Professional Documents
Culture Documents
Implikasi klinis :
Tes positif menunjukan orang tersebut terinfeksi atau berpotensi terinfeksi dan memiliki risiko tinggi
untuk berkembang menjadi menderita penyakit simptomatik dalam beberapa tahun. Apabila tes
dilakukan segera setelah terinfeksi dapat terjadi hasil negatif palsu karena belum terbentuk antibodi.
Jika dilakukan pengujian ulang setelah 6-12 minggu akan menunjukkan hasil positif. ELISA juga dapat
menunjukkan hasil positif palsu, sehingga orang yang tidak terinfeksi dapat dinyatakan terinfeksi.
Oleh karena itu hasil tes positif dengan ELISA atau EIA harus dikonfi rmasi dengan Western Blot.
c. Tes Western Blot
Rangkaian protein virus HIV dipisahkan berdasarkan berat molekul dengan menggunakan
elektroforesis dan terikat pada strip tes. Strip diinkubasi dalam serum pasien. Bila serum pasien
mengandung antibodi terhadap antigen HIV, maka antibodi akan terikat dengan antigen HIV yang
terdapat dalam strip dan menimbulkan reaksi yang positif.
Implikasi klinik:
Western blot positif memastikan bahwa seseorang terinfeksi HIV.
Implikasi klinik:
Bila sampel pasien diuji dengan PCR dan tidak mengandung virus maka tidak akan terbentuk kopi
DNA dan tes dinyatakan negatif. Bila seseorang dinyatakan terinfeksi, kopi DNA akan terbentuk dan
dapat dideteksi. Adanya DNA virus HIV menunjukkan seseorang terinfeksi, dan beban virus
menunjukkan perkembangan penyakit. Kegunaan utama PCR pada HIV adalah untuk memonitor
terapi pada awal penggunaan ART dalam 2-4 minggu. Jika hasilnya ≥1 log beban virus atau HIV RNA
>10.000 kopi maka terapi dapat dilanjutkan. Jika hasilnya <0,5 log beban virus atau HIV RNA >
100.000 kopi, maka perlu dilakukan penyesuaian dosis atau penambahan/penggantian ARV.
Kegunaan PCR pada monitoring HIV selanjutnya dilakukan setiap 4-6 bulan. Jika beban virus 0,3-0,5
log maka terapi ARV tidak efektif dan harus diganti dengan tipe ARV yang lain.
f. HITUNGAN CD4 dan Limfosit T
Deskripsi :
Jumlah sel CD4+ merupakan hasil dari jumlah limfosit total dan persentase sel CD4. Sebelum
dikembangkan penetapan beban virus, sel CD4 dihitung untuk memonitor perjalanan penyakit dan
terapi. CD4+ limfosit penting untuk mengatasi infeksi, karena limfosit T CD 4 diperlukan untuk
merespon antigen asing dan memicu pembentukan antibodi oleh sel limfosit B.
Implikasi klinik :
• Limfosit CD4 menurun pada AIDS dan jumlah sel CD4 bermanfaat sebagai indikator
kompetensi imunologi pasien. Bila limfosit T CD4 menurun, risiko infeksi oportunitis
meningkat. Pasien dengan jumlah CD4 kurang dari 200 berisiko tinggi terkena infeksi
• Pneumosystic carinii. Bila pasien yang memiliki jumlah CD4 kurang dari 100, berisiko tinggi
terhadap infeksi Cytomegalovitus dan Mycobacterium avium intracellular complex.
• Tes CD4 dapat digunakan untuk memantau efektivitas terapi dan pengaturan rejimen ARV.
Tes tersebut dilakukan 2-4 minggu setelah terapi ARV dimulai. Terapi dikatakan efektif
apabila terjadi peningkatan CD4 30 sel/mm3. Apabila nilai CD4<30 sel/mm3 maka harus
dilakukan penggantian terapi ARV. Pemantauan efektivitas terapi pada pasien yang stabil
dilakukan setiap 3-6 bulan. Jika nilai CD4 turun 50% dibandingkan nilai CD4 pada awal terapi
maka perlu dilakukan perubahan terapi ARV.