You are on page 1of 10

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN FIBRO ADENOMA MAMMAE

I. Definisi

a. Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan
struma jaringan ikat.

b. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai jelas, berbatas jelas,
soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan. (Slamet Suyono, 2001).

II. Etiologi

Kemungkinan penyebab adalah

a. Sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen.

b. Peningkatan aktifitas estrogen yang absolut atau relatif.

c. Genetik

d. Faktor – faktor yang redisposisi :

- Usia

- Jenis kelamin

- Geografi

- Pekerjaan

- Hereditas

- Diet

- Stres

- Lesi prekanker

III. Tanda Gambaran Klinis

a. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak
jaringan ikat berwarna putih, kenyal.

b. Ada bagian yang menonjol ke permukaan.

c. Ada penekanan pada jaring sekitar.


d. Ada batas yang tegas.

e. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant Fibroadenoma).

f. Memiliki Kapsul dan soliter.

g. Benjolan dapat digerakkan.

h. Pertumbuhannya lambat.

i. Mudah diangkat dengan lokal surgery.

j. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian.

Klasifikasi

Menurut gambaran histologiknya fibroadenoma dibagi atas :

1. Fibroadenoma pericanaliculare

Kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.

2. Fibroadenoma intracanalicculare

Jaringan ikat mengalami poliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang atau
tidak teratur dengan lumen yang sempit atau menghilang. Kadang-kadang tidak dditemukan
stroma yang berpoliferasi yang tampak hanya kelenjar-kelanjar yang saling berdesakan.
Gambaran tersebut sering ditemukan pada mamma lactans dan disebut lactating adenoma.

IV. Patofisiologi

Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang serign ditemukan pada massa reproduksi yang
disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang
berlebihan terhadap estroge sehingga kelainan ini sering digolongkan dengan mamary disopiosia.

Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan 100 us yang terbatas jelas,
mudah digerakkan dari jaringan disekitarnya. Pada gambaran histologi menunjukkan stroma
dengan fioroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga krisis yang dilapisi epitel dengan bentuk
dan ukuran yang berbeda (Sylvia A. Price, 1995)

V. Pemeriksaan

1. Pemeriksaan klinis.

a. Status umum.

b. Status penampilan.

c. Status penyakit.
Penyakit utama.

a) Keluhan utama dan lain-laun keluhan serta sejak kapan.


b) Riwayat penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan).
c) Faktor etiologi atau faktor resiko.
d) Keadaan tumor lokal (topografi) tumor (T).
e) Ada atau tidaknya metastase (nodus) regional (N).
f) Ada atau tidaknya metastase jauh (M).
g) Stadium kanker (sistim TNMUICC, 1987).
h) Komplikasi penyakit.
i) Penyakit sekunder.

2. Pemeriksaan penunjang klinis :

Bila pada pemeriksaan klinis jelas suatu tumor jinak, pemeriksaan penunjang klinis dilakukan
seperlunya.

a) X-foto thorak.
b) USG mamma atau mammografi.
c) Sitologi pada cairan puting susu.
d) Darah, urin, SGOT, SGPT.

3. Pemeriksaan sitologis atau patologis :

a) FNA.
b) Biopsi VC atau PC atau dari spesimen operasi.

VI. Pencegahan dan deteksi dini

a. Faktor-faktor resiko

b. Pemeriksaan payudara sendiri.

c. Pemeriksaan klinik

d. Morrogiofi

e. Melaporkan tanda dan gejala pada sumber / ahli untuk mendapatkan perawatan.

VII. Terapi

1. Eksis tumor, dengan anastesi lokal atau umum, spesimen operasi periksa patologis.

2. Insisi pembukaan / pembedahan dianjurkan melalui garis sirkum areoler.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


I. PENGKAJIAN

Pengumpulan data

1. Identitas

Perlu dikaji nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, suku atau
bangsa, tanggal MRS, diagnosa medis.

2. Keluhan utama

Biasanya keluhan yang paling menonjol pada px FAM adalah benjolan pada payudara.

3. Riwayat penyakit sekarang

Yang perlu ditanyakan adalah hal-hal apa yang menyebabkan px masuk rumah sakit.

4. Riwayat penyakit dahulu

Perlu ditanyakan antara lain apakah klien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya atau
pernah punya penyakit yang menular atau menurun sebelumnya.

5. Riwayat penyakit keluarga

Perlu ditanyakan apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama, menular, kronis atau
keturunan.

6. Pola-pola fungsi kesehatan

a. Pola persepsi dan konsep diri

Perlu ditanyakan persepsi klien mengenai penyakit yang dideritanya. Biasanya px dengan FAM akan
mengalami gangguan persepsi diri.

b. Pola sensori dan kognitif

Biasanya pada px dengan FAM tidak mengalami gangguan kognitif tapi pada pola sensori kadang
mengalami nyeri tekan.

c. Pola reproduksi seksual

Pertumbuhan FAM akan cepat biasanya pada saat klien dalam masa kehamilan dan laktasi atau menjelang
menopouse akibat rangsangan estrogen yang meninggi.

d. Pola nutrisi dan metabolisme

Pada FAM tidak mengalami penurunan nafsu makan. Meskipun menu berubah, misalnya makanan
dirumah gizi tetap sama sedangkan di RS. Disesuaikan dengan penyakit dan diit kx

e. Pola eliminasi
Membagi kebiasaan eliminasi alvi dan uri meliputi jumlah, warna, pola apakah ada gangguan.

f. Pola istirahat dan tidur

Kebiasaan pada pola tidur dan istirahat mengalami gangguan yang disebabkan oleh nyeri, misalnya nyeri
akibat Post Op.

g. Pola aktivitas dan latihan

Aktivitas dan latihan mengalami perubahan atau gangguan akibat dari operasi sehingga kebutuhan kx
perlu dibantu oleh perawat atau keluarga.

h. Pola hubungan peran

Terjadinya perubahan peran yang dapat menggangu hubungan akibat interpersonal

i. Pola penggulangan stress

Perlu di pertanyakan apakah membuat kx menjadi stress dan biasanya malah di pendam sendiri atau di
rundingkan dengan keluarga.

j. Pola persepsi dan tata laksanan hidup sehat

Pada FAM tidak mengalami perubahan atau gangguan personal hygiene misal : kebiasaan mandi, gosok
gigi, memcuci rambut, ganti pakaian, BAK dan BAB

k. Pola tata nilai dan keperacayaan

Adanya kecemasan dan stress sehingga pertahanan dan klien meminta perlindungan dan pendekatan diri
kepada tuhan.

ANALISA DATA

I. Data yang telah dikumpulakan kemudian dikelompokkan dan dianalisa untuk menentukan masalah kx
untuk mengelompokkan dibagi menjadi 2 yaitu data yang subyektif dan obyektifdan kemudian
ditentukan masalah keperawatan yagn timbul berdasarkan prioritas.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan jaringan ikat pada mammae.

2. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan ketidak tahuan tentang prosedur operasi.

3. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan luka Post Op


III. PERENCANAAN

a. Diagnosa 1

Nyeri berhubungan dengan jaringan ikat pada mammae.

• Tujuan : Nyeri berkurang / nyeri dapat teratasi

• Kriteria hasil :

- Nyeri berkurang

- Skala nyeri normal (0) / nyeri dapat terkontrol

- TTV normal

S = 36 oC

N = 88 x/mnt

RR = 16 x/mnt

TD = 120/70

• Rencana Tindakan

1. Lakukan pendekatan terhadap kx dan keluarga

R / agar kx dan keluarga kooperastif

2. Kaji tingkat nyeri dan frekuensi

R / sebagai evaluasi tau efektifitas intervensi yang dilakukan

3. Beri kenyamanan dengan mengatur posisi px dan aktivitas dirersional

R / menolong dan meningatkan relaksasi dan retokus

4. Ajarkan teknik relaksasi

R / agar nyeri berkurang dan px dapat mengalihkan perhatiannya saat nyeri timbul

5. Evaluasi / kontrol berkurangnya rasa nyaman.

R / tujuan umum / maksimal mengontrol tingkat nyeri

6. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian analgesik

R / fungi interdependent
b. Diagnosa 2

Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan ketidak tahuan tentang prosedur operasi.

• Tujuan : Px tidak merasa takut / cemas

• Kriteria hasil :

- Px lebih tenang

- Px lebih percaya diri

- TTV normal

S = 36 oC

N = 88 x/mnt

RR = 16 x/mnt

TD = 120/70 mmHg

• Rencana Tindakan

1. Lakukan pendekatan terapoeurik pada px

R / untuk membina hubungan sling percaya antara px dengan perawat

2. Berikan kesempatan pada px untuk mengeskpresikan perasaannya.

R / untuk mengetahui kecemasan px

3. Berikan motovasi px untuk menjalankan prosedur pembedahan

R / menimbulkan rasa percaya diri px

4. Jelaskan efek samping bila tidak dilakukan pendekatan

R / agar px mengetahui bahaya yang timbul bila tidak dilakukan pembedahan

5. dampingi px saat memasuki ruang operasi

R / memberikan perasaan aman dan tenag pada diri px

c. Diagnosa 3

Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan luka Post Op

• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan px dapat melakukan aktivitas secara normal atau
mandiri.

• Kriteria hasil :
- Px dapat melakukan tindakan secara mandiri

- Px dapat melakukan latihan mobilisasi secara bertahap

• Rencana Tindakan

1. Lakukan pendekatan pada px dan keluarga

R / agar px dan keluarga kooperatif

2. Berikan lingkungan yang tenag dan nyaman.

R / menurunkan stress dan meningkatkan waktu istirahat.

3. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi

R / mengontrol kemampuan px dalam beraktivitas

4. Anjurkan latihan mobilisasi

R / mencegah terjadinya kekakuan otot

5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik

R / untuk mempercepat proses penyembuhan

IV. PELAKSANAAN

Adalah pengelolahan dan perwujudan yang direncanakan oleh perawat, pelaksanaan advis dokter dan
ketentuan rumah sakit yang meliputi validasi rencana keperawatan memberikan Askep serta pengumpulan
data (Lismidar, 1990).

V. EVALUASI

Perbandingan yang sistematis dari rencana tindakan masalah kesehatan dengan tujuan yang telah
ditetapkan dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan kx dan tenaga kesehatan yang
lain. dan merupakan suatu peningkatan yang bersifat sistematis dari rencana tindakan dan masalah
kesehatan px dengan tujuan yang telah ditetapkan px dan kesehatan lainnya (Effendi, 1995).
DAFTAR PUSTAKA

Panitia Medik Farmasi dan Terapi RSUD. Dr. Soetomo. 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi Lab/UPF
Ilmu Bedah. Surabaya.

Staf Penganjar Bagian Patologi Anatomik FKUI. 1973. Patologi. Jakarta.

Lismidar, Dkk. Proses Keperawatan, Jakarta : Universitas Indonesia , 1990

Sumito Arkanda, Ringkasan Ilmu Bedah. PT. Ulna Aksara, Jakarta, 1987

You might also like