Professional Documents
Culture Documents
A. Definisi HIV-AIDS
al. 2014).
2012) AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus-
(HIV).
1
merupakan kumpulan gejala yang timbul akibat turunnya sistem kekebalan
tubuh.
B. Etiologi
virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan
disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang
diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkan
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu (Padila, 2012) :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada
gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes
illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
2
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat
malam hari, daya tahan tubuh menurun, diare, neuropati, lemah, rash,
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
6. AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun
wanita.
C. Patofisiologi
HIV menempel pada limfosit sel induk melalui gp120, sehingga akan
terjadi fusi membran HIV dengan sel induk. Inti HIV kemudian masuk ke
dalam sitoplasma sel induk, di dalam sel induk HIV akan membentuk DNA
HIV dari RNA HIV melalui enzim polymerase. Enzim integrasi kemudian
akan membentuk DNA HIV untuk berintegrasi dengan DNA sel induk
(Widoyono, 2011).
3
DNA virus yang dianggap oleh tubuh sebagai DNA sel induk akan
sitoplasma akan diubah oleh enzim protease menjadi partikel HIV. Partikel
itu selanjutnya mengambil selubung dari bahan sel induk untuk dilepas
4
5
D. Gejala Klinis
1. Gejala mayor
a. Penurunan BB ≥ 10%
c. Diare kronis
d. Tuberkulosis
2. Gejala minor
a. Koordinasi orofaringeal
c. Kelemahan tubuh
d. Berkeringat malam
g. Limfodenopati
h. Herpes zoster
j. Pneumonia
k. Sarkoma Kaposi
6
Manifestasi Klinis
a. Asimptomatic
b. Limfodenopati generalisata
III Pada umumnya lemah, aktivitas di tempat tidur kurang dari 50%
a. BB > 10%
d. Kandidiasi orofaringeal
IV Pada umumnya sangat lemah, aktivitas di tempat tidur lebih dari 50%
7
a. HIV wasting syndrome seperti: yang didefenisikan oleh CDC
c. Toksoplasmosis otak
n. Limfoma
o. Sarkoma Kaposi
Ada beberapa tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala
AIDS:
dalam darah
8
b. Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa
sehat
b. Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa
sehat
c. Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah
d. Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan
tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS
9
E. Pemeriksaan Fisik
b. Tanda vital
F. Pemeriksaan Diagnostik
10
a) Tes HIV pada bayi karena zat anti dari ibu masih ada pada bayi
b. Cara tidak langsung yaitu dengan melihat respon zat anti spesifik tes,
misalnya :
a. Status imun
antigen
11
e) Rasio CD4 : CD8 menurun
5 Blood Culture
7 Tes lain yang biasa dilakukan sesuai dengan manifestasi klinik baik yang
scrologi)
12
G. Penatalaksnaan
(ARV).
3 Pengobatan suportif, yaitu makanan yang mempunyai nilai gizi lebih baik
evolusi dalam perawatan penderita HIV-AIDS. Replikasi HIV sangat cepat dan
terus-menerus sejak awal infeksi, sedikitnya terbentuk 10 miliar virus setiap hari.
Namun karena waktu paruh virus bebas (virion) sangat singkat maka sebagian
besar virus akan mati. Penurunan CD4 menunjukkan tingkat kerusakan sistem
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Pemeriksaan CD4 ini berguna untuk
2008).
13
H. Komplikasi
1. Oral Lesi
2. Neurologik
maranik endokarditis.
Immunodeficienci Virus
3. Gastrointestinal
14
b) Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat
ikterik,demam atritis.
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan
4. Respirasi
pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
5. Dermatologik
karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek
6. Sensorik
15
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
obat-obat.
malam hari berulang kali, lemah, lelah, anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit
tidur.
5. Status mental : marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati, withdrawl,
6. HEENT : nyeri periorbital, fotophobia, sakit kepala, edem muka, tinitus, ulser
pada bibir atau mulut, mulut kering, suara berubah, disfagia, epsitaksis.
16
11. Gastro Intestinal : intake makan dan minum menurun, mual, muntah, BB
13. Integument : kering, gatal, rash atau lesi, turgor jelek, petekie positif.
B. Diagnosa Keperawatan
aktif(diare)
sering(diare)
17
C. Rencana Keperawatan
o Kriteria Hasil
hasil :
a. Status
gastrointestinal
normal infeksi
d. Status
integritas kulit
18
normal
tubuh klien
BAB keperawatan….x
berhubung …..jam
n kriteria hasil :
mengontrol diare
19
minimal order
dengan
lunak dan
warna
normal,kram
perut hilang
criteria hasil:
20
Mendemonstrasi
respirasi
hasil : pernafasan
meningkatkan
fungsi
pernafasan
21
efektif untuk
mencegah
krisis
pernafasan
hasil : cairan
cairan akibat
diare
22
integritas dilakukan hari,warna,turgor,sirkulasi,s garis dasar
perbaikan tepat
luka atau
berkerut
panjang
meningkatkan
23
resiko
kerusakan
dermal
24