Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Preeklampsia
2.2.1. Definisi Preeklampsia
Preeklampsia (PE) merupakan kumpulan gejala atau sindroma
yang mengenai wanita hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu
dengan tanda utama berupa adanya hipertensi dan proteinuria. Bila
seorang wanita memenuhi kriteria preeklampsia dan disertai kejang
yang bukan disebabkan oleh penyakit neurologis dan atau koma maka
dikatakan mengalami eklampsia.3,7
3
4
2. Beta-blocker
Atenolol merupakan beta-blocker kardioselektif (bekerja
pada reseptor P1 dibandingkan P2). Atenolol dapat menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat, terutama pada digunakan untuk
jangka waktu yang lama selama kehamilan atau diberikan pada
trimester pertama, sehingga penggunaannya dibatasi pada
keadaan pemberian anti hipertensi lainnya tidak efektif.
3. Metildopa
Metildopa, agonis reseptor alfa yang bekerja di sistem
saraf pusat, adalah obat antihipertensi yang paling sering
digunakan untuk wanita hamil dengan hipertensi kronis.
Digunakan sejak tahun 1960, metildopa mempunyai safety
margin yang luas (paling aman). Walaupun metildopa bekerja
terutama pada sistem saraf pusat, namun juga memiliki sedikit
efek perifer yang akan menurunkan tonus simpatis dan tekanan
darah arteri. Frekuensi nadi, cardiac output, dan aliran darah
ginjal relatif tidak terpengaruh. Efek samping pada ibu antara
lain letargi, mulut kering, mengantuk, depresi, hipertensi
postural, anemia hemolitik dan drug-induced hepatitis."
Metildopa biasanya dimulai pada dosis 250-500 mg per oral 2
atau 3 kali sehari, dengan dosis maksimum 3 g per hari. Efek
obat maksimal dicapai 4-6 jam setelah obat masuk dan menetap
selama 10-12 jam sebelum diekskresikan lewat ginjal. Alternatif
lain penggunaan metildopa adalah intra vena 250-500 mg tiap 6
jam sampai maksimum 1 g tiap 6 jam untuk krisis hipertensi.
Metildopa dapat melalui plasenta pada jumlah tertentu dan
disekresikan diASI.4
Nama Obat Dosis Keterangan
Nifedipin 4 x 10-30 mg per oral Dapat menyebabkan
(short acting) hipoperfusi pada ibu
1 x 20-30 mg per oral dan janin diberikan
(long acting) sublingual
Nikardipin 5 mg/jam, dapat dititrasi
18
g. Kortikosteroid
Penggunaan kortikosteroid direkomendasikan pada semua wanita
usia kehamilan 24-34 minggu yang berisiko melahirkan prematur,
termasuk pasien dengan PEB. Preeklampsia sendiri merupakan
penyebab 15% dari seluruh kelahiran prematur. Ada pendapat
bahwa janin penderita preeklampsia berada dalam keadaan stres
sehingga mengalami percepatan pematangan paru.
Dalam lebih dari dua dekade, kortikosteroid telah diberikan pada
masa antenatal dengan maksud mengurangi komplikasi, terutama
RDS, pada bayi prematur. Pemberian steroid setelah lahir tidak
bermanfaat karena kerusakan telah terjadi sebelum steroid bekerja.
National Institutes of Health (NIH) merekomendasikan:
1. Semua wanita hamil dengan kehamilan antara 24–34 minggu
yang dalam persalinan prematur mengancam merupakan
kandidat untuk pemberian kortikosteroid antenatal dosis tunggal.
2. Kortikosteroid yang dianjurkan adalah betametason 12 mg
sebanyak dua dosis dengan selang waktu 24 jam atau
deksametason 6 mg sebanyak 4 dosis intramuskular dengan
interval 12 jam.
3. Keuntungan optimal dicapai 24 jam setelah dosis inisial dan
berlangsung selama tujuh hari.
a. Penanganan Aktif
Kehamilan dengan PEB sering dihubungkan dengan
peningkatan mortalitas perinatal dan peningkatan morbiditas serta
mortalitas ibu. Sehingga beberapa ahli berpendapat untuk terminasi
19
b. Penanganan Ekspektatif
Terdapat kontroversi mengenai terminasi kehamilan pada PEB
yang belum cukup bulan. Beberapa ahli berpendapat untuk
memperpanjang usia kehamilan sampai seaterm mungkin sampai
tercapainya pematangan paru atau sampai usia kehamilan di atas 37
minggu. Adapun penatalaksanaan ekspektatif bertujuan:
20