You are on page 1of 40

i

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


KARSINOMA LARING

Untuk dosen pengampu Mata Kuliah :


Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep., Sp.Mb.

Disusun oleh Kelompok 9 :


1. Erna Wati (PO.62.20.1.16.138)
2. Syifa Rizky Fitri (PO.62.20.1.16.161)
3. Zulfi Anan Winaldi (PO.62.20.1.16.169)
4. Raupini (PO.62.20.1.16.157)
5. Enrico Paska (PO.62.20.1.16.137)

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


D-IV KEPERAWATAN REGULER 3
2017
ii

KATA PENGANTAR
Kami kelompok 9 memanjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan karunia nya lah kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah yang diberikan oleh Ibu Ns.Ester sebagai dosen koordinator dan Ns.Alfeus
sebagai pembimbing matakuliah.
Dalam makalah ini kami membahas tentang Asuhan Keperawatan pada Klien
Karsinoma Laring.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih memerlukan perbaikan
lagi, oleh sebab itu kami mengarapkan saran yang membangun dari pembaca. Kami
mengharapkan semoga makalah ini dapat dipergunakan dengan sebagaimana mestinya.
Sekian kata pengantar dari kami Kelompok 9. Terima Kasih.

Palangka Raya, Oktober 2017

ttd

(Kelompok 9)
iii

DAFTAR ISI
HALAMAN UTAMA................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. iii
TINJAUAN BAHAN AJAR...................................................................................................... 1
TUJUAN PENULISAN BAHAN AJAR.................................................................................... 2
TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS..................................................................................... 2
PENTUNJUK AWAL PENYUSUNAN BAHAN AJAR.......................................................... 3
POKOK BAHASAN EFUSI PLEURA...................................................................................... 4
BAHAN AJAR............................................................................................................................ 4
PERTANYAAN KUNCI............................................................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 5
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................... 5
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................. 5
C. TUJUAN PENULISAM.................................................................................................... 5
BAB II PENYAJIAN.................................................................................................................. 6
A. Pengertian.......................................................................................................................... 6
B. Anatomi Fisiologi............................................................................................................. 7
C. Patologi.............................................................................................................................. 10
D. Etiologi.............................................................................................................................. 13
E. Gejala................................................................................................................................. 13
F. Faktor Resiko Kanker Laring............................................................................................ 14
G. Stadium.............................................................................................................................. 14
H. Pengobatan......................................................................................................................... 15
ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................................................... 17
A. Pengkajian......................................................................................................................... 17
B. Diagnosa dan Rencana Keperawatan................................................................................. 18
C. Implementasi..................................................................................................................... 34
D. Evaluasi............................................................................................................................. 34
BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 35
A. Kesimpulan........................................................................................................................ 35
B. Saran.................................................................................................................................. 35
C. Latihan......................................................................................................................... 36
1

TINJAUAN BAHAN AJAR

Bahan ajar ini akan menguraikan tentang asuhan keperawatan pada sistem pernafasan
khususnya Karsinoma Laring beserta komplikasi-komplikasinya. Fokus pembahasan
mencakup beberapa konsep asuhan keperawatan Karsinoma Laring baik mulai dari
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi, selain itu fokus pembahasan meliputi
ketrampilan keperawatan terkait Karsinoma Laring.
2

TUJUAN PENULISAN BAHAN AJAR

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah menyelesaikan membaca bahan ajar ini, pembaca/mahasiswa mampu
memahami asuhan keperawatan pada klien Karsinoma Laring.

TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS


Mahasiswa/pembaca mampu:
1. Menjelaskan pengertian dari Karsinoma Laring.
2. Menjelaskan penyebab terjadinya Karsinoma Laring.
3. Menjelaskan Etiolgi Karsinoma Laring.
4. Menjelaskan Patofisiologi Karsinoma Laring.
5. Menyusun asuhan keperawatan pada klien Karsinoma Laring.
6. Mendemonstrasikan ketrampilan keperawatan:
3

PETUNJUK AWAL PENGGUNAAN BAHAN AJAR


MEMBACA SECARA RUNUT:

1. Bahan ajar ini disusun secara bertahap dari yang umum sampai khusus sehingga
mahasiswa/pembaca mudah memahami secara keseluruhan.
2. Bahan ajar ini disertai daftar istilah agar mahasiswa/ pembaca lebih mengerti
istilah-istilah yang digunakan dalam bahan ajar.
3. Setiap penyelesaian membaca satu bagian materi mahasiswa/ pembaca langsung
melakukan latihan yang berkaitan dengan teori yang dibaca.
4. Mahasiswa/ pembaca dapat mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban yang
disediakan pada bagian lampiran bahan ajar ini.
4

POKOK BAHASAN : KARSINOMA LARING

Deskripsi singkat: Perkuliahan pada sesi ini akan Saudara lalui dengan memahami tentang
Karsinoma Laring dan komplikasinya. Dan dilanjutkan dengan menjawab soal yang telah di
selesaikan pada sesi akhir.

BAHAN AJAR

1. Doenges, M. G. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3 EGC, Jakarta.


2. Dunna, D.I. Et al. (1995). Medical Surgical Nursing ; A Nursing Process
Approach 2 nd Edition : WB Sauders.
3. Prasetyo B, Ilmu Penyakit THT, EGC Jakarta
4. Rothrock, C. J. (2000). Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. EGC :
Jakarta.
5. Sjamsuhidajat & Wim De Jong. (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta.
6. Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. (1998). Buku Ajar Ilmu penyakit
THT. FKUI : Jakarta.
7. Brunner & Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi delapan.
Jakarta : EGC
8. Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. (1998). Buku Ajar Ilmu penyakit
THT. FKUI : Jakarta

PERTANYAAN KUNCI
1. Apa yang dimaksudkan dengan Karsinoma Laring ?
2. Bagaimanakah Patofisiologi pada Karsinoma Laring ?
5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker di laring hampir selalu merupakan karsinoma sel skuamosa. Ia kanker yang
biasa terjadi pada perokok. Kanker laring bukan satu, tetapi merupakan beberapa
penyakit, tergantung atas lokasinya. Kanker pita suara sejati, berbeda dengan karsinoma
supraglotis dan subglotis, biasanya ditemukan dini karena dampaknya pada suara. Ada
banyak penyebab penyakit kanker laring. Selain itu adapula gejela-gejala yang timbul,
diagnosis, cara pencegahan dan pengobatan pada penyakit kanker laring.

Di Amerika Serikat setiap tahun dilaporkan adanya 10.000 kasus baru. Bila suara serak
tak segera hilang, dan saat “vonis” dokter menyatakan harus di operasi,lakukanlah
segera. Keganasan pada pita suara pada stadium awal, dan segera di lakukan tindakan
operasi , tak berarti kehidupan duniawi segera di tinggalkan. Kendala yang
menyebabkan seseorang enggan di operasi, ketakutan tak bisa bicara lagi. Pita suara
yang hilang digantikan saluran makanan sebagai sumber bunyi. Berlatih bersama
seminggu sekali di Departemen Rehabilitasi Medik, tak hanya kemampuan bicara
kembali yang diperoleh, bernyanyipun bisa.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Karsinoma Laring ?
2. Bagaimana penyebab Karsinoma Laring ?
3. Apa saja gejala yang di timbulkan Karsinoma Laring ?
4. Bagaimana tingkat keganasan Karsinoma Laring ?
5. Bagaimana terapi pengobatan Karsinoma Laring ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mahasiswa mampu memahami yang dimaksud dengan Karsinoma Laring ?
2. Agar mahasiswa mampu memahami penyebab Karsinoma Laring ?
3. Agar mahasiswa mampu memahami gejala yang di timbulkan Karsinoma Laring?
4. Agar mahasiswa mampu memahami tingkat keganasan Karsinoma Laring ?
5. Agar mahasiswa mampu memahami terapi pengobatan Karsinoma Laring ?
6

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah
lainnya di tenggorokan. Kanker ini sering ditemukan pada pecandu rokok dan alkohol.
Laring kanker juga dapat disebut kanker laring atau karsinoma laring. kanker laring
Kebanyakan karsinoma sel skuamosa, yang mencerminkan asal mereka dari sel
skuamosa yang merupakan mayoritas dari epitel laring.

Kanker dapat berkembang pada setiap bagian dari laring, namun angka kesembuhan
dipengaruhi oleh lokasi tumor. Untuk keperluan pementasan tumor, laring dibagi
menjadi tiga daerah anatomi: celah suara (pita suara benar, anterior dan posterior
komisura), sedangkan supraglottis (epiglottis, arytenoids dan lipatan aryepiglottic, dan
kabel palsu), dan subglottis. Kanker laring Sebagian besar berasal dari celah suara.
kanker Supraglottic kurang umum, dan tumor subglottic paling tidak sering.

Laryngeal kanker dapat menyebar dengan perluasan langsung ke struktur yang


berdekatan, dengan metastasis ke daerah kelenjar getah bening leher rahim, atau lebih
jauh, melalui aliran darah. Jauh metastates ke paru-paru yang paling umum.
Dua di 20.000 (12.500 kasus baru per tahun) di Amerika Serikat. The American Cancer
Society memperkirakan bahwa 9.510 pria dan wanita (7.700 pria dan 1.810 wanita)
akan didiagnosis dengan dan 3.740 pria dan wanita akan meninggal karena kanker
laring pada tahun 2006.

Kanker laring terdaftar sebagai “penyakit langka” oleh Kantor Penyakit Langka (ORD)
dari Institut Kesehatan Nasional (NIH). Ini berarti bahwa kanker laring mempengaruhi
kurang dari 200.000 orang di AS setiap tahun, sekitar 2.200 orang di Inggris yang
didiagnosis dengan kanker laring.

Kanker laring merupakan keganasan yang terjadi pada sel skuamosa laring. Keganasan
dilaring bukanlah hal yang jarang ditemukan dan masih merupakan masalah, karena
penanggulannnya mencakup berbagai segi. Sebagai gambaran perbandingan, diluar
7

negeri karsinoma laring menempati urutan pertama dalam urutan keganasan dibidang
THT, sedangkan di RS Cipto Mangunkusuma Jakarta karsinoma laring menduduki
urutan ketiga setelah karsinoma nasofaring dan tumor ganas hidung dan sinus
paranasal.

Menurut data statistik WHO tahun 1961 yang meliputi 35 negara seperti dikutip oleh
Batsakis tahun 1979 rata-rata 1,2 orang /100000 penduduk meninggal oleh karsinoma
laring. Penyebab karsinoma laring belum diketahui dengan pasti. Pengumpulan data
yang dilakukan di RSCM menunjukkan bahwa karsinoma laring jarang ditemukan pada
orang yang tidak merokok, sedangkan risiko untuk mendapatkan karsinoma laring naik,
sesuai dengan kenaikan jumlah rokok yang dihisap, kanker laring mewakilil dari 1 %
yang mewaklili kasus kanker dan terjadi sekitar 8 kali lebih sering pada laki-laki
dibanding wanita dan paling sering pada individu dengan usia 50-70 tahun.

Setiap tahun di Amerika Serikat sekitar 11 sampai 600 kasus baru ditemukan dari 4030
individu menderita kanker laring akan mati. (American Canser Society 995).
Beberapa karsinogen : tembakau (berasap atau tidak), alkkohol dan
efek kombinasinya, pemajanan terhadap asbestos, gas mustab, kayu, kulit, dan logam.
Faktor penunjang lainnya : berteriak keras, laringitis kronis, defisiensi
nutrisi (riboflavin), dan predisposisi

B. Anatomi Dan Fisiologi

1. Anatomi dan Fisiologi Sistem pernafasan


Pernafasasn (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigen kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
CO2. sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara disebut
inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
Fungsi pernafasan:
a. Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah seluruh tubuh (sel – selnya)
untuk mengadakan pembakaran.
b. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sias adari pembakaran ,
kemudian di abewa oleh garah ke paru – paru untuk dibuang
c. Menghangatkan dan melembabkan udara
8

Organ – organ pernafasan


Saluran pernafasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, broncus, broncheolus dan
alveolus.Saluran pernafasan dari hidung sampai bronchiolus dilapisi oleh
membrane mukosa yang bersilia.Ketika udara masuk kdalam rongga hidung
disaring, dihangatkan dan dilembabkan, Ketiga proses ini merupakan fungsi
utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epitel torax bertinglat, bersilia da
bersel goblet.( lihat gambar A).
a. Hidung:
1) Bekerja sebagai saluran udara pernafasan
2) Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu – bulu hidung
3) Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa
4) Membunuh kuman – kuman yang masuk, bersama – samaudara pernafasan oleh
lekosit yang terdapat dalam selaput lender (mukosa atau hidung)
b. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasr tengkorak sampai persambungannya
dengan esophagus pada ketinggian kartilago krikoid. Maka letaknya dibelakang
hidung (nasofaring), dibelakang mulut (orofaring), dan dibelakang laring
(laringofaring )fungsi faring adalah Mengalirkan udara dari hidung ke laring
c. Laring
Laring merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot dan
mengan dung pita suara. Laring terletak didepan bagian terendah faring yang
memisahkannya dari kolumna vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian
vertebra servikalis dan masuk kedalam trachea dibawahnya.
d. Trakea
Trakea disokong oleh cincin tulang rawan yang berbentuk sepeti sepatu kuda yang
panjangnya kurang lebih 5 inchi/9 cm
e. Bronchus
Bronchus utama kiri dan kanan tidak simetris ( lihat gambar).Bronchus kanan lebih
pendek dan lebih lebar dan merupalkan kelanjutan dari trakea yang arahnya lebih
vertical .Sebaliknya , bronchus kiri lebih panjang dan lebih sempit dan
merupakan kelanjutan dari trakea dengan sudut yang lebih tajam.
f. Alveolus
Merupakan inti dari fungsi pernafasan ,karena pada alveolus terjadi pertukaran oksigen
dengan kapiler darah.
9

Fisiologi pernafasan : 4 proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmonary :


1. ventilasi pulmonal atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli
dengan udara luar
2. arus darah melalui paru-paru
3. distribusi arus udara dan arus darah sesemikian sehingga jumlah tepat dari setiap
udara dapat mencapai semua bagian tubuh
4. difusi gas yang menembusi membrane pemisah alveoli dan kapiler. CO2lebih
nudah berdifusi dari pada O2
2. Anatomi dan Fisiologi Laring
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan antara
faring dan trakea.Laring juga sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
a. Epiglotis : Daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama
menelan
b. Glotis : Ostium antara pita suara dalam laring
c. Kartilago tiroid : Kartilago terbesar pada trakea, sebagian darai kartilago ini
memebentuk jakun ( Adam ‘s Apple).
d. Kartilago krikoid : satu – satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (
terletak di bawah kartilago tiroid).
e. Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
f. Pita Suara : Ligamen yang dikontrol oleh otot yang menghasilkan bunyi suara ,
pita suara melekat pada lumen laring .

Udara mengalir dari faring menuju laring atau kotak suara .Diantara pita suara terdapat
ruang berbentuk segitiga yang bermuara ke dalam trakea dan dinamakan glottis.Glotis
merupakan pemisah antara saluran pernafasan bagian atas dan bawah .Meskipun laring
terutama dianggap berhubungan dengan fonasi , tetapi fungsinya sebagai organ
pelindung jauh lebih penting.Pada waktu menelan gerakan laring ke atas,penutupan
glottis, dan fungsi seerti laring pada aditus laring dari epiglottis yang berbentuk daun,
berperan untuk engarahkan makanan dan cairan mauk ke dalam esophagus, namun jika
benda asing bisa mabsuk melampoi glottis, maka laring yang mempnyai fungsi batuk
akan membantu menghalau benda dan secret keluar dari saluran pernapasan bagian
bawah.

3. Proses Pembentukan Suara


10

Terbentuknya suara merupakan hasil kerja sama antara rongga mulut, rongga hidung,
laring, lidah dan bibir.Pada pita suara palsu tidak terdapat otot, oleh karena itu pita
suara ini tidakadapat bergetra, hanya antara kedua pita suara tadi dimasuki oleh aliran
udara maka kartilago tiroid dan kartilago aritenoid diputar, akibatnya pita suara daoat
menjadi kencang dan mengendor,dengan demikian sela udara menjadi sempit dan
menjadi luas.Pergerakan ini dibantu pula oleh otot- otot laring , udara yang dari paru –
paru dihembuskan dan menggetarkan pita suara ,getran ini diteruskan melalui udara
yang keluar masuk.Perbedaan suara seseorang tergantung pada tebal dan panjangnya
pita suara.Pita suara pria lebih panjang dan tebal dari pada pita suara wanita.

C. Patofisiologi

Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada
orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan
debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum
diketahui secara pasti oleh para ahli. Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari
semua penyakit keganasan. Terutama neoplasma laryngeal, 95% adalah karsinoma sel
skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat.
Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase ke arah
kelenjar limfe. Bila kanker melibatkan epiglottis (ekstrinsik) metastase lebih umum
terjadi. Tumor superglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita
suara sehingga mengakibatkan suara serak. Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih
dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakkan.
11

D. Etiologi

Penyebab kanker laring (pita suara) biasanya lebih banyak ditemukan pada pria dan
berhubungan dengan rokok serta pemakaian alkohol.
Etiologi CA laring:
• Tidak diketahui
• Berhubungan dengan karsinogen: tembakau, alcohol, polusi industri
• Laringitis kronis
• Penggunaan suara berlebihan herediter
• Herediter
• Laki-laki lebih banyak dari pada wanita
• 50-70 tahun
• squamous cell carsinoma
Adapun penyebab lain, penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti
karena penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik
dan lingkungan.
Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker,
sebagai berikut :
• Faktor keturunan
Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk
menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker
yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker payudara, kanker indung
telur, kanker kulit dan kanker usus besar. Sebagai contoh, risiko wanita untuk
menderita kanker meningkat 1,5 s/d 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya
menderita kanker payudara.
• Faktor Lingkungan
o Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker paru – paru, mulut, laring
(pita suara), dan kandung kemih.
o Sinar Ultraviolet dari matahari.
o Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar rontgen
dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa
menjangkau jarak yang sangat jauh. Contoh, orang yang selamat dari bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, berisiko tinggi menderita kanker sel
darah, seperti Leukemia.
12

• Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.


Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama
kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan
kanker adalah :
• Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko
terjadinya kanker lambung.
• Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap
kanker kerongkongan.
• Zat pewarna makanan.
• Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar
seperti: kerang, ikan, dsb.
• Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan.
• Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker antara lain :
• Virus Papilloma menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) agaknya merupakan salah
satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.
• Virus Sitomegalo menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem pembuluh darah
yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah)
• Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.
• Virus Epstein – Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China
virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor
lingkungan dan genetik.
• Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan limfoma dan kanker
darah lainnya.
• Infeksi
o Parasit Schistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena
terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Namun penyebab iritasi menahun
lainnya tidak menyebabkan kanker.
o Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu.
o Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin merupakan penyebab kanker
lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan cedera dan peradangan lambung kronis
sehingga terjadi peningkatan kecepatan siklus sel.
• Faktor perilaku
13

o Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung lemak dan daging yang diawetkan juga peminum minuman beralkohol.
o Perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini dan sering berganti ganti
pasangan.
• Gangguan keseimbangan hormonal
Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang cenderung mendorong
terjadinya kanker, sedangkan progesteron melindungi terjadinya pertumbuhan sel yang
berlebihan. – Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan
progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara, kanker leher rahim,
kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar pada pria.
• Faktor kejiwaan, emosional
Stres yang berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan seluler tubuh. Keadaan
tegang yang terus menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan
berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
• Radikal bebas
o Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang mempunyai electron
bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber – sumber radikal bebas
yaitu :
1. Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses metabolisme.
2. Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk racun-racun kimiawi dari
makanan , minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari matahari.
3. Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan berlebihan
(berdampak pada proses metabolisme) atau bila kita dalam keadaan stress berlebihan,
baik stress secara fisik, psikologis,maupun biologis.

E. Gejala
Kanker laring biasanya berasal dari pita suara, menyebabkan suara serak. Seseorang
yang mengalami serak selama lebih dari 2 minggu sebaiknya segera memeriksakan diri.
Kanker bagian laring lainnya menyebabkan nyeri dan kesulitan menelan. Kadang
sebuah benjolan di leher yang merupakan penyebaran kanker ke kelenjar getah bening,
muncul terlebih dulu sebelum gejala lainnya timbul.
Gejala lainnya yang mungkin terjadi adalah:
1. nyeri tenggorokan
2. nyeri leher
14

3. penurunan berat badan


4. batuk
5. batuk darah
6. bunyi pernafasan yang abnormal

F. Faktor Risiko Kanker Laring

Merokok merupakan faktor risiko terpenting untuk kanker laring. Kematian dari kanker
laring adalah 20 kali lebih mungkin untuk perokok berat daripada bukan perokok berat
konsumsi alkohol kronis, terutama roh beralkohol, juga signifikan. Ketika digabungkan,
dua faktor ini tampaknya memiliki efek sinergis.
Beberapa faktor risiko lain dikutip mungkin, sebagian, berhubungan dengan alkohol
yang berkepanjangan dan konsumsi tembakau. Ini termasuk rendahnya status sosial
ekonomi, jenis kelamin laki-laki, dan usia lebih dari 55 tahun.
Orang-orang dengan sejarah kanker kepala dan leher diketahui berada pada risiko yang
lebih tinggi (sekitar 25%) dari mengembangkan kanker kedua dari kepala, leher, atau
paru-paru.
Hal ini terutama karena dalam proporsi yang signifikan dari pasien, saluran
aerodigestive dan epitel paru-paru telah terkena kronis terhadap efek karsinogenik dari
alkohol dan tembakau.
Dalam situasi ini, efek perubahan lapangan dapat terjadi, di mana jaringan epitel mulai
menjadi difus displastik dengan ambang dikurangi untuk perubahan ganas. Risiko ini
dapat dikurangi dengan berhenti alkohol dan tembakau.

G. Stadium

1. ST1 T1 N0 M0
Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih baik,
atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior. Tumor terbatas
pada daerah subglotis. Tidak ada metastasis jauh
2. ST II T2 N0 M0
Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat bergerak
atau sudah terfiksir (impaired mobility). Tumor sudah meluas ke pita, pita suara
masih dapat bergerak atau sudah terfiksir. Tidak ada metastasis jauh
15

3. STIII T3 N0 M0, T1/T2/T3 N1 M0


Tumor meliputi laring dan pira suara sudah terfiksir. Tidak ada metastasis jauh
4. STIV T4 N0/N1 M0
Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar dari
laring. Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring
atau dua-duanya.
5. T1/T2/T3/T4 N2/N3
6. T1/T2/T3/T4 N1/N2/N3 M1

H. Pengobatan

Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan keluasan malignansi.


Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan. Pemeriksaan gigi
dilakukan untuk menyingkirkan setiap penyakit mulut. Semua masalah yang berkaitan
dengan gigi diatasi, jika mungkin sebelum dilakukan pembedahan. Jika pembedahan
akan dilakukan, tim yang terdiri atas multidisiplin ilmu mengevaluasi kebutuhan pasien
dan keluarga untuk mengembangkan suatu rencana keperawatan yang berhasil.
1. Terapi Radiasi
Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan terapi radiasi pada pasien yang
hanyamengalami 1 pita suara yang ssakit dan normalnya dapat digerakan(bergerak saat
fonasi), selain itu pasien ini masih memiliki suara yang hampir normal. Beberapa
mungkinmengalami kondritis (inflamasi cartilage) atau stenosis. Terapi radiasi juga
dapat digunakan secara praoperatif untuk mengurangi ukuran tumor.
2. Operasi : laringektomi
a) laringektomi parsial (laringofisura-tirotomi )
Dilakukan pada kanker area glottis tahap dini ketika hanya 1 pita suara yang
terkena. Tindakan ini mempunyai kesembuhan sangat tinggi. Dalam operasi ini 1
pita suara diangkat dan semua struktur lainnya tetap utuh. Suara pasien
kemungkinan akan menjadi parau. Jalan nafas tetap utuh dan pasien seharusnya
tidak memiliki kesulitan menelan.
b) laringektomi supraglotis ( horizontal )
Laringektomi supra glottis digunakan dalam penatalaksanaan tumor supraglotis.
Tulang hyoid, glottis, dan pita suara palsu diangkat. Pita suara, kartilago krikoid
dan trachea tetap utuh. Selama operasi, dilakukan diseksi leher radikal pada tempat
16

yang sakit. Selang trakheostomi dipasang dalam trachea sampai jalan nafas glottis
pulih. Selang trakheostomi ini biasanya diangkat setelah beberapa hari dan stoma
dibiarkan menutup. Nutrisi diberikan melalui selang nasogastrik sampai terdapat
penyembuhan dan tidak ada lagi bahaya aspirasi.
Pascaoperatif, klien kemungkinan akan mengalami disfagia selama 2 minggu
pertama.
Keuntungan utama dari operasi ini adalah bahwa suara akan kembali pulih seperti
biasa, masalah utama adalah kanker tersebut akan kambuh. Karenanya pasien harus
dengan sangat cermat dipilih untuk menjalani tindakan ini.
c) laringektomi hemivertikal
Laringektomi hemivertikal dilakukan jika tumor meluas diluar pita suara, tetapi
perluasan tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis.
Dalam prosedur ini kartilago tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah leher dan
bagian pita suara(1 pita suara sejati 1 pita suara palsu)dengan pertumbuhan tumor
diangkat. Pasien akan mempunyai selang trakheostomi dan selang nasogastrik
setelah operasi. Beberapa perubahan dapat terjadi pada kualitas suara (sakit
tenggorok) dan proyeksi. Jalan nafas dan fungsi menelan tetap utuh. Pasien
beresiko mengalami aspirasi pascaoperasi.
d) Laringektomi total
Laringektomi total dilakuukan ketika kanker meluas dipita suara. Lebih jauh
ketulang hyoid, epoglotis, kartilago krikoid, dan 2 atau 3 cincin trachea diangkat.
Lidah, dinding faringela dan trachea ditinggalkan. Banyak ahli bedah yang
menganjurkan dilakukannya diseksi leher pada sisi yang sama dengan lesi bahkan
jika tidak teraba nodus limpe sekalipun. Rasional untuk tindakan ini adalah
metastase kenodus limfe servikal sering terjadi. Masalahnya akan lebih rumit jika
lesi mengenai struktur garis tengah atau kedua pita suara.
Dengan atau tampa diseksi leher, laringektomi total memerlukan stoma tracheal
permanent. Stoma ini mencegah aspirasi makanan dan cairan kedalam saluran
pernafasan bawah, karena laring yang memberikan perlindungan spingter tidak ada
lagi. Pasien tidak akan mempunyai suara lagi tetapi fungsi menelan akan normal.
Laringektomi total mengubah cara dimana aliran udara digunakan untuk bernafas
dan berbicara.
17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KANKER LARING

A. Pengkajian

Data pre dan postoperasi tergantung pada tipe kusus atau lokasi proses kanker dan
koplikasi yang ada. Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
1. Identitas klien
a) Nama,
b) tempat/tanggal lahir,
c) jenis kelamin,
d) umur,
e) pendidikan,
f) pekerjaan,
g) status,
h) agama,
i) alamat,
j) hubungan klien dengan penanggung jawab.
2. Pemeriksaan fisik.
3. Riwayat kesehatan sekarang.
4. Riwayat kesehatan lalu.

a. Integritas Ego
Gejala : Perasaan takut akan kehilangan suara,mati, terjadi atau berulangnya
kanker. Kuatir bila pembedahan mempengaruhi hubungan keluarga, kemampuan
kerja dan keuangan.
Tanda : Ansietas, depresi, marah dan menolak operasi.
b. Makanan Atau Cairan
Gejala :Kesulitan menelan. Tanda : Kesulitan menelan, mudah tersedak, sakit
menelan, sakit tenggorok yang menetap.Bengkak, luka. Inflamasi atau drainase
oral, kebersihan gigi buruk. Pembengkakan lidah dan gangguan gag reflek.
c. Higiene
Tanda : kemunduran kebersihan gigi. Kebutuhan bantuan perawatan dasar.
18

d. Neurosensori
Gejala : Diplopia (penglihatan ganda), ketulian.
Tanda : Hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan submandibular). Parau
menetap atau kehilangan suara (gejala dominan dan dini kanker laring intrinsik).
Kesulitan menelan. Kerusakan membran mukosa.
e. Nyeri Atau Kenyamanan
Gejala : Sakit tenggorok kronis, benjolan pada tenggorok. Penyebaran nyeri ke
telinga, nyeri wajah (tahap akhir, kemungkinan metastase). Nyeri atau rasa
terbakar dengan pembengkakan (kususnya dengan cairan panas), nyeri lokal pada
orofaring. Pascaoperasi : Sakit tenggorok atau mulut (nyeri biasanya tidak
dilaporkan kecuali nyeri yang berat menyertai pembedahan kepala dan leher,
dibandingkan dengan nyeri sebelum pembedahan).
Tanda : Perilaku berhati-hati, gelisah, nyeri wajah dan gangguan tonus otot.
f. Pernapasan
Gejala : Riwayat merokok atau mengunyah tembakau. Bekerja dengan debu
serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, dan logam berat. Riwayat penyakit paru
kronik. Batuk dengan atau tanpa sputum. Drainase darah pada nasal. Tanda :
Sputum dengan darah, hemoptisis, dispnoe ( lanjut ), dan stridor.
g. Keamanan
Gejala : Terpajan sinar matahari berlebihan selama periode bertahun-tahun atau
radiasi.Perubahan penglihatan atau pendengaran.
Tanda : Massa atau pembesaran nodul.
h. Interaksi Sosial
Gejala : masalah tentang kemampuan berkomunikasi, dan bergabung dalam
interaksi sosial. Tanda : Parau menetap,perubahan tinggi suara, bicara kacau,
enggan untuk bicara,dan menolak orang lain untuk memberikan perawatan atau
terlibat dalam rehabilitasi.

B. Diagnosa Keperawatan Dan Rencana Keperawatan

Tahap preoperasi:
1. Nyeri berhubungan dengan kesulitan menelan dan adanya massa dan adanya
obstruksi
Batasan karakteristik:
19

Mengeluhkan nyeri bagian tenggorokan dan leher.


Tujuan:
Nyeri berkurang
Kriteria hasil:
klien tampak rileks da lebih nyaman.
Rencana tindakan:
a) Memberikan posisi senyaman mungkin pada klien
b) Bersifat empati
c) Memberikan lingkungan yang nyaman paa klien
d) Memberi kegiatan yang ringan dan menarik agar nyeri yang dirasakan klien
dapat teralihkan
Kolaborasi
e) Memberikan obat anti analgetik
Rasional : menghambat atau menghilangkan rasa dan persepsi nyeri

2. Ansietas berhubungan dengan tentang pra dan pascaoperasi dan takut akan
kecacatan dan kematian.
Batasan Karakteristik :
Mengungkapkan keluhan khusus, merasa tidak mampu, meminta informasi,
mengungkapkan kurang mengerti dan gelisah, menolak operasi.
Tujuan :
Cemas berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil :
Mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara terbuka, melaporkan
berkurangnya cemas dan takut, mengungkapkan mengerti tentang pre dan
posoprasi, secara verbal mengemukakan menyadari terhadap apa yang
diinginkannya yaitu menyesuaikan diri terhadap perubahan fisiknya.
Rencana tindakan:
e) Jelaskan apa yang terjadi selama periode praoperasi dan pascaoperasi,
termasuk tes laboratorium praoperasi, persiapan kulit, alasan status puasa,obat-
obatan praoperasi,obat-obatan posoperasi, tinggal di ruang pemulihan, dan
program paskaoprasi. Informasikan pada klien obat nyeri tersedia bila diperlukan
untuk mengontrol nyeri.
20

Rasional: Intervensi:
pengetahuan tentang apa yang diperkirakan Jika laringektomi total akan dilakukan,
membantu mengurangi kecemasan dan konsultasikan dulu dengan pasien dan dokter
meningkatkan kerjasama pasien. untuk mendapatkan kunjungan dari anggota
klub laringektomi.Atur waktu untuk
berdiskusi dengan terapi tentang alternatif
metoda-metoda untuk rehabilitasi suara.
mengetahui apa yang diharapkan dan melihat Izinkan pasien untuk mengetahui keadaan
hasil yang sukses membantu menurunkan pascaoperasi : satu atau dua hari akan dirawat
kecemasan dan memungkinkan pasien di UPI sebelum kembali ke ruangan semula,
berpikir realistik. mungkin ruangan penyakit dalam atau
ruangan bedah.Mungkin saja akan dipasang
NGT. Pemberian makan per sonde
diperlukan sampai beberapa minggu setelah
pulang hingga insisi luka sembuh dan mampu
untuk menelan (jika operasi secara radikal di
leher dilaksanakan).Alat bantu jalan napas
buatan (seperti trakeostomi atau selang
laringektomi) mungkin akan terpasang
hingga pembengkakan dapat diatasi.Manset
trakeostomi atau selang T akan terpasang di
jalan napas buatan, untuk pemberian oksigen
yang telah dilembabkan atau memberikan
udara dengan tekanan tertentu.
pengetahuan tentang apa yang diharapkan Jika akan dilakukan laringektomi horizontal
dari intervensi bedah membantu menurunkan atau supraglotik laringektomi, ajarkan pasien
kecemasan dan memungkinkan pasien untuk dan latih cara-cara menelan sebagai berikut:
memikirkan tujuan yang realistik. 1) Ketika makan duduk dan tegak lurus ke
depan dengan kepala fleksi, letakan
porsi kecil makanan di bagian belakang
dekat tenggorok, tarik napas panjang
dan tahan (ini akan mendorong pita
suara bersamaan dengan menutupnya
21

jalan masuk ke trakea), menelan dengan


menggunakan gerakan menelan,batukan
dan menelan kembali untuk memastikan
tidak ada makanan yang tertinggal di
tenggorokan.
2) karena epiglotis sudah diangkat pada
jenis laringektomi seperti ini, aspirasi
karena makanan per oral merupakan
komplikasi yang paling sering terjadi.
Belajar bagaimana beradaptasi dengan
perubahan fisiologik dapat menjadikan
frustrasi dan menyebabkan
ansietas.Berlatih secara terus – menerus
dapat membantu mempermudah belajar
dan beradaptasi terhadap perubahan
tersebut

3. kurang pengetahuanberhubungan dengan prosedur pre dan postoperasi,


Batasan Karakteristik : kurang kerjasama dan menolak untuk
dioperasi,menanyakan informasi tentang persiapan pre dan prosedur posoperasi.
Tujuan : klien mengerti tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan dan
Klien akan bersedia dioperasi.
Kriteria hasil : Mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara terbuka,
mengatakan mengerti pre dan posoperasi, mengatakan berkurangnya kecemasan,
klien dioperasi.
Rencana tindakan :
a) memberikan informasi tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan pada
klien.
b) Kaji faktor-faktor yang menyebabkan klien menolak untuk dioperasi.
c) Anjurkan keluarga untuk memberikan suport seperti dukungan spiritual.
d) Direncanakan tindakan sesuai diagnosa keperawatan no.1.
Tahap post operasi:
1. Mempertahankan jalan napas tetap terbuka, ventilasi adekuat.
2. Membantu pasien dalam mengembangkan metode komunikasi alternatif.
22

3. Memperbaiki atau mempertahankan integritas kulit.


4. Membuat atau mempertahankan nutrisi adekuat.
5. Memberikan dukungan emosi untuk penerimaan gambaran diri yang
terganggu.
6. Memberikan informasi tentang proses penyakit atau prognosis dan
pengobatan.

Tujuan Pemulangan:
1. Ventilasi atau oksigenasi adekuat untuk kebutuhan individu.
2. Komunikasi dengan efektif.
3. Komplikasi tercegah atau minimal.
4. Memulai untuk mengatasi gambaran diri.
5. Proses penyakit atau prognosis dan program terapi dapat dipahami.
1. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, pembengkakan jaringan,adanya
selang nasogastrik atau orogastrik.
Karakteristik data :
Ketidaknyamanan pada area bedah atau nyeri karena menelan, nyeri wajah,
perilaku distraksi, gelisah, perilaku berhati-hati.
Tujuan :
Nyeri klien akan berkurang atau hilang.
Kriteria hasil :
klien mengatakan nyeri hilang, tidak gelisah, rileks dan ekpresi wajah ceria.
Rencana tindakan Rasional:
Sokong kepala dan leher dengan kelemahan otot diakibatkan oleh
bantal.Tunjukkan pada reseksi otot dan saraf pada struktur
pasienbagaimana menyokong leher leher dan atau bahu. Kurang sokongan
selama aktivitas. meningkatkan ketidaknyamanan dan
mengakibatkan cedera pada area
jahitan.
Dorong pasien untuk mengeluarkan menelan menyebabkan aktivitas otot
saliva atau penghisap mulut dengan yang dapat menimbulkan nyeri karena
hati-hati bila tidak mampu menelan. edema atau regangan jahitan.
23

Selidiki perubahan karakteristik nyeri, dapat menunjukkan terjadinya


periksa mulut, jahitan tenggorok untuk komplikasi yang memerlukan evaluasi
trauma baru. lanjut atau intervensi.Jaringan
terinflamasi dan kongesti dapat dengan
mudah mengalami trauma dengan
penghisapan kateter dan selang
makanan.
Catat indikator non verbal dan respon alat menentukan adanya nyeri dan
automatik terhadap nyeri. Evaluasi keefektifan obat.
efek analgesik.
- Anjurkan penggunaan perilaku derajat nyeri sehubungan dengan luas
manajemen stres, contoh teknik dan dampak psikologi pembedahan
relaksasi, bimbingan imajinasi. sesuai dengan kondisi
Rasional meningkatkan rasa sehat, tubuh.Diharapkan dapat menurunkan
dapat menurunkan kebutuhan atau menghilangkan nyeri.
analgesik dan meningkatkan
penyembuhan.
- Kolaborasi dengan pemberian
analgesik, contoh codein, ASA, dan
Darvon sesuai indikasi.

2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan sebagian


atau seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan,
serta sekresi banyak dan kental.
Batasan karakteristik :
Sulit bernapas, perubahan pada frekwensi atau kedalaman
pernapasan,penggunaan otot aksesori pernapasan, bunyi napas tidak
normal,sianosis.
Tujuan:
Klien akan mempertahankan jalan napas tetap terbuka.
Kriteria hasil :
Bunyi napas bersih dan jelas, tidak sesak, tidak sianosis,frekwensi napas normal.
25

Rencana tindakan : Rasional :


Mandiri
Awasi frekwensi atau kedalaman perubahan pada pernapasan, adanya
pernapasan.Auskultasi bunyi napas. ronki,mengi,diduga adanya retensi
Selidiki kegelisahan, dispnea, dan sekret.
sianosis.
Tinggikan kepala 30-45 derajat. memudahkan drainase sekret, kerja
pernapasan dan ekspansi paru.
Dorong menelan bila pasien mampu. mencegah pengumpulan sekret oral
menurunkan resiko aspirasi. Catatan :
menelan terganggu bila epiglotis
diangkat atau edema paskaoperasi
bermakna dan nyeri terjadi.
Dorong batuk efektif dan napas dalam. memobilisasi sekret untuk
membersihkan jalan napas
dan membantu mencegah
komplikasi pernapasan.
Hisap selang laringektomi atau mencegah sekresi menyumbat jalan
trakeotomi, oral dan rongga nasal. napas, khususnya bila kemampuan
Catat jumlah, warna dan konsistensi menelan terganggu dan pasien tidak
sekret. dapat meniup lewat hidung.
Observasi jaringan sekitar selang sedikit jumlah perembesan mungkin
terhadap adanya perdarahan. Ubah terjadi. Namun perdarahan terus-
posisi pasien untuk memeriksa adanya menerus atau timbulnya perdarahan
pengumpulan darah dibelakang leher tiba-tiba yang tidak terkontrol dan
atau balutan posterior. menunjukkan sulit bernapas secara tiba-
tiba.
Ganti selang atau kanul sesuai indikasi. mencegah akumulasi sekret dan
perlengketan mukosa tebal dari
obstruksi jalan napas. Catatan : ini
penyebab umum distres pernapasan atau
henti napas pada pascaoperasi.
Kolaborasi
26

Berikan humidifikasi tambahan, fisiologi normal ( hidung) berarti


contoh tekanan udara atau oksigen dan menyaring atau melembabkan udara
peningkatan masukan cairan. yang lewat.Tambahan kelembaban
menurunkan mengerasnya mukosa dan
memudahkan batuk atau penghisapan
sekret melalui stoma.
Awasi seri GDA atau nadi oksimetri, pengumpulan sekret atau adanya
foto dada. ateletaksis dapat menimbulkan
pneumonia yang memerlukan tindakan
terapi lebih agresif.

3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi


(pengangkatan batang suara) dan hambatan fisik (selang trakeostomi).
Karakteristik data :
Ketidakmampuan berbicara, perubahan pada karakteristik suara.
Tujuan:
Komunikasi klien akan efektif .
Kriteria hasil :
Mengidentifikasi atau merencanakan pilihan metode berbicara yang tepat setelah
sembuh.
Rencana tindakan : Rasional :
Mandiri
Kaji atau diskusikan praoperasi mengapa untuk mengurangi rasa takut pada
bicara dan bernapas terganggu,gunakan klien.
gambaran anatomik atau model untuk
membantu penjelasan.
Tentukan apakah pasien mempunyai adanya masalah lain mempengaruhi
gangguan komunikasi lain seperti rencana untuk pilihan komunikasi.
pendengaran dan penglihatan.
Berikan pilihan cara komunikasi yang memungkingkan pasien untuk
tepat bagi kebutuhan pasien misalnya menyatakan kebutuhan atau masalah.
papan dan pensil, papan alfabet atau Catatan : posisi IV pada tangan atau
gambar, dan bahasa isyarat. pergelangan dapat membatasi
27

kemampuan untuk menulis atau


membuat tanda
Berikan waktu yang cukup untuk kehilangan bicara dan stres
komunikasi. menganggu komunikasi dan
menyebabkan frustrasi dan hambatan
ekspresi, khususnya bila perawat
terlihat terlalu sibuk atau bekerja.
Berikan komunikasi non verbal, contoh mengkomunikasikan masalah dan
sentuhan dan gerak fisik. memenuhi kebutuhan kontak dengan
orang lain.
Dorong komunikasi terus-menerus mempertahankan kontak dengan pola
dengan dunia luar contoh koran,TV, hidup normal dan melanjutkan
radio dan kalender. komunikasi dengan cara lain.
Beritahu kehilangan bicara sementara memberikan dorongan dan harapan
setelah laringektomi sebagian dan atau untuk masa depan dengan
tergantung pada tersedianya alat bantu memikirkan pilihan arti komunikasi
suara. dan bicara tersedia dmungkin.
Ingatkan pasien untuk tidak bersuara meningkatkan penyembuhan pita
sampai dokter memberi izin. suara dan membatasi potensi
disfungsi pita permanen.
Atur pertemuan dengan orang lain yang memberikan model peran,
mempunyai pengalaman prosedur ini meningkatkan motivasi untuk
dengan tepat. pemecahan masalah dan mempelajari
cara baru untuk berkomunikasi
Kolaborasi
Konsul dengan anggota tim kesehatan Kemampuan untuk menggunakan
yang tepat atau terapis atau agen pilihan suara dan metode bicara
rehabilitasi (contoh patologis wicara, (contoh bicara esofageal) sangat
pelayanan sosial, kelompok bervariasi, tergantung pada luasnya
laringektomi) selama rehabilitasi dasar prosedur pembedahan, usia pasien,
dirumah sakit sesuai sumber komunikasi dan motivasi untuk kembali ke hidup
(bila ada). aktif. Waktu rehabilitasi memerlukan
waktu panjang dan memerlukan
28

sumber dukungan untuk proses


belajar

4. Kerusakan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan bedah


pengangkatan, radiasi atau agen kemoterapi, gangguan sirkulasi atau suplai
darah,pembentukan udema dan pengumpulan atau drainase sekret terus-menerus.
Karakteristik data :
kerusakan permukaan kulit atau jaringan, kerusakan lapisan kulit atau jaringan.
Tujuan :
Menunjukkan waktu penyembuhan yang tepat tanpa komplikasi.
Kriteria hasil :
integritas jaringan dan kulit sembuh tanpa komplikasi

Rencana tindakan : Rasional :


Mandiri
Kaji warna kulit, suhu dan pengisian kulit harus berwarna merah muda
kapiler pada area operasi dan tandur atau mirip dengan warna kulit
kulit. sekitarnya. Sianosis dan pengisian
lambat dapat menunjukkan kongesti
vena, yang dapat menimbulkan
iskemia atau nekrosis jaringan.

Pertahankan kepala tempat tidur 30-45 meminimalkan kongesti jaringan


derajat. Awasi edema wajah (biasanya paskaoperasi dan edema sehubungan
meningkat pada hari ketiga-kelima dengan eksisi saluran limfe.
pascaoperasi)
Lindungi lembaran kulit dan jahitan dari tekanan dari selang dan plester
tegangan atau tekanan. Berkan bantal trakeostomi atau tegangan pada
atau gulungan dan anjurkan pasien untuk jahitan dapat menggangu sirkulasi
menyokong kepala atau leher selama atau menyebabkan cedera jaringan.
aktivitas.
Awasi drainase berdarah dari sisi operasi, drainase berdarah biasanya tetap
jahitan dan drein. sedikit setelah 24 jam pertama.
29

Perdarahan terus-menerus
menunjukkan masalah yang
memerlukan perhatian medik.
Catat atau laporkan adanya drainase drainase seperti susu menunjukkan
seperti susu. kebocoran duktus limfe torakal
(dapat menyebabkan kekurangan
cairan tubuh dan
elektrolit).Kebocoran ini dapat
sembuh spontan atau memerlukan
penutupan bedah
Ganti balutan sesuai indikasi bila balutan basah meningkatkan resiko
digunakan. kerusakan jaringan atau infeksi.
Catatan : balutan tekan tidak
digunakan diatas lembaran kulit
karena suplai darah mudah
dipengaruhi
Bersihkan insisi dengan cairan garam mencegah pembetukan kerak , yang
faal steril dan peroksida (campuran 1 : 1) dapat menjebak drainase purulen,
setelah balutan diangkat. merusak tepi kulit, dan meningkatkan
ukuran luka. Peroksida tidak banyak
digunakan karena dapat membakar
tepi dan menggangu penyembuhan.
Bersihkan sekitar stoma dan selang bila mempertahankan area bersih
dipasang serta hindari sabun dan meningkatkan penyembuhan dan
alkohol.Tunjukkan pada pasien kenyamanan. Sabun dan agen kering
bagaimana melakukan perawatan stoma lainnya dapat menimbulkan iritasi
atau selang sendiri dalam membersihkan stoma dan
dengan air bersih dan peroksida, kemungkinan inflamasi.Bahan lain
menggunakan kain bukan tisu atau katun. selain kain dapat meninggalkan serat
pada stoma yang dapat mengiritasi
atau terhisap ke paru.
Kolaborasi
Berikan antibiotik oral, topikal dan IV mencegah atau mengontrol infeksi.
30

sesuai indikasi.

5. Perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan dehidrasi, kebersihan oral


tidak adekuat, kanker oral, penurunan produksi saliva sekunder terhadap radiasi
atau prosedur pembedahan dan defisit nutrisi.
Karakteristik data :
Xerostomia ( mulut kering ), ketidaknyamanan mulut, saliva kental atau banyak,
penurunan produksi saliva, lidah kering,pecah dan kotor,bibir inflamasi, tidak ada
gigi.
Tujuan :
menunjukkan membran mukosa oral baik atau integritas membran mukosa baik.
Kriteria Hasil :
mulut lembab atau tidak kering, mulut terasa segar, lidah normal, bersih dan tidak
pecah, tidak ada tanda inflamasi pada bibir.

Rencana tindakan : Rasional :


Mandiri
Inspeksi rongga oral dan perhatikan : kerusakan pada kelenjar saliva
perubahan pada saliva. dapat menurunkan produksi saliva,
mengakibatkan mulut kering.
Penumpukan dan pengaliran saliva
dapat terjadi karena penurunan
kemampuan menelan atau nyeri
tenggorok dan mulut.
Perhatikan perubahan pada lidah, bibir, pembedahan meliputi reseksi parsial
geligi dan gusi serta membran mukosa. dari lidah, platum lunak, dan faring.
Pasien akan mengalami penurunan
sensasi dan gerakan lidah, dengan
kesulitan menelan dan peningkatan
resiko aspirasi sekresi, serta potensial
hemoragi. Pembedahan dapat
mengankat bagian bibir
mengakibatkan pengaliran saliva
31

tidak terkontrol. Geligi mungkin tidak


utuh ( pembedahan ) atau mungkin
kondisinya buruk karena malnutrisi
dan terapi kimia. Gusi juga dapat
terinflamasi karena higiene yang
buruk, riwayat lama dari merokok
atau mengunyah tembakau atau terapi
kimia. Membran mukosa mungkin
sangat kering, ulserasi,eritema,dan
edema.
Hisapan rongga oral secara perlahan atau saliva mengandung enzim pencernaan
sering. Biarkan pasien melakukan yang mungkin bersifat erosif pada
pengisapan sendiri bila mungkin atau jaringan yang terpajan. Karena
menggunakan kasa untuk mengalirkan pengalirannya konstan, pasien dapat
sekresi. meningkatkan kenyamanan sendiri
dan meningkatkan higiene oral.
Tunjukkan pasien bagaimana menyikat menurunkan bakteri dan resiko
bagian dalam mulut, platum, lidah dan infeksi, meningkatkan penyembuhan
geligi dengan sering. jaringan dan kenyamanan.
pelumas pada bibir; berikan irigasi oral mengatasi efek kekeringan dari
sesuai indikasi tindakan terapeutik; menghilangkan
sifat erosif dari sekresi.

6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan


jenis masukan makanan sementara atau permanen, gangguan mekanisme umpan balik
keinginan makan, rasa, dan bau karena perubahan pembedahan atau struktur, radiasi
atau kemoterapi.
Karakteristik data :
adekuatnya masukan makanan,ketidakmampuan mencerna makanan, menolak makan,
kurang tertarik pada makanan,laporan gangguan sensasi pengecap, penurunan berat
badan, kelemahan otot yang diperlukan untuk menelan atau mengunyah.
Tujuan :
32

Klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat.


Kriteria hasil :
Membuat pilihan diit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam situasi individu,
menunjukkan peningkatan BB dan penyembuhan jaringan atau insisi sesuai waktunya.

Rencana tindakan : Rasional:


Auskultasi bunyi usus. makan dimulai hanya setelah bunyi usus
membik setelah operasi.
Pertahankan selang makan, contoh periksa selang dimasukan pada pembedahan dan
letak selang : dengan mendorongkan air biasanya dijahit.Awalnya selang
hangat sesuai indikasi. digabungkan dengan penghisap untuk
menurunkan mual dan muntah. Dorongan air
untuk mempertahankan kepatenan selang.
Ajarkan pasien atau orang terdekat teknik membantu meningkatkan keberhasilan nutrisi
makan sendiri, contoh ujung spuit, kantong dan mempertahankan martabat orang dewasa
dan metode corong, menghancurkan yang saat ini terpaksa tergantung pada orang
makanan bila pasien akan pulang dengan lain untuk kebutuhan sangat mendasar pada
selang makanan. Yakinkan pasien dan orang penyediaan makanan.
terdekat mampu melakukan prosedur ini
sebelum pulang dan bahwa makanan tepat
dan alat tersedia di rumah.
Mulai dengan makanan kecil dan tingkatkan kandungan makanan dapat mengakibatkab
sesuai dengan toleransi. Catat tanda ketidaktoleransian GI, memerlukan
kepenuhan gaster, regurgitasi dan diare. perubahan pada kecepatan atau tipe formula.
diet nutrisi seimbang (misalnya semikental macam-macam jenis makanan dapat dibuat
atau makanan halus) atau makanan selang untuk tambahan atau batasan faktor tertentu,
(contoh makanan dihancurkan atau sediaan seperti lemak dan gula atau memberikan
yang dijual) sesuai indikasi. makanan yang disediakan pasien.

6. Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara,perubahan anatomi


wajah dan leher.
Karakteristik data :
33

perasaan negatif tentang citra diri, perubahan dalam keterlibatan sosial, ansietas,
depresi, kurang kontak mata.
Tujuan :
Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk persepsi negatif pada diri
sendiri.
Kriteria hasil :
menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh sebagai bukti dengan
partisipasi aktivitas perawatan diri dan interaksi positip dengan orang
lain.Berkomunikasi dengan orang terdekat tentang perubahan peran yang
telah terjadi.Mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup.
Berpartisipasi dalam tim sebagai upaya melaksanakan rehabilitasi.

Rencana tindakan : Rasional:


Diskusikan arti kehilangan atau perubahan alat dalam mengidentifikasi atau mengartikan
dengan pasien, identifikasi persepsi situasi masalah untuk memfokuskan perhatian dan
atau harapan yang akan datang. intervensi secara konstruktif.
Catat bahasa tubuh non verbal, perilaku dapat menunjukkan depresi atau
negatif atau bicara sendiri. Kaji pengrusakan keputusasaan, kebutuhan untuk pengkajian
diri atau perilaku bunuh diri. lanjut atau intervensi lebih intensif.
Catat reaksi emosi, contoh kehilangan, pasien dapat mengalami depresi cepat setelah
depresi, marah. pembedahan atau reaksi syok dan
menyangkal. Penerimaan perubahan tidak
dapat dipaksakan dan proses kehilangan
membutuhkan waktu untuk membaik.
Susun batasan pada perilaku maladaptif, penolakan dapat mengakibatkan penurunan
bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku harga diri dan mempengaruhi penerimaan
positip yang akan membaik. gambaran diri yang baru.
Kolaboratif dengan merujuk pasien atau pendekatan menyeluruh diperlukan untuk
orang terdekat ke sumber pendukung, contoh membantu pasien menghadapi rehabilitasi
ahli terapi psikologis, pekerja sosial, dan kesehatan. Keluarga memerlukan
konseling keluarga. bantuan dalam pemahaman proses yang
pasien lalui dan membantu mereka dalam
emosi mereka. Tujuannya adalah
34

memampukan mereka untuk melawan


kecendrungan untuk menolak dari atau
isolasi pasien dari kontak sosial.

C. Implementasi

Tidakan dilakukan berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun.

D. Evaluasi
1. Mendapatkan tingkat pengetahuan yang memadai :
2. Mengungkapkan pengertian tentang prosedur pembedahan dan melakukan
perawatan diri secara adekuat
3. Menunjukan penurunan ansietas dan depresi :
4. Mengekspresikan adanya harapan ,
5. Bertemu dengan seseworang yang memiliki masalah serupa.
6. Mempertahankan jalan nafas yang bersih dan dapat mengatasi sekresi sendiri
7. Memperagakan tehnik yang tepat dan praktis yang mencakup pembersiahan dan
penanganan selang laringektomi
8. Mendapatkan tehnik komunikasi yang efektif
9. Menggunakan lat batu untuk komunikasi ( magic slate, bel pemanggil, papan
gambar,bahasa isarat, membaca gerak bibir, bantuan komputer)
10. Mempertahankan nutrisi yang seimbang dan adekuat.
35

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah
lainnya di tenggorokan. Kanker laring lebih banyak ditemukan pada pria dan
berhubungan dengan rokok serta pemakaian alkohol.
Gejala yang mungkin terjadi pada penyakit kanker laring adalah:
• nyeri tenggorokan.
• nyeri leher.
• Batuk
• batuk darah.
• bunyi pernafasan yang abnormal.
• Serak yang menetap
• Bengkak/benjolan ditenggorokan
• Disfagia
• Nyeri ketika bicara
• Rasa terbakar di tenggorokan saat menelan cairan panas
• Dyspnea, lemah
• Berat Badan menurun
• Pembesaran kelenjar limfe
• Nafas bau
Faktor yang dapat menimbulkan penyakit kanker :
• Faktor keturunan
• Faktor Lingkungan
• Faktor Makanan yang mengandung bahan kimia.
• Virus
• Infeksi
• Faktor perilaku
• Gangguan keseimbangan hormonal
• Faktor kejiwaan, emosional
• Radikal bebas

B. Saran
1. Seharusnya ada pengobatan khusus untuk para penderita kanker baik yang
ringan maupun yang berat.
2. Disediakannya alat yang lebih canggih untuk mendiagnosis penyakit kanker.
3. Diadakan penyuluhan ke daerah-daerah tentang penyakit kanker.

C. LATIHAN

1. Keganasan pada pita suara, kotak suara (laring) atau daerah lainnya di
tenggorokan, merupakan pengertian dari ...
a. Laryngeal kanker
b. kanker Pernafasan
c. kanker Glotis
d. kanker pita suara
e. kanker Tumor

2. Berikut yang bukan termasuk etiologi CA laring ...


a. diketahui
b. Laringitis kronis
c. Penggunaan suara berlebihan herediter
d. Herediter
e. squamous cell carsinoma

3. Virus apakah yang menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) agaknya


merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.
a. Virus Papilloma
b. Virus Sitomegalo
c. Virus Hepatitis B
d. Virus Hepatitis D
e. Virus Retro

4. Berikut yang bukan menyebabkan gejala kanker laring biasanya berasal dari pita
suara, menyebabkan suara serak
a. nyeri tenggorokan
b. nyeri leher
c. bersin
d. penurunan berat badan
e. bunyi pernafasan yang abnormal

5. Keuntungan utama dari operasi ini adalah bahwa suara akan kembali pulih seperti
biasa, masalah utama adalah kanker tersebut akan kambuh. Karenanya pasien
harus dengan sangat cermat dipilih untuk menjalani tindakan ini. Dalam tindakan
ini merupakan operasi laringektomi...
a. laringektomi parsial
b. laringektomi supraglotis
c. laringektomi hemivertikal
d. Laringektomi total
e. Laringektomi epiglotis

Kunci Jawaban :
1. A
2. A
3. D
4. C
5. E

You might also like