Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
OLEH :
SUZAN KURNIAWATY
NIM : 106101003282
JAKARTA
1432 H/2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Suzan Kurniawaty
i
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
GIZI
Skripsi, Juni 2011
Suzan Kurniawaty, NIM : 106101003282
ABSTRAK
Kebiasaan makan adalah suatu pola perilaku konsumsi pangan yang diperoleh
karena terjadinya berulang-ulang. Kebiasaan makan seseorang terbentuk sejak masih
kecil. Suatu kebiasaan makan yang teratur dalam keluarga akan membentuk
kebiasaan yang baik bagi anak-anak. Berdasarkan studi pendahuluan diketahui empat
dari sepuluh anak memiliki kebiasaan makan buruk (Energi dan Protein < 80%).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain
cross sectional. Penilaian kebiasaan makan anak menggunakan metode food recall
2x24 jam. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2011.
Diketahui dari hasil penelitian diketahui anak yang memiliki kebiasaan makan
buruk yaitu sebanyak 57 anak (51.8%), dan analisis bivariat diketahui bahwa faktor
yang berhubungan dengan kebiasaan makan anak adalah pengetahun ibu tentang gizi
dengan Pvalue 0.012, dan jumlah anggota keluarga dengan Pvalue 0.034.
Adapun saran yang bisa diberikan untuk mengubah kebiasaan makan yang
buruk pada anak yaitu ibu diharapkan lebih mengetahui lagi tentang pola makan dan
asupan konsumsi anak sesuai dengan kebutuhan gizinya, dalam mengkonsumsi
makanan sehari-hari biasakan dengan menu seimbang, berikan selingan dengan
kualitas gizi yang baik, mengadakan penyuluhan tentang kebiasaan makan yang baik,
mengadakan program penyediaan makanan di TK, dan mengadakan perlombaan
balita sehat antar TK se-Kecamatan Sindang Jaya.
ii
JAKARTA STATE ISLAMIC UNIVERSITY
MEDICINE AND HEALTH SCIENCES FACULTY
PUBLIC HEALTH PROGRAM
NUTRITION
Theses, June 2011
Suzan Kurniawaty, NIM : 106101003282
Factors related to the eating habits of pre-school age children (4-6 years old) in
kindergarten al-amanah Sindang Jaya subdistrict in Tangerang district in 2011
xii, 86 pages, 15 tables, 2 attachment
ABSTRACT
Bibliography : 47 (1986-2010)
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi
Mengetahui
iv
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
Ketua
Anggota I
Anggota II
v
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
GIZI
Skripsi, Juni 2011
Suzan Kurniawaty, NIM : 106101003282
ABSTRAK
Kebiasaan makan adalah suatu pola perilaku konsumsi pangan yang diperoleh
karena terjadinya berulang-ulang. Kebiasaan makan seseorang terbentuk sejak masih
kecil. Suatu kebiasaan makan yang teratur dalam keluarga akan membentuk
kebiasaan yang baik bagi anak-anak. Berdasarkan studi pendahuluan diketahui empat
dari sepuluh anak memiliki kebiasaan makan buruk (Energi dan Protein < 80%).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain
cross sectional. Penilaian kebiasaan makan anak menggunakan metode food recall
2x24 jam. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2011.
Diketahui dari hasil penelitian diketahui anak yang memiliki kebiasaan makan
buruk yaitu sebanyak 57 anak (51.8%), dan analisis bivariat diketahui bahwa faktor
yang berhubungan dengan kebiasaan makan anak adalah pengetahun ibu tentang gizi
dengan Pvalue 0.012, dan jumlah anggota keluarga dengan Pvalue 0.034.
Adapun saran yang bisa diberikan untuk mengubah kebiasaan makan yang
buruk pada anak yaitu ibu diharapkan lebih mengetahui lagi tentang pola makan dan
asupan konsumsi anak sesuai dengan kebutuhan gizinya, dalam mengkonsumsi
makanan sehari-hari biasakan dengan menu seimbang, berikan selingan dengan
kualitas gizi yang baik, mengadakan penyuluhan tentang kebiasaan makan yang baik,
mengadakan program penyediaan makanan di TK, dan mengadakan perlombaan
balita sehat antar TK se-Kecamatan Sindang Jaya.
Status : Menikah
Agama : Islam
No telepon : 081511238866
021-5908983
e-mail : suzankurniawaty@yahoo.com
PENDIDIKAN FORMAL
vi
KATA PENGANTAR
amal perbuatan jelek kami. Barang siapa yang diberi petunjuk Allah SWT, maka
tak seorang pun dapat menyesatkannya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
Tahun 2011”, yang merupakan salah satu prasyarat untuk dapat meraih gelar
kesulitan itu pasti ada kemudahan. Selama kita bersabar, berdoa, dan berusaha.
memberikan hasil yang memuaskan apabila tidak ada bantuan, bimbingan dari
berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
1. Allah SWT atas segala nikmat-Nya, baik nikmat Iman, Islam dan sehat.
2. Kedua orang tuaku, mama dan papa yang sangat penulis cintai, terima
kasih atas doa, dukungan dan kasih sayangnya. Ucan sayang kalian...untuk
vii
3. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan Fakultas
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak dr. Yuli Prapanca Satar MARS, selaku ketua Program Studi
6. Ibu Yuli Amran, SKM, MKM, selaku pembimbing II yang telah banyak
8. Ibu Ade yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di TK Al-
9. Para ibu guru yang telah membantu kelancaran penulis dalam penyebaran
kuesioner.
10. Seluruh ibu dari anak TK Al-Amanah Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang
11. Sahabat-sahabatku yang setia dan selalu mensupport penulis Teh Fifi,
Neng, Mpo’ Eka, Gytha, Apy, Anis ‘Ncim, Ranti, Nuri, De2f, Hasplah,
viii
dan Andri terima kasih atas bantuan kalian, ingat mimpi-mimpi indah kita
13. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima
Sebagai manusia biasa yang tak lepas dari salah dan khilaf, penulis sangat
sadar bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu penulis sangat menghargai berbagai bentuk kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan dan perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca
semuanya.
kepada-Nya kami mohon ampunan. Dialah yang menguasai dan menolong kami.
Penulis
Suzan Kurniawaty
ix
DAFTAR ISI
Abstrak ………………................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
x
3. Pengaturan Makan Anak Pra Sekolah ......................................................16
b. Umur ...................................................................................................26
i. Pantangan ............................................................................................37
HIPOTESIS
xi
C. Hipotesis .........................................................................................................44
1. Populasi .....................................................................................................45
2. Sampel ......................................................................................................45
2. kuesioner ...................................................................................................47
9. Pantangan ………………………………………………………………..51
xii
G. Pengolahan dan Analisis Data ………………………………………………51
BAB V HASIL
Anak .........................................................................................................60
xiii
2. Analisis Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kebiasaan
..................................................................................................................62
BAB VI PEMBAHASAN
..................................................................................................................71
xiv
4. Hubungan antara Tingkat Pendapatan Orang Tua dengan Kebiasaan
Anak .........................................................................................................76
6. Hubungan antara Sikap Ibu tentang Gizi dengan Kebiasaan Makan Anak
..................................................................................................................77
Anak .........................................................................................................79
A. Simpulan .........................................................................................................83
B. Saran ...............................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi bagi Anak Pra Sekolah ………………………..16
Tabel 5.1 Distribusi Kebiasaan Makan Anak Di TK Al-Amanah Kec. Sindang Jaya
Tabel 5.2 Distribusi Jenis Kelamin Anak Di TK Al-Amanah Kec. Sindang Jaya Kab.
Tabel 5.3 Distribusi Pendidikan Ibu Dari Anak TK Al-Amanah Kec. Sindang Jaya
Tabel 5.4 Distribusi Pekerjaan Ibu Dari Anak Di TK Al-Amanah Kec. Sindang Jaya
Tabel 5.5 Distribusi Pendapatan Orang Tua Dari Anak TK Al-Amanah Kec. Sindang
Tabel 5.6 Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi TK Al-Amanah Kec. Sindang
Tabel 5.7 Distribusi Sikap Ibu tentang Gizi Di TK Al-Amanah Kec. Sindang Jaya
Tabel 5.8 Distribusi Jumlah Anggota Keluarga Dari Anak TK Al-Amanah Kec.
Tabel 5.9 Distribusi Pantangan di TK Al-Amanah Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang
..................................................................................................................60
Tabel 5.11 Analisis Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kebiasaan
Tabel 5.12 Analisis Hubungan antara Pekerjaan Ibu dengan Kebiasaan Makan Anak
Tabel 5.13 Analisis Hubungan antara Tingkat Pendapatan Orang Tua dengan
Tabel 5.14 Analisis Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Gizi dengan Kebiasaan
Tabel 5.15 Analisis Hubungan antara Sikap Ibu tentang Gizi dengan Kebiasaan
Tabel 5.16 Analisis Hubungan antara Jumlah Anggota Keluarga dengan Kebiasaan
Tabel 5.17 Analisis Hubungan antara Pantangan dengan Kebiasaan Makan Anak Di
17
Daftar Bagan
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi ini berpengaruh pada pertumbuhan
gizi masyarakat merupakan salah satu faktor penentu kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM).
yang kini berlangsung amat cepat dan menjadi barometer kemajuan suatu
peningkatan derajat kesehatan yang didukung status gizi yang baik menjadi
menyatakan bahwa:
ditentukan oleh kualitas generasi penerus, yaitu anak dan cucu kita. Dalam
agama Islam anak didefinisikan sebagai manusia yang belum mencapai akil
baligh (dewasa). Laki-laki dikatakan dewasa jika telah mengalami mimpi
(Solikhah, 2008).
pengemban bangsa. Olah karena itu, tumbuh kembang dan gizi anak harus
diperhatikan, karena tumbuh kembang dan gizi anak yang bagus akan
Indonesia yang menderita kurang gizi terancam jatuh derajatnya ke gizi buruk.
8.737 balita. Jumlah ini menurun sekitar 510 orang dibanding 2008 yang
mencapai 9.247 orang dari total 839.857 balita. Jika dilihat berdasarkan
Hasil penimbangan bayi usia di bawah lima tahun (balita) tahun 2005,
wilayah (Pantai Utara) Pantura seperti Kronjo, Sepatan, Teluk Naga, atau
Pakuhaji menjadi daerah dengan tingkat kasus gizi buruk balita tertinggi. Dan
kecamatan Kronjo menjadi wilayah dengan kasus gizi buruk terbesar, di mana
terdapat 108 balita dengan gizi buruk dari 9.922 balita tertimbang. Disusul
Kecamatan Sepatan dengan 90 kasus dan Pasar Kemis dengan 75 kasus gizi
langsung, penyebab tidak langsung, pokok masalah dan akar masalah. Gizi
adanya penyakit infeksi. Makin bertambah usia anak maka makin bertambah
dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan, distribusi dalam keluarga dan
rumah tangga, pola asuh yang kurang memadai dan sanitasi atau kesehatan
lingkungan kurang baik serta akses pada pelayanan kesehatan yang terbatas.
gizi pada anak yaitu kebiasaan makan yang salah. Menurut Suyatno (2010),
kebiasaan makan adalah suatu pola perilaku konsumsi pangan yang diperoleh
masih kecil. Suatu kebiasaan makan yang teratur dalam keluarga akan
sepuluh sampel anak usia pra sekolah dalam menentukan kebiasaan makan
tahun 2010, terdapat 4 anak (40%) dengan kebiasaan makan buruk (Energi
dan Protein < 80%) dan anak dengan kebiasaan makan baik (Energi dan
pemberian makan anak. Ada pula faktor ekonomi, seperti terbatasnya dana
untuk membeli makanan yang sarat gizi terutama sumber protein hewani
(Khomsan, 2003).
makanan modern banyak dikonsumsi oleh anak-anak pra sekolah. Lebih dari
burger, pizza, steak dan spagetti dengan frekuensi konsumsi yang bervariasi.
5
bahwa rata-rata jumlah konsumsi sayuran pada anak sebesar 89,72 gram
masih lebih rendah dari anjuran. Selain itu, penelitian Munawaroh (2006),
tingkat pengetahuan gizi ibu berhubungan dengan pola makan balita. Tingkat
pengetahuan gizi ibu baik dengan pola makan balitanya tidak baik 41,5%, dan
pola makan balitanya baik 58,5%, sedangkan pengetahuan gizi ibu kurang
baik dengan pola makan balitanya tidak baik 89,8%, dan pola makan balitanya
baik 10,2%.
wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya, jaraknya pun sangat dekat yaitu
sekitar 100 m. Salah satu program Puskesmas Sindang Jaya yaitu Posyandu.
Para ibu aktif dalam mengikuti kegiatan Posyandu, seperti penyuluhan tentang
gizi dll. Dengan begitu, seharusnya para ibu telah mengetahui tentang gizi dan
hal lain terkait dengan kesehatan anak. Meskipun tidak semua ibu dari murid
makan buruk.
ribu bayi di Tangerang dan sekitar 18 ribu bayi di bawah usia lima tahun
menderita kekurangan gizi. Sebanyak 17.150 bayi dengan gizi kurang dan
1.180 bayi lainnya mendapat gizi buruk. Hal ini akan mengakibatkan
daya tahan tubuh terhadap infeksi karena makanan tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh untuk energi dan protein. Salah satu penyebab
sepuluh sampel anak usia pra sekolah dalam menentukan kebiasaan makan
Jaya Kab. Tangerang tahun 2010, terdapat 4 anak (40%) dengan kebiasaan
makan kurang (Energi dan Protein < 80%) dan anak dengan kebiasaan makan
cukup (Energi dan Protein ≥ 80%) sebanyak 6 anak (60%). Meskipun hanya 4
dari 10 anak yang kebiasaan makannya buruk, tetapi hal ini tetap menjadi
masalah. Karena jika hal ini dibiarkan dan tidak ditanggulangi segera akan
anak.
yang berhubungan dengan kebiasaan makan anak usia pra sekolah yaitu jenis
kebiasaan makan anak usia pra sekolah. Oleh karena itu penelitian ini
kebiasaan makan anak usia pra sekolah di TK Al Amanah Kec. Sindang Jaya
C. Pertanyaan Penelitian
pekerjaan ibu, pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi, pendapatan orang
tua, jumlah anggota keluarga serta pantangan anak usia pra sekolah di TK
pekerjaan ibu, pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi, pendapatan orang
makan anak usia pra sekolah di TK Al Amanah Kec. Sindang Jaya Kab.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
orang tua, jumlah anggota keluarga serta pantangan anak usia pra
2011.
tahun 2011.
tahun 2011.
E. Manfaat Penelitian
prasekolah.
makan anak usia pra sekolah. Selain itu, juga dapat menjadi bahan
Al Amanah Ds. Sindang Jaya Kec. Sindang Jaya Kabupaten Tangerang tahun
2011. Karena salah satu penyebab timbulnya masalah gizi pada anak adalah
dengan desain cross sectional. Data yang digunakan dalam penelitian ini
Hidayatullah, Jakarta.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tahun disebut periode masa pra sekolah. Istilah pra sekolah memang tak
dalam kurun waktu usia yang kurang lebih sama. Anak pra sekolah adalah
mereka yang berusia 3-6 tahun (Monks et al. 1994). Pada usia ini kebutuhan
diperhatikan.
Seorang anak yang sehat dan cerdas tentu menjadi dambaan setiap
orang tua. Untuk membentuk anak yang sehat dan cerdas memang tidaklah
manusia adalah pada usia 0 (nol) sampai dengan 5 (lima). Pada masa-masa
ini penting bagi seorang ibu untuk memberikan perhatiannya, seperti halnya
2001).
berada pada usia kurang dari lima tahun termasuk salah satu masa yang
tergolong rawan. Pada umumnya anak perempuan lebih susah makan atau
hanya suka pada makanan jajanan yang tergolong hampa kalori dan gizi.
11
12
Perhatian terhadap makanan dan kesehatan bagi anak pada usia ini sangat
diperlukan.
tahap, yaitu :
a) Masa Prenatal, yaitu diawali dari masa konsepsi sampai masa lahir.
b) Masa Bayi atau Tatih, masa bayi 0-18 bulan sedang masa tatih 18-36
bulan.
c) Masa Kanak-kanak Pertama, yaitu rentang usia 3-6 tahun, masa ini
d) Masa Kanak-kanak Kedua, yaitu usia 6-12 tahun, dikenal pula sebagai
masa sekolah.
kegiatan fisik dan mampu mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang
akan dilakukan (Latifah & Hastuti 2004). Keinginan anak untuk mengambil
tindakan sendiri tidak selamanya disetujui oleh orangtuanya. Hal ini dapat
perasaan bersalah.
terbatas
b) Kebiasaan makan anak agar makanan secara teratur sangat sulit sekali
merupakan anak yang sering jajan. Di mana jajan yang sering digemari
anak-anak adalah jajan yang dibuat sebagian besar bahannya yaitu tepung
sejak dini. Variasi yang dimaksud tekstur, warna, dan jenis makanan.
masalah jika makanan tersebut tidak dihabiskan. Orang tua terutama ibu
pada anak terbentuk karena adanya motivasi yang ditentukan oleh beragam
terhadap makanan.
gizi yang harus dipenuhi dari makanan untuk mencukupi hampir semua
orang sehat. Untuk Indonesia, AKG yang digunakan saat ini secara nasional
adalah Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI Tahun 2004. Tujuan
utama penyusunan AKG ini adalah untuk acuan perencanaan makanan dan
Kebutuhan untuk bayi dan anak merupakan kebutuhan zat gizi yang
terjadinya sel otak dengan konsekuensi sel yang lebih sedikit. Sebaliknya
15
anak yang mendapat gizi lebih tinggi akan memperoleh kalori yang lebih
tinggi juga. Dengan kata lain konsumsi yang melebihi kebutuhan akan
negatif. Akibatnya, berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya.
Bila hal ini terjadi pada bayi dan anak-anak akan menghambat pertumbuhan
(Almatsier, 2003).
kehidupan. Protein merupakan asam amino dan zat yang penting bagi tubuh
tergantung dari macam dan jumlah bahan makanan nabati dan hewani yang
Kebutuhan kalori untuk anak usia pra sekolah (4-6 tahun) yang
dianjurkan oleh Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2004) adalah 1550
Kkal dan 39 gram protein per hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut:
16
Tabel 2.1
Angka Kecukupan Gizi (AKG) bagi Anak Pra Sekolah
KELOMPOK USIA
JENIS ZAT GIZI
1-3 Tahun 4-6 Tahun
Energi (Kkal) 1000 1550
Protein (g) 25 39
Vitamin A (RE) 400 450
Vitamin D (µg) 5 5
Vitamin E (mg) 6 7
Vitamin K (µg) 15 20
Thiamin (mg) 0.5 0.6
Riboflavin (mg) 0.5 0.6
Niacin (mg) 6 8
Asam folat (µg) 150 200
Piridoksin (mg) 0.5 0.6
Vitamin B12 (µg) 0.9 1.2
Vitamin C (mg) 40 45
Kalsium (mg) 500 500
Fosfor (mg) 400 400
Magnesium (mg) 60 80
Besi (mg) 8 9
Yodium (µg) 90 120
Seng (mg) 8.2 9.7
Selenium (µg) 17 20
Mangan (mg) 1.2 1.5
Fluor (mg) 0.6 0.8
Sumber: Widyakarya Pangan dan Gizi Tahun, 2004
kurang gizi. karena itu nutrisinya diutamakan terhadap kalori dan protein,
Jenis makanan keras dapat diberikan seperti pada orang dewasa. Menu yang
Agar dapat menumbuhkan minat dan nafsu makan anak, harus terus-
a. Porsi makanan tidak terlalu besar. Untuk anak yang banyak makannya,
b. Makanan cukup basah (tidak terlalu kering) agar mudah ditelan anak
g. Cukup bervariasi bahan dan jenis hidangannya sehingga anak tidak bosan
dan anak belajar mengenal berbagai jenis bahan makanan dan hidangan
h. Menggunakan alat makan dengan ukuran yang sesuai untuk anak TK.
Tidak berbahaya (dapat pecah dan tajam seperti kaca), dan juga dapat
Jadwal pemberian makan sama dengan orang dewasa, yaitu tiga kali
makanan utama (pagi, siang dan malam) dan dua kali makanan selingan (di
a. Sumber zat tenaga, misalnya nasi, roti, mie, bihun, jagung, ubi, singkong,
b. Sumber zat pembangun, misalnya ikan, telur, ayam, daging, susu, kacang-
nasihat gizi.
umur permulaan masuk sekolah tidak 7 tahun melainkan jauh lebih muda.
Pada umur dua setengah atau tiga tahun mereka sudah dikirim ke play group,
jam sekolah hanya 2-3 jam sehari dan 3-4 kali seminggu, sebaiknya
muridnya walaupun tidak saban hari sekolah. Mereka harus dapat makan
pagi sebelum pergi ke sekolah dan makan siang atau snack begitu pulang di
Tabel 2.2
Makanan bagi Anak Pra Sekolah
Di antara makan pagi dan siang, juga antara makan siang dan malam
anak dapat diberi snack seperti biskuit, keju, kue basah, es krim. Jangan
Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka anak usia pra
sekolah yaitu 4-6 tahun termasuk golongan masyarakat yang disebut kelompok
rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat yang paling mudah terkena kelainan gizi,
sedangkan pada saat ini mereka sedang mengalami proses pertumbuhan yang
relatif pesat, dan memerlukan zt-zat gizi dalam jumlah yang relatif besar
(Santoso, 2004).
20
dengan gizi. penyakit-penyakit ini dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu:
Masih tingginya gizi buruk diwilayah PKM Sindang Jaya yaitu sebanyak 66
balita (0.29%). Selain itu, masih rendahnya kesadaran keluarga bahwa anak
adalah aset keluarga yang bernilai ekonomi juga membuat masyarakat yang
mempunyai balita dengan gizi buruk sulit untuk diajak berobat karena
keterbatasan biaya dan tidak adanya pemahaman bahwa anak sehat adalah aset
Tabel 2.3
Status Gizi Balita Kecamatan Sindang Jaya
D. Kebiasaan Makan
karena dipelajari
sikap, dan praktek. Beberapa ahli berpendapat bahwa sikap berdasarkan nilai
karena itu pengetahuan dan praktek lebih dahulu berubah yang akan
gizi sangat diperlukan, karena dapat membentuk sikap mental dan perilaku
positif terhadap gizi. Menurut Mead dalam Ritchie (1973), kebiasaan makan
22
bisa berubah. Perubahan kebiasaan makan sangat dipengaruhi oleh tiga hal,
yaitu:
a) Perubahan lingkungan,
bersifat positif atau negatif. Sifat positif dan negatif terhadap makanan
seseorang akan sesuatu hal yang berasal dari faktor eksternal dan internal.
a) Lingkungan Alam
b) Lingkungan Sosial
tinggi akan dapat dicapai oleh seorang ibu atau anaknya apabila ibu
makanannya.
d) Lingkungan Ekonomi
1) Asosiasi Emosional
Seumur hidup anak akan benci kepada telur, apabila pada waktu
24
kecilnya dipaksa orang tuanya untuk makan telur rebus setiap hari
tambahan pengeluaran. Dari segi gizi, pola makan ada yang baik yaitu
makan yang jelek antara lain ialah adanya tabu (pantangan) yang justru
pertumbuhan, memenuhi rasa lapar, dan selera, juga mendapat tempat sebagai
Menurut Krondl dan Lau (1985) dalam Susanto (1995) dalam upaya
faktor dalam (jenis kelamin, umur, kegiatan) dan faktor luar (budaya, ekonomi
a. Jenis Kelamin
banyak makan.
26
b. Umur
seseorang.
sekolah (7-12 tahun), dan golongan remaja (13-18 tahun). Tiap golongan
yang dilakukan.
c. Pendidikan Ibu
makanan yang baik untuk kesehatan. Tetapi pendidikan yang tinggi tidak
d. Pekerjaan Ibu
(pendapatan) dalam hal ini ibu tidak bekerja akan memiliki biaya hidup
yang lebih sedikit dibandingkan dengan keluarga dengan dua orang yang
pekerjaan ibu.
pengeluaran uang yang lebih banyak untuk pangan tidak menjamin lebih
1) Tahu (know)
rendah.
2) Memahami (comprehension)
3) Aplikasi (application)
4) Analisis (analysis)
dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
5) Sintesisi (synthetis)
6) Evaluasi (evaluation)
kesejahteraan.
2) Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya
gizi.
anak.
juga dengan nama skala sikap. Pada skala likert variabel yang akan diukur
dan negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain : sangat setuju,
1. Sangat setuju :4
2. Setuju :3
3. Ragu-ragu :2
4. Tidak setuju :1
terhadap hal-hal tertentu. Sikap dapat bersifat positif dan negatif. Dalam
melalui pengalaman.
sekitar individu.
3) Ibu sudah mengandung atau mempunyai anak kecil lagi, atau sudah
untuk mencoba makanan baru dan menikmati rasa tekstur yang berbeda.
Para orang tua dalam hal ini dijadikan modal dalam membuka pikiran
1) Menerima (receiving)
diberikan obyek.
2) Merespon (responding)
3) Menghargai (valving)
resikonya.
mempunyai sikap suka dan tidak suka terhadap makanan. Para ibu
35
hubungan antara kebiasaan makan anak dengan sikap ibu tentang gizi.
sebagian besar ibu memiliki sikap yang positif tentang gizi dan sebagian
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi jenis dan jumlah makanan
pangan. Antara jumlah anggota keluarga dan kurang gizi juga mempunyai
makanan akan lebih mudah jika yang harus diberi makan jumlahnya
sedikit. Pangan yang tersedia untuk suatu keluarga besar mungkin hanya
relative semakin sulit. Hal ini menyebabkan kuantitas dan kualitas pangan
diberi makan jumlahnya sedikit. Anak yang tumbuh dalam suatu keluarga
yang miskin adalah paling rawan terhadap kurang gizi diantara seluruh
anggota keluarga dan anak yang paling kecil biasanya paling terpengaruh
dan banyak orang tua tidak menyadari bahwa anak-anak yang sangat
i. Pantangan
larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan ataupun daging hanya
berdasarkan kebiasaan yang tidak ada dasarnya dan hanya diwarisi secara
kecil, ibu hamil dan ibu menyusui. Khusus mengenai hal itu di Indonesia
makanan yang bergizi dijauhkan dari anak, karena takut akan akibat-
mata atau sakit kulit. Di tempat lain kacang-kacangan yang kaya dengan
dipantang yaitu MSG, es, pewarna dan pengawet dan sebagian kecil
makanan yang dipantang yaitu telur, daging dan udang. Penelitian lain
E. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Jenis kelamin
Umur
Pantangan
Pendidikan ibu
Pekerjaan ibu
Kebiasaan makan
Pengetahuan ibu
tentang gizi
Sikap ibu
tentang gizi
Tingkat pendapatan
orang tua
Jumlah anggota
keluarga
BAB III
A. Kerangka Konsep
Amanah Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang. Variabel dependen yang diteliti
dalam penelitian ini adalah kebiasaan makan anak usia pra sekolah, sedangkan
variabel independen dari penelitian ini adalah jenis kelamin anak, pendidikan
dan pekerjaan ibu, tingkat pendapatan orang tua, pengetahuan dan sikap ibu
Bagan 3.1
Tingkat
Sikap Pantangan
ibupendapatan
Pengetahuan
Jumlah ibugizi
tentang
Pendidikan ibu
anggota
Jenis kelaminibu
Pekerjaan anak
orang
tentang tua
gizi
keluarga Kebiasaan makan anak usia 41
pra sekolah
Kerangka Konsep
Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Kebiasaan Makan Anak Usia Pra
Sekolah (4-6 tahun) di TK Al Amanah Kec.
Sindang Jaya Kab. Tangerang tahun 2011
B. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Kebiasaan Cara anak dalam Food recall Form food 1. Buruk Ordinal
makan anak memilih dan 2x24 jam recall 24 Jika energi
mengkonsumsi jam dan protein
makanan yang <80% AKG
diperoleh secara 2. Baik
berulang-ulang Jika energi
sehingga Energi dan dan protein
Protein anak ≥80% AKG
terpenuhi (Supariasa,
2001)
Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
45
dan variabel dependen diambil pada waktu yang sama untuk mengetahui
1. Populasi
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia pra sekolah yaitu murid
kelas A, B1, B2, B3, B4 dan B5 yang dipilih secara simple random
sampling. Responden dalam penelitian ini yaitu para ibu dari anak usia pra
(P1-P2)2
n = Jumlah sampel
(Herawati, 1998)
(Herawati, 1998)
D. Instrumen Penelitian
1. Uji Coba
Kuisioner yang digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba. Uji coba
dilakukan di TK Pertiwi Kec. Pasar Kemis, dan dilakukan pada para ibu
sebanyak 10 orang. Dari hasil uji coba kuisioner tersebut tidak diadakan
variabel dalam kuisioner yang telah diisi dilakukan uji validitas dan uji
reabilitas.
2. Kuesioner
responden dijumlahkan.
E. Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer adalah data yang
pekerjaan, pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi, pendapatan orang tua,
49
sebagai instrumen penelitian. Kuesioner diisi oleh ibu yaitu mengenai faktor-
faktor yang berhubungan dengan kebiasaan makan anak usia pra sekolah yang
dibimbing oleh peneliti dan dibantu oleh 1 mahasiswi dari Fakultas Ilmu
F. Pengukuran Data
1. Kebiasaan Makan
Kebiasaan makan “buruk” jika energi dan protein < 80% AKG dan
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan Ibu
Tinggi.
4. Pekerjaan Ibu
bekerja”.
1.243.000,-
dan “cukup”. Pengetahuan ibu tentang gizi “kurang” jika jawaban benar
<80% dan pengetahuan ibu tentang gizi “cukup” jika jawaban benar
≥80%.
“positif”. Jika nilai < mean maka sikap ibu tentang gizi dikategorikan
”negatif” dan jika > mean maka sikap ibu tentang gizi dikategorikan
“positif”.
51
“kecil” jika ≤ 4.
9. Pantangan
ada satu jenis atau lebih makanan yang tidak boleh dikonsumsi anak
maka dikategorikan “ada” dan dikategorikan “tidak ada” jika tidak ada
1. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
c. Entry
d. Cleaning
ada kesalahan atau tidak, sehingga data tersebut telah siap diolah dan
dianalisis.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
X2 = ∑ (O-E)2
Keterangan:
X2 = Chi-square
BAB V
HASIL
A. Analisis Univariat
dan protein < 80% AKG) dan kebiasaan makan baik (energi dan protein ≥
80% AKG). Untuk lengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1
Distribusi Kebiasaan Makan Anak Di TK Al-Amanah
Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang Tahun 2011
Kebiasaan Makan n %
Buruk 57 51,8
Baik 53 48,2
Total 110 100
Sumber : Data Primer
Sindang Jaya Kab. Tangerang kebiasaan makan anak, baik atau buruk
sebesar 48,2%.
55
Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang tahun 2011 diperoleh hasil yang
Tabel 5.2
Distribusi Jenis Kelamin Anak Di TK Al-Amanah
Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang Tahun 2011
Jenis Kelamin N %
Perempuan 68 61,8
Laki-laki 42 38,2
Total 110 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.2 dari 110 anak, diketahui bahwa jumlah anak
a. Pendidikan Ibu
Amanah Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang tahun 2011 diperoleh hasil
Tabel 5.3
Distribusi Pendidikan Dari Anak TK Al-Amanah
Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang Tahun 2011
Pendidikan Ibu N %
Rendah (< SMA) 47 42,7
Tinggi (≥ SMA) 63 57,3
Total 110 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 110 anak, lebih
banyak anak yang memiliki ibu berpendidikan tinggi yaitu sebanyak
b. Pekerjaan Ibu
Tabel 5.4
Distribusi Pekerjaan Ibu Dari Anak TK Al-Amanah
Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang Tahun 2011
Pekerjaan Ibu N %
Bekerja 62 56,4
Tidak bekerja 48 43,6
Total 110 100
Sumber : Data Primer
banyak anak yang memiliki ibu bekerja yaitu sebanyak 62 orang atau
diperolah hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 5.5 berikut ini.
Tabel 5.5
Distribusi Pendapatan Orang Tua Dari Anak TK Al-Amanah
Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang Tahun 2011
57
banyak anak yang memiliki orang tua dengan pendapatan tinggi yaitu
d. Pengetahuan Ibu
diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 5.6 berikut ini.
Tabel 5.6
Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi Di TK Al-Amanah Kec.
Sindang Jaya Kab. Tangerang Tahun 2011
Pengetahuan Ibu n %
Kurang 48 43,6
Cukup 62 56,4
Total 110 100
Sumber : Data Primer
e. Sikap Ibu
diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 5.7 berikut ini.
Tabel 5.7
Distribusi Sikap Ibu tentang Gizi Dari Anak TK Al-Amanah
Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang Tahun 2011
banyak ibu yang memiliki sikap positif yaitu sebanyak 71 orang atau
Al-Amanah Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang tahun 2011 diperoleh hasil
Tabel 5.8
Distribusi Jumlah Anggota Keluarga Dari Anak TK Al-Amanah
Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang tahun 2011
anak yang memiliki jumlah anggota keluarga kecil yaitu sebesar 59,1%
yaitu 40,9%.
4. Gambaran Pantangan
Sindang Jaya Kab. Tangerang tahun 2011 diperoleh hasil yang disajikan
Tabel 5.9
Distribusi Pantangan Di TK Al-Amanah Kec. Sindang Jaya
Kab. Tangerang Tahun 2011
Pantangan n %
Ada 48 43,6
Tidak ada 62 56,4
Total 110 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 5.9 dari 110 anak, diketahui bahwa anak yang tidak
atau 43,6%.
B. Analisis Bivariat
Dikatakan signifikan ada hubungan jika nilai p ≤ 0,05 dan tidak signifikan jika
pada anak TK Al-Amanah Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang tahun 2011
diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 5.10 berikut ini.
Tabel 5.10
Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin Anak dengan Kebiasaan
Makan Anak di TK Al-Amanah Kec. Sindang Jaya
Kab. Tangerang Tahun 2011
didapatkan Pvalue 0,328. Hal ini menunjukkan Pvalue > 0,05, artinya
tidak ada hubungan antara jenis kelamin anak dengan kebiasaan makan
anak.
2011 diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 5.11 berikut ini.
Tabel 5.11
Analisis Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan
Kebiasaan Makan Anak di TK Al-Amanah
Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang
Tahun 2011
kebiasaan makan buruk (49,2%). Dari hasil uji statistik didapatkan Pvalue
0,567. Hal ini menunjukkan Pvalue > 0,05, artinya tidak ada hubungan
diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 5.12 berikut ini.
Tabel 5.12
Analisis Hubungan antara Pekerjaan Ibu dengan Kebiasaan
Makan Anak Di TK Al-Amanah Kec. Sindang Jaya
Kab. Tangerang Tahun 2011
ibu memiliki anak dengan kebiasaan makan buruk (45,8%). Dari hasil uji
statistik didapatkan Pvalue 0,337. Hal ini menunjukkan Pvalue > 0,05,
artinya tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan kebiasaan makan
anak.
Tangerang tahun 2011 diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel
Tabel 5.13
Analisis Hubungan antara Tingkat Pendapatan Orang Tua
dengan Kebiasaan Makan Anak Di TK Al-Amanah
Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang Tahun 2011
antara 77 orang tua yang berpendapatan tinggi, terdapat 36 orang tua yang
memiliki anak dengan kebiasaan buruk (46,8%). Dari hasil uji statistik
didapatkan Pvalue 0,145. Hal ini menunjukkan Pvalue > 0,05, artinya
tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua dengan kebiasaan
makan anak.
Tangerang tahun 2011 diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel
Tabel 5.14
Analisis Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan Kebiasaan
Makan Anak di TK Al-Amanah Kec. Sindang Jaya
Kab. Tangerang Tahun 2011
makan buruk (62,9%). Dari hasil uji statistik didapatkan Pvalue 0,012. Hal
ini menunjukkan Pvalue < 0,05, artinya ada hubungan antara pengetahuan
2011 diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 5.15 berikut ini.
Tabel 5.15
Analisis Hubungan antara Sikap Ibu tentang Gizi dengan
Kebiasaan Makan Anak di TK Al-Amanah Kec.
Sindang Jaya Kab. Tangerang Tahun 2011
Berdasarkan tabel 5.15 hasil analisis hubungan antara sikap ibu tentang
gizi dengan kebiasaan makan anak diperoleh bahwa di antara 39 ibu yang
(47,9%). Dari hasil uji statistik didapatkan Pvalue 0,320. Hal ini
menunjukkan Pvalue > 0,05, artinya tidak ada hubungan antara sikap ibu
2011 diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 5.16 berikut ini.
Tabel 5.16
Analisis Hubungan antara Jumlah Anggota Keluarga
dengan Kebiasaan Makan Anak di TK Al-Amanah
Kec. Sindang Jaya Kab. Tangerang Tahun 2011
kebiasaan makan buruk (43,1%). Dari hasil uji statistik didapatkan Pvalue
0,034. Hal ini menunjukkan Pvalue < 0,05, artinya ada hubungan antara
Tabel 5.17
Analisis Hubungan antara Pantangan dengan Kebiasaan Makan
Anak Di TK Al-Amanah Kec. Sindang Jaya
Kab. Tangerang Tahun 2010
(54,8%). Dari hasil uji statistik didapatkan Pvalue 0,565. Hal ini
68 PEMBAHASAN
Anak yang termasuk kategori pra sekolah adalah anak dengan usia 3-6
masa bayi hingga berusia 5 tahun disebut periode masa pra sekolah. Istilah pra
sekolah memang tak sepopuler balita (bawah lima tahun). Pada usia ini
harus diperhatikan.
manusia adalah pada usia 0 (nol) sampai dengan 5 (lima). Pada masa-masa ini
2001). Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk kebiasaan makan anak
makan terbentuk dalam dua tahun pertama kehidupan anak dan berpengaruh
dari 110 anak, lebih banyak yang memiliki kebiasaan makan buruk, namun
terbentuk sejak kecil, dan suatu kebiasan makan yang teratur dalam keluarga
akan membentuk kebiasaan yang baik bagi anak-anak. Selain itu, Hermina
Pada penelitian ini kebiasaan makan yang banyak dilakukan oleh anak
yang mempunyai kebiasaan makan buruk yaitu makan tidak dengan menu
seimbang, bekal yang lebih banyak dibawa yaitu mie instan, dan selingan
itu, ada pula anak yang kebutuhan energinya terpenuhi hanya dari susu kental
manis.
gizi. Jika hal ini dibiarkan akan memperburuk keadaan anak, yang akhirnya
Sunarwati (2009), anak adalah pewaris, penerus dan calon pengemban bangsa.
Oleh karena itu, tumbuh kembang dan gizi anak harus diperhatikan, karena
tumbuh kembang dan gizi anak yang baik akan memberi kontribusi pada
peningkatan kualitas SDM sejak dini.
dianalisis dalam penelitian ini yaitu jenis kelamin anak, pendidikian dan
pekerjaan ibu, tingkat pendapatan orang tua, pengetahuan dan sikap ibu
tentang gizi, jumlah anggota keluarga dan pantangan dengan kebiasaan makan
ini sejalan dengan Herawati (1998) yang menyatakan bahwa tidak ada
anak perempuan, hal ini dimungkinkan karena anak perempuan lebih sulit
(1992), masa seorang anak yang berada pada usia kurang dari lima tahun
termasuk salah satu masa yang tergolong rawan. Pada umumnya anak
perempuan lebih susah makan atau hanya suka pada makanan jajanan
kesehatan bagi anak pada usia ini. Sebaiknya anak harus diperkenalkan
variasi makanan sejak dini. Variasi yang dimaksud tekstur, warna, dan
oleh anak dan membuat suasana makan menjadi hal yang menyenangkan.
makanan yang baik untuk kesehatan. Tetapi pendidikan yang tinggi tidak
itu, diketahui juga anak yang mempunyai kebiasaan makan buruk lebih
banyak terdapat pada anak yang memiliki ibu dengan pendidikan tinggi.
untuk anak dan keluarga sehari-hari. Selain itu, dimungkinkan juga karena
sebagian besar ibu yang bekerja memiliki anak dengan kebiasaan makan
buruk. Dari hasil uji chi-square didapatkan bahwa pekerjaan ibu tidak
(pendapatan) dalam hal ini ibu tidak bekerja akan memiliki biaya hidup
yang lebih sedikit dibandingkan dengan keluarga dengan dua orang yang
dengan kebiasaan makan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Yudi (2007)
yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan orang tua
orang tua lebih sering membelikan makanan siap saji bagi anak, tanpa
yang baik bagi keluarga. Hal tersebut didukung oleh pendapat Berg (1986)
dalam Soehardjo (1989), yang menyatakan bahwa peningkatan
Selain itu, diketahui juga bahwa anak yang mempunyai kebiasaan makan
anak.
dan evaluasi.
mereka pilih yaitu mie instan dan jajanan yang mengandung MSG juga
perilakunya (konasi).
Jaya Kab. Tangerang tahun 2011 menunjukkan bahwa lebih banyak ibu
diketahui juga bahwa anak yang mempunyai kebiasaan makan buruk lebih
79
hasil uji chi-square didapatkan bahwa sikap ibu tentang gizi tidak
anak tidak menangis lagi. Hal ini pun sesuai dengan pernyataan Sarwono
ibu tentang gizi baik juga positif tetapi karena hal tersebut dalam
kebiasaan makan yang buruk. Dengan demikian, ibu harus bersikap tegas
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi jenis dan jumlah makanan
pangan.
diketahui juga bahwa anak yang mempunyai kebiasaan makan buruk lebih
banyak dengan jumlah anggota keluarga besar. Berdasarkan hasil uji chi-
perlu adanya pengaturan jarak kelahiran. Sehingga masa depan anak akan
larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan ataupun daging hanya
berdasarkan kebiasaan yang tidak ada dasarnya dan hanya diwarisi secara
Jaya Kab. Tangerang tahun 2011 menunjukkan bahwa lebih banyak anak
yang tidak memiliki pantangan dibandingkan yang memiliki pantangan.
Adapun makanan yang dipantang yaitu udang dengan alasan alergi. Selain
itu, diketahui juga bahwa anak yang mempunyai kebiasaan makan buruk
pada anak. Alasan mereka melakukan pantangan pada anak bukan karena
Sehingga meski anak memiliki riwayat alergi akan makanan tertentu ibu
C. Keterbatasan Penelitian
pekerjaan ibu, tingkat pendapatan orang tua, pengetahuan dan sikap ibu
cross sectional, faktor resiko sulit di ukur secara akurat dan kurang valid
ini paling lemah dibandingkan dengan desain studi kohort dan kasus
kontrol.
penelitian ini adalah recall 2x24 jam. Metode recall ini sangat erat
(bias recall). Oleh karena itu, ketepatannya sangat tergantung pada daya
yang memiliki kelemahan antara lain, tidak semua jenis makanan yang
dikonsumsi oleh anak bisa dianalisis dengan program tersebut. Hal yang
BAB VII
A. Simpulan
pendapatan orang tua, pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi, jumlah anggota
10. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin anak dengan kebiasaan
11. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kebiasaan
12. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan kebiasaan makan
13. Tidak terdapat hubungan antara pendapatan orang tua dengan kebiasaan
14. Tidak terdapat hubungan antara sikap ibu tentang gizi dengan kebiasaan
15. Tidak terdapat hubungan antara pantangan dengan kebiasaan makan anak
16. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan kebiasaan
B. Saran
anak.
Kabupaten Tangerang.
DAFTAR PUSTAKA
Aditio, Ruli. 2010. Mengatasi Masalah Kebiasaan Makan yang Tidak Baik pada
Anak-anak. Diakses tanggal 31 Juni 2010 pukul 10.00 WIB dari
http://www.suaramerdeka.com
87
Admin. 2009. Kabupaten Tangerang Rekor Gizi Buruk. Diakses 7 Januari 2010 pukul
20.00 WIB dari http://www.tangerangkab.go.id
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
______________. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Harahap, Heryudarini. 2004. Masalah Gizi Mikro Utama dan Tumbuh Kembang Anak
di Indonesia. Diakses pada tanggal 14 Oktober 2010 pukul 09.26 WIB dari
http://docs.google.com
Hawadi, R.A. 2001. Psikologi Perkembangan Anak, Mengenal Sifat, Bakat, dan
Kemampuan Anak. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Khomsan, Ali. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Bogor: Jurusan Gizi
Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor
Latifah, M. & D. Hastuti. 2004. Perkembangan Anak Usia Prasekolah. [Diktat] Mata
Kuliah Tumbuh Kembang Manusia yang tidak dipublikasikan. Bogor : Jurusan
gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakulatas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor
Luke, Barbara. 1984. Principles of Nutritin and Diet Therapy. Little brown and
Company, Boston
Markum, A.H. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Bagian Ilmu Kesehatan
Anak FKUI. Penerbit Rineka Cipta
Monks, F.J., A.M.P. Knoers, & S.R. Haditono. 1994. Psikologi Perkembangan.
Yogyakarta: UGM Press
87
Munawaroh, Lailatul. 2006. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu dan
Pola Makan Balita dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan. Diakses tanggal 19 Juni 2010 pukul
21.00 WIB dari http://docs.google.com
Papilia D.E. & S.W. Olds. 1987. Human Development 3th ed. USA: Mc-Hill
Publishing
Pudjiadi, Solihin. 1993. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Balai penerbit FKUI. Jakarta
Raditya, Karno. 2008. Posyandu dan Gizi Buruk di Indonesia. Diakses pada tanggal
11 oktober 2010 pukul 13.30 WIB dari http://kabarindonesia.com
Siswono. 2006. Tangerang Bentuk Tim Masalah Gizi. Diakses tanggal 22 Juni 2010
pukul 12.00 WIB dari http://www.gizi.net
87
Solikhah, aris. 2008. Menggugat Definisi Anak. Diakses pada tanggal 7 November
2010 pukul 13.00 WIB dari http://www.hizbut-tahrir.or.id
Suhardjo. 1989. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Bogor : Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2002. Penilaina Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC
Sutikno, Sobri. 2009. Mewujudkan SDM yang Unggul. Diakses pada tanggal 11
Oktober 2010 pukul 13.40 WIB dari http://www.sobrycenter.com
Wahyuni, E. 2001. Cara Praktis Mengasuh dan Membimbing Anak, agar Menjadi
Cerdas dan Bahagia. Jakarta : Pionir Jaya
Widiyaningsih, Ratna. 2006. Hubungan antara Karakteristik Anak dan Orang tua
dengan Konsumsi Makan Pagi pada Anak Usia Pra Sekolah (4-6 Tahun) Di TK
Barunawati II Jakarta Barat Tahun 2006. UI
Yetty Nency dan Muhamad Thohar Arifin. 2006. Gizi Buruk, Ancaman Generasi
yang Hilang