You are on page 1of 25

BAB 1

TINJAUAN TEORI

A. PROSES MENUA
Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang hanya di
mulai dari satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
Menua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui
tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis, maupun psikologis. Memasuki usia tua
berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai
dengan kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan-
gerakan lambat, dan postur tubuh yang tidak proforsional (Nugroho,
2008).

Bandiyah, Siti. 2009 menjabarkan aspek-aspek fisiologik dan


patologik akibat proses menua pada system syaraf pusat dan otonom yaitu
berat otak akan menurun sebanyak 10% pada penuaan antara 30-70 tahun.
Terjadi penebalan meningen, giri dan sulci otak berkurang kedalamnya
namun tidak menyebabkan gangguan patologik yang berarti. Terdapat
deposit lipofusin pada semua sitoplasma sel. Terjadinya degenerasi
pigmen substantia nigra, kekusutan neurofibriler dan pembentukan badan-
badan Hirano merupakan perubahan yang bersifat patologik dan terjadi
pada insiden patologik sindroma Parkinson dan Dementia tipe Alzheimer.

Penebalan pada tunika intima dan medika juga mengakibatkan ter-


jadinya gangguan vaskularisasi otak yang berakibat terjadinya TIA, stroke
dan dementia vaskuler. Vaskularisasi yang menurun pada daerah
hipothalamus menyebabkan terjadinya gangguan syaraf otonom yang
mungkin juga disebabkan oleh berkurangnya jumlah neurotransmiter.
Perubahan patologik pada jaringan syaraf sering menyertai berbagai
penyakit metabolic yang juga mengakibatkan gangguan pada susunan
syaraf tepi

B. DEFINISI
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan
harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi
otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan
peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan
saja (Muttaqin, 2008).
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran
darah otak (Corwin, 2009).
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini
adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun
(Smeltzer et al, 2002).

C. ETIOLOGI
Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2008):
1. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami
oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat
menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya. Thrombosis biasanya
terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat
terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah
yang dapat menyebabkan iskemi serebral. Tanda dan gejala neurologis
memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:
a. Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu
penebalan dan pengerasan arteri besar dan menengah seperti koronaria,
basilar, aorta dan arteri iliaka (Ruhyanudin, 2007). Aterosklerosis adalah
mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau
elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis atherosklerosis
bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme berikut:
1) Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran
darah.
2) Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi trombosis.
3) Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan
kepingan thrombus (embolus).
4) Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek
dan terjadi perdarahan.
b. Hyperkoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental, peningkatan viskositas/ hematokrit
meningkat dapat melambatkan aliran darah serebral.
c. Arteritis( radang pada arteri )
d. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak
oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal
dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri
serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang
dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan
emboli:
1) Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease
(RHD).
2) Myokard infark
3) Fibrilasi. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk
pengosongan ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil
dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan mengeluarkan
embolus-embolus kecil.
4) Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan
terbentuknya gumpalan-gumpalan pada endocardium.
2. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan
dalam ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri.
Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi.
Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah
kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan,
pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak
akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak,
oedema, dan mungkin herniasi otak.
3. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum
adalah:
a. Hipertensi yang parah.
b. Cardiac Pulmonary Arrest
c. Cardiac output turun akibat aritmia
d. Hipoksia Setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia
setempat adalah:
a. Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subarachnoid.
b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
D. PATOFISIOLOGI
Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu
di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan
besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area
yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak
dapat berubah (makin lmbat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus,
emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan
umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung). Atherosklerotik
sering/ cenderung sebagai faktor penting terhadap otak, thrombus dapat
berasal dari flak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang
stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa
sebagai emboli dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan; iskemia
jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan
edema dan kongesti disekitar area. Areaedema ini menyebabkan disfungsi
yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang
dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan
berkurangnya edema pasien mulai menunjukan perbaikan. Oleh karena
thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi
pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan
nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas pada
dinding pembukluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau
jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat
menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan
menyebabkan perdarahan cerebral, jika aneurisma pecah atau ruptur.
Perdarahan pada otak lebih disebabkan oleh ruptur
arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral
yang sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari
keseluruhan penyakit cerebro vaskuler, karena perdarahan yang luas
terjadi destruksi massa otak, peningkatan tekanan intracranial dan yang
lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer
otak, dan perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke
batang otak. Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga
kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus dan pons.
Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia
cerebral. Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel
untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih
dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang
bervariasi salah satunya henti jantung.
Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang
relatif banyak akan mengakibatkan peningian tekanan intrakranial dan
mentebabkan menurunnya tekanan perfusi otak serta terganggunya
drainase otak. Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade
iskemik akibat menurunnya tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron
di daerah yang terkena darah dan sekitarnya tertekan lagi.
Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila
volume darah lebih dari 60 cc maka resiko kematian sebesar 93 % pada
perdarahan dalam dan 71 % pada perdarahan lobar. Sedangkan bila terjadi
perdarahan serebelar dengan volume antara 30-60 cc diperkirakan
kemungkinan kematian sebesar 75 % tetapi volume darah 5 cc dan
terdapat di pons sudah berakibat fatal. (Misbach, 1999 cit Muttaqin 2008)
Pathway
E. MANIFESTASI KLINIS
Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi
lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya
tidak adekuat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan
gejala sisa karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.
1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)
2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah anggota badan (biasanya
hemiparesis) yang timbul mendadak.
3. Tonus otot lemah atau kaku
4. Menurun atau hilangnya rasa
5. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
6. Afasia (bicara tidak lancar atau kesulitan memahami ucapan)
7. Disartria (bicara pelo atau cadel)
8. Gangguan persepsi
9. Gangguan status mental
10. Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala.

F. KOMPLIKASI
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi
komplikasi, komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
1. Berhubungan dengan immobilisasi è infeksi pernafasan, nyeri pada
daerah tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2. Berhubungan dengan paralisis nyeri pada daerah punggung,
dislokasi sendi, deformitas dan terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak è epilepsi dan sakit kepala.
4. Hidrocephalus
Individu yang menderita stroke berat pada bagian otak yang
mengontrol respon pernapasan atau kardiovaskuler dapat meninggal.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Angiografi serebral
Menentukan penyebab stroke scr spesifik seperti perdarahan atau
obstruksi arteri.
2. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga
mendeteksi, melokalisasi, dan mengukur stroke (sebelum nampak oleh
pemindaian CT).
3. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya
secara pasti.
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan
bsar terjadinya perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang
mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunya impuls listrik
dalam jaringan otak.
6. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
b. Pemeriksaan kimia darah: pada strok akut dapat terjadi
hiperglikemia.
c. gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian
berangsur-rangsur turun kembali.
d. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu
sendiri.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital
dengan melakukan tindakan sebagai berikut:
1. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi,
membantu pernafasan.
2. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk
untuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.
4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-
latihan gerak pasif.
5. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK

Pengobatan Konservatif
1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara
percobaan, tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat
dibuktikan.
2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra
arterial.
3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat
reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi
alteroma.
4. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/
memberatnya trombosis atau emboli di tempat lain di sistem
kardiovaskuler.
BAB II
PROSES KEPERAWATAN

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal
dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.
b. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan,
bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi.
c. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat
mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya
terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar,
disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi
otak yang lain.
d. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung,
anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama,
penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat
adiktif, kegemukan.
e. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi
ataupun diabetes militus.
f. Riwayat lingkungan hidup
Meliputi lingkungan daerah tempat tinggalnya bagaimana
g. Riwayat rekreasi
Pengkajian yang dikaji apakah keadaan lansia masih bisa
rekreasi.
h. Sistem pendukung yang digunakan
Siapa yang memotivasi pasien dalam upaya meningkatkan
kesehatannya, dan siapa orang yang dekat dengan pasien.

i. Pengkajian head to toe


Pemeriksaan head to toe dilakukan untuk mengetahui apakah
ada gangguan pada tubuh lansia
j. Pengkajian psikososial
Jelaskan kemampuan sosial pasien pada saat sekarang, sikap
pasien terhadap perawat dan orang lain dan harapan-harapan klien
k. Pengkajian fungsional klien

Indeks KATZ

Termasuk / kategori manakah klien ?

1) Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK dan BAB),


menggunakan pakaian, pergi ke toilet, perpindah dan mandi).
2) Mandiri semuanya kecuali salah satu fungsi diatas.
3) Mandiri kecuali mandi dan salah satu fungsi lain.
4) Mandiri kecuali mandi, berpakaian dan salah satu fungsi lain.
5) Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan salah satu
fungsi lain.
6) Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan
salah satu fungsi lain.
7) Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.
8) Lain-lain
Keterangan : mandiri berarti tanp pengawasan, pengarahan, atau
bantuan efektif dari orang lain, seseorang yang menolak untuk
melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi,
meskipun ia dianggap mampu.
l. Modifikasi dari Barthel Indeks

No. KRITERIA Dengan Mandiri Keterangan


Bantuan
1. Makan 5 10 Frekuensi ...
Jumlah ...
Jenis ...
2. Minum 5 10 Frekuensi ...
Jumlah ...
Jenis ...
3. Berpindah dari kursi roda 10 15
ke tempat tidur/sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, 0 5 Frekuensi ...
menyisir rambut, gosok
gigi)
5. Keluar masuk toilet 5 10
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh dan
menyiram)
6. Mandi 5 15

7. Jalan di permukaan datar 0 5 Frekuensi ...

8. Naik turun tangga 5 10

9. Mengenakan pakaian 5 10

10. Kontrol Bowel ( BAB ) 5 10 Frekuensi ...

Konsistensi ...
11. Kontrol Bladder ( BAK ) 5 10 Frekuensi ...

Warna ...
12. Olahraga/latihan 5 10 Frekuensi ...

Jenis ...
13. Rekreasi/pemanfaatan 5 10 Frekuensi ....
waktu luang
Termasuk yang manakah klien ?

Keterangan : 130 : Mandiri


65-125 : Ketergantungan sebagian
60 : Ketergantungan total
Interpretasi/kesimpulan :
m. Skor norton
ASPEK YANG DIKAJI 2SKOR TGL
Kondisi fisik umum:
a. Baik 4
b. Lumayan 3
c. Buruk 2
d. Sangat buruk 1

Kesadaran:
a. Komposmentis 4
b. Apatis 3
c. Sopor 2
d. Koma 1
Aktivitas:
a. Ambulan 4
b. Ambulan dengan bantuan 3
c. Hanya bisa duduk 2
d. Tidur 1
Mobilitas:
a. Bergerak bebas 4
b. Sedikit terbatas 3
c. Sangat terbatas 2
d. Tidak bisa bergerak 1
Inkontenensia:
a. Tidak ada 4
b. Kadang-kadang 3
c. Sering inkontensia urin 2
d. Inkontenensia urin dan alvi 1
Skor

Kategori skor:

16-20 : Kecil sekali kemungkinan terjadi dikubitus/tidak

12-15 : Kemungkinan kecil terjadi

>12 : kemungkinan besar terjadi

Intepretasi/kesimpulan:
2. PENGKAJIAN STATUS MENTAL KLIEN
a. Identifikasi tingkat intelektual dengan SPMSQ ( Short Portable
Mental Status Quesioner), Pfeiffer E, 1975:
Instruksi:
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban:
Catat jumlah kesalahan total,
No. PERTANYAAN BENAR
1. Tanggal berapa hari ini?
2. Hari apa sekarang?
3. Apa nama tempat ini?
4. Dimana alamat anda?
5. Berapa umur anda?
6. Kapan anda lahir ( minimal tahun lahir)?
7. Siapa presiden indonesia sekarang?
8. Siapa presiden indonesia sebelumnya?
9. Siapa nama ibu anda?
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka bbaru, semua secara menuru.
JUMLAH

Intrepretasi Hasil:
Salah 0-2 : fungsi intelektual utuh
Salah 3-4 : kerusakan intelektual ringan
Salah 5-7 : kerusakan intelektual sedang
Salah 8-10 : kerusakan intelektual berat
Intrepretasi/kesimpulan :
b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan
menggunakan MMSE. ( Mini Mental Status Exam);Fostein MF,
1975:

NO. Aspek Kognitif Nilai Nilai Kriteria


Maks klien
1. Orientasi 5 Menyebutkan dengan
benar
o Tahun
o Musim
o Tanggal
o Hari
o Bulan

Orientasi 5 Dimana kita sekarang


o Negara indonesia
o Provinsi ....
o Kota .....
o Panti Wredha ....
o Wisma ......
2. Regristasi 3 Sebutkan 3 obyek ( oleh
pemeriksa) 1 detik untuk
menggatakan masing-
masing obyek.
Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga
obyek tadi ( untuk
disebutkan)
o Obyek ....
o Obyek ......
o Obyek .....
3. Perhatian dan 5 Minta klien untuk
kalkulasi memulai dari angka 100
kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali
o 93
o 86
o 79
o 72
o 65
4. mengingat 3 Minta klien untuk
mengulangi ketiga
obyek pada no 2
(registrasi ) tadi bila
benar 1 point untuk
masing-masing obyek
5. Bahasa 9 Tunjukkan pada klien
suatu benda dan
tanyakan namanya pada
klien ( misal jam tangan
atau pensil)

Minta pada klien untuk


mengulang kata berikut
“tak ada jika, dan , atau,
tetapi.” Bila benar, nilai
1 poin. Pernyataan benar
2 buah: tidak ada tetapi.

Minta klien untuk


mengikuti perintah
berikut yang terdiri dari
3 langkah : “ ambil
kertas ditangan anda.
Lipat dua dan taruh
dilantai.”
o Ambil Kertas
o Lipat dua
o Taruh dilantai

Perintahkan pada klien


untuk hal berikut ( bila
aktifitas sesuai perintah
nilai 1 point)
o Tutup mata anda

Perintahkan pada klien


untuk menulis satu
kalimat dan menyalir
gambar
o Tulis satu
kalimat
o Menyalin
gambar
TOTAL NILAI
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik

18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan

< 17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

Intrepretasi hasil :
c. Skala depresi
Sesuaikan jawaban kilen dengan jawaban yang sesuai pada
instrument.
No Pertanyaan Jawaban yang sesuai
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan TIDAK
anda?
2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan YA
dan minat/ kesenangan anda?
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? YA
4. Apakah anda merasa sering bosan? YA
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap TIDAK
saat?
6. Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan YA
terjadi pada anda?
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar TIDAK
hidup anda?
8. Apakah anda merasa sering tidak berdaya? YA
9. Apakah anda lebih sering di rumah dari pada pergi YA
keluar dan menggerjakan sesuatu hal yang baru?
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak maslah YA
dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan
orang?
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang TIDAK
menyenangkan?
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan YA
anda saat ini?
13. Apakah anda merasa penuh semangat? TIDAK
14. Apakah anda meras bahwa keadaan anda tidak ada YA
harapan?
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik YA
keadaanya dari pada anda?
*)Seiap jawaban yang sesuai mempunyai skor 1

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Resiko ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral (domain 4, kelas 4,


00201)
b. Hambatan komunikasi verbal (domain 5, kelas 5, 00051)
c. Sindroma lansia lemah (domain 1, kelas 2, 00257)
d. Hambatan mobilitas fisik (domain 4, kelas 2, 00085)
e. Ketidakefektifan pola napas (domain 4, kelas 4, 00032)
f. Resiko kerusakan integritas kulit (domain, 11, kelas, 2, 00047
g. Resiko Aspirasi (domaian 11, kelas 2 00039)
(NANDA, 2015)
DAFTAR PUSTAKA

Bluechek, Gloria M dkk, 2016. Nursing Interventions classification (NIC).


Elsevier

Carpenito, L.J. 2003. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan.

Jakarta: EGC

Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI

Moorhead, Sue dkk, 2016. Nursing outcomes Classification ( NOC ). Elsevier

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Persarafan. Jakarta: Salemba Medika

Nugroho, 2008., Keperawatan Gerontik. EGC, Jakarta.

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.


Jakarta: Prima Medika

Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nulia

Medika

Smeltzer, dkk. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2. alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,
Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta: EGC.
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE PADA LANSIA

DIDESA LANGENSARI KECAMATAN UNGARAN KABUPATEN


SEMARANG

DISUSUN OLEH:

VANDHIRA DWI ASTUTI

010113A117

PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2016
4. INTERVENSI KEPERAWAN

No. Diagnosa Noc Nic


1 Resiko 0422- Perfusi jaringan Management edema serebral
ketidakefektifan -perawatan emboli: perifer
Perfusi jaringan 0406- Perfusi jaringan: serebral
-pencegahan emboli
serebral (domain 4,
kelas 4, 00201) Management TIK
-identifikasi resiko
-pencegahan perdarahan subarahnoid
-pengajaran: proses penyakit
-pengajaran: prosedur/ perawatan
Monitor tanda-tanda vital
2 Hambatan 0902- Komunikasi Mendengar aktiv
komunikasi verbal 0903- Komunikasi: mengekspresikan Dukung pengambilan keputusan
(domain 5, kelas 5,
00051) 0904- Komunikasi: penerimaan Manajement lingkungan
Latihan memori
Sentuhan
Terapi validasi
3 Sindroma lansia 0301 Perawatan diri: mandi Memandikan
lemah (domain 1, -mencuci wajah -perawatan telinga, mata, kaki
kelas 2, 00257)
-mencuci badan bagian atas -perawatan rambut dan kulit kepala
-mencuci badan bagian bawah -pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
-mengeringkan badan -dukungan emotional
0305 Perawatan diri: Kebersihan Bantuan perawatan diri: mandi / kebersihan
-mempertahankan kebersihan mulut -fasilitasi tanggung jawab diri
-mengeramas rambut - Pengajaran: Individu
-memperhatikan kuku jari dan kuku kaki Terapi latihan pergerakan sendi
-mempertahankan kebersihan tubuh Bantu perawatan diri: IADL
4 Hambatan mobilitas 0200- Ambulasi Perawatan tirah baring
fisik (domain 4, 0201- Ambulasi: kursi roda Peningkatan mekanika tubuh
kelas 2, 00085)
0208- Pergerakan Management energy
-gerakan otot Management lingkungan
-gerakan sendi Peningkatan pelatihan
Peningkatan latihan: Latihan kekuatan
Peningkatan latihan: peregangan
Terapi latihan: Ambulasi
Terapi latihan: keseimbangan
Terapi latihan: pergerakan sendi
Terapi latihan: pergerakan sendi
Terapi latihan: kontrol otot
Management alam perasaan
Management nyeri
Pengaturan posisi
Bantu perawatan diri
5 Resiko kerusakan 1101-Intregitas jaringan: kulit dan Management tekanan/ luka tekanan
integritas kulit memberan mukosa -management pruritus
(Domain 11, kelas
2, 00047) - perwatan kulit: pengobatan topical
Pengecekan kulit
-pembidaian
- pengajaran perawatan: kaki
Terapi latihan: Ambulasi
Terapi latihan: kontrol otot

You might also like