Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Kelompok 2
1. Agus Budi Mulyono (017901002)
2. Cicik Dwi Yulianti (017901010)
3. Defri Pria Wicaksana (017901011)
4. Faishal Dany Sabri (017901015)
5. Fifin Sholikatun Ni’mah (017901017)
6. Fitri Nur Azizah (017901018)
7. Nava Yulis Anita Sari (017901028)
8. Sri Ernawati (017901034)
9. Warsikah (017901038)
10. Widya Sarasawati Nurida (017901039)
Mengetahui,
Perceptee
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT pencipta manusia dan alam semesta.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkkan kepada Rasul Muhammad SAW.
ii
Dari keteladanannya kita mendapatkan nilai-nilai acuan bagaimana berinteraksi
dengan secara manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Penulisan laporan desiminasi akhir praktik profesi stase manajemen
keperawatan ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memeneuhi tugas stase Manajemen Keperawatan program studi Ners dan
penelitiannya bertujuan untuk mengetahui, menganalisa suatu manajemen
keperawatan ruangan yang diangkat dalam penyusunan laporan desiminasi akhir
praktik profesi stase manajemen keperawatan ini dan mengambil manfaat dari
hasil kesimpulannya.
Tim penyusun
DAFTAR ISI
iii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR ………...………………………………………… iii
DAFTAR ISI …………………..………………………………………… iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………… 1
1.2 Tujuan …………………...................…………………………. 3
1.3 Manfaat………………………………………………………… 3
BAB 2 KONSEP TEORI MANAJEMEN KEPERAWATAN
2.1 Manajemen Keperawatan ……………………………………. 5
2.2 Fungsi Manajemen …………………………...………………. 5
2.3 Standar Asuhan Keperawatan …….…………………………… 9
2.4 Pendokumentasian Asuhan Keperawatan ……...............…… 10
2.5 Model Asuhan Keperawatan …………………………………. 11
2.6 JCIA (Joint Comition International Acreditation …….………. 13
BAB 3 PENGKAJIAN (Kajian Situasi Manajemen Keperawatan Ruang)
3.1 Kajian Situasi Rumah Sakit…………………………………..… 16
3.2 Kajian Situasi Di Ruang Bougenvile ………………………..… 17
BAB 4 PERENCANAAN
4.1 Analisa SWOT……………………………………………..…... 42
4.2 Diagram Layang Analisis SWOT…………………………..….. 52
4.3 Identifikasi Masalah ………………………………………..….. 53
4.4 Penentuan Prioritas Masalah Berdasarkan Skoring ………..….. 54
4.5 Alternatif Penyelesaian Masalah Manajemen di Ruangan……... 56
4.6 Plan Of Action (POA) Sesuai dengan Masalah…………….….. 58
4.7 Buat Rencana Strategis dan Operasional …………………...….. 61
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….……. 84
LAMPIRAN
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
a. Pasien mendapatkan pelayanan yang cepat, tepat, efektif dan
efisien.
b. Tercapainya kepuasan klien yang optimal.
c. Pasien dan keluarga merasa dihargai dan terlibat dalam setiap
perencanaan keperawatan yang dirumuskan.
1.3.2 Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat keperawatan kerja yang optimal.
b. Tercapainya proses keperawatan yang efektif dan efisien.
c. Terbinanya hubungan baik antara pearwata dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan yang lain dan perawat dengan pasien dan
keluarga.
d. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin perawat.
e. Dapat diterapkannya pendokumentasian yang efektif dan efisien.
1.3.3 Bagi Rumah Sakit
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang dilaksanakan.
b. Meningkatkan mutu pelayanan.
1.3.4 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai gambaran dan bahan masukan tentang
manajemen ruangan di Ruang Bougenvile.
1.3.5 Bagi Mahasiswa
a. Sebagai pengalaman dalam mengelola suatu ruangan rawat inap,
sehingga dapat memodifikasi metode yang akan diterapkan sesuai
kebutuhan (pasien dan institusi).
b. Mampu menerapkan manajemen keperawatan sesuai dengan
kebutuhan pasien di ruangan.
BAB 2
KONSEP MANAJEMEN TEORI KEPERAWATAN
BAB 3
PENGKAJIAN
Dalam bab ini akan disajikan tahapan proses manajemen keperawatan yang
meliputi kajian situasi RSUD Dr. Soegiri Lamongan dan kajian situasi manajemen
keperawatan Ruang Bougenvile RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
KARU
Sucipto,S.Kep,Ns
KATIM 1 KATIM 2
Eli Fitriani,S.Kep,Ns Dwi Didik,S.Kep,Ns
Pasien Pasien
1. S1 Keperawatan 5 orang
2. D3 Keperawatan 19 orang
86 x 17 = 5 orang
279
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bertugas
per hari: 18 orang pelaksana + 1 orang structural (1 kepala ruangan)
+5 orang lepas dinas = 24 Orang.
Kenyataan tenaga perawat di ruang Buegenvile :
18 Perawat pelaksana + 3 orang structural (1 kepala ruangan dan 2
katim) + 3 orang lepas dinas = 24 orang. Jadi kebutuhan tenaga
perawat di ruang Boegenvile pada tanggal 08 Januari 2018
terpenuhi.
PASIEN
IGD IRJ
1. Pelayanan
2. Terapi medis
3. Diagnostic medis
MRS 4. Keperawatan
5. Penunjang medis
6. Gizi Instalasi
7. Rehab medic
Pemulasaran
8. Konsultasi
Dirujuk Pulang paksa Bougenvile
KRS Boleh pulang Jenazah
Meninggal
6. Tingkat kepuasan pasien terhadap tingkat kinerja perawat di
ruang Bougenvile RSUD Dr. Soegiri Lamongan
Berdasarkan pengumpulan data dalam hal ketenagaan di
ruang Boegenvile RSUD Dr. Soegiri Lamongan dilakukan melalui
observasi dan wawancara yang disebarkan kepada perawat ruangan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan didapatkan data
bahwa sebagian besar (87%) perawat cukup puas dengan kondisi
lingkungan kerja dan struktur organisasi yang telah ada di ruangan,
pembagian tugas di ruangan secara struktural sudah baik dan dalam
pelaksanaannya sudah cukup jelas. 15 perawat menyatakan bahwa
kinerja kepala ruangan sudah optimal dan ketua tim kompeten
dengan tugasnya (100%). Sebagian besar (79%) perawat masih
berlatar belakang pendidikan D3 Keperawatan bahwa seluruh
perawat membutuhkan kesempatan untuk melanjutkan kejenjang
yang lebih tinggi dan mengikuti seminar, pelatihan dan workshop
tentang keperawatan.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa ruangan
Bougenvile dipimpin oleh seorang kepala ruangan dibantu oleh 2
ketua tim dan 21 perawat pelaksana serta 5 orang bertugas sebagai
cleaning servis.
Tingkat ketergantungan di Ruang Bougenvile 10 Januari
2018 didapatkan hasil tingkat ketergantungan minimal shift pagi
sebesar 0%, sore 0% dan malam 0%. Tingkat ketergantungan parsial
shift pagi 6,75%, sore 3,75%, malam 2,5%. Tingkat ketergantungan
total shift pagi 0%, sore 0%, malam 0%.
7. Jenis Penyakit
Jumlah 11 penyakit terbanyak di Ruang Bougenvile selama
bulan Januari-Februari 2016
1) Batu Ureter : 21 pasien
2) Fraktur : 58 pasien
3) Batu Renal : 33 pasien
4) BPH : 16 pasien
5) Ulkus Pedis : 14 pasien
6) COR : 14 pasien
7) Selulitis : 10 pasien
8) Hemoroid : 11 pasien
9) Abses : 10 pasien
10) Colik Abdomen : 10 pasien
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada 20
pasien di Ruang Bougenvile tentang kepuasan pasien didapatkan
didapatkan sebanyak 9 orang (45%) menyatakan puas dengan
kinerja perawat dan menyatakan cukup puas sebanyak 6 orang
(30%) dengan kinerja perawat, serta 5 orang (25%) sangat puas
terhadap pelayanan di ruang Bougenvile.
Total jumlah perawat adalah 24 orang dengan pendidikan D
III Keperawatan 19 orang dan S1 Keperawatan 5 orang dan dibagi
menjadi 3 shift kerja yakni, shift pagi (07.00-14.00), shift sore
(14.00-21.00) dan shift malam (21.00-07.00).
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada 15 perawat
di ruang Bougenvile tentang kepuasan perawat didapatkan hasil
66,7% perawat cukup puas terhadap kompensasi yang diberikan
rumah sakit atas kinerjanya, dan 33,3% perawat sangat puas
terhadap kompensasi yang diberikan rumah sakit atas kinerjanya.
3.2.3 M2 (Material)
a. Lokasi
Ruang Bougenvile merupakan bagian dari ruang perawatan
rawat inap bedah RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Ruang Bougenvile
terdiri dari 2 lantai atas dan lantai bawah, dengan batas : bagian
timur berbatasan dengan ruang Melati, bagian selatan berbatasan
dengan ruang Dahlia, bagian barat berbatasan dengan ruang
Kemuning, bagian utara berbatasan dengan ruang ICU, bagian atas
(lantai 3) ruang Lavender. Dalam ruangan Bougenvile terbagi
menjadi beberapa ruang yaitu : lantai 1 (Nurse station, ruang Kepala
Ruang, ruang penyimpanan oksigen, ruang tindakan, mushola,
pantry, spool hock, kamar mandi, gudang, ruang kelas 1 no. 1-7,
ruang kelas 2 no. 8-9 dan ruang tindakan ESWL 1-3). Lantai 2
(Nurse station, ruang Kepala Ruang, ruang penyimpanan oksigen,
ruang tindakan, mushola, pantry, spool hock, ruang linen, kamar
mandi, gudang, ruang kelas 1 no. 10-16, ruang kelas 2 no. 17-18
dan ruang isolasi). Nurse station di dalamnya terdapat meja antara
lain berisi map-map status pasien, kursi, lemari kaca yang berisi
dokumen-dokumen SOP tindakan keperawatan, komputer, struktur
organisasi ruangan.
b. Fasilitas Petugas Kesehatan
1. Nurse Station berada di tengah-tengah ruang perawatan pasien
yang berdampingan langsung dengan ruang kepala ruang.
2. Kamar mandi pegawai berada di dalam ruang tindakan.
3. Ruang oksigen berdampingan langsung dengan ruang tindakan.
4. Mushola bersebelahan dengan ruang tindakan dan ruang pantry
(ruang makan).
5. Spool hock berdampingan dengan ruang rawat inap kelas 1dan
di belakangnya terdapat gudang.
6. Kipas angin terdapat 2 unit.
7. AC terdapat 12
8. Kulkas terdapat 2 unit.
9. Loker terdapat 2 unit.
10. Kamar mandi: 2
c. Fasilitas Pasien
1. Bad : 44 bad
2. Kamar mandi : 24
3. Lemari pasien : 41
4. Tempat sampah : 6
5. AC : 23
6. Wastafel : 10
7. Kipas angin : 1
8. Jam dinding : 24
d. Denah Lokasi Ruang Bougenvile
e. Peralatan Kesehatan
Tabel 5. Peralatan Kesehatan Ruang Bougenvile
No. Nama Barang Jumlah Kondisi
1. Bak instrument 2 Baik
2. Com 1 Baik
3. Cucing 2 Baik
4. Pinset 6 Baik
5. Gunting AJ 2 Baik
6. Gunting 1 Baik
7. Bengkok 3 Baik
8. Gunting plester 2 Baik
9. Troli 4 Baik
10. Tensimeter 5 Baik
11. Suction 3 Baik
12. Kursi roda 4 Baik
13. Troli obat 2 Baik
14. O2 sentral 44 Baik
15. Nebulizer 1 Baik
16. Bad pasien paramount 44 Baik
17. Lemari kaca 5 Baik
18. Kursi beroda 4 Baik
19. Kursi kantor tidak beroda 18 Baik
20. Stetoscope 5 Baik
21. Ambubag 2 Baik
22. Komputer set 2 Baik
23. ECG 2 Baik
24. Tempat leser 2 Baik
25. Standart infuse 46 Baik
26 Kursi tunggu 3 Baik
27. Brangkart 2 Baik
28. Sampah medis 7 Baik
29. Sampah non medis 8 Baik
30. Sampah linen 4 Baik
31. Syiring pump 5 Baik
32. Rak sepatu 4 Baik
33. Apar 8 Baik
34. Wastafel 5 Baik
35. Pain light 2 Baik
36. Thermometer 1 Baik
37. Bantal 25 Baik
Pasien Masuk
Anamnese
Ruang Perawatan Pemeriksaan
Bougenville Tindakan
Pemeriksaan
Penunjang
Pulang / keluar
Kasir
c. Timbang terima
Timbang terima pasien (operan) adalah teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang telah
dilaksanakan / belum dan perkembangan pasien saat itu (Nursalam,
2009).
Diruang Bougenvile prosedur timbang terima saat ini sudah
dilakukan setiap pergantian shift jaga. Pada shift pagi (07.00 WIB),
timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan atau katim, sedangkan
pada shift siang (14.00 WIB) dan malam (21.00), timbang terima
dilakukan oleh perawat pelaksana atau perawat yang menerima
delegasi timbang terima. Isi timbang terima disampaikan secara
lisan berdasarkan dokumentasi yang ada, dapat dijelaskan mulai
dari diagnosa pasien, tindakan kolaboratif yang sudah dikerjakan
atau yang belum dikerjakan sesuai perkembangan pasien pada saat
itu. Proses timbang terima perawat dilakukanjuga ke bed pasien.
Bagan Proses Timbang Terima Di Ruang Bougenvile
d. Discharge planning
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang
terkait dengan rentang kinerja keperawatan sering pula disebut
dengan keperawatan. Discharge planning di ruang Bougenvile
sudah dilakukan dan dilaksanakan oleh semua perawat. Dalam
melakukan discharge planning dokter menjelaskan tentang penyakit
yang diderita pasien, cara mengatasi penyakitnya saat visite terakhir
dan sebelum pulang perawat memberi tahu kapan harus kontrol lagi
ke rumah sakit, menjelaskan tentang gizi dan anjuran perawatan
khusus setelah pulang. Pendokumentasian tentang discharge
planning sudah dilakukan di lembar kontrol untuk pasien pulang.
Alur Discharge Planning
Menyambut kedatangan pasien
Orientasi ruangan, jenis pasien, peraturan dan
denah ruangan
Pasien MRS Memperkenalkan pasien pada teman sekamar,
perawat, doker dan tenaga kesehatan lain
Melakukan pengkajian keperawatan
Perencanaan Pulang
Program HE :
Pengobatan / control
Pasien KRS Kebutuhan nutrisi
Aktivitas dan istirahat
Perawatan dirumah
e. Ronde keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh
perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer, konselor, kepala ruangan, perawat
associate dan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2011).
Kriteria pasien yang dipilih untuk ronde keperawatan, yaitu:
Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun
sudah dilakukan tindakan keperawatan.
Pasien dengan kasus baru atau langka.
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa sebenarnya tim
ronde telah dibuat dan sebagian besar perawat sudah mengerti
tentang ronde keperawatan. Ronde keperawatan diruangan belum
prnah dilakukan namun jika ada pasien dengan kondisi yang jelek
perawat jaga menelepon dokter jaga sehingga dilakukan konsultasi.
Jika masih bisa ditangani biasanya dirawat diruangan jika tidak
sanggup akan dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki perawatan
medis yang lebih lengkap.
Tahap Pra PP
g. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan
managemen asuhan keperawatan professional. Perawat profesional
diharapkan dapat menghadapi tuntutan tanggung jawab dan
tanggung gugat terhadap segala tindakan yang dilaksanakan.
Kesadaran masyarakat terhadap hukum semakin meningkat
sehingga dokumentasi yang lengkap dan jelas sangat dibutuhkan
(Nursalam, 2008).
Komponen penting dalam pendokumentasian adalah
komunikasi, proses keperawatan dan standart asuhan keperawatan.
Efektifitas dan efisiensi sangat bermanfaat dalam pengumpulan
informasi yang relevan serta akan meningkatkan kualitas
dokumentasi keperawatan (Nursalam, 2008).
Dari hasil wawancara kepada perawat ruangan, perawat
mengatakan bahwa sistem dokumentasi yang digunakan adalah
sistem POR. Dokumentasi keperawatan meliputi pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi yang sudah terisi
lengkap. Dokumentasi keperawatan dilakukan oleh perawat ruangan
sesuai dengan format yang sudah disediakan, selain itu perawat
mengatakan bahwa dokumentasi dilakukan segera setelah
melakukan tindakan kepada pasien. Dokumentasi dirasa sudah tidak
memberatkan lagi karena sudah ada format yang baku dan
memudahkan perawat untuk melakukan pengkajian
Dokter kepada pasien.
Resep Obat PP
pencatatan berisikan jawaban terhadap nasehat dokter dan tindakan
Pendekatan Perawat Surat persetujuan
mandiri perawat. dari observasi mahasisiwa semua perawat dapat
sentralisasi obat.
melakukan pendokumentasian
Keluarga Pasien dibuktikan dari semua setatus pasien
terisi lengkap molai dari jaga pagi, siang, dan malam.
h. Sentralisasi Obat
Farmasi/Apotik
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh
obat akan diberikan
Pengaturan kepada oleh
dan pengelolaan pasien diserahkan pengelolaan
petugas
sepenuhnya oleh farmasi
perawat (Nursalam, 2002).Lembar
Tujuan pengelolaan
serah terima obat,
obat adalah menggunakan obat secara benar buku serah
(benar terimabenar
pasien, obat.
Penerimaan,
obat, benar pendistribusian,
dosis, benar carapemberian, benar waktu,benar indikasi,
penyipanan oleh perawat
benar dokumentasi) .
Di ruang Bougenville sentralisasi obat telah dilakukan oleh
Pasien/Keluarga
perawat. Resep yang diberikan oleh dokter kemudian diberikan
Obat Habis
Keterangan :
Garis Komando :
Garis Koordinasi :
kepada keluarga pasien untuk selanjutnya dibeli di apotek. Dalam
melakukan sentralisasi obat, sudah ada buku khusus untuk serah
terima obat injeksi, cairan dan obat oral. Sudah ada lembar
persetujuan dari klien atau keluarga klien, selain itu sudah adanya
ruang khusus tempat sentralisasi obat. Penyimpanan obat masih
disimpan diruang tindakan berupa rak dan lemari es. Sudah ada
tempat khusus untuk penyimpanan obat emergency sepert atropine,
epineprin, adrenalin, diazepam dll, dan obat-obat tertentu seperti
dulcolac sup, novorapid, dan lain-lain disimpan di lemari es.
Sebagian perawat sudah melaksanakan pengelolaan obat.
3.2.5 M4 (Money)
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan bahwa
keuangan di ruang Bougenvile RSUD Dr. Soegiri Lamongan di atur
langsung oleh manajemen RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Pendapatan
keuangan didapatkan dari BPJS dan dibayarkan berdasarkan klaim
BPJS dan setiap perawat memiliki jaminan pelayanan kesehatan BPJS
baik PNS maupun Non-PNS.
Setiap biaya perbaikan sarana dan prasarana ruangan di atur
langsung oleh manajemen keuangan rumah sakit melalui IPS (Instalasi
Pemeliharaan Sarana), ruangan hanya memberikan laporan mengenai
apa yang ingin di lakukan termasuk renovasi ruangan.
Biaya pasien di Ruang Bougenvile juga di atur dalam system
pembayaran biaya perawatan satu pintu (central), mulai dari biaya
tindakan perawatan, kamar, dan dokter. Berikut tarif kamar dan dokter
di Ruang Bougenvile berdasarkan kelas perawatan.
Tabel 7. Tarif Kamar dan Dokter di Ruang Boeugenvile
Kelas Kamar Dokter Total
3.2.6 M5 (Mutu)
Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RSUD
dr. Soegiri berasal dari Lamongan, tetapi ada sebagian dari luar
Lamongan, usia pelanggan bervariasi kisaran usia antara di atas 11
tahun sampai 80 tahun. RSUD dr. Soegiri merupakan rumah sakit
terakreditasi Paripurna yang didapat dari Komisi Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) tahun 2012, dengan fasilitas sarana dan prasarana yang
menonjol. Dilain pihak perawat tidak memiliki tugas khusus sebagai
tim marketing secara langsung untuk mencari pelanggan dalam mencari
pelayanan jasa kesehatan. Perawat memberikan pelayanan seoptimal
mungkin dengan memberikan perawatan secara paripurna, sehingga
pelayanan di ruangan layak untuk dipromosikan sebagai bahan
pemasaran untuk mencari pelanggan.
a. BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian, di dapatkan gambaran
kapasitas tempat tidur di ruang Bougenvile yaitu 44 bed
dengan rincian 42 bed layak pakai dan 2 bed dalam keadaan
rusak.
Shift
No Ruang
Pagi Siang Malam
1. A.10 – A.18 20 bed tersedia 20 bed tersedia 20 bed tersedia
(6 bed terpakai) (6 bed terpakai) (6 bed terpakai)
2. B.1 – B.9 22 bed tersedia 22 bed tersedia 22 bed tersedia
(17 bed terpakai) (17 bed terpakai) (17 bed terpakai)
3. R. Isolasi 1 bed tersedia 1 bed tersedia 1 bed tersedia
(0 bed terpakai) (0 bed terpakai) (0 bed terpakai)
4. R. ESWL 1 - 3 2 bed tersedia 2 bed tersedia 2 bed tersedia
(0 bed terpakai) (0 bed terpakai) (0 bed terpakai)
BOR 23/45 x 100% = 23/45 x 100% = 23/45 x 100% =
51,11% 51,11% 51,11%
WEAKNESS (kelemahan)
a. Perawatan pre-post opt dapat 0,5 3 1.5
meningkatkan beban kerja perawat
b. Sebagian perawat belum mengikuti 0,3 2 0.6
pelatihan MAKP
Total 0,8 5 2,1
THREATENED (Ancaman)
a. Adanya tuntutan tinggi dari pasien 0,5 3 1,5
dan keluarga untuk pelayanan yang
lebih professional
b. Jumlah tenaga perawat yang 0,7 3 2,1
berpendidikan D3 lebih banyak
dibanding jumlah tenaga S1
c. Terbatasnya kuota tenaga keperawatan
yang melanjutkan pendidikan tiap 0,5 3 1,5
tahun
Total 1,7 9 5,1
2 M2 (MATERIAL/SARANA DAN
PRASARANA)
Internal factor (IFAS)
STRENGTH(kekuatan)
1. Mempunyai sarana dan prasarana 1 3 3 S-W = 8,1
yang memadai untuk pasien dan -8,7 = -0,6
tenaga kesehatan
2. Mempunyai peralatan oksigenasi 0,8 3 2,4
(oksigen sentral) dan semua perawat
ruangan mampu menggunakanya
3. Terdapat administrasi penunjang 0,4 3 1,2
(buku penunjang)
4. Tersedianya nurse station 0,5 3 1,5
WEAKNESS (kelemahan)
1. Kurangnya kelengkapan 0,8 3 2,4
dokumentasi ruangan.
2. Terbatasnya penyediaan 0,9 4 3,6
alat untuk rawat luka
WEAKNESS (kelemahan)
a. Hanya sebagian perawat yang 0,5 3 1,5
melaksanakan model yang ada.
b. MAKP model TIM belum terlaksana 0,5 3 1,5
secara maksimal (Masih ada perawat
yang bertukar shift).
Total 1 6 3
Keterangan:
M1 : Ketenagakerjaan
SO : Metode Sentralisasi Obat
M2 : Sarana dan Prasarana
TT : Metode Timbang Terima
RK : Metode Ronde Keperawatan
PB : Penerimaan Pasien Baru
DP : Metode Dischart Planning
M3 : Method MAKP
4.3 Identifikasi Masalah
4.3.1 M1 (Ketenagaan)
1. Adanya tuntutan tinggi dari pasien dan keluarga untuk pelayanan
yang lebih professional
2. Jumlah tenaga perawat yang berpendidikan D3 lebih banyak di
banding jumlah tenaga S1.
3. Terbatasnya kuota tenaga keperawatan yang melanjutkan
pendidikan tiap tahun.
4.3.2 M2 (Sarana dan prasarana)
1. Kurangnya kelengkapan dokumentasi ruangan.
2. Terbatasnya penyediaan alat untuk rawat luka
3. Terbatasnya alat emergency terutama untuk anak
4.3.3 M3 (Method)
1. Penerapan Model
a. Persaingan dengan rumah sakit lain
b. Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang maksimal
c. Beberapa perawat tidak dapat mengikuti metode tim (karena
urusan diluar kerja)
2. Ronde keperawatan
a. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum pernah
dilaksanakan di ruangan Bougenvile
b. Sulitnya menyesuaikan waktu senggang dari beberapa tenaga
kesehatan yang ada.
c. Kurangnya keterlibatan tenaga kesehatan lain dalam ronde
keperawatan.
3. Penerimaan Pasien baru
a. Antusias keluarga yang kurang dalam menerima informasi dari
perawat.
b. Tingkat kecemasan keluarga pasien terhadap pasien yang tinggi
saat awal masuk rumah sakit.
c. Kurangnya pemahaman alur penerimaan pasien baru karena
tidak tersedianya papan informasi alur penerimaan pasien baru.
4. Sentralisasi Obat
a. Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal karena
keterbatasan tempat dan tenaga.
b. Kurangnya pemahaman pasien dan keluarga tentang
pelaksanaan dan pengelolaan sentralisasi obat di Ruang
Bougenvile.
c. Sentralisasi obat belum terlaksana dengan baik (obat yang
tersedia tidak optimal).
5. Discharge Planning
a. Tidak tersedianya brosur/leaflet untuk pasien saat melakukan
perencanaan pulang.
b. Pendidikan kesehatan belum terdokumentasi.
c. Keterbatasan waktu dan tenaga perawat.
5.3.4 M4 (Money)
Tidak ada masalah dalam keuangan.
5.3.5 M5 (Mutu)
Dalam mutu tidak ada masalah, karena antara peluang dan ancaman
tidak ada perbedaan yang signifikan.
4.4 Penentuan Prioritas Masalah Berdasarkan Skoring
1. M3 (Methode):
a. Penerapan Model
1) Persaingan dengan rumah sakit lain.
2) Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang maksimal.
3) Beberapa perawat tidak dapat mengikuti metode tim (karena
urusan diluar kerja).
b. Penerimaan Pasien baru
1) Antusias keluarga yang kurang dalam menerima informasi dari
perawat.
2) Tingkat kecemasan keluarga pasien terhadap pasien yang tinggi
saat awal masuk rumah sakit.
3) Kurangnya pemahaman alur penerimaan pasien baru karena tidak
tersedianya papan informasi alur penerimaan pasien baru.
c. Sentralisasi Obat:
1. Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal karena keterbatasan
tempat dan tenaga.
2. Kurangnya pemahaman pasien dan keluarga tentang pelaksanaan
dan pengelolaan sentralisasi obat di Ruang Bougenvile.
3. Sentralisasi obat belum terlaksana dengan baik (obat yang tersedia
tidak optimal).
2. M2 (Sarana dan prasarana):
a. Kurangnya kelengkapan dokumentasi ruangan.
b. Terbatasnya penyediaan alat untuk rawat luka
c. Terbatasnya alat emergency terutama untuk anak
3. M1 (SDM)
a. Adanya tuntutan tinggi dari pasien dan keluarga untuk pelayanan
yang lebih professional
b. Jumlah tenaga perawat yang berpendidikan D3 lebih banyak di
banding jumlah tenaga S1.
c. Terbatasnya kuota tenaga keperawatan yang melanjutkan pendidikan
tiap tahun
4. M3 (Method)
a. Discharge Planning
1. Tidak tersedianya brosur/leaflet untuk pasien saat melakukan
perencanaan pulang.
2. Pendidikan kesehatan belum terdokumentasi.
3. Keterbatasan waktu dan tenaga perawat.
b. Ronde keperawatan::
1) Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum pernah
dilaksanakan di ruangan Bougenvile
2) Sulitnya menyesuaikan waktu senggang dari beberapa tenaga
kesehatan yang ada.
3) Kurangnya keterlibatan tenaga kesehatan lain dalam ronde
keperawatan.
2. M3 Methode: Penerimaan Pasien baru Diharapkan setelah a. Menjelaskan tentang 1. Adanya papan Senin, 22 Nava
a. Antusias keluarga yang kurang dilakuakn proses prosedur tindakan informasi alur Januari 2018 Yulis
dalam menerima informasi dari penerimaan pasien kepada keluarga penerimaan Pukul 10:04 Anita
perawat. baru lebih optimal pasien tentang pasien baru WIB Sari,
b. Tingkat kecemasan keluarga pasien penerimaan pasien 2. Karu dan PP S.Kep
terhadap pasien yang tinggi saat baru mampu
awal masuk rumah sakit. b. Pembuatan papan mempersiapkan
c. Kurangnya pemahaman alur informasi alur keluarga dan
penerimaan pasien baru karena tidak penerimaan pasien klien setiap baru
tersedianya papan informasi alur baru. dating
penerimaan pasien baru.
3. M3 Methode : Sentralisasi Obat: Sentralisasi obat Memberikan penjelasan Seluruh obat pasien Kamis, 18 Widya
a. Pelaksanaan sentralisasi obat belum dilaksanakan kepada klien dan sudah tersebtralisasi Januari 2018 Sarasw
optimal karena keterbatasan tempat secara rutin keluarga mengenai dengan baik Pukul 10:08 ati
dan tenaga. sentralisasi obat. WIB Nurida,
b. Kurangnya pemahaman pasien dan S.Kep
keluarga tentang pelaksanaan dan
pengelolaan sentralisasi obat di
Ruang Bougenvile.
c. Sentralisasi obat belum terlaksana
dengan baik (obat yang tersedia
tidak optimal).
4. M2 (Sarana dan prasarana): Mengupayakan Pengoptimalan 1. Terpenuhinya Rabu, 17 Sri
a. Kurangnya kelengkapan terpenuhinya penggunaan sarana dan kelengkapan Januari 2018 Ernawa
dokumentasi ruangan. kebutuhan fasilitas
prasarana untuk dokumentasi Pukul 07:35 ti,
b. Terbatasnya penyediaan alat untuk pelayanan pendokumentasian ruangan. WIB S.Kep
rawat luka inventaris dengan 2. Terpenuhinya
c. Terbatasnya alat emergency terutama melibatkan tenaga non kebutuhan alat
untuk anak medis (clining servis). habis pakai.
3. Tersedianya
5. M1 (SDM) Peningkatan Memaksimalkan Tingkat kepuasan Setiap Fitri
a. Adanya tuntutan tinggi dari pasien kualitas dan tindakan dengan pasien dan keluarga tindakan Nur
dan keluarga untuk pelayanan yang kuantitas SDM menerapkan sikap yang meningkat. keperawatan. Azizah,
lebih professional humanis meliputi S.Kep.
b. Jumlah tenaga perawat yang senyum, salam, sapa, dan
berpendidikan D3 lebih banyak di mendo’akan pasien agar
banding jumlah tenaga S1. segera sembuh.
c. Terbatasnya kuota tenaga
keperawatan yang melanjutkan
pendidikan tiap tahun.
6. M3 Methode : Discharge Planning Discharge Planning Pemberian penyuluhan Setiap pasien mulai Jum’at, 19 Cicik
a. Tidak tersedianya brosur/leaflet dilaksankan secara kesehatan secara masuk sampai Januari 2018 Dwi
untuk pasien saat melakukan optimal dan sederhana kepada pulang sudah Pukul 10:45 Yulianti
perencanaan pulang. terdokumentasi keluarga pasien dan mendaptkan WIB , S.Kep
b. Pendidikan kesehatan belum dengan baik. pasien sebelum pasien discharge planning
terdokumentasi. pulang dengan media dengan media leaflet
c. Keterbatasan waktu dan tenaga leaflet.
perawat.
7 M3 (Methode) Ronde keperawatan Pemberian motivasi Ronde keperawatan Rabu, 24 Faisal
Ronde keperawatan:: terlaksana dengan untuk melakukan ronde sudah terlaksanan Januari 2018 Dani
a. Ronde keperawatan adalah kegiatan optimal sesuai keperawatan dengan cara bersama perawat Pukul 10:00 Sabry,
yang belum pernah dilaksanakan di prosedur. praktikan melakukan role ruangan WIB S. Kep
ruangan Bougenvile. play ronde keperawatan.
b. Sulitnya menyesuaikan waktu
senggang dari beberapa tenaga
kesehatan yang ada.
c. Kurangnya keterlibatan tenaga
kesehatan lain dalam ronde
keperawatan.
4.7 Buat Rencana Strategis dan Operasional
Untuk efektifitas pelaksanaan model asuhan keperawatan profesional
dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum,
kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut :
Ketua : Fishal Dany Sabri, S.Kep
Wakil Ketua : Defri Pria Wicaksana, S.Kep
Sekretaris : Nava Yulis Anita Sari, S.Kep
Bendahara : Sri Ernawati, S.Kep
Sie Pubdekdok : 1. Agus Budi Mulyono, S.Kep.
2. Fifin Shoikhatun Ni’mah, S.Kep
Sie Konsumsi : 1. Warsikah, S.Kep
2. Fitri Nur Azizah, S.kep
Sie Humas : 1. Cicik Dwi Yulianti, S.kep
2. Widya Saraswati Nurida, S.Kep.
Penanggung Jawab MAKP :Widya Saraswati N, S.Kep.
Penanggung Jawab Timbang Terima : Fitri Nur Azizah, S.kep
Penanggung Jawab Penerimaan Pasien Baru : Nava Yulis Anita S, S.Kep
Penanggung Jawab discharge planning : Cicik Dwi Yulianti, S.kep
Penanggung Jawab supervise :1. Agus Budi M, S.Kep.
2. Warsikah, S.Kep
Penanggung Jawab ronde keperawatan : Sri Ernawati, S.Kep
Penanggung Jawab Dokumentasi Keperawatan : Faishal Dany Sabri, S.Kep
Penanggung Jawab Sentralisasi Obat : Defri Pria W, S.Kep
Koordinator Penyuluhan : Fifin Shoikhatun N, S.Kep
Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan
pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :
1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Assosiate
Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah pelaksanaan
model asuhan keperawatan profesional di ruangan.
Setelah dilakukan analisa masalah dengan menggunakan pendekatan
analisa SWOT, maka kelompok praktik klinik manajemen keperawatan di
ruang Bougenvile RSUD Dr. Soegiri Lamongan menerapkan model asuhan
keperawatan professional yaitu perawat Primer.
Model Perawatan Primer merupakan metode penugasan dimana satu
orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien melalui pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Model
ini mendorong kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana
asuhan keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan selama pasien
dirawat. Konsep dasar dan model ini adalah tanggung jawab dan tanggung
gugat.Berikut sistem pemberian asuhan keperawatan Primer.
PERAWAT PRIMER
PERAWAT PRIMER
PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE ASSOCIATE
KLIEN
(8 ORANG)
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
c. Perawat Assiciate
Seseorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan
untuk memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada klien.
Tugas Pokok
1) Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan kasih sayang.
a) Melaksanakan tindakan perawatan yang telah disusun.
b) Mengevaluasi tindakan keperwawatan yang telah diberikan.
c) Mencatat dan melaporkan semua tindakan keperawatan dan
dan respons klien pada catatan perawatan.
2) Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab
a) Pemberian obat.
b) Pemeriksaan laboratorium.
c) Persiapan klien yang akan dioperasi.
3) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, dan
spiritual, dari klien:
a) Memelihara kebersihan klien dan lingkungan.
b) Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman
,nyaman dan ketenangan
c) Pendekatan dengan komunikasi terapeutik
4) Mempersiapakan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi
tindakan perawatan dan pengobatan serta diagnostic
5) Melatih klien untuk menolong dirinya sendirisesuai
kemampuanya.
6) Memberi pertolongan segera pada klien gawat.
a) Membantu kepala ruangan dalam tatalaksanaan ruangan
secara administratif.
b) Menyiapkan data klien baru ,pulng atau meninggal
c) Sensus harian dan fomulir
d) Rujukan atau penyuluhan PKMRS
7) Mengatur dan menyiapkan alat alat yang ada diruangan
8) Menciptakan dan memelihara kebersihan ,keamanan ,kenyamanan
dan keindahan ruangan
9) Melaksanakan tugas dinas pagi /malam /sore secara bergantian.
10) Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan
dengan penyakitnya
11) Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan
maupun tertulis
12) Membuat laporan harian
13) Mengikuti timbang trima .
14) Mengikuti kegiatan ronde keperawatan
15) Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat
primer.
16) Berkoordinasi dengan perawat associate yang lain dan perawat
primer.
17) Melakukan evaluasi formatif
18) Pendokumentasian tindakan dan catatan perkembangan pasien
19) Melaporkan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada
perawat primer.
Kriteria evaluasi :
1) Struktur :
a. Menentukan penanggungjawab MAKP
b. Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP yaitu Primer.
c. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
d. Melakukan pembagian peran perawat
e. Menentukan diskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
f. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
2) Proses :
Menerapkan MAKP :
a. Tahap aplikasi pada tanggal 15 Januari-2 Februari 2017
3) Hasil :
Mahasiswa mampu menerapkan MAKP Primer sesuai dengan job
description.
2. M3 (Methode): Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima
kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien
baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan
medis, dan tata tertib ruangan.
Penerimaan pasien baru diterima oleh perawat ruang Bougenville
yang sedang menjalani shift. Pasien baru bisa datang dari Instalasi Gawat
Darurat (IGD) atau Poli Klinik yang diantar oleh petugas IGD, dengan
membawa status pasien dan lembar persetujuan rawat inap. Dalam
penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai keadaan
umum pasien, keluhan pasien, obat-obatan yang sudah diberikan, sebelum
menerima pasien, perawat akan mempersiapkan paket perawatan untuk
pasien (misal bed dan linen).
Dalam penerimaan pasien baru perawat memberi tahu pasien dan
keluarga tentang aturan rumah sakit dan ruangan , belum menjelaskan alat-
alat umah sakit yang dapat digunakan serta belum mengorientasikan denah
ruangan secara langsung pada pasien dan keluarga. Sehingga menerima
pasien baru di ruang Bougenville cukup optimal.
Bagan penerimaan pasien baru di Ruang Bougenvile
Pasien Masuk
Anamnese
Ruang Perawatan Pemeriksaan
Bougenville Tindakan
Pemeriksaan
Penunjang
Pulang / keluar
Kasir
Pasien
keluar
Alur Discharge Planing
Perencanaan pulang
Penyelesaian
administrasi Lain-lain
Program HE :
Pengobatan/ control
Kebutuhan nutrisi
Aktivitas dan istirahat
Perawatan di rumah
Validasi data
Kesimpulan dan
Tahap pasca Ronde …………………………………... rekomendasi solusi masalah
6) Prosedur pelaksanaan ronde keperawatan
1. Persiapan
- Penepatan kasus minimal 1 hari sebelumnya waktu
pelaksanaan ronde
- Pemberian informend consent kepada klien/keluarga
2. Pelaksanaan ronde
- Penjelasan tentang klien oleh PP dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih
prioritas yang perlu didiskusikan
- Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
- Pemberian justifikasi oleh PP atau konselor / kepala
ruangan tentang masalah klien serta rencana tindakan yang
akan dilakukan
- Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah
dan akan ditetapkan
3. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut
serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
7) Penerapan Role Play ronde keperawatan
1) Penanggung jawab : Sri Ernawati,S. Kep
2) Pelaksanaan : Senin, 29 Januari 2018 Pukul 10:00 WIB
3) Tujuan : Setelah dilakukan praktek manajemen
keperawatan diharapkan di ruang Bougenvile mampu
menerapkan ronde keperwatan secara optimal
4) Rencana strategi
a) Menentukan klien yang akan dijadikan subjek dalam ronde
keperawatan
b) Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan
dilakukan
c) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan
d) Menyiapkan petunjuk tehniks pelaksanaan ronde
keperawatan
e) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala
ruangan dan staf keperawatan
5) Kriteria evaluasi
- Struktur
a) Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan
b) Mendapatkan kasus yang akan dirondekan
c) Memberikan informant consent kepada klien dan keluarga
- Proses
a) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala
ruangan dan staf keperawatan
b) Penjelasan tentang klien oleh PP dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan
intervensi yang telah dilaksanakan tetapi belum mampu
mengatasi masalah pasien
c) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
d) Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang
mampu mengatasi masalah klaen tersebut
- Hasil
a) Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk
menyelesaikan masalah pasien.
b) Hasil diskusi yang disampaikan dapat tindak lanjuti dan
dilaksanakan
5. M3 (Methode): Sentralisasi Obat
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat merupakan
salah satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola/ alur
yang sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dikontrol oleh
perwat sehingga resiko kerugian baik material maupun non material dapat
dieliminir, upaya sistematik meliputi uraian terinci tentang pengelolaan
obat secara ketat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk tanggung jawab
perawat dalam menyelenggarakan kegiatan keperawatan. Teknik
pengelolaan obat kontrol penuh (sentralisasi) adalah pengelolaan obat di
mana seluruh obat yang diberikan pada klien diserahkan sepenuhnya pada
perawat.
Pengeluaran dan pembagiaan obat sepenuhnya dilakukan perawat:
1. Penanggung jawab dalam pengelolaan adalah kepala ruangan
diserahkan operasional dapat didelegasikan pada staf yang di tunjuk
(PP).
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat
3. Penerimaan obat
a. Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga
diserahkan kepada perawat dengan menandatangani lembar serah
terima obat
b. Perawat menuliskan nama klien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan serta dosis obat dalam lembar kontrol obat dan diketahui
(tanda tangan) oleh keluarga dalam lembar kontrol obat
c. Klien / keluarga untuk selanjutnya dapat melakukan kontrol
keberadaan obat pada lembar kontrol obat yang ada di sisi klien
(sisi bed klien)
d. Obat yang sudah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat
e. Keluarga dan klien wajib mengetahui letak kotak obat
4. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku
sentralisasi obat dan lembar kontrol obat
b. Obat-obat yang telah diterima disimpan untuk selanjutnya
diberikan oleh perawat dengan memperhatikan alur yang telah
tercantum dalam buku sentralisasi obat dan lembar kontrol obat
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat dan efek samping kemudian memberi
kode dan tandatangan setelah melakukan pemberian obat
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala
ruangan / petugas yang ditunjuk (PP) dan didokumentasikan dalam
buku sentralisasi dan lembar kontrol obat.
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan rute pemberian obat, maka informasi ini akan
dimasukkan dalam buku sentralisasi obat dan lembar kontrol obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu), maka
dokumentasi tetap di catat pada buku sentralisasi obat dan lembar
kontrol obat
6. Obat khusus
a. obat tersebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki
efeksamping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu
tertentu saja
b. pemberian obat khusus tetap dicatat pada buku sentralisasi obat
yang dilaksanakan oleh PP
c. informasi yang diberikan pada klien / keluarga ; nama obat,
kegunaan, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian. Wadah obat sebaiknya diserahkan / ditujukan pada
klien atau keluarga
DOKTER
PERAWAT
Surat persetujuan
sentralisasi obat Pendekatan
dari perawat perawat
PASIEN / KELUARGA
FARMASI / APOTEK
PASIEN / KELUARGA
Lembar serah
terima obat ,
PP / PERAWAT YANG MENERIMA buku serah
terima
PENGATURAN DAN
PASIEN / KELUARGA
PENGELOLAAN PERAWAT
Keterangan :
: Garis Komando : Garis Koordinasi
BAB 5
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
5.1 Pengorganisasian
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
Diagram 5.1 Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Primer.
5.2.2 Pelaksanaan
Uji coba penerapan model asuhan keperawatan profesional
dilaksanakan pada minggu kedua pada tanggal 15 Januari 2018.
Masing-masing anggota kelompok berperan sebagai Kepala Ruangan,
PP, PA dengan jadwal dinas pagi, sore dan malam.
Pada minggu kedua sampai minggu keempat tanggal 15 – 31
Januari 2018 kelompok dibagi menjadi 3 shift (pagi, sore, malam)
dengan peran yang terjadwal sebagai Kepala Ruangan, Perawat
Primer, Perawat Associate. (Jadwal peran dan jadwal dinas terlampir).
Pada minggu ke empat tanggal 01- 03 Januari 2018 pelaksanaan
MAKP terbatas hanya pada shift pagi karena ada persiapan dan
seminar desiminasi akhir.
5.2.3 Hambatan dan Dukungan
Pada minggu awal pelaksanaan model asuhan keperawatan
profesional (MAKP) Primer di Ruang Bougenvile RSUD Dr. Soegiri
Lamongan ditemukan beberapa hambatan, antara lain:
a. Tingkat adaptasi mahasiswa terhadap peran bervariasi.
b. Peran mahasiswa masih belum optimal dan masih terbatas karena
praktek managemen ini merupakan praktek yang pertama.
Namun hambatan tersebut dapat diminimalkan oleh kerjasama
antar anggota dalam kelompok dengan bantuan kepala ruangan
(pembimbing klinik), perawat ruangan dan supervisor. Ruangan
memberi kesempatan dan dukungan kepada mahasiswa praktikan
managemen dalam mengaplikasikan peran pada penerapan model
asuhan keperawatan profesional (MAKP) primer.
5.3 Penerimaan Pasien Baru
5.3.1 Persiapan
1. KARU menerima telfon dari IGD atau Poli rawat
jalan.
2. KARU memberitahu PP bahwa akan ada pasien
baru dan meminta PP menyiapkan dokumen penerimaan pasien
baru serta kamar rawat untuk pasien.
3. PP menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam
penerimaan pasien baru, diantaranya lembar pasien masuk RS,
lembar pengkajian, lembar informed consent, status pasien,
nursing kit, lembar tata-tertib pasien, lembar kepuasan pasien. PP
meminta bantuan PA untuk mempersiapkan tempat tidur pasien
baru.
4. PA memberitahu PP bahwa tempat tidur pasien
sudah siap, kemudian PP mengecek langsung ke tempat tidur
pasien yang sudah disiapkan.
5. KARU menanyakan kembali pada PP tentang
kelengkapan untuk penerimaan pasien baru dan memeriksa
kelengkapan dokumen yang telah disiapkan.
6. PP menyebutkan hal-hal yang telah dipersiapkan.
5.3.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan Penerimaan pasien baru di mulai tanggal 22-31
Januari 2018, dan Role play pasien baru dilaksanakan pada hari sabtu
tanggal 25 Januari 2018 pukul 09.00 WIB, dilakukan pada klien Tn. F
dengan diagnosa medis BPH (Benign Prostatic Hyperplasia). Pasien
datang dari poli urologi langsung diantar oleh PA ke kamar rawat yang
sudah disiapkan. PP mengisi lembar pasien masuk serta menjelaskan
mengenai beberapa hal yang tercantum dalam lembar penerimaan
pasien baru dan melakukan timbang terima transfer pasien dengan
perawat poli urologi. Karu dan PP mendatangi pasien dan keluarga
dengan memberi salam serta memperkenalkan diri, KARU, PP, dan
PA pada klien/keluarga. KARU menyerahkan tugas penerimaan pasien
baru kepada PP kemudian PP memberikan penjelasan tentang identitas
perawat yang bertanggung jawab, tentang penyakit yang diderita ,
tindakan-tindakan yang akan diberikan, dokter penanggung jawab dan
tenaga non keperawatan (ahli gizi dan farmasi), fasilitas yang ada di
ruang Bougenvile, tata tertib rumah sakit, dan tata tertib penunggu di
ruang Bougenvile, serta mengorientasikan pasien pada
ruangan/lingkungan rumah sakit. PP dibantu PA untuk melakukan
pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik pada klien. PP
menanyakan kembali pada pasien dan keluarga mengenai hal-hal yang
belum dimengerti. PP pasien dan keluarga menandatangani lembar
penerimaan pasien baru. Karu, PP dan PA kembali ke Nurse Station
kemudian KARU memberikan reward kepada PP dan PA.
5.3.3 Hambatan dan Dukungan
Hambatan dari mahasiswa dalam penerimaan pasien baru adalah
lupa memberikan salam dan memperkenalkan diri ketika menerima
pasien baru. Kegiatan yang dilakukan PA ketika memeriksa pasien
baru harus di ajak berbincang-bincang karena yang ditangani adalah
pasien, dan tugas KARU mengecek form apa saja yang di persiapkan
ketika ada pasien baru. Tugas PP seharusnya memperkenalkan pasien
baru itu dengan pasien yang lain atau sebelah bed-nya. Fokus
penerimaan pasien baru tidak melenceng dari pembahasan
(sentralisasi obat). Perawat juga harus menguasai pelaksaanan
penerimaan pasien baru ketika meminta penandatanganan lembar
penerimaan pasien baru yang telah disediakan tidak perlu di bed
pasien hanya di nurse station saja.
Dukungan dari ruangan bagi mahasiswa dalam penerimaan pasien
baru adalah ruangan mendukung dan mengikuti penerimaan pasien
baru saat mahasiswa melakukan kegiatan penerimaan pasien baru.
Bahkan dukungan dari ruangan sangat tampak dengan pembimbing
klinik dan supervisor memberikan arahan dalam pelaksanaan
penerimaan pasien baru.
Hambatan dari ruangan dalam penerimaan pasien baru adalah
tidak adanya pasien baru saat role play dilaksanakan sehingga kita
memakai probandus mahasiswa sendiri.
5.7 Supervisi
5.7.1 Persiapan
Persiapan supervisi keperawatan meliputi konsep supervisi,
materi supervisi dan administrasi penunjang yang meliputi instrumen
supervisi lengkap dengan parameter penilaian, laporan kegiatan
supervise, serta pendokumentasian hasil supervisi.
Pada tahap ini kelompok mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Menetapkan kegiatan perawatan luka bersih post op debridement.
b. Menetapkan pasien, lokasi dan waktu untuk pelaksanaan supervisi
rawat luka.
5.7.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan Role Play supervisi keperawatan dilaksanakan
Jumat, 26 Januari 2018 jam 09.00 WIB. Kegiatan ini dihadiri oleh
seluruh aggota kelompok dan di dampingi pembimbing klinik, dan
supervisor.
Adapun alur pelaksanaannya dimulai dari kepala ruang
memberitahukan informasi kepada PP bahwa akan diadakan Supervisi
tentang rawat luka. Kemudian PP memberikan informasi kepada PA
yang lain terkait supervisi menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan
untuk tindakan supervisi rawat luka. PP dan PA melakukan tindakan
keperawatan. KARU melakukan supervisi ke ruangan. KARU
memanggil PP dan PA ke nurse station. KARU melakukan evaluasi
tindakan yang sudah dilakukan oleh PP dan PA dengan tiga tahapan
pembinaan yaitu :fair, feed back, dan follow up.
5.7.3 Hambatan dan Dukungan
Dalam role play supervisi ini kelompok mengalami hambatan
yaitu PA lupa melakukan cuci tangan sebelum dan setelah melakukan
tindakan dari pasien, padahal pada SOP seharusnya cuci tangan
dilakukan sebelum dan sesudah tindakan pada pasien serta kurang
sigap dalam asistensi PP. PP dan PA kurang menjaga prinsip steril
selama proses perawatan, dan tidak mengkaji fase penyembuhan luka,
serta tidak menanyakan perasaan pasien setelah dilakukan perawatan
luka. PP dan PA tidak memperkenalkan diri ke pasien hanya
memastikan nama pasien dengan pertanyaan tertutup. Selama proses
supervisi KARU tidak harus membawa lembar evaluasi. Lembar
evaluasi di isi saat di nurse station atau ruang kepala ruang.
Dukungan pembimbing klinik, dan supervisor selama kegiatan
supervisi sangat baik dengan memberikan saran dan masukan untuk
kegiatan supervisi.
5.10 Evaluasi
5.11.1 Penataan Ketenagaan Keperawatan
a. Evaluasi struktur penataan ketenagaan Keperawatan:
Dalam penataan ketenagakerjaan kelompok mempersiapkan format
yang diisi oleh kepala ruangan yang berisi tentang jumlah pasien
hari ini (Bed Occupation Rate/BOR) dan tingkat ketergantungan
pasien dengan mempertimbangkan konsep pembagian pasien pada
MAKP Primer dengan jumlah kelolaan 7 bad pasien.
b. Evaluasi proses Penataan ketenagaan keperawatan:
Pada awal pelaksanaan penataan ketenagaan keperawatan
kelompok mengalami beberapa hambatan terutama dalam alokasi
ketenagaan berdasarkan perhitungan tingkat ketergantungan pasien
dan kebutuhan perawat menurut Douglas yang disesuaikan dengan
MAKP.
c. Evaluasi Hasil Penataan Ketenagakerjaan Keperawatan
Kebutuhan tenaga perawat rata-rata perhari selama pelaksanaa
praktik manajemen keperawatan dapat terpenuhi sesuai tingkat
ketergantungan pasien. Pemenuhan kebutuhan pasien terpenuhi
dan pasien menyatakan puas dengan pelayanan yang ada, dan
beban kerja perawat tidak terlalu tinggi karena ada tenaga yang
membantu.
dan tata tertib yaitu shift pagi, sore dan malam bincang karena yang ditangani adalah pasien.
4. Seharusnya KARU mengecek form apa saja yang di persiapkan
ruangan. dilakukan oleh perawat primer.
ketika ada pasien baru.
Penerimaan pasien baru 5. PP seharusnya memperkenalkan pasien baru itu dengan pasien
dilaksanakan pada pasien yang lain atau sebelah bed-nya.
kelolaan yaitu Ruang 6, 7, 8 dan 6. Fokus penerimaan pasien baru tidak melenceng dari
Evaluasi Hasil :
Evaluasi hasil :
Jumlah pasien 21
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 100 % dari jumlah pasien
kelolaan kebutuhan perawatan dirinya terpenuhi. Walaupun
memerlukan bantuan orang lain untuk personal hygiene kebutuhan
perawatan diri seperti mandi, berpakaian dan eliminasi terpenuhi.
d. Distribusi Penyakit
Tabel 5.4 Distribusi Penyakit.
NO. PENYAKIT JUMLAH PROSENTASE
1 URS + Pasang DJ stent 6 28,57%
2. Fraktur 5 23,81%
3. Struma 5 23,81%
4. FAM 3 14,29%
5. BPH 2 9,52%
Total pasien 21 100%
5.11.3 BOR
Shift
No Ruang
Pagi Siang Malam
1. 6A - 6B 2 bed tersedia 2 bed tersedia 2 bed tersedia
(2 bed terpakai) (2 bed terpakai) (2 bed terpakai)
2. 7A – 7B 2 bed tersedia 2 bed tersedia 2 bed tersedia
(17 bed terpakai) (17 bed terpakai) (17 bed terpakai)
3. 8A – 8B 2 bed tersedia 2 bed tersedia 2 bed tersedia
(0 bed terpakai) (0 bed terpakai) (0 bed terpakai)
4. R. ESWL 3 1 bed tersedia 1 bed tersedia 1 bed tersedia
(1 bed terpakai) (1 bed terpakai) (1 bed terpakai)
BOR 23/45 x 100% = 23/45 x 100% = 23/45 x 100% =
51,11% 51,11% 51,11%
5.11.4 LOS
Tabel LOS Pasien Kelolaan Mahasiswa di Ruang Bougenvile
Praktik Profesi Manajemen Mahasiswa STIKES ICSADA
Bojonegoro
No. LOS Jumlah Prosentase (%)
Klien
1. ≥7 hari 3 orang 14,3%
2. 5-6 hari 6 orang 28,6 %
3. 3-4 hari 5 orang 23,81 %
4. 1-2 hari 7 orang 33,3 %
Total 21 100%
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Philadelphia : W. B. Sounders
Priharjo, R. (1995). Praktek Keperawatan Profesional : Konsep Dasar dan