Professional Documents
Culture Documents
Mastika MU
Fahrun Nisa
Elfi Nur aini
Isolasi DNA Total Jaringan Tumbuhan
Pada dasarnya isolasi DNA total dari jaringan tumbuahn sama dengan isolasi DNA total
dari jaringan hewan. Meskipun demikian terdapat beberapa perbedaan pada tahap-tahap
kerjanya, karena karakter fisik dan kimia jaringan tumbuhan yang berbeda dengan
jaringan jaringan hewan gengan adanya dinding sel dan metabolisme sekunder.
Dinding sel tumbuhan mudah dihancurkan dalam kondisi beku, sehingga tahap ini
dilakukan didalam nitrogen cair untuk menjaga jaringan tetap beku beku selama proses
penghancuran. Serpihan dinding sel yang terbentuk masih terlalu besar untuk saringan,
maka dilakukan pemisahan dari susupensi sel dengan caraspindown atau penyaringan.
Spin-down akan mengendapkan serpihan dinding sel, sedangkan penyaringan akan
menhan serpihan dinding sel pada saringan. Dengan demikian supernatan pada cara
pertama atau flow-through pada acar kedua lebih bersih dan mudah diproses pada
tahap-tahap berikutnya.
Bahan :
buffer CTAB
dH2O; 1 M
Tris-HCl pH 9; 5 M
NaCl; 0,5
M EDTA pH 8; 14 M
β-mercaptoetanol; 2 % CTAB.
1 volume klorofom
1 volume isopropanol
TE (pH 8) 500 μl
Etanol 70% 500μl
nitrogen cair.
buffer P3 130 μl
buffer AW1.
buffer AW2
buffer AE 100 μl
Elektroforesis
Cara Kerja :
1. sampel daun sebanyak 1 gram dipotong halus dan digerus menggunakan nitrogen
cair didalam mortar.
6. Supernatan dipindahkan dengan pipet mikro 1000 μl ke tabung mikro baru steril
yang berukuran 1,5 ml.
10. Tabung selanjutnya disentrifus kembali selama 10 menit dengan kecepatan 4000
rpm.
11. Bagian supernatan dari hasil sentrifus ini dibuang. Pelet dikeringkan pada suhu
370 C. Selanjutnya pelet yang mengandung DNA ditambahkan 500 μl TE (pH
8) lalu dibiarkan selama semalam untuk memaksimalkan pelarutan DNA.
12. Perbesar volume DNA dengan cara ditambahkan 200 μl TE, lalu ditambahkan
dengan 700 μl fenol disentrifuse selama 10 menit dengan 4000 rpm
13. Supernatan dari sentrifuse diambil lalu dipindahkan ketabung baru yang steril
yang berukuran 1,5 ml.
15. Supernatan dari hasil sentrifuse dibuat dan pelet dikeringkan pada suhu 37 C.
18. DNA stok disimpan pada suhu -20 ℃ (freezer) dan DNA kerja disimpan didalam
kulkas dengan suhu 4 ℃.
3. Serbuk daun dimasukkan kedalam tabung steril berukuran 1,5 ml, ditambahkan
buffer AP1 sebanyak 400 μl.
7. Tabung disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 4000 rpm. Supernatan hasil
sentrifus dipindahkan ke dalam QIAshredder mini spin column, kembali
dilakukan disentrifus selama 5 menit pada kecepatan 4000 rpm.
10. Supernatan didalam collection tube dibuang, langkah ini kembali diulangi pada
larutan hasil isolasi DNA E.floribundus yang tersisa. Kemudian DNAeasy
mini spin column dipindahkan ke collection tube 2 ml, ditambahkan dengan
buffer AW2 sebanyak 500 μl dan
11. disentrifus selama 3 menit pada kecepatan 4000 rpm. Selanjutnya DNAeasy mini
spin column dipindahkan ke tabung 1,5 ml,lalu ditambahkan dengan buffer AE
sebanyak 100 μl dan diinkubasi selama 6 menit.
12. Kemudian tabung disentrifus selama 5 menit pada kecepatan 4000 rpm. Larutan
hasil sentrifus merupakan DNA total E.floribundus elusi 1. Penambahan buffer
AE kembali dilakukan untuk memperoleh elusi 2.
13. DNA total E.floribundus yang diperoleh disimpan pada suhu -200 C dan DNA
kerja disimpan pada suhu 40C.
Elektroforesis.
Keberhasilan proses isolasi dan keutuhan DNA total dideteksi dan dicek melalui
elektroforesis (Fisons model fec 360, large horizontal gel system) pada 1,2 % gel
agarosa dalam 1x buffer TBE (Tris-Borate-EDTA pH 8.0), tegangan 65 volt. Gel hasil
elektroforesis diwarnai dengan 5 μl g/ml etidium bromida, visualisasi dibawah sinar
UV transilluminator. Keberhasilan dari isolasi DNA total ditunjukkan dengan adanya
pita (band) yang jelas dan utuh.
Sifat-sifat protein :
a) Protein sukar larut dalam air Karena ukuran molekulnya yang sangat besar.
c) Bersifat amfoter karena membentuk zwitter ion, pada titik isoelektriknya protein
mengalami koagulasi sehingga dapat dipisahkan dari pelarutnya.
Untuk menganalisa protein yang ada di dalam sel tersebut, diperlukan prosedur
fraksinasi sel yaitu :
Isolasi protein yaitu memisahkan protein dari makromolekul yang lain atau
memisahkan protein dengan sifat tertentu dan protein dari protein lain lain yang tidak
diinginkan dalam analisa. Suatu teknik isolasi dan identifikasi protein harus
mempertimbangkan sifat-sifat fisik, kimiawi dan kelistrikan suatu protein sedemikian
rupa sehingga konformasi dan aktifitasnya tidak berubah. Pada tahap awal isolasi,
biasanya digunakan metode yang memiliki daya pemisah terendah seperti pengendapan
dengan ammonium sulfat. Pengendapan ini dipengaruhi olah berbagai factor antara lain
jumlah dan posisi gugus polar, berat molekul, pH dan temperature larutan.
Alat
- Mortal dan pestle
- Tabung Eppendorf
- Refrigerator
- Micro pippet
- Shaker
- Tip: blue tip, yellow tip, white tip.
- Sentrifus
- Microcuvet
- Spektrofotometer
- Kulkas