Professional Documents
Culture Documents
(Telinga Berdenging)
112013024
Abstrak: Tinnitus merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan suara dering, desah, atau suara-
suara lain yang tampaknya berasal di telinga atau kepala. Kehilangan pendengaran terkait usia,
cedera telinga, benda asing di telinga, dan masalah sistem peredaran darah, misalnya, dapat
menyebabkan kondisi tersebut. Termasuk orang dewasa yang lebih tua (di atas usia 65). Selain
itu, orang-orang yang terpapar suara keras untuk waktu yang lama dan orang-orang dengan
gangguan stres diketahui memiliki tingkat yang lebih tinggi terhadap tinnitus. Penyebab paling
umum dari tinnitus adalah hilangnya pendengaran yang berkaitan dengan usia, paparan suara
keras, kotoran telinga penyumbatan di saluran telinga. Gangguan pembuluh darah yang
menyebabkan tinnitus termasuk tumor dikepala dan leher, aterosklerosis, tekanan darah tinggi,
dan malformasi kapiler. Obat diketahui menyebabkan tinnitus termasuk antibiotik, pengobatan
kanker, diuretik, kina dan klorokuin untuk malaria, dan aspirin.
Abstract: Tinnitus is a condition characterized by the sound of ringing, swishing, or other noises that
seem to originate in the ear or head. Age-related hearing loss, ear injury, foreign body in the ear, and
circulatory system problems, for example, can cause the condition. Including older adults (over age 65).
In addition, people who are exposed to loud noises for a long time and people with stress disorders are
known to have higher levels of the tinnitus. The most common cause of tinnitus is hearing loss
associated with age, exposure to loud noises, ear wax blockage in the ear canal. Vascular disorders that
cause tinnitus include head and neck tumors, atherosclerosis, high blood pressure, and capillary
malformations. Drugs known to cause tinnitus including antibiotics, cancer treatments, diuretics,
quinine and chloroquine for malaria, and aspirin.
Dalam istilah medis telinga berdenging disebut dengan tinnitus. Berasal dari bahasa latin tinnire
artinya berdenging. Tinnitus adalah gangguan pendengaran yang ditandai dengan keluhan
perasaan mendengar bunyi di dalam telinga atau di dalam kepala yang tidak dihasilkan oleh
sumber dari luar. Tinnitus bukanlah suatu penyakit namun merupakan tanda dari suatu penyakit
atau gangguan medis yang cukup serius. Meski tak sampai menganggu penampilan, namun
penderitanya. Keluhan ini dapat terjadi pada satu telinga saja maupun pada kedua telinga. Dapat
bersifat sangat ringan sampai sangat berat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Tinnitus pada pasien lanjut usia biasanya disebabkan oleh kerusakan pada saraf-saraf
pendengaran karena usia, sedangkan pada pasien muda dapat disebabkan oleh seringnya
mendengar suara keras seperti musik dengan volume suara yang memekakkan telinga.
Penelitian oleh National Center for Health Statistics menemukan 15-20% populasi di dunia
mengalami tinnitus dan 70-85% orang dengan gangguan pendengaran mengalami tinnitus.
menghabiskan USD 1 miliar per tahun untuk membiayai kecacatan yang terkait dengan tinnitus,
di mana penyakit ini paling banyak terjadi pada prajurit yang telah kembali dari Irak dan
Afghanistan.2
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai tinnitus, harus mengenal dengan jelas anatomi dan
Anatomi telinga1
Telinga terdiri dari telinga luar (auris eksterna), telinga tengah (auris media) dan telinga dalam
(auris interna). Telinga luar terdiri atas daun telinga (aurikula) dan liang telinga (meatus
akustikus eksterna)
Aurikula mempunyai kerangka dari tulang rawan yang dilapisi oleh kulit.. Di bagian anterior
aurikula, kulit tersebut melekat erat pada perikondrium sedangkan dibagian posterior kulit
melekat secara longgar. Bagian aurikula yang tidak mempunyai tulang rawan disebut lobules.
MAE merupakan saluran yang menuju kearah telinga tengah dan berakhir pada mambran
timpani. MAE mempunyai diameter 0,5 cm dan panjang 2,5-3 cm. MAE merupakan saluran
yang tidak lurus, tapi berbelok dari arah postero-superior dibagian luar kearah antero-inferior.
Dinding MAE sepertiga bagian lateral dibentuk oleh tulang rawan yang merupakan kelanjutan
dari tulang rawan aurikula disebut pars kartilagenus. Bagian ini bersifat elastic dan dilapisi kulit
yang melekat erat pada perikondrium. Kulit pada bagisn ini mengandung jaringan subcutan,
folikel rambut, kelenjar lemak dan kelenjar serumen. Dinding MAE dua per tiga bagian medial
dibentuk oleh tulang dan disebut pars osseus. Kulit yang meliputi bagian ini sangat tipis dan
melekat erat pada periosteum. Pada bagian ini tidak didapatkan folikel rambut ataupun kelenjar.
Dengan demikian dapat dimengerti jika serumen dan furunkel hanya dapat ditemukan di
sepertiga bagian lateral MAE. Pada daerah telinga dijumpai adanya berbagai saraf sensori yang
merupakan cabang dari N.X, N.V, N.VII, N.IX dan cabang dari nervus servikalis 2 dan 3
Merupakan ruangan yang berisi udara dan terletak didalam tulang temporal dan terdiri dari:
Kavum Timpani
Kavum timpani merupakan bagian terpenting dari auris media, mengingat banyaknya struktur
yang ada didalamnya yaitu tulang, otot, ligament, saraf dan pembuluh darah. Kavum timpani
dapat dibayangkan sebagai kotak dengan dinding enam dan dindingnya berbatasan dengan
organ-organ penting. Pada kavum timpani terdapat maleus, inkus dan stapes. Ketiga tulang
pendengaran tersebut satu dengan lainnya dihubungkan dengan suatu persendian sehingga
merupakan suatu rangkaian yang disebut rantai osikula. Basis stapes menutup foramen ovale
dengan perantaran jaringan ikat yang disebut ligament anulare. Muskuli terdiri atas M.Tensor
timpani yang mempunyai fungsi meregangkan mambran timpani dan M.Stapedius yang
Mambran timpani
Mambran timpani memisahkan kavum timpani dengan meatus akustikus eksterna. Bentuknya
seperti kerucut dengan basis oval dan puncak kerucut cekung kearah medial. Bagian atas
mambran timpani yang berbentuk bulan sabit disebut pars flaksida dan bagian bawah berbentuk
oval dengan warna putih mutiara yang disebut pars tensa. Pars tensa ini merupakan bagian
terbesar dari mambran timpani dan merupakan selaput lebih tebal. Reflex cahaya berbentuk
segitiga dan terbentuk akibat posisi mambran timpani yang terpasang miring 45 derajad.
Tuba eustachius
teropeng, panjang 37 mm. pada bayi tuba terletak lebih horizontal, lebih pendek dan lumen lebih
horizontal sehingga mudah terjadi peradangan telinga tengah. Muara pada kavum timpani selalu
terbuka sedangkan muara pada nasofaringselalu tertutup dan baru terbuka jika ada kontraksi
M.Levator dan M.Tensor Veli palatine yaitu pada waktu menguap atau menelan. Fungsi tuba
adalah untuk menjaga agar tekanan didalam kavum timpani sama dengan tekanan udara luar (1
Mastoid
Dinding anterior mastoid merupakan posterior dari kavum timpani dan meatus akustikus
eksterna. Antrum mastoid dan kavum timpani dihubungkan lewat aditus ad antrum
Auris interna dapat disebut juga labirin. Didalamnya terdapat dua alat yang saling berdekatan
yaitu organ status (alat imbang) dan organ aditus (alat dengar). Keduanya berbentuk tabung yang
masing-masing berisi endolim dan perilimf. Cairan endoliimf keluar melalui duktus
duktus perilimfatikus. Hal ini berakibat bahwa melalui jalur tersebut, keradangan dalam kavum
posterior dan kanalis semisirkular anterior. Alat keseimbangan inilah yang membuat seseorang
menjadi sadar akan posisi tubuhnya dalam suatu ruangan. Jika alat ini terganggu akan timbul
keluhan pusing atau vertigo. Alat pendengaran terdiri dari koklea yang berbentuk rumah siput
dengan 2 setengah lingkaran yang akan mengubah getaran suara dari system konduksi menjadi
system saraf. Jika alat ini terganggu akan timbul keluhan kurang pendengaran atau tuli.koklea
dibagi dalam tiga kompertemen. Yang lebih bawah berujung pada jendela bulat pada dasar
endolimf dan dasarnya yaitu mambran basilar menahan organ korti yaitu pita-pita sel rambut
Fisiologi mendengar
Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang diteruskan ke liang telinga dan mengenai
mambran timpani sehingga mambran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang
pendengaran yang berhubungan satu sama lain. Selanjutnya stapes menggerakan foramen ovale
yang juga menggerakan perilimfe dalam skala vestibule. Getaran ini diteruskan melalui mambran
reisber yang mendorong endolimfe dan mambran basalis kea rah bawah dan perilimfe dalam
skala timpani akan bergerak sehingga foramen rotundum terdorong kea rah luar. Pada waktu
istirahat, ujung sel rambut ini menjadi lurus. Rangsangan fisik ini berubah menjadi rangsangan
listrik akibat adanya berbedaan ion yang diteruskan ke cabang cabang N.VIII, kemudian
meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran diotak melalui saraf pusat yang ada di
lobus temporalis.
Epidemiologi tinnitus
Di amerika serikat terdapat 40-50 juta orang yang mengalami tinnitus, walaupun hamper
seluruhnya gejala timbul sewaktu-waktu, diantaranya sekitar 10-12 juta mempunyai gejala yang
berat. Secara epidemiologi sekitar 10% penduduk pernah mengalami tinnitus, 1% mengalami
tinnitus yang berat, kebanyakan terdapat pada usia 50-71 tahun, 12% laki-laki diatas 65 tahun,
7% wanita diatas 65 tahun. 64% orang dewasa dengan pendengaran normal mengalami tinnitus
Patofisiologi tinnitus
Pada tinnitus, terjadi aktivitas elektrik pada area auditorius yang menimbulkan adanya bunyi,
namun impuls yang ada bukan berasal dari bunyi eksternal yang ditransformasikan melainkan
berasal dari sumber impuls abnormal didalam tubuh pasien sendiri. Impuls abnormal itu dapat
ditimbulkan oleh berbagai kelainan telinga. Tinitus juga dapat terjadi dalam berbagai intensitas.
Tinnitus dengan nada tinggi seperti bergerumuh atau nada tinggi seperti berdengung dan tinnitus
dapat terus menerus atau hilang timbul terdengar. Tinnitus biasa dihubungkan dengan tuli
sensorineural dan dapat juga terjadi karena gangguan konduksi. Tinnitus yang disebabkan oleh
gangguan konduksi biasanya terjadi pada sumbatan liang telinga karena serumen atau tumor,
otitis media, otosklerosis dan lain-lain. Tinitus dengan nada rendah yang berpulsasi tanpa
gangguan pendengaran merupakan gejala dini yang penting pada tumor glomus jugulare.
Tinnitus objektif sering ditimbulkan oleh gangguan vaskuler. Bunyinya seirama dengan denyut
nadi, misalnya pada aneurisma dan arterosklerosis. Gangguan mekanis dapat juga
mengakibatkan tinnitus objektif seperti tuba eustachius terbuka sehingga ketika bernapas
mambran timpani bergerak dan terjadi tinnitus. Bila ada gangguan vaskuler ditelinga tengah
seperti tumor karotis maka suara aliran darah akan mengakibatkan tinnitus juga. Pada tuli
sensorineural biasanya timbul tinnitus subjektif nada tinggi (4000 Hz). Pada intoksikasi obat
seperti salisilat, kina, streptomisin, dapat terjadi tinnitus nada tinggi, terus menerus atau hilang
timbul. Pada hipertensi endolimfatik seperti penyakit meniere dapat terjadi tinnitus pada nada
rendah atau tinggi sehingga terdengar bergerumuh atau berdengung. Gangguan ini disertai
dengan tuli sensorineural dan vertigo. Gangguan vaskuler koklea terminal yang terjadi pada
pasien yang stress akibat gangguan menstruasi, hipometabolisme atau saat hamil dapat juga
timbul tinnitus dan gangguan tersebut akan hilangg bila keadaannya sudah normal kembali.5
Tinnitus yang berdenyut ( berdenyut ) mungkin karena aliran darah melalui arteri
dan vena yang berdekatan dengan telinga , serta tumor yang vaskuler , setelah
Tinnitus yang mengklik mungkin karena kelainan yang menyebabkan otot di atap
mulut untuk menjadi kejang . Hal ini menyebabkan tabung Eustachio , yang
kejang otot juga dapat menjadi penyebab tinnitus , karena mereka juga dapat
mengklik berulang-ulang .
Sendi temporomandibular ( TMJ ) Kelainan dapat menyebabkan suara klik
berulang di telinga .
telinga ke otak dapat menyebabkan tinnitus . Hal ini mungkin disebabkan oleh
Seiring bertambahnya usia, pendengaran mereka dapat menurun dan bisa ada
tinnitus terkait .
Trauma juga dapat menjadi penyebab tinnitus dan gangguan pendengaran . Ini
telinga
Gejala
mengetuk, menderu atau meniup. Beberapa pasien mungkin mendengar suara keras bernada
- Tinnitus objektif bila tinitusnya dapat didengar oleh pemeriksa atau orang lain dan bila
mempunyai karakter berdenyut juga timbul pada keadaan tertentu, ada kemungkinan
karena pembuluh darah yang abnormal, tuba eustachii abnormal atau masalah otot
timpani atau seperti kontraksi spontan dari otot-otot telinga tengah. Tinits yang berasal
dari pembuluh darah abnormal biasanya bunyinya halus, berdesir, suara berdenyut yang
sesuai demgan bunyi jantung. Hal ini dapat diperhatikan sendiri oleh pasien terutama
pada saat aktivitas. Keadaan yang dapat menimbulkan tinnitus objektif adalah
- Tinitus subjektif bila suara tersebut hanya didengan oleh pasien sendiri dan jenis ini
sering terjadi. Tinitus subjektif bersifat nonvibratorik. Disebabkan oleh proses iritatif atau
perubahan degenerative traktur auditorius mulai dari sel-sel rambut koklea sampai pusat
saraf pendengaran. Berat ringannya tinnitus juga bervariasi dari waktu ke waktu. Variasi
intensitas tinnitus juga dihubungkan dengan ambang stress penderita, aktivitas fisik atau
- Tinnitus bisa terjadi dalam berbagai intensitas, yakni tinnitus nada rendah dan nada
tinggi. Pada tinnitus nada rendah akan terdengar suara bergerumuh. Biasanya tinnitus
jenis ini dikarenakan gangguan konduksi seperti sumbatan liang telinga karena serumen
(kotoran telinga), tumor, radang telinga tengah dan otosklerosis. Jika disertai peradangan
tinnitus akan berasa berdenyut tanpa disertai gangguan pendengaran bisa jadi merupakan
gejala dini pada tumor glomus jugulare. Pada tinnitus nada tinggi akan terdengar suara
berdenging. Ini biasanya terjadi pada tuli sensorineural yang biasa terjadi secara terus
menerus atau hilang timbul. Jenis ini biasanya pada intoksikasi obat (salisilat, kina,
koklea terminal yang terjadi pada stress akibat gangguan keseimbangan endokrin seperti
Beberapa tinnitus dapat dieliminasi dengan obat-obatan atau pembedahan. Terkadang beberapa
kasus tinnitus dapat mengalami resolusi secara spontan, tetapi banyak juga yang menetap.
Pengobatan didasarkan pada kelainan yang didapat seperti bila ada kotoran telinga maka telinga
dibersihkan, bila ada infeksi telinga, hidung atau keduanya akan diberi obat-obatan. Pada tinnitus
subjektif karena penyebabnya sering tidak diketahui maka pengobatannya menjadi lebih sulit.
Bila dengan obat-obatan tidak ada perbaikan maka diberi TRT (tinnitus retraining therapy). TRT
adalah suatu cara dimana pasien diberikan suara lain sehingga keluhan telinga berdenging tidak
dirasakan lagi.4 Saat ini sedang sangat popular terapi tinnitus dengan sound therapy atau yang
lebih sering di kenal sebagai terapi musik. Terapi musik merupakan penelitian dari Jerman yang
menggunakan terapi musik yang didesain secara khusus. Cara murah dan mudah dengan terapi
musik ini mampu mengurangi tingkat kebisingan suara di telinga penderita tinnitus. Peneliti
melakukan kajian terhadap partisipan dengan menggunakan musik favorit peserta yang
dicocokkan dan dimodifikasi dengan frekuensi suara di telinga. Setelah satu tahun, partisipan
mengalami penurunan suara bising pada telinga penderita tinnitus. Terapi musik telah
terbukti menjadi pengobatan tinnitus yang sangat efektif karena membahas permasalahan fisik
mendasar dengan telinga dan otak yang paling sering ditemukan pada
penyakit tinnitus.Terapi suara mengurangi penyebab paling umum dari tinnitus. Nada yang
berada otot telinga tengah, merangsang silia, menenangkan sel-sel otak yang hiperaktif juga
Dalam mengurangi risiko terkena Tinnitus, langkah awal sebaiknya dimulai dari menghindarkan
telinga dari objek tumpul, salah satunya pembersih telinga (cotton bud). Dalam kegiatan sehari-
hari, telinga pun perlu mendapatkan perlindungan dari suara-suara yang sifatnya mengganggu
dan terlalu keras. Gunakan ear plugs atau ear muffs agar telinga tidak dibiasakan mengulang-
ulang suara yang sifatnya merusak pendengaran. Selain dari beberapa penjelasan di atas tentang
mengurangi konsumsi kafein, nikotin, dan tembakau, ada beberapa tambahan tips untuk
Hindari kondisi terlalu lelah dan istirahatlah dengan cukup. Lakukan olahraga yang cukup
Coba untuk menyamarkan bunyi dengan menghindari suasana yang terlalu sepi atau
Kesimpulan
Tinitus merupakan suara berdenging disatu atau kedua telinga. Penyebabnya sangat bervariasi
daik itu dari dalam telinga sendiri maupun luar telinga. Penggunaan obat-obatan tertentu juga
sangat dapat menimbulkan gejala ini. Oleh karena itu Seringkali Tinnitus bukan merupakan
suatu hal yang harus diwaspadai, namun pada kasus khusus, Tinnitus adalah gejala dari penyakit
berdenging
3. Cambridge Communication Limited. Anatomi dan fisiologi. Edisi 2. Jakarta: EGC, hal 63
7 Desember 2013
Desember 2013