Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga dengan tahap perkembangan usia lanjut merupakan tahap perkembangan
dari keluarga yang merupakan tahap akhir dari sebuah tahapan keluarga. Pada tahap ini
menurut Duvall dan Miller 1985 adalah tahap terakhir siklus kehidupan keluarga di mulai
dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga
salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal
Pada tahap perkembangan keluarga usia lanjut proses lanjut usia dan pensiun
merupakan realita yang tidak dapat dihindari karena berbagai stressor dan kehilangan yang
harus dialami keluarga. Stressor tersebut adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan
berbagai hubungan sosial, kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunya produktivitas
dan fungsi kesehatan. Untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan keluarga usia lanjut
keluarga harus mampu beradaptasi menghadapi stressor tersebut (Friedman, 1998).
Keluarga pada tahap ini harus mampu memenuhi tugas-tugas perkembangan dalam
keluarga yaitu mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan
terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan,
menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar
generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut.
Lansia merupakan kelompok umur yang memerlukan perhatian lebih, kerena telah
mengalami berbagai kemunduran baik fungsi fisik maupun psikologisnya. Termasuk pada
kemunduran pada sistem musculoskeletal diantaranya tulang, persendian, otot-otot pada
lansia. Penurunan pada masa tulang dapat disebabkan karena ketidakaktifan fisik,
perubahan hormonal dan resorbsi tulang. Efek dari penurunan masa tulang adalah tulang
menjadi lemah, lunak dan dapat tertekan serta tulang berbatang panjang kurang dapat
menahan sehingga mengakibatkan fraktur (Maryam,2008).
Perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada anggota keluarga
yang sakit, sebagai pendidik kesehatan dan sebagai fasilitator agar pelayanan kesehatan
mudah dijangkau dan perawat dengan mudah dapat menampung permasalahan yang di
hadapi keluarga serta membantu mencarikan jalan pemecahnya, misalnya mengajarkan
kepada keluarga untuk mencegah agar tidak terjadi penyakit nyeri sendi.
1
Peran klien dan keluarga lebih difokuskan untuk menjalankan lima tugas keluarga
tersebut adalah mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat, memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan atau
menciptakan suasana rumah yang sehat, mempertahankan hubungan dengan menggunakan
fasilitas kesehatan masyarakat (Friedman, 1998).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Menua terjadi dan perubahan perubahanya?
2. Bagaimana proses penyakit Hipertensi tersebut?
3. Bagiamana manfaat dan kerugian dalam pemberian Asi Ekslusif?
4. Bagaiman Proses pengkajian Askep Keluarga dengan Lansia?
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui Proses Menua terjadi dan perubahan perubahanya pada lansia
2. Untuk mengetahui proses penyakit Hipertensi
3. Untuk mengetahui manfaat dan kerugian dalam pemberian Asi Ekslusif
4. Untuk mengetahui Proses pengkajian Askep Keluarga dengan Lansia
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Lansia
1. Pengertian
Dalam Undang-undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia
menyatakan bahwa lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia, ada tiga aspek yang perlu
dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN).
Menurut prof koesmoto setyonegoro lanjut usia adalah orang yg berumur
65 tahun keatas. Sebenarnya lanjut usia adalah suatu proses alami yang tidakapat
ditentukan oleh tuhan yang maha esa (Azizah, 2011)
2. Batasan lansia
Batasan seseorang dikatakan Lanjut usia masih diperdebatkan oleh para ahli
karena banyak faktor fisik, psikis dan lingkungan yang saling mempengaruhi
sebagai indikator dalam pengelompokan usia lanjut. Proses peneuan berdasarkan
teori psikologis ditekankan pada perkembangan). World Health Organization
(WHO) mengelompokkan usia lanjut sebagai berikut :
1. Middle Aggge (45-59 tahun)
2. Erderly (60-74 tahun)
3. Old (75-90 tahun)
4. Very old (> 91 tahun)
3. Proses Menua
Menua adalah proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi
seorang yang frail dengan berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis
dan meningkatnya kerentanan terhadapa berbagai penyakit dan kematian (Setiati
dkk, 2006).
Terdapat dua jenis penuaan, antara lain penuaan primer, merupakan proses
kemunduran tubuh gradual tak terhindarkan yang dimulai pada masa awal
kehidupan dan terus berlangsung selama bertahun-tahun, terlepas dari apa yang
orang-orang lakukan untuk menundanya. Sedangkan penuaan sekunder merupakan
hasil penyakit, kesalahan dan penyalahgunaan faktor-faktor yang sebenarnya dapat
3
dihindari dan berada dalam kontrol seseorang (Busse,1987; J.C Horn & Meer,1987
dalam Papalia, Olds & Feldman, 2005).
4. Perubahan- perubahan yang terjadi pada lansia
a. Perubahan Fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistem organ tubuh,
diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler,
sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria,
endokrin dan integumen.
a) Sistem pernafasan pada lansia.
1) Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara
inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
2) Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga
potensial terjadi penumpukan sekret.
3) Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga
jumlah udara pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan,
kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.
4) Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan
normal 50m²), menyebabkan terganggunya prose difusi.
5) Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose
oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua
kejaringan.
6) CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga
menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.
7) kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus
alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya
obstruksi.
b) Sistem persyarafan.
1) Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.
2) Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
3) Mengecilnya syaraf panca indera.
4) Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf
pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan
rendahnya ketahanan terhadap dingin.
4
c) Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.
1) Penglihatan
a) Kornea lebih berbentuk skeris.
b) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
c) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).
d) Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.
e) Hilangnya daya akomodasi.
f) Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.
g) Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada
skala.
2) Pendengaran.
a) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) :
Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi,
suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada
usia diatas umur 65 tahun.
b) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.
c) Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena
meningkatnya kreatin.
3) Pengecap dan penghidu.
a) Menurunnya kemampuan pengecap.
b) Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera
makan berkurang.
4) Peraba.
a) Kemunduran dalam merasakan sakit.
b) Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.
d) Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.
1) Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
2) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah
berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
3) Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
5
Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,
perubahan posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (
mengakibatkan pusing mendadak ).
4) Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer (normal ± 170/95 mmHg ).
e. Sistem genito urinaria.
1) Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %,
fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan
mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria ( biasanya +
1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap
glukosa meningkat.
2) Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya
menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat,
vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga
meningkatnya retensi urin.
3) Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.
4) Atropi vulva.
5) Vagina, Selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga
permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya
lebih alkali terhadap perubahan warna.
6) Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi
kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.
f. Sistem endokrin / metabolik pada lansia.
1) Produksi hampir semua hormon menurun.
2) Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
3) Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di
pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan
LH.
4) Menurunnya aktivitas tiriod Ù BMR turun dan menurunnya daya
pertukaran zat.
5) Menurunnya produksi aldosteron.
6
6) Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen,
testosteron.
7) Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari
sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa
(stess).
g. Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.
1) Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi
yang buruk dan gizi yang buruk.
2) Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput
lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari
syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit.
3) Esofagus melebar.
4) Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam
lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.
5) Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.
6) Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ).
7) Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
h. Sistem muskuloskeletal.
1) Tulang kehilangan densikusnya Ù rapuh.
2) resiko terjadi fraktur.
3) kyphosis.
4) persendian besar & menjadi kaku.
5) pada wanita lansia > resiko fraktur.
6) Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
7) Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tinggi badan
berkurang ).
i. Perubahan sistem kulit & karingan ikat.
1) Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2) Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya
jaringan adiposa
7
3) Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga
tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
4) Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran
darah dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.
5) Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan
luka luka kurang baik.
6) Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
7) Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna
rambut kelabu.
8) Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang
menurun.
9) Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang
menurun.
10) Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak rendahnya akitfitas otot.
11) Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.
a) selaput lendir vagina menurun/kering.
b) menciutnya ovarium dan uterus.
c) atropi payudara.
d) testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara
berangsur berangsur.
e) dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi
kesehatan baik. (Wiyayakusuma, H. 2012).
b. Perubahan-perubahan mental/ psikologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
b. kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan (herediter)
e. Lingkungan
f. Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian
g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
8
h. Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
famili
i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri
dan perubahan konsep diri
Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering
berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh
karena faktor lain seperti penyakit-penyakit
Kenangan (memory) ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam
sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan
jangka pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk.
Intelegentia Quation; 1) tidakberubah dengan informasi matematika dan
perkataan verbal, 2) berkurangnya penampilan,persepsi dan keterampilan
psikomotorterjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-
tekanan dari faktro waktu. (Mubaraq,2011)
c. Perubahan Spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegarsi dalam kehidupannya
(Maslow,1970). Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini
terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Mubaraq,2011)
9
yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling
berhubungan (Sani, 2008).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah secara kronis dan persisten dimana tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan
tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
2. Etiologi
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara
mereka menderita hipertensi essensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan
penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan
penyebab tertentu (hipertensi sekunder). ( Smeltzer, 2001).
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1) Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2) Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari
adanya penyakit lain. ( Smeltzer, 2001).
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan –
perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. Dari data statistik
terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
Ciri perseorangan
1) Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
2) Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
3) Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
4) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
5) Kebiasaan hidup
10
6) Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
7) Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
8) Kegemukan atau makan berlebihan
9) Stress
10) Merokok
11) Minum alcohol
12) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
3. Faktor Resiko
Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan hipertensi
Pria usia 35 – 55 tahun dan wanita > 50 tahun atau sesudah menopause
Kebanyakan mengkonsumsi garam/natrium
Sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) disebabkan oleh beberapa
hal seperti merokok, kadar lipid dan kolesterol serum meningkat, caffeine,
DM, dsb.
Factor emosional dan tingkat stress
Gaya hidup yang monoton
Sensitive terhadap angiotensin
Kegemukan
Pemakaian kontrasepsi oral, seperti esterogen.( Sri, Setyowati.2008)
4. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
2) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.
11
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas,
Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
1) Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg 2.
2) Sakit kepala
3) Pusing / migraine
4) Rasa berat ditengkuk
5) Penyempitan pembuluh darah
6) Sukar tidur
7) Lemah dan lelah
8) Nokturia
9) Azotemia
10) Sulit bernafas saat beraktivitas
5. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat è Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk
hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan
berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet :Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr Diet
rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
b. Penurunan berat badan
c. Penurunan asupan etanol
d. Menghentikan merokok
e. Latihan Fisik : Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah
yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang
mempunyai empat prinsip yaitu: Macam olah raga yaitu isotonis dan
dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain.
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik
12
atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona
latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5
x perminggu
f. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh
yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi
gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan
untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara
melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam
tubuh menjadi rileks Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita
Pengobatannya meliputi :
a. Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis,
ACE inhibitor
b. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
1) Dosis obat pertama dinaikkan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta
blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin,
vasodilator
13
c. Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
d. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya
1) Ditambah obat ke-3 dan ke-4
2) Re-evaluasi dan konsultasi
3) Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat, dokter )
dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan
adalah sebagai berikut :
a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran
tekanan darahnya
b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan
darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun
bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
d. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya
tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya
dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter
Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
e. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau
keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumah
f. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x
sehari atau 2 x sehari
g. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek
samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
h. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau
mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas
maksimal
14
i. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
j. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
k. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
l. Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat
diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan
pelaksanaan pengobatan hipertensi.
15
mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibandingkan yang tidak
menyusui.
2) Apek keluarga berencana Menyusui secara murni (eksklusif) dapat
menjarangkan kehamilan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja
menekan hormon untuk ovulasi sehingga dapat menunda kembalinya
kesuburan.
3) Aspek psikologis Dengan menyusui ibu akan merasa bangga dan diperlukan,
hal tersebut merupakan rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
(Setiawati,2008)
4. Kerugian tidak memberikan asi ekslusif
a. Pemberian makanan dan minuman mempunyai resikoterjadinya infeksi
karena terkontaminasi
b. Sistem ekresi bayi baru lahir sampai 6 bulan belum sempurna sehingga di
berikan makanan dengan kosmolaritas yang tinggi seperti (susu formula,buah
) dapat memberatkan fungsi ginjal
5. Langkah menyusui bayi yang benar
a. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting
susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagi desinfektan
dan menjaga kelembaban puting susu.
b. Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara. Ibu duduk atau berbaring
santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu
tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. Bayi
dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan
bikong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakkan
dibelakang badan ibu dan yang satu didepan Perut bayi menempel badan ibu,
kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi)
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus Ibu menatap bayi
dengan kasih sayang.
c. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang
dibawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara :
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.
16
e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi :
Usahakan sebagian besar areola dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga
puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI
keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah areola Setelah
bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi
f. Melepas isapan bayi Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa
kosong, sebaiknya ganti menyusui dengan payudara yang lain. Cara melepas
isapan bayi : jari kelingking ibu dimasukkan kemulut bayi melalui sudut
mulut atau dagu bayi ditekan kebawah.
g. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan
h. setelah selesei menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya
i. Sendawakan bayi Tujuan : mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi
tidak muntah. Cara : bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu
kemudian punggung ditepuk berlahan-lahan atau bayi tidur tengkurap
dipangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
6. Masalah dalam menyusui
a. Puting susu lecet Penanganannya : terus berikan Asi jika keadaan luka tidak
begitu sakit olesi puting susu dengan ASI akhir, jangan sekali-kali
memberikan obat lain seperti krim, salep dan lain-lain puting susu yang sakit
dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 1 x 24 jam dan
biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 2 x 24 jam selama puting susu
diistirahatkan sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan dan tidak
dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri cuci payudara sekali saja sehari
dan tidak dibenarkan menggunakan sabun
b. Payudara benkak Penanganannya : kompres panas untuk mengurangi rasa
sakit ibu harus rleks pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah
payudara) pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kearah
tengah) stimulasi payudara dan puting kompres dingin payudara pasca
menyusui untuk mengurangi bengkak
c. Mastitis atau abses payudara Tindakan yang dapat dilakukan : Kompres
hangat/panas dan pemijatan Rangsang Oxytosin : dimulai pada ppayudara
17
yang tidak sakityaitu stimulasi puting, pijat leher-punggung dan lain-lain.
Pemberian antibiotik : Flucloxacilin atau Erytromicin selama 7 – 10 hari Bila
perlu bisa diberikan istirahat total dan obat analgetik Jika sudah terasa abses
sebaiknya payudara yang sakit tidak boleh disusukan karena mungkin
memerlukan tindakan bedah.
7. Mengapa asi di berikan sampai 6 bulan
a. ASI mengandung zat gizi yang ideal dan mencukupi untuk menjamin tumbuh
kembang sampai umur 6 bulan. Bayi yang mendapat makanan lain, misalnya
nasi lumat atau pisang hanya akan mendapat banyak karbohidrat, sehingga
zat gizi yang masuk tidak seimbang. Terlalu banyak karbohidrat
menyebabkan anak lebih mudah menderita kegemukan dengan segala
akibatnya.
b. Bayi dibawah usia 6 bulan belum mempunyai enzim pencernaan yang
sempurna sehingga belum mampu mencerna makanan dengan baik. ASI
mngandung beberapa enzim yang memudahkan pemecahan makanan
selanjutnya.
c. Ginjal bayi yang masih muda belum mampu bekerja dengan baik. Makanan
tambahan termasuk susu sapi biasanya mengandung banyak mineral yang
dapat memberatkan fungsi ginjal yang belum sempurna pada bayi.
d. Makanan tambahan mungkin mengandung zat tambahan yang berbahaya bagi
bayi, misalnya zat warna dan zat pengawet
e. Makanan tambahan bagi bayi yang muda mungkin menimbulkan alergi.
18
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Genogram
S R
M A A
Keterangan :
= laki-laki = klien
= meninggal
20
kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luar rumah, tipe rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakkan perabotan rumah
tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
yang digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interaksinya dengan
masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga
yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.
Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas ppsikologis atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas social atau dukungan dari masyarakat setempat.
d. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
- Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan instruksi?
- Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-
perasaan mereka dengan jelas?
21
- Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respons dengan baik
terhadap pesan?
- Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti pesan ?
- Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga?
- Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung atau tidak langsung ?
- Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) disampaikan dalam keluarga ?
(langsung atau tidak langsung)
- Jenis-jenis emosi apa yang disampaikan dalam keluarga ?
- Apakah emosi-emosi yang disampaikan bersifat negatif, positif atau
keduanya?
- Bagaimana frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung dalam
keluarga ?
- Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan pesan-pesan penting ?
(langsung atau tidak langsung)
- Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang nampak dalam pola-pola
komunikasi keluarga ?
- Adakah hal-hal atau masalah dalam keluarga yang tertutup untuk
didiskusikan?
2. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
merubah perilaku
3. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.
- Struktur peran formal : posisi peran formal apa pada setiap anggota
keluarga, gambarkan bagaimana setiap anggota keluarga melakukan peran-
peran formal mereka. Adakah konflik peran dalam keluarga.
- Struktur peran informal : adakah peran-peran informal dalam keluarga, siapa
yang memainkan peran-peran tersebut, berapa kali peran-peran tersebut
sering dilakukan atau bagaimana peran-peran tersebut dilaksanakan secara
konsisten ? tujuan peran-peran informal yang dijalankan keluarga apa ?
22
4. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang
berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
2. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, dan perilaku.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan
serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga
mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas
kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan, dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
di lingkungan setempat.
Hal-hal yang dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan
keluarga adalah :
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu
dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah
kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah :
- Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah
- Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
23
- Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
- Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit
- Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan
- Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
- Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
- Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah
c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit, yang perlu dikaji adalah :
- Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakit (sifat, penyebaran,
komplikasi prognosa, dan cara perawatannya)
- Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sikap dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan
- Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan
perawatan
- Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam keluarga
(anggota keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan / financial,
fasilitas fisik, psikososial)
d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan
rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah :
- Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki
- Sejauh mana keluarga melihat keuntungan / manfaat pemeliharaan
lingkungan
- Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi
- Sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit
- Sejauh mana sikap / pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi
- Sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga
e) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas /
pelayanan kesehatan di masyarakat, hal yang perlu dikaji adalah :
- Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan
- Sejauh mana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang dapat
diperoleh dari fasilitas kesehatan
24
- Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas
kesehatan
- Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap petugas
kesehatan
- Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga
4. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
- Berapa jumlah anak
- Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
- Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluargasf
5. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
- Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan
- Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga
6. Stress dan Koping Keluarga
a) Stresor jangka pendek dan panjang Stresor jangka pendek yaitu stresor yang
dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan
c) Strategi koping yang digunakan Strategi koping apa yang digunakan keluarga
bila menghadapi permasalahan
7. Strategi adaptasi disfungsional
Strategi adaptasi disfungsional Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional
yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan
pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
9. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
25
PENGKAJIAN FOKUS
Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu perawat melakukan
pengkajian dengan menggunakan formulir yang dapat digunakan pada semua tahap
perkembangan keluarga. Meskipun demikian perawatan perlu melakukan pengkajian fokus
pada tiap perkembangan yang didasari oleh:
a) Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda
karena ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah atau berkurang).
b) Pada tiap tahap perkembangan, keluaraga mempunyai tugas perkembangan
keluarga yang harus dilakukan.
c) Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda.
Keluarga lansia
- Bagaimana perasaan setelah tidak bekerja atau ditinggal pasangannya?
- Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah?
- Bagaimana kunjungan anak ke orang tua, bagaimana frekuensi, dan berapa
frekuensi kunjungan anak?
- Adakah orang yang menemani setiap hari?
- Bagaimna pemenuhan kebutuhan individu setelah dikategorikan usia tua?
- Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
26
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian Keluarga
A. Data Umum
1. Nama KK : Bp. F
2. Umur : 32 Th
3. Alamat : RT.10/RW.03 Kelurahan Cempaka
4. Pendidikan : SMP
5. Pekerjaan : Swasta
6. Agama : Islam
7. Komposisi Keluarga
27
Genogram
Keterangan
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Klien
= Tinggal serumah
8. Tipe keluarga : keluarga besar (Extended Family) yang tediri : ayah, ibu dan satu
anak
9. Kewarganegaraan/Suku : Indonesia/Jawa
10. Agama : Islam
11. Status social ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga ± Rp. 700.000/bulan tapi tidak tentu yang diperoleh dari kerja
swasta (melukis), istri Bp. F sebagai ibu rumah tanga dan neneknya juga (Ny. J)
bekerja dirumah tapi kadang dapat pensiunan dari suaminya. Menurut pengakuan
keluarga penghasilan yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
12. Aktivitas rekereasi keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi nonton TV di rumah. Kadang-
kadang kumpul-kumpul dengan sanak saudara atau tetangga dekatnya, keluarga
Bp. F jarang melakukan rekreasi.
28
II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini keluarga dengan infant yang berusia 1,5
bulan
2. Tahap perkembangan keluarga tidak ada tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi, sedangkan tugas keluarga yang belum dapat tercapai adalah
dalam merawat kesehatan keluarga, dimana terdapat seorang lansia yang
menderita hipertensi yang memerlukan perhatian khusus baik diet maupun
kondisi fisik serta mentalnya untuk penyakit DM Ny J perlu pengawasan saja.
Pada keluaraga mempunyai bayi berusia 1.5 bulan tugas keluarga yang belum
terrcapai adalah Ibu yang belum mengetahui tentang kondisi anaknya karana
Bayi K merupakan anak yang pertama yang seharusnya ibu sudah mempunyai
pengalaman tentang merawat anak tetapi Ibu N belum pernah mendapatkan
informasi tentang memberikan ASI yang tepat pada anaknya. Bayi K merupakan
Bayi yang sehat selama ini belum pernah sakit dan Bayi K sudah bisa tersenyum
ketika diajak ngomong dengan pengasuhnya, keluarga Bapak F tetap
menstimulasi perkambangan bayinya.
3. Riwayat Keluarga Inti
Bpk F mengatakan ia tidak memiliki penyakit berat sampai dibawa ke RS, hanya
pada Ny J dan NY N dibawa ke dokter dan sembuh, menurut Ny N selama ini
ananknya sehat dan juga tidak pernah dirawat di rumah sakit.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Lansia Ny. J mengatakan bahwa dirinya menderita tekanan darah tinggi ± 3
tahun yang lalu. Sudah berobat ke Puskesmas tetapi selanjutnya hanya bila
terasa pusing beliau hanya dibuat untuk tidur, kadang-kadang beliau
memeriksakan kepada mantra kesehatan.
b. Bp. F mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang kronis hanya saja
kadang perutnya sakit dan berobat ke pelayanan kesehatan sembuh.
c. Ny. N (istri Bp. F) mengatakan bahwa kadang merasakan kesakitan pada
perutnya dan diperiksakan ke pelayanan kesehatan dan diberikan obat
sembuh. Ny. N juga mengalami gatal dan bintik karena alergi obat dan sudah
diperiksakan ke dokter sekarang sudah sembuh.
d. By K dari Ny N mengatakan bahwa By K tidak pernah sakit selama ini,
setelah mendapat imunisasi keadaan tidak panas By K mendapatkan ASI dari
29
ibunya tetapi juga ditambah dengan susu formula / pendamping karena Ny. Y
kadang pergi dan diasuh neneknya.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga sebelumnya
Dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa keluarga Bp. F pernah menderita
penyakit DM yaitu lansia Ny. J ± 5 tahun yang lalu kemudian rutin melakukan
pengobatan tentang DM nya dan diit makananya kemudian sejak ± 3 tahun yang
lalu gula darah sudah turun/normal sampai sekarang.
Denah Rumah
1 2 Ket :
1. Dapur
3
2. Kamar Mandi
4 5 3. Kamar Tidur
4. Ruang Tamu + TV
6
5. Kamar Tidur
6. Teras
7. jemuran
30
2. Karateristik Tetangga dan Komunitas RW
Tetangga sebalh kanan rumah adalah saudara sendiri sehingga mereka selalu
berkumpul dalam waktu luang dan membicarakan keperluan masalah keluarga
yang ringan-ringan. Keluarga Bp. F termasuk keluarga asli Dusun Watu Gajah
sehingga sudah dikenal oleh lingkungannya dengan baik.
3. Mobilitas Geografi Keluarga
Keluarga ini terdiri dari 4 jiwa yang bekerja hanya Bp. F neneknya Ny. J kadang
mendapat pensiunan dari Alm. Suaminya istri Bp. F sebagai ibu rumah tangga
semenjak hamil anak pertama, sebelumnya istri Bp. F bekerja di pabrik.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Kleuarga Bp. F mengikuti kegiatan masyarakat missal yasinan, hanya kadang-
kadang saja keluarag Bp. F mengikuti kegiatan masyarakat.
5. Sistem pendukung Kelurga
Yang merawat lansia Ny. J adalah dirinya sendiri dan selalu dipantau oleh
anaknya dan An. K mendapat asuhan dari Bapak, ibu dan nenek.
31
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afeksi
Menurut keterangan keluarga dalam kehidupan sehari-harinya mereka selalu
damai saling menjaga kepentingan bersama-sama seperti misalnya keluarga.
2. Fungsi Sosial
Keluarga mengikuti kegiatan social misalnya Tn. F mengikuti tahlilan setiap
Kamis malam, Ny. N dan Ny. J mengikuti tahlil setiap Selasa malam hal ini
merupakan contoh konkrit bagi keluarga.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Dalam hal kesehatan keluarga tahu tentang diit yang harus diberikan pada Ny. J
tapi tidak tahu banyak tentang hal-hal yang berkaitan dengan sekitarnya.
Keluarga jarang kontrol untuk memeriksakan dirinya misalnya cek tekanan darah
dan tidak ikut dalam posyandu lansia.Ny J yang dulunya pernah menderita DM
yang selalu kontrol tapi sekarang gula darah sudah dalam batas normal dulunya
gulanya prnah sampai 200 , tetapi sekarang hanya perlu pengawasan dan
perawatan saja , hanya sekarang tekanan darah selalu diatas normal tapi Ny J
jarang kontrol karena tidak mengeluhkan pusing. Kemudian pada Ibu N juga
memberikan ASI pendamping meskipun bayinya masih berusia 1,5 bulan
dikarenakan Ibu N tidak mengetahui masalah-masalah tentang menyusui
4. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. F yaitu istrinya masih menggunakan Kb suntik 3 bulanan dan Ny. J
sudah lansia jadi tidak perlu KB. Tn F dan Ny. N termasuk kategori PUS.
5. Fungsi Ekonomi
Pendapatan utama keluarga ini adalah dari gaji Bp. F menurut pengakuan
keluarga penghasilan tipa bulan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
saja. Bila ada kebutuhan yang besar dan mendadak akan dibantu oleh saudara-
saudara yang dekat.
32
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan keluarga selalu berhati-hati dalam
menjaga kesehatan, keluarga Tn. F berobat ke pelayanan kesehatan.
3. Stratagi Koping yang digunakan
Karena Ny. J telah dikatahui penyakitnya hipertensi makan senantiasa harus
berhati-hati memilih makan serta juga mengurangi kecapaian fisik dan menjaga
emosinya dan banyak istirahat.
4. Stratagi adaptasi disfungsional
Bila tekanan darahnya tinggi dan sulit untuk kembali normal Ny. J disebabkan
karena Ny. J stress.
33
Dada : Pergerakan dada terlihat sama kanan dan kiri. Suara
jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat suara
ronchi, wheezing, mur-mur dan gallop.
Abdomen : Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan
adanya pembesaran hepar, tidak kembung,
pergerakan pembintik usus baik.
Ekstremitas : Pada ekstremitas atas dan bawah tidak terdapat
oedem, tidak terjadi kelumpuhan, dari.
Ekstresmitas : Mampu menggerakkan persalinan mampu
mengangkat dan melihat persendian secara
sempurna.
2. Pemeriksaan Fisik pada Tn. F
Kepala : TidaBentuk mesochepal, simetris, rambut hitam,
tebal.
Lehar : Tidak terdapat pembesaran pada kelenjar thyroid.
Mata : Pupil isokor, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak
anemis.
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada skret.
Mulut : Bibir tidak kering dan tidak terdapat tanda-tanda
sianosis.
Telinga : Tidak ada serumen, bentuk simetris
Jantung : Bunyi S1 dan S2 murni, regular, tidak terdapat
palpitasi.
Paru : Bunyi nafas vesikuler, tidak terdapat sesak nafas
Abdomen : Peristaltik usus 14x/menit
Ekstremitas : Pada ekstremitas atas dan bawah tidak terdapat
keluhan nyeri, oedema, luka.
Kulit : Warna kulit sawo matang, turgor baik tekstur
kenyal.
3. Pemeriksaan Fisik pada Ny. N
Keadaan umum Ny. N nampak segar, penampilan rapid an kebersihan terjaga.
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
34
RR : 22 x/menit
Suhu : 36oC
Kepala : TidaBentuk mesochepal, simetris, rambut hitam, tebal.
Lehar : Tidak terdapat pembesaran pada kelenjar thyroid.
Mata : Pupil isokor, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada skret.
Mulut : Bibir tidak kering dan tidak terdapat tanda-tanda sianosis.
Telinga : Tidak ada serumen, bentuk simetris
Jantung : Bunyi S1 dan S2 murni, regular, tidak terdapat palpitasi.
Paru : Bunyi nafas vesikuler, tidak terdapat sesak nafas
Abdomen : Peristaltik usus 14x/menit
Ekstremitas : Pada ekstremitas atas dan bawah tidak terdapat keluhan
nyeri, oedema, luka.
Kulit : Warna kulit sawo matang, turgor baik tekstur kenyal.
4. Pemeriksaan Fisik pada By. K
Kepala : TidaBentuk mesochepal, simetris, rambut hitam, tebal.
Lehar : Tidak terdapat pembesaran pada kelenjar thyroid.
Mata : Pupil isokor, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada skret.
Mulut : Bibir tidak kering dan tidak terdapat tanda-tanda sianosis.
Telinga : Tidak ada serumen, bentuk simetris
Jantung : Bunyi S1 dan S2 murni, regular, tidak terdapat palpitasi.
Paru : Bunyi nafas vesikuler, tidak terdapat sesak nafas
Abdomen : Peristaltik usus 14x/menit
Ekstremitas : Pada ekstremitas atas dan bawah tidak terdapat keluhan
nyeri, oedema, luka.
Kulit : Warna kulit kemerahan, turgor baik, lembab halus.
35
ANALISA DATA
DS :
- Ibu N baru mempunyai anak
36
2. yang pertama. Manajemen laktasi Pola menyusui tidak
- Ny. N mengatakan belum efektif pada ibu N
pernah mendapatkan keluarga Bp. F
informasi tentang menyusui
yang benar
- Ny. N mengatakan bayi
mampu menyusui dengan
kuat tetapi Ny N belum
mengetahui waktu yang baik
untuk menyusui
- Ny N mengatakan sejak lahir
anak sudah diberikan susu
formula karena Ny N harus
pergi
- Ny mengatakan tidak
mengtahui tentang
bagaimana menyimpan ASI
ketika bayi ditinggal pergi
DS :
- Lansia Ny. j jarang
memeriksakan tekanan
3. darhnya Hipertensi Resiko terjdinya
- Lansia Ny. mengatakan komplikasi dari
tekanan darahnya belum hipertensi pada lansia
pernah dalam batas normal Ny. J keluarga Bp. F
- Lansia Ny. J mengatakan
belum paham tentang cara-
cara pencegahan hipertensi
DS :
- Ny. J mengatakan paham
tentang diit penderita DM
- Ny. J takut untuk makan-
37
makanan yang dapat untuk
meningkatkan gula darah
4. karena rasa takutnya Ny. J DM Resiko pemenuhan
mengurangi makan yang nutrisi kurang dari
seharusnya tidak menjadi kebutuhan tubuh pada
pantangan. lansia Ny. J keluarga
- Ny. J mengatakan BB Bp. F
sekarang menurun
- Ny. J mengatakan jarang
makan-makanan yang
bergizi karena takut gula
darah naik.
- Lansia J jarang mengatakan
dulu gula darah pernah
mencapai 200 mg/dl
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurang pengetahuan lansia Ny. J keluarga Bp. F tentang kondisi dan rencana
pengobatan sehubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang masalah kesehatan.
2. Pola menyusui tidak efektif pada ibu N keluarga Bp. F sehubungan dengan
ketidatahuan keluarga tentang masalah laktasi yang aktif dan benar
3. Resiko terjdinya komplikasi dari hipertensi pada lansia Ny. J keluarga Bp. F
sehubungan dengan ketidaktahuan kleuarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit hipertensi
4. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada lansia Ny. J keluarga Bp.
F ketidakmampuan keluarga dalam memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi
diit penyakit DM
38
SKORING DAN PRIORITAS MASALAH
1. Kurang pengetahuan lansia Ny. J keluarga Bp. F tentang kondisi dan rencana
pengobatan sehubungan dengan ketidaktahuan keluarga tentang masalah kesehatan.
No. Criteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1=1 TD : 150/90 mmHg
Tidak /kurang sehat
2. Kemungkinan masalah 2 2 2/2 x 2 =2 Usia klien 65 th, lama
dapat dibuah : menderita 3 tahun
Mudah
3. Potensial masalah 3 3 3/3 x 1 = 1 Menghindari tinggi
untuk dicegah : kolestrol dan stress
Tinggi
4. Menonjolnya masalah : 2 2 2/2 x 1 = 1 Komplikasi
Masalah berat harus
segera ditangani
Masalah berat harus
segera ditangani
5
39
2. Pola mneyusui tidak efektif pada ibu N keluarga Bp. F berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah laktasi yang efektif dan benar .
No. Criteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1=1 Ibu tidak paham
Tidak /kurang sehat tentang cara
menyusui yang benar
2. Kemungkinan masalah 1 2 1/2 x 2 1 Ibu baru mempunyai
dapat dibuah : naka yang pertama
Hanya sebagian
3. Potensial masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Agar ibu dapat
untuk dicegah : memberikan ASI
Tinggi sejak dini
4. Menonjolnya masalah : 2 1 2/2 x 1 = 1 Ibu tidak memberikan
Masalah berat harus ASI ekslusif pada
segera ditangani anaknya
Masalah berat harus
segera ditangani
4
40
3. Resiko terjdinya komplikasi dari hipertensi pada lansia Ny. J keluarga Bp. F
sehubungan dengan ketidaktahuan kleuarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit hipertensi
No. Criteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah : 2 1 2/3 x 1=2/3 Memerlukan
Ancaman kesehatan penangan yang
secepatnya untuk
mencegah komplikasi
2. Kemungkinan masalah 1 2 1/2 x 2 =1 Sumber dan tindakan
dapat dibuah : dapat dijangkau
Sebagian keluarga
3. Potensial masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Terjadinya penyakit
untuk dicegah : komplikasi dapat
Cukup dicegah dengan
4. Menonjolnya masalah : 2 1 2/3 x 1 = 1 Bila tidak dirangani
Masalah berat harus akan mengakibatkan
segera ditangani stroke, jantung
Masalah berat harus
segera ditangani
2 4/3
41
4. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada lansia Ny. J keluarga Bp.
F ketidakmampuan keluarga dalam memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi
diit penyakit DM.
No. Criteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah : 2 1 2/3 x 1=2/3 Memerlukan
Ancaman kesehatan penanganan yang
secepatnya untuk
mencegah gizi kurang
2. Kemungkinan masalah 1 2 1/2 x 2 =1 Penyakit bisa timbul
dapat dibuah : apabila Ny. J tidsak
Sebagian mencegah
3. Potensial masalah 2 1 2/3 x 1 = 1 Agar gula darah tidak
untuk dicegah : naik lagi
Tinggi
4. Menonjolnya masalah : 0 2 0/2 x 1 = 0 Ny. J menganggap
Masalah berat harus Klo SMP gula darah
segera ditangani tidak pernah naik
Masalah berat harus
segera ditangani
2 2/3
42
RENCANA PERAWATAN KELUARGA
Tujuan Jangka
No Diagnosa Tujuan Jangka Pendek Kriteria Standard Intervensi
Panjang
1. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan 1. Keluarga dapat Verbal - Mampu menjelaskan - Gali pengetahuan keluarga
lansia Ny. J keluarga tindakan mengenal tentang arti hipertensi tentang hipertensi
Bp. F tentang kondisi keperawatan masalah hipertensi - Mampu menjelaskan Pengertian hipertensi
dan rencana selama 1-2 x penyebab hipertensi Penyebab hipertensi
pengobatan kunjungan rumah - Mampu menyebutkan Tanda dan gejala
sehubungan dengan diharapkan tanda dan gejala hipertensi
ketidaktahuan pengetahuan hipertensi Pencegahan hipertensi
keluarga tentang keluarga tentang - Mampu menyebutkan Komplikasi hipertensi
masalah hipertensi hipertensi tanda dan gejala - Diskusikan tanda dan gejala
meningkat hipertensi hipertensi serta faktor yang
- Mampu menyebutkan memperburuk hipertensi.
cara pencegahan - Bimbing keluarga untuk
hipertensi mengulangi apa yang telah
- Mampu menyebutkan diajarkan
43
salah satu dari
hipertensi
2. Keluarga dapat Verbal - Keluarga mampu - Jelaskan akibat lanjut dari
memutuskan tindakan memutuskan tindakan penyakit hipertensi
yang tepat untuk yang tepat untuk - Bimbing keluarga untuk
mengatasi masalah mengatasi masalah mengatasi resiko penyakit
hipertensi hipertensi dengan hipertensi
membawa ke RS atau
Puskesmas
44
lansia yang dianjurkan.
mengalami hipertensi
- Keluarga mampu - Lakukan olahraga secara
memanfaatkan waktu teratur
istirahat dan OR
- Keluarga mampu - Jelaskan keluarga untuk
mengontrol emosi dan menghindari stress
menyusun jadwal - Anjurkan lansia untuk
kegiatan bagi membali aktifitas/kegiatan
keluarga yang sakit sehari-hari
4. Keluarga dapat Psikomotor Mampu memodifikasi - Anjurkan keluarga untuk
memodifikasi lingkungan baik fisik membuat suasana yang
lingkungan untuk maupun psikologis nyaman dan damai
meningkatkan - Anjurkan lansia untuk tidak
kesehatan keluarga terlalu stress
- Anjurkan lansia untuk
banyak istirahat
5.Keluarga dapat Psikomotor Keluarga membawa Jelaskan pada keluarga Yankes
menggunakan fasilitas anggota keluarga yang dapat dimanfaatkan.
45
Yankes secara tepat sakit ke tempat 1. Tanyakan pada keluarga
untuk mencegah pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan yang
komplikasi hipertensi yang terdekat. dapat digunakan.
2. Anjurkan lansia untuk
mengikuti posyandu lansia
yang ada
3. anjurkan keluarga untuk
kontrol secara rutin ke
pelayanan kesehatan
4. Anjurkan keluarga untuk
menggunakan Yankes.
2. Pola mneyusui tidak Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu Verbal - Keluarga mampu - Gali pengetahuan keluarga
efektif pada ibu N intervensi 1-2 x ibu mengenal masalah menyebutkan tentang tentang
keluarga Bp. F dan bayi dapat laktasi ASI dan komposisi Manfaat ASI
berhubungan dengan mengembangkan ASI Lama dan frekuensi
ketidakmampuan kemampuan menyusui
keluarga dalam menyusui - Keluarga mengetahui Cara penyimpanan ASI
mengenal masalah manfaat ASI Teknik menyusui yang
laktasi yang efektif - Lama dan frekuensi benar
46
dan benar menyusui - Kaji kemampuan keluarga
- Cara penyimpanan yang telah dilakukan pada
Asi ibu
- Keluarga terutama Ibu - Diskusikan dengan keluarga
dapat menyebutkan cara menyusui mulai dari
teknik menyusui yang membersihkan tangan
benar sampai payudara
- Diskusikan dalam atur posisi
untuk kenyamanan ibu dan
bayi dalam menyusui.
- Berikan kesempatan keluarga
menanyakan penjelasan yang
belum dimengerti
- Evaluasi secara singkat
terhadap topik yang
didiskusikan dengan
keluarga
- Berikan pujian terhadap
kemampuan keluarga yang
47
diskusikan.
2. Keluarga mampu Verbal - Keluarga mampu - Kaji pengetahuan keluarga
memutuskan tindakan memutuskan tindakan tentang faktor yang
apabila masalah pada dalam mengatasi berpengaruh pada pola
saat laktasi yang masalah menyusui dan produksi ASI
terjadi pada ibu laktasi/menyusui pada - Diskusikan dengan keluarga
ibu tentang penatalaksanaan
terhadap masalah-masalah
yang timbul saat menyusui
- Diskusikan tentang
manajemen laktasi
- Ajarkan tentang
penyimpanan ASI yang
benar
48
menyusui dengan menyusui untuk mengatasi masalah
masalah yang timbul pada ibu menyusui
saat menyusui - Ajarkan pada keluarga
tentang manajemen laktasi
4. Keluarga mampu Psikomotor - Keluarga mau - Kaji kemampuan dan
memodifikasi menyediakan menyediakan sarana untuk
lingkungan lingkungan yang kebutuhan menyusui bayi
mendukung dalam - Libatkan suami/ keluarga
proses laktasi atau lain yang terlihat lebih
menyusui dominan dan keluarga agar
memahami dan dapat
membantu istri
mempertahankan ASI
- Berikan penyajian yang bisa
membuat bayi untuk mau
minum ASI
49
pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan bila ada keluhan tentang
untuk berkonsultasi menyusui
tentang pelaksanaan
3. Resiko terjdinya Setelah dilakukan 1. Keluarga dapat Verbal - Mampu menyebutkan - Jelaskan kepada keluarga
komplikasi dari tindakan mengenal tentang penyebab terjadinya tentang kemungkinan
hipertensi pada lansia keperawatan 1-2 x komplikasi hipertensi peningkatan tekanan penyebab terjadinya tekanan
Ny. J keluarga Bp. F kunjungan rumah darah darah tinggi
sehubungan dengan diharapkan - Mampu menyebutkan - Jelaskan tentang tanda/gejala
ketidaktahuan keluarga tanda peningkatan terjadinya peningkatan
kleuarga dalam tekanan darah tekanan darah
merawat anggota - Mampu menyebutkan - Jelaskan tentang akibat dari
keluarga yang sakit akibat yang mungkin peningkatan tekanan darah
hipertensi terjadi dari
peningkatan tekanan
darah
50
komplikasi hipertensi mengatasi komplikasi penatalaksanaan hipertensi
- Berikan keputusan terhadap
keputusan yang diambil abu
beri kesempatan keluarga
untuk memutuskan
51
dilakukan untuk
dipertahankan agar tidak
terjadi komplikasi.
4. Resiko pemenuhan Setelah dilakukan 1. Keluarga dapat Verbal - Mampu mengerti arti - Gali pengetahuan tentang
nutrisi kurang dari intervensi mengenal masalah nutrisi nutrisi
kebutuhan tubuh pada keperawatan nutrisi dengan - Mampu menjelaskan - Diskusikan tentang penyebab
lansia Ny. J keluarga selama 1-2 menjelaskan arti, penyebab kurang - Anjurkan keluarga untuk
Bp. F kunjungan tidak penyebab, tanda- nutrisi memberikan pujian pada
ketidakmampuan mengalami tanda kurang nutrisi Tidak adekuatnya klien atas perilaku yang
keluarga dalam kekurangan nutrisi intake nutrient benar
memutuskan tindakan (ketidakcukupan - Bimbing keluarga untuk
yang tepat untuk insulin) mengulangi apa yang
mengatasi diit - Tanda-tanda dijelaskan
penyakit DM. Kulit kering
Badan lemah
2. Keluarga dapat Verbal - Keputusan keluarga - Berikan pujian atas
memutuskan tindakan keputusan yang diambil atau
yang tepat untuk beri kesempatan pada
mengatasi masalah keluarga untuk
52
kekurangan nutrisi memikirkannya
3. Keluarga mampu Psikomotor - Akibat kurang nutrisi - Jelaskan akibat lanjut gizi
melakukan - Menu yang tersedia kurang
keperawatan pada memenuhi standard - Bimbing untuk mengatasi
klien yang mengalami - Makansesuai dengan masalah resiko kurang gizi
kurang nutrisi - Anjurkan keluarga untuk
memberikan yang sesuai
dengan therapy diet
- Berikan pujian a setelah
menyusun sesuai yang telah
ditentukan
4. Keluarga dapat Afektif - Menggunakan - Jelaskan keluarga tentang
menggunakan fasilitas Yankes fasilitas Yankes
fasilitas yankes yang - Tanyakan pada keluarga
tepat untuk tempat Yankes yang mana
kekurangan nutrisi yang akan digunakan
- Anjurkan keluarga untuk
mengunjungi tempat Yankes
53
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI FORMATIF
54
1 Keluarga mampu melakukan 1.Menjelaskan S : Klien
perawatan pada anggota petunjuk kooperatif.
yang terkena hipertensi. perawatan
hipertensi di
rumah.
2.Menganjurkan S : Klien mau
keluarga untuk istirahat.
istirahat dan
olahraga.
55
2.Menjelaskan S : Klien
tentang akibat mengatakan
dari akibat
peningkatan hipertensi
tekanan darah adalah stroke.
3 tinggi.
2. Memberikan S : Klien
pengetahuaan menyebutkan
56
terhadap perilaku yang
perillaku yang telah
telah dilakukan. dilakukan.
57
DAFTAR PUSTAKA
Setiawati, Santun.2008.Penuntun Praktis : Asuhan Keperawatan Keluarga
Ed.2.Jakarta:Trans Info Media
Sri, Setyowati.2008.Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep dan Aplikasi Kasus
Cet.2.Jogjakarta : Mitra Cendikia
Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga Cet.1.Jakarta : EGC
Gloria, M.B. (2004). Nursing Intervention Classification. America: Mosby
Elsevier.
Herdman, T.H. (2009). NANDA International Nursing Diagnoses: Defenitions
and Classification edition 2009-2011. United Kingdom: Willey Blackwell.
Masjoer, A, dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran (edisi ketiga). Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia: Media Aesculapius.
Moorhead. (2014). Nursing Outcomes Classification (fourth edition). America:
Mosby Elsevier
Purwoastuti, E. (2009). Waspadai Gangguan Rematik. Yogyakarta: Kanisius.
Wiyayakusuma, H. (2012). Atasi Rematik dan Asam Urat Ala Hembing. Jakarta:
Puspa Swara.
Azizah,Lilik Ma’rifatul. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Garaha Ilmu.
Yogyakarta. 2011
Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta
Kushariyadi. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika.
Jakarta. 2010
Mubaraq, Chayatin, Santoso. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan Aplikasi.
Salemba Medika. Jakarta. 2011
Stanley, Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa; Nety Juniarti,
Sari Kurnianingsih. Editor; Eny Meiliya, Monica Ester. Edisi 2. EGC. Jakarta.
2006
Tamher, S. Noorkasiani. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. 2011
58
59