You are on page 1of 11

OBAT ANTIDIABETES

A. Pengertian Diabetes Mellitus

Diabetes melitus (DM) adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan

kondisi hiperglikemia karena pankreas tidak mampu memproduksi insulin ataupun

insulin yang tidak dapat digunakan oleh tubuh. Insulin adalah hormon yang

mengatur keseimbangan kadar gula darah, akibatnya terjadi peningkatan

konsentrasi glukosa di dalam darah ( hiperglikemia ). Hiperglikemi kronik pada

pasien DM dapat menyebabkan disfungsi, kegagalan bahkan kerusakan organ

terutama mata, ginjal pembuluh darah dan syaraf (American Diabetes

Association, 2011 ).

Diabetes Melitus tidak dapat disembuhkan tetapi kadar gula darah dapat

dikendalikan melalui diet, olahraga dan obat-obatan. Untuk dapat mencegah

terjadinya komplikasi kronis, diperlukan pengendalian DM yang baik (Perkeni,

2011).

B. Patofisiologi Diabetes Melitus

Pankreas adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak di belakang

lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pula

dalam peta, sehingga disebut dengan pulau-pulau Langerhans pankreas. Pulau-

pulau ini berisi sel alpha yang menghasilkan hormon glukagon dan sel beta yang

menghasilkan hormon insulin. Kedua hormon ini bekerja secara berlawanan,

glukagon meningkatkan glukosa darah sedangkan insulin bekerja menurunkan

kadar glukosa darah (Schteingart, 2006).

Insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas dapat diibaratkan sebagai

anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel. Dengan

bantuan GLUT 4 yang ada pada membran sel maka insulin dapat

menghantarkan glukosa masuk ke dalam sel. Kemudian di dalam sel tersebut


glukosa di metabolisasikan menjadi ATP atau tenaga. Jika insulin tidak ada

atau berjumlah sedikit, maka glukosa tidak akan masuk ke dalam sel dan akan

terus berada di aliran darah yang akan mengakibatkan keadaan hiperglikemia

(Sugondo, 2009).

C. Klasifikasi etiologi DM menurut American Diabetes Association, 2010 adalah

sebagai berikut :

1. Diabetes tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin

absolut) :

Pada Diabetes tipe 1 (Diabetes Insulin Dependent), lebih sering

ternyata pada usia remaja. Lebih dari 90% dari sel pankreas yang

memproduksi insulin mengalami kerusakan secara permanen. Oleh karena

itu, insulin yang diproduksi sedikit atau tidak langsung dapat

diproduksikan. Hanya sekitar 10% dari semua penderita diabetes melitus

menderita tipe 1. Diabetes tipe 1 kebanyakan pada usia dibawah 30 tahun

(Merck, 2008).

2. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai yang terutama dominan resistensi insulin

disertai defesiensi insulin relatif sampai yang terutama defek sekresi

insulin disertai resistensi insulin).

Diabetes tipe 2 ( Diabetes Non Insulin Dependent) ini tidak ada

kerusakan pada pankreasnya dan dapat terus menghasilkan insulin, bahkan

kadang-kadang insulin pada tingkat tinggi dari normal. Akan tetapi, tubuh

manusia resisten terhadap efek insulin, sehingga tidak ada insulin yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Diabetes tipe ini sering terjadi

pada dewasa yang berumur lebih dari 30 tahun dan menjadi lebih umum

dengan peningkatan usia. Obesitas menjadi faktor resiko utama pada

diabetes tipe 2. Sebanyak 80% sampai 90% dari penderita diabetes tipe 2

mengalami obesitas. Obesitas dapat menyebabkan sensitivitas insulin


menurun, maka dari itu orang obesitas memerlukan insulin yang berjumlah

sangat besar untuk mengawali kadar gula darah normal (Merck, 2008).

3. Diabetes mellitus Gestasiona

Cara diagnosis diabetes melitus dapat dilihat dari peningkatkan

kadar glukosa darahnya. Diabetes mellitus yang muncul pada masa

kehamilan, umumnya bersifat sementara, tetapi merupakan faktor risiko

untuk DM Tipe 2.

4. Diabetes mellitus tipe lain.

a. Defek genetik fungsi sel beta

b. DNA mitokondria.

c. Defek genetik kerja insulin.

d. Penyakit eksokrin pankreas :

- Pankreatitis.

- Tumor/ pankreatektomi.

- Pankreatopati fibrokalkulus.

D. Kriteria Diagnostik Diabetes melitus menurut American Diabetes Association

2010 :

Glukosa Plasma Glukosa Plasma


Puasa 2 jam setelah makan

Normal <100 mg/dL <140 mg/dL

Pra 100 – 125 mg/dL ––


Diabetes –– 140 – 199 mg/dL
IFG
IGT

diabetes > 126 mg/dL > 200 mg/dL


E. Daftar Obat-Obat Hipoglikemik Oral (Oho)

Antidiabetik oral yang ada di pasaran Indonesia terdiri dari 5 golongan

yaitu: 1) Sulfonilurea; 2) Biguanida; 3) Penghambat alfa-glukosidase; 4)

Thiazo-lidindione; 5) Analog Meglitinid

1. Sulfonilurea

Merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas, sehingga hanya

efektif pada penderita diabetes yang sel-sel β pankreasnya masih

berfungsi dengan baik.

a. Glibenklamid

 Indikasi : Non Insulin dependent Diabetes Militus ( NIDDM ),

Pasien DM dewasa yang tidak responsif terhadap diet saja.

 Efek Samping : Hipoglikemi & ruam kulit

b. Glimepirida 1, 2 & 3 (Metrix 1, 2 & 3) (Gliaride 2 & 3)

 Indikasi : dm tipe 2 yang tidak dapat dikendalikan secar adekuat

melalui diet, olahraga dan penurunan bb saja.

 Efek Samping : gangguan daya penglihatan, hipoglikemia

c. Gliquidon ( Glurenorm )

 Indikasi : Non Insulin dependent Diabetes Militus ( NIDDM ),

Pasien DM dewasa yang tidak cukupdikendaliakn diet saja.

 Efek Samping : Sakit kepala, gangguan GI

2. Meglitinida

Meglitinide (Repaglinide dan Nateglinide) merupakan obat klas

terbaru yang merangsang sekresi insulin di pancreas mirip dengan

sulfonylurea namun pada reseptor yang berbeda.

a. Repaglinide
 Indikasi : sebagai terapi tunggal atau kombinasi (dengan metformin

dan tiazolidindion) untuk pengobatan DM tipe 2, dimana kondisi

hyperglikimea tidak dapat dikontrol dengan diet dan olahraga

 Efek Samping : hypoglikemia

3. Biguanid

Bekerja langsung pada hati (hepar), menurunkan produksi glukosa

hati. Tidak merangsang sekresi insulin oleh kelenjar pancreas

b. Metformin 500 & 850 mg (Nevox XR, Glumin XR 500mg & 750 mg )

 Indikasi : Sebagai monoterapi atau terapi kombinasi dengan

antiabetis oral lain.

 Efek Samping : gangguan GI

4. Tiazolidindion

Meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin. Berikatan dengan

PPARγ (peroxisome proliferator activated receptor-gamma) di otot,

jaringan lemak, dan hati untuk menurunkan resistensi insulin.

a. Januvia (Sitagliptin)

 Indikasi : sebagai tambahan terhdap diet dan olahraga untuk

meperebaiki kontrol gula darah pada pasien tipe 2.

 Efek Samping : nyeri perut, mual dan diare

b. Trajenta 5 mg (linagliptin)

 Indikasi : tambahan terhadap diet dan olahraga dan memeperaiki

kontrol glikemik pada pasien dewasa dengan DM tipe 2

 Efek Samping : diare, mual dan muntah

c. Forxiga (dapagliflozin)

 Indikasi : tambahan diet dan olahraga untuk memeperbaiki kontrol

gula darah pada pasien DM tipe 2


 Efek Samping : sering buang air kecil atau pusing ringan

5. Inhibitor α-glukosidase

Menghambat kerja enzim-enzim pencenaan yang mencerna

karbohidrat, sehingga memperlambat absorpsi glukosa ke dalam darah

a. Acarbose ( Eclide 50 mg)

 Indikasi : Terapi kombinasi dengan diet untuk DM

 Efek Samping : Kembung, diare dan nyeri perut.

F. Kombinasi Obat DM :

Kombinasi terapi pada pasien DM tipe 2 yang paling sering adalah

penggunaan terapi glibenklamid (sulfonilurea) dengan metformin (biguanid), yang

mana dinyatakan efektif dalam mengontrol gula darah.

Dalam pengontrolan kadar glukosa darah puasa pasien DM tipe 2,

sulfonilurea adalah obat yang tepat untuk menurunkan kadar glukosa darah

dengan sangat cepat, namun terjadi peningkatan HbA1c pada pemberian

sulfonilurea tersebut. Penurunan glukosa darah yang cepat ini mengakibatkan

banyak laporan efek samping yang ditimbulkan obat golongan sulfonilurea ini

yakni berupa efek hipoglikemia yang dalam keadaan fatal dapat menurunkan

kesadaran pasien. Sedangkan Pemberian metformin sebagai monoterapi juga

menurunkan kadar glukosa darah puasa dengan cepat dan hanya sedikit

peningkatan dari kadar hemoglobin glikolasi (HbA1C) pasien.

1. Trajenta Duo ( Linagliptin 2mg & Metformin 500mg)

 Indikasi : tambahan diet dan olahraga untuk memperbaiki kontrol

glukosa darah pada dewasa dengan DM tipe 2

 Efek Samping : hypoglikemia, hypertrigliseridemia


2. Janumet 50/500mg & Janumet 50/1000mg ( Sitagliptin & Metformin )

 Indikasi : Sebagai terapi tambahan terhadap diet dan olahraga, untuk

memperbaiki kontrol glukosa darah pada pasien DM tipe 2 yang tidak

dapat dikendalikan secara adekuat dengan metformin atau sitaglipin.

 Efek Samping : diare, mual / muntah, kembung, rasa tidak nyaman pada

perut dan sakit kepala.

3. Glucovance ( Metformin & Glibenclamide )

 Indikasi : Terapi awal, sebagai tambahan terhadap diet dan olahraga,

untuk memperbaiki kontrao gula dara pada pasien dengan DM tipe 2.

 Efek Samping : Infeksi saluran nafas atas reaksi pada GI pada diare

mual muntah dan nyeri perut, sakit kepala, pusing, hipoglikemia

4. Velacom 1/250mg & Velacom 1/500mg ( Glimepirin & Metformin)

 Indikasi : tambahan terhadap diet dan olahraga pada NIDDM untuk

terapi kombinasi dengan metformin dan insulin jika monoterapi tdak

adekuat

 Efek Samping : hypoglikemia.

G. Insulin

Bagi penderita DM tipe 1 satu-satunya obat pilihan untuk mengatasi

defisiensi insulin adalah dengan pemberian insulin eksogen. Sedangkan bagi

penderita DM tipe 2, insulin hanya digunakan bila terdapat kegagalan dalam

terapi Antidiabetes Oral lainnya. Pada kondisi kegagalan ini, insulin dapat

dipakai sebagai terapi tambahan dengan Antidibetes Oral, atau sebagai ganti

sekaligus.
 Preparat Insulin

Isi (Generik) Brand Name Mulai Puncak Durasi


Kerja Kerja

Ultra Short Acting Insulin


Insulin Aspart - 15-20 mnt 1-3 jam 3-5 jam

Insulin Lispro - < 15 mnt 0,5-1,5 jam 3-5 jam

Short Acting Insulin


Reguler Insulin Actrapid HM (Feron/Novo) 0,5-0,7
1,5-4 jam 5-8 jam
(Soluble,neutral) jam
Humulin R (Eli Lilly)

Intermediate Acting Insulin


Zn Susp.Insulin
Monotard HM (Feron/Novo) 1-2,5 jam 6-12 jam 18-24 jam
(Lente)

Insulatard HM
Isophane Insulin (Feron/Novo)
1-1,5 jam 6-12 jam 18-24 jam
(NPH)
Humulin N (Eli Lilly)

Long Acting Insulin


Insulin Glargine Lantus (Aventis Pharma) 2-5 jam Peakless 24 jam

Mixing Insulin
Mixture: Mixtard 30 HM
Within
(Feron/Novo)
Dobel 24 jam
30%Reguler +
30 menit
70% NPH Humulin 30/70 (Eli Lilly)

Insulin merupakan hormone polipeptida yang bersifat anabolic dan


antikatabolik. Berperan dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Terdiri dari dua rantai polipeptida yang dihubungkan dengan ikatan disulfide.
Insulin Eksogen Konvensional berasal dari purifikasi ekstrak pancreas Babi dan
Sapi. Karena sering menyebabkan alergi dan masalah keagamaan, maka dewasa ini
beredar di pasaran adalah Human Insulin. Human Insulin diperoleh dari teknologi
rekombinan sel.
 Sediaan Insulin di Rumah Sakit Mitra Keluarga
Nama Sediaan Kandungan Golongan Kemasan Penggunaan

Diberikan sesaat

Novorapid Insulin Aspart Rapid Acting Vial Flexpen sebelum atau segers

sesudah makan

Vial 100 IU ml x Diberikan 15-30

3ml menit sebelum makan


Humulin R Reguler Soluble Short Acting
Cartidge 100 UI ml 1-2 jam sesudah

x 3ml makan

Vial 100 UI ml x 3 Diberikan sesaat

ml sebelum makan (
Lantus Glargine Long Acting
Solosstar 100 UI harus pada jam yang

ml x 3 ml sama setiap harinya )

Diberikan sesaat

Levemir Determir Long Acting Flexpen sebelum atau segera

sesudah makan

Insulin Aspart Diberikan sesaat

Novomix 30 % Insulin Kombinasi Flexpen sebelum atau segera

Protaminase 70 % sesudah makan

Hormon Perangsang
Pre – fiiled injeksi Diberikan sesudah
Victoza Liraglutide Pankreas Untuk
pen 6 mg/ ml atau sebelum makan
Memproduksi Insulin

H. Cara Pemberian Insulin


Langkah pemberian :

 cuci tangan terlebih dahulu

 siapkan pen insulin dan perlengkapan lainnya, karena suhu pada pen insulin

lebih rendah dari suhu tubuh maka terlebih dahulu gosok pen insulin

dengan telapak tangan selama kurang lebih 10 detik ( ubtuk mengurangi

rasa sakit penyuntikan )

 lepas penutup pen insulin

 buka jarum, kemudian pasang pada pen insulin

 putar jarum insulin hingga kencang dan rapat

 lepas penutup luar jarum dan hilangkan udara yang terdapat dalam pen

 putar tombol penentu dosis pada dosis yang diinginkan

 pilih lokasi penyuntikan, bersihkan terlebih dengan kapas alkohol ( akohol

swab )

 cubit kulit di lokasi penyuntikan, segera suntik insulin dengan sudut 90

derajat dan lepas cubitan

 gunakan ibu jari untuk menekan tombol dosis sampai berhenti. biarkan

jarum 5-10 detik untuk mencegah insulin keluar dari tempat penyuntikan.

 tarik jarum bila ada darah keluar, segera di usap dengan kapas/tisu.

tempat penyuntikan jangan ditekan-tekan.

I. Penyimpanan Insulin

Pada suhu 2-8°C

 Insulin vial Eli Lily yang sudah dipakai dapat disimpan selama 6 bulan

atau sampai 200 suntikan bila dimasukkan dalam lemari es.

 Vial Novo Nordisk insulin yang sudah dibuka, dapat disimpan selama 90

hari bila dimasukkan lemari es.


 Insulin dapat disimpan pada suhu kamar dengan penyejuk 15-20°C bila

seluruh isi vial akan digunakan dalam satu bulan.

 Insulin yang disimpan pada suhu kamar lebih dari 30° C akan lebih

cepat kehilangan potensinya. Penderita dianjurkan untuk memberi

tanggal pada vial ketika pertama kali memakai dan sesudah satu bulan

bila masih tersisa sebaiknya tidak digunakan lagi.

JUM’AT, 25 AGUSTUS 2017

BY : RIRIN RISNANITA

FARMASI

You might also like