Professional Documents
Culture Documents
Dalam kehidupan sehari-hari, sampah adalah sesuatu yang tidak asing lagi di telinga penulis, setiap mata
memandang di situ ada sampah, memang berlebihan jika penulis mengatakan demikian. Namun semua itu memang
kenyataan yang tidak dapat penulis pungkiri lagi. Sampah merupakan kotoran; bisasesuatu yang tak terpakai dan
dibuang; semua barang yang dibuang karena di anggap tak berguna lagi, berarti dapat penulis katakana sampah
adalah barang bekas, barang buangan, barang tidak berguna, barang kotor dan lain-lain. Seharusnya dimanfaatkan,
diolah dikelola sesuai dengan prosedur 3R Reduce (mengurangi penggunaan barang yang menghasilkan sampah),
Reuse (menggunakan kembali barang yang biasa dibuang), dan Recycle (mendaur ulang sampah).
Dalam kenyataannya, pengelolaan pengolahan sampah dalam kehidupan sehari-hari tidak seperti yang
kita bayangkan. Sampah banyak dijumpai dimana-mana tanpa adanya pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang
buruk mengakibatkan pencemaran baik pencemaran udara, air di dalam dan atas permukaan, tanah, serta
munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat. Sampah sering menjadi barang
tidak berarti bagi manusia, sehingga menyebabkan sikap acuh tak acuh terhadap keberadaan sampah. Orang sering
membuang sampah sembarangan, seolah-olah mereka tidak memiliki salah apapun. Padahal membuang sampah
merupakan perbuatan tidak menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari dalam latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Mengapa orang lebih suka membuang sampah sembarangan ?
2. Faktor apa yang menyebabkan orang tersebut membuang sampah sembarangan ?
3. Apa dampak negative dan manfaat dari sampah baik organic maupun anorganic ?
4. Bagaimana cara mengelola sampah yang benar ?
5. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah sampah ?
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Kajian Teori
Dalam kajian teori ini, akan dijabarkan secara jelas masalah tentang pengelolaan sampah melalui sistim
3R (Reduce, Reuse dan Recycle). “Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau
pemilik semula” (Tandjung,Dr.M.Sc). “Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai” (Radyastuti,W.Prof.Ir).
Sampah menurut asal zat yang dikandungnya, secara garis besar sampah dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
sampah organic dan sampah anorganik. Sampah organic adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, misalnya
plastic, kertas, kaca, kaleng, dan besi. Sampah anorganik banyak yang sulit hancur dan sulit diolah. Untuk mengolah
sampah ini memerlukan biaya dan teknologi tinggi. Kedua, dilihat dari sumbernya; sampah ini bisa dibedakan
menjadi tiga macam, yakni sampah rumah tangga adalah sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, sampah
industry, meliputi buangan hasil proses indutri, dan sampah makhluk hidup adalah jenis benda buangan dari
makhluk hidup.
Sampah anorganik yang terbagi menjadi sampah rumah tangga, sampah industry, dan sampah makhluk
hidup. Intensitas pencemarannya sangat tinggi dan selanjutnya menimbulkan kerugian untuk masyarakat, sampah
rumah tangga misalnya setiap hari kita diposisikan sebagai produsen sampah yang senantiasa memproduksi
sampah terus-menerus. Sampah bermanfaat jika dimanfaatkan dengan baik dan merugikan jika dibiarkan tanpa
ada pengelolaan yang baik. Dampak negative dari pengelolaan sampah yang tidak tepat akan menyebabkan
beberapa kerugian. Pengelolaan yang buruk mengakibatkan pencemaran baik pencemaran udara, air di dalam dan
atas permukaan, tanah, serta munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat.
Pencemaran di berbagai elemen akan terjadi, sampah yang menumpuk menyebabkan pencemaran udara,
sampah yang dibuang sembarangan di sungai menyebabkan pencemaran air, membuang sampah anorganik
seperti plastic dan kaleng akan menyebabkan pencemaran tanah karena benda tersebut sulit diuraikan oleh bakteri
pengurai tanah. Pencemaran-pencemaran itu nantinya akan membuat kerugian bagi masyarakat sendiri karena
menyebabkan beberapa penyakit. Pola hidup kotor dengan membuang sampah yang tidak tepat yang kedepannya
akan menyebabkan kerugian yang fatal bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya.
Jika sampah dikelola dan diolah dengan baik, akan menghasilkan manfaat positif bagi masyarakat.
Lingkungan menjadi bersih , pencemaran dapat diminimalisir, dapat tercipta beberapa barang yang bermanfaat bagi
manusia jika di daur ulang. Sampah bisa dimanfaatkan sebagai kompos untuk pupuk organic, selain itu juga bisa
diolah menjadi energi bio arang, biomass dan energi untuk listrik. Lebih jauh sampah dapat dijadikan barang-barang
aksesoris, barang fungsional dan sebagai bahan bangunan.
Pengelolaan yang baik salah satunya dengan cara daur ulang, daur ulang adalah penggunaan kembali
material/barang yang sudah tidak terpakai untuk menjadi produk lain. Langkah-langkahnya adalah pemisahan;
pisahkan barang/material yang dapat didaur ulang dengan sampah yang harus dibuang ke penimbunan sampah.
Pastikan barang/material tersebut kosong dan akan lebih baik jika dalam keadaan bersih. Penyimpanan; simpanlah
barang/material kering yang sudah dipisahkan tadi dimasukkan ke dalam boks/kotak tertutup tergantung jenis
barangnya, misalnya boks untuk kertas bekas, botol bekas, dll.
Pengiriman/penjualan, barang/material yang terkumpul dijual ke pabrik yang membuthukan material
tersebut sebagai bahan baku atau dijual jenis ini akan terus bertambah seiring dengan barang kehidupan sehari-
hari yang digunakan.
BAB II
PEMBAHASAN
Keberadaan sampah di kehidupan sehari-hari tak lepas dari tangan manusia yang membuang sampah
sembarangan, mereka menganggap barang yang telah dipakai tidak memiliki kegunaan lagi dan membuang dengan
seenaknya sendiri. Kurang kesadaran akan pentingnya kebersihan menjadi factor yang paling dominan, di samping
itu kepekaan masyarakat terhadap lingkungan harus dipertanyakan. Mereka tidak mengetahui bahaya apa yang
akan terjadi apabila tidak dapat menjaga lingkungan sekitar.
Pengelolaan sampah yang baik harus memenuhi 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sampai sekarang
masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya.
Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping
mengolah sampah menjadi kompos atau meanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik
Tenaga Sampah). Justru pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh
setiap orang dalam kegiatan sehari-hari.
3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat
digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang
mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk
baru yang bermanfaat.
Contoh kegiatan reuse sehari-hari:
Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya,
pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di chargekembali.
Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya
botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng.
Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan
Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.
Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.
Seperti halnya Pemerintah Daerah yang lain, Pemerintah Kota Palu telah melakukan upaya-upaya untuk
menangani masalah sampah. Kondisi yang saat ini terjadi, Kota Palu sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah,
memiliki produksi sampah pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 927 m 3/hari. Sistem pengelolaan sampah yang
sudah dilakukan adalah dengan membangun lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di daerah Kawatuna, dengan
sistem Semi control landfill. Namun masalah yang pasti akan dihadapi adalah ketika TPA yang ada sudah tidak
mampu lagi menampung sampah yang diproduksi oleh penduduk Kota Palu, sedangkan ketersediaan lahan yang
bisa digunakan sebagai TPA semakin menyempit. Diperlukan sebuah upaya untuk menyelesaikan permasalahan
ini.
Kunci suskses pengelolaan sampah juga meliputi ; 1) Kredibilitas para pengambil kebijakan; 2) Mekanisme
implemetasi yang efisien termasuk insentif terhadap pasar; 3) Perhatian yang signifikan terhadap pasar daur ulang;
4) Keterlibatan masyarakat; 5) Komitmen yang berkelanjutan terhadap kualitas yang tinggi terhadap semua operasi
fasilitas pengelolaan sampah; 6) Evaluasi yang efekti terhadap strategi atau opsi yang dipilih. Yang tak kalah
pentingnya, pengelolaan sampah memerlukan payung hukum yang jelas. Kalau tidak pengelolaan sampah akan
tetap buruk. Dan ini bisa menjadi petaka yang menyeramkan.
Solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut , diperlukan peran serta dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya kebersihan terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, diperlukan juga partisipasi dan dukungan pemerintah
untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dengan menitikberatkan terhadap masalah sampah yang telah
menjadi permasalahan utama.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah pengolahan sampah dengan pengelolaan yang baik akan
mendatangkan keuntungan dalam hubungan timbal balik antara masyarakat dengan lingkungan sekitar. Sampah
baik organic dan anorganik harus mampu diolah, dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Cara pengolahan sampah
juga dapat dikelola dengan metode 3R yaitu Reduce (mengurangi penggunaan barang yang menghasilkan
sampah), Reuse (menggunakan kembali barang yang biasa dibuang), dan Recycle (mendaur ulang sampah) dan
cara lainnya yang memudahkan masyarakat untuk mengelola sampah. Selain itu, Cuma diperlukan kesadaran dari
masyarakat itu sendiri dan partisipasi dari pemerintah untuk melindungi lingkungan.
http://aldy-firdani.blogspot.co.id/2014/01/pengelolaan-sampah-lingkungan.html
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lingkungan Hidup
1. Pengertian Lingkungan Hidup
Menurut Sabartiyah, (2008:2) lingkungan hidup merupakan keseluruhan unsur atau
komponen yang berada di sekitar individu yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan
individu yang bersangkutan. Serta diperkuat menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982
bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang semua benda, daya, keadaan dan makhluk
hidup, termasuk di dalamnya manusia dan kesejahteraan manusia dari makhluk hidup lainnya.
Karena lingkungan hidup diartikan sebagai keseluruhan unsure atau komponen, maka
lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi lingkungan fisik dan lingkungan social.
a.) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik adalah segala sesuatu di sekitar manusia yang berwujud benda mati.
b.) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah lingkungan yang memiliki beberapa aspek, di antaranya aspek
kemasyarakatan, sikap kejiwaan, sikap kerohanian dan sebagainya.
Menurut Dewi, Sunarko, Rudatin dan Sri Mantini, (2014:9) PLH merupakan upaya
mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat
yang untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran mayarakat tentang nilai-
nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan
masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk
kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Pendidikan lingkungan hidup
mempelajari permasalahan lingkungan khususnya masalah dan pengelolaan pencemaran,
kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.
B. Sampah
1. Pengertian sampah.
Sampah adalah sisa kegiatan manusia yang harus dikelola sehingga tidak menimbulkan bau,
kotor dan membahaya-kan kesehatan. (Widyatmoko dan Sintorini 2006)
2. Model Pengelolaan sampah.
Menurut Sudrajat, (2006:10) model pengelolaan sampah di Indonesia ada dua macam, yaitu
urugan dan tumpukan. Model pertama merupakan cara yang paling sederhana, yaitu sampah
dibuang di lembah atau cekungan tanpa memberikan perlakuan. Urugan atau model buang dan
pergi ini bisa saja dilakukan pada lokasi yang tepat, yaitu bila tidak ada pemukiman di
bawahnya, tidak menimbulkan polusi udara, polusi pada air sungai, longsor, atau estetika.
Model pengolahan sampah yang kedua lebih maju dari cara urugan yaitu tumpukan. Model
ini bila dilaksanakan secara lengkap sebenarnya sama dengan teknologi aerobik. Hanya saja
tumpukan perlu dilengkapi dengan unit saluran air pembuangan, pengolahan air buangan
(leachate), dan pembakaran ekses gas metana (flare).
http://makalahtugasmu.blogspot.co.id/2015/09/makalah-dampak-sampah-di-lingkungan.html
http://greenlandsco.blogspot.co.id/2012/04/makalah-tentang-sampah.html
BAB II
2.1 PEMBAHASAN
Sampah adalah materi sisa yang nilai gunanya sudah habis terpakai. Jenis sampahsecara umum
dapat dibedakan menjadi 2, yakni :
1. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang mudah terurai karena bahan-bahannya berasal dari
tumbuhan maupun hewan tanpa proses kimiawi. Contoh dari sampah ini : sampah dedaunan, buah
busuk, kotoran hewan, kotoran manusia, kentut dan serbuk kayu.
2. Sampah Non-Organik
Sampah ini kebalikannya sampah organik, yakni sampah yang tidak mudah diuraikan sehingga
diberlakukan cara khusus untuk mempercepat proses penguraiannya. Contohnya : sampah plastik,
pecahan kaca, potongan besi, potongan tembaga, botol kaleng bekas, limbah, asap pabrik atau asap
motor dan ban bekas.
Sampah bila berserakan dimana-mana akan menyebabkan lingkungan terlihat kotor dan apabila
jumlahnya sudah tidak terkendali sampah ini juga akan menimbulkan pencemaran bahkan banjir.
Berikut pencemaran yang disebabkan oleh sampah :
1. Pencemaran air
Pencemaran air ini dapat ditimbulkan dari limbah pabrik, maupun sampah rumah tangga. Limbah
pabrik dan limbah rumah tangga yang mencemari air ini dapat menurunkan kualitas air. Karena
warna, rasa, pH dan kandungan air tersebut sudah sangat jauh berbeda dengan air yang tidak
tercemar, sehingga air yang sudah tercemar oleh limbah sama sekali tidak bisa digunakan untuk
keperluan hidup manusia sehingga keadaan ini bisa mengakibatkan berkurangnya pasokan air
bersih untuk kelangsungan hidup.
Penggunaan pestisida yang berlebihan juga merupakan tindakan pencemaran, karena sisa-sisa
pestisida yang berupa endapan akan mengalir menuju ke sungai yang akhirnya akan membunuh
ikan-ikan yang ada di sungai tersebut.
Dari gambar tersebut bisa kita simpulkan bahwa warga yang membuang sampah disana sangatlah
tidak memperdulikan lingkungannya, jelas-jelas wadah dari TPS di atas masih terlihat kosong,
namun para warga justru membuang sampah disebelahnya. Lalu apa gunanya TPS itu jika mereka
justru membuang sampah disebelahnya bukan didalamnya?
Dari sekian paparan di atas, sampah tentunya dapat membawa masalah bagi kita jika kita tidak
mengaturnya dengan baik. Namun jika kita mau berusaha untuk berdisiplin mengelola sampah dan
mau membuangnya di tempat yang seharusnya, tentunya pencemaran akibat sampah dapat
dihindari, contohnya dengan cara sebagai berikut.
Selain itu kita juga bisa merecycle plastik menjadi barang-barang yang bernilai jual, seperti
menjadi tas, mantel, payung dan yang lainnya.
2. Memanfaatkan kotoran hewan
Kita bisa memanfaatkan kotoran dari sapi, kambing, maupun ayam sebagai pupuk organik. Yang
tentunya pupuk ini sangat aman digunakan karena tidak mengandung bahan-bahan kimia, seperti
pupuk yang di jual di pasaran. Selain itu, dengan memanfaatkan perkembangan tekhnologi yang
ada, kotoran sapi, maupun babi sudah bisa diolah menjadi suatu bahan bakar, entah itu untuk
mesin maupun untuk bahan bakar memasak.
3. Memberlakukan hukuman tegas bagi orang yang membuang sampah sembarangan dan
membiasakan membuang sampah pada tempatnya sejak dini
Kamera pengintai dipasang di tempat-tempat yang rentan akan orang yang
membuang sampah sembarangan di Negara Singapura. Jika tertangkap kamera itu, mereka akan
di kenai denda 500 dollar Singapura (sekitar 5 juta Rupiah) selain itu akan dipenjarakan, mendapat
konseling, dan juga muka mereka akan terpampang di media cetak dan elektronik.
Kemudian di Thailand, jika mereka membuang sampah permen karet sembarangan, pelakunya
akan dikenakan denda sekisaran 6 juta rupiah. Mungkin hal ini dapat diberlakukan di Indonesia
agar semua orang mau membuang sampah pada tempatnya.
Dan yang paling penting dari hukuman itu adalah membiasakan seseorang sejak kecil untuk
membuang sampah pada tempatnya, sehingga jika sudah dewasa nanti mereka sudah terbiasa
membuang sampah pada tempatnya. Selain membuang sampah pada tempatnya kita juga harus
memisah-misahkan sampah antara botol kaca, kaleng, plastik dan sampah organik, agar lebih
mudah nanti merecycle maupun menguraikannya.
Sekian upaya-upaya yang bisa lakukan dalam pengelolaan sampah. Jika kita semua mau
melakukannya pastilah akan sangat berpengaruh terhadap keadaan bumi saat ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampah merupakan barang sisa yang sudah habis masa gunanya. Secara umum dapat dibedakan
menjadi 2 yakni sampah organic dan sampah nonorganik. Dan yang paling bermasalah bagi
kehidupan manusia adalah sampah nonorganik karena sampah ini sangat sukar terurai menjadi
tanah, sehingga dapat menyebabkan penumpukan sampah. Sebagian orang pun juga tidak perduli
tentang tata cara pembuangan sampah, ada yang membuangnya ke sungai, selokan, ke kebun, dan
ada juga yang membuangnya begitu saja di pinggir jalan. Selain secara estetika hal ini sangatlah
buruk, pembuangan sampah seperti itu juga dapat mengakibatkan pencemaran dan juga banjir.
Oleh karena peraturan harus ditegaskan agar tidak ada orang yang membuang sampah
sembarangan lagi. Dan yang paling penting adalah kita membuang sampah pada tempatnya itu
haruslah berdasarkan kesadaran dan kedisiplinan dari diri kita masing-masing, karena dengan
begitu tanpa disadari kita akan membuang sampah dengan benar pada tempatnya meskipun di
daerah tempat kita tinggal tidak ada sangsi tegas mengenai itu.
Jika kita mau membuang sampah pada tempatnya setiap saat, maka setiap saat juga lingkungan
kita akan terlihat bersih dan asri.
3.2 Saran
1. Bagi Pemerintah
1. Sebaiknya pemerintah menyediakan TPS di setiap desa, terutama di dekat sungai agar para
warga disana membuang sampahnya di TPS bukan di sungai
2. Pemerintah seharusnya memberikan tindakan tegas bagi seseorang yang
membuang sampah sembarangan, bukan membiarkannya agar oknum-oknum tersebut
jera berbuat hal yang sama.
3. Pada hari-hari tertentu, pemerintah perlu mengadakan membersihkan lingkungan bersama-
sama warga desa setempat agar tempat mereka benar-benar bersih dari sampah yang
berserakan.
2. Bagi Pembaca