You are on page 1of 3

FOOD AND GENDER

Dalam masyarakat yang beragam dan luas, hampir semua aspek makanan dari
produksi hingga konsumsi melibatkan perbedaan gender atau jenis kelamin. Wanita biasanya
memiliki porsi makan yang lebih besar. Murdok menganalisis bahwa masyarakat terpelajar
menunjukkan bahwa ¾ dari 200 situasi yang diteliti, memasak secara eksklusif merupakan
peran perempuan. Berburu dan memancing adalah kesenangan yang dilakukan pria
sedangkan menggiling gandum dan mengambil air lebih dominan ke perempuan. Contoh lain
adalah produksi talas oleh Melanesia Wamiran. Pria Wamiran yang menyiapkan tanah dan
wanita Wamiran menggali cekungan hulu irgasi di sekitar tanaman dan penyiangan.

Ada konsekuensi politis dan ideologis untuk menugaskan berbagai tugas produktif ke
keluarga yang berbeda. Hasil dari pekerjaan atau tugas ini diberi nilai sosial produsen
mereka, dengan cara memperkuat struktur sosial rumah tangga dan hubungan kekuasaan di
dalamnya.

Hingga tahun 1970-an, cara mendapatkan makanan tradisional yaitu dengan cara
berburu. Manusia diasumsikan pemburu. Manusia adalah penyedia utama. Karya yang lebih
baru telah membuatnya sangat jelas bahwa ini jauh dari akurat. Pertama, perempuan sering
mengambil bagian dalam berburu kolektif, terutama permainan kecil dan memancing dan
kadang-kadang juga menjadi pemburu utama. Bahkan dalam perburuan masyarakat,
pengumpulan makanan sangat penting dan mungkin menyediakan kebutuhan subsisten.
Mencari makan untuk makanan liar, meskipun dilakukan oleh pria dan wanita, namun ini
merupakan bagian dari aktivitas wanita.

Persiapan makanan adalah bagian dari aktivitas sektor non-ekonomi, namun tetap
penting bagi eksistensi dan perluasan sektor ekonomi. Dalam situasi subsisten dibutuhkan
sejumlah besar pekerjaan stetelah panen masuk untuk menghasilkan makanan dalam bentuk
yang dapat dimakan. Sebenarnya waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan makanan pokok
mungkin sudah melebihi waktu untuk mengolahnya terlebih dahulu.

Ritual dan mekanisme dalam penyajian sebuah makanan, lebih menekankan dalam
perbedaan antara pekerjaan gender dan status. Setiap daerah di seluruh dunia memiliki cara
tersendiri dalam penyajian makanan. Sudah sejak lama dikenal bahwa wanita sangat
bertanggung jawab pada makanan keluarga. Memilih makanan yang sehat yang berpengaruh
pada kesehatan serta kekuatan. Untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan makanan
yang memadai. Secara perspektif fisiologis sederhana, laki-laki memiliki kebutuhan gizi lebih
tinggi daripada wanita dan fakta ini tidak boleh diabaikan saat memeriksa dasar gender
konsumsi pangan.

Di sebagian besar masyarakat, posisi perempuan dalam hal keadilan, peluang


ekonomi dan penghargaan kalah dengan laki-laki. Kegiatan terkait makanan berlangsung
dalam konteks hubungan sosial dan material yang tidak setara ini, yang selalu mengacu pada
perempuan. Perhatian harusnya lebih diberikan untuk mempengaruhi sifat keseluruhan
persediaan makanan dan untuk mempengaruhi status sosial biaya serta kemampuan menerima
makanan bergizi yang diinginkan, sehingga menimbulkan pilihan yang mudah, sehat, dan
dapat diterima secara budaya masyarakat luas.

You might also like