You are on page 1of 9

BAB : I

PENDAHULUAN
Kecerdasan (Inteligensi) Emosional
Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita yang
diukur oleh IQ, IQ yang tinggi meramalkan suskse terhadap prestasi belajar. Namun IQ
yang tinggi ternyata tidak menjamin sukses di masyarakat (Segal, 1997:14). Pada
permulaan tahun sembilan puluhan berbagai penelitian menunjukkan (Segal, 1997:5)
bahwa diinspirasi oleh berbagai psikolog humanis seperti Maslow, Rollo May, Carl Rogers
yang sangat memperhatikan segi-segi subyektif (perasaan) dalam perkembangan psikolog,
eksplorasi tentang emosi telah menunjuk pada sumber-sumber emosi (Segal, 1997,
Goleman, 1995).

Ternyata bahwa emosi selain mengandung persaan yang dihayati seseorang, juga
mengandung kemampuan mengetahui (Menyadari) tentang perasaan yang dihayati dan
kemampuan bertindak terhadap perasaan itu. Bahkan pada hakekatnya emosi itu adalah
impuls untuk bertindak.

Goleman menyatakan bahwa selain rational mind, seorang memiliki an emotional


main yang masing-masing diukur oleh IQ dan EQ dan bersumber masing-masing dari head
dan heart. kedua kehidupan mental tersebut, meskipun berfungsi dengan cara-caranya
sendiri, bekerjasama secara sinergis dan harmonis.

Homo sapiens yang memiliki neocortex(otak depan) yang merupakan sumber rasio,
yaitu otak depan, terdiri dari pusat-pusat yang memahami dan mendudukan apa yang
diamati oleh alat dria kita. Dalam evolusi tentang pengtahuan kemampuan organisma,
ternyata bahwa penanjakan kehidupan manusia dalam peradaban dan kebudayaan adalah
kerja neocortex yang ternyata juga menjadi sumber kemampuan seseorang untuk
perencanaan dan strategi jangka panjang dalam mempertahankan hidup (Goleman,
1995:11).

Perkembangan ini menjadi otak memiliki nuansa terhadap kehidupan emosional


seseorang. Struktur lymbic (sumsum tulang belakang) menghidupkan perasaan tentang
kesenangan dan keinginan seksual, yaitu emosi yang mewujudkan sexual passion. Namun
keterkaitan system lymbic tersebut dengan neocortex menumbuhkan hubungan dasar ibu-
anak, yang menjadi landasan untuk unit keluarga dan commitment jangka panjang untuk
membesarkan anak (spesi yang tidak dimiliki organisma ini seperti binatang melata, tidak
memiliki kasih sayang) dan sering membunuh dan /atau menghancurkan anaknya sendiri.
Masa anak dan masa belajar panjang (long childhood) bersumber dari saling keterhubungan
neuron-neuron dalam ‘pabrik’ otak ini.

Mygdala adalah neuron yang mewujudkan struktur keterhubungan di atas brainstem


dekat dasar dari limbic ring(cincin sumsum tulang belakang antara emosi dan rasio).
Amygdala adalah tempat penyimpanan memori emosi.

Joseph Le Doux, neoroscientist dari Center for Neural Scince New York University
menemukan peran penting amygdala dalam otak emosional. Amygdala menerima input
langsung melalui alat dria dan memberikan signal kepada neocortex, namun juga dapat
memberikan respons sebelum tercatat di neocortex. Jadi ada kemungkinan respons manusia
sebelum ia berfikir.

1
BAB : II
DASAR PENDIDIKAN

DEFINISI PENDIDIKAN
1. Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan
kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar
cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang
dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup
sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.

2. John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara
intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.

3. J.J. Rousseau
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak,
akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.

4. Carter V.Good
a.Pedagogy is the art, practice, or profession of teaching.

b.The systematized learning or instruction concerning principles and methods of teaching


and of student control and guidance; largely replaced by the term education.

Pendidikan ialah:

a. Seni , praktik, atau profesi pengajar.

b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode-
metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam arti luas digantikan dengan
istilah pendidikan.

5. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

6. Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989


Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

7. Menurut UU No. 20 tahun 2003


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

2
BAB : III

FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN

I. Faktor Tujuan
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, maka faktor tujuan perlu diperhatikan. Sebab
mutu suatu lembaga pendidikan yang berjalan tanpa berpegang pada tujuan akan sulit
mencapai apa yang diharapkan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, sekolah senantiasa
harus berpegang pada tujuan sehingga mampu menghasilkan output yang berkualitas.
Dengan adanya perencanaan seperti itu dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang
harus dijadikan pedoman dalam melaksanakan pendidikan nasional, intruksional maupun
tujuan yang lain yang sebih sempit.
Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989 secara jelas disebutkan Tujuan Pendidikan
Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.”

Sesungguhnya faktor tujuan bagi pendidikan adalah:

a. Sebagai Arah Pendidikan, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan
arah menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi
berikutnya.

b. Tujuan sebagai titik akhir, suatu usaha pasti memiliki awal dan akhir. Mungkin saja ada
usaha yang terhenti karena sesuatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum
bisa dikatakan berakhir. Pada umumnya, suatu usaha dikatakan berakhir jika tujuan
akhirnya telah tercapai.

c. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain, apabila tujuan merupakan titik
akhir dari usaha, maka dasar ini merupakan titik tolaknya, dalam arti bahwa dasar
tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas permulaan setiap usaha.

d. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan.

2. Faktor Pendidik
Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Oleh
karena itu, guru harus benar-benar membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai.
Guru harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru harus berpandangan luas dan kriteria
bagi seorang guru ialah harus memiliki kewibawaan.
Guru merupakan salah satu faktor penentu dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan, karena gurulah yang merupakan aktor utama dalam melaksanakan kegiatan
pendidikan.
Pendidik adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik.Dwi
Nugroho Hidayanto, menginventarisasi bahwa pengertian pendidik meliputi:

a. Orang Dewasa

b. Orang Tua

c. Guru

d. Pemimpin Masyarakat

3
e. Pemimpin Agama

Karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya dalam


mendidik, yaitu

a. kematangan diri yang stabil, memahami diri sendiri, mandiri, dan memiliki nilai-nilai
kemanusiaan.

b. kematangan sosial yang stabil, memiliki pengetahuan yang cukup tentang masyarakat,
dan mempunyai kecakapan membina kerjasama dengan orang lain.

c. kematangan profesional (kemampuan mendidik), yaitu menaruh perhatian dan sikap


cinta terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar
belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunkan
cara-cara mendidik.

Kriteria kualitas guru yang dibutuhkan dalam pendidikan adalah

a. Guru sebagai perencana

b. Guru sebagai inisiator

c. Guru sebagai motivator

d. Guru sebagai observer

e. Guru sebagai motivator

f. Guru sebagai antisifator

g. Guru sebagai model

h. Guru sebagai evaluator

i. Guru sebagai teman bereksplorasi bersama anak didik

j. Promotor agar anak menjadi pembelajar sejati

3. Faktor Anak Didik


Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau
sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan.Sedang dalam arti sempit anak
didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab
pendidik. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku dalam dirinya.Dengan demikian, pendidikan berusaha untuk membawa anak
yang semula serba tidak berdaya, yang hampir keseluruhan hidupnya menggantungkan diri
pada orang lain, ke tingkat dewasa, yaitu keadaan di mana anak sanggup berdiri sendiri dan
bertanggung jawab terhadap dirinya, baik secara individual, secara sosial maupun secara
susila.

4. Faktor Alat Pendidikan


Yang dimaksud faktor alat (alat pendidikan), adalah segala usaha atau tindakan
dengan sengaja yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan ini
merupakan masalah yang esensial dalam pendidikan, karena itu perlu dilakukan upaya
untuk menyediakan alat-alat tersebut. Yang dikatagorikan sebagai alat pendidikan adalah

4
sesuatu yang dapat memenuhi tercapainya tujuan pendidikan yaitu sarana, prasarana dan
kurikulum.
Pengajaran yang baik adalah Alat Pendidikan yang terutama.Alat Pendidikan
merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan
pendidikan yang diinginkan.

Ditinjau dari wujudnya, alat pendidikan dapat berupa:

a.Perbuatan Mendidik (biasa disebut software);mencakup nasihat, teladan, larangan,


perintah, pujian, teguran, ancaman, dan hukuman.

b.Benda-benda sebagai alat Bantu (biasa disebut hardware); mencakup meja kursi,
belajar, papan tulis, penghapus, kapur tulis, OHP, dan sebagainya.

5. Faktor Lingkungan
Kemajuan pendidikan sedikit banyak dipengaruhi oleh masyarakat termasuk orang tua
siswa, karena tanpa adanya bantuan dan kesadaran dari masyarakat sulit untuk
melaksanakan peningkatan mutu pendidikan. Sekolah dan masyarakat merupakan dua
kelompok yang tidak dapat dipisahkan dan saling melengkapi satu sama lainnya.
Karena itulah dibentuklah komite sekolah berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
No 044/V/2002 tentang pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, maka
otonomi sekolah bermitra kerja dengan Komite Sekolah. Peran Komite Sekolah memberi
pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan, mendukung
penyelenggaraan pendidikan, mengontrol, mediator antara pemerintah dan masyarakat.

Pada dasarnya lingkungan mencakup:

a. Tempat (Lingkungan Fisik); keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam.

b. Kebudayaan (Lingkungan Budaya); dengan warisan budaya tertentu bahasa, seni,


ekonomi, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, keagamaan.

c. Kelompok hidup bersama (Lingkungan sosial atau masyarakat) keluarga,


kelompok bermain, desa, perkumpulan.

Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga,


lingkungan sekolah, dan lingkungan organisasi pemuda, yang ia sebut dengan Tri Pusat
Pendidikan.

a. Lingkungan Keluarga (Primary Community)

Pendidikan Keluarga berfungsi:

1. Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak.

2. Menjamin kehidupan emosional anak.

3. Menanamkan dasar pendidikan moral.

4. Memberikan dasar pendidikan sosial.

5. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

5
b. Lingkungan Sekolah

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,
terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ketrampilan. Karena jika ditilik
dari sejarah perkembangan profesi guru, tugas mengajar sebenarnya adalah pelimpahan dari
tugas orang tua karena tidak mampu lagi memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-
sikap tertentu sesuai dengan perkembangan zaman.

Fungsi Sekolah antara lain:

1.Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta


menanamkan budi pekerti yang baik.

2.Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar


atau tidak dapat diberikan di rumah.

3.Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca,


menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain yang sifatnya
mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.

4. Di sekolah diberikan pelajaran etika , keagamaan, estetika , membedakan moral.

5.Memelihara warisan budaya yang hidup dalam masyarakat dengan jalan


menyampaikan warisan kebudayaan kepada generasi muda, dalam hal ini tentunya
anak didik.

c. Lingkungan Organisasi Pemuda

Peran organisasi pemuda yang terutama adalah mengupayakan pengembangan


sosialisasi kehidupan pemuda. Melalui organisasi pemuda berkembanglah semacam
kesadaran sosial , kecakapan-kecakapan di dalam pergaulan dengan sesama kawan (social
skill) dan sikap yang tepat di dalam membina hubungan dengan sesama manusia (social
attitude).

Studi demi studi megidentifikasi pentingnya keterlibatan orang tua dalam keberhasilan
siswa secara efektif meningkatkan keterlibatan orang tua. Mutu sangat ekonomi sering
menjadi penentu tingkat dukungan orang tua. Mutu sangat menyambut baik keterlibatan
orang tua di kelas sebagai tim pemecahan masalah dan sebagai mitra sejajar dalam proses
pendidikan. Dalam paradigma mutu, orang tua merupakan pemasak (siswa) sekaligus
kostumer (sebagai anggota masyarakat yang mengambil manfaat utama dari proses
pendidikan siswa dan pekerjaan yang kemudian di gelutinya).

6. Faktor Pengaruh Prestasi Belajar


Prestasi belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum yang dapat
diukur oleh IQ, IQ yang tinggi meramalkan sukses terhadap prestasi belajar. Namun
faktanya IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin sukses di masyarakat. Ada berbagai factor
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya pengaruh pendidikan,
perkembangan dan pengukuran otak serta Kecerdasan (Inteligensi) Emosional yang
semuanya itu dapat dipelajari secara lebih rinci dibawah ini.

7. Faktor Pengaruh Prestasi Belajar


Prestasi belajar seseorang sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum yang dapat
diukur oleh IQ, IQ yang tinggi meramalkan sukses terhadap prestasi belajar. Namun
faktanya IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin sukses di masyarakat. Ada berbagai factor
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya pengaruh pendidikan,
perkembangan dan pengukuran otak serta Kecerdasan (Inteligensi).

6
BAB : IV

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Mutu Pendidikan


Faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan antara lain :

1. Faktor tujuan pendidikan.


2. Faktor masukan atau imput pendidikan.
3. Faktor manajemen dan supervisi pendidikan.
4. Faktor personel pendidikan (siswa, guru, staf, kepala sekolah, pengawas)
5. Faktor sarana dan prasarana pendidikan (kurikulum, fasilitas, peralatan, belajar,
gedung, bengkel, perpustakaan dan lain-lain).
6. Faktor instansional (semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan).
7. Faktor ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang di pelajari siswa.

Faktor Internal, Meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departement Pendidikan
Nasional, Dinas Pendidikan dan juga Sekolah yang berada di garis depan. Dalam hal ini
interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa
selalu terjaga dengan baik.

Faktor Eksternal, Adalah masyarakat pada umunya. Dimana, masyarakat merupakan


ikon dan merupakan tujuan dari pendidikan, atau kata lain sebagai objek pendidikan.

Mortimore, dalam bukunya Hendyat Soetopo mengemukakan beberapa faktor yang


perlu dicermati agar kualitas pendidikan dapat di tingkatkan :

1. Kepemimpinan yang positif dan kuat. Tidak dapat di pungkiri, bahwa faktor
kepemimpinan yang di terapkan sangat menentukan peningkatan mutu pendidikan.
2. Harapan yang tinggi : Tantangan bagi berfikir siswa. mutu pendidikan dapat di
peroleh jika harapan yang di terapkan kepada peserta didik memberikan tantangan kepada
mereka untuk berkompetisi mencapai tujuan pendidikan.
3. Monitor terhadap kemajuan siswa. aspek monitor menjadi penting karena
keberhasilan siswa tak akan terekam dengan baik tanpa adanya aktivitas monitoring.
4. Tanggungjawab siswa dan keterlibatannya dalam kehidupan sekolah. Pendidikan
akan berkualitas jika menghasilkan lulusan yang bertanggungjawab, disiplin, kreatif, dan
trampil.
5. Intensif dan hadiah. Penerapan pendidikan yang memberikan hadiah dan intensif
bagi keberhasilan pendidikan akan meningkatkan usaha belajar siswa.
6. Keterlibatan orang tua dalam kehidupan sekolah. Faktor ini telah menjadi klasik
sebagai realisasi dari tanggungjawab pendidik.
7. Perencanaan dan pendekatan yang konsisten.

Dalam pelaksanaan pendidikan di suatu lembaga pendidikan tidak terlepas dari lima
faktor pendidikan agar kegiatan pendidikan terlakana dengan baik. Apabila salah satu faktor
tidak ada maka mutu pendidikan tidak dapat tercapai dengan baik karena faktor yang satu
dengan yang lainnya saling melengkapi dan saling berhubungan. Adapun kelima factor
tersebut adalah:

Pengaruh Pendidikan dan Pembelajaran Unggul


Seorang secara genetis telah lahir dengan suatu organisme yang disebut inteligensi
yang bersumber dari otaknya. Struktur otak telah ditentukan secara genetis, namun
berfungsinya otak tersebut menjadi kemampuan umum yang disebut inteligensi, sangat
dipengaruhi oleh interaksi dengan lingkungannya (Semiawan, C, 1997).Pada kala bayi lahir
ia telah dimodali 100- 200 milyar sel otak dan siap memproseskan beberapa trilyun
informasi. Cara pengelolaan inteligensi sangat mempengaruhi kualitas manusianya, tetapi
sayang perlakuan lingkungan dalam caranya tidak selalu menguntungkan perkembangan
inteligensi yang berpangaruh terhadap kepribadian dan kualitas kehidupan manusia.
Ternyata dari berbagai penelitian bahwa pada umumnya hanya kurang lebih 5% neuron
otak berfungsi penuh (Clark, 1986).

7
Lingkungan pendidikan dan berbagai pusat pelatihan serta tempat kerja kita kini juga
dipengaruhi oleh lingkungan global yang merupakan berbagai pengaruh eksternal dalam
dinamika berbagai aspek kehidupan di dunia, Lingkungan global yang mengadung
pengertian tereksposnya kita oleh kehidupan komunitas global menuntut adaptasi
masyarakat kita pada kondisi global dan pada gilirannya menuntut adaptasi individu untuk
bisa bertahan di masyarakat di mana ia hidup.

Interface antar berbagai stimulus lingkungan melalui interaksi untuk mewujudkan


aktualitasasi diri individu secara optimal dalam masyarakat di mana ia hidup dan juga
aktualisasi daerah pada masyarakat yang lebih luas, nasional maupun global, inilah yang
harus menjadi perhatian pengelola ataupun atasan atas perlakuan subjek SDM, dalam hal
kita, para guru dalam perlakuannya terhadap peserta didik. Interaksi yang terjadi dalam
prilaku anak-anak kita.

Namun secara reciprocal (timbal balik) perlakuan yang diterjadikan adalah cermin
kehidupan masyarakat di mana ia hidup. Menghadapi era global di masa yang akan datang,
diharapkan kesadaran tentang reformasi pendidikan memenuhi kondisi masa depan yang
dipersyaratkan (necessary condition to be fullfield). Kurun waktu milenium ke 3 dari proses
kehidupan manusia sudah berjalan, dan abad ke-21 serta abad ke-22 ini bukan saja
merupakan abad-abad baru, melainkan juga peradaban baru. Hal ini dikarenakan betapapun
mengalami krisis moneter, Indonesia akan terkena juga oleh restrukturisasi global dunia
yang sedang berlangsung. Restrukturisasi dunia, yang terutama ditandai oleh berbagai
perubahan dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan aspek kehidupan lain, mempengaruhi
setiap insan manusia, laki, perempuan, anak di Negara berkembang maupun di negara
maju, tidak terkecuali negara Indonesia, dan terutama berdampak terhadap orientasi
pendidikan.

8
BAB : V
DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Dasar_Pendidikan
2. http://duniabaca.com/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-
belajar.html
3. http://www.masbied.com/search/faktor-faktor-pendidikan

You might also like