You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan terlepas dengan apa yang disebut
pengukuran. Misalnya dalam bidang matematika, kegiatan pengukuran merupakan
bentuk kegiatan yang sering kali dilakukan. Tanpa adanya kegiatan pengukuran, kita
akan sulit menentukan besaran atau kualitas suatu objek atau kegiatan (Ghufron,
2011). Pengukuran perlu dilakukan karena pengukuran akan digunakan dalam
mengambil suatu keputusan. Masalah pengukuran dan penilaian merupakan masalah
yang selalu ada dalam pekerjaan dan pendidikan keguruan, oleh sebab itu sudah
seharusnya menjadi salah satu bagian yang penting dalam kelengkapan keahlian
seorang guru (Joni, 1986).
Evaluasi juga merupakan salah satu komponen pokok yang harus dipahami guru
dalam proses pembelajaran. Jika kita perhatikan kenyataan dalam dunia pendidikan
akan kita ketahui bahwa dalam setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada
waktu tertentu akan dilakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai baik oleh pihak
pendidik ataupun pihak terdidik hingga waktu tertentu (Buchori, 1983).
Munthe (2015) mengungkapkan bahwa evaluasi yang sering dipahami selama ini
dalam dunia pendidikan adalah terbatas pada penilaian saja. Ketika sudah dilakukan
penilaian maka dianggap sudah melakukan evaluasi. Oleh karena itu mengingat betapa
pentingnya pengukuran, penilaian, dan evaluasi dalam program pendidikan, sebagai
calon guru harus memahami dengan baik arti dari ketiga istilah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi pengukuran beserta contohnya?
2. Bagaimana definisi penilaian beserta contohnya?
3. Bagaimana definisi evaluasi beserta contohnya?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pengukuran beserta contohnya
2. Untuk mengetahui definisi penilaian beserta contohnya
3. Untuk mengetahui definisi evaluasi beserta contohnya
BAB II
ISI
2.1 Pengukuran
Menurut Ghufron (2011), pengukuran adalah proses pemberian angka atau usaha
memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan peserta didik setelah mencapai
karakteristik tertentu. Kemduian, menurut Joesmani (1988) pengukuran adalah suatu
proses atau kegiatan mengkuantitaskan, sebagai atribut daripada obyek, orang atau
kejadian menurut suatu jenjang (skala) tertentu hingga dapat dibedakan antara yang
satu dengan yang lain. Dari pernyataan tersebut, pengukuran itu menyatakan adanya
proses pemberian angka. Proses pemberian angka, dimaksudkan bersifat kuantitatif,
atau dilakukan secara kuantitas.
Dalam pembelajaran, pengukuran pembelajaran memerlukan instrument atau alat
ukur yang teruji dan dapat dipertanggungjawabkan. Proses pengukuran disebut tes atau
ujian, sedangkan hasil pengukuran tersebut adalah skor. Sehingga pengukuran tersebut
dapat diartikan sebagai proses pemberian angka (skor) terhadap proses dan hasil
pembelajaran berdasarkan kriteria atau ukuran tertentu yang jelas dan sesuai dengan
tujuan. Pengukuran mengacu pada Indikator Kompetensi (IK) dan Tujuan
Pembelajaran (TP) dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana IK dan TP telah
tercapai oleh peserta didik yang nanti menunjukkan juga sejauh mana peserta didik
menguasi Kompetensi Dasar (KD) (Sunarmi, 2016).
Contoh dari pengukuran yakni guru memberikan tes kepada peserta didik
mengenai materi sistem regulasi. Kemudian, setelah melakukan tes, guru akan
memberikan skor dari soal-soal yang telah dijawab oleh siswa. Dari 50 soal yang
diajukan dalam tes, Ahmad menjawab soal dengan benar sebanyak 45 soal, dari 25
soal yang benar tersebut gurunya memberikan skor sebesar 50 terhadap hasil tes
Ahmad.

2.2 Penilaian
Menurut Griffin dan Nix (1991), penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan
sejumlah fakta untuk menjelaskan tentang karakteristik seseorang atau sesuatu.
Definisi dari penilaian juga disampaikan oleh Rusman (2017), yang menyatakan
bahwa penilaian adalah proses mengumpulkan infiormasi/ bukti melalui pengukuran,
menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasikan bukti-bukti hasil pengukuran.
Penilaian juga didefinisikan sebagai penetapan nilai akhir dengan cara
membandingkan sejumlah pengukuran dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang telah ditetapkan (Sunarmi dkk., 2016). Sementara itu, menurut Kemendikbud
(2016), penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Dari bebrapa definisi penilaian
tersebut maka dapat dikatakan bahwa penilaian merupakan sebuah proses
pengumpulan data untuk menyatakan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana
tujuan pendidikan sudah tercapai berdasarkan dari bukti-bukti hasil pengukuran.
Berdasarkan contoh pada pengukuran, Ahmad mendapatkan skor 50. Bu Mimin
menilai bahwa Ahmad masih belum memahami materi sistem regulasi karena nilai
Ahmad masih berada di bawah KKM KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. Hal ini
merupakan contoh dari penilaian.

2.3 Evaluasi
Menurut Purwanto (2002), evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran
telah dicapai oleh siswa. McMillan (2007) mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan
proses membuat keputusan tentang kualitas‒ sebaik apa tingkah laku atau performansi
seseorang. Evaluasi melibatkan interpretasi dari apa yang telah didapatkan dari
pengukuran. Menurut Rusman (2017) evaluasi adalah proses pengambilan keputusan
berdasarkan hasil-hasil penilaian.
Dalam arti yang lebih luas, evaluasi didefinisikan sebagai inspeksi berkelanjutan
dari semua informasi yang tersedia mengenai siswa, guru, program pembelajaran, dan
proses pengajaran yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui derajat perubahan pada
siswa dan membentuk keputusan yang valid tentang siswa dan keefektifan program
(Joesmani, 1988). Dari beberapa definisi evaluasi tersebut maka dapat dikatakan
bahwa evaluasi merupakan proses pengambilan keputusan sampai sejauh mana tujuan-
tujuan pengajaran telah dicapai berdasarkan hasil penilaian, yang mana hasil penilaian
tersebut merupakan interpretasi dari data pengukuran.
Berdasarkan contoh pada penilaian, Bu Mimin menilai bahwa Ahmad masih belum
memahami materi sistem regulasi karena ia mendapatkan skor di bawah KKM yang
telah ditetapkan yaitu 75. Selanjutnya karena skor yang didapatkan Ahmad belum
mencapai KKM, Bu Mimin memutuskan bahwa Ahmad perlu mendapatkan remedial
agar Ahmad lebih memahami materi sistem regulasi. Hal ini merupakan contoh dari
evaluasi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian
merupakan proses pemberian angka (skor) terhadap proses dan hasil pembelajaran
berdasarkan kriteria atau ukuran tertentu yang jelas dan sesuai dengan tujuan.
Penilaian merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menyatakan sejauh mana,
dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai berdasarkan dari
bukti-bukti hasil pengukuran. Sedangkan evaluasi merupakan proses pengambilan
keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai berdasarkan
hasil penilaian, yang mana hasil penilaian tersebut merupakan interpretasi dari data
pengukuran.

3.2 Saran
Dengan mengetahui apa yang dimaksud kegiatan pengukuran, penilaian, dan
evaluasi, diharapkan bisa membantu memberikan pengetahuan kepada calon guru agar
bisa memahami sejauh mana penguasaan konsep siswa termasuk metode yang
digunakan apakah sudah tepat atau masih memerlukan pengkajian ulang.
Daftar Rujukan

Buchori, M. 1983. Teknik-Teknik Evaluasi dalam Pendidikan. Bandung: Jemmars.

Ghufron, A., Sutama. 2011. Tes, Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi, Peran dan
Fungsinya dalam Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Griffin, P. dan Nix, P. 1991. Educational Assesment and Reporting. Sidney: Harcout
Brace Javanovich Publisher.

Joesmani, 1988. Pengukuran dan Evaluasi dalam Pengajaran. Jakarta: DIKTI.

Joni, Raka. 1986. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Surabaya: Karya Anda.

Kemendikbud. 2016. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian


Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

McMillan, James, H. 2007. Classroom Assessment: Principles and Practice for


Effective Standards-Based Instruction. Boston: Pearson Education, Inc.

Munthe, Ashiong, P. 2015. Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan.


Scholaria Vol 5 (2): 1-4

Purwanto, 2002.Prinsisp-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja


Karya.

Rusman. 2017. Belajar & Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana.

Sunarmi, Prasetyo, I.T., Sari, S.M. 2016. Asesmen dan Evaluasi. Malang: Universitas
Negeri Malang.
1. Pak Danu menyaksikan Ajeng membuang sampah di wastafel lab sebanyak
empat kali. Pak Danu menilai bahwa ajeng tidak memahami cara membuang
limbah praktikum. Pak Danu memutusan untuk menegur dan mengajari
Ajeng tentang cara membuang limbah praktikum.
2. Pak Darwin menghitung jumlah kesalahan Fahri dalam menggunakan
mikroskop, ia menghitung 4 kesalahan dari 6 tugas. Pak Darwin menilai bahwa
Fahri kurang mampu menggunakan mikroskop. Maka Pak Darwin
memutuskan untuk memberi penjelasan kepada Fahri tentang cara
mengamati obyek menggunakan mikroskop.

You might also like