Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Kami kelompok 9 memanjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan karunia nya lah kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah yang diberikan oleh Ibu Ns.Ester sebagai dosen koordinator dan Ns.Alfeus
sebagai pembimbing matakuliah.
Dalam makalah ini kami membahas tentang Asuhan Keperawatan pada Klien
Karsinoma Laring.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih memerlukan perbaikan
lagi, oleh sebab itu kami mengarapkan saran yang membangun dari pembaca. Kami
mengharapkan semoga makalah ini dapat dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.
Sekian kata pengantar dari kami Kelompok 9. Terima Kasih.
ttd
(Kelompok 9)
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN UTAMA................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. iii
TINJAUAN BAHAN AJAR...................................................................................................... 1
TUJUAN PENULISAN BAHAN AJAR.................................................................................... 2
TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS..................................................................................... 2
PENTUNJUK AWAL PENYUSUNAN BAHAN AJAR.......................................................... 3
POKOK BAHASAN EFUSI PLEURA...................................................................................... 4
BAHAN AJAR............................................................................................................................ 4
PERTANYAAN KUNCI............................................................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 5
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................... 5
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................. 5
C. TUJUAN PENULISAM.................................................................................................... 5
BAB II PENYAJIAN.................................................................................................................. 6
A. Pengertian.......................................................................................................................... 6
B. Anatomi Fisiologi............................................................................................................. 7
C. Patologi.............................................................................................................................. 10
D. Etiologi.............................................................................................................................. 13
E. Gejala................................................................................................................................. 13
F. Faktor Resiko Kanker Laring............................................................................................ 14
G. Stadium.............................................................................................................................. 14
H. Pengobatan......................................................................................................................... 15
ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................................................... 17
A. Pengkajian......................................................................................................................... 17
B. Diagnosa dan Rencana Keperawatan................................................................................. 18
C. Implementasi..................................................................................................................... 34
D. Evaluasi............................................................................................................................. 34
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 35
A. Kesimpulan........................................................................................................................ 35
B. Saran.................................................................................................................................. 35
C. Latihan......................................................................................................................... 36
1
Bahan ajar ini akan menguraikan tentang asuhan keperawatan pada sistem pernafasan
khususnya Karsinoma Laring beserta komplikasi-komplikasinya. Fokus pembahasan
mencakup beberapa konsep asuhan keperawatan Karsinoma Laring baik mulai dari
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi, selain itu fokus pembahasan meliputi
ketrampilan keperawatan terkait Karsinoma Laring.
2
1. Bahan ajar ini disusun secara bertahap dari yang umum sampai khusus sehingga
mahasiswa/pembaca mudah memahami secara keseluruhan.
2. Bahan ajar ini disertai daftar istilah agar mahasiswa/ pembaca lebih mengerti
istilah-istilah yang digunakan dalam bahan ajar.
3. Setiap penyelesaian membaca satu bagian materi mahasiswa/ pembaca langsung
melakukan latihan yang berkaitan dengan teori yang dibaca.
4. Mahasiswa/ pembaca dapat mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban yang
disediakan pada bagian lampiran bahan ajar ini.
4
Deskripsi singkat: Perkuliahan pada sesi ini akan Saudara lalui dengan memahami tentang
Karsinoma Laring dan komplikasinya. Dan dilanjutkan dengan menjawab soal yang telah di
selesaikan pada sesi akhir.
BAHAN AJAR
PERTANYAAN KUNCI
1. Apa yang dimaksudkan dengan Karsinoma Laring ?
2. Bagaimanakah Patofisiologi pada Karsinoma Laring ?
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker di laring hampir selalu merupakan karsinoma sel skuamosa. Ia kanker yang
biasa terjadi pada perokok. Kanker laring bukan satu, tetapi merupakan beberapa
penyakit, tergantung atas lokasinya. Kanker pita suara sejati, berbeda dengan karsinoma
supraglotis dan subglotis, biasanya ditemukan dini karena dampaknya pada suara. Ada
banyak penyebab penyakit kanker laring. Selain itu adapula gejela-gejala yang timbul,
diagnosis, cara pencegahan dan pengobatan pada penyakit kanker laring.
Di Amerika Serikat setiap tahun dilaporkan adanya 10.000 kasus baru. Bila suara serak
tak segera hilang, dan saat “vonis” dokter menyatakan harus di operasi,lakukanlah
segera. Keganasan pada pita suara pada stadium awal, dan segera di lakukan tindakan
operasi , tak berarti kehidupan duniawi segera di tinggalkan. Kendala yang
menyebabkan seseorang enggan di operasi, ketakutan tak bisa bicara lagi. Pita suara
yang hilang digantikan saluran makanan sebagai sumber bunyi. Berlatih bersama
seminggu sekali di Departemen Rehabilitasi Medik, tak hanya kemampuan bicara
kembali yang diperoleh, bernyanyipun bisa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Karsinoma Laring ?
2. Bagaimana penyebab Karsinoma Laring ?
3. Apa saja gejala yang di timbulkan Karsinoma Laring ?
4. Bagaimana tingkat keganasan Karsinoma Laring ?
5. Bagaimana terapi pengobatan Karsinoma Laring ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mahasiswa mampu memahami yang dimaksud dengan Karsinoma Laring ?
2. Agar mahasiswa mampu memahami penyebab Karsinoma Laring ?
3. Agar mahasiswa mampu memahami gejala yang di timbulkan Karsinoma Laring?
4. Agar mahasiswa mampu memahami tingkat keganasan Karsinoma Laring ?
5. Agar mahasiswa mampu memahami terapi pengobatan Karsinoma Laring ?
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah
lainnya di tenggorokan. Kanker ini sering ditemukan pada pecandu rokok dan alkohol.
Laring kanker juga dapat disebut kanker laring atau karsinoma laring. kanker laring
Kebanyakan karsinoma sel skuamosa, yang mencerminkan asal mereka dari sel
skuamosa yang merupakan mayoritas dari epitel laring.
Kanker dapat berkembang pada setiap bagian dari laring, namun angka kesembuhan
dipengaruhi oleh lokasi tumor. Untuk keperluan pementasan tumor, laring dibagi
menjadi tiga daerah anatomi: celah suara (pita suara benar, anterior dan posterior
komisura), sedangkan supraglottis (epiglottis, arytenoids dan lipatan aryepiglottic, dan
kabel palsu), dan subglottis. Kanker laring Sebagian besar berasal dari celah suara.
kanker Supraglottic kurang umum, dan tumor subglottic paling tidak sering.
Kanker laring terdaftar sebagai “penyakit langka” oleh Kantor Penyakit Langka (ORD)
dari Institut Kesehatan Nasional (NIH). Ini berarti bahwa kanker laring mempengaruhi
kurang dari 200.000 orang di AS setiap tahun, sekitar 2.200 orang di Inggris yang
didiagnosis dengan kanker laring.
Kanker laring merupakan keganasan yang terjadi pada sel skuamosa laring. Keganasan
dilaring bukanlah hal yang jarang ditemukan dan masih merupakan masalah, karena
penanggulannnya mencakup berbagai segi. Sebagai gambaran perbandingan, diluar
7
negeri karsinoma laring menempati urutan pertama dalam urutan keganasan dibidang
THT, sedangkan di RS Cipto Mangunkusuma Jakarta karsinoma laring menduduki
urutan ketiga setelah karsinoma nasofaring dan tumor ganas hidung dan sinus
paranasal.
Menurut data statistik WHO tahun 1961 yang meliputi 35 negara seperti dikutip oleh
Batsakis tahun 1979 rata-rata 1,2 orang /100000 penduduk meninggal oleh karsinoma
laring. Penyebab karsinoma laring belum diketahui dengan pasti. Pengumpulan data
yang dilakukan di RSCM menunjukkan bahwa karsinoma laring jarang ditemukan pada
orang yang tidak merokok, sedangkan risiko untuk mendapatkan karsinoma laring naik,
sesuai dengan kenaikan jumlah rokok yang dihisap, kanker laring mewakilil dari 1 %
yang mewaklili kasus kanker dan terjadi sekitar 8 kali lebih sering pada laki-laki
dibanding wanita dan paling sering pada individu dengan usia 50-70 tahun.
Setiap tahun di Amerika Serikat sekitar 11 sampai 600 kasus baru ditemukan dari 4030
individu menderita kanker laring akan mati. (American Canser Society 995).
Beberapa karsinogen : tembakau (berasap atau tidak), alkkohol dan
efek kombinasinya, pemajanan terhadap asbestos, gas mustab, kayu, kulit, dan logam.
Faktor penunjang lainnya : berteriak keras, laringitis kronis, defisiensi
nutrisi (riboflavin), dan predisposisi
Udara mengalir dari faring menuju laring atau kotak suara .Diantara pita suara terdapat
ruang berbentuk segitiga yang bermuara ke dalam trakea dan dinamakan glottis.Glotis
merupakan pemisah antara saluran pernafasan bagian atas dan bawah .Meskipun laring
terutama dianggap berhubungan dengan fonasi , tetapi fungsinya sebagai organ
pelindung jauh lebih penting.Pada waktu menelan gerakan laring ke atas,penutupan
glottis, dan fungsi seerti laring pada aditus laring dari epiglottis yang berbentuk daun,
berperan untuk engarahkan makanan dan cairan mauk ke dalam esophagus, namun jika
benda asing bisa mabsuk melampoi glottis, maka laring yang mempnyai fungsi batuk
akan membantu menghalau benda dan secret keluar dari saluran pernapasan bagian
bawah.
Terbentuknya suara merupakan hasil kerja sama antara rongga mulut, rongga hidung,
laring, lidah dan bibir.Pada pita suara palsu tidak terdapat otot, oleh karena itu pita
suara ini tidakadapat bergetra, hanya antara kedua pita suara tadi dimasuki oleh aliran
udara maka kartilago tiroid dan kartilago aritenoid diputar, akibatnya pita suara daoat
menjadi kencang dan mengendor,dengan demikian sela udara menjadi sempit dan
menjadi luas.Pergerakan ini dibantu pula oleh otot- otot laring , udara yang dari paru –
paru dihembuskan dan menggetarkan pita suara ,getran ini diteruskan melalui udara
yang keluar masuk.Perbedaan suara seseorang tergantung pada tebal dan panjangnya
pita suara.Pita suara pria lebih panjang dan tebal dari pada pita suara wanita.
C. Patofisiologi
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada
orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan
debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum
diketahui secara pasti oleh para ahli. Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari
semua penyakit keganasan. Terutama neoplasma laryngeal, 95% adalah karsinoma sel
skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat.
Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase ke arah
kelenjar limfe. Bila kanker melibatkan epiglottis (ekstrinsik) metastase lebih umum
terjadi. Tumor superglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita
suara sehingga mengakibatkan suara serak. Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih
dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakkan.
11
D. Etiologi
Penyebab kanker laring (pita suara) biasanya lebih banyak ditemukan pada pria dan
berhubungan dengan rokok serta pemakaian alkohol.
Etiologi CA laring:
• Tidak diketahui
• Berhubungan dengan karsinogen: tembakau, alcohol, polusi industri
• Laringitis kronis
• Penggunaan suara berlebihan herediter
• Herediter
• Laki-laki lebih banyak dari pada wanita
• 50-70 tahun
• squamous cell carsinoma
Adapun penyebab lain, penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti
karena penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik
dan lingkungan.
Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker,
sebagai berikut :
• Faktor keturunan
Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk
menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker
yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker payudara, kanker indung
telur, kanker kulit dan kanker usus besar. Sebagai contoh, risiko wanita untuk
menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya
menderita kanker payudara.
• Faktor Lingkungan
o Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru, mulut, laring
(pita suara), dan kandung kemih.
o Sinar Ultraviolet dari matahari.
o Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar rontgen
dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa
menjangkau jarak yang sangat jauh. Contoh, orang yang selamat dari bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, berisiko tinggi menderita kanker sel
darah, seperti Leukemia.
12
o Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung lemak dan daging yang diawetkan juga peminum minuman beralkohol.
o Perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini dan sering berganti ganti
pasangan.
• Gangguan keseimbangan hormonal
Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang cenderung mendorong
terjadinya kanker, sedangkan progesteron melindungi terjadinya pertumbuhan sel yang
berlebihan. – Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan
progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara, kanker leher rahim,
kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar pada pria.
• Faktor kejiwaan, emosional
Stres yang berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan seluler tubuh. Keadaan
tegang yang terus menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan
berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
• Radikal bebas
o Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang mempunyai electron
bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber – sumber radikal bebas
yaitu :
1. Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses metabolisme.
2. Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk racun-racun kimiawi dari
makanan , minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari matahari.
3. Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan berlebihan
(berdampak pada proses metabolisme) atau bila kita dalam keadaan stress berlebihan,
baik stress secara fisik, psikologis,maupun biologis.
E. Gejala
Kanker laring biasanya berasal dari pita suara, menyebabkan suara serak. Seseorang
yang mengalami serak selama lebih dari 2 minggu sebaiknya segera memeriksakan diri.
Kanker bagian laring lainnya menyebabkan nyeri dan kesulitan menelan. Kadang
sebuah benjolan di leher yang merupakan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening,
muncul terlebih dulu sebelum gejala lainnya timbul.
Gejala lainnya yang mungkin terjadi adalah:
1. nyeri tenggorokan
2. nyeri leher
14
Merokok merupakan faktor risiko terpenting untuk kanker laring. Kematian dari kanker
laring adalah 20 kali lebih mungkin untuk perokok berat daripada bukan perokok berat
konsumsi alkohol kronis, terutama roh beralkohol, juga signifikan. Ketika digabungkan,
dua faktor ini tampaknya memiliki efek sinergis.
Beberapa faktor risiko lain dikutip mungkin, sebagian, berhubungan dengan alkohol
yang berkepanjangan dan konsumsi tembakau. Ini termasuk rendahnya status sosial
ekonomi, jenis kelamin laki-laki, dan usia lebih dari 55 tahun.
Orang-orang dengan sejarah kanker kepala dan leher diketahui berada pada risiko yang
lebih tinggi (sekitar 25%) dari mengembangkan kanker kedua dari kepala, leher, atau
paru-paru.
Hal ini terutama karena dalam proporsi yang signifikan dari pasien, saluran
aerodigestive dan epitel paru-paru telah terkena kronis terhadap efek karsinogenik dari
alkohol dan tembakau.
Dalam situasi ini, efek perubahan lapangan dapat terjadi, di mana jaringan epitel mulai
menjadi difus displastik dengan ambang dikurangi untuk perubahan ganas. Risiko ini
dapat dikurangi dengan berhenti alkohol dan tembakau.
G. Stadium
1. ST1 T1 N0 M0
Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih baik,
atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior. Tumor terbatas
pada daerah subglotis. Tidak ada metastasis jauh
2. ST II T2 N0 M0
Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat bergerak
atau sudah terfiksir (impaired mobility). Tumor sudah meluas ke pita, pita suara
masih dapat bergerak atau sudah terfiksir. Tidak ada metastasis jauh
15
H. Pengobatan
yang sakit. Selang trakheostomi dipasang dalam trachea sampai jalan nafas glottis
pulih. Selang trakheostomi ini biasanya diangkat setelah beberapa hari dan stoma
dibiarkan menutup. Nutrisi diberikan melalui selang nasogastrik sampai terdapat
penyembuhan dan tidak ada lagi bahaya aspirasi.
Pascaoperatif, klien kemungkinan akan mengalami disfagia selama 2 minggu
pertama.
Keuntungan utama dari operasi ini adalah bahwa suara akan kembali pulih seperti
biasa, masalah utama adalah kanker tersebut akan kambuh. Karenanya pasien harus
dengan sangat cermat dipilih untuk menjalani tindakan ini.
c) laringektomi hemivertikal
Laringektomi hemivertikal dilakukan jika tumor meluas diluar pita suara, tetapi
perluasan tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis.
Dalam prosedur ini kartilago tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah leher dan
bagian pita suara(1 pita suara sejati 1 pita suara palsu)dengan pertumbuhan tumor
diangkat. Pasien akan mempunyai selang trakheostomi dan selang nasogastrik
setelah operasi. Beberapa perubahan dapat terjadi pada kualitas suara (sakit
tenggorok) dan proyeksi. Jalan nafas dan fungsi menelan tetap utuh. Pasien
beresiko mengalami aspirasi pascaoperasi.
d) Laringektomi total
Laringektomi total dilakuukan ketika kanker meluas dipita suara. Lebih jauh
ketulang hyoid, epoglotis, kartilago krikoid, dan 2 atau 3 cincin trachea diangkat.
Lidah, dinding faringela dan trachea ditinggalkan. Banyak ahli bedah yang
menganjurkan dilakukannya diseksi leher pada sisi yang sama dengan lesi bahkan
jika tidak teraba nodus limpe sekalipun. Rasional untuk tindakan ini adalah
metastase kenodus limfe servikal sering terjadi. Masalahnya akan lebih rumit jika
lesi mengenai struktur garis tengah atau kedua pita suara.
Dengan atau tampa diseksi leher, laringektomi total memerlukan stoma tracheal
permanent. Stoma ini mencegah aspirasi makanan dan cairan kedalam saluran
pernafasan bawah, karena laring yang memberikan perlindungan spingter tidak ada
lagi. Pasien tidak akan mempunyai suara lagi tetapi fungsi menelan akan normal.
Laringektomi total mengubah cara dimana aliran udara digunakan untuk bernafas
dan berbicara.
17
A. Pengkajian
Data pre dan postoperasi tergantung pada tipe kusus atau lokasi proses kanker dan
koplikasi yang ada. Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
1. Identitas klien
a) Nama,
b) tempat/tanggal lahir,
c) jenis kelamin,
d) umur,
e) pendidikan,
f) pekerjaan,
g) status,
h) agama,
i) alamat,
j) hubungan klien dengan penanggung jawab.
2. Pemeriksaan fisik.
3. Riwayat kesehatan sekarang.
4. Riwayat kesehatan lalu.
a. Integritas Ego
Gejala : Perasaan takut akan kehilangan suara,mati, terjadi atau berulangnya
kanker. Kuatir bila pembedahan mempengaruhi hubungan keluarga, kemampuan
kerja dan keuangan.
Tanda : Ansietas, depresi, marah dan menolak operasi.
b. Makanan Atau Cairan
Gejala :Kesulitan menelan. Tanda : Kesulitan menelan, mudah tersedak, sakit
menelan, sakit tenggorok yang menetap.Bengkak, luka. Inflamasi atau drainase
oral, kebersihan gigi buruk. Pembengkakan lidah dan gangguan gag reflek.
c. Higiene
Tanda : kemunduran kebersihan gigi. Kebutuhan bantuan perawatan dasar.
18
d. Neurosensori
Gejala : Diplopia (penglihatan ganda), ketulian.
Tanda : Hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan submandibular). Parau
menetap atau kehilangan suara (gejala dominan dan dini kanker laring intrinsik).
Kesulitan menelan. Kerusakan membran mukosa.
e. Nyeri Atau Kenyamanan
Gejala : Sakit tenggorok kronis, benjolan pada tenggorok. Penyebaran nyeri ke
telinga, nyeri wajah (tahap akhir, kemungkinan metastase). Nyeri atau rasa
terbakar dengan pembengkakan (kususnya dengan cairan panas), nyeri lokal pada
orofaring. Pascaoperasi : Sakit tenggorok atau mulut (nyeri biasanya tidak
dilaporkan kecuali nyeri yang berat menyertai pembedahan kepala dan leher,
dibandingkan dengan nyeri sebelum pembedahan).
Tanda : Perilaku berhati-hati, gelisah, nyeri wajah dan gangguan tonus otot.
f. Pernapasan
Gejala : Riwayat merokok atau mengunyah tembakau. Bekerja dengan debu
serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, dan logam berat. Riwayat penyakit paru
kronik. Batuk dengan atau tanpa sputum. Drainase darah pada nasal. Tanda :
Sputum dengan darah, hemoptisis, dispnoe ( lanjut ), dan stridor.
g. Keamanan
Gejala : Terpajan sinar matahari berlebihan selama periode bertahun-tahun atau
radiasi.Perubahan penglihatan atau pendengaran.
Tanda : Massa atau pembesaran nodul.
h. Interaksi Sosial
Gejala : masalah tentang kemampuan berkomunikasi, dan bergabung dalam
interaksi sosial. Tanda : Parau menetap,perubahan tinggi suara, bicara kacau,
enggan untuk bicara,dan menolak orang lain untuk memberikan perawatan atau
terlibat dalam rehabilitasi.
Tahap preoperasi:
1. Nyeri berhubungan dengan kesulitan menelan dan adanya massa dan adanya
obstruksi
Batasan karakteristik:
19
2. Ansietas berhubungan dengan tentang pra dan pascaoperasi dan takut akan
kecacatan dan kematian.
Batasan Karakteristik :
Mengungkapkan keluhan khusus, merasa tidak mampu, meminta informasi,
mengungkapkan kurang mengerti dan gelisah, menolak operasi.
Tujuan :
Cemas berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil :
Mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara terbuka, melaporkan
berkurangnya cemas dan takut, mengungkapkan mengerti tentang pre dan
posoprasi, secara verbal mengemukakan menyadari terhadap apa yang
diinginkannya yaitu menyesuaikan diri terhadap perubahan fisiknya.
Rencana tindakan:
e) Jelaskan apa yang terjadi selama periode praoperasi dan pascaoperasi,
termasuk tes laboratorium praoperasi, persiapan kulit, alasan status puasa,obat-
obatan praoperasi,obat-obatan posoperasi, tinggal di ruang pemulihan, dan
program paskaoprasi. Informasikan pada klien obat nyeri tersedia bila diperlukan
untuk mengontrol nyeri.
20
Rasional: Intervensi:
pengetahuan tentang apa yang diperkirakan Jika laringektomi total akan dilakukan,
membantu mengurangi kecemasan dan konsultasikan dulu dengan pasien dan dokter
meningkatkan kerjasama pasien. untuk mendapatkan kunjungan dari anggota
klub laringektomi.Atur waktu untuk
berdiskusi dengan terapi tentang alternatif
metoda-metoda untuk rehabilitasi suara.
mengetahui apa yang diharapkan dan melihat Izinkan pasien untuk mengetahui keadaan
hasil yang sukses membantu menurunkan pascaoperasi : satu atau dua hari akan dirawat
kecemasan dan memungkinkan pasien di UPI sebelum kembali ke ruangan semula,
berpikir realistik. mungkin ruangan penyakit dalam atau
ruangan bedah.Mungkin saja akan dipasang
NGT. Pemberian makan per sonde
diperlukan sampai beberapa minggu setelah
pulang hingga insisi luka sembuh dan mampu
untuk menelan (jika operasi secara radikal di
leher dilaksanakan).Alat bantu jalan napas
buatan (seperti trakeostomi atau selang
laringektomi) mungkin akan terpasang
hingga pembengkakan dapat diatasi.Manset
trakeostomi atau selang T akan terpasang di
jalan napas buatan, untuk pemberian oksigen
yang telah dilembabkan atau memberikan
udara dengan tekanan tertentu.
pengetahuan tentang apa yang diharapkan Jika akan dilakukan laringektomi horizontal
dari intervensi bedah membantu menurunkan atau supraglotik laringektomi, ajarkan pasien
kecemasan dan memungkinkan pasien untuk dan latih cara-cara menelan sebagai berikut:
memikirkan tujuan yang realistik. 1) Ketika makan duduk dan tegak lurus ke
depan dengan kepala fleksi, letakan
porsi kecil makanan di bagian belakang
dekat tenggorok, tarik napas panjang
dan tahan (ini akan mendorong pita
suara bersamaan dengan menutupnya
21
Tujuan Pemulangan:
1. Ventilasi atau oksigenasi adekuat untuk kebutuhan individu.
2. Komunikasi dengan efektif.
3. Komplikasi tercegah atau minimal.
4. Memulai untuk mengatasi gambaran diri.
5. Proses penyakit atau prognosis dan program terapi dapat dipahami.
1. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, pembengkakan jaringan,adanya
selang nasogastrik atau orogastrik.
Karakteristik data :
Ketidaknyamanan pada area bedah atau nyeri karena menelan, nyeri wajah,
perilaku distraksi, gelisah, perilaku berhati-hati.
Tujuan :
Nyeri klien akan berkurang atau hilang.
Kriteria hasil :
klien mengatakan nyeri hilang, tidak gelisah, rileks dan ekpresi wajah ceria.
Rencana tindakan Rasional:
Sokong kepala dan leher dengan kelemahan otot diakibatkan oleh
bantal.Tunjukkan pada reseksi otot dan saraf pada struktur
pasienbagaimana menyokong leher leher dan atau bahu. Kurang sokongan
selama aktivitas. meningkatkan ketidaknyamanan dan
mengakibatkan cedera pada area
jahitan.
Dorong pasien untuk mengeluarkan menelan menyebabkan aktivitas otot
saliva atau penghisap mulut dengan yang dapat menimbulkan nyeri karena
hati-hati bila tidak mampu menelan. edema atau regangan jahitan.
23
Perdarahan terus-menerus
menunjukkan masalah yang
memerlukan perhatian medik.
Catat atau laporkan adanya drainase drainase seperti susu menunjukkan
seperti susu. kebocoran duktus limfe torakal
(dapat menyebabkan kekurangan
cairan tubuh dan
elektrolit).Kebocoran ini dapat
sembuh spontan atau memerlukan
penutupan bedah
Ganti balutan sesuai indikasi bila balutan basah meningkatkan resiko
digunakan. kerusakan jaringan atau infeksi.
Catatan : balutan tekan tidak
digunakan diatas lembaran kulit
karena suplai darah mudah
dipengaruhi
Bersihkan insisi dengan cairan garam mencegah pembetukan kerak , yang
faal steril dan peroksida (campuran 1 : 1) dapat menjebak drainase purulen,
setelah balutan diangkat. merusak tepi kulit, dan meningkatkan
ukuran luka. Peroksida tidak banyak
digunakan karena dapat membakar
tepi dan menggangu penyembuhan.
Bersihkan sekitar stoma dan selang bila mempertahankan area bersih
dipasang serta hindari sabun dan meningkatkan penyembuhan dan
alkohol.Tunjukkan pada pasien kenyamanan. Sabun dan agen kering
bagaimana melakukan perawatan stoma lainnya dapat menimbulkan iritasi
atau selang sendiri dalam membersihkan stoma dan
dengan air bersih dan peroksida, kemungkinan inflamasi.Bahan lain
menggunakan kain bukan tisu atau katun. selain kain dapat meninggalkan serat
pada stoma yang dapat mengiritasi
atau terhisap ke paru.
Kolaborasi
Berikan antibiotik oral, topikal dan IV mencegah atau mengontrol infeksi.
30
sesuai indikasi.
perasaan negatif tentang citra diri, perubahan dalam keterlibatan sosial, ansietas,
depresi, kurang kontak mata.
Tujuan :
Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk persepsi negatif pada diri
sendiri.
Kriteria hasil :
menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh sebagai bukti dengan
partisipasi aktivitas perawatan diri dan interaksi positip dengan orang
lain.Berkomunikasi dengan orang terdekat tentang perubahan peran yang
telah terjadi.Mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup.
Berpartisipasi dalam tim sebagai upaya melaksanakan rehabilitasi.
C. Implementasi
D. Evaluasi
1. Mendapatkan tingkat pengetahuan yang memadai :
2. Mengungkapkan pengertian tentang prosedur pembedahan dan melakukan
perawatan diri secara adekuat
3. Menunjukan penurunan ansietas dan depresi :
4. Mengekspresikan adanya harapan ,
5. Bertemu dengan seseworang yang memiliki masalah serupa.
6. Mempertahankan jalan nafas yang bersih dan dapat mengatasi sekresi sendiri
7. Memperagakan tehnik yang tepat dan praktis yang mencakup pembersiahan dan
penanganan selang laringektomi
8. Mendapatkan tehnik komunikasi yang efektif
9. Menggunakan lat batu untuk komunikasi ( magic slate, bel pemanggil, papan
gambar,bahasa isarat, membaca gerak bibir, bantuan komputer)
10. Mempertahankan nutrisi yang seimbang dan adekuat.
35
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah
lainnya di tenggorokan. Kanker laring lebih banyak ditemukan pada pria dan
berhubungan dengan rokok serta pemakaian alkohol.
Gejala yang mungkin terjadi pada penyakit kanker laring adalah:
• nyeri tenggorokan.
• nyeri leher.
• Batuk
• batuk darah.
• bunyi pernafasan yang abnormal.
• Serak yang menetap
• Bengkak/benjolan ditenggorokan
• Disfagia
• Nyeri ketika bicara
• Rasa terbakar di tenggorokan saat menelan cairan panas
• Dyspnea, lemah
• Berat Badan menurun
• Pembesaran kelenjar limfe
• Nafas bau
Faktor yang dapat menimbulkan penyakit kanker :
• Faktor keturunan
• Faktor Lingkungan
• Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.
• Virus
• Infeksi
• Faktor perilaku
• Gangguan keseimbangan hormonal
• Faktor kejiwaan, emosional
• Radikal bebas
B. Saran
1. Seharusnya ada pengobatan khusus untuk para penderita kanker baik yang
ringan maupun yang berat.
2. Disediakannya alat yang lebih canggih untuk mendiagnosis penyakit kanker.
3. Diadakan penyuluhan ke daerah-daerah tentang penyakit kanker.
C. LATIHAN
1. Keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di
tenggorokan, merupakan pengertian dari ...
a. Laryngeal kanker
b. kanker Pernafasan
c. kanker Glotis
d. kanker pita suara
e. kanker Tumor
4. Berikut yang bukan menyebabkan gejala kanker laring biasanya berasal dari pita
suara, menyebabkan suara serak
a. nyeri tenggorokan
b. nyeri leher
c. bersin
d. penurunan berat badan
e. bunyi pernafasan yang abnormal
5. Keuntungan utama dari operasi ini adalah bahwa suara akan kembali pulih seperti
biasa, masalah utama adalah kanker tersebut akan kambuh. Karenanya pasien
harus dengan sangat cermat dipilih untuk menjalani tindakan ini. Dalam tindakan
ini merupakan operasi laringektomi...
a. laringektomi parsial
b. laringektomi supraglotis
c. laringektomi hemivertikal
d. Laringektomi total
e. Laringektomi epiglotis
Kunci Jawaban :
1. A
2. A
3. D
4. C
5. E