1) Perubahan perfusi jaringan b/d berkurangnya komponen seluler yang penting untuk menghantar O2/zat nutrisi ke sel (berkurangnya kapasitas darah). Tujuan : Tidak terjadinya gangguan perfusi jaringan Kriteria hasil : Menunjukkan perfusi jaringan adequat dengan ditandai tanda-tanda syok tidak ada, TTV normal, dll. Intervensi Rasional 1. Monitor TTV - Adanya perubahan perfusi jaringan otak dapat menyebabkan terjadinya perubahan tanda-tanda vital : TD↓, RR↑ 2. Tinggikan posisi kepala di tempat tidur - Meningkatnya ekspansi paru dan sesuai toleransi memaksimalkan oksigenasi paru untuk kebutuhan seluler. 3. Awasi upaya pernafasan, auskultasi - Dispnea, gemericik menunjukkan GJK bunyi nafas : perhatikan bunyi nafas karena regangan jantung adventisius. lama/peningkatan kompensasi curah 4. Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi. jantung. 5. Catat keluhan rasa dingin, pertahankan - Iskemia seluler mempengaruhi jaringan suhu lingkungan dan tubuh hangat mio kardal /potensial resiko inflan. sesuai dengan indikasi. - Kenyaman pasien/kebutuhan rasa hangat 6. Ajarkan untuk menghindari harus seimbang dengan kebutuhan untuk penggunaan bantalan penghangat/botol menghindari panas berlebiha pencetus air panas. vasodilatasi. 7. Kolaborasikan untuk pemberian - Termoreseptor jaringan deral dangkal PRC.Awasi ketat untuk komplikasi karena gangguan oksigen. transfusi. 8. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi -Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen:memperbaiki difisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan. -Memaksimalkan transport oksigen ke jaringan. 2) Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kurangnya selera makan. Tujuan : Kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi. Kriteria Hasil : Menunjukkan BB naik, tidak terjadi malnutrisi. No Intervensi Rasional 1 Kaji riwayat nutrisi, termasuk - Mengidentifikasi defisiensi, makanan yang disukai. menduga kemungkinan intervensi 2 Observasi dan catat masukan makanan - Mengawasi masukan kalori atau Px kualitas kekurangan konsumsi makanan 3 Timbang BB tiap hari - Mengawasi penurunan BB atau efektifitas intervensi nutrisi 4 Observasi dan mencatat kejadian mual - Gejala GI menunjukkan efek anemia / muntah, flatus dan gejala lain yang (Hipoksia) pada organ berhubungan 5 Berikan dan bantu higiene mulut yang - Meningkatkan nafsu makan dan baik pemasukan oral, menurunkan pertumbuhan bakteri meminimalkan kemungkinan infeksi
6 Konsul pada Ahli Gizi - Membantu dalam membuat rencana
diet untuk memenuhi kebutuhan individual.
3) Intoleransi Aktivitasi b/d tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan supali
oksigen (O2) Tujuan : Intoleransi terhadap aktivitas akan teratasi Kriteria hasil : Menujukkan peningkatan toleransi aktivitas No Intervensi Rasional 1 Kaji kemampuan Px untuk - Mempengaruhi pilihan melakukan tugas intervensi / bantuan 2 Kaji kehilangan / gangguan - Menunjukkan perubahan keseimbangan gaya jalan, hemolegi karena defisiensi Vit kelemahan otot B12 mempengaruhi keamanan Px / resiko cidera 3 Monitor TTV - Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah O2adekuat ke jaringan 4 Ubah posisi Px dengan perlahan -Hipotensi postural / hipoksio dan pantau terhadap pusing serebral dapat menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko cidera 5 Beri bantuan dalam ambulasi -Membantu meningkatkan harga diri ditingkatkan bila pasien melakukan sesuatu sendiri 6 Mengajukan Px untuk -Regangan / stress menghentikan aktivitas bila kardiopulmonal berlebihan / polipitas nyeri dada, nafas peridek stress dapat menimbulkan kelemahan atau pusing terjadi dekonsasi / kegagalan.
4) Resiko Tinggi Infeksi b/d transfusi darah
Tujuan : Infeksi teratasi Kriteria Hasil : Menunjukkan TTV normal, tidak ada tanda-tanda infeksi No Intervensi Rasional 1 Tingkatkan cuci tangan yang baik - Mencegah kontaminasi silang / oleh pemberi-pemberi perawatan kolonisasi bakterial dan pasien 2 Observasi TTV - Adanya proses informasi / infeksi membutuhkan evaluasi / pengobatan 3 Kaji semua sistem (misal : kulit, - Pengenaian dini dan interensi pernafasan) terhadap tanda / gejala segera dapat mencegah progesi infeksi secara kontinu pada situasi / sepsis yang lebih serius. 4 Kaji dengan tanda-tanda gejala - Tanda dan gejala menunjukkan reaksi pirogenik seperti : demam, adanya infeksi dan membutuhkan mual dan muntah, sakit kepala. intervensi segera. 5 Periksa tempat dilakukannya - Identifikasi / perawatan awal prosedur infasif terhadap tanda- dari infeksi sekunder dapat tanda radang mencegah terjadinya sepsis. 6 Pertahankan teknik aseptik ketat - Menurunkan resiko pada prosedur/perawatan luka. kolonisasi/infeksi bakteri. 7 Kolaborasikan dengan petugas lab - Membedakan adanya infeksi, untuk pengambilan spesimen mengidentifikasi patogen khusus dan mempengaruhi pilihan pengobatan.
5) Konstipasi atau diare b/d penurunan pemasukan diet
Tujuan : membuat kembali pola normal dari fungsi usus Kriteria hasil : Menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup No Intervensi Rasional 1 Observasi,warna Membantu mengidentifikasi feses,konsistensi, penyebab/factor pemberat dan frekwensi,dan jumlah intervensi yan tepat.
2 Awasi masukan dan haluaran Dapat
dengan perhatian khusus pada mengidentifikasidehidrasi,kehilangan makanan/cairan berlebihan/alat dalam mengidentifikasi defisiensi diet.
3 Dorong asupan cairan 2500- Membantu
3000 ml/hari dalam toleransi dalam memperbaikikonsistensi feses jantung. bila konstipasi. 4 Hindari makanan yang Menurunkan distress gastric dandistensi membentuk gas abdomen. 5 Konsul dengan ahli gizi untuk memberikan diet seimbang dengan tinggi serat Serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam alirannya sepanjang traktus intestinal. 6 Berikan pelembek Mempermudah defekasi bila konstipasi fese,stimulan ringan terjadi.
7 Kolaborasikan dengan dokter Menurunkan motilitas usus bila terjadi
untuk pemberian obat antidiare diare. (metamucil)
6) Kerusakan Integritas kulit b/d perubahan fungsi dermal
Tujuan : mempertahankan integritas kulit Kriteria hasil : Mempetahankan integritas kulit No Intervensi Rasional 1 Kaji integritas kulit,catat -Kondisi kulit dipengaruhi oleh perubahan pada turgor, gangguan sirkulasi,nutrisidanimobilisasi. warna,hangat local,eritema,ekskoriasi
2 Ubah posisi secara periodic dan -Meningkatkan sirkulasi ke semua
pijat permukaan tulang bila area kulit membatasi iskemia/atau pasien tidak bergerak atau di mempengaruhi hipoksia seluler. tempat tidur
3 Bantu bererak pasif atau aktif -Meningkatkan sirkulasi jaringan,
mencegah stasis. 4 Ajarkan permukaan kulit kering -Sabun dapat mengeringkan kuliat dan bersih.Batasi pengunaan secara berlebihan dan mengakibatkan sabun iritasi.
5 Gunakan alat pelindung, mis. -Menghindari kerusakan kulit dengan
Kasur tekanan udara/air. mencegah/menurunkan tekanan terhadap permukaan kulit.
Tujuan : nyeri hilang/terkontrol Kriteria hasil : Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang No Intervensi Rasional 1 Selidiki keluhan nyeri Membantu mengkaji kebutuhan untuk intervensi 2 Awasi tanda verbal, pantau petunjuk non verbal, mis; Dapat membantu mengevaluasi tegangan otot gelisah pernyataan verbal dan keefektifan intervensi. 3 Berikan lingkungan tenang dan kurangi rangsangan penuh stress Meningkatkan istirahat dan meningkatkan kemampuan koping. 4 Tempatkan pada posisi nyaman dan sokong sendi, dan ekstrimitas Dapat menurunkan ketidak 5 dengan bantal/bantalan nyamanan tulang/sendi. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat analgesik. Menurunkan tegangan otot dan kontrol nyeri adekuat. 8) Defisit Pengetahuan b/d ketidaktahuan pasien dan keluarga tentang penyakit yang di derita Tujuan : keluarga mengerti dan memahami Kriteria Hasil : - Memulai perilaku yang diperlukan / perubahan gaya hidupuntuk mencegah komplikasi. - Berpartisipasi dalam medis untuk tindak lanjut, genetikkonseling / pelayanan KB - Orang tua dapat mengetahui tentang penyakit anaknya tanda dan pengobatan - Orang tua dapat kooperatif dan mampu merawat anak dirumah No Intervensi Rasional 1 Berikan informasi tentang- Memberikan dasar penyakit pasien. pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat.
2 Diskusikan pentinganya menjalani- Menurunkan ansietas dan
terapi pengobatan. dapat meningkatkan kerjasama dalam program terapi. 3 Mendorong latihan ROM dan - Mencegah demineralisasi aktivitas fisik teratur tulang dan dapat mengurangi dengankeseimbangan risiko patah tulang. Aids dalam antara istirahat dan aktivitas. mempertahankan tingkat resistensi dan mengurangi kebutuhan oksigen.
4 Beritahu pasien serta keluarga- Screening DNA perlu ditingkat
untuk menghidari faktor pencetus untuk menghindari faktor penyakitnya. pencetus. 5 Kolaborasi dengan psikolog untuk- Berbagi perasaan kepada orang membantu mengeluarkan/dapat terdekat mampu meminimalisir mengekspresikan perasaan pasien. stress serta beban pikiran. 9) Gangguan Citra Diri b/d adanya penyakit kronk Tujuan : px dan keluarga menerima keadaan dirinya Kriteria hasil: - menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh - Mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup Intervensi Rasional 1. Diskusikan arti kehilangan - Alat dalam mengidentifikas/mengartikan /perubahan dengan pasien. masalah untuk menfokuskan perhatian Identifikasi persepsi situasi/harapan dari intervensi secara konstruktif. yang akan datang. 2. 2. Catat bahasa tubuh non-verbal, - Dapat mennjukkan depresi/keputusasaan, perilaku negative/bicara sendiri. kebutuhan untuk pengkajian lanjut / Kaji pengrusakan diri/ perilaku intervensi lebih intensif. bunuh diri. 3. Pertahankan tindakan tenang, - Dapat membantu menghilangkan takut meyakinkan. Akui dan terima px akan kematian, sulit bernapas, ketidak pengungkapan perasaan kehilangan, mampuan berkomunikasi. permusuhan. 4. Dorong px/ orang terdekat untuk - Semua yag terlibat dalam mengalami saling komuniksai perasaan kesulitan dalam area ini, memerlukan pemahaman bahwa mereka dapat saling meningkatkan doronagn dan bantuan. 5. Rujuk pasien/ orang terdekat ke - Menalarkan perasaan kepada orang sumber pendukung, seperti ahli terdekat dapat membantu atau terapi psikologis memberikan dorongan kepercayaan dalam diri.