You are on page 1of 12

Nursing Care Plan (Asuhan Keperawatan Pre Kuretase Ruang VK Bersalin)

Planning
No. Diagnosa Keperawatan
Patient Out Come Intervention (NIC) Rationale
(SMART)

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Nyeri dapat
biologis (hasil konsepsi keluar tidak sempurna/ keperawatan selama 60 pasien meningkatkan kerja
Abortus Inkomplit) ditandai dengan pasien menit, di harapkan jantung pasien sebagai
mengatakan “nyeri pada perut”. Keadaan umum masalah keperawatan nyeri toleransi tubuh
pasien tampak lemah, ekspresi pasien tampak akut dapat teratasi atau terhadap nyeri
kesakitan, karakteristik nyeri yang dirasakan berkurang dengan kriteria sehingga tanda-tanda
pasien (PQRST) : P = nyeri muncul ketika hasil : vital pasien dapat
bergerak atau diam, Q = nyeri seperti ditusuk- 1. Pasien meningkat terutama
tusuk, R = regio hipogastrium (abdomen bagian mengungkapkan secara nadi, respirasi dan
bawah), S = skala nyeri 3 (0-10), T = terus- verbal nyeri berkurang tekanan darah.
menurus, pasien tampak waspada dalam 2. Tanda-tanda vital 2. Kaji karakteristik nyeri 2. Karakteristik nyeri
bergerak, dan pasien hanya berbaring di tempat pasien dalam rentang pasien pasien sebagai acuan
tidur, TTV (Temp = 37,3oC, Pulse = 82 x/menit, normal : dalam pemberian
Resp = 20x/menit, BP = 120/100 mmHg) Temp = 120-80 mmHg intervensi managemen
Pulse = 60-100x/menit nyeri yang tepat.
Resp = 16-24x/menit 3. Beri posisi nyaman 3. Memberikan posisi
o o
Temp = 36,5 -37,5 C pada pasien yang nyaman dapat
mengurangi nyeri dan
tekanan pada daerah
yang sakit.
4. Anjurkan pasien untuk 4. Istirahat mampu
meningkatkan istirahat mengurangi nyeri yang
dirasakan pasien.
5. Ajarkan teknik 5. Teknik
nonfarmakologis nonfarmakologis
(relaksasi dan adalah tindakan yang
distraksi) dapat dilakukan secara
mandiri dalam
mengurangi rasa nyeri
pasien.
6. Kolaborasi dalam 6. Analgetik dapat
pemberian obat menghambat stimulus
analgetik nyeri pada pusat
reseptor nyeri sehingga
mengurangi rasa nyeri.
No. Diagnosa Keperawatan Implementation Evaluation Paraf

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera 1. Mengkaji tanda-tanda vital Selasa, 2 Januari 2018
biologis (hasil konsepsi keluar tidak sempurna/ pasien seperti mengkaji suhu (Pukul 10:25 WITA)
Abortus Inkomplit) ditandai dengan pasien tubuh menggunakan
mengatakan “nyeri pada perut”. Keadaan umum termometer, mengkaji nadi S:
pasien tampak lemah, ekspresi pasien tampak dengan teknik palpasi arteri Pasien mengatakan “nyeri pada
kesakitan, karakteristik nyeri yang dirasakan radialis, dan mengkaji perut bagian bawah sampai
pasien (PQRST) : P = nyeri muncul ketika pernapasan dengan teknik terasa ke bagian pinggang
bergerak atau diam, Q = nyeri seperti ditusuk- inspeksi dan palpasi pada saat sedikit berkurang dari
tusuk, R = regio hipogastrium (abdomen bagian pasien inspirasi dan ekspirasi, sebelumnya”.
bawah), S = skala nyeri 3 (0-10), T = terus- di dapatkan hasil : TTV (Temp
menurus, pasien tampak waspada dalam bergerak, = 36,3oC, Pulse = 80 x/menit, O:
dan pasien hanya berbaring di tempat tidur, TTV Resp = 22x/menit, BP = - Keadaan umum pasien
(Temp = 37,3oC, Pulse = 82 x/menit, Resp = 130/100 mmHg) (09:00 WITA) masih tampak lemah
20x/menit, BP = 120/100 mmHg). 2. Mengkaji karakteristik nyeri - Ekspresi pasien masih
pasien dengan cara menanyakan tampak kesakitan
kepada pasien menggunakan - Karakteristik nyeri yang
bahasa yang mudah dimengerti dirasakan pasien (PQRST)
oleh pasien tentang :
karakteristik nyeri yang P = nyeri muncul ketika
dirasakan (PQRST) = bergerak atau diam
Provokes/Provokasi nyeri, Q = nyeri seperti ditusuk-
Quality/kualitas nyeri, tusuk
Region/regio nyeri, Scale/Skala R = regio hipogastrium
nyeri, Timing/waktu nyeri dan (abdomen bagian bawah)
didapatkan hasil pasien S = skala nyeri 2 (0-10)
mengatakan “nyeri pada perut T = terus-menurus
bagian bawah sampai terasa ke - Pasien masih tampak
bagian pinggang”, P = nyeri waspada dalam bergerak
muncul ketika bergerak atau - Pasien hanya berbaring di
diam, Q = nyeri seperti ditusuk- tempat tidur
tusuk, R = regio hipogastrium - TTV :
(abdomen bagian bawah), S = Temp = 36,2oC
skala nyeri 3 (0-10), T = terus- Pulse = 84 x/menit
menurus (09:10 WITA) Resp = 21x/menit
3. Memberikan posisi nyaman BP = 130/100 mmHg
pada pasien dengan cara
menanyakan kepada pasien A:
posisi yang membuat pasien Masalah keperawatan nyeri
nyaman dan didapatkan hasil akut berhubungan dengan agen
pasien mengatakan posisi cedera biologis (hasil konsepsi
supine/ terlentang (09:15 keluar tidak sempurna/ Abortus
WITA) Inkomplit) belum teratasi
4. Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan istirahat dengan P:
cara menjelaskan pada pasien (Delegasi kepada perawat di
bahwa istirahat dapat ruang Nifas untuk lanjutkan
mengurangi nyeri yang intervensi keperawatan pada
dirasakan dan didapatkan hasil pasien) :
masih ada rasa nyeri yang 1. Kaji tanda-tanda vital
dirasakan (09:20 WITA) pasien
5. Mengajarkan teknik 2. Kaji karakteristik nyeri
nonfarmakologis relaksasi pasien
dengan latihan napas dalam dan 3. Beri posisi nyaman pada
mencium aroma terapi sambil pasien
rileksasi. Meminta pasien 4. Anjurkan pasien untuk
mengikuti instruksi dari meningkatkan istirahat
perawat yang memberikan 5. Anjurkan pasien terapkan
tindakan dimana langkah teknik nonfarmakologis
pertama adalah menghirup (relaksasi dan distraksi)
napas perlahan dan dalam lewat seperti yang sudah
hidung kemudian dilakukan di ruang VK
menghembuskannya perlahan bersalin
lewat mulut sambil pasien dapat 6. Kolaborasi dalam
mencium aromaterapi minyak pemberian obat analgetik
kayu putih dalam posisi yang
rileks dan didapatkan hasil
pasien dapat mempraktekan
teknik napas dalam (09:25
WITA)
6. Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat analgetik
(Injeksi IV Ketorolax 3 x 30
gram) dengan cara mencuci
tangan terlebih dahulu,
kemudian menyiapkan obat dan
membaca order/ advice dokter,
selanjutnya ke ruang pasien dan
melakukan proses
penyuntikan/pemberian obat
Injeksi IV Ketorolax 3 x 30
gram pada pasien dengan
memperhatikan 12 benar
prinsip pemberian obat dan
tindakan dilakukan sesuai
dengan SOP (09:00 WITA)
Planning
No. Diagnosa Keperawatan
Patient Out Come Intervention (NIC) Rationale
(SMART)
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat dan 1. Mengetahui penyebab
(rencana prosedur tindakan Kuretase) ditandai keperawatan selama 60 penyebab ansietas ansietas
dengan pasien mengatakan “ada perasaan cemas menit, di harapkan 2. Anjurkan pasien 2. Pasien akan merasa
yang dirasakan karena besok (Rabu, 3 Januari masalah keperawatan mengungkapkan tenang setelah
2017) dijadwalkan oleh dokter untuk menjalani ansietas dapat teratasi atau perasaannya mengungkapkannya
prosedur tindakan kuretase untuk mengeluarkan berkurang dengan kriteria 3. Berikan informasi 3. Pasien memahami dan
sisa dari janin yang masih ada tertinggal didalam hasil : tentang tujuan serta mendapatkan informasi
rahim”. Pasien tampak cemas akan tindakan 1. Pasien tampak tenang keuntungan dan tentang tindakan
kuretase yang akan dilakukan besok, dan pasien 2. Pasien dapat kerugian tindakan kuretase yang akan
dijadwalkan untuk menjalani prosedur tindakan mengungkapkan kuretase dijalani
kuretase/ curette pada hari Rabu, 3 Januari 2018 perasaan cemasnya 4. Berikan lingkungan 4. Mengurangi ansietas
untuk menghentikan perdarahan yang terjadi 3. Pasien yang tenang dan pada pasien
oleh karena keguguran dan mengeluarkan sisa mengungkapkan siap nyaman untuk pasien
konsepsi didalam uterus yang menyebabkan menjalani prosedur
rahim tidak bisa berkontraksi dengan baik tindakan kuretase
sehingga pembuluh darah pada lapisan dalam
rahim tidak tertutup dan menyebabkan
perdarahan, Skala kecemasan HARS (Hamilton
Anxietas Rating Scale) : Total score (10) =
kecemasan ringan (Skor kecemasan ringan
HARS = Skor 6-14).
No. Diagnosa Keperawatan Implementation Evaluation Paraf

2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi 1. Mengkaji tingkat dan penyebab Selasa, 2 Januari 2018
(rencana prosedur tindakan Kuretase) ditandai ansietas pada pasien dengan (Pukul 10:30 WITA)
dengan pasien mengatakan “ada perasaan cemas cara menanyakan kepada pasien
yang dirasakan karena besok (Rabu, 3 Januari bagaimana perasaan cemas dan S:
2017) dijadwalkan oleh dokter untuk menjalani apa penyebab cemas yang Pasien mengatakan “sekarang
prosedur tindakan kuretase untuk mengeluarkan sedang pasien rasakan sekarang sudah merasa agak tenang dan
sisa dari janin yang masih ada tertinggal didalam didapatkan hasil tingkat perasaan cemas yang dirasakan
rahim”. Pasien tampak cemas akan tindakan kecemasan pasien berdasarkan sudah berkurang”
kuretase yang akan dilakukan besok, dan pasien Skala kecemasan HARS
dijadwalkan untuk menjalani prosedur tindakan (Hamilton Anxietas Rating O:
kuretase/ curette pada hari Rabu, 3 Januari 2018 Scale) adalah Total score (10) - Pasien tampak tenang
untuk menghentikan perdarahan yang terjadi oleh = kecemasan ringan dan pasien - Pasien mampu
karena keguguran dan mengeluarkan sisa menyatakan bahwa cemas mengungkapkan
konsepsi didalam uterus yang menyebabkan disebabkan karena besok (Rabu, perasaannya/ memberikan
rahim tidak bisa berkontraksi dengan baik 3 Januari 2018) akan feedback
sehingga pembuluh darah pada lapisan dalam menghadapi tindakan kuretase - Skala kecemasan HARS
rahim tidak tertutup dan menyebabkan (09:00 WITA) (Hamilton Anxietas Rating
perdarahan, Skala kecemasan HARS (Hamilton 2. Menganjurkan pasien Scale) : Total score (5) =
Anxietas Rating Scale) : Total score (10) = mengungkapkan perasaannya tidak ada kecemasan (Skor
kecemasan ringan (Skor kecemasan ringan HARS dengan menanyakan perasaan tidak ada kecemasan
= Skor 6-14). pasien sekarang dan didapatkan HARS = Skor < 6)
hasil pasien menyatakan takut - Pasien siap menjalani
terjadi hal-hal yang tidak prosedur tindakan kuretase/
diinginkan saat menjalani curette pada hari Rabu, 3
prosedur tindakan kuretase Januari 2018
(09:12 WITA)
3. Memberikan informasi tentang A:
tujuan serta keuntungan dan Masalah keperawatan ansietas
kerugian tindakan kuretase berhubungan dengan krisis
menggunakan bahasa yang situasi (rencana prosedur
jelas, singkat, padat, dan mudah tindakan Kuretase) teratasi
dimengerti :
Tujuan (sebagai terapi pada P:
kasus-kasus keguguran seperti (Delegasi kepada perawat di
salah satu yang dialami pasien ruang Nifas untuk lanjutkan
(Abortus Inkomplit) dimana intervensi keperawatan pada
dokter melakukan pembersihan pasien)
dari sisa konsepsi yang masih 1. Berikan support dan
tertahan didalam rahim pasien). motivasi kepada pasien
Keuntungan (tindakan kuretase untuk menjalani prosedur
mampu mengeluarkan sisa tindakan kuretase
konsepsi yang masih tertahan 2. Berikan pendidikan
didalam rahim dimana jika kesehatan secara terperinci
tidak dikeluarkan mampu mengenai prosedur
menimbulkan masalah tindakan kuretase
kesehatan/ penyakit baru salah (pengertian kuretase, tujuan
satunya bisa terjadi infeksi yang kuretase, kapan kuretase
dapat memperburuk kondisi harus dilakukan, persiapan
pasien) (09:30 WITA) sebelum kuretase,
4. Memberikan lingkungan yang perawatan setelah kuretase,
tenang dan nyaman untuk dampak setelah kuretase,
pasien dengan dengan efek samping dari tindakan
menghimbau/meminta kepada kuretase, dan keuntungan
keluarga pasien yang sedang dari tindakan kuretase)
menunggu dan pasien-pasien kepada pasien
lain beserta keluarganya untuk
tetap menjaga ketenangan/tidak
rebut, menunggu maksimal 1
orang dan jika disaat jam tamu
habis, minta kepada keluarga-
keluarga pasien untuk
menunggu di luar ruang
(diruang tunggu pasien) agar
pasien lebih tenang dan dapat
beristirahat (09:00 WITA)
Planning
No. Diagnosa Keperawatan
Patient Out Come Intervention (NIC) Rationale
(SMART)
3. Resiko perdarahan dengan faktor resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tanda-tanda 1. Mengetahui penyebab
komplikasi kehamilan (Abortus Inkomplit) dan keperawatan selama masa perdarahan yang dapat
pengeluaran darah pervaginam. perawatan, di harapkan menyebabkan
maslah keperawatan resiko perdarahan
perdarahan tidak terjadi 2. Kaji tanda tanda vital 2. Mengetahui tanda
dengan kriteria hasil : tanda umum pasien
1. Tidak ada hematuria 3. Anjurkan pasien untuk 3. Mengurangi kerja
dan hematemesis bed rest jantung
2. Tidak ada kehilangan 4. Kolaborasi pemberian 4. Memenuhi kebutuhan
darah yang terlihat cairan infus per IV cairan tubuh yang
3. Tekanan darah dalam hilang
batas normal sistol dan
diastole
4. Tidak ada perdarahan
pervaginam
No. Diagnosa Keperawatan Implementation Evaluation Paraf

3. Resiko perdarahan dengan faktor resiko 1. Mengkaji tanda-tanda Selasa, 2 Januari 2018
komplikasi kehamilan (Abortus Inkomplit) dan perdarahan dengan (Pukul 10:20 WITA)
pengeluaran darah pervaginam. mengobservasi area vagina dan
didapatkan hasil tidak ada S:
pengeluaran pervaginam berupa
darah ataupun lendir (09:03 O:
WITA)
2. Mengkaji tanda-tanda vital A:
pasien seperti mengkaji suhu Masalah keperawatan resiko
tubuh menggunakan perdarahan tidak terjadi
termometer, mengkaji nadi
dengan teknik palpasi arteri P:
radialis, dan mengkaji (Delegasi kepada perawat di
pernapasan dengan teknik ruang Nifas untuk lanjutkan
inspeksi dan palpasi pada saat intervensi keperawatan pada
pasien inspirasi dan ekspirasi, pasien)
di dapatkan hasil : TTV (Temp 1. Observasi tanda-tanda
= 36,3oC, Pulse = 80 x/menit, perdarahan dan tanda-tanda
Resp = 22x/menit, BP = vital pasien
130/100 mmHg) (09:00 WITA) 2. Kolaborasi lanjutan
3. Menganjurkan pasien untuk bed pemberian terapi cairan
rest dengan cara sesuai kebutuhan pasien
memberitahukan kepada pasien berdasarkan order/ advice
bahwa istirahat ditempat tidur dokter
berguna untuk imobilisasi yang
dapat berpengaruh memberikan
istirahat pada tubuh terutama
meminimalkan terjadinya
pergerakan pada bagian
abdomen untuk menghindari
faktor resiko perdarahan
berulang. Bed rest diharapkan
dapat membuat pasien lebih
rileks dan tenang (09:20 WITA)
4. Berkolaborasi pemberian cairan
infus (Ringer Laktat 500 cc per
IV) dengan cara mencuci
tangan terlebih dahulu,
kemudian menyiapkan satu set
cairan infus Ringer Laktat 500
cc dan membaca order/ advice
dokter untuk pemberian cairan,
selanjutnya ke ruang pasien dan
melakukan proses penggantian
cairan infusan yang sudah habis
dengan yang baru pada pasien
dengan memperhatikan 12
benar prinsip pemberian obat/
medikasi dan tindakan
dilakukan sesuai dengan SOP
(09:00 WITA)

You might also like