You are on page 1of 9

Konsep Dasar Keperawatan (KDK1) DIAN

HUSADA
 Beranda
 falsafah
 ^_^PARADIGMA KEPERAWATAN^_^
 ^_^KONSEP KEPERAWATAN^_^
 me And Friend cuuuiiii.....??

 ftoo aQU NIe......
 viDiooo Q nie
 vidio lucuu.

^_^PARADIGMA KEPERAWATAN^_^

Paradigma Keperawatan

Banyak ahli yang mendefinisikan paradigma, diantaranya paradigma adalah cara bagaimana kita
memandang dunia, (Adam Smith, 1975) atau menurut Ferguson bahwa paradigma adalah pola
pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan.
Mengapa paradigma ini begitu penting ? dalam hal ini paradigma akan sangat membantu
seseorang ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia kepada kita dan membantu kita untuk
memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita. Fenomena dalam keperawatan adalah
prilaku klien dalam menghadapi ketidakpastian kondisinya atau menghadapi ketidaknyamanan
dari sebagian atau seluruh anggota tubuhnya atau masalah – masalah yang yang muncul dalam
bidang keilmuan tertentu. ( Karen , 1999 : 74)
Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi keperawatan
sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya membantu orang sakit atas
instruksi – instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun kadang – kadang masih
memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa
pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih bersifat vocasional belum sepenuhnya
beralih ke pelayanan yang profesional.
Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara umum maupun
perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi
profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan
dan organisasi profesi.
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat,
memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada
dalam keperawatan, (La Ode Jumadi, 1999 : 38).
Paradigma keperawatan adalah interaksi antara manusia yang menerima perawatan, lingkungan
tempat menusia berada, kesehatan yang selalu menjadi bagian dari bidang garapan keperawatan
serta tindakan keperawatan (Kozier, 2000)
Empat komponen paradigma keperawatan yaitu :
Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu
kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam
kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan
eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan internalnya
(homeoatatis), (Kozier, 2000)
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan
merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La Ode
Jumadi, 1999 :40).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka,
sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya,
baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada
manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem
adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon
yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut
mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi apabila
kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan
menunjukan prilaku yang maladaptif .
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat yang
menerima asuhan keperawatan.
Manusia sebagai individu artinya seseorang yang memiliki karakter total sehingga
menjadikannya berbeda dari orang lain (Karen, 2000). Manusia sebagai individu disebut juga
orang yang memiliki kepribadian meliputi tingkah laku dan emosi meliputi sikap, kebiasaan,
keyakinan, nilai – nilai, motivasi, kemampuan, penampilan dan struktur fisik yang berbeda satu
dengan lainnya. Gabungan semua ini akan mempengaruhi seseorang dalam cara berfikir, merasa
dan bertindak dalam berbagai situasi yang di hadapinya. Individu merupakan gabungan interaksi
genetik dengan pengalaman hidupnya dipengaruhi oleh identitas diri, konsep diri, persepsi,
kebutuhan dasar, mekanisme pertahanan diri dan tumbuh kembang.
Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup
kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien.
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan
terjadi interaksi satu sama lain, baik secara perorangan maupun bersama – sama, di dalam
lingkungannya sendiri maupun masyarakat secara keseluruhan.
Ada beberapa alasan mengapa keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan
yaitu :
1. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan ataupun mencegah, memperbaiki atau
mengabaikan masalah- masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah
kesehatan mulai dari awal sampai penyelesaiannya akan dipengaruhi oleh keluarga.
3. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit dalam salah satu anggota keluarga
akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
4. Dalam merawat klien sebagai individu, keluarga tetap sebagai pengambil keputusan dalam
perawatannya.
5. Keluarga sebagai perantara efektif dalam berbagai upaya kesehatan masyarakat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu memperhatikan sifat – sifat
keluarga yaitu keluarga mempunyai reaksi dan cara yang unik dalam menghadapi masalahnya,
pola komunikasi yang dianut, cara pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita – cita keluarga dan
gaya hidup keluarga yang berbeda – beda. Individu dalam keluarga mempunyai siklus tumbuh
kembang .
Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi adanya masalah kesehatan, memberi
asuhan kepada anggota keluarga yang sakit, koordinator pelayanan kesehatan keluarga,
fasilitator, pendidik dan penasehat keluarga dalam masalah – masalah kesehatan.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yang mereka anggap sama (Kamus besar Bhs. Indonesia, 1989)
Masyarakat berpengaruh terhadap peningkatan dan pencegahan suatu penyakit. Ada enam faktor
pengaruh masyarakat atau komunitas terhadap kesehatan anggota masyarakat yaitu tersedianya
fasilitas pelayanan kesehatan, faslitas pendidikan dan rekreasi, transportasi dan fasilitas
komunikasi, fasilitas sosial seperti polisi dan pemadam kebakaran serta nilai dan keyakinan
masyarakat.
Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat umum
dan kelompok – kelompok masyarakat tertentu (balita dan lansia). Pelayanan perawatan tersebut
diberikan setelah melalui proses berikut ini :
1. Pertemuan penjajakan kepada pemuka masyarakat agar dicapai kesepakatan tentang ide yang
dikemukakan.
2. Pengumpulan data pada masyarakat melalui survey atau sensus dengan menggunakan daftar
pertanyaan atau kuosioner
3. Analisis data dan perumusan masalah
4. Pembahasan hasil analisis dalam forum lokakarya mini dengan masyarakat untuk kemudian
ditetapkan prioritas masalah beserta penyelesaiannya.
5. Perumusan rencana tindakan penyelesaian masalah bersama dengan wakil masyarakat.
6. Pelaksanaan tindakan pemecahan masalah. Pelaksanaan ini dilakukan bersama dengan masyarakat
melalui sumber daya ayang ada di masyarakat tersebut.
7. Evaluasi
8. Dilakukan untuk menilai proses dan hasil program tindakan, dalam sebuah lokakarya.
9. Tindak lanjut
Keperawatan
Komponen yang kedua dalam paradigma keperawatan ini adalah konsep keperawatan. Ada
beberapa definisi keperawatan menurut tokoh – tokoh dibawah ini :
Florence Nightingale 1895
Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk
beraktivitas.
Faye Abdellah (Twenty one nursing problems,1960)
Keperawatan adalah bentuk pelayanan kepada individu dan keluarga, serta masyarakat dengan
ilmu dan seni yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dimilki seorang perawat
untuk membantu manusia baik dalam keadaan sehat atau sakit sesuai dengan tingkat
kebutuhannya.
Virginia Henderson (Fourteen Basic needs, 1960)
Fungsi yang unik dari perawat adalah memabntu individu sehat ataupun sakit untuk
menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya sehingga individu tersebut
mampu melaksanakan aktivitas sehari – harinya, sembuh dari penyakit atau meninggal dengan
tenang.
Dorothy E. Johnson (Behavioral System Theory, 1981)
Keperawatan adalah seperangkat tindakan – tindakan yang memiliki kekuatan untuk melindungi
kesatuan atau integritas prilaku klien berada pada level yang optimal untuk kesehatannya.
Imogene King (Goal Attainment Theory, 1971, 1981)
Keperawatan adalah proses aksi dan interaksi, untuk membantu individu dari berbagai kelompok
umur dalam memenuhi kebutuhannya dan menangani status kesehatannya pada saat tertentu
dalam suatu siklus kehidupan.
Madeleine Leininger (Transcultural Care Theory, 1984)
Mempelajari seni humanistic dan ilmu yang berfokus pada manusia sebagai individu atau
kelompok, kepekaan terhadap kebiasaan, fungsi dan proses yang mengarah pada pencegahan
ataupun prilaku memelihara kesehatan atau penyembuhan dari penyakit.
Martha Roger (Unitary Human Beings, an energy field, 1970)
Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan dan rehabilitasi
penderita sakit dan penyandang cacat.
Dorothea Orem (Self care theory, 1985)
Pelayanan yang bersifat manusiawi yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan manusia untuk
merawat diri, kesembuhan dari penyakit atau cedera dan penanggulangan komplikasinya
sehingga dapat meningkat derajat kesehatannya.
Callista Roy (Adaptation Theory, 1976, 1984)
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan respon adaptasi dalam menghadapi permasalahan
kesehatannya. Respon adaptif mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatannya.
Kesepakatan Nasional, 1983
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko
– sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh daur kehidupan manusia.
Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan intelektual, keterampilan
teknikal dan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan dalam
membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.
Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat –
kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien. Kiat – kiat itu adalah
:
1. Caring , menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur – unsur karatif yaitu : nilai –
nilai humanistic – altruistik, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan kepekaan
terhadap diri dan orang lain, mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan
menerima pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan
mandiri dalam pengambilan keputusan, prinsip belajar – mengajar, mendorong melindungi dan
memperbaiki kondisi baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr
manusia, dan tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
2. Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan
kliennya.
3. Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa
nyaman klien.
4. Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
5. Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis
yang memiliki makna (Barbara, 1994)
6. Helping artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
7. Believing in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan
untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
8. Learning artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya.
9. Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan
menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
10. Listening artinya mau mendengar keluhan kliennya
11. Doing artinya melakukan pengkajian dan intervensi keperawatan serta mendokumentasikannya
12. Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang,
frustasi dan rasa puas klien.
13. Accepting artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain
Sebagai suatu profesi , keperawatan memiliki unsur – unsur penting yang bertujuan
mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon manusia sebagai fokus
telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan kurang perawatan
diri merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat tuntutan akan kemandirian atau
kurangnya kemampuan.
Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik atau kegiatan
praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan (Susan, 1994 : 80).
Konsep Sehat Sakit
Sehat menurut WHO (1947)
“Sehat adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental dan sosial dan bukan hanya suatu
keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan”
Sehat menurut UU no 23/1992 tentang kesehatan
“Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.
Sakit menurut Zaidin Ali, 1998
“Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis
(jasmani), psikologis (mental), sosial, dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh,
produktifitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan atau sebagian”.
Kesakitan adalah perasaan tidak nyaman pada seseorang akibat penyakit sehingga
mendorongnya untuk mencari bantuan. (Kozier, 2000)
Faktor – faktor yang dapat meningkatkan angka kesakitan adalah :
1. Keturunan misal orang yang mempunyai riwayat keluarga pengidap Diabetes Melitus, punya
resiko tinggi terkena diabetes pula.
2. Usia
3. Kelahiran cacat atau kelainan kongenital resikonya meningkat pada wanita yang melahirkan diatas
35 tahun.
4. Fisiologis
5. Kehamilan meningkatkan resiko tinggi terkena penyakit pada ibu dan janin. Obesitas
meningkatkan resiko penyakit jantung.
6. Gaya hidup
7. Merokok meningkatkan resiko kanker paru dsb.
8. Lingkungan
Status kesehatan seseorang terletak antara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila
status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi
apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness
area). Pola rentang ini bersifat dinamis berubah seiring waktu dan kondisi sosial.
Sesuai dengan rentang sehat – sakit maka status kesehatan dapat dibagi dalam keadaan optimal
sehat atau kurang sehat, sakit ringan atau berat sampai meninggal dunia. Apabila individu berada
dalam area sehat maka dilakukan upaya pencegahan primer (primary prevention) yaitu
perlindungan kesehatan (health protection) dan perlindungan khusus (spesific protection) agar
terhindar dari penyakit. Apabila individu berada dalam area sakit maka dilakukan upaya
pencegahan sekunder dan tertier yaitu dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat,
pencegahan perburukan dan rehabilitasi.
Status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh :
1. Politik, yang mencakup keamanan, penekanan, penindasan
2. Prilaku manusia, mencakup kebutuhan, kebiasaan dan adat istiadat
3. Keturunan, genetik, kecacatan, etnis, faktor risiko dan ras
4. Pelayanan kesehatan, upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
5. Lingkungan, tanah, udara, dan air
6. Sosial dan ekonomi meliputi pendidikan dan pekerjaan
Persepsi sakit atau “merasa sakit” dipengaruhi oleh persepsi seseorang tentang sakit itu sendiri
seperti seseorang merasa sakit (kesakitan) setelah diperiksa dan dinyatakan menderita sakit,
seseorang merasa sakit, tetapi setelah diperiksa ternyata individu tersebut tidak menderita sakit
atau mengalami suatu penyakit, seseorang tidak merasa sakit akan tetapi sebenarnya individu
tersebut mengidap penyakit, seseorang tidak merasa sakit dalam tubuhnya.
Keperawatan memberikan bantuan kepada individu, keluarga dan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan dasar sehari – hari, adaptasi terhadap keadaan sehat atau sakit serta mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
Lingkungan
Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada lingkungan masyarakat yaitu
lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual.
Menurut Leavell (1965), ada tiga faktor yang saling mempengaruhi kesehatan dalam lingkungan
yaitu agen (penyebab), hospes (manusia) dan lingkungan.
Agen adalah suatu faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit, seperti faktor biologi, kimiawi,
fisik, mekanik atau psikologis misalnya virus, bakteri, jamur atau cacing., senyawa kimia bahkan
stress. Hospes adalah makhluk hidup yaitu manusia atau hewan yang dapat terinfeksi oleh agen,
sedangkan lingkungan adalah faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan
yang kumuh, lingkungan kerja yang tidak nyaman, tingkat sosial ekonomi yang rendah, fasilitas
pelayanan kesehatan.
Kesimpulan
Manusia sebagai paradigma keperawatan :
Memiliki karakteristik biokimiawi, fisiologis, interpersonal, dan kebutuhan dasar hidup yang
selalu berkembang.
Perkembangan tersebut terjadi melalui interaksi dengan orang lain yang mampu memenuhi
kebutuhan dirinya atau berbagi pengalamannya.
Memiliki kehidupan seimbang sebagai sarana pertahanan dan pengekalan diri dan selalu berupaya
untuk mengurangi kecemasan akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Keperawatan sebagai paradigma :
Keperawatan merupakan suatu instrumen pendidikan yang memfasilitasi kedisiplinan.
Tujuan keperawatan adalah memfasilitasi kesehatan individu berdasarkan prinsip – prinsip
keilmuan.
Aktivitas keperawatan diarahkan untuk membantu klien mencapai kompetensi intelektual dan
interpersonal
Asuhan keperawatan untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan memulihkan
penyakitnya.
Keperawatan sebagai ilmu dan kiat yang memiliki dimensi pengetahuan dasar dan terapan
Fokus aktifitas keperawatan adalah masalah yang berhubungan dengan respon manusia terhadap
kesehatan aktual ataupun potensial, yang mencerminkan ruang lingkup aktivitas keperawatan
dan kemandirian dalam proses diagnosis, tindakan, pendidikan dan riset.
Sehat sebagai paradigma keperawatan :
Sehat adalah simbol perkembangan kepribadian dan proses kehidupan manusia yang berlangsung
secara terus menerus menuju kehidupan yang kreatif dan konstruktif.
Prilaku sehat adalah prilaku yang memfasilitasi pemenuhan kebutuhan, kepuasan, kesadaran diri
dan integrasi pengalaman yang berarti, misalnya pengalaman sakit.
Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina dan mempertahankan hubungan saling
percaya guna memenuhi kebutuhan klien.
Lingkungan sebagai paradigma keperawatan :
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia dan
mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan
Terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap
penyakit dan meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.
Rekomendasi
Seseorang yang sudah memiliki komitmen menekuni profesi keperawatan seyogyanya
memahami dengan benar paradigma keperawatan sebagai acuan dalam bertindak , berfikir dan
bersikap. Pemaparan paradigma keperawatan dalam tulisan ini amatlah terbatas untuk itu
dianjurkan bagi pembaca untuk mengkaji lebih jauh mengenai paradigma keperawatan ini dari
buku sumbernya

FALSAFAH dan PARADIGMA KEPERAWATAN dalam


PRAKTIK KEPERAWATAN

A. PENDAHULUAN
Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan serta
pengendaliannya melalui perundang – undangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat
itu bekerja (PPNI, 2000).Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen
manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial.
Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek keperawatan
membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan yang kompleks sebagai upaya
untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan hubungan perawat dan klien harus
dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya.
Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan dengan
perawat professional sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di
Indonesia. Disisi lain keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal
dan internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan nyata
keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Beranda
Langganan: Entri (Atom)

Tutorial Blog

WORDPRESS
RSDH

Tutorial Blog

DIAN HUSADA

You might also like