struktur yang menghambat.
kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, b) Penguatan: memperkuat pengetahuan dan
ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam
kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, memecahkan masalah dan memenuhi
mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan
kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan harus mampu menumbuh-kembangkan
tugas-tugas kehidupannya. Pengertian segenap kemampuan dan kepercayaan diri
pemberdayaan seagai tujuan seringkali digunakan masyarakat yang menunjang kemandiri
sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan mereka.
sebagai sebuah proses. c) Perlindungan: melindungi masyarakat
Menurut Ife (Suharto,2005:59), pemberdayaan terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak
menurut dua pengertian kunci, yaitu kekuasaan dan tertindas oleh kelompok kuat, menghindari
kelompok lemah. Kekuasaan di sini diartikan bukan terjadinya persaingan yang tidak seimbang
hanya menyangkut kekuasaan politik dalam arti (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan
sempit, melainkan kekuasaan atau penguasaan lemah, dan mencegah terjadinya ekploitasi
“klien” atas: kelompok kuat terhadap kelompok lemah.
a) Pilihan-pilihan personal dan kesempatan- Pemberdayaan harus diarahkan pada
kesempatan hidup: kemampuan dalam pengehapusan segala jenis diskriminasi dan
membuat keputusan-keputusan mengenai dominasi yang tidak menguntungkan rakyat
gaya hidup,tempat tinggal,pekerjaan. kecil.
b) Pendefinisian kebutuhan: kemampuan d) Penyokongan : memberikan bimbingan dan
menentukan kebutuhan selaras dengan dukungan agar masyarakat mampu
aspirasi dan keinginannnya. menjalankan peranan dan tugas-tugas
c) Ide suatu gagasan: kemampuan meng- kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu
ekspesikan dan menyumbangkan gagasan menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke
dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah
dan tanpa tekanan. dan terpinggirkan.

4 JURNAL PENJAMINAN MUTU


e) Pemeliharaan: memelihara kondisi yang dipenuhi oleh sekolah formal untuk dapat memenuhi
kondusif agar tetap terjadi keseimbangan tuntutan global di dunia kerja yang kemudian
distribusi kekuasaan antara berbagai berakibat pada bergeraknya roda ekonomi.
kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan
harus mampu menjamin keselarasan dan 2.2 Pendidikan Luar Sekolah (Pendidikan Dan
Pelatihan) untuk Mengembangkan Sumber
keseimbangan yang memungkinkan setiap
Daya Manusia
orang memperoleh kesempatan berusaha. Pendidikan pada hakikatnya tidak semata-mata
memindahkan ilmu pengetahuan pada peserta didik
Lebih lanjut Mudjiarto (2005: 1) berpendapat agar menjadi orang pandai, melainkan harus
bahwa untuk mencapai tujuan pemberdayaan, membantu peserta didik untuk membangun dirinya
terdapat 3 (tiga) jalur kegiatan yang harus agar memiliki kemampuan mengelola hidup dengan
dilaksanakan, yaitu: baik dalam mewujudkan kehidupan yang bahagia.
a) Menciptakan suasana atau iklim yang Pendidikan dewasa ini lebih banyak
memungkinkan potensi masyarakat untuk mengajarkan peserta didik dalam ranah kognitif saja,
berkembang. Titik tolaknya adalah jarang yang menggugah peserta didik memiliki
pengenalan bahwa setiap manusia (individu) kemampuan untuk mengelola hidupnya secara benar
dan masyarakat mampu mengenali potensi dan baik. Pendidikan hendaknya melakukan tiga hal
(daya) yang dapat dikembangkan. yaitu: memberikan ilmu pengetahuan secara jujur,
b) Pemberdayaan adalah upaya untuk memberikan penerangan jiwa dan pendidikan harus
membangun daya itu, dengan mendorong, memperhatikan perkembanan setiap peseta didik.
memberikan motivasi dan membangkitkan Tiga sasaran pendidikan ini tidaklah cukup kalau
kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta diberikan dalam jalur pendidikan formal di sekolah.
berupaya untuk mengembangkannya. Pendidikan tentang pengembangan wawasan
c) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki kehidupan itu menyangkut kehidupan individual,
masyarakat (empowermwent). Untuk sosial dan spiritual. Dalam aktivitas kehidupan
itudalam rangka penguatan tersebut berbagai keterampilan bisa ditranformasikan oleh
diperlukan langkah-langkah nyata, generasi tua ke generasi muda. Demikian juga
penyediaan berbagai masukan (input), serta berbagai wawasan baik yang menyangkut masalah
pembukaan akses kepada berbagai peluang kehidupan secara umum maupun yang lebih khusus
yang membuat masyarakat makin berdaya juga akan didapatkan oleh generasi penerus dari
dalam memanfaatkan peluang. Memberda- generasi sebelumnya. Cuma dewasa ini karena
yakan masyarakat mengandung pula arti berbagai kesibukan perlu pendidikan luar sekolah
melindungi, dan memberikan pengakuan dan keluarga itu lebih dikembangkan terutama
keberadaan sehingga dalam proses manajemen dan isinya agar dapat berbobot sesuai
pemberdayaa harus dicegah adanya dengan kebutuhan hidup generasi sekarang dalam
perbedaan antara yang kuat dan yang lemah. menatap masa depannya.
Bagi semuanya berlaku setara yang diartikan Keterampilan atau keahlian yang menjadi fokus
semua memiliki hak dan kewajiban masing- pendidikan luar sekolah tersebut, akan sangat
masing sesuai potensi yang pada dirinya. berguna bagi masyarakat dalam mencari nafkah untuk
Sebagaimana dalam UU Nomor 20 Tahun 2003, membiayai berbagai kegiatan hidupnya. Ketika semua
Pasal 26 ayat 1 dijelaskan bahwa pendidikan luar masyarakat mampu menggerakkan ekonomi keluarga
sekolah diselenggarakan bagi warga masyarakat yang berakibat pada pemenuhan kebutuhan,
yang memerlukan layanan pendidikan yang mungkin pemerintah tidak harus lagi pusing
berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau memikirkan adanya pengangguran dan kemiskinan
pelengkap pendidikan formal dalam rangka di republik ini. Manusia yang berkualitas secara
mendukung pemberdayaan masyarakat. Banyaknya kognitif, afektif, psikomotor, emosi dan spirit insaniah
lembaga pendidikan luar sekolah yang berkembang adalah modal utama ketika peradaban makin modern.
saat ini, ternyata tidak diikuti oleh pengakuan
Terdapat bukti-bukti dalam sejarah bahwa suatu
pemerintah dan masyarakat. Pemerintah masih
bangsa yang tidak didukung sumber daya alam
menempatkan pendidikan luar sekolah sebagai
pelengkap pendidikan formal. Hal ini tentu juga secara memadai tetap bisa eksis, bahkan mampu
mempengaruhi pandangan masyarakat yang menilai menjadi ‘raja bangsa-bangsa’ pada tataran
lulusan pendidikan luar sekolah tidak sederajat internasional seperti Jepang, Singapura, dan Korea
dengan pendidikan formal. Padahal pendidikan luar selatan.
sekolah ini mestinya dianggap setara karena mampu Terkait konsep penanaman modal dalam bentuk
menyediakan aktivitas pendidikan yang memenuhi sumber daya manusia (human investment) bermakna
kebutuhan dan kepentingan kerja yang tidak dapat bahwa manusia berinvestasi pada dirinya sendiri

Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan 5


Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana
dalam bentuk pendidikan, pelatihan atau kegiatan komponen penting dalam sub-sistem pendidikan luar
lain yang dapat meningkatkan perolehannya di masa sekolah. Manheim (Wahyudi Ruwiyanto, 1994: 1)
mendatang dan menambah penghasilan sepanjang menyatakan pendidikan luar sekolah (pendidikan
kehidupan. Sudarwan Danim (2004: 58) menjelaskan nonformal) dapat digunakan dengan lebih efisien dan
‘investasi pendidikan’ atau ‘investasi sumberdaya efektif untuk meningkatkan kualitas hidup manusia,
manusia’, karena merujuk pada pembiayaan atas untuk segala strata ekonomi, strata social dan strata
asset yang memberi pendapatan di masa depan. pendidikan, disamping dapat pula untuk ikut
Investasi itulah asset yang akan mendatangkan memecahkan masalah-masalah kemanusiaan yang
pendapatan pada masa datang yang disebut modal. mendesak. Ditinjau dari kaitannya dengan
Hal ini berbeda dengan biaya konsumsi, yang pendidikan persekolahan, maka pendidikan luar
bersifat menghasilkan manfaat atau kepuasan sesaat, sekolah bisa berfungsi sebagai suplemen, komplemen
tetapi tidak mendatangkan pendapatan dan substitusi.
atau melahirkan keuntungan di masa yang akan Menurut Kamil (2009: 1) peran pendidkan luar
datang. sekolah dalam kaitan dengan pemenuhan kebutuhan
Modal dalam bentuk sumberdaya manusia yang belajar sepanjang hayat (selama masyarakat masih
dimaksud disini adalah sumberdaya manusia yang ada) dapat sebagai suplemen berarti ‘penambahan’
memiliki kemampuan professional dan keterampilan terhadap pendidikan persekolahan. Ditilik dari
teknikal tertentu. Sumberdaya manusia yang sasaran didik dalam hal ini adalah anak-anak, pemuda
kompeten dan professional dalam bidangnya dan dan orang dewasa yang telah menyelesaikan jenjang
berada pada semua lini pekerjaan akan melahirkan pendidikan persekolahan tertentu. Mengapa perlu
banyak keuntungan. David H. Maister (Sudarman pengetahuan dan keterampilan tambahan?
Danim, 2004: 58) mengemukakan manfaat yang dapat Alasannya adalah proses belajar itu berlangsung
diperoleh dengan sumberdaya manusia yang seumur hidup. Jadi walaupun seseorang telah
professional, yaitu: menamatkan sesuatu jenjang pendidikan, baginya
a) Staf termotivasi untuk bekerja secara produktif belajar masih perlu terus dilakukan sepanjang
b) Produk kerja dengan kualitas tinggi membutuhkannya. Alasan selanjutnya, pada
c) Staf lebih terampil dan lebih terbimbing dalam umumnya pendidikan persekolahan belum berhasil
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sepenuhnya menyiapkan lulusan yang siap terjun
d) Berkurangnya pemborosan waktu ke dunia kerja. Untuk memiliki kompetensi suatu tugas
e) Kemampuan lebih besar untuk pekerjaan tertentu, sebelumnya harus menempuh
mendelegasikan tugas pokok dan fungsi pelatihan atau magang. Alasan lainnya,
karena staf akan lebih terbimbing perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
f) Adanya waktu yang bagi mitra untuk berlangsung sangat cepat, sehingga kurikulum
mengarahkan focus pada kegiatan-kegiatan sekolah sering ketinggalan dari perkembangan iptek
dengan nilai tambah tinggi tersebut.
g) Klien-klien akan memperhatikan pelayanan Jenis-jenis kegiatan pendidkan luar sekolah
yang lebih baik, kerja tim lebih besar, dan dalam pengembangan sumberdaya manusia sebagai
motivasi yang lebih besar. suplemen dari pendidikan persekolahan sangat
Tuntutan sumber daya manusia yang bervariasi, seperti pelatihan kejuruan, kursus,
professional seperti disebutkan di atas, jiwanya dapat magang dalam bidang pertanian, industry,
ditransfer ke dalam situasi pendidikan (termasuk pertukangan, pengetahuan kerumahtanggaan.
pendidikan luar sekolah). Tenaga professional di Peran pendidikan luar sekolah sebagai
dalam konteks kegiatan pendidikan luar sekolah, komplemen pendidikan persekolahan berarti
karenanya merupakan bagian dari percepatan pelengkap. Jadi pendidkan luar sekolah sebagai
tercapainya tujuan pendidikan yang efektif, efisien komplemen adalah melengkapi apa-apa yang
dan akuntabel. Dengan kemampuan profesionalnya, diajarkan dalam pendidikan persekolahan. Mengapa
fasilitator akan mendorong warga belajar untuk harus ada pelengkap? Alasannya, karena tidak
termotivasi melakukan pembelajaran sehingga semua hal yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam
menghasilakn nilai tambah yang merupakan kunci menempuh perkembangan fisik dan psikisnya dapat
produktivitas dalam pembangunan ekonomi diajarkan dalam kurikulum sekolah. Dengan demikian
masyarakat. peran pendidkan luar sekolah merupakan saluran
Program belajar yang dikembangkan untuk yang tepat untuk menampung kebutuhan peserta
mengembangkan sumber daya manusia merupakan didik tersebut.

6 JURNAL PENJAMINAN MUTU


Peran pendidikan luar sekolah sebagai secara ekonomi, hanya mungkin dihasilkan oleh
substitusi atau pengganti pendidikan persekolahan. “human capital” yang sekaligus berfungsi sebagai
Warga belajar dari kegiatan pendidkan luar sekolah “human factors”.
sebagai substitusi adalah anak, pemuda ataupun Teknologi adalah produk pendidikan,
orang dewasa, yang oleh karena berbagai hal tidak kebudayaan, buah dari kreativitas dan sistem
memiliki kesempatan bersekolah. Mereka adalah yang manajemen. Sehingga kita merumuskan arti
tuna aksara dan angka dan atau yang tidak sempat produktivitas sebagai suatu ‘kemampuan jiwa’ hasil
menamatkan pendidikan sekolah. pendidikan dan pembudayaan, yang menumbuhkan
2.3 Pendidikan Luar Sekolah Berorientasi kecakapan mengorganisasikan pada diri manusia.
Budaya Produktivitas Dalam pengertian yang luas, pendidikan (termasuk
Menurut Boediono (1997:113), pendidikan pendidkan luar sekolah) mencakup seluruh proses
dilihat dari dimensi waktu dapat dibedakan dalam belajar manusia, melalui pendidikan dan
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. ‘pendewasaan’ di dalam lingkungan keluarga,
Pendidikan dalam jangka pendek merupakan gejala dimasyarakat, melalui perbuatan, belajar dari
pendidikan itu sendiri di mana peningkatan pengalaman dan melalui berbagai pengaruh social,
pengetahuan dan pembentukan watak peserta didik budaya serta lingkungan hidup. Sayangnya, hampir
merupakan tujuannya. Pendidikan dalam jangka diberbagai tempat, keempat lingkungan pendidikan
menengah merupakan gejala ekonomi yang tersebut, tidak terkoordinasi dengan baik dan
mempersoalkan keterkaitan antara hasil pendidikan ditujukan kearah peningkatan kualitas penduduk
dengan kebutuhan angkatan kerja, sehingga keseluruhan, dan pengembangan budaya
pemilikan pengetahuan dan keterampilan merupakan produktivitas. Perbedaan keefektifan proses
hal yang paling utama. Sedangkan pendidikan dalam pendidikan ini, sangat menentukan taraf
dimensi waktu panjang merupakan gejala pembangunan sosial ekonomi dan peningkatan
kebudayaan di mana penerusan nilai-nilai dari satu produktivitas. Jadi strategi yang paling efektif untuk
generasi ke generasi berikutnya merupakan tujuan meningkatkan produktivitas adalah pengembangan
pokoknya. Pembedaan pendidikan dalam dimensi sumber manusia dan mempertinggi kualitas seluruh
waktu ini tidak dapat dilihat secara fisik dalam proses sektor tenaga kerja.
pendidikan, karena proses pendidikan berlangsung Faktor kunci yang mempengaruhi tinggi
secara simultan dalam ke tiga dimensi waktu tersebut. rendahnya produktivitas adalah sikap orang-orang
Pendidikan dalam arti luas dapat dipandang dari yang bekerjasama. Yang sangat jelas ialah bahwa
dua sisi, yaitu sebagai proses pendewasaan peserta sikap “setengah hati” dari tenaga kerja merupakan
didik untuk menapaki kehidupan (demokrasi) dan hambatan yang paling serius terhadap peningkatan
sebagai proses penyiapannya untuk memasuki produktivitas. Sikap itu sendiri adalah cerminan dari
sektor ekonomi produktif. John Dewey mengatakan interaksi banyak faktor-faktor jangka panjang dan
bahwa tidak pada tempatnya mengaitkan tatanan jangka pendek termasuk motivasi, kebudayaan,
perilaku kelembagaan pendidkan dengan kebutuhan sistem manajemen, sifat pekerjaan dan hal-hal khusus
pasar kerja, mengingat pendidikan bertujuan serta manusiawi seperti sistem nilai, falsafah hidup
meneruskan cita-cita demokrasi. Menurut Dewey, dan lain-lain. Sikap pada dasarnya dibentuk oleh
fungsi pendidikan adalah membentuk komunitas- sistem nilai seseorang atau sekumpulan orang, biasa
komunitas social ideal sebagai bagian dari proses disebut dengan istilah norma sosial.
transformasi pendewasaan anak. Pendidikan disini Mengubah budaya organisasi dapat dipandang
dipandang sebagai proses penanaman modal dalam sebagai suatu proses pendidikan yang penting dan
bentuk “human” karena kehadirannya merupakan diarahkan untuk memecahkan tujuan-tujuan khusus.
proses mempersiapkan manusia untuk terjun disektor Yang jadi masalah pokok dalam mengubah budaya
produktif. ialah, dimana rencana-rencana dibuat dan bagaimana
Melalui pendidikan akan lahir manusia sebagai dilaksanakan. Jadi nilai yang menjadi kunci dalam
“human capital”, yang daya produksinya secara mengadakan perubahan ialah dengan
residual tidak kalah dengan factor-faktor produksi, memperkenalkan perencanaan bersama antara
seperti tanah, modal fisik dan teknologi. Menurut karyawan dengan pimpinan. Hal ini didasarkan pada
Psacharopoulos (Sudirman Damin, 2004:61) anggapan bahwa orang akan lebih bersungguh-
pekerjaan-pekerjaan yang menuntut intensitas dan sungguh untuk mencapai tujuan apabila ikut serta
rutinitas berskala tinggi dan rumit, pekerja tidak dalam merumuskannya. Organisasi pada akhirnya
berhubungan langsung dengan produksi dan produk adalah system manusia yang komponen-komponen
yang dihasilkan mempunyai nilai tambah yang tinggi materialnya sekedar mekanisme pendukung atau alat

Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan 7


Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana
pembantu berfungsinya manusia tersebut. Oleh d) Apakah terdapat cukup hubungan yang
karena penekanan pada perilaku manusianya, maka saling mendukung antara jenis pendidikan
upaya mengadakan perubahan melalui nonformal, informal dan formal yang
pengembangan organisasi mau tidak mau harus diarahkan pada peningkatan produktivitas?
dilakukan melalui proses belajar dari pengalaman e) Apakah metode dan proses pendidikan yang
ketimbang sekedar pelajaran teori semata. Orang digunakan serasi dengan kebutuhan
belajar paling baik dengan melakukan sendiri dan kehidupan budaya serta organisasi khusus?
budaya organisasi, dimana perusahaan sebaikknya f) Strategi pilihan untuk mengembangkan
dikembangkan melalui latihan guna memecahkan mekanisme pendidikan sebagai sarana
masalah-masalah konkrit daripada membahas peningkatan kesadaran dan budaya
konsep-konsep yang abstrak. produktivitas, hendaknya direncanakan dan
Pendekatan partisipatif merupakan aspek dilaksanakan dengan baik.
penting dalam menciptakan iklim dan sikap kerja bagi Akhir-akhir ini, pembanguan infrastruktur
peningkatan produktivitas, yaitu keikutsertaan pendidikan (termasuk pendidkan luar sekolah) makin
secara aktif dari seluruh karyawan dalam proses memperluas masyarakat untuk dapat mengakses
perubahan yang diupayakan. Partisipasi bukan saja pendidikan. Hal ini sangat nyata efeknya terhadap
membantu mengembangkan organisasi, tetapi pertumbuhan ekonomi negara, jika Jepang dan Korea
sekaligus memberikan dampak pendidikan yang Selatan dijadikan sebagai kasus. Pendidikan dalam
nyata. makna luas akan mengubah manusia menjadi tidak
hanya sebagai “human factors” tetapi juga sebagai
2.4 Pendidikan, Pelatihan dan Pertumbuhan “human capital”, yang di dalamnya termuat unsur
Ekonomi manusia secara fisik, keterampilan-keterampilan,
Sejumlah penelitian telah mengungkapkan kemampuan kognitif, keuletan, ketakwaan, motivasi,
banyaknya korelasi positif antara pendidikan dengan kepribadian dan loyalitas.
produktivitas. Bahkan dengan membandingkan Hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa
pertumbuhan ekonomi antara berbagai Negara, dapat pakar ekonomi pendidikan seperti Komarov, Schultz,
ditunjukkan bahwa hasil-hasil terbaik dari segi tingkat Bouman, Harbison dan Myer dipuluhan negara
produktivitas dan kecepatan pertumbuhan ekonomi didunia, menunjukkan bahwa tingginya rata-rata
terdapat dinegara-negara yang tenaga kerjanya pendidikan penduduk berkorelasi secara linier
mempunyai tingkat pendidikan yang lebih baik. dengan pertumbuhan ekonomi suatu Negara.
Analisis terhadap empat buah karakteristik dari Pertumbuhan ekonomi yang luar biasa di Cina,
tenaga kerja, sikap, pengetahuan, keterampilan dan Taiwan, Korea Selatan, Singapura dan Jepang tidak
peluang keorganisasian menunjukkan dengan jelas lepas dari keberhasilan mereka membangun
peranan pendidikan dalam arti yang luas (termasuk pendidikan, jika komposisi tenaga kerja terdidik
pendidkan luar sekolah) terhadap pengembangan dijadikan parameter.
karakteristik tersebut. Untuk memastikan bahwa Kenyataan ini membuktikan bahwa
komponen-komponen utama dari sistem pendidkan pembangunan pendidikan merupakan salah satu
seimbang dan terkoordinasi dengan baik, perlu kunci utama bagi percepatan dan pertumbuhan
dijelaskan hal-hal berikut: ekonomi negara pada umumnya dan kesejahteraan
a) Apakah sistem tersebut benar-benar pada khususnya. Pertumbuhan ekonomi Jepang,
mencakup semua komponen yang diperlukan termasuk beberapa Negara industri baru (New
untuk mengembangkan sumber manusiawi? Industrializing Countries, NICs) seperti Korea Selatan
b) Jika ya, apakah komponen-komponen pasca Perang Dunia II, yang antara lain ditandai oleh
tersebut serta pengembangannya diseim- tingginya pendapatan per kapita diakui secara
bangkan secara optimal dalam system internasional banyak dipicu oleh majunya pendidikan
pendidikan? dinegara-negara itu berikut segala infrastrukturnya.
c) Adakah mekanisme perencanaan dan Telaah diatas seyogyanya menjadi cambuk
koordinasi yang baik dengan umpan balik ke untuk menata pendidikan dan menyiapkan sumber
tingkat nasional untuk mengembangkan dan daya manusia yang mumpuni harus diakui jauh lebih
mempertahankan mutu pendidikan yang penting daripada membeli teknologi atau penanaman
diperlukan guna mengembangkan tingkat modal fisik. Dalam rumusan sangat sederhana,
perekonomian negara khususnya tingkat Murdik dan Ross (Sudirman Danim (2004: 62)
produktivitas? mengatakan, jika separuh tenaga manusia

8 JURNAL PENJAMINAN MUTU


dioptimalkan untuk berproduksi dan menggerakkan mencerminkan kemampuan utama yang bersumber
sector produksi, hal ini akan lebih baik daripada dari dimensi internal mereka ketimbang pengetahuan
penambahan modal fisik dari teknologi itu,, melainkan dan keterampilan tertentu yang diperoleh selama
juga apresiasi kita terhadap prestasi bangsa. proses pendidikan. Kritik yang lain muncul dengan
Pembangunan pendidikan dalam arti luas alasan bahwa pekerja berpendidikan tinggi umumnya
meniscayakan pertumbuhan ekonomi yang memadai berasal dari kelompok kelas sosial yang lebih tinggi
dari suatu negara sebagai akseleratornya. Sisi lain, dimasyarakat. Disamping, yang disebutkan terakhir
jika institusi pendidikan mampu melahirkan out-put lebih sering bekerja didaerah perkotaan yang
yang bermutu, pembangunan ekonomi akan dapat memberikan upah atau gaji yang lebih tinggi daripada
dipacu. Karena itu, pertumbuhan ekonomi merupakan dipedesaan yang umumnya memberikan upah atau
dasar atau sumber utama dari kemajuan sector gaji lebih rendah.
pembangunan, terutama pendidikan pendidkan luar Ada dua tujuan pendidkan pra-kerja: untuk
sekolah. Karena itu, jika pendidikan mampu menumbuhkan kesadaran tentang produktivitas dan
melahirkan out-put yang berkualitas, banyak dimensi mempersiapkan para pemuda sebagai warga belajar
ekonomi dan produksi yang dapat dikreasi oleh untuk kerja produktif dengan memberinya
manusia berpendidikan atau manusia pembelajar. pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
Kemajuan ekonomi suatu negara berarti Disini sering dilihat ketimpangan antara kedua tujuan
terjadinya penyediaan lahan pekerjaan dan sumber tersebut, yaitu terlalu banyak perhatian dicurahkan
utama pendapatan rakyat. Pertumbuhan ekonomi kepada pemberian pengetahuan formal dan sangat
yang tinggi berarti makin mempercepat penambahan kurang terhadap kecakapan bagaimana melakukan
kebutuhan tenaga kerja dan juga menaikkan suatu pekerjaan.
pendapatan negara. Hal ini akan mempermudah Dikalangan para industrialis di Inggris misalnya,
rakyat untuk memperoleh pendidikan. Secara telah lama dicetuskan keluhan tentang mutu
ekonomi, negara-negara maju mempunyai pendidikan bisnis atau manajemen yang
kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang diselenggarakan di negeri itu, karena terlalu
tinggi dan karenanya taraf pendapatan penduduknya berorientasi pada pelajaran tentang bagaimana
juga tinggi. berniaga, bagaimana membuat sesuatu dan
Perkembangan ekonomi merupakan salah satu bagaimana memutar modal daripada menciptakan nilai
alat untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap tambah dan menambahkan nilai baru. Beberapa
pendidikan, karena pendidikan memerlukan biaya. lembaga pendidikan terlalu menitikberatkan nilai-nilai
Kemajuan bidang teknik membutuhkan pekerja- akademis murni daripada mengajar orang begaimana
pekerja yang berpendidikan tinggi dan memiliki mengelola pabrik dan proses produksi dibengkel
keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan- kerja. Terlalu banyak upaya diletakkan pada kegiatan
pelatihan kejuruan, juga pekerja yang berkualifikasi mengelola ilmu pengetahuan dan penelitian
tinggi dalam berbagai sector produksi. Pada proses ketimbang mempersiapkan wiraswastawan yang
produksi modern, diperlukan personal yang kreatif dengan kemampuan melakukan inovasi dan
berpendidkan tinggi dan berpengalaman serta cakap mengelola kerja.
yang selalu ditingkatkan kompetensinya secara terus Peningkatan nyata dari budaya produktif dapat
menerus (belajar sepanjang hayat). Artinya, dicapai dengan mengubah tekanan dari sistem
pengenalan pembelajaran sepanjang hayat secara pendidikan yang berorientasi ilmu pengetahuan atau
universal bagi manusia, pekerja merupakan faktor akademis semata-mata, kepada sistem yang
langsung dalam pertumbuhan sektor produksi berdasarkan pemecahan masalah dan bertujuan
umumnya dan ekonomi khususnya. memberikan kecakapan konkrit untuk melaksanakan
Pada pembahasan di atas telah dijelaskan bahwa tugas pekerjaaan. Dengan investasi modal dalam
pendidikan atau pelatihan dan dibangunnya budaya bentuk pengembangan sumberdaya manusia
produktivitas dalam masyarakat secara signifikan dimaksudkan untuk dapat mendongkrak
dapat meningkatkan produktivitas kerja. Ini berarti produktivitas ketika dia bekerja. Konsep modal dalam
bahwa program dan materi pendidikan dan pelatihan bentuk sumber daya manusia adalah suatu pemikiran
dapat meningkatkan produktivitas kerja pekerja bahwa orang-orang membekali dirinya dengan cara-
melalui pengetahuan dan keterampilan yang diterima cara yang berbeda, tidak untuk kesenangan sesaat,
selama, menjalani proses pendidikan dan pelatihan melainkan juga untuk kepentingan perolehan
tersebut. Hipotesis ini kemudian ditentang oleh pendapatan non-uang.
sejumlah kritikus yang berpendapat bahwa Menurut M.Kubr (1986:26) negara-negara
perolehann yang lebih tinggi dari pekerja lebih dimana pendidikan dalam keluarga, masyarakat

Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan 9


Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana
maupun sekolah menekankan kreativitas, berhasil menujukkan tingkat pendidikan (educational rate)
mendidik anak muda bersikap analitis, lebih terbuka dan sumber daya mansusia. Hubungan sumber daya
terhadap nilai-nilai modern, gaya manajemen manusia dan pertumbuhan ekonomi tersebut
progresif dan budaya keorganisasiaan yang maju. menunjukkan suatu keharusan bahwa kebijakan
Jadi pengembangan pendidikan informal, nonformal publik memperhatikan pengembangan pendidikan,
dan formal yang terorganisir dan terkoordinasi promosi keahlian, dan pelayanan kesehatan. Hal ini
dengan baik bagi calon tenaga kerja dikemudian hari, dikatakan juga oleh Lim (1996) bahwa pertumbuhan
merupakan faktor penting dalam mengubah budaya ekonomi yang tinggi di Jepang dan Korea Selatan
produktivitas dan keorganisasiaan modern dimasa besar kemungkinan disebabkan oleh sumber daya
datang. Itulah sebabnya, beberapa negara telah manusia yang berkualitas, hal ini terlihat dari tingkat
mulai memprakarsai upaya yang terencana dan melek huruf (literacy rate) yang tinggi, sehingga
terkoordinasi ditingkat nasional dalam tenaga kerja mudah menyerap dan beradaptasi
menumbuhkan kesadaran akan produktivitas pada dengan perubahan teknologi dan ekonomi yang
usia sedini mungkin. Ditingkat yang lebih luas terjadi.
(nasional), konsep budaya dan sikap kerja yang Kasus lain seperti yang dikemukkan oleh Al-
sesuai, perlu dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah, Samarai dan Zaman (2002) di Malawi, dalam rangka
lembaga kursus dan pelatihan dan perguruan tinggi. peningkatan sumber daya manusia, pemerintah telah
Gagasan ini dapat disebarluaskan melalui media melakukan beberapa program antara lain dengan
massa, sehingga memperkuat proses pendidikan menghapuskan biaya untuk Sekolah Dasar dan
nonformal dan informal dalam menumbuhkan budaya memperbesar pengeluaran pemerintah di bidang
produktivitas dan sikap positif terhadap kerja. pendidikan. Dampak dari program ini adalah
Sumber daya manusia yang bermutu makin meningkatnya tingkat enrollment rate ratio
dibutuhkan sejalan dengan kemajuan ilmu pendidikan dasar. Namun demikian masalah yang
pengetahuan dan teknologi (iptek) yang makin masif harus diperhatikan lebih lanjut oleh pemerintah
akhir-akhir ini. Masivitas kemajuan iptek itu antara adalah distribusi pendidikan yang tidak merata.
lain ditandai oleh terjadinya pergeseran dimensi Hubungan investasi sumber daya manusia
sosial, politik, ekonomi, teknologi, kultural dari era (pendidikan) dengan pertumbuhan ekonomi
agraris ke era industri dan informasi. Pada sektor merupakan dua mata rantai. Namun demikian,
industri, perubahan terjadi dari industrialisasi pertumbuhan tidak akan bisa tumbuh dengan baik
berbasis sumber daya alam dengan mengandalkan walaupun peningkatan mutu pendidikan atau mutu
tenaga kerja kurang terampil, ke industrialisasi sumber daya manusia dilakukan, jika tidak ada
berbasis teknologi tinggi dengan sumber daya program yang jelas tentang peningkatan mutu
manusia yang bermutu. Kecenderungan ini pendidikan dan program ekonomi yang jelas.
berimplikasi pada perlunya aktualitas wacana Studi yang dilakukan ekonom dari Harvard Dale
pengembangan sumber daya manusia dalam Jorgenson et al. (1987) pada ekonomi Amerika Serikat
keragaman bentuk investasi. dengan rentang waktu 1948-79 misalnya
menunjukkan bahwa 46 persen pertumbuhan
2.5 Pengaruh Pendidikan Luar Sekolah Terhadap ekonomi adalah disebabkan pembentukan modal
Pertumbuhan Ekonomi (capital formation), 31 persen disebabkan
Isu mengenai sumber daya manusia (human pertumbuhan tenaga kerja dan modal manusia serta
capital) sebagai input pembangunan ekonomi 24 persen disebabkan kemajuan
sebenarnya telah dimunculkan oleh Adam Smith pada teknologi.Selanjutnya, Suryadi (2001) menegaskan
tahun 1776, yang mencoba menjelaskan penyebab dari hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa
kesejahteraan suatu negara, dengan mengisolasi dua pendidikan dapat berfungsi sebagai kesadaran sosial
faktor, yaitu; 1) pentingnya skala ekonomi; dan 2) politik dan budaya, serta memacu penguasaan dan
pembentukan keahlian dan kualitas manusia. Faktor pendayagunaan teknologi untuk kemajuan
yang kedua inilah yang sampai saat ini telah menjadi peradaban dan kesejahteraan sosial.
isu utama tentang pentingnya pendidikan dalam Meski modal manusia memegang peranan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. penting dalam pertumbuhan penduduk, para ahli
Lebih lanjut Solow (1958) juga telah melakukan mulai dari ekonomi, politik, sosiologi bahkan
analisa dari temuannya tentang residual dalam engineering lebih menaruh prioritas pada faktor
penjelasan mengenai pertumbuhan ekonomi. modal fisik dan kemajuan teknologi. Ini beralasan
Kemudian Romer (1986), Krugman (1987), dan Gupta karena melihat data AS misalnya, total kombinasi
(1999) juga menjelaskan bahwa residual itu kedua faktor ini menyumbang sekitar 65 persen

10 JURNAL PENJAMINAN MUTU


pertumbuhan ekonomi AS pada periode 1948-79. pendidikan mempunyai pengaruh terhadap
Namun, sesungguhnya faktor teknologi dan modal pertumbuhan ekonomi melalui berkembangnya
fisik tidak independen dari faktor manusia. Suatu kesempatan untuk meningkatkan kesehatan,
bangsa dapat mewujudkan kemajuan teknologi, pengetahuan, dan ketarmpilan, keahlian, serta
termasuk ilmu pengetahuan dan manajemen, serta wawasan mereka agar mampu lebih bekerja secara
modal fisik seperti bangunan dan peralatan mesin- produktif, baik secara perorangan maupun kelompok.
mesin hanya jika negara tersebut memiliki modal Implikasinya, semakin tinggi pendidikan, hidup
manusia yang kuat dan berkualitas. Apabila manusia akan semakin berkualitas. Dalam kaitannya
demikian, secara tidak langsung kontribusi faktor dengan perekonomian secara umum (nasional),
modal manusia dalam pertumbuhan penduduk semakin tinggi kualitas hidup suatu bangsa, semakin
tinggi tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan bangsa
seharusnya lebih tinggi dari angka 31 persen.
tersebut.
Perhatian terhadap faktor manusia menjadi
Dalam segi ekonomi, struktur kesempatan,
sentral akhir-akhir ini berkaitan dengan
hingga pertumbuhan ekonomi, harus dibuka atau
perkembangan dalam ilmu ekonomi pembangunan
sedikit dapat dibuka dengan berbagai pengaruh atau
dan sosiologi. Para ahli di kedua bidang tersebut
dampak pengangguran dan pendapatan. Sekurang-
umumnya sepakat pada satu hal yakni modal manusia
kurangnya tersedianya beberapa kesempatan kerja
berperan secara signifikan, bahkan lebih penting
lebih banyak ditawarkan daripada masuk ke dalam
daripada faktor teknologi, dalam memacu
posisi pada level tertentu. Kesempatan perlu
pertumbuhan ekonomi. Modal manusia tersebut tidak
dihadirkan, dan ada dua area yang menjadi perhatian.
hanya menyangkut kuantitas, tetapi yang jauh lebih
Pertama adalah pertumbuhan masalah pengangguran
penting adalah dari segi kualitas.
diantara generasi muda, yang telah dikalkulasikan
Buku terakhir William Schweke, Smart Money:
sebanyak dua kali dalam taraf nasional. Sejarah
Education and Economic Development (2004),
tentang perubahan generasi muda di dalam negara,
sekali lagi memberi afirmasi atas tesis ilmiah para
dikombinasikan dengan perhatian utama dalam
scholars terdahulu, bahwa pendidikan bukan saja
pembentukan generasi baru yang akan memimpin
akan melahirkan sumber daya manusia (SDM)
negara. Perhatian tersebut hingga mengkobinasikan
berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan
pendidikan formal dan program pendidikan luar
serta menguasai teknologi, tetapi juga dapat
sekolah yang merupakan dua area yang potensial
menumbuhkan iklim bisnis yang sehat dan kondusif
untuk dikombinasikan. Kombinasi tersebut secara
bagi pertumbuhan ekonomi.
langsung berkaitan dengan ekonomi informal dimana
Karena itu, investasi di bidang pendidikan tidak
lebih membutuhkan analisis kompetensi dan program-
saja berfaedah bagi perorangan, tetapi juga bagi
program yang harus berkelanjutan.
komunitas bisnis dan masyarakat umum. Pencapaian
pendidikan pada semua level niscaya akan Analisis ilmu ekonomi menunjukkan bahwa
meningkatkan pendapatan dan produktivitas objek ilmu ekonomi adalah tindak ekonomis. Tindak
masyarakat. Pendidikan merupakan jalan menuju ekonomis adalah memilih secara bijaksana
kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan sehubungan dengan keadaan alam, modal, tenaga
ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun kerja, organisasi dan waktu yang terbatas dalam
pendidikan akan melahirkan berbagai problem krusial: rangka memenuhi kebutuhan manusia yang terbatas.
pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan Analisis unsur-unsur tentang tindak ekonomi
narkoba, dan welfare dependency yang menjadi bermanfaat untuk memahami hubungan antara sistem
beban sosial politik bagi pemerintah. Dari berbagai ekonomis dan sistem pendidikan. Perbedaannya
studi tersebut sangat jelas dapat disimpulkan bahwa dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Perbandingan Antara Tindak Ekonomis Dan Tindak Pendidikan

KOMPONEN TINDAK EKONOMIS TINDAK PENDIDIKAN

a. Tujuan Tindakan Memperoleh keuntungan Menumbuhkan kebangkitan


material atau saling individu sebagai pribadi yang
menguntungkan self help.
b. Pelaku Tindakan Orang dewasa yang menanggung Orang dewasa dan anak atau
biaya hidup (sesuai aturan orang dewasa dan orang yang
dalam masyarakat) belum dewasa yang berfungsi
sebagai pendidik atau anak didik.

Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan 11


Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana
KOMPONEN TINDAK EKONOMIS TINDAK PENDIDIKAN

c. Dasar Tindakan Kaidah ekonomi non susila Kesusilaan sesuai martabat


(non etis) manusia
d. Orientasi Untung rugi ekonomis dan Terbentuknya keutuhan
efisiensi martabat manusia
sebagai pribadi
e. Waktu Kegiatan Terbatas, dalam rangka perhi- Sepanjang hayat dengan
tungan keuntungan ekonomis perhitungan usia produktif
f. Nilai-Nilai Nilai ekonomis dalam sistem Nilai paedagogis dalam kaitan
ekonomi yg berlaku, umumnya nilai sosial budaya
dihitung dengan uang
g. Hasil Tindakan Barang berupa jasa, atau uang Berupa orang terpelajar, tenaga
terampil yg diharapkan menjadi
tenaga kerja
h. Harga Satuan Jumlah penghasilan dibagi jumlah Jumlah biaya pendidikan dibagi
penduduk setiap tahun lulusan setiap tahun.

‘Non formal education’ diperkenalkan pada


perencanaan program pendidikan luar sekolah harus
akhir 1960-an untuk menandakan adanya kebutuhan
disesuaikan dengan kelas sosial dan etnik
untuk membuat tanggung jawab pendidikan di luar
berdasarkan goal yang spesifik. Pendidikan luar
sekolah atas permintaan pendidikan yang baru dan
sekolah seharusnya dilihat sebagai alternatif bagi
berbeda. Selama tahun 1970-an, bagi kebanyakan
pembentukan karakter melalui ketergantungan,
negara dunia ketiga, pendidikan luar sekolah memiliki
ketertarikan dan ketidaksinambungan, dan sangat
frekuensi alternatif program untuk remaja dan dewasa
sulit untuk melihatnya membuat kontribusi besar bagi
yang tidak terpuaskan atau sedikit tepuaskan
perlawanan sosial untuk perubahan individual,
pendidikannya oleh sekolah, atau bagi yang
mengingat akses untuk kesempatan terikat kuat pada
membutuhkan tambahan disamping schooling yang
schooling.
telah mereka terima. Karakteristik dari pendidikan luar
sekolah adalah bahwa aktivitasnya harus dipisahkan
III. PENUTUP
dari state-sanctioned schooling dan direncanakan
1. Perbaikan mutu proses dan produk
secara sistematik dan mengantarkan kelompok
pendidikan luar sekolah dan pembelajaran
tertentu pada tujuan spesifik. Pendidikan luar sekolah
masyarakat serta pengembangan ilmu
tidak seperti pendidikan formal yang memiliki standar
pengetahuan, teknologi dan kebudayaan
terhadap eksistensinya. Namun, pada beberapa
merupakan factor penting dalam proses
situasi, mengejar pendidikan tidak hanya formal
kemajuan umat manusia.
melainkan juga non-formal dapat menjadi tradisi
2. Konsep budaya dan sikap kerja hendaklah
untuk mobilitas karir.
dimasukkan ke dalam berbagai kurikulum
Pendidikan luar sekolah berkontribusi untuk pelatihan, kurus-kursus, pendidikan luar
perubahan tingkah laku inividual bagi perubahan sekolah. Gagasan ini dapat didesiminasikan
sosial. Atau dengan kata lain, jika individual melalui media massa, jadi memperkuat proses
memerlukan basic skills dan masyarakat dilihat pembelajaran masyarakat untuk membantu
sebagai sistem yang memerlukan adaptasi, maka mengembangkan budaya produktivitas dan
pendidikan luar sekolah harus dilihat sebagai sikap positif terhadap pekerjaan.
kontributor. Pendidikan luar sekolah digunakan 3. Upaya pendidikan kearah produktivitas harus
melewati batas sosio-ekonomi atau kelompok etnik selalu menekankan orang sebagai subjek.
untuk memfasilitasi perubahan yang lebih radikal Program pendidikan dan latihan secara
melibatkan akses kepada sumber daya politik dan sistematis dapat meningkatkan pengertian
ekonomi, dimana hasilnya seringkali gagal. dan kesadaran produktivitas serta kebutuhan
Pendidikan luar sekolah lebih impotent dibandingkan untuk meningkatkannya.
pendidikan formal karena harus berhadapan dengan 4. Pembangunan pendidikan luar sekolah
pemisahan antara politik dan ekonomi. Untuk itulah mempunyai kaitan erat dengan pertumbuhan

12 JURNAL PENJAMINAN MUTU


ekonomi. Dana-dana pendidikan dalam DAFTAR PUSTAKA
jumlah yang cukup hanya mungkin dapat Andrianus, Ferry. 2003. Analisis Pengeluaran
disediakan oleh pemerintah dan masyarakat, Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi di
jika perekonomian suatu Negara tumbuh Indonesia (1970 – 2000). Jurnal Ekonomi,
secara baik dan kondisi kehidupan Manajemen, dan Akuntansi “KOMPETISI”.
masyarakat tidak berada dalam kemiskinan. Vol. 1, No. 2, Mei 2003. hal 124-140
Karena itu perkembaangan ekonomi
Alhumami, Amich, “Tiga Isu Kritis Pendidikan”,
merupakan salah satu alat untuk memenuhi
Artikel, Kompas, Jum’at, 2 Juli 2004
permintaan pendidikan.
5. Antara pembangunan pendidikan dan Bertrand, Alvin L. 1980. Sosiologi. Surabaya: Bina
pembangunan ekonomi terdapat hubungan Ilmu.
yang saling terkait atau “reciprocal Boediono, (1997), Pendidikan dan Perubahan Sosial
relationship”. Makin tinggi tingkat Ekonomi. Yogyakarta: Aditya Media
pendidikan rata-rata pendudk, makin tinggi Campbell, Tom. 1994. Tujuh Teori Sosial. Yogyakarta:
pula tingkat pertumbuhan ekonomi suatu Kanisius
negara. Adanya keberhasilan negara dalam
Danim, Sudarwan, (2003), Ekonomi Sumberdaya
meningkatkan pertumbuhan ekonominya
Manusia. Bandung: Pustaka Setia
memungkinkan negara tersebut membangun
pendidikan. Engle, G and C.W.J. Granger.1987. Cointegration and
6. Pendidikan dan pelatihan memberi manfaat Error Corection: Representation and
sosio-ekonomi bagi individu berupa Testing. Econometrica. Vol. 100: 818-834.
perbaikan dalam hal penghasilan dan Fattah, Nanang, “Ekonomi dan Pembiayaan
produktivitas. Tingginya rata-rata Pendidikan”, Rosda Karya, Bandung, 2002
penghasilan seseorang dalam bekerja Green, William H.,”Econometric Analysis”, 2nd ed.
merupakan cerminan dan tingginya tingkat (New York: Macmilan Publishing Co, 1993.
produksi dan hal itu menjadi indicator Gupta, K. 1999. Public Expenditure on Education
pertumbuhan ekonomi suatu Negara. and Literacy Lavels: A Comparative Study.
Meningkatnya pendapatan secara State University at Stony Book.
perorangan atau kelompok dan meningkatnya
hasil produksi pada gilirannya akan Kamil, Mustofa, (2009), Pendidkan Nonformal.
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bandung: Alfabeta
nasional. Untuk tujuan itu, pembangunan Khusaini. 2004. Analisis Disparitas Pendapatan
pendidikan dan pelatihan merupakan fungsi Antar Daerah Kabupaten/Kota dan
dari pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan
Untuk membangun pendidikan dan pelatihan Ekonomi Regional Provinsi Banten. JIPIS.
secara baik, dalam arti sesuai dengan Vol. 2, No. 2. Tahun 2005
kebutuhan lapangan kerja, diperlukan Kuber.M. (1986). Pendidikan kearah Budaya
pendanaan yang mencukupi. Produktivitas Tinggi. Jakarta: Prisma No.11.
7. Pemerintah sebaiknya mendorong dialog LP3ES
terbuka dan teratur antara industri dengan Levin, Henry M and Schultz G. Hans, “Finacing
sistem pendidikan maupun antara berbagai Recurrent Education Strategic the
jenis pendidikan itu sendiri, termasuk media. Increasing Employment, Job Opportuniyies
8. Suatu upaya nyata yang dilakukan bersama- and Productivity”, Sage Publications, New
sama dan terkoordinir dengan baik dari Delhi, 1983
seluruh unsur pemerintah maupun swasta
Lim, D. 1996. Explaining Economic Growth: A New
yang bergerak dibidang pendidikan dan
Aanlitical Framework. Vermont: Edwar Elgar
pemberdayaan masyarakat pada semua
Publish. Co.
tingkat masyarakat dan sektor ekonomi,
diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Lin, T.C. 2003. Education, Technical Progres, and
Economic Growth: The Case of Taiwan.
Economics of Education Review 22: 213-220.

Peningkatan Mutu Pendidikan Luar Sekolah Dalam Upaya Pembangunan 13


Sumber Daya Manusia | I Ketut Sudarsana
Marsuki. 2005. Analisis Perekonomian Sulawesi Falasafah, Teori Pendukung, Asas.
Selatan dan Kawasan Timur Indonesia. Bandung: Penerbit Falah Production.
Mitra Wacana Media. Jakarta Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat
Mudjiarto. 2005. Prinsip Dasar Pemberdayaan Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT
Masyarakat. Yogyakarta: Sinergi. Refika Aditama.
Nasikun, 2003, Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT Simanjuntak.J.Payaman. (1985), Pengantar Ekonomi
Raja Grafindo Persada. Sumberdaya Manusia. Jakarta: Lembaga
Richardson, Harry W., “Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Regional (terjemahan)”, LP-FEUI (Edisi Indonesia
Revisi), Jakarta, 2001 Tilaar.H.A.R. (1997), Pengembangan Sumberdaya
Ruwiyanto, Wahyudi, (1994), Peranan Pendidikan Manusia dalam Era Globalisasi. Jakarta:
dalam Pengentasan Masyarakat Miskin. Gramedia
Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada Trisnamansyah, Sutaryat. (2003). “Materi Pokok
Schultz, T. W. 1963. The Economic Value of Perkuliahan Filsafat, Teori, dan Konsep Dasar
Education. New York. Columbia University. PLS”. Bandung: Makalah tidak diterbitkan.
Suhaenah Soeparno, Ana, “Pendidikan dalam Thomas, J. A., “The Productive School: A System
Perspektif Otonomi Daerah”, dalam Analysis Approach to Educational
“Mengurai Benang Kusut Pendidikan”, Administration”, John Wiley & Sons, New
Transformasi-UNJ, Jakarta, 2003 York, 1971
Supriadi, Dedi, “Satuan Biaya Pendidikan: Dasar Triaswati, N. et al, “Pendanaan Pendidikan di
dan Menengah”, Rosda Karya, Bandung, Indonesia”, dalam Jalal, F. Supriadi, D. eds,
2003 “Reformasi Pendidikan dalam Konteks
Otonomi Daerah”, Adicita Karya Nusa,
Suryadi, Ace dan Tilaar, H. A.R., “Analisis Kebijakan
Yogjakarta, 2001
Pendidikan: Suatu Pengantar”, Rosda
Karya Bandung, 1994 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Suryadi, Ace. (2002), Pendidikan, Investasi
Nasional
Sumberdaya Manusia dan Pembangunan.
Jakarta: Balai Pustaka Windham, D. M., “Improving the Efficiency of
Educational Systems: Indicators of
Susanti, Hera, Moh Ikhsan, dan Widyanti,
Educational Effectiveness and Efficiency”,
“Indikator-Indikator Makro Ekonomi”,
U.S. Agency for International Development,
edisi kedua LPFEUI, Jakarta, 1995
Woshinton D.C., 1988
Sudjana, D. (2001). Pendidikan Luar Sekolah.
Wawasan, Sejarah Perkembangan,

14 JURNAL PENJAMINAN MUTU

You might also like